Tafsiran 2 Korintus 6 Rev [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS HERMENEUTIKA PERJANJIAN BARU I



TAFSIRAN 2 KORINTUS 6 : 1- 10



KELOMPOK 5 : SHEVANYA LINTUURAN VIRGIN SARIOWAN MICHAEL RARUN VINCENT KAMBEY



YAYASAN GMIM Ds .A.Z.R.WENAS FAKULTAS TEOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA TOMOHON 2018



TAFSIRAN 2 KORINTUS 6 : 1-10 “Paulus dalam pelayanannya” 1. LATAR BELAKANG UMUM a) PENULIS Sejak awal surat ini diterima sebagai surat yang ditulis oleh Paulus. Dalam 2 Korintus 1 : 1 Paulus memperkenalkan dirinya sebagai rasul Yesus Kristus. Paulus, yang nama Yahudinya adalah Saulus, lahir di Tarsus, sebuah kota penting yang menjadi pusat Cilisia di bagian selatan Asia Kecil. Di bawah pemerintahan dinasti Seleukus, kota Tarsus menjadi kota Hellenis yang bertumbuh menjadi pusat pendidikan, yang menyaingi Atena dan Alexandria Walaupun bertumbuh dalam tradisi iman Israel dan ayahnya seorang Farisi (Kis. 23:6), Saulus memiliki kewarganegaraan Romawi (Kis. 22:28). Kita tidak tahu bagaimana ia memiliki kewarganegaraan itu, tetapi ada kemungkinan bahwa kewarganegaraan itu dibeli. Masa muda Saulus dihabiskan bukan di Tarsus, melainkan di Yerusalem. Di sana, ia menerima pelajaran dari seorang rabi Yahudiyang terkenal, yaitu Gamaliel (Kis. 22:3). Dari Gamaliel, Saulus tidak hanya belajar menjadi seorang ahli dalam tradisi Perjanjian Lama, tetapi juga dalam tradisi penafsiran rabinik. Semangat Paulus dalam mempelajari tradisi hukum Taurat akhirnya membuat dia menjadi semakin benci terhadap orang Kristen. Apakah Paulus pernah menikah atau tidak, sulit kita menjawab dengan pasti karena tidak ada informasi apa pun mengenai pernikahannya. Mungkin saja Paulus menikah, sebab pada kenyataannya hanya sedikit orang Yahudi tidak menikah. Kalau dia menikah, mungkin istrinya telah meninggal sebelum ia menjadi pengikut Yesus, sebab dalam surat-suratnya tidak disebutkan tentang istrinya. Saulus mulai tampil dalam sejarah Kristen dalam kaitannya dengan penganiayaan terhadap orang Kristen (Kis. 7:58). In sangat membenci orang Kristen karena mereka memproklamasikan seseorang yang telah disalibkan sebagai Mesias yang dijanjikan. Segera sesudah kematian Stefanus, Saulus memimpin gerakan penganiayaan terdap orang Kristen (Kis. 8:3; 22:4; 26:10-11: 1 Kor 15:9; Gal. 1:13: Fil. 3:6). Ia meminta surat izin dari imam besar agar ia pergi ke Sinagoge di Damsyik untuk menangkap dan menganiaya orang Kristen (Kis. 9:1,2) Menurut laporan Lukas, tindakan itu ia lakukan sebagai suatu bentuk pelayanan kepada Allah (Kis. 22:3; 26:9). Itulah sebabnya, mengapa Saulus sangat bersemangat ketika melakukan penganiayaan terhadap orang Kristen. Akan tetapi, dalam perjumpaannya dengan Tuhan, Saulus berubah menjadi seorang pengikut Yesus dan masuk dalam persekutuan bersama orang-orang Kristen Saulus, yang tadinya musuh orang Kristen, berubah menjadi seorang sahabat. Lukas dengan jelas menganggap masuknya Saulus menjadi orang Kristen sebagai suatu peristiwa yang sangat penting. Oleh karena itu, ia tiga kali melaporkan peristiwa yang sama. Satu kali ia ceritakan dalam Kisah Para Rasul 9:3-19 dan dua kali ia laporkan sebagaimana yang diucapkan oleh Saulus (Kis. 22:6-16:26:12-18).1 Dari ketiga laporan itu kita tahu bahwa Saulus mengalami suatu perjumpaan dengan Tuhan yang telah bangkit di jalan menuju Damsyik. Tiba-tiba ada cahaya memancar dari langit dan mengelilingi dia. Ia rebah ke tanah dan mendengar suara yang berkata kepadanya, "Saulus, Saulus, mengapa engkau menganiaya Aku?" Jawab Saulus, "Siapa Engkau, Tuhan?" Kata-Nya, "Akulah Yesus yang kauaniaya itu. Tetapi, bangunlah dan pergilah ke dalam kota, di sana akan 1



Samuel Benyamin Hakh,Perjanjian Baru:Sejarah,Pengantar dan Pokok-pokok Teologisnya.(Bandung:Bina Media Informasi,2010),84-85



dikatakan kepadamu apa yang harus kau perbuat." Saulus bangun dan membuka matanya, tetapi ia tidak dapat melihat. la harus dituntun oleh teman-temannya ke Damsyik. Ia tidak melihat dan tidak makan selama tiga Hari Pada hari yang ketiga, Ananias memberitahukan kepadanya makna peristiwa itu dan masa depan misi yang harus ia lakukan (Kis. 9.10-10;22:10-16). Setelah itu, barulah ia bisa melihat kembali dan dibaptis menindih Kristen Saulus kemudian melukiskan peristiwa penampakan itu sebagai kuasa ilahi, yang melaluinya, ia berbalik dari apa yang ia lakukan sebelumnya (1 Kor. 9:17; 15:10: Gal. 1:15). Ia yakin bahwa ia telah melihat Yesus yang telah bangkit itu, yang memanggilnya menjadi seorang rasul (Kis.9:1:15:8).2 Masuknya Saulus menjadi orang Kristen temyata tidaklah mudah menurut laporan Lukas, orang-orang Yahudi di Antiokhia mengawal semua pintu kota untuk menangkap dan membunuh Saulus. Namun orang-orang Kristen di Antiokhia menolong Saulus. Mereka memasukkannya ke dalam keranjang dan mengeluarkan dia dari tembok kota. Saulus kemudian melakukan perjalanan ke Yerusalem (Kis. 9:23-25) Di sana, ia bertemu dengan para rasul dan orang Kristen lainnya. Di Yerusalem, ancaman kepada Saulus justru datang dari orang Yahudi Hellenis. Mereka berusaha membunuh dia. Oleh karena itu, orang-orang Kristen di Yerusalem membawa dia ke Kaisarea dan dari situ ia berangkat menuju Tarsus (Kis. 9:28-30). Bamabas mencari dia ke Tarsus, lalu membawa dia ke Antiokhia. Setelah satu tahun tingga di Antiokhia, terjadi kelaparan di Yudea, sehingga jemaat di Antiokhia mengutus Saulus dan Barnabas membawa sumbangan kepada jemaat-jemaat di Yudea. 2 Kemungkinan besar Saulus belajar dari para rasul dan tradisi Kristen yang sudah berkembang di kalangan persekutuan Kristen. Sementara itu, perlu dicatat bahwa sebelumnya Saulus telah memiliki kemampuan berteologi yang dia peroleh ketika menjadi murid Gamaliel. Selain itu, satu hal yang tidak boleh dilupakan: Saulus percaya bahwa Yesus orang Nazaret itu hiduplah telah bangkit dari kematian. Mesias yang disalibkan itu tidak lagi mati, tetapi hidup dan memerintah sebagai Tuhan. Mesias itulah yang telah memanggil dia menjadi rasul-Nya. Kepercayaan akan Yesus yang telah mati dan bangkit itu menjadi titik tolak dalam pemberitaan dan pembangunan teologi Saulus.3 b) PENERIMA Paulus menujukan suratnya ini kepada jemaat Allah di Korintus dengan semua orang kudus di seluruh Akhaya, orang kudus yang dimaksud ini dapat berarti orang-orang percaya (Kristen) yang ada di Akhaya. c) WAKTU PENULISAN Surat 2 Korintus ditulis sekitar tahun 55 M dalam perjalanan missioner Paulus ketiga. d) TEMPAT PENULISAN Dalam 2 Korintus 12:14 dan 13:1, Paulus mengumumkan kunjungannya yang ketiga kepada jemaat di Korintus, sehingga mestinya ia sudah ke Korintus sekali lagi setelah menulis Surat 1 Korintus. Dalam 2 Korintus 1:15-16, Paulus berbicara tentang rencana perjalanan langsung ke Korintus, lalu ke Makedonia. Dari Makedonia, ia kembali ke Korintus dan dari sana ia ke Yudea. 2 3



Samuel Benyamin Hakh,85-86 Samuel Benyamin Hakh,87



Sementara itu, menurut 2 Korintus 2:1. Paulus mengatakan bahwa ia telah memutuskan tidak akan melakukan lagi suatu perjalanan dalam dukacita. Tampaknya Paulus secara tidak langsung menunjuk kepada suatu kunjungan yang pernah ia lakukan dan kunjungan itu mendukacitakan hatinya. Kunjungan itu ia lakukan sesudah menulis Surat 1 Korintus. Itu merupakan kunjungannya yang kedua setelah ia mendirikan jemaat itu pada kunjungannya yang pertama. Sesudah kunjungan kedua itu, Paulus menulis surat "air mata (2 Kor 2:4; 7:8, 12), Ini adalah kunjungan yang disebutkan dalam 2 Korintus 1:15, yang terjadi sebagai akibat dari perubahan rencana perjalanan yang tercermin dalam I Korintus16:5, dan seterusnya. Setelah insiden itu, Paulus tidak melakukan perjalanan yang ia sebutkan dalam 2 Korintus 1:16, tetapi tampaknya kembali ke Efesus dan menuliskan surat air mata yang dikirimkan ke pada jemaat di Korintus melalui perantaraan Titus (2 Kor. 7:5-9), sehingga Paulus tidak secara langsung menghadapi persoalan itu.Dari Efesus, Paulus melakukan perjalanan yang membahayakan (2 Kor. 1:8) melalui Troas (2 Kor. 2:12) ke Makedonia, di mana ia bertemu dengan Titus (2 Kor. 7:6-7). Titus menyampaikan berita yang menggembirakan tentang jemaat di Korintus. sehingga Paulus merencanakan kunjungannya yang ketiga (2 Kor. 12:14 dan 13:1).Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Surat 2 Korintus ditulis sekitar tahun 55 M di Makedonia.4 e) SITUASI PENULISAN Dalam surat kedua ini, Paulus berusaha untuk membela diri terhadap serangan lawanlawannya itu. Ditinjau dari sudut sastra, dalam surat ini terdapat unsur-unsur sebagai berikut: 1 Surat rujukan (1:3-2:13 dan 7:5-16) Surat C. 2 Apologia (2:14-6:13 dan 7:2-4)Surat A Paulus mencoba membujuk mereka yang telah mengabaikan ajarannya agar tetap taat kepada ajarannya. 3 Pengumpulan dana (8-9). 4 Serangan yang keras (10-13)Surat B.5 Namun demikian, bila ditinjau dari segi urutannya, Surat 2 Korintus dapat dibagi atas tiga bagian surat Pertama, surat A disebut sebagai surat apologia (2:14-6:13 dan 7:2-4 Paulus melakukan apologi karena para penisuh di Korintus datang dengan surat-surat pujian) dari gereja lain yang mengenal diri mereka. Paulus menolak surat-surat itu karena menurut Paulus, jemaat di Korintus sendiri merupakan surat pujian (3:1-3) Lawan-lawan itu pun menyatakan diri sanggup selaku rasul Paulus pun menyatakan dirinya memiliki kesanggupan sebagai rasul," tetapi kesanggupan itu bukan berasal dari diri sendiri, seperti lawan-lawannya itu, melainkan dari Allah(3:4-7) Menurut Paulus, ia menjadi pelayan karena Yesus Kristus (4:1-6 Oleh karena itu, ia tidak memberitakan dirinya sendiri, tetapi memberitakan Yesus sebagai Tuhan Karena pemberitaan itu, ia mengalami penderitaan (4:8-18) yang merupakan perwujudan kematian Yesus tetapi yang dipandang oleh lawan-lawannya sebagai kutuk karena mereka tidak memahaminya (band. I Kor 12:3) Apologia ini ditempatkan sebagai surat Akkarena 4 5



Samuel Benyamin Hakh,155-156 Samuel Benyamin Hakh,159



dalam apologia itu Paulus cukup yakin akan kedudukannya sebagai rasul. Paulus juga percaya bahwa ia dapat meyakinkan lawan-lawannya dengan argumentasi yang kuat, sehingga berharap dapat merangkul kembali orang Kristen di Korintus. Keyakinan yang demikian mestinya ditempatkan sebelum kunjungan antara kepada jemaat Korintus. Surat apologia ini disusul dengan satu kunjungan antara (2 Kor 2:1;12:14: 13:1) yang berlangsung secara singkat. Kunjungan itu rupanya tidak membuahkan hasil yang memuaskan, malahan konflik yang ada semakin mencapai puncaknya, sehingga muncullah apa yang disebut sebagai 'surat air mata'6 Kedua, surat yang disebutkan sebagai surat air mata (10-13) Dalam surat ini, Paulus dengan keras menyerang para penyet itu dan dengan pedas mengecam jemaat karena telah dikuasai oleh lawan lawannya dan malah dengan sukacita mereka bersekutu dengan lawan lawannya itu (9:20, dst.). Dalam pasal-pasal ini, serangan Paulus terhadap para penyesat itu lebih tajam dan lebih bersifat pribadi. Situasi dalam bagian surat ini agaknya tanpa harapan bahwa Paulus merangkul kembali jemaat. Namun, ternyata, sesuatu di luar dugaan pun terjadi. Banyak anggota jemaat yang kembali kepada ajaran Paulus. Utusan Paulus, yakni Titus, yang tiba setelah surat air mata itu, terbukti berhasil dalam membawa jemast kembali pada ajaran Paulus. Sementara itu, Paulus berangkat dari Efesus menuju Makedonia. Disana, Paulus mendapatkan tantangan pula dari para pengajar sesat (band. 2 Kor. 7:5 dengan 82). Namun demikian, di sana juga, Titus bertemu dengan Paulus dan membawakan berita sukacita kepadanya tentang keadaan jemaat di Korintus (2 Kor. 7:5-16). Dengan demikian, seharusnya 2 Korintus 2:14-7:4 dituliskan sebelum 2 Korintus 7:5. 7 Ketiga, surat yang disebut sebagai surat rujukan (1:1-2:13 dan 7:5-16) Sesudah pertentangan di Makedonia diselesaikan, Paulus, atas inisiatif orang Makedonia, mengumpulkan dana (2 Kor. 8). Setelah itu, ia menulis surat kepada semua jemaat di Propinsi Akhaia, yang terpelihara dalam 2 Korintus 9. Usaha pengumpulan dana itu nampaknya memperlihatkan situasi yang sudah berubah, yakni sudah ada rujukan antara Paulus dengan Jemaat itu, Paulus mengutus Titus bersama dengan beberapa saudara dari Yerusalen. Sementara itu, Paulus sendiri pergi ke Korintus, di mana ia tinggal di sana selama tiga bulan (Kis. 20:3)7 f) TUJUAN PENULISAN Ini bukanlah akhir dari surat-menyurat Paulus dengan jemaat di Korintus. la sedikitnya berhasil membujuk mereka agar mengubah pikiran, sebab kita tidak mendengar lagi adanya pertanyaan-pertanyaan tentang kebangkitan atau pernikahan, atau soal makanan yang dibeli di kuil-kuil kafir. Tetapi masih ada masalah, kali ini berkaitan dengan tibanya utusan-utusan "rasulrasul" sebagaimana mereka menyebut diri mereka sendiri - mungkin sekali dari jemaat di Yerusalem (2 Kor. 11:1-15). Paulus sudah menghadapi orang-orang semacam ini di jemaatjemaat di Galatia. Tetapi mereka yang datang ke Korintus bukanlah guru-guru agama Yahudi dalam arti sebenarnya. Mereka tidak berusaha membujuk orang-orang Korintus untuk menjadi orang Yahudi dengan menerima sunat dan hukum Taurat. Tetapi berusaha membujuk orangorang Korintus tips agar tidak setia kepada Paulus melainkan kepada pemimpin-pemimpin Yahudi dari jemaat pertama di Yerusalem Paulus rupanya memilih mengunjungi jemaat di Korintus sewaktu orang-orang tersebut masih tinggal di situ dan itulah yang disebutnya sebagai 6 7



Samuel Benyamin Hakh,160 Samuel Benyamin Hakh,161



"kunjungan dukacita" (2 Kor. 2:1). Kunjungan tersebut memang menyakitkan bagi Paulus, sebab ia dihina oleh rasul-rasul palsu tersebutdan mereka menyatakan kewenangannya sebagai rasul patut diragukan. la meninggalkan kota itu dengan terburu-buru sesuatu yang kemudian disesalinya, sebab kelihatannya hal itu malah meneguhkan apa yang dikatakan lawan-lawannya (2 Kor. 1:12-22). Akibatnya orang-orang Kristen di Korintus ditinggalkan dalam keadaan kacau. Siapakah rasul-rasul sejati, dan bagaimana mereka membedakan antara yang sejati dan yang palsu? Kesetiaan mereka berayun dari satu pihak ke pihak lainnya. Dengan maksud menjelaskan persoalannya, Paulus menulis surat sekali lagi. Itulah Surat 2 Korintus.8 g) GARIS BESAR ISI KITAB          



Salam dan Doa Ucapan Syukur (1:1-11) Paulus Ingin Berdamai dengan Lawan-lawannya (1:12-16:13, 7:2-16) Bagian yang Mungkin Berasal dari Surat yang Lain (6:14-7:1) Paulus Mendorong Jemaat Korintus untuk Menjadi Penyumbang Sukarela (8:1-9:15) Paulus Membela Dirinya sebagai Rasul Kristus yang Sejati (10:1-12:21) Nasihat-nasihat Terakhir dan Salam (13:1-13)



2. LATAR BELAKANG KHUSUS 2 Korintus 6:1-10 merupakan bagian dari surat Apologia (Surat A) yang sudah dijelaskan dalam latar belakang umum dengan pokok utama yang dipermasalahkan adalah kewenangan Paulus sebagai rasul. Yang penting dalam apologia ini ialah Paulus tidak menyerang pandangan lawan-lawannya sebagai suatu keseluruhan melainkan menerimanya sebagian, meskipun ia memberikan suatu orientasi lain pada pandangan tersebut. Meskipun tuntutan lawan-lawannya pada akhirnya didasarkan pada diri mereka sendiri. Paulus menerima tuntutan dan penegasan diri mereka, tetapi itu selalu dari titik tolak bahwa ia telah menerima segala-galanya sebagai karunia Allah melalui Kristus. Itu berarti bahwa ia sendiri secara paradoks adalah orang yang tidak begitu penting, namun sebagai hamba Tuhan, ia dapat mengajukan tuntutannya pula. Ia berbicara tentang kemurnian motivasi yang mendasari pelayanannya. Ia tidak memberitakan dirinya sendiri (seperti yang jelas dilakukan lawan-lawannya), melainkan Yesus Kristus sebagai Tuhan-dan demi Yesus pulalah ia menjadi pelayan gereja (4:1-5);9 Maka dari itu muncul himbauan-himbauan yang menunjukkan cara Paulus melengkapi pelayanannya; 'dalam hal apapun ia tidak memberi sebab orang tersandung,' melainkan telah bertekun dalam pelayanannya, melalui penderitaan dan segala bentuk kesukaran (6:1-10). Karena 8



John Drane,Memahami Perjanjian Baru:Pengantar Historis-Teologis.(Jakarta:BPK Gunung Mulia,2016),360-361 Willi Marxsen,Pengantar Perjanjian Baru:Pendekatan kritis terhadap masalah-masalahnya.(Jakarta:BPK Gunung Mulia,2018),94 9



itu, kerendahan Paulus merupakan bukti yang paradoks bagi keabsahan kegiatannya sebagai pelayan Kristus10. Dalam terang ini, penderitaan Paulus sama sekali tidak bertentangan dengan pernyataannya bahwa ia seorang rasul. Sebaliknya merupakan pembuktian yang paling jelas tentang kebenaran pernyataannya itu (2 Kor. 6:1-10).11 3. PERBANDINGAN TEKS LAI-TB 1 Sebagai teman-teman sekerja, kami menasihatkan kamu, supaya kamu jangan membuat menjadi sia-sia kasih karunia Allah , yang telah kamu terima. 2 Sebab Allah berfirman: "Pada waktu Aku berkenan, Aku akan mendengarkan engkau, dan pada hari Aku menyelamatkan, Aku akan menolong engkau." Sesungguhnya, waktu ini adalah waktu perkenanan itu; sesungguhnya, hari ini adalah hari penyelamatan itu. 3 Dalam hal apapun kami tidak memberi sebab orang tersandung, a supaya pelayanan kami jangan sampai dicela. 4 Sebaliknya, dalam segala hal kami menunjukkan, bahwa kami adalah pelayan Allah, yaitu: dalam menahan dengan penuh kesabaran dalam penderitaan, kesesakan dan kesukaran 5 dalam menanggung dera, dalam penjara dan kerusuhan, dalam berjerih payah, dalam berjaga-jaga dan berpuasa; 6 dalam kemurnian hati, pengetahuan, kesabaran, dan kemurahan hati; dalam Roh Kudus d dan kasih e yang tidak munafik; 7 dalam pemberitaan kebenaran dan kekuasaan Allah; dengan menggunakan senjata-senjata keadilan untuk menyerang ataupun untuk membela 8 ketika dihormati dan ketika dihina; i ketika diumpat atau ketika dipuji; ketika dianggap sebagai penipu, namun dipercayai, 9 sebagai orang yang tidak dikenal, namun terkenal; sebagai orang yang nyaris mati, dan sungguh kami hidup; sebagai orang yang dihajar, namun tidak mati; 10 sebagai orang berdukacita, namun senantiasa bersukacita; sebagai orang miskin, namun memperkaya o banyak orang; sebagai orang tak bermilik, sekalipun kami memiliki segala 10 11



Willi Marxsen,95 John Drane,365



ESV 1 Working together with him, then, we appeal to you not to receive the grace of God in vain. 2 For he says, “In a favorable time I listened to you,and in a day of salvation I have helped you.” Behold, now is the favorable time; behold, now is the day of salvation. 3 We put no obstacle in anyone's way, so that no fault may be found with our ministry, 4 but as servants of God we commend ourselves in every way: by great endurance, in afflictions, hardships, calamities 5 beatings, imprisonments, riots, labors, sleepless nights, hunger; 6 by purity, knowledge, patience, kindness, the Holy Spirit, genuine love; 7 by truthful speech, and the power of God; with the weapons of righteousness for the right hand and for the left; 8 through honor and dishonor, through slander and praise. We are treated as impostors, and yet are true; 9 as unknown, and yet well known; as dying, and behold, we live; as punished, and yet not killed; 10



as sorrowful, yet always rejoicing; as poor, yet making many rich; as having nothing, yet possessing everything.



GREEK



sesuatu.



4. KATA KUNCI Sia-sia : menunjukan hampa,ketidak berhasilan dalam usaha-usaha manusia,memiliki arti jahat (dosa) Penyelamatan: proses, cara, perbuatan menyelamatkan : terbebas dari bahaya, malapetaka, bencana; terhindar dari bahaya, malapetaka; bencana; tidak kurang suatu apa; tidak mendapat gangguan; kerusakan, dan sebagainya Tersandung : terantuk, terhalang; mendapat rintangan Pelayanan Kesabaran Berjerih-payah Roh kudus Keadilan Dipercayai Terkenal Orang miskin



5. POKOK PIKIRAN   



Ayat 1 : Nasihat Paulus Ayat 2 : Firman Allah Ayat 3-10 : Pelayanan Paulus



6. URAIAN TAFSIRAN  Ayat 1 Dalam ayat 1, kata ganti orang pertama jamak (kami tidak mencakup pembaca. Ini adalah contoh "kata ganti bentuk jamak yang dipakai untuk menyebut diri penulis surat itu sendiri". Karena itu beberapa terjemahan memakai bentuk orang pertama tunggal ("aku") dalam bagian ini. Banyak terjemahan memulai pasal ini dengan alinea ( baru di sini, tetapi beberapa terjemahan masa kini tidak membuat alinea baru. Dalam bahasa Yunani, ada kata penghubung, serta beberapa kata yang mengikat erat isi dari ayat ini dengan bagian sebelumnya. TB tidak



menerjemahkannya. BIMK menunjukkan hubungan dengan bagian sebelumnya dengan terjemahannya: Karena kami bekerja bersama-sama dengan Allah. Sebagai teman-teman sekerja: Dalam bahasa Yunaninya tidak jelas siapa teman sekerja Paulus di sini. Ada beberapa kemungkinan mengenai siapa teman sekerja itu, yaitu Kristus, orang Korintus, atau mungkin rekan sekerja Paulus yang melakukan perjalanan atau bekerja bersamanya). Namun, yang paling mungkin adalah Allah (BIMK), karena dalam 5:2, Paulus dengan jelas berbicara bahwa Allah menasihati jemaat di Korintus melalui dirinya (dan orang-orang lain). Bagian ini dapat juga dibuat menjadi satu kalimat pendek, misalnya: Kami bekerja bersama-sama dengan Allah. Karena itu Kami menasihatkan kamu: Kata kerja yang digunakan di sini sama dengan yang diterjemahkan "menasihati (kamu)" di dalam 5:20. Hubungan antara 5:20 dan ayat ini dapat ditunjukkan seperti: kami juga menasihati kalian. Kita dapat juga menerjemahkan seperti: kami mau memberi kalian nasihat seperti ini:.. Jangan membuat menjadi sia-sia: Terjemahan harfiah dari bahasa Yunaninya ialah "jangan menjadi sia-sia/hampa". Artinya "jangan (membuat sesuatu] menjadi tanpa hasil", atau "... tidak berguna". Dalam konteks ini sikap membuat karunia Allah menjadi sia-sia mungkin berarti berkelakuan yang tidak sesuai dengan cara hidup yang seharusnya dilakukan oleh orang Kristen. Kata kerja dalam frasa yang telah kamu terima dapat menunjukkan kejadian baik di waktu sekarang maupun lampau. 12 Paulus berkata dalam pasal 5:21 bahwa kita dibenarkan oleh Allah di dalam Kristus. Lalu ia melanjutkan, "Sebagai teman-teman sekerja." Teman-teman sekerja siapakah? Tentu temanteman sekerja Kristus dalam memberitakan Injil pendamaian itu. Paulus telah berkata, "Karena kami adalah kawan sekerja Allah" (1 Kor 3:9). Paulus juga berkata dalam pasal 5:20 bahwa permintaan kita kepada orang-orang yang berdosa ialah "seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami". Sebenarnya Allah sendirilah yang meminta dan mengajak orangorang berdosa itu agar bertobat, tetapi dalam ayat 1 Paulus berkata bahwa ia juga meminta sesuatu dari orang berdosa. Dalam pasal 5:20 permintaan Paulus adalah supaya orang berdosa menerima kasih karunia pendamaian itu, tetapi dalam pasal 6:l ia meminta supaya jangan membuat kasih karunia Allah yang telah diterima oleh mereka itu menjadi sia-sia. Dapatkah seseorang membuat kasih karunia Allah yang telah diterimanya itu menjadi sia-sia? Dapat. Oleh karena itu, Paulus meminta agar setiap orang jangan membuat kasih karunia Allah yang telah diterimanya itu menjadi sia-sia. Apakah maksud Paulus dengan permintaannya itu? Bagaimanakah orang dapat membuat kasih karunia Allah yang telah diterimanya itu menjadi siasia? Apakah "kasih karunia Allah itu Arti penawaran pendamaian atau pendamaian? "kasih karunia Allah" itu berarti "pendamaian" Kasih karunia Allah ialah suatu pemberian dari Allah. Pendamaian itu ditawarkan-Nya kepada semua orang dan Paulus meminta agar setiap orang jangan membuat tawaran itu menjadi sia-sia. Bagaimanakah seseorang dapat membuat kasih karunia itu menjadi sia-sia? Ada berbagai cara dapat membuat kasih karunia Allah itu menjadi sia-sia Para penafsir memberikan jawaban yang berlainan atas persoalan itu. 1. Ada orang yang menerima kasih karunia Allah itu dengan cara seperti yang telah dikatakan Tuhan Yesus dalam perumpamaan-Nya tentang "Seorang Penabur" (Mat 13:12 dan selanjutnya). Seseorang mendengar Injil pendamaian itu dan menerimanya dengan senang hati, tetapi karena Injil itu tidak berakar di dalam hatinya dan karena penganiayaan dan hal-hal lain menimpanya, ia menjadi mundur. Apakah orang-orang ini yang dimaksudkan oleh Paulus, kita 12



Roger L.O, John Ellington.Pedoman Penafsiran Alkitab:Surat Paulus yang kedua kepada Jemaat di Korintus. (Jakarta:LAI,2013),124



tidak dapat memastikannya. Namun, demikianlah mungkin caranya seseorang membuat kasih karunia Allah menjadi sia sia. 2. Orang yang menolak Injil dan yang menolak kasih karunia Allah, tentu tidak mau menerima kasih karunia Allah itu sebab menolak dan menerima adalah dua hal yang berlawanan. Jika Paulus bermaksud menolak, tentu ia memakai perkataan menolak. Namun, permintaan Paulus ialah janganlah membuat kasih karunia Allah itu menjadi sia sia. Jelaslah bahwa kita harus menolak tafsiran ini. 3 .Dari permulaan jemaat Kristus sampai sekarang banyak guru-guru palsu yang telah mengajarkan bahwa setiap orang yang sungguh-sungguh percaya kepada Kristus, boleh tetap melakukan dosa. Mereka berkata bahwa sekalipun seseorang berbuat dosa, ia tetap diselamatkan. Rasul Paulus berkata, Bolehkah kita bertekun dalam dosa supaya semakin bertambah kasih karunia itu? Sekali-kali tidak Rm 6:1-2). Lihat juga Yudas 4 dan 1 Yohanes 3:8. Paulus sangat menentang ajaran sesat seperti itu, dan juga orang-orang di dalam jemaat yang masih tetap berharap kepada hukum Taurat supaya diselamatkan. Paulus berkata kepada orang yang demikian, "Kamu lepas dari Kristus (boleh diterjemahkan jatuh dari kasih karunia'), jikalau kamu mengharapkan kebenaran oleh hukum Taurat"(Gal 5:4). 4. Di dalam surat Paulus kepada orang Ibrani terdapat banyak ajaran dan peringatan supaya orang Kristen tetap bertekun. Lagi pula dalam surat Ibrani dan surat Petrus terdapat banyak ajaran dan peringatan supaya orang-orang jangan murtad, jangan menyangkal Kristus dan jangan menyangkal ajaran Kristen yang terdapat dalam Alkitab.Selidikilah Yohanes 8:30-31; Ibrani10:26-29;II Petrus 2:1-4; Yudas 1:4-5; Filipi 3:18-19; Roma11:20-21. Dari kurang lebih 283 ayat yang terdapatdi dalam surat Ibrani, 160 di antaranya adalah ayat-ayat peringatan. Selain itu, Rasul Paulus berkata tentang orang yang akan murtad dalam I Timotius 4:1, yaitu orang yang akan mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran setan-setan. 5 .Mungkin dengan pesan ini, Paulus (6:1) masih berpikir tentang takhta pengadilan Kristus (5:10) dan bagaimana kita harus berhati-hati membangun di atas dasar yang sudah diletakkan, yaitu Kristus (1 Kor 3:10-15). Sebab pada waktu itu segala perbuatan, pelayanan, dan isi hati kita akan diuji dengan api oleh Kristus sendiri. Dalam menafsirkan ayat ini, timbul suatu persoalan. Jika yang dimaksudkan oleh Paulus adalah hal menghadap takhta pengadilan Kristus, maka ini berarti bahwa orang itu akan tetap diselamatkan namun seperti dari api. Dan dapat dikatakan bahwa ia "membuat kasih karunia Allah menjadi sia-sia", hanya pahalanya saja yang akan hilang. Perkataan sia-sia berarti tidak berguna. Takhta pengadilan Kristus menuntut suatu kehidupan yang suci yang berkenan kepada Kristus. 13 Seluruh perkataan ini bisa berarti bahwa mereka telah menerima kasih karunia Allah, dan sekarang mereka harus menyambut atau memberikan respons atas pemberian Allah tersebut. Terjemahannya dapat dibuat menjadi: Jangan sampai kasih karunia Allah yang kalian terima itu tidak ada hasil dalam hidup kalian. Kita juga dapat mengubah kalimat negatif ini menjadi 13



Roger L.O, John Ellington,125



kalimat positif, misalnya: kami meminta kalian menggunakan dengan baik kebaikan Allah kepadamu. Kita juga dapat membuat dua kalimat pendek, misalnya: Kalian telah menerima kasih karunia Allah. Oleh karena itu kami mendorong kalian untuk tidak membiarkan semuanya berlalu dengan sia-sia. Kasih karunia Allah: Frasa ini terdapat juga di dalam 1:2, 12; 8:1; 9:14. Dalam bahasa tertentu, kasih karunia Allah dapat juga diterjemahkan seperti BIMK kebaikan hati, sehingga bagian akhir ayat ini dapat juga diterjemahkan menjadi Allah sudah banyak menunjukkan kebaikan hati-Nya kepada kamu. Jadi, janganlah kamu dengan sia-sia menerima kebaikan hati-Nya.14  Ayat 2 Kutipan dalam ayat ini diambil dari Yesaya 49:8 terjemahan PL bahasa Yunani kuno, bukan dari bahasa Ibrani. Dalam konteks Perjanjian Lama, ayat ini menunjuk kepada pertolongan Allah kepada bangsa Israel. Paulus menggunakan ayat ini untuk menegaskan betapa penting nasihat yang dia sampaikan kepada orang Korintus itu. Sebab Allah berfirman: Dalam bahasa Yunani Allah ditulis dengan kata ganti "Dia". TB dan BIMK menerjemahkannya dengan "Allah". Berfirman ditulis dalam bentuk kala kini. Paulus menggunakan kata-kata ini untuk waktu sekarang pada saat itu, seolah-olah Allah sedang mengucapkan nya secara langsung kepada orang Korintus. Ada yang menerjemahkannya menjadi Dia telah berkata, menunjukkan bahwa Paulus sedang mengutip dari kata-kata yang telah Allah ucapkan. Kata kerja kala kini yang digunakan dalam bahasa Yunani menunjukkan bahwa kebenaran Alkitab itu bersifat kekal. Kita mungkin perlu memperjelas bahwa perkataan Allah yang dikutip Paulus ini "tertulis di dalam Kitab Suci" (bnd. BIMK). Pada waktu Aku berkenan: Kata-kata Yunaninya secara harfiah berarti "dalam waktu yang diperkenankan" (bnd. BIMK). Ada ahli tafsir yang mengartikannya seperti: "berkenan bagi manusia", tetapi kebanyakan ahli mengartikannya sebagai waktu yang berkenan bagi Allah untuk menunjukkan kemurahan hati-Nya kepada umat-Nya, seperti dalam TB. Terjemahan BIMK lebih harfiah, dengan membiarkannya mempunyai arti ganda. Aku akan mendengarkan engkau: Bahasa Yunaninya secara harfiah berarti "Aku mendengarkan engkau", yang berarti Allah mendengar dan menjawab doa-doa umat-Nya. Akan (TB) mungkin adalah gaya bahasa untuk menunjukkan bahwa setiap kali waktunya tiba, Allah yang telah mendengar doa umat-Nya juga "akan" menjawabnya. Namun dalam TB2 terjemahannya telah diubah menjadi: "Aku mendengarkan engkau", tanpa "akan" yang lebih sesuai bentuk kata kerja Yunani. Sebaiknya penerjemah tidak memakaiakan, dan malahan dapat memakai frasa "sudah mendengarkan (BIMK). Beberapa terjemahan menggunakan kata kerja "menjawab menggantikan kata kerja "mendengar" Dalam bahasa Yunaninya, kata ganti orang kedua engkau dalam kutipan ini berbentuk tunggal. Dalam Perjanjian Lama, kata ganti engkau ini menunjuk kepada Hamba Tuhan. Paulus mengutip ayat PL ini karena dia berpikir bahwa ada kemiripan antara kutipan tersebut dengan keadaannya sendiri. Tetapi di dalam seruan berikutnya, kutipan ini diterapkan juga kepada orang-orang Korintus. Meskipun begitu, sama seperti dalam terjemahan, seperti dalam bahasa Yunaninya. TB dan BIMK, kita harus mencerminkan kata ganti orang kedua tunggal. Pada hari Aku menyelamatkan: Terjemahan harfiah dari bahasa Yunaninya ialah pada hari keselamatan (BIMK). Namun secara tersirat, memang Allah yang menyelamatkan, seperti dalam TB. Frasa ini berarti bahwa Allah menolong umat-Nya: "ketika harinya tiba bagi-Ku untuk menyelamatkan engkau". Kita dapat juga menerjemahkannya seperti pada hari “Aku menyelamatkan orang” Susunan dari kutipan Perjanjian Lama ini mungkin harus diubah di dalam beberapa bahasa supaya lebih wajar. Kita dapat menerjemahkan seperti: Aku 14



J Wesley Brill.Tafsiran Surat Korintus kedua.(Bandung:Yayasan Kalam Hidup,1999),89-92



mendengar engkau pada waktu yang tepat. Ya, Aku menolong engkau pada hari Aku Takutkan penyelamatan itu. Meski demikian jangan sampai terjemahan kita memberi kesan bahwa kedua pernyataan ini tejjadi pada waktu yang berbeda. Kedua pernyataan ini menunjuk kepada satu peristiwa yang terjadi bersamaan. 15 Dalam kalimat terakhir ayat ini, Paulus menerangkan kutipan dari Kitab Yesaya itu. Kita harus menunjukkan dengan jelas dalam terjemahan bahasa keterangan Paulus ini bukan bagian dari kutipan itu. Hal ini mungkin sulit ditunjukkan jika bahasa sasaran tidak menggunakan tanda kutip. Untuk itu, kita dapat mengatakan seperti: itulah yang dikatakan-Nya atau Demikianlah kata-Nya di akhir setiap kutipan. Dengan demikian, pembaca akan mengerti bahwa kalimat terakhir di ayat ini bukan bagian dari kutipan Kitab Yesaya. Sesungguhnya: Seperti dalam 5:17 (dan 6:9). kata seru ini bertujuan untuk menarik perhatian khusus kepada apa yang akan dikatakan di bagian berikutnya. BIMK menerjemahkannya dengan Ingatlah baik-baik! Tetapi tidak mengulanginya di pertengahan kalimat. BIMK menggantikannya dengan akhiran penegas -lah setelah Sekarang ini. Terjemahan lain hanya menggunakan tanda seru. Sesungguhnya dapat juga diterjemahkan menjadi: Sekarang dengar baik-baik. Waktu ini adalah waktu perkenanan itu: Paulus menunjuk kepada waktu orang-orang Korintus membaca suratnya. Waktu ini secara umum juga berlaku untuk setiap kali surat ini dibacakan setelah para pembaca pertama mendengarkannya dibacakan. Frasa ini dapat juga diterjemahkan menjadi: Sekarang inilah waktu yang tepat itu. Hari penyelamatan: Frasa ini dapat juga diterjemahkan seperti: Inilah harinya Allah menyelamatkan [umat-Nya). Sesuai dengan penjelasan di atas, di samping TB dan BIMK, ayat ini dapat juga diterjemahkan sebagai berikut: Sebab ada tertulis di dalam Kitab Suci: "Aku mendengar engkau pada waktu yang tepat Ya, Aku menolong engkau pada hari penyelamatan itu Sekarang dengar baik-baik! Sekarang inilah waktu yang tepat itu. Inilah harinya Allah menyelamatkan umat Nya”16 Dalam ayat ini Allah (Yehova) berbicara tentang Mesias, yaitu Yesus Kristus. Allah telah berkata-kata tentang Mesias itu, "Pada waktu Aku berkenan, Aku akan mendengarkan engkau." "Waktu. ..berkenan" berarti masa anugerah, dan itu sama dengan "hari penyelamatan". Paulus bermaksud mengingatkan orang-orang percaya di Korintus tentang pertobatan, tentang iman mereka kepada Tuhan Yesus dan tentang menerima keselamatan dari Yesus Kristus, juga tentang kuasa Roh Kudus yang sangat diperlukan dalam pemberitaan Injil. Paulus menambahkan nasihatnya sendiri kepada kutipan dari Perjanjian Lama ini. Ia berkata, "Sesungguhnya, waktu ini adalah waktu perkenanan itu; sesungguhnya, hari ini adalah hari penyelamatan itu" (ayat 2b).Saat Injil diberitakan merupakan saat perkenanan itu,dan saat inilah hari penyelamatan yang ditentukan oleh Allah. 17  Ayat 3 15



Roger L.O, John Ellington,126 Roger L.O, John Ellington,127 17 J Wesley Brill,92-93 16



Perhatikan bahwa BIMK membalikkan urutan kedua anak kalimat di dalam ayat ini dan membuatnya menjadi dua kalimat pendek. Kita boleh mengikuti cara BIMK. Untuk kata ganti orang pertama jamak kami dalam ayat ini dan dalam sepanjang bagian ini,”Dalam hal apapun:” Kata-kata ini diterjemahkan dari dua kata Yunani. yang bisa berarti "dalam apa pun" atau "kepada siapa pun (bnd. BIMK kepada seorang pun). Kita dapat menerjemahkannya seperti B: kami berusaha tidak menyakiti perasaan siapa pun dalam hal apa pun.18 Kami tidak memberi sebab orang tersandung: Terjemahan harfiah dari bahasa Yunaninya ialah "tidak memberi sandungan". Menurut beberapa ahli tafsir, kata kerja memberi di sini dipakai untuk mengungkapkan suatu maksud, bukan hasil nyata. Karena itu BIMK menerjemahkannya kami berusaha tidak memberi alasan kepada seorang pun untuk melakukan hal itu. Kata benda yang diterjemahkan sandungan dalam Perjanjian Baru hanya terdapat di bagian ini saja, tetapi bentuk kata kerjanya ditemukan di beberapa ayat lain. Kata kerja ini biasanya diterjemahkan menjadi "terantuk/tersandung". Jadi "sandungan" di sini adalah sesuatu yang menyebabkan orang tersandung atau suatu alasan yang membuat orang menjadi terluka atau sakit hati. Seluruh perkataan ini dapat diterjemahkan menjadi kami berusaha agar tidak ada alasan dari pihak kami bagi orang untuk menjadi sakit hati terhadap kami, atau kami berusaha agar kami jangan menyebabkan ada alasan bagi orang untuk merasa sakit hati. 18 Jangan sampai dicela: Bahasa Yunaninya tidak menunjukkan siapa yang akan mencela pelayanan Paulus di sini. Namun dalam konteks ini, Paulus khawatir orang-orang tertentu akan mencela pemberitaannya. Jadi maksud Paulus di sini adalah bahwa jangan sampai pelayanannya dicela oleh orang, bukan Allah. Namun ada juga ahli tafsir yang menganggap bahwa Paulus menunjuk kepada penghakiman Allah pada akhir zaman (lihat 1 Korintus 4:2-5). Dalam bahasabahasa yang tidak mempunyai bentuk pasif, kita dapat menyusunnya dalam bentuk aktif seperti: kami tidak ingin orang lain mencela pelayanan kami. Kita dapat juga memberikan pilihan contoh terjemahan, misalnya: Kami tidak ingin Allah mencela pekerjaan kami, jadi.. 18 Pelayanan kami: Kata ganti kami ditambahkan oleh TB, tetapi kata ganti ini tidak dinyatakan secara eksplisit dalam naskah Yunani. Meski demikian, Paulus jelas menunjuk kepada pekerjaannya sendiri dan teman sekerjanya. Dalam beberapa bahasa kita dapat juga menerjemahkan seperti: pelayanan ini. 18 Sesuai dengan penjelasan di atas, dapat juga diterjemahkan sebagai TB dan BIMK, ayat ini “Kami berusaha agar kami jangan menyebabkan ada alasan bagi orang untuk merasa sakit hati, karena kami tidak ingin orang lain mencela pelayanan kami.” 18 Dalam hal apa pun kami tidak memberi sebab orang tersandung" (6:3) Ayat 2 adalah kalimat sisipan. Ayat 3 merupakan lanjutan dari ayat 1. Dengan ayat ini dan ayat-ayat yang berikutnya Paulus hendak menyatakan bagaimana ia telah melaksanakan tugasnya. Kehidupannya suci sehingga ia dapat berkata, "Dalam hal apa pun kami tidak memberi sebab orang tersandung." Ia tidak melakukan hal-hal yang menyebabkan orang-orang menolak Injil. Kehidupan Paulus tidak menjadi batu sandungan kepada siapa pun.19  Ayat 4 18 19



Roger L.O, John Ellington,127-128 J Wesley Brill,93



Sebaliknya: kata ini menunjukkan bahwa ayat ini menyatakan hal-hal yang bertolak belakang dari “memberi sebab orang tersandung” (ayat3). Ayat 4 menyatakan apa yang sebenarnya Paulus dan kawan-kawannya lakukan. Kita dapat juga menggunakan kata penghubung seperti : Malahan ..., atau sesungguhnya ....Kami menunjukkan bahwa, kami adalah pelayan Allah : karena Paulus dan kawan-kawannya adalah pelayan Allah, mereka sanggup membuat hidup mereka menjadi contoh untuk diteladani. Cara lain menerjemahkan bagian ini adalah : karena kami ini pelayan-pelayan Allah, kami malahan (mencoba) membuat hidup kami menjadi contoh untuk diteladani. Kami : kata ganti ini tidak termasuk para pembaca. Kami menunjukkan : kata kerja menunjukkan dipakai unuk mengungkapkan suatu maksud, bukan hasil nyata. Karena itu, kita dapat juga menerjemahkan seperti : kami mencoba menunjukkan. Kata ini dalam 3-1 diterjemahkan menjadi “memujikan diri” Dalam menahan dengan penuh kesabaran .... Inilah cara Paulus menunjukkan bahwa dia adalah pelayan Allah ketika dia mengalami masalahmasalah, kesukaran, dan kesulitan. Kita dapat menggunakan susunan kalimat yang lebih sederhana, misalnya: kami selalu sabar, meskipun kami memiliki/mengalami banyak masalah, penderitaan dan kesukaran. Menahan dengan penuh kesabaran: kata-kata ini mengandung arti kemampuan menanggung sesuatu kesulitan atau bertahan dalam keadaan sulit. Kata untuk kesabaran juga digunakan di dalam 1:6 (“sabar”) dan 12:12 (“kesabaran”). Penderitaan, kesesakan, kesukaran : ketiga kata ini sama artinya dan kita tidak harus menggunakan tiga kata seperti bahasa Yunaninya. BIMK menerjemahkan ketiga kata tersebut dengan satu frasa segala macam kesukaran . 20 Sesuai dengan penjelasan di atas, di samping TB dan BIMK, ayat ini dapat juga diterjemahkan sebagai berikut : Karena kami ini pelayan-pelayan Allah, kami malahan mencoba membuat hidup kami menjadi contoh untuk diteladani. Kami selalu sabar, meskipun kami mengalami banyak masalah, penderitaan dan kesukaran Dalam ayat ini dan ayat berikutnya kita mendapatgambaran bagaimana Paulus hidup dan bekerja serta mengasihi orang-orang oleh karena ia mengasihi Yesus Kristus,yang lebih dahulu mengasihi dia. Dalam ayat 4 dan 5 terdapat sembilan macam kesukaranan yang telah dialami oleh Paulus dalam pekerjaan Tuhan. Kesusahan,kesabaran tidak datang apabila segala sesuatu baik dan menyenangkan. Tetapi kesabaran sering datang pada saat menghadapi kesukaran, pencobaan dan kepicikan. Baik Tuhan Yesus maupun para rasul-Nya, tidak pernah berjanji bahwa jalan salib adalah mudah menyenangkan, tanpa kesusahan. Setiap orang Kristen yang sungguh-sungguh mengikut Yesus Kristus akan mengalami kesusahan dan aniaya seperti yang Paulus alami namun Paulus yakin bahwa tidak ada satu punyang mustahil bagi Allah (Mrk 10:27). Di dalam semua kesusahan, Paulus insaf akan kelemahannya dan di samping itu ia juga insaf bahwa di dalam kelemahannya kuasa Allah menjadi sempurna (2 Kor 12:9). Itulah salah satu ajaran yang terpenting dalam surat ini21  Ayat 5 Hal-hal yang terdaftar di dalam ayat ini merupakan lanjutan dari daftar penderitaan yang telah dialami Paulus dan kawan-kawannya. Dalam bahasa Yunani, semua hal tersebut terbentuk kata benda. TB mengubah beberapa kata benda menjadi kata kerja, sedangkan BIMK mengubah 20 21



Roger L.O, John Ellington,128-129 J Wesley Brill,93-94



semuanya. BIMK juga dua kali menambahkan kami agar pokok kalimatnya tetap jelas. Dalam menanggung dera : kata yang dipakai disini tidak menyatakan secara jelas bagaimana jenis deraan yang dilakukan, atau bagaimana jenis alat yang dipakai untuk mendera. Tetapi yang pasti dera itu suatu pemukulan yang cukup bengis terhadap tubuh, yang menghasilakan luka-luka yang kelihatan dengan jelas. Kerusuhan : kata ini menunjukkan perlawan yang keras, yang meliputi tindakan orang banyak. Itu sebabnya BIMK menerjemahkannya dikeroyok. Kita dapat menerjemahkan seperti : terluka di dalam kerusuhan. Kata Yunani untuk ini diterjemahkan “kekacuan” di dalam 1 korintus 14:33 dan “kerusuhan” di dalam 2 korintus 12:20 .Berjerih payah : Kata Yunaninya memberi kesan bekerja keras sampai kehabisan tenaga atau kepayahan, sehingga terjemahnnya dapat dibuat menjadi : bekerja melampaui batas kekuatan, atau bekerja terlalu keras. Berjaga-jaga : Kata Yunaninya secarah harafiah berarti “keadaan tidak dapat tidur” Berpuasa : Kata Yunaninya dapat juga berarti “kelaparan” atau tidak mempunyai makanan (BIMK) Ada banyak bentuk pasif yang muncul dalam ayat ini dalam BIMK. Jika bahasa sasaran harus menggunakan bentuk aktif, kita dapat mengatakan seperti : Mereka/orang memukul kami dengan bengis; mereka memasukkan kami ke dalam penjara; mereka mengeroyok kami [pada waktu kerusuhan]; kami bekerja keras, dan kami kelaparan serta kurang tidur.22 Paulus berkata dalam 11:24 bahwa ia telah lima kali disesah orang Yahudi, dan setiap kali disesah, 39 pukulan. Dalam Kisah Para Rasul 16:23 dikatakan bahwa Paulus dan Silas berkali-kali dipukul (disesah). Bagaimanakah mereka dapat menanggung penderitaan itu dengan sabar? Tentu dengan berdoa dan menyanyikan pujian kepada Allah sebagai tanda kemenangan. Paulus sering dipenjarakan karena Injil Kristus. Ia sering menghadapi kerusuhan yang disebabkan oleh orang-orang Yahudi, dengan harapan Paulus akan terbunuh. Tambahan pula Paulus sangat lelah, lebih dari orang lain dalam pekerjaan Tuhan. Dan ia membesarkan hati orang Korintus dengan perkataan, "Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia" (1 Kor 15:58)."Berjaga-jaga" dalam ayat ini berarti sewaktu-waktu Paulus sengaja kurang tidur karena ia mau berdoa dan memberi lebih banyak waktu kepada pekerjaan pemberitaan Injil.23  Ayat 6 Setelah menyebutkan kesulitan-kesulitan yang Paulus hadapi di dalam pelayanannya (di ayat 4 dan 5), sekarang dia mendaftarkan hal-hal yang positif. Satu terjemahan menggunakan kata penghubung Tetapi untuk menunjukkan bahwa Paulus tetap bersikap positif meskipun mendapat banyak penderitaan. Kemurnian hati : Kata benda Yunaninya untuk ini menunjuk kepada tingkah laku yang murni. Bentuk kata sifatnya ditemukan dalam 7:11, yang mengandung arti sifat jujur, dan di dalam 11:2, mengandung arti keadaan suci seorang pengantin wanita. Berbagai bahasa biasanya menggunakan ungkapan yang beragama dalam menggambarkan sikap murni ini. Ungkapan ini dapat juga diterjemahkan menjadi: hati yang bersih, atau kami tidak melakukan hal-hal yang memalukan.Pengetahuan : Yang berkandung di sini adalah pengertian yang diberikan Allah, tidak hanya pengetahuan umum. Kesabaran : Pengertian dasar dari kata ini adalah “sabar tanpa mengeluh”. Kesabaran di sini berarti bersabar terhadap kelemahan22 23



Roger L.O, John Ellington,129-130 J Wesley Brill,94-95



kelemahan dan kecaman-kecaman orang lain. Kemurahan hati : Istilah ini berarti giat menunjukkan kebaikan, yaitu dengan cara menolong orang lain. Dalam Roh Kudus : Frasa ini mungkin janggal jika di masukkan dalam daftar sikap-sikap baik manusia di sini. Karena itulah beberapa penerjemah menganggap bahwa yang dimaksudkan di sini adalah roh manusia. Kata Yunaninya secara harafiah berari “dalam roh kudus” . Beberapa terjemahan mengatakan seperti : di dalam roh yang suci, atau .... kesucian roh. Namun jika frasa ini menunjukkan kepada Roh Kudus, pengertian menjadi “dengan diilhami oleh Roh Kudus” atau “dengan karunia/pertolongan Roh Kudus” (bnd. BIMK). Tafsiran Roh Kudus atau roh manusia memang kelihatannya samasama dapat diterima. Namun kita disaranakan untuk memilih Roh Kudus, karena itu adalah terjemahan yang paling banyak dipakai dalam banyak bahasa. Frasa ini dapat juga diterjemahkan menjadi : oleh kehadiran Roh Kudus di dalam kita, atau dengan menunjukkan kehadiran Roh Kudus .....Kasih yang tidak munafik : Beberapa terjemahan menerjemahkannya seperti : kasih yang sungguh-sungguh, atau kasih yang tidak dibuat-buat, ataupun kasih yang asli/sejati, atau kasih kami telah nyata, atau kasih yang tidak palsu. Lihat juga terjemahan BIMK. BIMK mengulang kata-kata “kami menunjukkan bahwa kami adalah hamba Allah” dari ayat 4 untuk menolong pembaca mengingat tujuan dari daftar panjang di ayat 4-10 ini. Di dalam beberapa bahasa mungkin akan kelihatan lebih wajar kalau tambahan ini diletakkan pada awal ayat.24 Sesuai dengan penjelasan di atas, di samping TB dan BIMK, ayat ini dapat juga diterjemahkan sebagai berikut : Tetapi kami menunjukkan bahwa kami adalah hamba-hamba Allah dengan menjaga hati kami tetap murni, dengan pengertian [yang dari Allah], dan dengan bersikap sabar dan baik hati. Kami bergantung pada pertolongan Roh Kudus dan kami mengasihi [sesama] dengan tulus. Sesudah Paulus mencatat berbagai macam kesusahannya dalam pekerjaan Tuhan, ia pun mencatat sifat dan karunia rohani. Dengan karunia-karunia itu ia dikuatkan dalam menanggung penderitaan karena Kristus. Karunia itu menyatakan bahwa ia seorang rasul yang sungguhsungguh. Kemurnian hati dalam ayat ini berarti kesucian hidup. Pengetahuan berarti pengetahuan Paulus tentang kebenaranan di dalam Kristus, pengetahuan tentang Injil yang diberitakannya (Kol 2:3). Pengetahuan itu bersumber dari dalam Alkitab (2 Tim 3:15-17).Kesabaran berarti bersedia menderita caci maki/hinaan dan tuduhan-tuduhan yang salah yang datang dari para gurupalsu dan lawan Paulus. Hal ini sesuai dengan nasihat Paulus dalam Efesus 4:2 dan Kolose 3:12-14.Kemurahan hati sering disebut bersama-sama dengan kesabaran, dan keduanya termasuk buah Roh Kudus. Kedua buah Roh Kudus itu disebut dalam I Korintus 13:4 sebagai hasil dari kasih Kristus.25  Ayat 7



24 25



Roger L.O, John Ellington,130-131 J Wesley Brill,95-96



Dalam pemberitaan kebenaran: Terjemahan harfiah dari bahasa Yunani adalah "di dalam sepatah kata kebenaran". Ini berarti bahwa perkataan Paulus disampaikan dengan berterus terang dan dapat dipercaya kebenarannya. Jadi pemberitaan Paulus itu benar. Maksud kata-kata ini juga sejajar dengan dalam ... kekuasaan Allah, sehingga "sepatah kata kebenaran" menunjuk kepada berita Injil (bnd. BIMK). Lihat Kolose 1:6, mana "firman kebenaran" disebut "Injil": ini mendukung terjemahan BIMK. Dalam bahasa tertentu, kita dapat membuat satu kalimat tersendiri unuk frasa ini, misalnya: kami menyampaikan/mengumumkan berita kebenaran. kekuasaan Allah: Frasa ini dapat diterjemahkan seperti: kami bertindak dengan kuasa dari Allah atau kuasa Allah bekerja di dalam kami. BIMK kembali menambahkan kami menunjukkan bahwa kami ini adalah hamba Allah untuk membuat ini menjadi suatu kalimat yang utuh Senjata-senjata keadilan: Kata Yunani untuk keadilan secara harfiah berarti kebenaran. TB menerjemahkannya sebagai keadilan dan BIMK kehendak Allah, dan memang kata tersebut mencakup arti-arti itu Frasa ini dapat diterjemahkan dengan tiga cara: (1) senjata senjata mempertahankan kebenaran, di mana kebenaran" menunjuk kepada "Injil (2) senjata-senjata yang kita terima/miliki karena kita telah dibenarkan berarti bahwa orang Kristen telah menerima sifat-sifat baik sebagai dari pembenaran oleh Allah; dan (3) kebenaran sebagai senjata kami sepert yang dilakukan kebanyakan terjemahan Untuk menyerang ataupun untuk membela: Terjemahan harfiah dari bahasa Yunaninya ialah untuk tangan kanan dan untuk tangan kiri". Pengertian yang tepat dari kata-kata ini masih diperdebatkan. Sebagian besar ahli memahami bahwa tangan kanan menggambarkan tangan untuk menyerang (dengan pedang atau tombak); dan tangan kiri menggambarkan tangan untuk bertahan atau melindungi diri dengan perisai). Pendapat inilah yang diikuti TB dan BIMK. Satu pendapat lain menganggap bahwa kata kata ini menggambarkan orang yang dipersenjatai selengkap lengkapnya. Jika mau mengikuti tafsiran TB dan BIMK, kita harus menyadari bahwa ini adalah bahasa kiasan. Paulus tidak sedang berbicara tentang menyerang dan melindungi seseorang secara jasmani. Pengertian ayat ini dapat diungkapkan seperti: Kebaikan telah menjadi perlengkapan/baju besi kami untuk memberitakan dan mempertahankan iman kami atau Kami mengaku bahkan cara hidup kami yang benar untuk mempertahankan diri kami terhadap segala sesuatu.26 Sesuai dengan penjelasan di atas, di samping TB dan BIMK, ayat ini dapat juga diterjemahkan sebagai berikut: Kami menyampaikan berita kebenaran/berita dari Allah) dan bertindak dengan kuasa dari Allah. Kami menggunakan cara hidup kami yang benar untuk mempertahankan diri kami terhadap segala sesuatu.



26



Roger L.O, John Ellington,131-132



"Logos" yang berarti "perkataan" dipakai di sini dan berarti pemberitaan kebenaran. Dalam Efesus 1:13 dikatakan "firman kebenaran", "Injil keselamatanmu". "Kekuasaan Allah" berarti kuasa Allah yang dinyatakan dalam pemberitaan kebenaran yang dialami oleh orang-orang di Korintus (lihat I Korintus 2:4 dan ayat-ayat berikutnya). Orang-orang yang dipenuhi dengan Roh Kudus dapat menyatakan kekuatan Roh Kudus itu. Dengan demikian Paulus menekankan betapa pentingnya para pemberita Injil itu dipenuhi dengan Roh Kudus.27  Ayat 8 Di sini BIMK juga membuat beberapa kalimat pendek untuk menerjemahkan satu kalimat bahasa Yunani yang panjang dan rumit (ayat 3-10). Kita boleh mengikuti cara BIMK. Dihormati, dihina, diumpat, dan dipuji: Dalam bahasa Yunaninya, kata-kata ini ditulis dengan kata-kata benda, yaitu: "kehormatan/kemuliaan"kehinaan," "umpatan," dan "pujian". Kata-kata ini ditulis dengan pola Deselang-seling (A-B-B-A), atau yang disebut juga kiasmus. Jika diuraikan, maka pola kata-kata ini sebagai berikut: ketika dihormati (A) ketika dihina (B) ketika diumpat (B) ketika dipuji (A) Ini berarti unsur makna dalam baris pertama: ketika dihormati (A) dan Ketika dihina (B) muncul dengan urutan terbalik dalam baris kedua diumpat (B) atau ketika dipuji (A). Kata-kata A dan A sama artinya, sehingga dibuat berpasangan. Demikian juga kata Sama artinya dengan kata B. sehingga dijadikan pasangan. Meskipun demikian, pola kalimat seperti ini mungkin tidak dapat digunakan dalam bahasa tertentu. Jika perlu, kita harus menyusun ulang dengan bentuk yang paling wajar dan sesuai dengan bahasa sasaran. Ketika dihormati dan ketika dihina: Terjemahan harfiah dari bahasa Yunaninya ialah "melalui kehormatan dan kehinaan. Kata Yunani untuk "kehormatan" sering diterjemahkan sebagai "kemuliaan" (dihat 1:20 dan 3:7-18). Dalam konteks ini "kehormatan" berarti "nama baik" yang membuatnya menjadi sama dengan arti kata dipuji. Istilah dihina di ayat lain diterjemahkan "biasa" (Roma 9:21), "kehinaan" (1 Korintus 11:14). "malu" (2 Korintus 11:21) dan "kurang mulia" (2 Timotius 2:20). Dalam bahasa Yunaninya, kata dihina adalah lawan kata dari kata yang berarti "meng-hormati" atau "menghargai". Dihina perlu diterjemahkan seperti: dengan perlakuan yang memalukan.28 Ketika dihormati dan ketika dihina dapat juga diterjemahkan menjadi: Ada orang menghargai aku, ada juga yang menghina aku. Kelihatannya sikap buruk dihina menunjuk kepada perbuatan yang akhirnya membuat Paulus (dan kawan-kawan) diumpat. Ketika diumpat atau ketika dipuji: Dalam bahasa Yunani kata-kata ini secara harfiah berarti "melalui umpatan 27 28



J Wesley Brill,96 Roger L.O, John Ellington,132



dan pujian". Kedua istilah Yunani ini menunjuk kepada keadaan orang yang memiliki nama buruk dan nama baik. Pasangan kata ini dan pasangan kata sebelumnya dapat juga dibuat menjadi bentuk aktif (*), misalnya: Kadang-kadang orang menghargai kami dan kadang-kadang mereka mempermalukan kami. Kadang-kadang mereka mencemooh kami dan kadang-kadang mereka memuji kami.Ketika dianggap sebagai penipu, namun dipercayai: Kalimat ini kurang jelas siapa yang menganggap Paulus sebagai penipu. Apakah Paulus dianggap sebagai penipu oleh orang Kristen ataukah orang yang bukan Kristen? Secara harfiah bahasa Yunaninya berbunyi "sebagai penipu dan benar/jujur" (bnd BIMK). Terjemahan TB dipercayai agaknya kurang tepat dan TB memperbaiki bagian ini menjadi: "... sebagai penipu, ternyata orang benar" Meskipun mereka diperlakukan sebagai penipu, mereka mengatakan kebenaran. Bagian ini dapat juga disusun kembali dan diterjemahkan seperti: Kami selalu mengatakan hal-hal yang benar mengenai diri kami. Tetapi beberapa orang mengatakan kami tidak benar, atau Orang-orang menuduh kami sebagai pendusta, tetapi kami selalu mengatakan hal-hal yang benar. 29 Sesuai dengan penjelasan di atas, di samping TB dan BIMK, ayat ini dapat juga diterjemahkan sebagai berikut: Kadang-kadang orang menghargai kami dan kadang kadang mereka mempermalukan kami. Kadang-kadang mereka mencemooh kami dan kadang-kadang mereka me-muji kami. Kami selalu mengatakan hal-hal yang benar mengenai diri kami. Tetapi beberapa orang mengatakan kami tidak benar. Paulus telah memberitakan Injil dengan tegas dan tepat meskipun hal itu akan membuat orang-orang menjadi musuh atau sahabatnya. Biarpun Paulus dimusuhi atau dipuji, ia senantiasa menunjukkan kesucian di hadapan manusia dan Allah. Lagipula ia ingat perkataan Tuhan Yesus yang berikut, "Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku daripada kamu" (Yoh 15:18). "Ketika diumpat atau ketika dipuji." Ini tidak sama dengan yang dikatakan Paulus tentang apa yang diperbuat orang kepadanya muka dengan muka. Dengan perkataan ini yang dimaksudkan Paulus ialah hal-hal yang dikatakan orang di belakangnya. Pada waktu Paulus tidak berada di Korintus, beberapa orang mengatakan hal-hal yang tidak baik tentang dia. Memfitnah pemberita Injil pada waktu ia tidak ada, merupakan dosa yang dibenci oleh Allah. Hal itu dilarang di dalam I Tawarikh 16:22 dan Mazmur 105:15. Paulus difitnah sebagai penipu dan rasul palsu, tetapi ia menjawab bahwa ia adalah utusan Allah yang membawa berita kebenaran dari Allah. Paulus yakin bahwa pada umumnya orang-orang di Korintus tahu bahwa ia adalah murni dan membawa berita dari Allah. Ia tidak memperdulikan fitnahan orang, tetapi ia tetap melaksanakan tugasnya.30  Ayat 9



29 30



Roger L.O, John Ellington,133 J Wesley Brill,96-97



Tidak dikenal, namun terkenal: Perkataan ini berarti bahwa kebanyakan orang tidak mengenal Paulus dan rekan-rekannya. Secara lebih khusus kata-kata ini bisa berarti bahwa wewenang mereka sebagai rasul dikenal/diakui oleh sebagian orang Kristen. Bahasa Yunaninya tidak menyatakan di antara siapa saja Paulus dan rekan sekerjanya terkenal. B menyebutkan bahwa Paulus dikenal oleh semua orang. Ada juga yang mengatakan seperti: tetapi sangat dikenal oleh kalian. Mungkin maksud D lus ialah bahwa walaupun orang-orang Kristen tertentu tidak mengawewenangnya, namun Allah mengakuinya, misalnya: namun kami diketahui oleh Allah. Jika bentuk pasif (*) ini perlu dibuat menjadi bentuk aktif dalam bahasa sasaran, kita dapat mengatakan seperti: Orang-orang tidak menerima kami, tetapi Allah menerima kami, atau dengan tafsiran lain Orang-orang mengatakan mereka tidak mengenal kami, tetapi mereka selalu memperhatikan kami. Tidak jelas siapa orang yang tidak mengenal Paulus ataupun Paulus tidak terkenal di kalangan siapa. Namun pelaku (*) "dikenal" dan "tidak dikenal" adalah kelompok orang yang berbeda. Karena itu bagian pertama ayat ini dapat juga diterjemahkan seperti: Beberapa orang Kristen tidak mengenal/mengakui wewenang kerasulan kami, namun wewenang kami sebagai rasul dikenal oleh orang Kristen di mana-mana.Sebagai orang yang nyaris mati, dan sungguh kami hidup: Nyawa Paulus selalu terancam dalam bahaya maut, dan kelihatannya itulah pengertian sebagai orang yang nyaris mati. Kata-kata ini dapat juga diterjemahkan menjadi: Mereka berkata bahwa kami hampir mati, tetapi lihat kami masih hidup, atau Orangorang berpikir kami akan mati, namun kami masih tetap hidup!31 Sebagai orang yang dihajar, namun tidak mati: Teks Yunaninya tidak menunjukkan siapa yang menghajar Paulus di sini. Kata dihajar sejajar dengan Mazmur 118:17-18, dan mengesankan bahwa secara tersirat Allah sendirilah yang menghajar Paulus. Perjanjian Lama mengajarkan bahwa Allah memberi hajaran untuk membuat seseorang menjadi benar (lihat Mazmur 94:12; 119:67). Paulus mungkin berpikir bahwa Allah memberikan penderitaan kepadanya untuk mengajarnya disiplin. Meski demikian yang dimaksud Paulus di sini mungkin adalah hajaran yang dilakukan oleh orang lain. Pendapat seperti ini dapat kita ketahui dari Kisah Para Rasul dan dari surat-suratnya sendiri. Di dalam bahasa yang tidak memiliki bentuk pasif, kita dapat menerjemahkannya menjadi: Orang-orang menganiaya kami, tetapi mereka tidak membunuh kami, atau kami sangat menderita tapi kami tidak mati. Sesuai dengan penjelasan di atas, di samping TB dan BIMK, ayat dapat juga diterjemahkan sebagai berikut: Beberapa orang Kristen tidak mengakui wewenang kami sebagai rasul, namun wewenang kami sebagai rasul dikenal oleh orang Kristen di mana-mana. Orang-orang berpkir kami akan mati, namun kami masih tetap hidup! Kami sangat menderita, tetapi kami tidak mati.  Ayat 10



31



Roger L.O, John Ellington,134



Berdukacita bersukacita: Sekali lagi Paulus menggunakan pasangan istilah yang saling berlawanan dan menyatakan bahwa ia mengalami kedua-duanya dalam hidupnya. Kata-kata ini dapat dibalikkan urutannya supaya lebih wajar dalam bahasa sasaran, misalnya: Kami selalu bersukacita, bahkan pada saat-saat menderita.Sebagai orang miskin sebagai orang tidak bermilik: Kata-kata miskin dan tidak bermilik sebaiknya ditafsirkan secara harfiah (*) Memperkaya banyak orang: Ini adalah bahasa kiasan (*), seperti kata-kata sekalipun kami memiliki segala sesuatu. Frasa memiliki segala sesuatu sama artinya dengan kata-kata Paulus di dalam 1 Korintus 3:21-23. Orang Kristen merupakan milik Kristus, dan memiliki Kristus berarti memiliki segala sesuatu yang memang perlu dan penting. Melalui pelayanannya sebagai rasul, Paulus mampu membawa berkat dari Allah kepada banyak orang. Kita dapat menerjemahkannya seperti: Kami seperti pengemis, yang membawa kekayaan kepada orang banyak; kami tidak punya hak waris, tetapi kami memiliki dunia ini.32 Sesuai dengan penjelasan di atas, di samping TB dan BIMK, ayat ini dapat juga diterjemahkan sebagai berikut: Kami selalu bersukacita, bahkan pada saat-saat menderita. Kami seperti pengemis, yang membawa kekayaan kepada orang banyak; kami tidak punya hak waris, tetapi kami memiliki dunia ini. Ia miskin, tetapi ia tidak mau dikasihani orang sebab ia telah mengayakan banyak orang. Paulus sadar bahwa bukan ia sendiri yang mengerjakan semua itu, melainkan kekayaan yang dimilikinya di dalam Yesus Kristus (Flp 4:19). Ia kaya di dalam Allah (Luk 12:21). Paulus telah menerima kekayaan Kristus supaya ia dapat membagikannya kepada orang-orang lain. Rasul Petrus dan Yohanes telah menyatakan kekayaan itu ketika mereka berkata kepada orang lumpuh itu, "Emas dan perak tidak ada padaku, tetapi apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu: Demi nama Yesus Kristus, orang Nazaret itu, berjalanlah!" (Kis 3:6). Paulus mengetahui bahwa Kristus yang kaya telah menjadi miskin karena kita supaya kita menjadi kaya di dalam Dia. "Sebagai orang tak bermilik, sekalipun kami memiliki segala sesuatu." Itulah puncak dan kesimpulan dari semua perkataan Paulus. Walaupun Paulus seorang yang miskin, namun ia bersikap seperti seorang yang mempunyai semuanya. 33



7. TEOLOGI NASKAH I. II. III. 32 33



Jangan menyia-nyiakan kasih karunia Allah Jangan menjadi batu sandungan khususnya dalam pelayanan Dalam kelemahan kuasa Allah menjadi sempurna



Roger L.O, John Ellington,135 J Wesley Brill,98-99



8. RELEVANSI Dalam teks ini dapat kita lihat bagaimana Paulus hendak memberikan petunjuk bagi kita dalam melayani Tuhan Yesus Kristus. Menurut penjelasan yang ditulis sebelumnya, rupanya ada beberapa cara bagi seseorang untuk membuat kasih karunia Allah menjadi sia-sia. Untuk itu baiklah kita sebagai jemaat masa kini khususnya generasi muda penerus gereja untuk tidak menyia-nyiakan kasih karunia Allah yang telah ia karuniakan bagi kita dengan mempergunakan seluruh talenta yang Ia berikan untuk hormat dan kemuliaan nama-Nya. Oleh karena saat ini merupakan masa anugerah Allah itu, maka saat ini merupakan yang ditentukan itu, maka manusia mempunyai kesempatan yang sangat baik. Sekarang ini Allah berkenan menyelamatkan setiap orang. Untuk itu baiklah kita mulai saat ini juga mempergunakan karunia yang Allah berikan dan tidak menyia-nyiakannya, waktu ini adalah waktu bagi kita untuk mulai melayani dan memberitakan injil meskipun kita masih muda. Kehidupan Paulus tidak menjadi batu sandungan kepada siapa pun. Sebagai orang-orang Kristen, kita sangat perlu mempunyai kelakuan yang sesuai dengan pengakuan kita. Dapatkah kita menarik orang-orang kepada Kristus jika kelakuan kita tidak benar, meskipun perkataan kita tentang Kristus benar? Tentu tidak, sebab orang lebih memperhatikan kelakuan kita dari pada perkataan kita. Jika hal demikian yang dikehendaki dari kita, terlebih lagi dari pendeta dan pemberita Injil. Iblis paling suka jika kesalahan pendeta dan pemberita Injil menyebabkan orang-orang tidak datang kepada Kristus. Rasul Paulus sangat berhati-hati dengan kelakuannya supaya tidak ada yang bertentangan dengan kuasa Injil yang diberitakannya. Ia hidup sangat dekat dengan Kristus sehingga pekerjaan dan kelakuannya tidak dapat dicela. Itulah tingkat hidup yang berkenan kepada Allah bagi kita semua. Dalam menghadapi kesusahan atau dalam kelemahan baiklah kita terus mengandalkan Tuhan sebagai Yang Berotoritas dalam hidup kita. Jalannya pelayanan pastilah tidak akan mudah aka nada berbagai macam masalah dan persoalan yang akan diperhadapkan bagi kita namun seperti halnya iman Paulus begitupun kita. Karena kuasa Allah akan lebih nyata ketika kita berada dalam kelemahan kita. Ia tidak akan membiarkan kita sendiri melainkan Ia akan hadir dan memberikan pertolongan dan jalan keluar. Jangalah takut memberitakan injil karena kita diperlengkapi dengan senjata kebenaran lewat Roh Kudus yang telah dikaruniakan Allah bagi kita. Oleh karena itu, baiklah kita tetap bertekun dalam melayani dan focus pada tanggung jawab pelayanan yang diberikan kepada kita.



DAFTAR PUSTAKA



Brill,J Wesley.Tafsiran Surat Korintus kedua.(Bandung:Yayasan Kalam Hidup,1999)



Drane,John.Memahami Perjanjian Baru:Pengantar Historis-Teologis.(Jakarta:BPK Gunung Mulia,2016)



Hakh,Samuel Benyamin.Perjanjian Baru:Sejarah,Pengantar dan Pokok-pokok Teologisnya. (Bandung:Bina Media Informasi,2010)



L.O.Roger, Ellington,John.Pedoman Penafsiran Alkitab:Surat Paulus yang kedua kepada Jemaat di Korintus.(Jakarta:LAI,2013)



Marxsen,Willi.Pengantar Perjanjian Baru:Pendekatan kritis terhadap masalah-masalahnya. (Jakarta:BPK Gunung Mulia,2018)