Tanya Jawab Kelompok 8 P.O [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Nama: putri syahlu pertanyaan Penyimpangan apa saya yang mungkin dapat terjadi dalam pembuatan keputusan,tolong jelaskan! Jawaban 1. Menginginkan Solusi Jitu tapi dengan Proses yang Instan Kebanyakan organisasi memiliki proses bisnis yang kompleks. Tetapi para eksekutif / pembuat kebijakan justru menginginkan solusi yang langsung dapat membawa keuntungan dengan hanya satu tindakan sederhana. Reorganisasi, misalnya. Hampir dari setengah CEO mereorganisasi perusahaan mereka dalam dua tahun pertama masa jabatannya. Namun hasilnya, kurang dari sepertiga dari tindakan reorganisasi ini yang menghasilkan perbaikan berarti dalam peningkatan kinerja. 2. Gagal Membuat Tindakan Alternatif Secara Eksplisit Menurut Mankins, bisnis adalah bermain dengan pilihan, dan anda tidak bisa membuat pilihan yang baik tanpa alternatif yang baik pula. Tapi kebanyakan organisasi tidak merumuskan dan mengevaluasi plihan alternatif mereka secara eksplisit atau gamblang yang mampu dipahami maksudnya dengan jelas. Bayangkan jika tim di Time Warner mempertimbangkan alternatif lain untuk ekspansi ke dunia online; mereka akan mendapat kemitraan yang strategis, joint ventures arrangements, bahkan kemampuan perusahaan untuk berkembang sendiri. Tindakan merumuskan dan mengevaluasi alternatif secara eksplisit selalu meningkatkan kualitas pengambilan keputusan. 3. Terlalu Banyak Orang yang Terlibat Keputusan penting sulit dibuat dalam kelompok yang besar. Isu-isu sensitif akan luput dari perhatian dan tidak benar-benar dibahas. Penelitian Mankins menekankan pentingnya “Rule of 7”, bahwa setiap individu yang anda tambahkan ke dalan grup tujuh orang ini, maka efektivitas keputusan menurun sebesar 10 persen. Keberhasilan Apple dan Facebook juga mengikuti rumus “Rule of 7” ini, dimana model pengambilan keputusan mereka yang efisien. Begitupun di Ford, pemimpin tim senior menegaskan pentingnya pengambilan keputusan besar dengan mengadakan pertemuan khusus yang hanya terbatas untuk para eksekutifnya saja. 4. Gagal Mempertimbangkan Opportunity Cost Keputusan untuk mulai melakukan sesuatu yang baru menjadi satu bentuk keputusan yang beresiko tinggi. Sedangkan keputusan lainnya, dengan tingkat resiko yang tidak terlalu besar adalah dengan melakukan hal yang sudah sering dilakukan. Misalnya, keputusan perusahaan untuk tidak menghentikan produksi produk yang tidak menguntungkan. Keputusan ini justru malah akan banyak menghabiskan waktu bagi pihak manajemen dan sumber daya lain yang terkait. Namun, ada beberapa eksekutif melihat keputusan ini sebagai biaya yang dikeluarkan



untuk mendapat kesempatan yang lebih baik. Untuk itu, lain kali jika anda merenungkan untuk tetap mempertahankan produksi produk yang bermasalah, tanyakan pada diri anda, “di mana lagi kita bisa menginvestasikan sumber daya yang sama dengan kesempatan untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar?” 5. Meremehkan Tantangan yang Ada Saat Pelaksanaan Penelitian Makins menujukkan hanya 12 persen perusahaan yang benar-benar menjalankan perubahan besar. Hal ini dikarenakan sulitnya melakukan perubahan itu sendiri, dan semakin besar perubahan yang ingin dilakukan, semakin besar pula resiko yang akan dihadapi perusahaan. Keputusan besar, juga memiliki resiko yang besar. Kegagalan dalam membuat keputusan besar biasanya karena melakukan satu atau lebih kesalahan-kesalahan seperti disebutkan di atas. Tidak melakukan kesalahan-kesalahan seperti di atas, tidak menjamin kesuksesan anda untuk terhindar dari resiko keputusan yang besar. Akan tetapi, dengan menghindari kesalahan-kesalahan tersebut, akan meningkatkan proses pengambilan keputusan yang baik Nama: indah septiwi pertanyaan: Apa perbedaan pengambilan keputusan yang dilakukan secara ilmiah dengan pengambilan keputusan yang dilakukan tidak dengan ilmiah! Jawaban : Pengambilan keputusan secara ilimiah mengartikan bahwa keputusan yang diambil dan dijadikan sebagai hasil, guna pemecahan masalah telah melalui pemikiran secara rasional dimana keputusan yang diambil masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. pengambilan keputusan secara ilmiah juga menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis. Sehingga keputusan yang dihasilkan secara ilmiah dapat menjamin keputusan tersebut layak digunakan untuk pemecahan masalah. Sedangkan keputusan tidak dengan ilmiah biasanya keputusan yang dihasilkan hanya berdasar pada intuisi atau kejadian di masa yang lalu yang dijadikan sebagai landasan dalam pengambilan keputusan sehingga terkadang keputusan yang dihasilkan kurang relevan dengan kejadian yang sesungguhnya



nama: rani salsabilah pertanyaan: jelaskan apa yang dimaksud dengan keputusan terprogram dan keputusan tidak terprogram! Jawaban :



a. Keputusan terprogram adalah suatu keputusan yang terkait dengan persoalan yang berulang-ulang dan rutin dari suatu peristiwa atau kejadian yang sejenis atau serupa sehingga jika terjadi hal yang sama di kemudian hari cara penanganan atau penyelesaiannya telah disiapkan. Keputusan terprogram dibuat sebagai respon terhadap masalah-masalah organisasi repetitif atau yang sudah baku. Banyak masalah dalam organisasi yang terjadi berulang-ulang yang sudah biasa, tempat para manajer bisa membuat kriteria penampilan informasi yang jelas, serta alternatif keputusan yang lebih baik, keputusan jenis ini lebih sering disebut sebagai keputusan rutin. b. Keputusan tidak terprogram adalah keputusan yang terikat kepada berbagai persoalan yang tidak berulang dan tidak terstruktur yang biasanya muncul secara tiba-tiba dan mendadak serta umumnya bersifat unik. Keputusan tidak terprogram dibuat sebagai respon terhadap masalah-masalah unik yang jarang dijumpai, dan yang tidak dapat didefiniskan secara tepat, keputusan ini biasanya dikenal dengan nama keputusan strategik.



nama: Amanda Dwi Maharani pertanyaan hal-hal apa saja yang perlu di perhatikan dalam mengambil sebuah keputusan? dan apabila saat mengambil keputusan itu tidak sesuai masalah apa yang akan timbul?



jawaban:



1. Dalam proses pengambilan keputusan tidak terjadi secara kebetulan 2. Pengambilan keputusan dilakukan secara sistematik, yaitu: tersedianya sumber-sumber untuk melaksanakan keputusan yang akan diambil, kualifikasi tenaga kerja yang tersedia, falsafah yang dianut organisasi, situasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi administrasi dan manajemen di dalam organisasi 3. Masalah harus diketahui dengan jelas 4. Pemecahan masalah harus didasarkan pada fakta-fakta yang terkumpul dengan sistematis 5. Keputusan yang baik adalah keputusan yang telah dipilih dari berbagai alternatif yang telah dianalisa secara matang.



Apabila pengambilan keputusan tidak sesuai akan menimbulkan berbagai masalah seperti : 1) Tidak tepatnya Keputusan 2) tidak terlaksananya keputusan karena tidak sesuai dengan kemampuan organisasi baik dari segi manusia, uang maupun material 3) ketidakmampuan pelaksana untuk bekerja karena tidak ada sinkronisasi antara kepentingan organisasi dengan orangmorang di dalam organisasi tersebut 4) timbulnya penolakan terhadap keputusan.



Nama: yeni umaroh Pertanyaan: Jelaskan menurut kelompok kalian apa yang dimaksud dengan pengambilan keputusan dan faktor apa saja yang mempengaruhi pengambilan keputusan tersebut? Jawaban Menurut Eisenfuhr (dalam Lunenburg, 2010) pengambilan keputusan adalah proses membuat pilihan dari sejumlah alternatif untuk mencapai hasil yang diinginkan. ... Berdasarkan dari beberapa pendapat diatas, pengambilan keputusan bisa disimpulkan bahwa suatu proses pemilihan dari antara alternatif untuk mencapai suatu hasil.



Nama: putri khoirina Pertanyaan: Jelaskan perbedaan antara resiko dan ambiguitas. Bagaimana pengambilan keputusan berbeda untuk tiap situasi? Jawaban: Risiko: Artinya keputusan punya tujuan jelas dan dan informasi tersedia,tetapi hasil di masa datang dari setiap alternatif dalam kemungkinanberubah. Kendati demikian,



informasi yang mencukupi tersedia untukmemungkinkan hasil yang diharapkan bagi setiap alternatif. Contoh nya cenderung diamana pengambilan keputusan menggunakan model klasik : Model Klasik : Model ini didasarkan atas asumsi bahwa manajerseharusnya membuat keputusan-keputusan yang masuk akal yang sekaligusmerupakan kepentingan ekonomi terbaik bagi organisasi. Model iniberdasarkan atas 4 asumsi (anggapan dasar) yaitu:1) Pembuat keputusan bertindak untuk memenuhi tujuan yang diketahuidan disetujui. Masalah diformulasikan dan didefinisikan secara tepat.2) Pembuat keputusan menghadapi situasi kepastian, beroleh informasilengkap. Seluruh alternatif dan pemetaan hasil dapat dikalkulasi.3) Kriteria pengevaluasian alternati diketahui. Pembuat keputusanmemilih alternatif yang akan memaksimalkan hasil ekonomi bagiorganisasi.4) Pembuat keputusan bercorak rasional dan menggunakan logika dalammenghadapi nilai-nilai, meminta pilihan, mengevaluasi alternatif, danmembuat keputusan yang akan memaksimalkan pencapaian tujuanorganisasi.Ambiguitas:Artinya tujuan yang hendak dicapai atau masalah yang hendakdiselesaikan tidak jelas, alternatif sulit ditentukan, dan informasi seputarhasil tidak tersedia. Contoh nya cenderung diamana pengambilan keputusan menggunakanmodel administratif : Model Administratif : Model ini menjelaskan bagaimanamanajer sesungguhnya membuat keputusan dalam situasi yangdicirikan oleh keputusan Tidak Terprogram, ketidakpastian, danambiguitas. Model ini muncul karena banyak keputusan manajerialbukanlah bercorak Terprogram dan manajer tidak mampu membuatkeputusan yang rasional secara ekonomi kendatipun merekamenginginkannya.Model Administratif juga menggunakan intuisi. Intuisi adalahpengenalan instant atas situasi keputusan berdasar pengalamanmanajer sebelumnya tetapi tanpat pemikiran yang sadar. Pembuatankeputusan secara intuitif bukanlah irasional karena ia didasarkan padapengalaman bertahun-tahun dan penanganan langsung atas masalaholeh seorang manajer.