Teori Permainan Pengelolaan Minyak Bumi Di Indonesia [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TEORI PERMAINAN PADA PENGELOLAAN MINYAK BUMI DI INDONESIA Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar Teori Permainan



Disusun oleh: Nama Kadek Yuki Andika Laila Rizqi Shofrida Annisa Widyastina Pratiwi Maria Ayu Rosari



NIM 18/424265/PA/18370 18/424266/PA/18371 18/427662/PA/18622 18/430347/PA/18860



UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2019



Latar Belakang



Dalam perjalanan sejarah pembangunan nasional, minyak bumi dan gas alam memiliki peran penting dan strategis. Selain memenuhi kebutuhan hajat hidup orang banyak, migas juga merupakan sumber energi bagi kegiatan ekonomi nasional. Sektor migas turut berkontribusi dalam penerimaan devisa negara selain itu masa-masa awal pembangunan Indonesia porsi terbesar dari penerimaan negara bersumber dari pengelolaan migas. Pertamina merupakan perusahaan pertambangan minyak dan gas bumi negara yang menyediakan pelayanan jasa kepada masyarakat. Sebagai salah satu BUMN (Badan Usaha Milik Negara) yang mengemban misi penting dan strategis dalam pembangunan sektor migas selama beberapa dasawarsa, Pertamina merupakan aktor tunggal dalam mengelola kekayaan migas dan menjamin ketersediaan sumber energi khususnya BBM (Bahan Bakar Minyak). Saat ini PT Pertamina (Persero) tak lagi menjadi satu-satunya perusahaan yang harus membangun kilang minyak baru di Indonesia. Pemerintah akhirnya memberikan lampu hijaunya kepada swasta baik dalam negeri maupun asing untuk membangun kilang minyak. Izin yang termaktub dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 129/PMK.08/2016 tentang Peraturan Menteri Keuangan Nomor 265/PMK.08/2015 hal ini sudah ditekankan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.Selain itu juga terdapat pertimbangan dari Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan yang telah menandatangani Peraturan Menteri (Permen) ESDM Nomor 35 Tahun 2016 tentang Pelaksanaan Pembangunan Kilang Minyak di Dalam Negeri oleh Badan Usaha Swasta. Dalam Permen itu disebutkan, kilang minyak swasta yang selanjutnya disebut kilang minyak adalah kilang minyak bumi dan atau kondensat beserta fasilitas pendukungnya yang dibangun oleh usaha swasta di dalam negeri. Melalui perubahan aturan ini, pemerintah berkeinginan untuk membenahi kembali sektor hulu dan hilir migas yang terbengkalai puluhan tahun. Apalagi sudah lebih dari dua dekade belum ada pembangunan kilang baru di Indonesia.



BAB I Pendahuluan



Menururt Dimiyati (1992), teori permainan (game theory) adalah bagian dari ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan pembuatan keputusan pada saat ada dua pihak atau lebih berada dalam kondisi persaingan atau konflik. Pihak-pihak yang bersaing ini disumsikan bersifat rasional dan cerdas, artinya masing-masing pihak akan melakukan strategi tindakan yang rasional untuk memenangkan persaingan itu, dan masingmasing pihak juga mengetahui strategi pihak lawannya. Selanjutnya pihak ini disebut pemain. Oleh karena itu, diperoleh unsur-unsur dalam game theory adalah sebagai berikut : a. Ada n pihak yang terlibat b. Ada n fungsi objektif yang dioptimalkan c. Ada konflik Game theory terbagi menjadi 2 jenis permainan, yaitu permainan kooperatif dan permainan nonkooperatif. Permainan kooperatif adalah permainan yang terdiri dari n pemain bekerjasama, berdiskusi, dan berkoordinasi membentuk satu kesatuan untuk mencapai hasil bersama yang terbaik. Sedangkan permainan nonkooperatif adalah permainan yang terdiri dari n pemain mengambil keputusan masing-masing tanpa bekerjasama dan berkoordinasi. Penyelesaian permainan kooperatif menggunakan penyelesaian optimal Pareto sedangkan penyelesaian permainan nonkooperatif menggunakan penyeleseaian optimal Nash. Jenis permainan kooperatif terbagi menjadi dua, yaitu permainan TU (diperbolehkan pembayaran di luar matriks pay off) dan permainan NTU (tidak diperbolehkan pembayaran di luar matriks pay off). Permainan kooperatif dengan n ≥ 2 bersikap kooperatif akan membagi adil keuntungan hasil bersama bagi n pemain sehingga diperbolehkan ada pembayaran di luar matriks pay off. Dalam mempelajari permainan kooperatif n pemain akan lebih mudah untuk mempelajari permainan dalam bentuk koalisi. Dipandang bentuk strategi permainan Untuk i = 1,2,3,..,n, Xi adalah himpunan strategi murni dari pemain ke-i dan ui(x1,..,xn) fungsi pay off pemain ke-i Merubah permainan dari bentuk strategi ke bentuk koalisi berarti memasangkan nilai tertentu v(S) untuk setiap koalisi S 2N . Dimana v(S) merupakan fungsi karakteristik. Cara paling normal untuk menghubungkan fungsi karakteristik dengan bentuk strategi adalah dengan memandang permainan berjumlah nol dua pemain dengan koalisi S sebagai pemain pertama dan koalisi komplementernya sebagai pemain kedua. Sehingga total pay off untuk para pemain dalam koalisi adalah



Selanjutnya, akan dicari nilai shapley untuk membagi rata hasil bagi tiap pemain serta mengetahui kontribusi masing-masing pemain jika bekerjasama.



Pengelolaaan minyak bumi di Indonesia dapat dimodelkan dengan permainan kooperatif dengan n pemain. Setelah ini akan dibahas penyelesaian masalah tersebut.



BAB II



Pembahasan Pengelolaan minyak bumi di Indonesia secara garis besar melibatkan 3 pihak yaitu pemerintah, pihak swasta dan masyarakat yang tinggal dekat dengan tempat pengeboran minyak. Pada pembahasan kali ini pemerintah, pihak swasta dan masyarakat disebut sebagai pemain. Strategi adalah aksi yang di lakukan oleh setiap pemain untuk memperoleh pay off paling optimal. Dalam masalah pengelolaan minyak bumi terdapat banyak strategi yang dapat di pilih oleh tiap pemain. Tetapi ketika pemain memiliki banyak strategi permainan akan semakin rumit. Sehingga jumlah strategi pada permainan ini di batasi mejadi 2 strategi tiap pemain. Berikut strategi tiap pemain :



Strategi 1



Pemerintah Swasta Memberi pihak Memberi swasta



Strategi 2



Masyarakat Kooperatif



untuk Kompensasi.



mengelola. Mengelola



Memberikan



sendiri.



fasilitas umum.



Tidak kooperatif



Pemerintah memiliki dua strategi yaitu memberikan pihak swasta untuk mengelola minyak bumi atau mengelolanya sendiri. Sementara pihak swasta dapat memberi kompensasi kepada masyarakat yang terdampak oleh aktifitas pengeboran minyak atau memberikan fasilitas umum seperti jalan raya. Masyarakat memiliki dua strategi yaitu setuju (kooperatif) dengan adanya pengeboran minyak atau tidak setuju (tidak kooperatif) dengan pengeboran minyak.



Matriks Pay Off Berikut matriks pay off untuk masing-masing pemain Pemerintah Strategi 1 1 1 1 2 2 2 2



Swasta Strategi 1 1 2 2 1 1 2 2



Pay off 28 24 21 23 11 12 13 11



Pay off 20 22 23 9 2 1 3 3



Public Strategi 1 2 1 2 1 2 1 2



Pay off 21 9 18 15 21 11 12 4



Nilai Fungsi Karakteristik Karena jumlah pay off terbesar terjadi saat (1,1,1) yaitu 69 maka V({1,2,3}) = 69 Selanjutnya akan dicari nilai v({1}). Berikut ini matriks pay off I saat melawan (II,III). (II,III)



I:



1,1



1,2



2,1



2,2



1



28



24



21



23



2



11



12



13



11



Dari matriks pay off di atas dapat dicari baris yang terdominasi. Baris kedua didominasi oleh baris pertama sehingga matriks pay off memiliki saddle point yaitu 21. Diperoleh : v({1}) = 21



Berikut matriks pay off II saat melawan (I,III).



(I,III)



II:



1,1



1,2



2,1



2,2



1



20



22



2



1



2



23



9



3



3



Dari matriks pay off di atas dapat dicari kolom yang terdominasi .Kolom pertama, kedua dan ketiga terdominasi oleh kolom keempat sehingga matriks pay off memiliki saddle point yaitu 3. Diperoleh : v({2}) = 3



Berikut matriks pay off III saat melawan (I,II). (I,II)



III:



1,1



1,2



2,1



2,2



1



21



18



21



12



2



9



15



11



4



Dari matriks pay off di atas dapat dicari kolom yang terdominasi. Kolom pertama,kedua dan ketiga terdominasi oleh kolom keempat sehingga matriks pay off memiliki saddle point yaitu 12. v({3}) = 12



Berikut matriks pay off (I,II) saat melawan III. (III)



(I,II)



1



2



1,1



48



33



1,2



39



38



2,1



32



23



2,2



25



15



Dari matriks pay off di atas dapat dicari baris yang terdominasi.Baris ketiga dan keempat terdominasi oleh baris kedua sehingga bias dihapus. Kolom pertama terdominasi oleh kolom kedua sehingga matriks pay off memiliki saddle point yaitu 38 v({1,2}) = 38



Berikut matriks pay off (I,III) saat melawan II. (II) 1



2



(I,III) 1,1



49



39



1,2



33



38



2,1



33



25



2,2



23



15



Dari matriks pay off di atas dapat dicari baris yang terdominasi.Baris kedua ketiga dan keempat terdominasi oleh baris pertama sehingga matriks pay off memiliki saddle point yaitu 39. v({1,3}) = 39



Berikut matriks pay off (II,III) saat melawan I. (I) 1



2



(II,III) 1,1



41



23



1,2



31



13



2,1



41



15



2,2



24



7



Dari matriks pay off di atas dapat dicari baris yang terdominasi.Baris kedua, ketiga dan keempat terdominasi oleh baris pertama sehingga matriks pay off memiliki saddle point yaitu 23 v({2,3}) = 23



Nilai Shapley Dari hasil perhitungan di atas didapat nilai fungsi karakteristik sebagai berikut v({1}) = 21



v({2}) = 3



v({3}) = 12



v({1,2}) = 38



v({1,3}) = 39



v({2,3}) = 23



C{2} = 3



C{3} = 12



v({1,2,3}) = 69



C{1} = 21



C{1,2} = v({1,2}) - C{1} - C{2} = 38 – 21 - 3 = 14 C{1,3} = v({1,3}) - C{1} - C{3} = 39 – 21 – 12 = 6 C{2,3} = v({2,3}) - C{2} - C{3} = 23 – 3 – 12 = 8 C{1,2,3} = v({1,2,3}) - C{1,2} - C{1,3} - C{2,3} - C{1}- C{2} -C{3} = 69 – 14 – 6 – 8 – 21 – 3 - 12 = 5 1(v) = C{1} + C{1,2}/2 + C{2,3}/2 + C{1,2,3}/3 = 196/6 2(v) = C{2} + C{1,2}/2 + C{2,3}/2 + C{1,2,3}/3 = 94/6 3(v) = C{3}+ C{1,3}/2 + C{2,3}/2 + C{1,2,3}/3 = 124/6 Sehingga didapat nilai nilai Shapley  = (196/6 , 94/6, 124/6)



Barycentric Coordinates v({1}) = 21



v({2}) = 3



v({3}) = 12



v({1,2}) = 38



v({1,3}) = 39



v({2,3}) = 23



v({1,2,3}) = 69 Imputasi dari masalah ini adalah titik-titik (x 1,x2,x3) yang memenuhi x1 + ,x2 + x3 = 69 dengan x1≥ 21 x2≥ 3 dan x3≥ 12. Pada Barycentric Coordinates himpunan titiktitik yang memenuhi adalah titik-titik pada segitiga dengan titik sudut (54,3,12), (21,36,12) dan (21,3,45).



(54,3,12)



Uns ({2,3})



X1 +X3= 39



X2 +X3= 23



X1 +X2= 39 core



Uns({1,3} ) (21,36,12)



Dari



Barycentric



berada pada core.



Coordinates



Uns ({1,2})



(21,3,45)



terlihat titik Shapley



BAB III PENUTUP Dari pembahasan pada bab sebelumnya didapat kesimpulan sebagai berikut: 1. Pengelolaan minyak bumi di Indonesia bisa dimodelkan dengan Permainan Kooperatif. 2. Permaian kooperatif memberikan gambaran bagaimana koalisi dapat dibentuk pada Pengelolaan minyak bumi di Indonesia. 3. Pada pembahasan nilai Saphley berada pada core sehingga jika pemain bekerja sama akan saling menguntungkan.



Daftar Pustaka https://sutrisnoadityo.wordpress.com/2013/10/12/teori-permainan-gametheory/ diakses pada 10 November 2019 https://beritagar.id/artikel/berita/alasan-pemerintah-izinkan-swasta-danasing-kelola-kilang-minyak diakses pada 10 November 2019 https://www.liputan6.com/bisnis/read/2655961/pemerintah-berikesempatan-swasta-bangun-kilang-minyak diakses pada 10 November 2019