Terapi Suportif Dan Vitamin [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Terapi Suportif 1.Definisi Suatu bentuk terapi alternatif yang mempunyai tujuan untuk menolong pasien agar dapat beradaptasi dengan baik terhadap suatu masalah yang dihadapi dan untuk mendapatkan suatu kenyamanan hidup terhadap gangguan psikisnya. Secara klinis bisa diartikan sebagai suatu pengobatan yang ditujukan untuk menjaga integritas fisiologis pasien sampai pengobatan yang lebih definitif dapat dilaksanakan. 2. Tujuan a.



Meningkatkan fungsi psikologi dan sosial



b.



Menyokong harga dan keyakinan diri



c.



Menyadari realitas dan keterbatasan



d.



Mencegah terjadi relaps



e.



Menjaga agar penyesuaian baik



f.



Mencegah ketergantungan pada dokter



g.



Memindahkan dukungan profesional kepada keluarga



3. Macam-macam teknik a.



Umum



-



Guidance/BimbinganProsedur pemberian pertolongan secara aktif



-



Manipulasi lingkunganUsaha untuk menyelesaikan masalah-masalah emosional klien



-



Eksternalisasi perhatianUsaha untuk mengalihkan perhatian klien yang mengalami kecemasan/depresi



-



Sugesti-prestisUsaha terapis untuk mensugesti klien



-



Reassurance/Meyakinkan kembaliDiskusi terbuka dengan pasien



-



Dorongan dan paksaanMemberikan ancaman dan hukuman untuk menstimulasi perilaku klien



-



Persuasimendasarkan diri pada anggapan bahkan dalam diri klien mempunyai suatu kekuatan untuk menggunaan common sensenya sendiri



-



Pengakuan dan penyaluranMengeluarkan isi perasaan kepada orang lain



-



Terapi kelompok pemberi inspirasiTerdiri dari klien yang memiliki problem yang sejenis



b.



Berdasarkan kasus  Pemberian multivitamin



Apa saja jenis-jenis vitamin?



PEMBERIAN VITAMIN Penggolongan vitamin, dibagi menjadi : 1. Vitamin larut dalam lemak a.



Vitamin A



Farmakokinetik o



seorang yang mengalami dispisiensi vitamin A—-vit A akan diserap lebih cepat jika dibandingkan dg yang tidak disfisiensi vit A.



o



Dosis yang sangat besar dapat menyebabkan hyperpitaminosis A gejalanya rambut rontok dan kulit mengelupas



o



Mminyak mineral,kolestiramin, alcohol dan obat anti lipemik dapat menurunkan absorbsi vit A.



o



Diekskresikan melaui ginjal dan feses



o



Diabsorpsi sempurna melalui saluran cerna dan kadar puncak dalam plasma setelah 4 jam



o



Absorpsi berkurang bila diet kurang mengandung protein, atau pada penyakit infeksi tertentu, dan pada penyakit hati seperti hepatitis, sirosis hati atau obstruksi biliaris.



o



Disimpan di dalam hati sebagai palmitat, dalam jumlah kecil ditemukan juga di ginjal, adrenal, paru, lemak intraperitoneal dan retina.



Farmakodinamik



o



Vitamin A diperlukan untuk proses biokimiawi



o



vitamin A membantu pembentukan pigmen penglihatan yang diperlukan untuk melihat pada malam hari



o



Diperlukan juga untuk pertumbuhan dan perkembangan tulang dan meningkatkan integritas jaringan mukosa dan epitel.



o



Vitamin A yang dipakai secara oral baru akan menimbulkan efek setelah 1-2jam,dan mencapai puncaknya setelah 4-5jam



o



Lama kerjanya tidak diketahui.Karena vitamin A disimpan di hati,maka vitamin A mungkin dapat tersedia bagi tubuh selama berhari-hari,berminggu-minggu atau berbulan-bulan.



Indikasi o



untuk pencegahan dan pengobatan defisiensi vitamin A.



o



tetapi retinol sejumlah 20.000 IU/hari selama 1 atau 2 bulan pada bayi atau anak sehat dengan makanan yang baik dapat menimbulkan gejala keracunan.



o



Gejala defisiensi vitamin A pada anak diberikan secara suntikan sebanyak 100.000 unit untuk satu kali pemberian dan dilanjutkan dengan pemberian oral. Tambahan suntikan 20.000 unit tiap minggu dapat dianjurkan.



o



Pemberian vitamin E bersama dengan vitamin A dapat meningkatkan efektivitas vitamin A dan mencegah atau mengurangi kemungkinan terjadinya hipervitaminosis A.



o



Vitamin A juga digunakan untuk pengobatan penyakit kulit tertentu seperti akne, psoriasis, dan iktiosis.



Sediaan obat o



tersedia secara oral, suntikan dan topikal.



o



Vitamin A kapsul mengandung 3-15 mg retinol (10.000-50.000 IU) per kapsul.



o



Pada defisiensi berat, dosis pemberian IM pada orang dewasa dan anak berusia lebih dari 8 tahun: 50.000-100.000 IU/hari selama 3 hari diikuti dengan 50.000 IU/hari untuk 2 minggu. Pada anak 1-8 tahun diberikan dosis 5.000-15.000 IU/hari untuk 10 hari dan bayi 5.000-10.000 IU/hari untuk 10 hari.



o



Dosis oral pada orang dewasa dan anak lebih dari 8 tahun ialah 100.000 IU/hari selama 3 hari diikuti dengan 50.000 IU/hari selama 2 minggu, dilanjutkan dengan 10.000-20.000 IU/hari untuk 2 bulan.



b.



Vitamin D



Berguna untuk mencegah dan mengobati rakitis (dicegah ataupun diobati dengan minyak ikan atau dengan sinar matahari yang cukup). Farmakodinamik o



Pengatur homeostatik kalsium plasma.



o



Meningkatkan absorpsi kalsium dan fosfat melalui usus halus.



o



Pengaturan kadar kalsium plasma dipengaruhi juga oleh hormon paratiroid (HPT) dan kalsitonin.



Defisiensi o



Terjadi penurunan kadar kalsium plasma, selanjutnya merangsang sekresi HPT yang berakibat meningkatnya reabsorpsi tulang.



o



Pada bayi dan anak mengakibatkan gangguan pertumbuhan tulang (penyakit rakitis).



o



Berkurangnya kalsifikasi menyebabkan deformitas tulang seperti kifosis, skoliosis, tulang tasbeh pada dada, kraniotabes pada anak usia dibawah 1 tahun dan genu varus atau genu valgus pada anak yang sudah dapat berjalan.



Kebutuhan sehari 400 unit/hari. Farmakokinetik o



Absorpsi melalui saluran cerna cukup baik. Vitamin D3 diabsorpsi lebih cepat dan sempurna. Gangguan fungsi hati, kandung empedu dan saluran cerna seperti steatore akan mengganggu absorpsi vitamin D.



o



Disimpan dalam bentuk inert di dalam tubuh, untuk menjadi bentuk aktif harus dimetabolisme lebih dahulu melalui serangkaian proses hidroksilasi di ginjal dan hati.



o



Ekskresi melalui empedu dan dalam jumlah kecil ditemukan dalam urine.



Sediaan dan indikasi o



Tersedia dalam beberapa macam bentuk sediaan



o



Selain untuk pencegahan dan pengobatan rakitis, vitamin D antara lain digunakan untuk osteomalasia, hipoparatiroidisme dan tetani infantil, dan untuk keadaan lain dengan alasan penggunaan yang belum atau tidak diketahui misalnya pada psoriasis, artritis, dan hay fever.



o



Pada rakitis, dosis 1.000 unit/hari akan mengembalikan kadar kalsium dan fosfat plasma menjadi normal setelah ±10 hari, sedangkan hasil pemeriksaan radiologik akan menunjukkan penyembuhan dalam waktu 3 minggu.



o



Hipoparatiroidisme diperlukan 50.000-250.000 unit (dosis penunjang).



o



Tambahan vitamin D diperlukan pada masa hamil, laktasi dan pada orang tua agar asupan vitamin D per hari 400 IU.



o



Pada bayi prematur atau bayi yang mendapat ASI dalam jumlah yang tidak cukup diperlukan dosis pencegahan 400 IU/hari.



o



Bayi yang kemungkinan besar mengalami rakitis (sindrom malabsorpsi, lahir dari ibu yang mengalami defisiensi vitamin D) memerlukan sampai 30.000 IU/hari.



c.



Vitamin E



Farmakodinamik o



Sebagai antioksidan, mencegah oksidasi bagian sel yang penting atau mencegah terbentuknya hasil oksidasi yang toksik (hasil peroksidasi asam lemak tidak jenuh).



o



Defisiensi biasanya lebih sering disebabkan oleh gangguan absorpsi, misalnya steatore, obstruksi biliaris dan penyakit pankreas.



o



Bayi prematur dengan makanan yang kaya asam lemak tidak jenuh ganda dan kurang vitamin E akan mengalami lesi kulit, anemia hemolitik dan udem.



Kebutuhan sehari Asupan 10-30 mg cukup untuk mempertahankan kadar normal di dalam darah. Farmakokinetik o



Diabsorpsi baik melalui saluran cerna. Dalam darah terutama terikat dengan betalipoprotein dan didistribusi ke semua jaringan.



o



Kebanyakan diekskresi secara lambat ke dalam empedu, sedangkan sisanya diekskresi melalui urine sebagai glukuronida dari asam tokoferonat atau metabolit lain.



Sediaan dan indikasi o



Terdapat dalam bentuk d atau campuran d dan I isomer dari tokoferol, a-tokoferol asetat, atokoferol suksinat.



o



Sediaan oral (tablet dan kapsul) mengandung 30-1.000 IU. Suntikan (larutan) mengandung 100 atau 200 IU/ml.



o



Indikasi pada keadaan defisiensi yang dapat terlihat dari kadar serum yang rendah dan atau peningkatan fragilitas eritrosit terhadap hidrogen peroksida (pada bayi prematur dengan berat badan yang rendah, pada penderita-penderita dengan sindrom malabsorpsi dan steatore, dan penyakit dengan gangguan absorpsi lemak).



d.



Vitamin K



Farmakodinamik Berguna untuk meningkatkan biosintesis beberapa faktor pembekuan darah yaitu protrombin, faktor VII (prokonvertin), farktor IX (faktor Christmas) dan faktor X (faktor Stuart) yang berlangsung di hati. Kebutuhan manusia Sintesis vitamin K oleh bakteri usus sekitar 50% dari kebutuhan vitamin K per hari. Defisiensi Menyebabkan hipoprotrombinemia dan menurunnya kadar beberapa faktor pembekuan darah Farmakokinetik o



Absorpsi melalui usus sangat tergantung dari kelarutannya.



o



Absorpsi filokuinon dan menakuinon berlangsung baik bila ada garam-garam empedu, sedangkan menadion dan derivatnya yang larut air dapat diabsorpsi walaupun tidak ada empedu.



Sediaan dan indikasi o



Tablet fitonadion 5 mg. Emulsi fitonadion mengandung 2 atau 10 mg/ml(parenteral)



o



Tablet menadion 2,5 dan 10 mg. Larutan menadion dalam minyak yang mengandung 2, 10, dan 25 mg/ml (IM)



o



Tablet menadion natrium bisulfit 5 mg. Larutan menadion natrium bisulfit mengandung 5 dan 10 mg/ml



2. Vitamin Larut dalam air a.



Vitamin C



Defisiensi o



Defisiensi dicegah dengan pemberian sayur-mayur atau buah-buahan segar.



o



Bekerja sebagai suatu koenzim dan pada keadaan tertentu merupakan reduktor dan antioksidan.



o



Gejala awal adalah malaise, mudah tersinggung, gangguan emosi, artralgia, hiperkeratosis folikel rambut, perdarahan hidung dan petekie. Skorbut terlihat bila kadar vitamin C pada leukosit dan trombosit < 2 mg/dl dan ini terjadi setelah mendapat diet yang tidak mengandung vitamin C selama 3-5 bulan. Orang tua, alkoholisme, penderita penyakit menahun sangat peka terhadap timbulnya skorbut.



Farmakokinetik Mudah diabsorbsi melalui saluran cerna. Ekskresi melalui urine dalam bentuk utuh dan bentuk garam sulfatnya terjadi jika kadar dalam darah melewati ambang rangsang ginjal 1,4 mg%. Kebutuhan sehari AKG vitamin C ialah 35 mg untuk bayi dan meningkat sampai kira-kira 60 mg pada dewasa. Kebutuhan akan vitamin C meningkat 300-500% pada penyakit infeksi, tuberkulosis, tukak peptik, penyakit neoplasma, pasca bedah atau trauma, pada hipertiroid, kehamilan dan laktasi. Pada masa hamil dan laktasi diperlukan tambahan vitamin C 10-25 mg/hari. Efek samping Dosis lebih dari 1 g/hari dapat menyebabkan diare dan dapat meningkatkan bahaya terbentuknya batu ginjal, karena sebagian vit C dimetabolisme dan diekskresi sebagai oksalat. Sediaan dan indikasi o



Dalam bentuk tablet dan larutan mengandung 50-1500 mg. Untuk sediaan suntik mengandung vitamin C 100-500 mg.



o



Vitamin C diindikasikan untuk pencegahan dan pengobatan skorbut.



b.



Vitamin B



Vitamin B1 (Tiamin) Defisiensi o



Penyakit beri-beri yang gejalanya terutama tampak pada sistem saraf dan kardiovaskuler.



o



Pada sistem saraf :neuritis



o



Pada kardiovaskuler :insufisiensi jantung.



o



Pada saluran cerna :konstipasi dan nafsu makan berkurang.



Kebutuhan sehari Kebutuhan minimum adalah 0,3 mg/1000 kcal, sedangkan AKG di Indonesia ialah 0,3-0,4 mg/hari untuk bayi, 1,0 mg/hari untuk orang dewasa dan 1,2 mg/hari untuk wanita hamil. Farmakokinetik Pada pemberian parenteral, absorbsinya cepat dan sempurna. Absorbsi per oral maksimum 8-15 mg/hari yang dicapai dengan pemberian oral sebanyak 40 mg. Dalam satu hari sebanyak 1 mg tiamin mengalami degradasi di jaringan tubuh. Efek samping Meskipun jarang, reaksi anafilaktoid dapat terjadi setelah pemberian IV dosis besar. Sediaan o



Tiamin HCl (vit B1, aneurin HCl) tersedia dalam bentuk tablet 5-500 mg, larutan steril 100-200 mg untuk penggunaan parenteral, dan eliksir 2-25 mg/ml.



o



Dosis 2-5 mg/hari (pencegahan) dan 5-10 mg tiga kali sehari (pengobatan) Indikasi



o



Wanita hamil yang kurang gizi



o



Penderita emesis gravidarum



Vitamin B2 Defisiensi Gejala sakit tenggorokan dan radang di sudut mulut (stomatitis angularis), keilosis, glositis, lidah berwarna merah dan licin. Kebutuhan sehari Minimum 0,3 mg/1000 kcal. Farmakokinetik Pemberian secara oral atau parenteral akan diabsorbsi dengan baik dan distribusi merata di seluruh jaringan. Indikasi o



Untuk pencegahan dan terapi defisiensi vitamin B2 yang sering menyertai pellagra atau defisiensi vitamin B-kompleks lainnya, sehingga riboflavin diberikan bersama vitamin lainnya.



o



Dosis untuk pengobatan adalah 5-10 mg/hari.



Vitamin B6



Defisiensi o



Kelainan kulit berupa dermatitis seboroik dan peradangan pada selaput lendir, mulut dan lidah



o



Kelainan SSP berupa perangsangan sampai timbulnya kejang



o



Gangguan sistem eritropoietik berupa anemia hipokrom mikrositik



Kebutuhan sehari Kira-kira 2 mg/100 mg protein. Farmakokinetik Piridoksin, piridoksal dan piridoksamin mudah diabsorbsi melalui saluran cerna. Ekskresi melalui urin terutama dalam bentuk 4-asam piridoksat dan piridoksal. Efek samping Dapat menyebabkan neuropati sensorik atau sindrom neuropati dalam dosis antara 50 mg-2 g per hari untuk jangka panjang. Sediaan dan indikasi o



Tablet piridoksin HCl 10-100 mg dan sebagai larutan steril 100 mg/ml piridoksin HCl untuk injeksi.



o



Untuk mencegah dan mengobati defisiensi vitamin B6 diberikan bersama vitamin B lainnya atau sebagai multivitamin untuk pencegahan dan pengobatan defisiensi vitamin Bkompleks. Indikasi lain untuk mencegah atau mengobati neuritis perifer oleh obat, misalnya setelah pemberian obat isoniazid. Daftar Pustaka



Gerald F. Combs Jr., James P. McClung, 2017, The Vitamins, Fifth Edition: Fundamental Aspects in Nutrition and Health, Elsevier;Academic Press.