Tetra Parese [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN INDIVIDU KASUS TETRAPARESE PADA TN. Z DI RUANG RAWAT INAP LANTAI 2 RUMAH SAKIT UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA



Oleh : UCCA FAJRIN WICITRA PUTRI 011211233022



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIDAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2014



LEMBAR PENGESAHAN Telah diperiksa dan disetujui untuk memenuhi Tugas Praktek Semester III Program Studi Pendidikan Bidan Universitas Airlangga Nama : UCCA FAJRIN WICITRA PUTRI NIM : 011211233022 Judul : Laporan Individu - Kasus Tetraparese pada Tn.Z di Ruang Rawat Inap Lantai 2 Rumah Sakit Universitas Airlangga Surabaya



Surabaya, Januari 2014 Mengetahui Pembimbing Akademik



Pembimbing Klinik



Rize Budi Amalia, S.Keb., Bd.



Ita Maulidiawati, S.Kep, Ners.



KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan bimbinganNya kami dapat menyelesaikan Laporan Ketrampilan Dasar Praktik Klinik di ruang rawat inap lantai 2 Rumah Sakit Universitas Airlangga Surabaya. Dalam penyusunan Laporan Keterampilan Dasar Praktik Klinik ini kami menyadari adanya kekurangan dan kesulitan, namun karena adanya bantuan dari berbagai pihak Laporan ini dapat terselesaikan. Oleh sebab itu pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat : 1



Prof. Dr. Agung Pranoto, dr., M. Kes., Sp. PD., K-EMD, FINASIM selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga.



2



dr. Sunjoto, Sp.OG (K), selaku ketua program studi S1 Pendidikan Bidan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga.



3



Rize Budi Amalia, S.Keb., Bd. selaku pembimbing akademik.



4



Ita Maulidiawati, S.Kep, Ners. Selaku pembimbing klinik.



5



Semua tenaga kesehatan yang ada di Ruang Rawat Inap lantai 2.



6



Semua pihak yang telah membantu menyelesaikan laporan ini. Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, maka dari itu kami



mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan laporan ini dan laporan selanjutnya. Akhirnya kami berharap semoga Laporan Keterampilan Dasar Praktik Klinik ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para pembaca sekalian.



Surabaya, Januari 2014



Penulis



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tetraparese merupakan kelumpuhan/kelemahan yang disebabkan oleh penyakit atau trauma pada manusia yang menyebabkan hilangnya sebagian fungsi motorik pada keempat anggota gerak, dengan kelumpuhan/kelemahan lengan lebih atau sama hebatnya dibandingkan dengan tungkai. Hal ini diakibatkan oleh adanya kerusakan otak, kerusakan tulang belakang pada tingkat tertinggi (khususnya pada vertebra cervikalis), kerusakan sistem saraf perifer, kerusakan neuromuscular atau penyakit otot. kerusakan diketahui karena adanya lesi yang menyebabkan hilangnya fungsi motorik pada keempat anggota gerak, yaitu lengan dan tungkai. Penyebab khas pada kerusakan ini adalah trauma (seperti tabrakan mobil, jatuh atau sport injury) atau karena penyakit (seperti mielitis transversal, polio, atau spina bifida). Data epidemiologi dari berbagai negara menyebutkan bahwa angka kejadian cidera medulla spinalis sekitar 11,5-53,4 kasus per 100.000 penduduk per tahun. 1.2 Tujuan Penulisan 1.2.1. Mahasiswa mampu melaksanakan pengkajian subjektif dan data objektif pada pasien Tetraparese. 1.2.2. Mahasiswa mampu mengidentifikasi diagnose dan masalah potesial. 1.2.3. Mahasiswa mampu mengembangkan rencana tindakan kepada pasien Tetraparese. 1.3 Manfaat Penulisan 1.3.1 Mahasiswa dapat melaksanakan pengkajian subjektif dan data objektif pada pasien Tetraparese. 1.3.2 Mahasiswa dapat mengidentifikasi diagnose dan masalah potensial. 1.2.4. Mahasiswa dapat mengembangkan rencana tindakan kepada Tetraparese.



BAB II



pasien



TINJAUAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Tetraparese 2.1.1 Definisi Parese



adalah kelemahan/kelumpuhan parsial yang ringan/tidak



lengkap



atau



suatu kondisi yang ditandai oleh hilangnya sebagian gerakan atau gerakan terganggu. Kelemahan adalah hilangnya sebagian fungsi otot untuk satu atau lebih kelompok otot yang dapat menyebabkan gangguan mobilitas bagian yang terkena. Parese pada anggota gerak dibagi mejadi 4 macam, yaitu: -



Monoparese adalah kelemahan pada satu ekstremitas atas atau ekstremitas bawah. Paraparese adalah kelemahan pada kedua ekstremitas bawah. Hemiparese adalah kelemahan pada satu sisi tubuh yaitu satu ekstremitas atas dan



-



satu ekstremitas bawah pada sisi yang sama. Tetraparese adalah kelemahan pada keempat ekstremitas.



Tetraparese/Quadriparese adalah kelumpuhan/kelemahan yang disebabkan oleh penyakit atau trauma pada manusia yang menyebabkan hilangnya sebagian fungsi motorik pada keempat anggota gerak, dengan kelumpuhan/kelemahan lengan lebih atau sama hebatnya dibandingkan dengan tungkai. Hal ini diakibatkan oleh adanya kerusakan otak, kerusakan tulang belakang pada tingkat tertinggi (khususnya pada vertebra cervikalis), kerusakan sistem saraf perifer, kerusakan neuromuscular atau penyakit otot. kerusakan diketahui karena adanya lesi yang menyebabkan hilangnya fungsi motorik pada keempat anggota gerak, yaitu lengan dan tungkai. Penyebab khas pada kerusakan ini adalah trauma (seperti tabrakan mobil, jatuh atau sport injury) atau karena penyakit (seperti mielitis transversal, polio, atau spina bifida). 2.1.2 Etiologi Complete/incomplete transection of cord with fracture -



Prolapsed disc Cord contusion-central cord syndrome, anterior cord syndrome



Guillain-Barre Syndrome (post infective polyneuropathy) Transverse myelitis Acute myelitis Anterior spinal artery occlusion



Spinal cord compression Haemorrhage into syringomyelic cavaty Poliomyelitis 2.1.3 Patofisiologi Tetraparese dapat disebabkan karena kerusakan Upper Motor Neuron (UMN) atau kerusakan



Lower Motor Neuron



(LMN).



Kelumpuhan/kelemahanyang



terjadi



pada



kerusakan Upper Motor Neuron (UMN) disebabkan karena adanya lesi di medula spinalis. Kerusakannya bisa dalam bentuk jaringan scar,atau kerusakan karena tekanan dari vertebra atau diskus invertebralis. Hal ini berbeda dengan lesi pada LMN yang berpengaruh pada serabut saraf yang berjalan dari horn anterior medula spinalis sampai ke otot. Pada columna vertebralis terdapat nervus spinalis, yaitu nervus servikal,thorakal, lumbal, dan sakral. Kelumpuhan berpengaruh pada nervus spinalis dari servikal dan lumbosakral dapat menyebabkan kelemahan/kelumpuhan pada keempat anggota gerak. Wilayah ini penting, jika terjadi kerusakan pada daerah ini maka akan berpengaruh pada otot, organ, dan sensorik yang dipersarafinya. Ada dua tipe lesi, yaitu lesi komplit dan inkomplit. Lesi komplit dapatmenyebabkan kehilangan kontrol otot dan sensorik secara total dari bagiandibawah lesi, sedangkan lesi inkomplit mungkin hanya terjadi kelumpuhan ototringan (parese) dan atau mungkin kerusakan sensorik. Lesi pada UMN dapatmenyebabkan parese spastic sedangkan lesi pada LMN menyebabkan parese flacsid. 2.1.4 Manifestasi Klinis Pada



tetraparese kadang terjadi kerusakan



atau kehilangan



kemampuan



dalam



mengontrol sistem pencernaan, fungsi seksual, pengosongan saluran kemih dan rektum, sistem pernafasan



atau fungsi otonom. Selanjutnya, dapat



terjadi penurunan/kehilangan



fungsi sensorik. adapun manifestasinya seperti kekakuan, penurunan sensorik, dan nyeri neuropatik. Walaupun pada tetraparese itu terjadi kelumpuhan pada keempat anggota gerak tapi terkadang tungkai dan lengan masih dapat digunakan atau jari-jari tangan yang tidak dapat memegang kuat suatu benda tapi jari-jari tersebut masih bisa digerakkan, atau tidak bisa



menggerakkan



tangan tapi



lengannya



tergantung dari luastidaknyanya kerusakan.



masih bisa



digerakkan.



Hal ini



semua



2.2 Pengkajian Kasus Tanggal Pengkajian Tempat



: 13 january 2014



: IRNA LT. 2 RS UNIVERSITAS AIRLANGGA



Waktu



:13.00WIB



No. RM



:



2.2.1 Data Subjektif 1. Identitas Pasien Nama : Tn. Z Jenis Kelamin : Laki-laki Tempat tanggal lahir :Surabaya, 01-01-1974



Pekerjaan Status alamat



: : Menikah :Mulyorejo utara



Umur



: 40 tahun



Agama



: Islam



Biaya



: UMUM



Penanggung



: Ahmad Marzuki (Ayah)



Kebangsaan



: Indonesia



Tanggal MRS : 13 Januari 2014 Tanggal Pengkajian: 13-15 Januari 2014



2. Keluhan Utama Pasien datang dari Poli dengan keluhan kelemahan, tiba-tiba jatuh saat melakukan aktivitas di rumah. 3. Riwayat Kesehatan - Riwayat Kesehatan Sekarang Pasien MRS tanggal 13 Januari 2014. Pasien tidak bisa menggerakkan kaki dan tangan. Riwayat Kesehatan Dahulu Skizofrenia katatonik sejak usia 23tahun. 2.2.2 Data Objektif 1. Keadaan Umum -



Tanda-tanda vital - Tekanan Darah : 90/50 mmHg - Denyut Nadi : 88x/menit - Suhu : 37 c - Respiration Rate : 18x/menit 2. Pemeriksaan Fisik - Kepala : kepala tampak simetris, tidak ada benjolan di kepala - Muka : ekspresi wajah tampak kebingungan - Mata : pandangan kosong, tatapan monoton. - Telinga : kurang bersih. - Hidung : kurang bersih, tidak ada PCH. - Mulut : kotor.



-



Leher



-



pembengkakan kelenjar limfe. Thorak : bentuk simetris, tidak ada ronki Abdomen : simetris, tidak ada nyeri tekan, tidak ada bekas luka, peristaltik



: Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, vena jugularis, dan terdapat



10x/menit. Punggung : tidak ada luka di cubitus Ekstremitas Atas - kanan : tidak ada oedema, gerak kurang aktif. - kiri : tidak ada oedema, gerak kurang aktif. Bawah - kanan : tidak ada oedema, gerak kurang aktif. - kiri : tidak ada oedema, gerak kurang aktif 3. Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan labratorium - SGOT : 76,7 - SGPT : 66,5 - BUN : 88,3 - Creatinin Serum: 3,3 - Kalium : 4,64 - Natrium : 125,9 - HGB : 10,7 - RBC : 3,28 - HCT : 30,3 % - WBC : 8,58 - PLT : 223 -



2.2.3 2.2.4



Analisa Pusing, kelemahan. Kebutuhan Dasar Manusia pada Pasien Tetraparese - Kebutuhan makan dan minum (nutrisi). - Kebutuhan rasa aman. - Kebutuhan rasa nyaman. - Kebutuhan Eliminasi. - Kebutuhan Personal Hygine. - Kebutuhan terapi mobilisasi.



2.2.5 Keterampilan / tindakan KDPK yang dilaksanakan pada kasus Senin, 13 Januari 2014 1. Pemeriksaan TTV, Pemeriksaan Fisik, dan Pemeriksaan Penunjang. 2. Pemenuhan kebutuhan cairan dengan memberikan infus RL 14tpm. 3. Pemberian obat sesuai dengan anjuran dokter (alinamin F 2x1) 4. Menyiapkan dan merapikan tempat tidur.



Selasa, 14 Januari 2014 1. Pemeriksaan TTV, Pemeriksaan Fisik, dan Pemeriksaan Penunjang. 2. Pemenuhan kebutuhan cairan dengan memberikan infus Pz 3tpm. 3. Mengganti dan mengatur cairan infus. 4. Pemberian obat sesuai dengan anjuran dokter. (resperidon 2x2 mg) 5. Membantu pasien posisi semi fowler agar pasien merasa lebih nyaman 6. Memberikan pasien terapi Oksigen menggunakan nasal kanul 2-3 lpm. 7. Menyiapkan dan merapikan tempat tidur. 8. Melatih mobilisasi untuk duduk dan menggerakkan tangan dan kaki. Rabu, 15 Januari 2014 1. Pemeriksaan TTV, Pemeriksaan Fisik, dan Pemeriksaan Penunjang. 2. Pemenuhan kebutuhan cairan dengan memberikan infus RL 14tpm. 3. Mengganti dan mengatur cairan infus. 4. Pemberian obat sesuai dengan anjuran dokter 5. Membantu pasien posisi semi fowler agar pasien merasa lebih nyaman 6. Memberikan pasien terapi Oksigen menggunakan nasal kanul 2-3 lpm. 7. Menyiapkan dan merapikan tempat tidur. 8. Melatih mobilisasi untuk duduk dan menggerakkan tangan dan kaki.



BAB III PENUTUP 3.1 Simpulan Tetraparese/Quadriparese adalah kelumpuhan/kelemahan yang disebabkan oleh penyakit atau trauma pada manusia yang menyebabkan hilangnya sebagian fungsi motorik pada keempat anggota gerak, dengan kelumpuhan/kelemahan lengan lebih atau sama hebatnya dibandingkan dengan tungkai. Hal ini diakibatkan oleh adanya kerusakan otak, kerusakan tulang belakang pada tingkat tertinggi (khususnya pada vertebra cervikalis), kerusakan sistem saraf perifer, kerusakan neuromuscular atau penyakit otot. kerusakan diketahui karena adanya lesi yang menyebabkan hilangnya fungsi motorik pada keempat anggota gerak, yaitu lengan dan tungkai. 3.2 Saran 3.2.1 Bagi institusi Diharapkan dapat menambah kepustakaan yang telah dimiliki diharapkan juga dapat menambah kajian baru serta dapat dijadikan bahan rujukan untuk 3.2.2



penyusunan laporan yang akan datang. Bagi tempat praktik Dapat menjadikan laporan ini sebagai bahan masukan dalam meningkatkan



3.2.3



kualitas pelayanan. Bagi mahasiswa Dapat menjadikan laoran ini sebagai pertimbangan dasar atau bahan data untuk meyusun laporan selanjutnya.



DAFTAR PUSTAKA



Budi Nugraha. 2011. Presentasi Kasus Bangsal Tetreparesis di Bprsud Salatiga. Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Syaraf Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. http://gadjahmadanursing.blogspot.com/2012/09/v-behaviorurldefaultvmlo.html