Tgs Orto [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Tipe Fraktur 



fraktur Transversal: fraktur sepanjang garis tengah tulang.







fraktur Oblik: fraktur membentuk sudut dengan garis tengah tulang.







fraktur Spiral: fraktur memuntir seputar batang tulang.







fraktur Komunitif: fraktur dengan tulang pecah menjadi beberapa fragmen yang masih saling berhubungan..







fraktur butterfly: fraktur dengan pecahan berbentuk kupu kupu







Fraktur segmental: fraktur dengan 2 atau lebih segmen yang tidak saling berhubungan.



Bone Healing: 1. Fase hematoma terjadi selama 1- 3 hari Tiap fraktur biasanya disertai putusnya pembuluh darah sehingga terdapat penimbunan darah di sekitar fraktur. Pembuluh darah robek dan membentuk hematoma disekitar daerah fraktur. Hematoma ini disertai dengan pembengkakan jaringan lunak. Sel-sel darah membentuk fibrin guna melindungi tulang yang rusak dan sebagai tempat



tumbuhnya kapiler baru dan fibroblast.Pada ujung tulang yang patah terjadi iskemia sampai beberapa milimeter dari garis patahan yang mengakibatkan matinya osteosit pada daerah fraktur tersebut. Stadium ini berlangsung 24 – 48 jam.



2. Fase proliferative terjadi selama 3 hari sampai 2 minggu Pada stadium ini terjadi proliferasi dan differensiasi sel-sel periosteal dan endoosteal menjadi fibro kartilago yang berasal dari periosteum,`endosteum,dan bone marrow yang telah mengalami trauma. Kemudian, hematoma akan terdesak oleh proliferasi ini dan diabsorbsi oleh tubuh. Sel-sel yang mengalami proliferasi ini terus masuk ke dalam lapisan yang lebih dalam dan di sanalah osteoblast beregenerasi dan terjadi proses osteogenesis. Bersamaan dengan aktivitas sel-sel sub periosteal maka terjadi aktifitas sel-sel dari kanalis medularis dari lapisan endosteum dan dari bone marrow masingmasing fragmen. Proses dari periosteum dan kanalis medularis dari masing-masing fragmen bertemu dalam satu preses yang sama, proses terus berlangsung kedalam dan keluar dari tulang tersebut sehingga menjembatani permukaan fraktur satu sama lain. Pada saat ini mungkin tampak di beberapa tempat pulau-pulau kartilago, yang mungkin banyak sekali,walaupun adanya kartilago ini tidak mutlak dalam penyembuhan tulang. Dalam beberapa hari terbentuklah tulang baru yang menggabungkan kedua fragmen tulang yang patah. Pada fase ini sudah terjadi pengendapan kalsium. Fase ini berlangsung selama 8 jam setelah fraktur sampai selesai, tergantung frakturnya.



3. Fase pembentukan callus terjadi selama 2-6 minggu. Pada fase ini terbentuk fibrous callus dan disini tulang menjadi osteoporotik akibat resorbsi kalsium untuk penyembuhan. Sel–sel yang berkembang memiliki potensi yang kondrogenik dan osteogenik mulai membentuk tulang dan juga kartilago. Populasi sel ini dipengaruhi oleh kegiatan osteoblast dan osteoklast yang mulai berfungsi dengan mengabsorbsi sel-sel tulang yang mati. Sel-sel osteoblas mengeluarkan matriks intra selluler yang terdiri dari kolagen dan polisakarida, yang segera bersatu dengan garamgaram kalsium, membentuk tulang immature atau young callus. Massa sel yang tebal dengan tulang yang imatur dan kartilago, membentuk kallus atau bebat pada permukaan endosteal dan periosteal makapada akhir stadium akan terdapat dua



macam callus yaitu didalam disebut internal callus dan diluar disebut external callus. Sementara tulang yang imatur (anyaman tulang ) menjadi lebih padat sehingga gerakan pada tempat fraktur berkurang pada 4 minggu setelah fraktur menyatu. 4. Fase konsolidasi terjadi dalam waktu 3 minggu – 6 bulan Pada fase ini callus yang terbentuk mengalami maturisasi lebih lanjut oleh aktivitas osteoblas, callus menjadi tulang yang lebih dewasa (mature) dengan pembentukan lamela-lamela. Pada setadium ini sebenarnya proses penyembuhan sudah lengkap. Pada fase ini terjadi pergantian fibrous callus menjadi primary callus. Fase ini terjadi sesudah empat minggu, namun pada umur-umur lebih mudah lebih cepat. Secara berangsur-angsur primary bone callus diresorbsi dan diganti dengan second bone callus yang sudah mirip dengan jaringan tulang yang normal. Ini adalah proses yang lambat dan mungkin perlu beberapa bulan sebelum tulang kuat untuk membawa beban yang normal.



5. Fase remodeling terjadi selama 6 minggu hingga 1 tahun. Pada fase ini secondary bone callus sudah ditimbuni dengan kalsium yang banyak dan tulang sudah terbentuk dengan baik, serta terjadi pembentukan kembali dari medula tulang. Apabila union sudah lengkap, tulang baru yang terbentuk pada umumnya berlebihan, mengelilingi daerah fraktur di luar maupun di dalam kanal, sehingga dapat membentuk kanal medularis. Dengan mengikuti stress/tekanan dan tarik mekanis, misalnya gerakan, kontraksi otot dan sebagainya, maka callus yang sudah mature secara pelan-pelan terhisap kembali dengan kecepatan yang konstan sehingga terbentuk tulang yang sesuai dengan aslinya.



Gangguan penyembuhan tulang 



Malunion. Malunion adalah suatu keadaan dimana tulang sembuh pada saatnya dalam keadaan tersebut, namun terdapat kelainan bentuk pada tulang.







Delayed union. Delayed union adalah suatu keadaan dimana patah tulang tidak sembuh setelah selang waktu 3-5 bulan. Penyebabnya adalah tidak segera mendapat pengobatan, begitu terkena patah tulang.







Nonunion. Non union adalah suatu keadaan dimana patah tulang tidak sembuh setelah 6-8 bulan dan tidak didapatkan kosolidasi.



Syarat Dan Aturan Foto Tulang 1. Melewati 2 sendi (two joints) Foto harus mencakup sendi yang berada di atas dan di bawah daerah fraktur 2. Harus diambil 2 posisi (two view) Foto harus mencakup 2 view yaitu AP view dan lateral view untuk melihat deformitas, displacement, dan angulasi



3. Sisi kontralateral harus difoto (two side) Untuk membandingkan diperlukan foto dari ekstremitas yang tidak mengalami trauma/normal 4. 2 waktu (two time) Untuk membandingkan sebelum dan sesudah terapi.



Komplikasi Fraktur



1) Komplikasi Awal a) Kerusakan Arteri Pecahnya arteri karena trauma bisa ditandai dengan tidak adanya nadi, CRT menurun, cyanosis bagian distal, hematoma yang lebar, dan dingin pada ekstrimitas yang disebabkan oleh tindakan emergensi splinting, perubahan posisi pada yang sakit, tindakan reduksi, dan pembedahan. b) Kompartement Syndrom



Syndrome kompartemen merupakan suatu kondisi dimana terjadi peningkatan tekanan interstitial dalam sebuah ruangan terbatas yakni kompartemen osteofasial yang tertutup. Sehingga mengakibatkan berkurangnya perfusi jaringan dan tekanan oksigen jaringan. Gejala utama dari sindrom kompartemen adalah rasa sakit yang bertambah parah terutama pada pergerakan pasif dan nyeri tersebut tidak hilang oleh narkotik. Tanda lain adalah terjadinya paralysis, dan berkurangnnya denyut nadi. c) Fat Embolism Syndrom Fat Embolism Syndrom (FES) adalah komplikasi serius yang sering terjadi pada kasus fraktur tulang panjang. FES terjadi karena sel-sel lemak yang dihasilkan bone marrow kuning masuk ke aliran darah dan menyebabkan tingkat oksigen dalam darah rendah yang ditandai dengan gangguan pernafasan, tachykardi, hypertensi, tachypnea, demam. Serangan biasanya 2-3 hari setelah cedera. d) Infeksi System pertahanan tubuh rusak bila ada trauma pada jaringan. Pada trauma orthopedic infeksi dimulai pada kulit (superficial) dan masuk ke dalam. Ini biasanya terjadi pada kasus fraktur terbuka, tapi bisa juga karena penggunaan bahan lain dalam pembedahan seperti pin dan plat. e) Avaskuler Nekrosis Avaskuler Nekrosis (AVN) terjadi karena aliran darah ke tulang rusak atau terganggu yang bisa menyebabkan nekrosis tulang dan diawali dengan adanya Volkman’s Ischemia. 2) Komplikasi Dalam Waktu Lama a) Delayed Union dan nonunion Sambungan tulang yang terlambat dan tulang patah yang tidak menyambung kembali. Delayed union adalah proses penyembuhan yang terus berjalan tetapi dengan kecepatan yang lebih lambat dari keadaan normal. Nonunion dari tulang yang telah patah dapat menjadi komplikasi yang membahayakan Banyak keadaan yang menjadi predisposisi dari nonunion seperti reduksi yang tidak benar akan menyebabkan bagianbagian tulang yang patah tetap tidak menyatu, imobilisasi yang kurang tepat baik cara terbuka maupun tertutup. b) Malunion



Malunion adalah suatu keadaan dimana tulang yang patah telah sembuh dalam posisi yang tidak seharusnya, membentuk sudut, atau miring. Contoh yang khas adalah patah tulang paha yang dirawat dengan traksi, dan kemudian diberi gips untuk imobilisasi dimana kemungkinan gerakan untuk rotasi dari fragmen-fragmen tulang yang patah kurang diperhatikan. Akibatnya sesudah gips dibuang ternyata anggota tubuh bagian distal memutar ke dalam atau ke luar, dan penderita tidak dapat mempertahankan posisi tubuhnya dalam posisi netral.



Prinsip Pengobatan Fraktur 



Recognition Diagnosis dan penilaian lokaliisasi fraktur, bentuk fraktur, menentukan teknik yang sesuai pengobatan, komplikasi yang terjadi selama dan sesudah pengobatan.







Reduction mengembalikan Aligment yang sempurna dan aposisi yang benar







Retention Imobilisasi fraktur







Rehabilitation Mengembalikan aktifitas fungsioonal semaksimal mungkin