TPN [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KATA PENGANTAR



Puji dan Syukur hanya milik Allah SWT, Karena berkat rahmat, karunia serta hidayahNya Penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ Pemberian Nutrisi Parenteral”. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas MataKuliah Keperawatan Kritis. Makalah ini tidak mungkin terwujud tanpa bantuan dari beberapa pihak membantu Penulis. Maka pada kesempatan ini Penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya. Penulis menyadari bahwa Makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, Penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan Makalah ini. Semoga Makalah ini dapat berguna bagi Penulis dan pembaca.



Semarang, 7 july 2017



Penulis



DAFTAR ISI



BAB I PENDAHULUAN



A. LATAR BELAKANG Nutrisi adalah proses dimana tubuh manusi menggunakan makanan untuk membentuk energi, mempertahankan kesehatan, pertumbuhan dan untuk berlangsungnya fungsi normal setiap organ dan jaringan tubuh (Rock CL, 2004).Status nutrisi normal menggambarkan keseimbangan yang baik antara asupan nutrisi dengan kebutuhan nutrisi (Denke, 1998; Klein S, 2004). Kekurangan nutrisi memberikan efek yang tidak diinginkan terhadap struktur dan fungsi hampir semua organ dan sistem tubuh (Suastika,1992). Sebanyak 75% pasien ICU ditemukan mengalami malnutrisi akut pada saat masuk (first admission). Kondisi penurunan status gizi selama masa rawat secara signifikan lebih parah terjadi pada pasien dengan status gizi buruk dibandingkan dengan kelompok pasienyang beresiko mengalami malnutrisi berdasarkan hasil skrining gizi (Kim dan ChoiKwon, 2011). Nutrisi Parenteral adalah suatu bentuk pemberian nutrisi yang diberikan langsung melalui pembuluh darah tanpa melalui saluran pencernaan. Pemberian nutrisi parenteral hanya



efektif



untuk



pengobatan



gangguan



nutrisi



bukan



untuk



penyebab



penyakitnya.Status nutrisi basal dan berat ringannya penyakit memegang peranan penting dalam menentukan kapan dimulainya pemberian nutrisi parenteral. Sebagai contoh pada orang-orang dengan malnutrisi yang nyata lebih membutuhkan penanganan dini dibandingkan dengan orang-orang yang menderita kelaparan tanpa komplikasi. Pasien-pasien dengan kehilangan zat nutrisi yang jelas seperti pada luka dan fistula juga sangat rentan terhadap defisit zat nutrisi sehingga membutuhkan nutrisi parenteral lebih awal dibandingkan dengan pasien-pasien yang kebutuhan nutrisinya normal. Secara umum, pasien-pasien dewasa yang stabil harus mendapatkan dukungan nutrisi 7 sampai dengan 14 hari setelah tidak mendapatkan nutrisi yang adekuat sedangkan pada pasienpasien kritis, pemberian dukungan nutrisi harus dilakukan dalam kurun waktu 5 sampai dengan 10 hari (ASPEN, 2002).



B. TUJUAN 1. Mengetahui pengertian dari nutrisi parenteral 2. Mengetahui indikasi nutrisi parenteral 3. Mengetahui hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian nutrisi parenteral



C. RUMUSAN MASALAH 1. Apa itu nutrisi parenteral? 2. Apakah indikasi pemberian nutrisi parenteral? 3. Apa sajakah hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian nutrisi parenteral?



BAB II PEMBAHASAN



A. DEFINISI NUTRISI PARENTERAL Nutrisi adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya, yaitu energi, membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur proses-proses kehidupan (Soenarjo, 2000). Menurut Rock CL (2004), nutrisi adalah proses dimana tubuh manusia menggunakan



makanan



untuk



membentuk



energi,



mempertahankan



kesehatan,



pertumbuhan dan untuk berlangsungnya fungsi normal setiap organ baik antara asupan nutrisi dengan kebutuhan nutrisi. Sedangkam menurut Supariasa (2001), nutrisi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses degesti, absorbsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan, dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi. Nutrisi Parenteral adalah suatu bentuk pemberian nutrisi yang diberikan langsung melalui pembuluh darah tanpa melalui saluran pencernaan. Para peneliti sebelumnya menggunakan istilah hiperalimentasi sebagai pengganti pemberian makanan melalui intravena, dan akhirnya diganti dengan istilah yang lebih tepat yaitu Nutrisi Parenteral Total, namun demikian secara umum dipakai istilah Nutrisi Parenteral untuk menggambarkan suatu pemberian makanan melalui pembuluh darah. Nutrisi parenteral total (TPN) diberikan pada penderita dengan gangguan proses menelan, gangguan pencernaan dan absorbsi (Bozzetti, 1989; Baron, 2005; Shike 1996; Mahon, 2004;Trujillo,2005).



B. DASAR PEMBERIAN Pemberian nutrisi parenteral secara rutin tidak direkomendasikan pada kondisikondisi klinis sebagai berikut : 1. Pasien-pasien kanker yang sedang menjalankan terapi radiasi dan kemoterapi. 2. Pasien-pasien preoperatif yang bukan malnutrisi berat. 3. Pankreatitis akut ringan. 4. Kolitis akut. 5. AIDS. 6. Penyakit paru yang mengalami eksaserbasi. 7. Luka bakar. 8. Penyakit-penyakit berat stadium akhir (end-stage illness)



C. CARA PEMBERIAN NUTRISI PARENTERAL Berdasarkan cara pemberian nutrisi parenteral dibagi menjadi 2 yaitu : 1. parenteral sentral ( untuk nutrisi parenteral total ) : Merupakan pemberian nutrisi melalui intravena dimana kebutuhan nutrisi sepenuhannya melalui cairan infuse karena keadaan saluran pencernaan klien tidak



dapat digunakan. Cairan yang dapat digunakan adalah cairan yang mengandung karbohidrat seperti Triofusin E 1000, cairan ini yang mengandung asam amino seperti Pan Amin G, dan cairan yang mengandung lemak seperti intralipid 2. Nutrisi parenteral perifer ( untuk nutrisi Parenteral Parsial ) Merupakan pemberian sebagian kebutuhan nutrisi melalui intravena. Sebagian kebutuhan nutrisi harian pasien masih dapat dipenuhi melalui enteral. Cairannya yang biasa digunakan dalam bentuk dekstrosa atau cairan asam amino.



D. HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN SELAMA PEMBERIAN Pemberian nutrisi parenteral umumnya dimulai pada hari ke III pasca-bedah/trauma. Jika keadaan membutuhkan koreksi nutrisi cepat, maka pemberian paling cepat 24 jam pasca-trauma/bedah. Jika keadaan ragu-ragu dapat dilakukan pemeriksaan kadar gula. Jika kadar gula darah < 200 mg/dl. pada penderita non diabetik, nutrisi parenteral dapat dimulai. Nutrisi parenteral tidak diberikan pada keadaan sebagai berikut: 1. 24 jam pasca-bedah/trauma 2. gagal napas 3. shock 4. demam tinggi 5. brain death (alasan cost-benefit)



Vena perifer yang dipilih sebaiknya pada lengan, oleh karena pemberian melalui vena tungkai bawah resiko flebitis dan trombosis vena dalam lebih besar. Seperti telah dijelaskan diatas bahwa karbohidrat diperlukan sebagai sumber kalori. Dalam pemenuhan kalori adalah suatu keharusan dan multak ada dekstrose, sehingga mengurangi proses glukoneogenesis. Sebagai sumber kalori lain adalah emulsi lemak. Jika akan diberikan emulsi lemak sebaiknya terbagi sama banyak dalam hal jumlah kalori. Misalnya dibutuhkan jumlah kalori 1200 maka perhitungannya sebagai berikut: 600 kcal



= glukosa 150 gram



600 kcal



= fat 70 gram



Kombinasi ini menghindari keadaan hiperosmolar dan hiperglikemia. Pemberian emulsi lemak harus hati-hati dan sebaiknya diberikan seminggu sekali. Lebih baik jika dilakukan pemeriksaan fungsi hepar secara teratur. Contoh:



Hari I : (masa stabilisasi) cukup diberikan kristaloid (RL atau Ringer Asetat) Hari II : Triofusin 500 sebanyak 1500 cc + intrafusin 3,5% 500 cc maka: Cairan



: 2000 cc



Asam amino : 17,5 gram Energi



: 870 kcal



Na+



: 30,8 mEq



K+



: 15 mEq



Osmolaritas



: 745 mOsm



Data ini menunjukan kekurangan natrium dan kalium. Untuk itu dapat ditambahkan Kcl 15-20 cc (15-20 mEq) atau sesuai data laboratorium, sedangkan natrium dapat ditambahkan NaCl 3% 200 cc yang mengandung 105 mEq Na+. NaCl 3%=513 mEq Na+/L Hari III: Triofusin 500 sebanyak 1500 cc + intrafusin 3,5% 1000 cc + Ivelip



10%



100 cc. Contoh ini dapat dimodifikasi dengan mudah sesuai kebutuhan. Perlu diingat larutan yang mengandung dektrose harus diberikan terus-menerus. Dengan demikian dapat dipergunakan stop-cock sehingga cairan lain yang daat diberikan selang seling. Ketrampilan kita dalam pemberian nutrisi ini perlu disertai dengan komposisi berbagai jenis cairan yang ada dipasaran termasuk osmolaritasnya.



E. JENIS- JENIS NUTRISI PARENTERAL 1.



Lemak Lipid diberikan sebagai larutan isotonis yang dapat diberikan melalui vena perifer. Lipid diberikan untuk mencegah dan mengoreksi defisiensi asam lemak. Sebagian besar berasal dari minyak kacang kedelai, yang komponen utamanya adalah linoleic, oleic, palmitic, linolenic,dan stearic acids. Ketika menggunakan sediaan nutrisi jenis ini Jangan menambah sesuatu ke dalam larutan emulsi lemak. Lalu periksa botol terhadap emulsi yang terpisah menjadi lapisan lapisan atau berbuih, jika ditemukan, jangan digunakan, dan kembalikan ke farmasi, jangan menggunakan IV filter karena partikel di emulsi lemak terlalu besar untuk mampu melewati filter. Tetapi filter 1.2 μm atau lebih besar digunakan untuk memungkinkan emulsi lemak lewat melalui filter. Gunakan lubang angin karena larutan ini tersedia dalam kemasan botol kaca. Berikan TPN ini pada awalnya 1 ml/menit,monitor vital sign setiap 10 menit



dan observasi efek samping pada 30 menit pertama pemberian. Jika ada reaksi yang tidak diharapkan , segera hentikan pemberian dan beritahu dokter. Tetapi jika tidak ada reaksi yang tidak diharapkan, lanjutkan kecepatan pemberian sesuai resep. Monitor serum lipid 4 jam setelah penghentian pemberian, serta monitor terhadap



tes



fungsi



hati,



untuk



mengetahui



kegagalan



fungsi



hati



dan



ketidakmampuan hati melakukan metabolism lemak. Pemberian lemak intravena selain sebagai sumber asam lemak esensial (terutama asam linoleat) juga sebagai subtrat sumber energi pendamping karbohidrat terutama pada kasus stress yang meningkat. Bila lemak tidak diberikan dalam program nutrisi parenteral total bersama subtrat lainnya maka defisiensi asam lemak rantai panjang akan terjadi kira-kira pada hari ketujuh dengan gejala klinik bertahan sekitar empat minggu. Untuk mencegah keadaan ini diberikan 500 ml emulsi lemak 10 ml paling sedikit 2 kali seminggu. 2.



Karbohidrat Beberapa jenis karbohidrat yang lazim menjadi sumber energi dengan perbedaan jalur metabolismenya adalah : glukosa, fruktosa, sorbitokl, maltose, xylitol. Tidak seperti glukosa maka, bahwa maltosa ,fruktosa ,sarbitol dan xylitol untuk menembus dinding sel tidak memerlukan insulin. Maltosa meskipun tidak memerlukan insulin untuk masuk sel , tetapi proses intraselluler mutlak masih memerlukannya sehingga maltose masih memerlukan insulin untuk proses intrasel. Demikian pula pemberian fruktosa yang berlebihan akan berakibat kurang baik. Oleh karena itu perlu diketahui dosis aman dari masing-masing karbohidrat : 1. Glikosa ( Dektrose ) : 6 gram / KgBB /Hari. b. Fruktosa / Sarbitol



: 3 gram / Kg BB/hari.



c. Xylitol / maltose



: 1,5 gram /KgBB /hari.



Campuran GFX ( Glukosa ,Gfruktosa, Xylitol ) yang ideal secara metabolik adalah dengan perbandingan GEX = 4:2:1 3.



Protein/ Asam Amino Selain kalori yang dipenuhi dengan karbohidrat dan lemak , tubuh masih memerlukanasam amino untuk regenerasi sel , enzym dan visceral protein. Pemberian protein / asam amino tidak untuk menjadi sumber energi Karena itu pemberian protein / asam amino harus dilindungi kalori yang cukup, agar asam amino yang diberikan ini tidak dibakar menjadi energi ( glukoneogenesis). Jangan memberikan asam amino jika kebutuhan kalori belum dipenuhi.



Diperlukan perlindungan 150 kcal ( karbohidrat ) untuk setiap gram nitrogen atau 25 kcal untuk tiap gram asam amino . Kalori dari asam amino itu sendiri tidak ikut dalam perhitungan kebutuhan kalori. Satu gram N ( nitrogen ) setara 6,25 gram asam amino atau protein jika diberikan protein 1 gram/ kg = 50 gram / hari maka diperlukan karbohidrat ( 50:6,25 ) x 150 kcal = 1200 kcal atau 300 gram. 4.



Mikronutrien dan Immunonutrien Pemberian calsium, magnesium & fosfat didasarkan kebutuhan setiap hari, masing-masing: a. Calcium : 0,2 – 0,3 meq/ kg BB/ hari b. Magnesium : 0,35 – 0,45 meq/ kg BB/ hari c. Fosfat : 30 – 40 mmol/ hari d. Zink : 3 – 10 mg/ hari Tiga grup nutrient utama yang termasuk dalam immunonutrient adalah: a. Amino acids (arginine, glutamin, glycin ) b. Fatty acid. c. Nucleotide. Nutrient – nutrient tersebut diatas adalah ingredients yang memegang peran penting dalam proses “wound healing” peningkatan sistem immune dan mencegah proses inflamasi kesemuanya essenstial untuk proses penyembuhan yang pada pasien-pasien critical ill sangat menurun. Kombinasi dari nutrientnutrient tersebut diatas, saat ini ditambahkan dalam support nutrisi dengan nama Immune Monulating Nutrition (IMN ) atau immunonutrition.



Contoh larutan mikronutrien standar: Elemen dasar Jumlah Zinc



5 mg



copper



1 mg



manganese



0.5 mg



chromium



10 mcg



selenium



60 mcg



iodide



75 mcg



F. TUJUAN PEMBERIAN NUTRISI PARENTERAL



Adapun tujuan pemberian nutrisi parenteral adalah sebagai berikut: 1. Menyediakan nutrisi bagi tubuh melalui intravena, karena tidak memungkinkannya saluran cerna untuk melakukan proses pencernaan makanan. 2. Total Parenteral Nutrition (TPN) digunakan pada pasien dengan luka bakar yang berat, pancreatitis ,inflammatory bowel syndrome, inflammatory bowel disease, ulcerative colitis, acute renal failure, hepatic failure, cardiac disease, pembedahan dan cancer. 3. Mencegah lemak subcutan dan otot digunakan oleh tubuh untuk melakukan katabolisme energy. 4. Mempertahankan kebutuhan nutrisi



Pemberian dari nutrisi parenteral didasarkan atas beberapa dasar fisiologis, yakni: 1. Apabila di dalam aliran darah tidak tercukupi kebutuhan nutrisinya, kekurangan kalori dan nitrogen dapat terjadi. 2. Apabila terjadi defisiensi nutrisi,proses glukoneogenesis akan berlangsung dalam tubuh untuk mengubah protein menjadi karbohidrat. 3. Kebutuhan kalori Kurang lebih 1500 kalori/hari, diperlukan oleh rata-rata dewasa untuk mencegah protein dalam tubuh untuk digunakan. 4. Kebutuhan kalori menigkat terjadi pada pasien dengan penyakit hipermetabolisme, fever, injury, membutuhkan kalori sampai dengan 10.000 kalori/hari. 5. Proses ini menyediakan kalori yang dibutuhkan dalam konsentrasi yang langsung ke dalam system intravena yang secara cepat terdilusi menjadi nutrisi yang tepat sesuai toleransi tubuh.



G. INDIKASI NUTRISI PARENTERAL Indikasi dari nutrisi parenteral sebagai berikut : 1. Gangguan absorbs makanan seperti pada fistula enterokunateus, atresia intestinal, colitis infeksiosa, obstruksi usus halus. 2. Kondisi dimana usus harus diistirahatkan seperti pada pancreatitis berat, status pre operatif dengan malnutrisi berat, angina intestinal, diare berulang. 3. Gangguan motilitas usus seperti pada ileus yang berkepanjangan. 4. Makan, muntah terus menerus, gangguan hemodinamik, hiperemisis gravidarum (Wiryana, 2007).



H. KONSEP MENGENAI NUTRISI PARENTERAL 1. Menggunakan vena perifer untuk cairan pekat. Osmolritas plasma 300 mOsmol Vena perifer dapat menerima sampai maksimal 900 mOsmol . Makin tinggi osmolaritas (makin hipertonis) maka makin mudah terjadi tromphlebitis, bahkan tromboembli. Untuk cairan > 900-1000 mOsm, seharusnya digunakan vena setrral (vena cava, subclavia, jugularis) dimana aliran darah besar dan t cepat dapat mengencerkan tetesan cairan NPE yang pekat hingga tidak dapat sempat merusak dinding vena. Jika tidak tersedia kanula vena sentral maka sebaiknya dipilih dosis rendah (larutan encer) lewat vena perifer, dengan demikian sebaiknya sebelum memberikan cairan NPE harus memeriksa tekanan osmolaritas cairan tersebut ( tercatat disetiap botol cairan ) Vena kaki tidak boleh dipakai karena sangat mudah deep vein trombosis dengan resiko teromboemboli yang tinggi. 2. Memberikan protein tampa kalori karbohidrat yang cukup Sumber kalori yang utama dan harus selalu ada adalah dektrose. Otak dan eritrosit mutlak memerlukan glukosa setiap saat. Jika tidak tersedia terjadi gluneogenesis dari subtrat lain. Kalori mutlak dicukupi lebih dulu. Diperlukan deksrose 6 gram /kg.hari (300 gr) untuk kebutuhan energi basal 25 kcal/kg. Asam amino dibutuhkan untuk regenerasi sel, sintesis ensim dan viseral protein. Tetapi pemberian asam amino harus dilindungi kalori, agar tidak



dibakar



menjadi



asam amino



tersebut



energi (glukoneogenesis) Tiap gram Nitrogen harus



dilindungi 150 kcal berupa karbohidrat. Satu gram Nitrogen setara 6,25 gram protetin. Protein 50 gr memerlukan ( 50 : 6,25 ) x 150 k cal = 1200 kcal atau 300 gram karbohidrat. Kalori dari asam amino itu sendiri tidak ikut dalam perhitungan kebutuhan kalori. Jangan memberikan asam amino jika kebutuhan kalori belum dipenuhi. 3. melakukan perawatan aseptic Penyulit trombplebitis karena iritasi vena sering diikuti radang/ infeksi. Prevalensi infeksi berkisar antara 2-30 % Kuman sering ditemukan adalah flora kulit yang terbawa masuk pada penyulit atau ganti penutup luka infuse.



I. CONTOH SEDIAAN 1.



Nutrisi Parenteral Total a. Clinimix N9G15E



Larutan steril, non pirogenik untuk infus intravena. Dikemas dalam satu kantong dengan dua bagian: satu berisi larutan asam amino dengan elektrolit, bagian yang lain berisi glukosa dengan kalsium. Tersedia dalam ukuran 1 liter Composition: Nitrogen (g) 4.6 Asam Amino (g) 28 Glukosa 75 (g) 75 Total kalori (kkal) 410 Kalori glukosa (kkal) 300 Natrium (mmol) 35 Kalium (mmol) 30 Magnesium (mmol) 2.5 Kalsium (mmol) 2.3 Asetat (mmol) 50 Klorida (mmol) 40 Fosfat dalam HPO4– (mmol) 15 pH 6 Osmolaritas (mOsm/l) 845 b. Minofusin Paed larutan asam amino 5% bebas karbohidrat, mengandung elektrolit dan vitamin, terutama untuk anak-anak dan bayi. Bagian dari larutan nutrisi parenteral pada prematur dan bayi. Memberi protein pembangun, elektrolit, vitamin dan air pada kasus di mana pemberian peroral tidak cukup atau tidak memungkinkan, kasus di mana kebutuhan protein meningkat, defisiensi protein atau katabolisme protein. Komposisi: Tiap 1000 ml mengandung: L-Isoleusin



2.511 g



L-Leusin



2.790 g



L-Lisin



2.092 g



L-Metionin



0.976 g



L-Fenilalanin



1.813 g



L-Treonin



1.743 g



L-Triptofan



0.558 g



L-Valin



2.092 g



L-Arginin



3.487 g



L-Histidin



0.698 g



L-Alanin



9.254 g



L-Aspartic acid



4.045 g



N-Acetyl-L-cysteine



0.160 g



L-Glutamic acid



9.500 g



Glisin



3.845 g



L-Prolin



4.185 g



N-Acetyl-L-tyrosine



0.344 g



Nicotinamide



0.060 g



Piridoksin hidroklorida



0.040 g



Riboflavin-5′-phosphate sodium salt



0.0025 g



Kalium hidroksida



1.403 g



Natrium hidroksida



1.200 g



Kalsium klorida



0.735 g



Magnesium asetat 2.



Nutrisi Parenteral parsial 1. Cernevit adalah preparat multivitamin yang larut dalam air maupun lemak (kecuali vitamin K) dikombinasi dengan mixed micelles (glycocholic acid dan lecithin). Mengingat kebutuhan vitamin tubuh yang mungkin berkurang karena berbagai situasi stress (trauma, bedah, luka bakar, infeksi) yang dapat memperlambat proses penyembuhan. Composition: Setiap vial mengandung: Retinol Palmitat Amount corresponding to retinol 3.500 IU, Cholecalciferol 220 IU, DL alphatocopherol 10.200 mg ,Amount corresponding to alphatocopherol 11.200 IU,Asam Askorbat 125.000 mg, Cocarboxylase tetrahydrate 5.800 mg ,Amount corresponding to thiamine 3.510 mg ,Riboflavine sodium phosphate dihydrate 5.670 mg ,Amount corresponding to riboflavine 4.140 mg, Pyridoxine Hydrochloride 5.500 mg ,Amount corresponding to Pyridoxine 4.530 mg, Cyanocobalamine 0.006 mg, Asam Folat 0.414 mg ,Dexpanthenol 16.150 mg, Amount corresponding to Pantothenic Acid 17.250 mg ,Biotin 0.069 mg, Nicotinamide 46.000 mg, Glisin 250.000 mg ,Glycoholic Acid 140.000 mg Soya Lecithin 112.500 mg, Sodium hydroxide q.s. pH=5.9.



J. METODE PEMBERIAN NUTRISI PARENTERAL 1. Nutrisi parenteral parsial, pemberian sebagian kebutuhan nutrisi melalui intravena. Sebagian kebutuhan nutrisi harian pasien masih dapat di penuhi melalui enteral. Cairan yang biasanya digunakan dalam bentuk dekstrosa atau cairan asam amino 2. Nutrisi parenteral total, pemberian nutrisi melalui jalur intravena ketika kebutuhan nutrisi sepenuhnya harus dipenuhi melalui cairan infus. Cairan yang dapat digunakan



adalah cairan yang mengandung karbohidrat seperti Triofusin E1000, cairan yang mengandung asam amino seperti PanAmin G, dan cairan yang mengandung lemak seperti Intralipid 3. Lokasi pemberian nutrisi secara parenteral melalui vena sentral dapat melalui vena antikubital pada vena basilika sefalika, vena subklavia, vena jugularis interna dan eksterna, dan vena femoralis. Nutrisi parenteral melalui perifer dapat dilakukan pada sebagian vena di daerah tangan dan kaki. K. PROSEDUR PEMBERIAN NUTRISI PARENTERAL 1. Keluarkan Cairan TPN dari dalam lemari es 30 menit sebelum prosedur. Rasional : cairan yang dingin dapat menyebabkan nyeri, hypothermia,spasme vena dan konstriksi. 2. Bandingkan isi botol dengan resep dokter. Rasional: ingat



7



rights(right



patient,



dose,route,medicine,time,purpose



,



documentation) 3. Observasi larutan terhadap kejernihan, adanya partikel dan keburaman. Rasional: larutan yang buram kemungkinan sudah terkontaminasi 4. Mulai pemberian TPN dengan pelan-pelan . Rasional :larutan TPN berisi kadar glukosa yang tinggi.Aliran yang pelan memungkinkan sel beta pancreas untuk beradaptasi dengan meningkatkan sekresi insulin nya. 5. Ambil urine specimen setiap 6 jam untuk tes glukosa dan acetone Rasional:laporkan ke dokter jika glukosa lebih dari 2+ 6. Catat intake dan output Rasional:untuk mengetahui keseimbangan cairan tubuh.



L. PENGHENTIAN NUTRISI PARENTAL Penghentian nutrisi parentral harus dilakukan dengan cara bertahap untuk mencegah terjadinya rebound hipoglkemia. Cara yang dianjurkan adalah melangkah mundur menuju regimen hari pertama. Sementrara nutrisi enteral dinaikkan kandungan subtratnya. Sesudah tercapai nutrisi enteral yang adekuat (2/3 dari jumlah kebutuhan energi total) nutrisi enteral baru dapat dihentikan.



BAB III



PENUTUP



A. KESIMPULAN Nutrisi Parenteral adalah suatu bentuk pemberian nutrisi yang diberikan langsung melalui pembuluh darah tanpa melalui saluran pencernaan. Nutrisi parenteral tidak bertujuan menggantikan kedudukan nutrisi enteral lewat usus yang normal. Segera jika usus sudah berfungsi kembali, perlu segera dimulai nasogastric feeding, dengan sediaan nutrisi enteral yang mudah dicerna. Nutrisi parenteral dapat diberikan dengan aman jika megikuti pedoman yang tepat. Karena tubuh penderita perlu waktu adapatasi terhadap perubahan mekanisme baru maka selama penyesuaian tersebut jangan memberi beban yang berlebihan. Nutrisi parenteral tidak bertujuan menggantikan kedudukan nutrisi enteral lewat usus yang normal. Segera jika usus sudah berfungsi kembali, perlu segera dimulai nasogastric feeding, dengan sediaan nutrisi enteral yang mudah dicerna. Nutrisi parenteral dapat diberikan dengan aman jika megikuti pedoman diatas. Karena tubuh penderita perlu waktu adapatasi terhadap perubahan mekanisme baru maka selama penyesuaian tersebut jangan memberi beban yang berlebihan.



B. SARAN



DAFTAR PUSTAKA



Dartford and Gravesham NHS Trust. Guidelines for Parenteral Nutrition for Adults. July 2006. Hariyanti Yuniar. 2015. Nutrisi Parienteral. http://yanuardwihariyanti.blogspot.co.id/2015 /11/ makalah-nutrisi-parenteral.html. Diunduh pada hari Jumat 7 Juli 2017. James-Chatgilaou, G. Intensive Care. In: Hughes, J. Donelly, R., James-Chatgilaou, G. (Eds.). Clinical Pharmacy : A Pharmaceutical Approach. South Yarra : Macmillan Education Australia Pty Ltd, 1998. Lund, W. The Pharmaceutical Codex, 12th Ed., London : The Pharmaceutical Press, 1994. Rollins, C.J. Basic of Enteral and Parenteral Nutrition. In: Wolinsky, I. and Williams, L. (Eds.). Nutrition in Pharmacy Practice. Washington D.C. : American harmaceutical Association, 2002. The Joint Formulary Committee. British National Formulary 58. London : BMJ Group and RPS Publishing, 2009.