Makalah TPN Kelompok 6 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KEPERAWATAN ANAK 1 “ TOTAL PARENTAL NUTRISI ”



DOSEN PEMBIMBING : Ns. Syalfia Oresti, M.Kep DISUSUN OLEH : Kelompok 6 Keperawatan 4A 1. Yuli Marnis Tapokabkab 2. Sari Intan



:



3. Renik Sri Utami



:



4. Necy Wahyuni



:



19142010 46 19142010 38 19142010 33 19142010



:



:



24 1914201022



6. Frisca Helvira Sukma :



1914201017



5. Muthia Helmi



STIKES ALIFAH PADANG SI KEPERAWATAN



Th. 2021 KATA PENGANTAR



Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh Puji syukur kami ucapkan atas ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah melimpahkan rahmat serta karunia-Nya, baik berupa kesempatan maupun pengetahuan sehingga makalah “ Total parental Nutrisi ” ini dapat kami selesaikan dalam bentuk maupun isinya dengan sebaik-baiknya. Terima kasih kami ucapkan kepada ibuk Ns.Syalfia Oresti,M.Kep karena atas bimbingan serta saran dari bapaklah kami dapat menyusun makalah ini sehingga dapat dibaca serta dipahami isinya. kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari sempurna ,baik dari segi penyusunan yang masih kurang teratur ,pembahasan yang kurang sesuai dengan materi, ataupun penulisannya yang kurang tepat atau kesalahan saat mengetik kata demi kata ,karena pengalaman kami yang masih kurang . Demikianlah yang dapat kami sampaikan , kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun terlepas dari itu dimohonkan kepada bapak dan teman-teman yang membaca makalah ini agar memberikan kritik dan saran yang membangun agar kedepannya, bisa diperbaiki menjadi lebih baik, kepada bapak dosen yang terhormat dimohon bimbingannya lebih lanjut , terutama bimbingan terhadap penyusunan makalah dan dalam mata kuliah keperawatan anak 1



Padang, 06 Mei 2021



Kelompok 6



2



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...............................................................................................



2



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang...............................................................................................



4



B. Tujuan ...........................................................................................................



4



BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Definisi TPN..................................................................................................



5



B. Langkah - Langkah TPN................................................................................



5



C. Kondisi Anak Yang Memerlukan TPN..........................................................



6



D. Kebutuhan Dan Perhitungan Cairan Pada Bayi Dan Anak............................



9



E. Kebutuhan Dan Perhitungan Energi Pada Bayi Dan Anak............................



10



F. Kecepatan Infus Glukosa dan Perhitungan pada BBL...................................



12



G. KecepatanInfus Lipid dan PerhitunganpadaBBL...........................................



13



H. KecepatanInfus Asam Amino (Protein) danPerhitunganpadaBBL................



13



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan ...................................................................................................



14



B. Saran .............................................................................................................



14



DAFTAR PUSTAKA................................................................................................



15



3



BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Nutrisi adalah proses dimana tubuh manusi menggunakan makanan untuk membentuk energi, mempertahankan kesehatan, pertumbuhan dan untuk berlangsungnya fungsi normal setiap organ dan jaringan tubuh (Rock CL, 2004).Status nutrisi normal menggambarkan keseimbangan yang baik antara asupan nutrisi dengan kebutuhan nutrisi (Denke, 1998; Klein S, 2004). Kekurangan nutrisi memberikan efek yang tidak diinginkan terhadap struktur dan fungsi hampir semua organ dan sistem tubuh (Suastika,1992). Nutrisi Parenteral adalah suatu bentuk pemberian nutrisi yang diberikan langsung melalui pembuluh darah tanpa melalui saluran pencernaan. Para peneliti sebelumnya menggunakan istilah hiperalimentasi sebagai pengganti pemberian makanan melalui intravena, dan akhirnya diganti dengan istilah yang lebih tepat yaitu Nutrisi Parenteral Total, namun demikian secara umum dipakai istilah Nutrisi Parenteral untuk menggambarkan suatu pemberian makanan melalui pembuluh darah. Nutrisi parenteral total (TPN) diberikan pada penderita dengan gangguan proses menelan, gangguan pencernaan dan absorbsi (Bozzetti, 1989; Baron, 2005; Shike 1996; Mahon, 2004;Trujillo,2005). Pemberian nutrisi parenteral hanya efektif untuk pengobatan gangguan nutrisi bukan untuk penyebab penyakitnya.Status nutrisi basal dan berat ringannya penyakit memegang peranan penting dalam menentukan kapan dimulainya pemberian nutrisi parenteral. Sebagai contoh pada orang-orang dengan malnutrisi yang nyata lebih membutuhkan penanganan dini dibandingkan dengan orang-orang yang menderita kelaparan tanpa komplikasi. B. Tujuan Umum Penelitian ini adalah Untuk mengetahui apa itu TOTAL PARENTAL NUTRISI . Serta dapat dipahami oleh pembaca.



4



BAB II TINJAUAN TEORI A. Defenisi TPN Total Parenteral Nutrition (TPN) atau Total Nutrition Admixture (TNA) merupakan terapi pemberian nutrisi secara intravena kepada pasien yang tidak dapat makan melalui mulut. Tujuannya adalah mengganti dan mempertahankan nutrisi-nutrisi penting tubuh melalui infus intravena ketika (dan hanya ketika) pemberian makanan secara oral bersifat kontraindikasi atau tidak mencukupi. TPN digunakan ketika diperlukan saja dikarenakan oleh risiko yang terkait dengan terapi ini dan tingginya biaya untuk melakukan terapi ini. TPN diberikan pada keadaan-keadaan sebagai berikut: 1. Pasien yang sangat kekurangan gizi tanpa asupan oral lebih dari 1 minggu 2. Pankreatitis berat 3. Radang usus berat (Crohn’s disease dan ulcerative colitis) 4. Operasi usus yang ekstensif 5. Obstruksi usus kecil 6. Kehamilan (pada kasus mual dan muntah yang berat) 7. Pasien dengan cedera di kepala



B. Langkah – Langkah TPN 1. Jalur Pemberian TPN diberikan melalui pembuluh vena, yang secara umum dibagi menjadi dua jalur, yaitu melalui vena sentral (Central Vein Nutrition / CPN) dan vena perifer (Peripheral Parenteral Nutrition / PPN). PPN memiliki resiko komplikasi lebih jarang dan biaya lebih murah. Sedangkan pada pemberian melalui jalur sentral (central line), nutrisi parenteral dimasukkan mulai vena subklavian menuju vena cava superior melalui operasi. Terdapat jalur khusus perifer yang dimasukkan melalui vena median basilika atau vena sefalis dan berujung di vena subklavian. Jalur ini dapat digunakan sebagai regimen CPN dengan



5



keamanan menyamai PPN. Jalur ini disebut Peripherally Inserted Central Catheters (PICC) Jalur PICC dapat digunakan untuk berbagai suplai makanan dan dapat diaplikasikan pada bagian manapun yang memungkinkan (Dartford & Gravesham NHS Trust, 2006).



2. Regimentasi Pemberian Untuk dewasa, pemberian TPN dimulai dengan tunjangan parsial yang lalu ditingkatkan untuk mencapai target kalori dalam 24 jam. Salah satu metode umum untuk memulai terapi adalah dengan menyediakan setengah dari volume dan nutrien yang diharapkan pada hari pertama kemudian ditingkatkan untuk memenuhi target hari selanjutnya. Metode umum kedua ialah menyediakan volume target TPN dengan nutrien sekitar 50% total target hari pertama. Emulsi lipid harus diberikan sebagai infus terpisah, paling tidak pada hari pertama. Pemberian hari selanjutnya ialah untuk memenuhi jumlah nutrien yang ditargetkan (Rollins, 2002). 3. Komposisi Total Parenteral Nutrition TPN ditujukan untuk menyediakan semua nutrisi yang dibutuhkan seperti pada diet normal. Penggunaannya disesuaikan dengan kebutuhan pasien secara individual. TPN terdiri dari air, protein, karbohidrat, lemak, elektrolit, trace elements, dan vitamin. a. Air Kebutuhan air pada dewasa normal adalah 30-35 ml/kg/hari. Pasien dengan kondisi tertentu seperti diare, muntah, berkeringat, dan demam memerlukan jumlah air yang lebih besar. Kebutuhan air juga dipengaruhi oleh beberapa penyakit seperti gangguan jantung, saluran pernafasan, hati, dan ginjal. b. Energi dan nitrogen Kebutuhan energi pada pasien sulit ditentukan dan kemungkinan dapat mencapai 12000 kJ/hari. Kebutuhan energi meningkat pada pasien dengan luka bakar, sepsis, pireksia dan trauma sehingga pasien perawatan intensif membutuhkan energi dalam jumlah besar.



6



c. Sumber energi Glukosa adalah sumber karbohidrat yang paling banyak dipilih. Larutan glukosa pekat diberikan untuk memenuhi kebutuhan kalori dan diberikan dalam bentuk infus melalui vena sentral untuk menghindari trombosis. Emulsi lemak menyediakan asam lemak esensial bagi tubuh dan berguna sebagai pembawa vitamin larut lemak. Intralipid adalah emulsi lipid/water yang menyediakan sumber energi 4600 kJ/L (10%) atau 8400 kJ/L (20%). Meskipun lipid tidak lazim digunakan sebagai sumber energi, sebaiknya diberikan setidaknya tiap minggu untuk mencegah defisiensi asam lemak. d. Sumber nitrogen Satu gram nitrogen setara dengan 6,25 gram protein, yang setara dengan 5-6 gram asam amino. Albumin dibutuhkan jika terjadi hipoalbuminemia yang sering terjadi pada pasien dalam kondisi sakit kritis. e. Nutrisi mikro Elektrolit, vitamin, mineral, dan trace elements penting untuk menyediakan sumber nutrisi menyeluruh dan mencegah ketidakseimbangan atau defisiensi yang mungkin timbul. Larutan elektrolit untuk nutrisi parenteral mengandung Na, K, Ca, Mg, Cl, dan asetat dalam berbagai konsentrasi, atau berupa garam elektrolit tunggal. Larutan asam amino dapat mengandung klorida dan asetat, atau fosfat, dan ada yang mengandung berbagai jenis elektrolit. Jumlah tiap-tiap elektrolit yang ditambahkan bersifat individual bergantung kebutuhan pasien. Vitamin dibutuhkan tubuh dalam proses metabolisme. Vitamin-vitamin larut air seperti asam askorbat, vitamin B6, niasin, riboflavin, dan vitamin B12 biasanya tersedia dalam bentuk injeksi tunggal. Sedangkan vitamin larut lemak, seperti vitamin A, D, E, K dapat ditambahkan ke dalam formulasi nutrisi parenteral. Trace elements esensial dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah yang kecil, yaitu zink, tembaga, mangan, besi, krom, molibdenum, dan selenium. Trace elements ini berperan sebagai kofaktor dalam sistem enzim.



7



f. Bahan tambahan lain Insulin dibutuhkan bila glukosa hipertonik diberikan terkait insulin endogen yang tidak memadai atau adanya resistensi insulin. (James-Chatgilaou, 1998; Rollins, 2002) C. Kondisi anak yang memerlukan TPN Kondisi/keadaan yang kemungkinan memerlukan NP 1. Pasien tidak mampu mentoleransi nutrisi enteral karena disfungsi traktus GI. a. Pasca bedah neonatus: gastroschisiz, atresia esophageal, atresia intestinal multiple, ileus mekonium dengan peritonitis, malrotasi dan volvulus, MH + enterokolitis, hernia diafragmatika. b. Reseksi usus yang panjang c. Fistula gastrointestinal d. Penyakit GI berat: EKN, inflammatory bowel disease, pankreatitis e. Malabsorbsi berat f. Diare intraktabel pada bayi g. Pemberian kemoterapi dengan atau tanpa iradiasi h. Transplantasi tulang dan organ lain i. BBLSR dengan penyakit saluran napas atau penyakit lain yang berat j. Chilothorax dan chiloacites 2. Pasien dengan kebutuhan metabolisme meningkat yang kemungkinan tidak adekuat dengan pemberian NP. a. Lukar bakar hebat dan trauma b. Fibrosis kistik c. Sepsis berat d. Gagal ginjal e. Gagal jantung berat Kondisi yang memerlukan NP :



8



a. Ileus obstruksi b. Peritonitis c. Fistula enterokutan d. Sindrom malabsorpsi berat e. Vomitus f. Diare berat g. Malnutrisi protein atau protein-kalori h. Kanker



D. Kebutuhan dan perhitungan cairan pada bayi dan anak Cara menghitung kebutuhan cairan Salah satu cara memenuhi kebutuhan cairan tubuh adalah dengan rutin mengonsumsi air putih. Takaran asupan air putih setiap orang pun ternyata berbeda-beda. Perhitungan cairan tubuh tersebut pun didasarkan pada sejumlah faktor seperti jenis kelamin, bobot tubuh serta faktor lain yang memengaruhi seseorang. 1. Kebutuhan cairan orang dewasa menurut WHO Menurut WHO, lebih dari 60% fungsi tubuh bergantung pada air, tak terkecuali otak dan sistem saraf. Kekurangan air dapat menyebabkan tubuh mengalami kelelahan, kehilangan konsentrasi, sakit kepala, depresi, kesulitan tidur dan berbagai gangguan kesehatan lainnya. Berdasarkan hasil riset Institute of Medicine’s Food and Nutrition Board di Amerika Serikat, cara menghitung kebutuhan cairan setiap individu yang pertama dapat dilakukan berdasarkan jenis kelamin. Seorang wanita membutuhkan 2,7 liter air putih per hari, sedangkan pria memerlukan 3,7 liter air putih setiap harinya. 2. Menghitung kebutuhan cairan dengan rumus Watson Selain berdasarkan jenis kelamin, kebutuhan cairan tubuh setiap individu juga dapat diketahui melalui rumus Watson. Caranya, dengan memakai rumus berdasarkan usia, tinggi dan berat badan setiap individu.



9







Rumus Watson untuk pria:



2,447 - (0,09145 x usia) + (0,1074 x tinggi dalam cm) + (0,3362 x berat dalam kg) = berat total tubuh (TBW) dalam liter 



Rumus Watson untuk wanita:



-2,097 + (0,1069 x tinggi dalam cm) + (0,2466 x berat dalam kg) = berat total tubuh (TBW) dalam liter 3. Kebutuhan cairan anak menurut IDAI Anak usia 1 tahun memiliki volume air 65 – 80% dari total berat badannya. Persentase ini akan berkurang seiring bertambahnya usia, menjadi 55 – 60% pada usia remaja. Cairan diperlukan untuk menjaga metabolisme tubuh, memperbaiki sistem pencernaan, membantu fungsi sel, mengatur suhu tubuh, pelarutan berbagai reaksi biokimia, pelumas, dan pengaturan komposisi elektrolit. Kebutuhan cairan berbeda pada setiap usia, jenis kelamin, massa otot, dan lemak tubuh. Diperkirakan: 1. Bayi usia 0 – 6 bulan memerlukan cairan 700 mL/hari 2. Bayi 7 – 12 bulan memerlukan cairan 800 mL/hari 3. Anak 1 – 3 tahun memerlukan 1300 mL/hari 4. Anak 4 – 8 tahun memerlukan 1700 mL/hari 5. Anak 9 – 13 tahun memerlukan 2400 mL/hari pada laki – laki dan 2100 mL/hari pada perempuan 6. Anak 14 – 18 tahun memerlukan 3300 mL/hari (laki – laki) dan 2300 mL/hari untuk perempuan



E. KEBUTUHAN DAN PERHITUNGAN ENERGI PADA BAYI DAN BALITA



Usia



Berat badan (kg)



Tinggi Badan (cm)



Protein (gr)



0 – 6 bulan 7 – 12 bulan 1 – 3 tahun 4 – 5 tahun



6 8,5 12 18



60 71 90 110



10 18 25 39



Tabel 1. Kebutuhan protein per hari (per kg BB)



10



Gol umur



Ca (g)



Fe (g)



Tiamin (mg)



Riboflavin (mg)



Niasin (mg)



Vit C (mg)



Vit D (mg)



8



Vit A sebagai Karotin (mg) 1200



Bayi 6-12 bln Balita 1-3 tahun 4-5 tahun



0,6



0,4



0,5



6



25



(40)



0,5 0,5 0,5



8 10 10



1500 1800 2400



0,5 0,6 0,8



0,7 0,9 1,0



8 9 13



30 40 50



Tabel 2. Kebutuhan akan zat nutrisi



Umur 3 bulan 3-5 bulan 6-8 bulan 9-11 bulan Rata – rata selama masa bayi



Kebutuhan energi (Kal/kgBB/hari) FAO (1971) Nelson (1969) 120 115 110 105 112 110 (100-120)



Tabel 3. Kebutuhan energi rata-rata



Umur anak 1 1-3 4-5



Kebutuhan energi (Kal/kgBB/hari) FAO (1971) Nelson (1969) 112 110 101 100 91 90



Tabel 4. Kebutuhan energi balita



F. KECEPATAN INFUS GLUKOSA DAN PERHITUNGAN PADA BBL



11



Kecepatan Infus Glukosa Neonatus manapun kadar gula glukosa 12 mg/kg/menit menunjukkan adanya hiperinsulisme. Keadaan ini dapat diperbaiki dengan: a. Hidrokortison: 5 mg/kg IV atau IM setiap 12 jam b. Glukagon 200 ug IV c. Diazoxide 10 mg/kg/hari setiap 8 jam menghambat sekresi insulin pankreas Perhitungan BBL Prinsip: Makin sakit dan kecil seorang bayi 1. cadangan nutrisi minimal dan perlu dukungan nutrisi lebih besar 2. bayi baru lahir < 1500 gram dan/atau < 30 minggu NPT dimulai dalam 48 jam setelah lahir 3. bayi baru lahir < 1000 gram NPT dimulai dalam 24 jam setelah lahir



G. KecepatanInfus Lipid dan PerhitunganpadaBBL



12



Cairan lipid dihubungkan dengan infus diliuar filter melslui bsgian atas dari Tconnector atau Y-connector.



H. Kecepatan Infus Asam Amino (Protein) dan Perhitungan pada BBL Pada anak bbl sampai usia 28 hari diberikan dosis stabdart 2,5 gram asam amino setara sengan 50 ml per kg berat bada perhari. Kecepatan infus 2-5 t ml/kg berat badan/jam atau 2-5 tetes/kg berat bada/menit. PROTEIN Pemberian protein biasanya dimulai dalam 48 jam pemberian nutrisi parenteral dan diberikan dalam bentuk asam amino sintetik. Dosis yang dianjurkan adalah sebagai berikut : a. Neonatus dengan BB < 1000 g Pemberian awal dengan 0,5-1 g/kg BB/hari, kemudian ditingkatkan lagi 0,25-0,5 g/kg BB/hari sampai mencapai 2,5-3,5 g/kg BB/hari dan asam amino 2-2,5 g/kg BB/hari. b. Neonatus dengan BB > 1000 g Pemberian awal dengan dosis 1 g/kg BB/hari, kemudian ditingkatkan 1 g/kg BB/hari sampai mencapai 1,5-3,5 g/kg BB/hari. Asam amino 1. Mencegah katabolisme asam amino 2. Pengenalan yang cepat melalui TPN memberikan keseimbangan nitogen yang positif 3. Menurunkan frekuensi dan tingkat keparahan dari hiperglikemia neonatal dengan merangsang sekresi insulin endogen dan merangsang pertumbuhan meningkatkan pelepasan insulin dan insuline-like growth factor.



13



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Nutrisi parenteral adalah merupakan nutrisi yang dimasukkan melalui pembuluh darah dan tidak menggunakan sistem pencernaan. Nutrisi ini diberikan kepada orang yang tidak mampu menyerap nutrisi melalui saluran pencernaan karena muntah yang tidak terhenti, diare berat, atau adanya penyakit usus. Pasien akan diberikan formula gizi yang mengandung nutrisi seperti glukosa, asam amino, lipid dan vitamin ditambahkan dan mineral. Pasien merupakan perempuan berusia 60 tahun dengan peritonitis generalisata oleh karena perforasi gaster dan sepsis yang telah dilakukan laparotomi dengan repair gaster omental plaque, appendisektomi, dan cuci caecum abdomen. Pada pasien ini, penetapan status nutrisi menggunakan penilaian Subjective Global Assessment (SGA). Kebutuhan energi pasien berdasarkan BMI nya yang 22,05 kg/m2 adalah 1.169,55 kkal dengan protein sebesar 43,9 gram, lemak sebesar 32,5 gram, dan karbohidrat sebesar 175,4 gram. B. Saran Penulis menyadari bahwa makalah ini belum sempurna. Maka dari itu penulis mengharapkan saran dan tambahan dari rekan-rekan. Serta dapat memanfaatkan makalah ini sesuai dengan kepentingan para pembaca sendiri



14



Daftar Pustaka A. Aziz Alimul Hidayat, S.Kp, 2004, “Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar Penulis: A. Aziz Alimul Hidayat, S.Kp, Musrifatul Uliyah,



Manusia”



S.Kp; Editor: Monica Ester.-



Jakarta : EGC Arifin H. 2004. Rational use of Parenteral and Enteral Nutrition for postoperatve and Critically ill Patient,Makalah lengkap KONAS IDSAI VII, Bagian Anestesiologi & Terapi intensif FKUH-RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo ,MakassarMedan. ,Anonim, 1996, Guideliness on Artifical Nutrition Support. British Society of Gastroenterology Ferrie, Suzie, et al. 2011. Parenteral Nutrition Manual for Adult in Healt Care Facilities. Nutritions Support Interst Group. Dietitians Association of Australia. Lippincott Williams & Wilkins, 1996,Modern Nutrition in Health and Disease. Levchuk, J. W. 1992. Parenteral Products in Hospital and Home Care Pharmacy Pratice. Pharmaceutical Dosage Forms : Perenteral Medicatoins. Volume 1.2 nd Editions. P.249-282. New York : Marcel Dekker



15