Tren Dan Issue Pandemi Covid [PDF]

  • Author / Uploaded
  • Sindi
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PANDEMI COVID-19: TREN DAN ISSUE DALAM KEPERAWATAN KELUARGA



Antusiasme terhadap pandemi global terhadap penyakit virus corona (COVID-19) mencapai titik tertinggi disepanjang tahun 2020. Merupakan hal yang sangat lumrah saat ini mendengar perkembangan berita terkini terkait jure"ah kasus, angka kesembuhan dan angka kematian yang disebabkan oleh infeksi COVID-19 diseluruh belahan dunia. Penyakit COVID-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus corona tipe baru yang tergolong akut. Virus ini dapat menginfeksi manusia maupun hewan dan bersifat menular serta menyebar keseluruh dunia dengan cepat (Zhu, et. al, 2020, hal. 727-733). Wabah penyakit ini awalnya dilaporkan terjadi di Provinsi Wuhan, China dan pertama sekali dilaporkan ke Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tanggal 31 Desember 2019 dan dinyatakan sebagai pandemi global pada 11 Maret 2020 (WHO, 2020). Masa inkubasi dari virus ini sangat bervariasi yaitu antara 2-14 hari. Sejauh ini masih belum ada obat anti-virus yang tersedia untuk pencegahan dan batan penyakit ini, serta vaksin penangkalnya masih terus tahap pengembangan (Sharma, Nuttall & Kalyani, 2020, hal. 118-123) oleh karena itu, isolasi dan perawatan yang intensif dan suporti adalah komponen kunci dari penatalaksanaan dan pencegahan atas virus ini. Selain itu perawat sebagai individu juga memainkan peran penting dalam perawatan pasien yang terinfeksi virus ini. Peran perawat sangat penting dalam upaya penatalaksanaan dan pencegahan serta respons atas COVID-19. Perawat menyediakan asuhan keperawatan di garis terdepan, dan sebagian besar peran mereka berhadapan dengan pasien yang terinfeksi kasus COVID-19 kompleks, yang membutuhkan rawat inap di rumah sakit (Sharma, Nuttall & Kalyani, 2020, hal. 118-123). Sebagian besar pasien COVID-19 merupakan individu yang rentan, yaitu individu yang memiliki riwayat penyakit penyerta sebelumnya. Mereka berada pada risiko terbesar untuk komplikasi COVID-19 dan keperawatan menjadi kunci utama dalam memberikan pelayanan kesehatan pada populasi ini (Chol, Jeffers, & Logsdon, 2020, hal. 14861487). Para ahli kesehatan masyarakat memperkirakan bahwa perawatan kesehatan dan sumber daya di rumah sakit akan menjadi lebih tinggi karena COVID-19 turut menyebar luas di, komunitas (Perlman, 2020, hal 760-762). Sebagai salah satu tenaga kesehatan profesional yang terpercaya, perawat juga memainkan peran utama dalam memberikan pendidikan kesehatan di masyarakat tentang pencegahan dan pengurangan penyakit, serta penyebaran informasi yang salah seputar wabah di masyarakat. Di lingkungan masyarakat masih banyak terdapat mispersepsi atau kesalahan informasi terkait COVID-19. Berbagai kesalahan informasi masih tersebar luas tentang bagaimana COVID-19 ditularkan, siapa yang berisiko menularkan atau cara penuiaran dan di mana wabah ini dapat terjadi (Wen, Aston, Liu & Ying, 2020, hal. 1-6). Sbagai contoh masih terdapat asumsi terkait ras dan suku dari warga negara tertentu yang beresiko menularkan virus atau rekayasa terkait munculnya virus sehingga menimbulkan banyak stigma negatif dimasyarakat. Informasi



tersebut dapat disebarkan melalui media, terutama di media sosial maupun penyebaran informasi diantara masyarakat itu sendiri yang dapat berkontribusi dan mempengaruhi upaya tanggap kesehatan di komunitas (Choi, Jeffers, & Logsdon, 2020, hal. 1486-1487). Keunikan dari pekerjaan yang dihadapi oleh seorang perawat baik di lahan komunitas maupun klinis, memunculkan beberapa risiko yang dihadapi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan selama wabah COVID-19 (Pan, Wang & Huang, 2020, hal. 573-576). Sangat penting bagi seorang perawat untuk melindungi diri mereka sendiri selama pengelolaan wabah COVID-19 dengan pengendalian infeksi yang menggunakan standar protokol kesehatan, serta ketersediaan alat pelindung diri yang memadai di tempat kerja mereka. Fasilitas kesehatan yang mempekerjakan perawat dan tenaga kesehatan lainnya, harus memastikan ketersediaan dan penggunaan perlengkapan alat pelindung diri (APD) yang sesuai;memberikan inforenasi terbaru tentang standar prosedur. Operasional (SOP) terkait isolasi, karantina, dan prosedur triase yang tepat. Selain itu koordinasi lintas sektoral dengan badan penanggulangan bencana dan pemerintah baik setempat maupun nasional juga sangat penting untuk dilakukan. Terlepas dari risiko pekerjaan dan kebutuhan mendesak akan intervensi sistem kesehatan untuk mendukung perawat, keperawatan juga memiliki tanggung jawab yang unik dalam pengelolaan wabah COVID-19 (Periman, 2020, hal. 760-762). Perawat akan terus berada di garda terdepan dalam perawatan pasien di rumah sakit dan terlibat erat dengan pengkajian dan pemantauan wabah di komunitas. Mereka harus memastikan bahwa semua pasien menerima perawatan yang berkualitas terlepas dari status infeksinya dan berpartisipasi dalam persiapan untuk meningkatkan sistem keperawatan dan kesehatan terkait dengan COVID-19 di masyarakat. Perawat juga harus terus memberikan edukasi kepada pasien dan publik tentang wabah COVID19. Dalam bidang akademik dan organisasi, pemimpin dan pendidik dalam keperawatan harus memberikan pendidikan kepada perawat tentang masalah wabah COVID-19 terkini beserta faktor risiko, sesuai bidang kekhususan dalam keperawatan (misalnya, manajemen keperawatan, keperawatan jiwa, pediatrik, maternitas, medikal bedah, gawat darurat dan komunitas termasuk didalamnya keperawatan di setting panti jompo, sekolah, tempat ibadah dan keluarga). Perawat juga harus mengadvokasi respons kebijakan lokal, provinsi dan nasional untuk wabah COVID19 dan mendukung kesiapsiagaan lokal dan upaya pencegahan wabah penyakit COVID-19, Pandemi ini merupakan tantangan umum yang dihadapi masyarakat di era globalisasi. Saat ini, berbagi sumber daya, pengalaman, dan pendidikan adalah satu-satunya kesempatan kita untuk menang dalam menghadapi wabah ini. Karena obat yang paling tepat untuk menghadapi pandemi bukanlah isolasi, melainkan kerja sama baik antar profesi maupun lintas sektoral.