Tren Dan Isu Covid 19 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TREN DAN ISU COVID 19 -



TREN COVID-19



Penyebaran virus Corona yang berlangsung pada akhir 2019 ini memiliki beberapa tren yang berkaitan dengan kesehatan yaitu informasi dan layanan kesehatan lebih sering menggunakan aplikasi digital yang memudahkan perusahaan penyedia jasa seperti rumah sakit dan klinik. Transformasi digital ini dapat memberikan layanan lebih efektif dan efisien. Covid-19 telah menyebabkan 6,62 Juta orang meninggal dan total kasus sebanyak 638 juta tentu ini merupakan angka yang sangat besar dengan penyebaran yang sangat cepat . Dan selama pandemi Covid-19 ini banyak jenis vaksin yang digunakan untuk mengurangi penyebarannya, yaitu Sinovac, Astra Zeneca, Pfizer, Moderna, Janssen, Sinopharm. -



ISU COVID-19



Covid-19 memiliki banyak sekali isu-isu hoax karena cepatnya penyebaran informasi digital saat pandemi. Dikutip dari resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika, Jumat (30/7/2021) 4.163 unggahan hoaks seputar Cov id-19 meliputi Facebook mencapai 3.523, Twitter 554, YouTube 49, Instagram 35 dan TikTok 2. Temuan hoaks seputar Covid-19 tersebut meningkat dari 29 Juli 2021, sebanyak 1.814 isu hoaks dengan sebaran sebanyak 4.142 unggahan, sebaran hoaks seputar Covid-19 tersebut meliputi Facebook mencapai 3.502 unggahan, Twitter 554 unggahan, Instagram 35, YouTube 49 dan TikTok 2 unggahan. Beberapa contoh Hoax pada Covid19 : 1. Berendam air panas uap panas dari pengering tangan dapat membunuh virus Covid-19



Berita ini adalah hoaks. Virus akan mati pada suhu 90 derajat. Sehingga berendam di air hangat suam suam tudak akan membunuh virus. 2. Mengkonsumsi bawang putih dapat mencegah penularan Covid-19 Mengonsumsi bawang putih bisa meningkatkan kekebalan tubuh. Tapi tidak langsung berfungsi membunuh virus. 3. Daerah yang panas atau daerah bersalju dapat membunuh virus Covid-19 Kabar ini juga tidak benar. Pasalnya pandemi Covid-19 terjadi di seluruh dunia. Baik di daerah panas seperti di Timur Tengah. Hingga daerah bersalju. dr. Ika mengatakan, bahkan saat virus Corona pertama kali muncul di Wuhan pada akhir tahun yang notabene sedang musim dingin. PENELITIAN COVID-19 Hingga saat ini Konsorsium Riset dan Inovasi COVID-19 Kemenrterian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristek/BRIN) masih terus melakukan upaya mendukung percepatan penanganan pandemi COVID-19. Seluruh tim peneliti Kemenristek/BRIN diarahkan untuk membantu mencegah, mendeteksi, dan merespon secara cepat dalam penanggulangan penyakit Covid-19 melalui riset dan inovasi di bidang pencegahan (vaksin dan suplemen), diagnosis, pengobatan, dan teknologi/alat kesehatan terkait Covid-19.



Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) juga menjadi penerima Program Konsorsium dan Riset COVID-19. Untuk pencegahan, LIPI mengembangkan pembuatan APD proses crosslink berbahan antibakteri pada material kain melalui surface modification dan pembuatan nanomasker untuk proteksi udara tercemar. Sedangkan untuk diagnosis, LIPI mengembangkan deteksi COVID-19 satu langkah dari hasil swab nasopharyngeal pasien dan genome sequencing untuk mendukung pengembangan vaksin. Untuk inovasi alat kesehatan LIPI membuat mobile ventilator terjangkau sebagai alat bantu pernafasan dan sebagai masker pelindung diri dan sistem pengawasan individu berbasis wearable device. LIPI juga mengembangkan kandidat vaksin rekombinan protein fusi.



RESUME UNTUK PPT Pengertian COVID-19 Penyakit Coronavirus 2019 (COVID-19) adalah infeksi saluran pernapasan yang disebabkan oleh coronavirus yang baru muncul yang pertama dikenali muncul di Wuhan, Tiongkok, pada bulan Desember 2019. Pengurutan genetika virus ini mengindikasikan bahwa virus ini berjenis betacoronavirus yang terkait erat dengan virus SARS. (World Health Organization 2020). Menurut (Garcés Villalá et al. 2020), COVID-19 adalah penyakit infeksi sistemik akut menular yang mempengaruhi sistem pernafasan yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2. Etiologi COVID-19 Coronavirus adalah virus RNA dengan ukuran partikel 120-160 nm. Virus ini utamanya menginfeksi hewan, termasuk di antaranya adalah kelelawar dan unta. Coronavirus yang menjadi etiologi COVID-19 termasuk dalam genus betacoronavirus. Hasil analisis filogenetik menunjukkan bahwa virus ini masuk dalam subgenus yang sama dengan coronavirus yang menyebabkan wabah Severe Acute Respiratory Illness (SARS) pada 2002-2004 silam, yaitu Sarbecovirus. Atas dasar ini, International Committee on Taxonomy of Viruses mengajukan nama SARS-CoV-2. .(Susilo et al. 2020) Patogenesis COVID-19 Virus dapat melewati membran mukosa, terutama mukosa nasal dan laring, kemudian memasuki paru-paru melalui traktus respiratorius. Selanjutnya, virus akan menyerang organ target yang mengekspresikan Angiotensin Converting 10 Enzyme 2 (ACE2), seperti paruparu, jantung, sistem renal dan traktus gastrointestinal. Protein S pada SARS-CoV-2 memfasilitasi masuknya virus corona ke dalam sel target. Masuknya virus bergantung pada kemampuan virus untuk berikatan dengan Angiotensin Converting Enzyme 2 (ACE2), yaitu reseptor membran ekstraselular yang diekspresikan pada sel epitel, dan bergantung pada priming protein S ke protease selular, yaitu Transmembran.



Patofisiologi COVID-19 (coronavirus disease 2019) diawali dengan interaksi protein spike virus dengan sel manusia. Setelah memasuki sel, encoding genome akan terjadi dan memfasilitasi ekspresi gen yang membantu adaptasi severe acute respiratory syndrome virus corona 2 pada inang. Rekombinasi, pertukaran gen, insersi gen, atau delesi, akan menyebabkan perubahan genom yang menyebabkan outbreak di kemudian hari. Farmakologi a. Bila terdapat penyakit penyerta/ komorbid, dianjurkan untuk tetap melanjutkan pengobatan yang rutin dikonsumsi. Apabila pasien rutin meminum terapi obat antihipertensi dengan golongan obat ACEinhibitor dan Angiotensin Reseptor Blocker perlu berkonsultasi ke Dokter Spesialis Penyakit Dalam atau Dokter Spesialis Jantung. b. Vitamin C untuk 14 hari c. Vitamin D d. Obat-obatan suportif baik tradisional (fitofarmaka) maupun obat modern asli Indonesia (OMAI) yang teregistrasi di BPOM e. Obat-Obatan yang memiliki sifat antioksidan Anatomi Covid Struktur virus berukuran sangat kecil dan bersifat parasit intraseluler obligat atau menempel pada inang. Virus memiliki materi genetik RNA atau DNA untuk memperbanyak diri. Materi genetik sangat penting bagi virus sehingga terlindung dalam lapisan protein atau capsid. Beberapa jenis virus Corona bersifat pleomorfik dengan kecenderungan bulat. Diameter ratarata partikel adalah 125 nm dengan struktur virus Corona yang khas berupa amplop dan tonjolan seperti paku. Amplop pada struktur virus Corona adalah lapisan lipid ganda yang terdiri atas protein penyusun membran (M), envelope (E), dan spike (S). Protein E dan M sangat penting dalam membentuk selubung dan mempertahankan struktur virus Corona. Struktur virus Corona rata-rata memiliki 74 S di permukaannya. Sedangkan dalam amplop, tersimpan protein nukleokapsid (N) yang melindungi informasi genetik RNA virus. Amplop, M, dan N melindungi virus Corona saat berada di luar inang. Diet Pasien Covid Syarat pengaturan makan pada pasien COVID-19 : 1. Tinggi protein, terutama protein biologi tinggi (50% dari protein hewani) dan BCAA (Brain Chain Amino Acid/ asam amino rantang cabang), untuk mencegah pemecahan protein otot 2. Tinggi vitamin terutama vit A, C, E, B6 untuk meningkatkan sistem imun. Vit B1, asam folat, Vit B12 membantu dalam pembentukan protein



4. Tinggi mineral, terutama zinc dan selenium sebagai antioksidan 5. Mudah dicerna dan diberikan secara bertahap bila penyakit dalam keadaan berat



ASUHAN KEPERAWATAN A. Pengkajian Pada pasien yang dicurigai COVID-19 (memiliki 3 gejala utama demam, batuk dan sesak) perlu dilakukan pengkajian:  Riwayat perjalanan  Pemeriksaan fisik B. Diagnosis Keperawatan Hasil pengkajian dan respon yang diberikan pasien, paling banyak diagnosis keperawatan yang diangkat pada COVID-19 adalah  Infeksi berhubungan dengan kegagalan untuk menghindari patogen akibat paparan  COVID-19  Hipertermia berhubungan dengan peningkatan laju metabolism  Pola napas tidak efektif terkait dengan adanya sesak napas  Kecemasan terkait dengan etiologi penyakit yang tidak diketahui C. Tujuan dan Kriteria Hasil  Cegah penyebaran infeksi  Pelajari lebih lanjut tentang penyakit dan penatalaksanaannya  Kontrol suhu tubuh  Frekuensi napas kembali normal  Kecemasan menurun D. Intervensi Keperawatan Berikut intervensi keperawatan yang dapat dilakukan pada pasien dengan COVID-19  Monitor vital sign  Maintain respiratory isolation  Terapkan hand hygiene  Manage hyperthermi  Edukasi E. Evaluasi Tujuan keperawatan dapat dipenuhi jika dibuktikan dengan:  Pasien dapat mencegah penyebaran infeksi  Pasien dapat belajar lebih banyak tentang penyakit dan penatalaksanaanya  Suhu tubuh pasien kembali normal  Pernapasan pasien normal  Kecemasan pasien berkurang