TREN Dan ISU KEPERAWATAN ANESTESI [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TREN DAN ISU DALAM KEPERAWATAN Wilis Sukmaningtyas, SST., S.Kep,Ns., M.Kes Siti Haniyah, S.Kep, Ns., M.Kes Amin Susanto, MNS



DEFINISI TREN



ISSUE



– Hal yang sangat mendasar dalam berbagai pendekatan analisa, trend juga dapat di definisikan salah satu gambaran ataupun informasi yang terjadi pada saat ini yang biasanya sedang popular di kalangan masyarakat.



– Peristiwa atau kejadian yang dapat diperkirakan terjadi atau tidak terjadi pada masa mendatang, yang menyangkut ekonomi, moneter, sosial, politik, hukum, pembangunan nasional, bencana alam, hari kiamat, kematian, ataupun tentang krisis. Atau sesuatu yang sedang di bicarakan oleh banyak namun belum jelas faktanya atau buktinya



– Jadi trend adalah sesuatu yang sedang di bicarakan oleh banyak orang saat ini dan kejadiannya berdasarkan fakta



Faktor-faktor yang Mempengaruhi Issu dan Trend



Faktor Agama dan Istiadat Agama serta latar belakang adatistiadat merupakan faktor utama dalam membuat keputusan etis. Setiap perawat disarankan untuk memahami nilai-nilai yang diyakini



Faktor Legislasi dan Keputusan Yuridis Perubahan sosial dan legislasi secara konstan saling berkaitan. Setiap perubahan sosial atau legislasi menyebabkan timbulnya tindakan yang merupakan reaksi perubahan tersebut.



Faktor sosial Faktor ini antara lain meliputi perilaku sosial dan budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi, hukum, dan peraturan perundang-undangan.



Faktor dana/keuangan Dana/keuangan untuk membiayai pengobatan dan perawatan dapat menimbulkan konflik. Untuk meningkatkan status kesehatan masyarakat, pemerintah telah banyak berupaya dengan mengadakan berbagai program yang dibiayai pemerintah.



Faktor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Get a modern PowerPoint Presentation that is beautifully designed. I hope and I believe that this Template will your Time, Money and Reputation.



Faktor Kode etik keperawatan Kode etik menunjukkan bahwa tanggung jawab kepercayaan dari masyarakat telah diterima oleh profesi. Untuk dapat mengambil keputusan dan tindakan yang tepat terhadap masalah yang menyangkut etika, perawat harus banyak berlatih mencoba menganalisis permasalahanpermasalahan etis.



Konsep Issu dan Trend dalam Keperawatan 01



Mengahargai keyakinan klien menurut budayanya Perawat harus bisa menghargai keyakinan klien tetapi tetap melaksanakan tindakan untuk perawatan klien dengan mengganti dengan alternative lain.



02



Menghentikan kebiasaan buruk



03



Mengganti kebiasaan pengobatan yang buruk



Apabila klien mempunyai kebiasaan merokok pada saat setelah makan, maka perawat harus dapat melarang kebiasaan tersebut. Karena dapat membahayakan klien dan terapi penyembuhan dapat mengalami kegagalan.



Bagi masyarakat Jawa dukun adalah yang pandai atau ahli dalam mengobati penyakit melalui “Japa Mantera“, yakni doa yang diberikan oleh dukun kepada pasien.



Nilai professional yang melandasi praktik keperawatan 1. Nilai intelektual



b.Fair



Nilai intelektual dalam praktik keperawatan terdiri dari



– Tidak mendeskriminasikan klien berdasarkan agama, ras, social



a. Body of Knowledge



– budaya, keadaan ekonomi dan sebagainya, tetapi memprlakukan klien



b. Pendidikan spesialisasi (berkelanjutan) c. Menggunakan pengetahuan dalam berpikir secara kritis dan kreatif. 2. Nilai komitmen moral a. Beneficience



– selalu mengupayakan keputusan dibuat berdasarkan keinginan – melakukan yang terbaik dan tidak merugikan klien. (Johnstone, 1994)



– sebagai individu yang memerlukan bantuan dengan keunikannya.



c. Fidelity Berperilaku caring (peduli, kasih sayang, perasaan ingin membantu 3. Otonomi, kendali dan tanggung gugat



Beberapa issue keperawatan anestesi pada saat ini – Kebutuhan Penata Anestesi yang sangat banyak – Informed Consent



– CONFIDENTIALITY : menjaga privasi atau rahasia klien



HUBUNGAN PERAWAT - DOKTER – Kolaborasi menggambarkan suatu hubungan kerja sama yang dilakukan pihak tertentu. – didasari prinsip yang sama yaitu mengenai kebersamaan, kerja sama, berbagi tugas, kesetaraan, tanggung jawab dan tanggung gugat



Kolaborasi … – Hubungan perawat-dokter ; hubungan interaksi yang telah cukup lama dlm memberikan bantuan kepada pasien. – Perspektif yang berbeda dalam memandang pasien, dalam prakteknya menyebabkan munculnya hambatan-hambatan teknik dalam melakukan proses kolaborasi. – Kendala psikologis keilmuan dan individual, factor sosial, serta budaya menempatkan kedua profesi ini memunculkan kebutuhan akan upaya kolaborasi



Masalah… – Perbedaan status dan kekuasaan tetap menjadi sumber utama ketidaksesuaian yang membatasi pendirian profesional dalam aplikasi kolaborasi – perbedaan sikap profesional mereka terhadap pasien dan cara berkomunikasi – dokter menganggap perawat merupakan tenaga vokasional, perawat sebagai asistennya – kebijakan rumah sakit yang kurang mendukung



Profesi Dokter – Seorang dokter saat menghadapi pasien pada umumnya berfikir, ”apa diagnosa pasien ini dan perawatan apa yang dibutuhkannya” – Dokter dididik dlm lingkungan klinis dibina dalam masalah etika, pencatatan riwayat medis, pemeriksaan fisik serta hubungan dokter dan pasien – Sebagai praktisi memang mereka berbagi lingkungan kerja dengan para perawat tetapi mereka tidak dididik untuk menanggapinya sebagai rekanan/sejawat/kolega



Profesi Perawat anestesi – seorang perawat akan berfikir; apa masalah pasien ini? Bagaimana pasien menanganinya?, bantuan apa yang dibutuhkannya? Dan apa yang dapat diberikan kepada pasien? – Perawat dididik untuk mampu menilai status kesehatan pasien, merencanakan intervensi, melaksanakan rencana, mengevaluasi hasil dan menilai kembali sesuai kebutuhan – Perawat dididik mengenal perannya dan berinteraksi dengan pasien dan praktisi kesehatan lainnya – Menerima delegasi dari dokter anestesi



Issue tsb kalau tidak ditanggapi dgn benar dan proposional … – dapat menghambat upaya melindungi kepentingan pasien dan masyarakat yang membutuhkan jasa pelayanan kesehatan – menghambat upaya pengembangan dari perawat anestesi sebagai profesi



Seharusnya… – Perawat dan dokter merencanakan dan mempraktekan bersama sebagai kolega, bekerja saling ketergantungan dalam batas-batas lingkup praktek dengan berbagi nilai-nilai dan pengetahuan serta respek terhadap orang lain.



KOLABORASI ANTAR ANGGOTA TIM INTERDISIPLIN – Tim pelayanan kesehatan interdisiplin merupakan sekelompok profesional yang mempunyai aturan yang jelas, tujuan umum dan berbeda keahlian. – Tim akan berfungsi baik jika terjadi adanya konstribusi dari anggota tim dalam memberikan pelayanan kesehatan terbaik. – Anggota tim kesehatan meliputi : pasien, perawat, penata anestesi, dokter, fisioterapi, pekerja sosial, ahli gizi, manager, dan apoteker.



– Oleh karena itu tim kolaborasi hendaknya memiliki komunikasi yang efektif, bertanggung jawab dan saling menghargai antar sesama anggota tim.



Pasien…??? – Pasien secara integral adalah anggota tim yang penting. – Partisipasi pasien dalam pengambilan keputusan akan menambah kemungkinan suatu rencana menjadi efektif. – Tercapainya tujuan kesehatan pasien yang optimal hanya dapat dicapai jika pasien sebagai pusat anggota tim.



Peranan perawat anestesi – Perawat anestesi sebagai anggota membawa perspektif yang unik dalam interdisiplin tim. – Perawat anestesi memfasilitasi dan membantu pasien untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dari praktek profesi kesehatan lain. – Perawat anestesi berperan sebagai penghubung penting antara pasien dan pemberi pelayanan kesehatan lainnya.



Peranan dokter – Dokter memiliki peran utama dalam mendiagnosis dan memberikan pengobatan – dokter menggunakan modalitas pengobatan seperti pemberian obat dan pembedahan. – dokter sering berkonsultasi dengan anggota tim lainnya



Bagaimana kolaborasinya…??? – Kolaborasi menyatakan bahwa anggota tim kesehatan harus bekerja dengan kompak dalam mencapai tujuan. – Elemen penting untuk mencapai kolaborasi yang efektif meliputi : kerjasama, asertifitas, tanggung jawab, komunikasi, otonomi dan koordinasi



Elemen kunci kolaborasi dalam kerja sama team multidisipliner – Memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas dengan menggabungkan keahlian unik profesional. – Produktivitas maksimal serta efektifitas dan efesiensi sumber daya – Meningkatnya profesionalisme dan kepuasan kerja, dan loyalitas – Meningkatnya kohesifitas antar profesional – Kejelasan peran dalam berinteraksi antar profesional, – Menumbuhkan komunikasi, kolegalitas, dan menghargai dan memahami orang lain.



Bentuk kolaborasi – Pencatatan terpadu data kesehatan pasien – Ronde bersama



– Komunikasi terapeutik perawat - dokter



Konsekuensi kolaborasi.. – perawat harus konsekuensi perubahan dari vokasional menjadi profesional. – Tanggung jawab hukum juga akan terpisah untuk masing-masing kesalahan atau kelalaian. Yaitu : malpraktik medis, dan malpraktik keperawatan. – Perlu ada kejelasan dari pemerintah maupun para pihak terkait mengenai tanggung jawab hukum dari perawat, dokter maupun rumah sakit. – Organisasi profesi perawat juga harus berbenah dan memperluas struktur organisasi agar dapat mengantisipasi perubahan – Pendidikan perawat perlu terus ditingkatkan untuk meminimalkan kesenjangan profesional dengan dokter



PERIAPAN PENATA ANESTESI MENUJU ERA GLOBALISASI – Mengikuti uji kompetensi – Lengkap secara andministrasi (STRPA, SIPPA, Sumpah) – Update ilmu dan meningkatkan pendidikan secara formal dan non formal