Makalah Tren Dan Isu Keperawatan Komplementer [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH TENTANG TREN DAN ISU KEPERAWATAN KOMPLEMENTER DI DUNIA DAN DI INDONESIA



Dosen Pengampu: Ns. Fitria Alisa, M.Kep Disusun Oleh :



1.Aisyah aulia putri(211211888) 6..Khalda salsabila rahma(211211907) 2.Anisa aulia putri(211211892) 7.Latifah ihnul fauzi(211211942) 3.Dzakiyah azzahra h.d(211211897) 8.Muthia elza putri(211211913) 4.Efrina riski azhri(211211898 9.Popi kharisma iriani(211211917) 5.Fadillah al husna(211211899) 10.Rafisyu ilham(211211898) Kelas: IC PROGRAM STUDI: S1 KEPERAWATAN STIKES MERCUBAKTIJAYA PADANG TAHUN 2021/2021



KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat, taufik dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul " tren dan isu keperawatan komplementer didunia dan di indonesia ini tepat pada waktunya. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk, maupun pedoman bagi pembaca untuk memperdalam ilmu agama. Dalam penulisan makalah ini penulis banyak sekali mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis. Penulis berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, dengan rendah hati penulis mengharapkan kritikan dan saran yang membangun untuk kesempurnaan makalah ini agar dapat diperbaiki bentuk maupun isi makalah sehingga kedepannya dapat menjadi lebih baik.



Padang, 5 Oktober 2021



Kelompok 1



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………….....2 DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………....3 BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………………....4 A. Latar Belakang……………………………………………………………………………………....4 B. Rumusan Masalah………………………………………………………………………………...…4 C. Tujuan………………………………………………………………………………….……………5 D. Manfaat………...……………………………………………………………………………………5 BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………….…………6 A. Trend dan Issu Keperawatan Komplementer………………………………………………………..6 B. Terapi Komplementer………………………………………………………………………………..9 C. Jenis-jenis Terapi Komplementer……………………………………………………………………9 BAB III PENUTUP…………………………………………………………………………………...13 A. Kesimpulan………………………………………………………………………………………...13 B. Saran…………………………………………………………………………………………..........13 DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………………14



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terapi komplementer dikenal dengan terapi tradisional yang digabungkan dalam pengobatan modern. Komplementer adalah penggunaan terapi tradisional ke dalam pengobatan modern. Terminologi ini dikenal sebagai terapi modalitas atau aktivitas yang menambah kan pendekatan ortodoks dalam pelayanan kesehatan. Terapi Komplementer juga ada yang menyebutnya dengan pengobatan holistik. Pendapat ini didasari oleh bentuk terapi yang mempengaruhi individu secara menyeluruh yaitu sebuah keharmonisan individu untuk mengintegrasikan pikiran, badan, dan jiwa dalam kesatuan fungsi. Pendapat lain menyebutkan terapi komplementer dan alternatif sebagai sebuah domain luas dalam sumber daya pengobatan yang meliputi sistem kesehatan, modalitas, praktik, dan ditandai dengan teori dan keyakinan, dengan cara berbeda dari sistem pelayanan kesehatan yang umum di masyarakat atau budaya yang ada. Terapi komplementer dengan demikian dapat diterapkan dalam berbagai level pencegahan penyakit. Terapi komplementer dapat berupa promosi kesehatan, pencegahan penyakit ataupun rehabilitasi. Bentuk promosi kesehatan misalnya memperbaiki gaya hidup dengan menggunakan terapi nutrisi. Intervensi komplementer ini berkembang di tingkat pencegahan primer, sekunder, tersier, dan dapat dilakukan di tingkat individu maupun kelompok. Misalnya untuk strategi stimulasi imajinatif dan kreatif. Pengobatan dengan menggunakan terapi komplementer mempunyai manfaat selain dapat meningkatkan kesehatan secara lebih menyeluruh juga lebih murah. Perkembangan terapi komplementer akhir-akhir ini menjadi sorotan banyak Negara. Pengobatan komplementer atau alternative menjadi bagian penting dalam pelayanan kesehatan di amerika serikat dan Negara lainnya. Estimasi di amerika serikat 627 juta orang adalah pengguna terapi alternative dan 386 juta orang yang mengunjungi praktik konvensional. Data lain menyebutkan terjadinya peningkatan jumlah pengguna terapi komplementer di amerika serikat 33 persen pada tahun 1991 menjadi 42 persen di tahun 1997. Terapi komplementer yang ada menjadi salah satu pilihan pengobatan masyarakat. Di berbagai tempat pelayanan kesehatan tidak sedikit klien bertanya tentang terapi komplementer atau alternative pada petugas kesehatan seperti dokter dan perawat. Masyarakat mengajak dialog perawat untuk penggunaan terapi alternative. Hal ini terjadi karena klien ingin mendapatkan pelayanan yang sesuai dengan pilihannya, sehingga apabila keinginan terpenuhi akan berdampak ada kepuasan klien. Hal ini dapat menjadi peluang bagi perawat untuk berperan meberikan terapi komplementer. B. Rumusan masalah 1. Apa Trend dan issu keperawatan?



2. Apa Terapi komplementer? 3. Apa saja Jenis-jenis Terapi Komplementer? C. Tujuan Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah selain untuk memenuhi tugas mata kuliah Konsep Keperawatan Komplementer, untuk menambah wawasan mahasiswa agar mengetahui lebih banyak mengenai Trend dan Isu Keperawatan Komplementer di Indonesia dan Dunia. D. Manfaat Manfaat pembuatan makalah ini adalah menambah wawasan kita tentang Trend dan Isu Keperawatan Komplementer di Indonesia dan Dunia, Sebagai contoh untuk pembuatan makalah yang baik dan benar bagi siswa lainnya, serta menambah referensi di perpustakaan daerah.



BAB II PEMBAHASAN A.Trend dan Isu Keperawatan Definisi Trend Trend adalah hal yang sangat mendasar dalam berbagai pendekatan analisa, tren juga dapat di definisikan salah satu gambaran ataupun informasi yang terjadi pada saat ini yang biasanya sedang popular di kalangan masyarakat. Trend adalah sesuatu yang sedang di bicarakan oleh banyak orang saat ini dan kejadiannya berdasarkan fakta Definisi Issu Issu adalah suatu peristiwa atau kejadian yang dapat diperkirakan terjadi atau tidak terjadi pada masa mendatang, yang menyangkut ekonomi, moneter, sosial, politik, hukum, pembangunan nasional, bencana alam, hari kiamat, kematian, ataupun tentang krisis. Issu adalah sesuatu yang sedang di bicarakan oleh banyak namun belum jelas faktannya atau buktinya. Definisi Trend dan Issu Keperawatan Trend dan Issu Keperawatan adalah sesuatu yang sedang dibicarakan banyak orang tentang praktek/mengenai keperawatan baik itu berdasarkan fakta ataupun tidak, trend dan issu keperawatan tentunya menyangkut tentang aspek legal dan etis keperawatan. Trend dan Isu Keperawatan adalah sesuatu yang sedang diputar banyak orang tentang praktek/mengenai baik itu berdasarkan fakta ataupun tidak, tren dan termasuk hal-hal yang berkaitan dengan aspek legal dan etis ditingkatkan. Perkembangan budaya barat, membawa kedokteran konvensional menguatkan tentang metode untuk mendapatkan pengetahuan yang baru. Banyak terapi-terapi komplementer yang berasal dari sistem perawatan kesehatan tradisional dengan berbagai macam latar belakang budaya dan selalu berhubungan dengan filosofi dan nilai religius sebagai kekuatan utama, tubuh sebagai penyembuh sendiri dan holistik. Terapi komplementer dan alternatif dimarginalkan oleh praktisi-praktisi kedokteran konvensional, mereka mempertanyakan dan berasumsi bahwa hal tersebut di bawah pemikiran kedokteran. Akan tetapi karena perkembangan dari terapi komplementer dan alternatif membawa kedokteran konvensional untuk mengadopsi beberapa premis dan keuntungan yang mungkin. Profesi keperawatan secara tradisional bertujuan untuk membuat suatu perkembangan dalam proses penyembuhan dan banyak perawat-perawat yang saat ini yang menerima terapi komplementer dan alternatif yang efektif dalam proses penyembuhan yang berdasarkan ilmu



kedokteran. Saat ini perawat-perawat menampakkan perkembangan yang kompleks untuk menemukan jalan untuk memasukkan terapi komplementer dan alternatif dalam perawatan kesehatan personal. Perkembangan interest dan penggunaan terapi komplementer dan alternatif dapat direfleksikan secara fundamental dalam orientasi sosial untuk kesehatan dan penyembuhan. Berikut ini merupakan faktor-faktor yang menjadi trend: a.Meningkatnya akses dalam informasi kesehatan b.Meningkatnya prevalensi dari penyakit kronis c.Meningkatnmya rasa membutuhkan suatu kualitas hidup d.Menurunnya semangat/keinginan dalam scientific breakthroughs e.Berkurang nya toleransi dalam paternalistik f.Meningkatnya interest tentang spiritualitas Saat ini penggunaan terapi komplementer mulai menggeliat. Hal ini tentu akan terkait dengan tren isu yang berkembang tentang terapi komplementer. 1.Patient Safety Keselamatan adalah hal yang esensi dalam pelayanan kesehatan. Dalam ini keselamatan dasar patient safety dari conventional medicine dan akan dibandingkan dengan terapi komplementer yang telah ada. Secara garis besar prinsip praktik terapi komplementer menurut Curtis (2004) untuk mengurangi terjadinya hal yang tidak diinginkan adalah : 1.Menghargai otonomi pasien 2.Menghargai etnis, umur dan status social 3.Tingkat sensitivitas terhadap pasien harus tinggi, terkait keinginan dan penolakan terhadap terapi komplementer 4.Berhati-hati terhadap pasien yang tidak pernah konsul ke medis terkait penyakitnya. 5.Menganjurkan pasien untuk hati-hati dalam setiap keputusannya dan tetap menjalani terapi medis konvensional 6.Dorong pasien untuk lebih selektif dalam memilih terapi Dalam pelaksanaan praktik komplementer, terapis menggunakan pendekatan seperti tenaga kesehatan, dengan anamesis dan penegakan masalah yang disebut dengan diagnosa. Serta pemberian resep ataupun intervensi komplementer. Aspek keselamatan pada diagnose suatu penyakit merupakan hal mendasar dalam terapi konvensional. Dalam penerapan aspek keselamatan dalam penegakan diagnose dalam komplementer juga menjadi hal yangmendasar. Seperti contoh diagnose pada terapi naturopaths di amerika, pendekatan fungsi seldalam setiap aspek, seperti pemeriksaan gastrointestinal, immunology, nutritional,endocrinology, metabolic, toxic element exposure, dan hair testing. Dalam penerapan ini memang perlu standart dalam aspek keselamatan (Curtis,2004). Permasalahan di Indonesiamasih jarang terapis dalam praktek terapi komplementer yang menggunakan standart penjaminan mutu dalam penanganan pasien, diagnose belum punya standart dan masihberbeda-beda, sangat tergantung terhadap perkataan guru bukan berdasar standart yang baku. Penyusunan protap sangat perlu menjadi hal mendasar serta pengawasan dari dinaskesehatan. Masalah terapi komplementer di Indonesia ini masih perlu adanya jaminan mutupasien dan perlindungan pasien terkait dengan diagnostic yang digunakan oleh terapis.Aspek keselamatan juga sangat diperlukan terhadap pemberian terapy. Banyaknya terapi komplementer yang menggunakan pendekatan herbal menjadi hal yang sangat penting untuk dibahas. Tingkat kepercayaan masyarakat terhadap herbal memang menjadi dua sisi mata pisau, disisi lain dapat meningkatkan sugesti, namun disisi lain kepercayaan yang berlebihan, rasa ingin tahu akan isi dan efek samping obat



konsumen kurang dan menyebabkan banyak kejadian jangka pendek dan atau panjang yang terjadi. Pemahaman terapis dan konsumen akan obat-obatan herbal sangat diperlukan untuk keselamatan pasien. Berdasarkan Curtis (2004) beberapa hal yang harus diperhatikan terkait menurunkan resiko terjadinya hal yang tidak diinginkan dalam obat herbal adalah: a.Kontaminasi : dalam penyajian dan pengemasan obat herbal masih sangat dipertanyakan, resiko kontaminasi perlu menjadi perhatian atas munculnya obat-obatan herbal b.Bioavaibility : perubahan fungsi dari zat yang terkandung dalam obat herbal perlu diperhatikan terkait proses kimia dari pengemasan c.Dosis : penelitian tentang herbal masih sangat jarang. Seringkali yang terjadi adalah kelebihan dosis, meskipun berasal dari herbal namun dapat membahayakan pasien d.Alergi : alergi juga terkadang muncul akibat produk-produk herbal e.Keracunan : terkadang kandungan dalam obat herbal juga dapat menjadi toxic. Bentuk terapi komplementer lain yang perlu diperhatikan dalam terkait aspek keselamatan antara lain terapi fisik, seperti massase, spa, terapi akupuntur dan terapihomeophaty. Terapi komplementer pada terapi fisik sangatlah berkaitan langsng dengan pasien, beberapa penelitian telah mampu menemukan beberapa efek samping dari terapi komplementer Yang menggunakan terapi fisik ini. Permasalahan mendasar adalah, bagaimana penelitian di Indonesia, bagaimana pengetahuan terapis di Indonesia. Hal ini menjadi PR besar bagi kementrian kesehatan. Jurnal luar negeri telah banyak mengungkap, namun pengetahuan terapis mengenai perkembangan ini juga harus di tingkatkan. Penelitian tentang terapi komplementer di Indonesia juga perlu di tingkatkan, mengingat karakteristik orang di luar negeri dan di Indonesia berbeda. 2.Bidang praktik (scope of praktice) Isu etik untuk terapi komplementer yang kedua adalah skop praktik yang tidak jelas dari sekitar 1800 terapi komplementer yang teridentifikasi ke dalam bidang praktikkeperawatan. Artinya, masih menurut ANA bahwa ada pertanyaan mendasar yang harus dijawab sekaitan skop praktik secara legal dan etik dari penggunaan terapi modalitas komplementer dalam praktik keperawatan profesional yaitu kapan teknik tersebut diajarkan dan dipraktikkan oleh individu bukan perawat maupun oleh perawat? Mungkinkah seorang perawat melakukan pemijatan sederhana atau pemijatan terapi (therapeutic massage)? Mungkinkah seorang perawat melakukan terapi sentuhan secara pribadi maupun secara profesional mandiri? Pada aspek ini bahaya dapat muncul baik bagi klien maupun perawat jika skop praktik komplementer tidak jelas. Hal ini dapat dipahami bahwa pasien dapat ‘dibahayakan” oleh perawat yang mempraktikkan terapi komplementer jika perawat itu sendiri tidak disiapkan untuk itu. Atau perawat dapat ‘dibahayakan’ secara profesional ketika mereka melakukan praktik di luar skop atau area praktik keperawatan atau melakukan terapi yang masih dipertanyakan. 3.Perbedaan Budaya (cultural diversity) Salah satu ciri negara negara maju (developed countries) seperti Amerika umumnya ditandai dengan adanya gejala multikultur. Satu sisi gejala ini memiliki efek positif karena adanya keragaman budaya yang saling mengisi dan mendukung satu dengan lainnya. Namun tidak jarang perbedaan budaya berimbas pada kesulitan komunikasi akibat penggunaan bahasa yang berbeda. Akibatnya perawat juga tidak terlepas dari gejala bertemu dan berkomunikasi kepada klien yang memiliki berbagai latar belakang budaya. Jika demikianmaka perawat akan mengalami kendala dalam mempraktikkan terapi komplementer



karena nilai yang dimiliki klien dapat berbeda dengan yang dipunyai oleh perawat. Pada kondisi semacam ini sering terjadi konflik atau bahkan dilema etik. B. Terapi Komplementer Terapi komplementer merupakan metode penyembuhan yang caranya berbeda dari pengobatan konvensional di dunia kedokteran yang mengandalkan obat kimia dan operasi, yang dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan. Banyak terapi modalitas yang digunakan pada terapi komplementer mirip dengan tindakan keperawatan seperti teknik sentuhan, masage dan manajemen stress. Terapi komplementer merupakan terapi tambahan bersamaan dengan terapi utama dan berfungsi sebagai terapi suportif untuk mengontrol gejala, meningkatkan kualitas hidup, dan berkontribusi terhadap penatalaksanaan pasien secara keseluruhan sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan. Terapi Komplementer adalah cara penanggulangan penyakit yang dilakukan sebagai pendukung pengobatan medis konvensional atau sebagai pengobatan pilihan lain di luar pengobatan medis yang konvensional. Terapi Komplementer adalah pengobatan non konvensional yang bukan berasal dari negara yang bersangkutan. Misalnya, jamu bukan termasuk pengobatan komplementer tetapi merupakan pengobatan tradisional (WHO). Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan definisi pengobatan komplementer tradisional-alternatif atau sering disebut dengan CAM (Complementary Alternative Medicine) adalah pengobatan non konvensional yang di tunjukan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, meliputi upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang diperoleh melalui pendidikan terstruktur dengan kualitas, keamanan, dan efektivitas yang tinggi berlandaskan ilmu pengetahuan biomedik. Artinya Pengobatan komplementer adalah pengobatan tradisional yang sudah diakui dan dapat dipakai sebagai pendamping terapi konvesional/medis. Sedangkan pengobatan alternatif adalah jenis pengobatan yang tidak dilakukan oleh paramedis/dokter pada umumnya, tetapi oleh seorang ahli atau praktisi yang menguasai keahliannya tersebut melalui pendidikan yang lain/non medis. C. Jenis-jenis Terapi Komplementer 1. Pengobatan alternatif tradisional Bidang pengobatan ini telah dipraktikkan selama ratusan tahun yang lalu di berbagai penjuru dunia. Jenis pengobatan alternatif tradisional ini, antara lain: Akupuntur Akupuntur adalah pengobatan tradisional Tiongkok yang menggunakan penyisipan jarum tipis ke kulit pada titik-titik tertentu di tubuh Anda.Pengobatan ini paling sering digunakan untuk mengurangi nyeri karena menstimulasi penghilang rasa sakit alami yang ada pada tubuh. Contohnya, nyeri akibat kemoterapi, sakit kepala, nyeri punggung dan leher, serta nyeri saat menstruasi.



Ayurveda Ayurveda adalah konsep pengobatan alami dari India yang dicapai dengan menjaga keseimbangan tubuh, pikiran, dan lingkungan.Tujuan dari terapi komplementer ini adalah membantu seseorang mengurangi gejala dan rasa cemas, meningkatkan keharmonisan dalam hidup, serta meningkatkan ketahanan seseorang terhadap penyakit. Dalam pengobatan ini, herbal, rempah, dan ekstrak minyak digunakan secara esktensif. Homeopati Homeopati adalah pengobatan yang pertama kali muncul akhir tahun 1700-an di Jerman, yang konsepnya adalah meningkatkan pemulihan tubuh secara alami terhadap penyakit.Dalam pengobatan ini, praktisi akan menggunakan pil atau larutan yang mengandung sedikit bahan aktif (biasanya ekstrak tumbuhan atau mineral) untuk mengobati penyakit.Perawatan homeopati bertujuan untuk menjaga kesehatan dan membantu pengobatan penyakit jangka panjang, seperti alergi, eksim, dan rematik. Bisa juga untuk mengatasi cedera ringan, seperti keseleo atau otot-otot tubuh yang menegang.Pengobatan komplementer ini tidak cocok sebagai perawatan pendamping untuk kondisi yang darurat seperti penyakit jantung, kanker, atau infeksi yang parah. Naturopati Menurut American Association of Naturopathic Physicians (AANP), naturopati adalah sistem perawatan kesehatan yang meliputi praktik diagnosis, pengobatan, pencegahan penyakit. Konsep pengobatan ini berkembang di abad ke-19 di Eropa.Teknik pengobatannya menggunakan metode modern dan tradisional, yang bisa mencakup perubahan gaya hidup, pengurangan stres, psikoterapi dan konseling, penggunaan obat herbal dan suplemen, termasuk homeopati.



2. Pengobatan berbasis sentuhan dan teknik tubuh Selain mengandalkan tumbuhan herbal, sejak lama orang-orang menggunakan sentuhan (pijatan) dan teknik tubuh sebagai pengobatan. Dasar dari pengobatan ini adalah gagasan bahwa penyakit atau cecera yang terjadi di satu area tubuh dapat memengaruhi bagian tubuh lain. Dengan kata lain, meningkatkan kesehatan bagian tubuh tertentu juga bisa membantu penyembuhan area tubuh yang bermasalah. Selain pijatan dan gerakan tubuh, biasanya pengobatan juga mengombinasikan dengan ketenangan pikiran. Contoh pengobatan komplementer yang berbasis pijatan dan teknik tubuh adalah: Chiropractic dan osteopati Chiropractic adalah metode pengobatan untuk gangguan yang memengaruhi sistem muskuloskeletal dan sistem saraf, serta nyeri tubuh lewat manipulasi manual dengan tangan.



Perawatan chiropractic dapat membantu meredakan nyeri sendi atau nyeri otot yang mengganggu aktivitas Anda. Sementara osteopati adalah cabang ilmu kedokteran yang menangani gangguan medis dengan pemijatan atau manipulasi tulang, sendi, dan otot. Biasanya, terapi komplementer ini dilakukan untuk meningkatkan mobilitas, meredakan otot tegang, dan meningkatkan suplai darah ke jaringan. Pijat Pengobatan ini sangat umum di Indonesia, karena penerapannya sudah ada sejak zaman dahulu. Perawatan ini menggunakan teknik manipulasi jaringan lunak berupa pijatan tangan untuk mengurangi rasa sakit dan kecemasan, membantu melancarkan sirlukasi darah, dan melemaskan otot yang tegang. Taichi dan yoga Menurut studi tahun 2012 pada Clinical rheumatology menunjukkan bahwa gerakan taichi dan yoga dapat membantu mengurangi rasa nyeri, meningkatkan fungsi fisik, dan kualitas hidup pasien menjadi lebih baik. Ini karena latihan fisik ini membantu mengurangi stres, melatih keseimbangan, dan meningkatkan mobilitas tubuh. 3. Pengobatan berbasis diet dan herbal Proses pemulihan tubuh dari suatu penyakit bisa dengan memenuhi kebutuhan nutrisi. Pendekatan inilah yang menjadi fokus utama pada terapi komplementer ini. Pasien perlu menambahkan jenis makanan tertentu yang kaya vitamin, mineral, serat, atau minyak sehat. Selain lewat makanan, kebutuhan nutrisi juga bisa pasien penuhi dengan suplemen. Sementara penggunaan obat herbal, kemungkinan pasien tempuh karena obat tersebut diyakini memiliki senyawa aktif antiradang, antioksidan, atau antimikroba yang bisa membantu penyembuhan penyakit, contohnya jamu. 4. Pengobatan dengan energi eksternal dan indera tubuh Penggunaan energi eksternal (energi dari luar tubuh) dapat secara langsung memengaruhi kesehatan. Begitu pula dengan perawatan yang melibatkan ketajaman indera, mulai dari penglihatan, pendengaran, dan penciuman juga dapat memberikan pengaruh positif pada kesehatan. Beberapa contoh terapi komplementer berbasis energi eksternal dan indera, di antaranya: adalah terapi elektromagnetik, Reiki Pengobatan alternatif jepang dengan terapi relaksasi sekaligus mengalirkan energi healing (energi penyembuhan). Qigong



Terapi asal Tiongkok yang berupa aktivitas fisik yang mengintegrasikan gerakan tubuh, dengan pikiran, dan pengaturan napas. Terapi elektromagnetik Terapi menggunakan medan magnet frekuensi rendah untuk mengatasi nyeri. Terapi indera Perawatan yang meliputi terapi visualisasi, terapi musik, atau terapi seni yang biasanya berguna untuk membantu meringankan stres atau kecemasan. 5. Pengobatan berbasis pengendalian pikiran Kondisi emosional dapat berkaitan dengan kesehatan tubuh. Contohnya, orang dengan penyakit kronis yang mengalami stres, akan mengalami gejala yang lebih parah. Hipnosis Praktik psikologis yang melibatkan sugesti dan induksi untuk membantu merelaksasikan pikiran. Biofeedback Serangkain teknik untuk mengendalikan respons tubuh yang tidak terkendali dengan bantuan alat pembaca suhu tubuh, pendeteksi aktivitas gelombang otak, dan pembaca ketegangan otot. Meditasi Latihan untuk memfokuskan pikiran sehingga otak jadi lebih jernih dan pikiran jadi lebih tenang.



Risiko efek samping dari terapi komplementer: Meski memberikan manfaat untuk mengatasi masalah kesehatan tertentu, pengobatan alternatif dan herbal ini tetap memiliki efek samping. Contoh orang yang menjalani akupuntur bisa mengalami efek samping berupa perdarahan atau memar pada kulit. Fokus terapi komplementer: 1. Pasien dengan penyakit jantung. 2. Pasien dengan autis dan hiperaktif 3. Pasien kanker



BAB III PENUTUP A.Kesimpulan Jadi pada hakikatnya pengobatan komplementer merupakan suatu pengobatan sebagai pendamping bagi pengobatan primer yang bertujuan untuk mempercepat proses penyembuhan pasien dan sudah mendapatkan pengakuan serta legalitas yang jelas. Oleh karena itu, aturan tentang pengobatan komplementer, seperti yang terangkum dalam peraturan Menteri No. 1109/Menkes/PER/X/2009 tentang penyelenggaraan pengobatan komplementer alternative difasilitas kesehatan pelayanan kesehatan, jenis pengobatan tenaga pelaksana termasuk tenaga asing yang menjadi inspirasi untuk perumusan RUU keperawatan. Saat ini penggunaan terapi komplementer mulai menggeliat. Hal ini tentu akan terkait dengan tren isu yang berkembang tentang terapi komplementer yaitu Patient Safety, Bidang praktik (scope of praktice) dan Perbedaan Budaya (cultural diversity). B.Saran Untuk mendapatkan Langkah Strategis dalam Menghadapi Trend IssuePerubahan Keperawatan di Masa Depan. Untuk itu diharapkan adanya suatu kemauandari diri perawat sendiri untuk berubah dan adanya penerapan secara langsungpendidikan yang akan diterapkan dalam suatu pelayanan keperawatan yangprofesional kedepannya.



DAFTAR PUSTAKA



https:///pdfcoffe.com https://scribd.com https://hellosehat.com https://zdocs.com.br https://www.coursehero.com