Trikotilomania (F 63 3) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN



REFERAT : TRIKOTILOMANIA (F63.3)



DISUSUN OLEH: Muhammad Rezky Juni C111 13 045



RESIDEN PEMBIMBING dr. Iwan Honest



SUPERVISOR PEMBIMBING: dr. Nurindah Kadir, M.kes, Sp. KJ



DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA FAKULTAS KEDOKTERAAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2017



1



HALAMAN PENGESAHAN



Yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa: Nama



: Muhammad Rezky Juni



NIM



: C111 13 045



Universitas



: Universitas Hasanudddin



Judul Referat : Trikotilomania (F63.3) Judul Lapsus : Episode Depresi Berat tanpa Gejala Psikotik (F32.2) Adalah benar telah menyelesaikan referat berjudul “Trikotilomania (F63.3))” dan laporan kasus yang berjudul “Episode Depresi Berat tanpa Gejala Psikotik (F32.2)” dan telah disetujui serta telah dibacakan dihadapan pembimbing dan supervisor dalam rangka kepaniteraan klinik pada bagian Ilmu Kedokteran Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin. Makassar, Mei 2017 MPPD Psikiatri,



Residen Pembimbing,



Muhammad Rezky Juni



dr. Iwan Honest



Supervisor Pembimbing,



dr. Nurindah Kadir, M.kes, Sp. KJ



2



Halaman HALAMAN SAMPUL ...................................................................................



i



HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................



ii



DAFTAR ISI ..................................................................................................



iii



DAFTAR GAMBAR.......................................................................................



iv



BAB



I. PENDAHULUAN 1.1. Trikotilomania......................................................................... 1.2. Prevalensi.................................................................................



BAB



II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1.................................................................................................Defin isi............................................................................................. 2.2.................................................................................................Kom orbiditas.................................................................................. 2.3.................................................................................................Etiol ogi........................................................................................... 2.4 Patofisiologi ........................................................................... 2.5 Manifestasi Klinis .................................................................... 2.6 Diagnosis .................................................................................. 2.7 Pemeriksaan Fisik dan penunjang............................................. 2.8 Diagnosis Bandaing.................................................................. 2.9 Penatalaksanaan........................................................................ 2.10 Prognosis..................................................................................



BAB



19



III. KESIMPULAN..........................................................................



DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN- LAMPIRAN



3



DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Francois Hallopeau orang yang pertama pengenalkan istilah Trikotilomania Gambar 2. Gambaran kepala akibat kebiasaan mecabut rambut Gambar 3. Gambaran Rambut pubis akibat kebiasaan mecabut rambut Gambar 4. Geometric patch pada incomplete alopecia pada remaja laki-laki Gambar 5. Bizarre-patterned lesion yang tertutupi dengan rambut pendek pada Gambar 6. Typical geometric shape trichotillomania pada anak laki-laki berusia 7 tahun. Tipe alopesia ini jarang terjadi pada usia ini anak perempuan berusia 11 tahun Gambar 7. Pada gangguan trikotilomania yang terkena dibagian alis mata



4



PENDAHULUAN 1. 1 Trikotilomania Hair-pulling disorder adalah kelainan kronis yang ditandai dengan penarikan rambut berulang, yang menyebabkan kerontokan rambut bervariasi. Hall Ini dikenal sebagai trikotilomania, istilah ini diperkenalkan pertama kali oleh dermatolog Prancis Francois Hallopeau pada tahun 1889. Kelainan ini dahulunya dianggap langka dan masih kurang digambarkan. Namun, sekarang telah dianggap lebih umum. Gangguan ini mirip dengan gangguan obsesif-kompulsif, disebabkan karena



adanya



peningkatan



ketegangan



sebelum



rambut



menarik



dan



menghilangkan setelah menarik rambut.1



Gambar 1. Francois Hallopeau orang yang pertama pengenalkan istilah Trikotilomania Trikotilomania adalah salah satu bentuk gangguan kompulsif yang ditandai dengan kegiatan menarik rambut berulang yang biasanya terjadi di kepala, alis, bulu mata, ketiak, maupun pubis yang didahului dengan ketegangan kemudian diikuti dengan rasa puas atau lega setelahnya. Kegiatan ini ditandai dengan adanya kerontokan rambut yang mencolok dan juga tidak disebabkan oleh kelainan kulit kepala atau rambut lain atau kegiatan stereotipi yang lain.2



1



Gangguan ini termasuk dalam gangguan kejiwaan utama dimana manifestasi kulit diinduksi sendiri. Gangguan ini juga merupakan salah satu dari 5 kategori gangguan psikodermatologis. Pasien dengan hair-pulling disorder merupakan kelompok yang sangat heterogen. Dalam spektrum psikopatologi yang luas (dari kebiasaan ringan sementara, melalui gangguan impuls, berbagai gangguan kepribadian, misalnya kepribadian kepribadian histrionik, kelainan dismorfik tubuh, kelenturan mental terhadap psikosis) penarikan rambut dapat hadir sebagai gejala pada gangguan ini.4 1.2. PREVALENSI



Jumlah pasien yang mengalami trikotilomania di masyarakat secara relatif masih sedikit yang diketahui. Secara klinis, kegiatan mencabut rambut yang cocok dengan kriteria trikotilomania ditemukan pada 0.6%-3.9% mahasiswa yang disurvei. Penelitian lain menunjukkan perbedaan tingkat trikotilomania dalam pengobatan ditemukan 4.4% pada pasien psikiatri yang rawat inap dan 4.6% pada pasien gangguan obsesif-kompulsif.5 Gangguan kejiwaan ini bisa dialami oleh siapa saja, baik pria maupun wanita. Namun, wanita lebih mudah mengidap trikotilomania. Perdandingan lakilaki dan perempuan adalah 1 berbanding 10 dari kasus trikotilomania yang ada. Pada kebanyakan kasus, trikotilomania menyerang para remaja.3 Berdasarkan data epidemiologi didapatkan bahwa puncak onset trikotilomania ini berkisar antara usia 12-13 tahun. Pada anak-anak tidak ada perbandingan yang berarti antara populasi laki-laki atau pun perempuan yang terkena trikotilomania. Pada orang dewasa ditemukan adanya prevalensi sebesar 0.6-3.4% dengan kecenderungan lebih banyak pada perempuan dibandingkan laki-laki. Namun data ini masih dikacaukan dengan tipikal pencarian pertolongan yang cenderung dimiliki perempuan dibandingkan laki-laki. 6,11 Jumlah pasien yang mengalami trikotilomania di masyarakat secara relatif masih sedikit yang diketahui. Secara klinis, kegiatan mencabut rambut yang cocok dengan kriteria trikotilomania ditemukan sekitar 0.6%-3.9% mahasiswa yang disurvei. Penelitian lain menunjukkan perbedaan tingkat trikotilomania



2



dalam pengobatan ditemukan 4.4% pada pasien psikiatri yang rawat inap dan 4.6% pada pasien gangguan obsesif-kompulsif 5 Studi epidemiologi dengan sampel yang tidak telalu besar antara mahasiswa di Amerika Serikat, diperkirakan berkisar antara 0,5 sampai 3,9%. Sementara studi di Israel menemukan prevalensi trikotilomania seumur hidup menjadi 1% pada sampel 794 orang berusia 17 tahun yang tidak direferensikan, namun tidak ada yang memenuhi kriteria Diagnostik dan Statistik Manual (DSM) III R untuk trikotilomania. Kemungkinan varians lebar ini disebabkan oleh sejauh mana kriteria B dan C diterapkan pada setiap penelitian. Christenson menemukan bahwa hanya 0,6% dari 2.579 mahasiswa yang melaporkan memenuhi kriteria DSM III R yang ketat; Namun, ketika memperluas kriteria untuk menyertakan juga individu yang tidak perlu mendapat dorongan sebelum menarik atau merasakan kelegaan pasca-menarik, persentase siswa meningkat menjadi 2,5%. Menariknya, satu penelitian menemukan bahwa 17% dari 60 orang dengan rambut kronis menarik tidak memenuhi kriteria ketegangan atau kelegaan . Lebih jauh lagi, tidak semua penarik rambut mengalami alopecia yang berarti.7 Sampel 1697 penarik rambut menemukan bahwa hanya 68% yang menunjukkan kehilangan antara 30 dan 100% rambut dari lokasi penarikan target mereka. Oleh karena itu, perkiraan rendah dapat mewakili prevalensi individu yang memenuhi kriteria DSM untuk trikotilomania, perkiraan ungkin mewakili orang-orang dengan rambut rontok yang signifikan, sementara perkiraan tinggi memperkirakan perkiraan siapa saja yang menarik rambut dengan tepat. Lebih jauh lagi, karena sebagian besar penelitian ini mengambil sampel populasi perguruan tinggi, tingkat prevalensi trikotilomania ini mungkin tidak secara akurat merefleksikan tingkat di populasi umum. Penarikan rambut kompulsif telah dicatat



dalam



literatur



selama



berabad-abad.



Meskipun



kasus-kasus



trichotillomania yang digambarkan dengan baik, pada abad ke-18 dan 19, berfokus pada remaja dan dewasa muda, beberapa data menunjukkan bahwa trikotilomania mungkin lebih umum pada wanita. Sebuah penelitian berbasis internet terhadap 1697 orang dengan trichotillomania menemukan bahwa 93,2% adalah perempuan . Sebuah studi terhadap 12 pria dan 65 wanita dengan gangguan perawatan menunjukkan beberapa perbedaan klinis, walaupun pria cenderung 3



memiliki usia awitan sedikit kemudian dan lebih tinggi pada penurunan psikososial. Kebiasaan menarik rambut biasanya berlangsung kronis dan dimulai pada usia muda antara 11 dan 13 tahun. 1,7



4



TINJAUAN PUSTAKA 2.1. DEFINISI Trikotilomania adalah salah satu bentuk gangguan kompulsif yang ditandai dengan kegiatan menarik-narik rambut berulang (di kepala, alis, bulu mata, ketiak, pubis) yang didahului dengan ketegangan kemudian diikuti dengan rasa puasa atau lega setelahnya. Kegiatan ini ditandai dengan adanya kerontokan rambut yang mencolok dan tidak disebabkan oleh kelainan kulit kepala atau rambut lain atau kegiatan stereotipi yang lain.



2,3



Trikotilomania juga ditandai dengan hilangnya rambut sebagai akibat dari dorongan yang kuat untuk menarik-narik rambut. Hilangnya rambut bisa membentuk suatu bercak bundar atau tersebar di kulit kepala. Trikotilomania merupakan suatu perilaku kompulsif, yang mungkin berasal dari adanya stres emosional maupun stres fisik. Paling sering ditemukan pada anak-anak, tetapi kebiasaan ini bisa menetap sepanjang hidup penderita.



3



Penyakit ini dapat dikategorikan berdasarkan onset menjadi dapat dibagi prasekolah, praremaja-dewasa muda, dan dewasa. Dari klasifikasi tersebut didapatkan perbedaan gejala dan responterapi dimana pada pasien prasekolah dan dewasa memiliki kebiasaan menarik rambut otomatis dan tanpa disadari serta memiliki respon yang baik terhadap pengobatan konservatif. Pada pasien dewasa biasanya memiliki kecendrungan menarik rambut sebagai bentuk dari fokus penderita terhadap kebiasaan tersebut. Sebagai bagian rutinitas yang disadari, hal ini termasuk dalam memilah jenis rambut tertentu untuk dicabuti misalnya yang memiliki ujung bulat dan pipih, yang kasar atau pun karena letaknya yang salah.Responterapi konservatif pada pasien dewasa biasanya lebih buruk mengingat kebiasaan menarik rambut ini dapat disertai gangguan psikis lain yang memerlukan tenaga spesialis dalam menanganinya. 5



5



Gambar 3. Gambaran Rambut pubis akibat kebiasaan mecabut rambut



Gambar 2. Gambaran kepala akibat kebiasaan mecabut rambut



6



2.2 KOMORBIDITAS Gangguan jiwa pernyerta umumnya terdapat pada individu dengan trikotilomania. Studi secara konsisten melaporkan bahwa individu dengan trikotilomania memiliki tingkat kecacatan formal depresif (29,2-52%), kecemasan (8,3-27%) dan alkohol (33,3%), dan persentase yang lebih besar dari orang-orang dengan trichotillomania mengakui Masalah dengan kecemasan atau depresi (6668%).1 Komorbiditas signifikan ditemukan antara trikotilomania dan gangguan obsesif-kompulsif (OCD), gangguan cemas menyeluruh, Gangguan Touette; Gangguan depresi, gangguan makan dan berbagai gangguan kepribadian terutama gangguan obsesif kompulsif, borderline, dan narsistik kepribadian. Kelainan penyalahgunaan tanda tangan komorbid tidak terjadi seperti pada perjumpaan patologis, kleptomaina, dan gangguan impuls lainnya.7



2.3. ETIOLOGI Meskipun dianggap dapat disebakan oleh banyak hal atau multifaktorial, trikotilomania sering dihubungkan pada situasi yang penuh stress, gangguan hubungan ibu dan anak, rasa takut ditinggal sendirian dan kehilangan objek yang belum lama seringkali dinyatakan sebagai faktor penting yang berperan dalam gangguan ini. Penyalahgunaan zat mungkin mendorongperkembangan gangguan.



1



Dinamik depresif sering dinyatakan sebagai faktor predisposisi tetapi tidak ada ciri atau gangguan kepribadian tertentu atau yang khas pada pasien trikotilomania. Beberapa ahli melihat stimulasi terhadap diri sendiri merupakan tujuan utama perilaku mencabut rambut. Trikotilomania semakin sering dipandang memiliki penebab yang ditentukan secara biologis yang dapat mencerminkan aktivitas motorik yang dikeluarkan dengan tidak tepat. Teori biologi juga mengacu pada perbedaan metabolik dalam sistem serotonin dan opioid. Anggota keluarga pasien dengan trikotilomania sering memiliki riwayat tic, gangguan pengendalian impuls, dan gangguan obsesif kompulsif, yang lebih menyokong lagi kemungkinan predisposisi genetik.1



7



Meskipun



trikotilomania



dianggap



multifaktorisl,



onsetnya



sering



dikaitkan dengan situasi stres di lebih dari seperempat dari semua kasus. Mengganggu hubungan ibu dan anak, takut untuk menjadi sendirian, dan kehilangan objek baru-baru ini terjadi. 4,7 Jika diamati berbagai faktor kritis yang mempengaruhi terjadinya gangguan tersebut. Penyalahgunaan zat dapat mendorong



juga berpengaruh



terhadap perkembangan kelainan. Dinamika depresi sering disebut sebagai faktor predisposisi, namun tidak ada tait atau gangguan kepribadian tertentu yang mencirikan pasien.Anggota keluarga penderita trikotilomania memiliki riwayat penyakit, gangguan kontrol impuls, gejala obsesif kompulsif, yang mendukung kemungkinan predisposisi genetik.1 Satu studi mengamati neurobiologi kelainan yang menarik rambut dan memberi sedikit volume pada putamen kiri dan area lentikulasi. Baru-baru ini, sebuah studi tentang genetika tentang trikotilomania melaporkan hubungan antara polimorfisme gen reseptor serotonin 2A (5-HT2A) (Tl 02C) dan tikotillomania. Namun, karena penelitian ini meneliti beberapa mata pelajaran yang sedikit, hal ini perlu direplikasi dalam sapar yang lebih besar untuk dapat menentukan peran kelainan gaglia bawaan dan serotonin dalam etiologi oftrichotillomaia.7 Edisi kelima dari Manual Diagnostik dan Statistik Mental Disorders (DSM-5) mencakup kriteria diagnostik untuk trikotilomania. Sebelum terlibat dalam perilaku menarik rambuut pasien dengan trikotilomania diperkirakan mengalami peningkatan ketegangan dan mendapatkan rasa melepaskan atau memuaskan diri sendiri sehingga menarik rambut mereka. Semua area tubuh bisa terlibat, paling umum kulit kepala . Area lain yang terlibat adalah alis, bulu mata, janggut; ketiak, dan area kemaluan kurang umum dilibatkan. Dua jenis tangkapan bunga telah dijelaskan. Penarikan yang terfokus adalah penggunaan tindakan yang disengaja untuk mengendalikan pengalaman pribadi yang tidak menyenangkan, seperti dorongan, sensasi tubuh misalnya, gatal. Umumnya, penarikan otomatis terjadi di luar kesadaran kebanyakan orang selama aktivitas tanpa aktivitas. Sebagian besar pasien memiliki kombinasi jenis rambut menarik ini.7



8



Kerontokan rambut ditandai dengan helai pendek dan patah yang muncul bersamaan dengan rambut panjang dan normal di daerah yang terkena. Tidak ada kelainan pada kulit atau kulit kepala yang ada. Penarikan rambut tidak dilaporkan menyakitkan, meski pruritus dan kesemutan bisa terjadi di area yang terlibat. Trichophagy, mulut dari rambut, mungkin mengikuti rambut mencabut. Komplikasi trichophagy meliputi trikomioat, malnutrisi, dan obstruksi usus. Pasien biasanya menolak perilaku dan mencoba menyembunyikan alopecia yang dihasilkan. Kepala membenturkan, menggigit kuku, menggaruk, menggerogoti, mengeluarkan, dan tindakan mutilasi diri lainnya mungkin ada.2,4,7 2.4 PATOFISIOLOGI Hingga saat ini penyebab trikotilomania itu sendiri masih belum jelas. Menurut teori neuro-kognitif gangguan ini disebabkan oleh adanya kelainan pada basal ganglia pasien sebagaimana diketahui bahwa basal ganglia memiliki peran dalam membentuk kebiasaan. Kegagalan lobus frontal dalam menghambat kebiasaan tertentu juga diperkirakan bagian dari pathofisiologi gangguan ini.



1,8



Sebuah studi pencitraan menggunaan Magnetic Resonance Image (MRI) juga menyatakan bahwa substansi grasia (gray matter) pasien dengan trikotilomania lebih meningkat kapasitasnya dibandingkan yang tidak memiliki penyakit ini. Peranan genetik terhadap penyakit ini pun tidak luput dari perhatian peneliti.1,8



Gambar 4. Geometric patch pada incomplete alopecia pada remaja laki-laki



9



Gambar 5. Bizarre-patterned lesion yang tertutupi dengan rambut pendek pada anak perempuan berusia 11 tahun



c shape trichotillomania pada anak laki-laki berusia 7 tahun. Tipe alopesia ini jarang terjadi pada usia ini ana



Pada suatu penelitian ditemukan adanya mutasi pada gen SLITRK1 sedangkan pada penelitian lainnya mendapatkan adanya perbedaan pada receptor gen serotonin 2A. Mutasi gen HOXB8 juga menunjukkan perubahan kebiasaan pada tikus dalam menarik-narik rambut. Pendekatan ilmiah terhadap gen ini merupakan fenomena baru namun masih belum dapat ditentukan apakah memang ada hubungan genetic dalam menyebabkan penyakit ini.



7



. 2.5 MANIFESTASI KLINIS



10



Gambar 7. Pada gangguan trikotilomania yang terkena dibagian alis mata anak perempuan berusia 11 tahun



Menurut The American Psychiatric Association’s Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, Fifth Edition (DSM-5), trikotilomania termasuk dalam kategori gangguan obsesif kompulsif dan gangguan terkait. Gangguan ini ditandai dengan suatu tindakan khusus berupa kebiasaan menarik rambut. Kebiasaan ini terjadi baik dalam keadaan santai maupun keadaan yang penuh tekanan. Kriteria diagnosis menurut DSM V, antara lain: 



Mencabut rambut sendiri secara rekuren yang menyebabkan kebotakan yang







jelas. Peningkatan perasaan tegang segera sebelum mencabut rambut atau jika



 



berusaha untuk menahan perilaku tersebut. Rasa senang, puas atau reda jika mencabut rambut. Gangguan tidur tidak dapat diterangkan lebih baik oleh gangguan mental lain







dan bukan karena kondisi medis umum (misalnya, kondisi dermatologis). Gangguan menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis atau gangguan dalam fungsi sosial, pekerjaan atau fungsi penting lainnya.



Gambaran yang esensial dari gangguan ini adalah: 



Kerontokan rambut kepala yang tampak jelas (noticeable) disebabkan oleh







berulangkali gagal menahan diri terhadap impuls untuk mencabut rambut. Pencabutan rambut biasanya didahului oleh ketegangan yang meningkat dan setelahnya diikuti dengan rasa lega atau puas 3



Diagnosis tidak ditegakkan apabila sebelumnya ada inflamasi kulit atau apabila pencabutan rambut dilakukan akibat suatu waham atau halusinasi. Periode transien menarik rambut pada anak usia dini dapat dianggap suatu "kebiasaan" ringan dengan jangka waktu terbatas.



3



Individu yang hadir dengan trikotilomania kronis di masa dewasa sering melaporkan onset masa remaja awal. Beberapa individu memiliki gejala terus menerus selama beberapa dekade. Bagi yang lain, gangguan tersebut dapat datang dan pergi untuk minggu, bulan atau tahunan. Tempat-tempat menarik rambut dapat bervariasi dari waktu ke waktu.



2



11



Banyak individu dengan trikotilomania mencabut rambut dari kepala mereka, bulu mata, alis, kaki, lengan, wajah, dan region kemaluan. Mereka menarik helai rambut dengan jumlah yang yang cukup banyak, menjadikan kerontokan



rambut



menjadi



terlihat.



Hal



ini



menyebabkan



banyak



ketidaknyamanan, terutama dalam situasi sosial, dimana mereka akan dapat diamati. Akibatnya, individu dengan masalah ini berusaha keras untuk menyembunyikan kehilangan rambut ini dengan memakai topi, wig, kemeja lengan panjang, atau dengan menutup area kebotakan dengan make up. Individu trikotilomania bahkan mungkin tidak menyadari bahwa mereka menarik rambut mereka dan kebanyakannya mengatakan bahwa mereka merasa bosan atau gugup sebelum mencabut rambut mereka, tapi setelah menariknya keluar, mereka merasa bersalah, sedih atau marah. Ada juga melaporkan bahwa



ukan kombinasi rambut yang baru tumbuh, rambut yang rusak, black dots, area yang kosong, dan panjang r



mereka mencabut rambut mereka ketika sedang menonton televisi, membaca, berbicara di telepon atau membawa kendaraan.



8



12



Gambar 9. Menggunakan Contrast card examination yang membantu menunjukkan kebotakan natural anak perempuan berusia 11 tahun



2.6 DIAGNOSIS Kriteria Diagnosis menurut DSM 5 : 1. Mencabut rambut sendiri secara rekuren yang menyebabkan kebotakan yang jelas. 2. Peningkatan perasaan tegang segera sebelum mencabut rambut atau jika berusaha untuk menahan perilaku tersebut. 3. Rasa senang, puas atau reda jika mencabut rambut 4. Gangguan tidur tidak dapat diterangkan lebih baik oleh gangguan mental lain dan bukan karena kondisi medis umum (misalnya, kondisi dermatologis). 5. Gangguan menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis atau



gangguan dalam fungsi sosial, pekerjaan atau fungsi penting lainnya. Diagnosis ini jangan dibuat apabila sebelumnya sudah ada peradangan kulit, atau apabila pencabutan rambut adalah respons terhadap waham atau halusinasi



2.7 PEMERIKASAAN FISIK DAN PENUNJANG Daerah kerontokan rambut bisa ditandai dengan alopecia yang lengkap atau bisa tampak menipis. Penampilan kulit kepala yang berubah bisa Berasal dari area kecil rambut menipis sampai hahbis. Untuk Alasan yang tidak jelas, beberapa pola kehilangan kulit kepala sangat khas. Seringkali, daerah seukuran koin alopecia dicatat di simpul atau Di daerah temporal atau oksipital. Di antara yang lebih parah menderita Orang-orang memiliki pola aneh, yang disebut tonsure trichotillomania.



Pinggiran membatasi batas luar kulit kepala, menghasilkan



Sebuah tampilan yang mengingatkan pada biarawan abad pertengahan. Meski rambut rontok, kebanyakan individu dengan kondisi ini Tidak memiliki penampilan yang luar biasa biasa pada pemeriksaan sepintas. Jika Rambut rontok tidak ditutupi oleh pakaian atau aksesoris, sisir menyisir atau penggunaan eyeliner dan bulu mata palsu dapat dengan mudah disembunyikan.8 Jika perlu, diagnosis klinis gangguan penarik rambut dapat dikemukakan oleh biopsi pada kulit kepala. Pada pasien dengan tichobezoar, jumlah darah dapat mengungkapkan leukositosis ringan dan anemia hipokromik karena kehilangan



13



darah. Penelitian kimia dan radiologis yang tepat juga harus dilakukan, tergantung pada lokasi dan dampak yang dicurigai pada saluran gastrointestinal.1



2.8 DIAGNOSIS BANDING Penarikan rambut bisa menjadi kondisi yang sepenuhnya jinak atau mungkin terjadi dalam konteks beberapa gangguan mental. Fenomenologi gangguan penarik rambut dan Obsessive Convulsive Disease (OCD) tumpang tindih. Seperti OCD, gangguan penarik rambut seringkali kronis dan dikenali oleh pasien sebagai hal yang tidak diinginkan.8 Berbeda dengan OCD, pasien dengan gangguan trikotilomania tidak mengalami pikiran obsesif, dan aktivitas kompulsif terbatas pada satu tindakan, penarikan rambut. Penderita gangguan heroin secara aktif mencari pertolongan medis dan peran pasien dan dengan sengaja mensimulasikan penyakit pada ujungujungnya. Pasien yang malingeri atau yang memiliki gangguan faktisi dapat memutilasi diri untuk mendapatkan perawatan medis, namun mereka tidak menganjurkan adanya gejala adanya lesi pada diri sendiri. Pasien dengan gangguan gerakan stereotip memiliki gerakan stereotip dan ritmis, dan biasanya tidak tampak tertekan oleh perilaku mereka. Biopsi mungkin diperlukan untuk membedakan Gangguan penarik rambut adalah alopecia areata dan tine capitis.2



2.9 PENATALAKSANAAN Pengobatan



trichotillomania



biasanya



dilakukan



rawat



jalan



.



Pemberantasan tatanan rambut adalah fokus umum pengobatan. Kesedihan, perilaku penghindaran dan gangguan kosmetik adalah akibat perilaku penarik rambut. Kemungkinan untuk mengirimkan jika perilaku menarik rambut dikendalikan. Namun, Jika kontrol penarikan rambut yang cukup tidak bisa tercapai, pengobatan Tujuan harus menekankan masalah terkait ini juga. Bahkan Jika penarikan rambut tetap ada, intervensi terapeutik mungkin menjadi sasaran Mengurangi penghindaran sekunder dan mengurangi tekanan. Pengobatan dapat dipertimbangkan dalam tiga tahap: 14



Kontak Awal Diagnosis dibuat dan pasien dan psikiater menyetujui strategi yang dapat menggabungkan intervensi farmakologis dan psikologis. Jika kesusahan parah,Intervensi yang mendukung harus segera dipertimbangkan Antisipasi tanggapan pengobatan yang tidak lengkap atau penundaan Minggu sampai bulan sebelum intervensi rmungkin bermanfaat. Pengobatan Tahap Akut Bahkan saat pengobatan perilaku menarik rambut berhasil secara optimal, mungkin ada penundaan beberapa minggu Sampai bulan sebelum kontrol memadai tercapai. Oleh karena itu, Fase perawatan akut mungkin akan berlangsung lama. Pemeliharaan. Tidak diketahui berapa lama pasien harus merawatnya Intervensi pengobatan aktif untuk mencegah kambuh. Harus Diantisipasi bahwa sejumlah besar pasien memerlukan perawatan berkelanjutan untuk waktu yang lama. Perawatan farmakologis Mungkin perlu dipertahankan untuk periode terbuka. Perilaku Atau intervensi hipnotis mungkin memerlukan "tembakan booster" berkala8,10 Ada beberapa metode yang dpat dilakukan untuk penatalaksaan orang dengam trikotilomania mulai dari terapi farmakologis hingga terap non farmakologi.



Berikut



merupakan



penatalaksaan



terhadap



pasien dengan



trikotilomania. a. Menejemen Stress Sebelum memulai perawatan, psikiater dan Pasien pertama-tama harus mempertimbangkan jalannya dan tingkat keparahan kondisi individu. Karena remisi dini mungkin terjadi pada kasus Onset barubaru



ini,



trikotilomania



ringan



dengan



durasi pendek



tidak



membutuhkan intervensi segera. Secara khusus, jika Penarikan rambut pertama kali terjadi selama masa stres, perilaku tersebut dapat secara spontan berkurang seperti keadaan yang menegangkan mereda. Dalam keadaan seperti itu, perhatian terapeutik mungkin terbaik Diarahkan untuk memeriksa dan berusaha mengurangi basis Untuk stres Mengajar metode pengurangan stres alternatif mungkin Berguna dalam mengurangi trikotilomania terkini. Namun, kapan Individu dengan



15



trichotillomania hadir ke psikiater, itu Sering kali cenderung menjadi kondisi yang gigih dan mungkin Telah hadir selama bertahun-tahun atau puluhan tahun. Di antara pasien tersebut, Pengurangan stres juga berguna dalam mengurangi trikotilomania.8 b. Habit Reversal Therapy Terapi ini merupakan salah satu metode yang digunakan untuk mengontol atau menghilangkan kebiasaan menarik rambut. Yang dilakukan melalui langkah-langkah berikut. 1) Assesment and functional analysis pada tahap ini pasien diminta untuk menganalisis waktu-waktu terjadinya kegiatan menarik rambut atau “high risk time”dan faktor-faktor pencetus yang lain. 2) Self Monitoring setelah mengetahui faktor maka dilakukan dengan mengontrolan diri sendiri untuk menghindari waktu atau faktor pencetus untuk terjadinya penarikan rambut.3) Stimulus control apabila impul terjadi maka dilakukan dengan mencegah penarikan rambut yang dapat dilakukan dengan mengikat tangan atau hal-hal lain yang tidak terlihat aneh. 4) competing respon Intervention dengan melalukan aktivitas lain yang dapat menghilangkan ketegangan atau keinginan untuk mencabut rambut.4 c. Psikofarmaterapi Banyak obat muncul menjanjikan tapi sebenarnya satu-satunya obat Yang ditemukan efektif dalam percobaan terkontrol adalah ClomipramineKhasiat



untuk



kombinasi



serotonergik



reuptake



Inhibitor (SSRIS) (flavoxetine, paroxetine, sertraline,Citaloprem) dan neuroleptik (haloperidol, pimozide,Risperidone) diamati dalam studi yang tidak terkontrol. Ada Laporan keberhasilan pengobatan trichotillomania dengan Sertraline Hcl 50mgs pada waktu tidur dan fluxetine 10 mg setiap hari. Sampo fluocinolone 0,01% dua kali seminggu telah ditemukan Bermanfaat dalam beberapa kasus. 4,10 Berdasarkan saran Trichotillomania Impact Project, penggunaan farmakoterapi dengan SSRI merupakan terapi yang paling sering



16



digunakan bahkan lebih dianjurkan penggunaannya dibandingkan Clomiperamine. Namun bila pasien dengan respon buruk dengan SSRI dapat membaik dengan tambahan pimozide (Orap), suatu antagonis reseptor dopamine. SSRI berperan sebagai antidepresan yang akan meningkatkan neurotransmisi serotonin dalam otak dengan cara menghambat reuptake serotonin oada membran presinaptik.8 Selain itu psikofarmakologi yang telah digunakan adalah steroid topikal dan hydroxinehydrochloride, suatu ansiolitik dengan sifat antihistamin, antidepresan, obatserotonergik dan antipsikotik.1 Bila terdapat depresi, agen anti depresan dapat memberikan perbaikan dermatologis. Antidepresan, seperti fluoxetine (Prozac), fluvoxamine (Luvox), sertraline (Zoloft) dan venlafaxine (Effexor), sering digunakan untuk mengobati trikotilomania, kleptomania dan judi patologis. Obat antipsikotik olanzapine, (Zyprexa) juga telah menunjukkan efektivitas dalam mengobati trikotilomania.8,10,11 d. Cognitive Behavioral Threrapy Terapi perilaku kognitif (Cognitif Behaviour Therapy, CBT) menggabungkan unsur-unsur dari kedua terapi kognitif dan terapi perilaku. Terapi kognitif meneliti cara pikiran orang tentang diri mereka sendiri, orang lain dan dunia yang mempengaruhi kesehatan mental mereka. Terapi perilaku menyelidiki cara tindakan masyarakat mempengaruhi kehidupan mereka sendiri dan interaksi mereka dengan orang lain. Dengan menggabungkan kedua terapi tersebut, CBT meneliti cara orang agar dapat mengubah pikiran mereka dan perilaku dalam rangka meningkatkan kehidupan mereka. Terapi perilaku kognitif dapat membantu seseorang belajar untuk rileks, mengatasi stres, memerangi pikiran negatif dan mencegah perilaku merusak. Dalam penelitian kecil, jenis pengobatan ini telah terbukti efektif untuk kleptomania, judi patologis, trikotilomania dan isu-isu seksualitas kompulsif.7,10



17



Terapi perilaku yang berhasil, seperti biofeedback, pengawasan diri sendiri, desensitisasi sendiri dan pembalikan kebiasaan telah dilaporkan, tetapi sebagian besar laporan adalah kasus individual atau sejumlah kecil penelitian dengan periode follow up yang relative singkat.3 e. Hipnoterapi Hipnoterapi dan terapi perilaku telah dinyatakan berpotensi efektif dalam terapi gangguan dermatologis dengan keterlibatan faktor psikologis karena kulit telah terbukti rentan terhadap saran hipnotik. Dengan hipnoterapi diharapkan terjadi perubahan perilaku dari saran atau sugesti yang diberikan selama proses hipnosis. Hal ini kemudian diharapkan akan merupah perilaku maupu menghilangkan ketegangan atay keinginan untuk mecabut rambut.8 Banyak metode yang metode yang dapat dilakukan dalam perwatan dan penatalaksanaan trikotilomania. Hal ini dikarenakan banyaknya faktor yang dapat memicu gangguan perilaku tersebut, sehingga penatalaksaan dilakukan pada berbagai aspek. Selain itu respon individu pada maaing-masing terapi berbeda. Sehingga diperlukan pendekatan yang berbeda untuk setiap individu. 2.10 PROGNOSIS Usia rata-rata saat onset Trikotilomania di awal remaja, paling jelas sebelum usia 17 tahun, tapi onsetnya sudah dilaporkan jauh di kemudian hari. Jalannya gangguan tidak diketahui, baik itu bentuk kronis maupun pengiriman terjadi. Awal Onset kira-kira sebelum usia 6 tahun, cenderung untuk mengirim lebih mudah dan merespons Saran, dukungan, dan strategi perilaku. Onset terlambat yaitu setelah Usia 13 tahun dikaitkan dengan peningkatan kemungkinan kronisitas Dan prognosis yang lebih buruk daripada bentuk awal. Sekitar sepertiga dari Orang yang mempresentasikan laporan pengobatan 1 tahun atau Kurang, sedangkan dalam beberapa kasus, kelainan ini terus berlanjut Dari dua dekade.



18



BAB III KESIMPULAN Trikotilomania adalah salah satu bentuk gangguan kompulsif yang ditandai dengan kegiatan menarik-narik rambut berulang (di kepala, alis, bulumata, ketiak, pubis) yang didahului dengan ketegangan kemudian diikuti dengan rasa puas atau lega setelahnya. Kegiatan ini ditandai dengan adanya kerontokan rambut yang mencolok dan tidak disebabkan oleh kelainan kulit kepala/rambut lain atau kegiatan stereotipi yang lain. Trikotilomania merupakan suatu penyakit kronis yang apabila dibiarkan akan menimbulkan penurunan kualitas hidup yang serius terhadap



pasien.



Penyakit ini dapat dikategorikan berdasarkan onset menjadi: prasekolah, praremaja-dewasa muda, dewasa. Dari klasifikasi tersebut didapatkan perbedaan gejala dan responterapi dimana pada pasien prasekolah dan dewasa memiliki kebiasaan menarik rambut otomatis dan tanpa disadari serta memiliki respon yang baik terhadap pengobatan konservatif. Pada pasien dewasa biasanya memiliki kecendrungan menarik rambut sebagai bentuk dari fokus penderita terhadap kebiasaan tersebut, sebagai bagian rutinitas yang disadari termasuk dalam memilah jenis rambut tertentu untuk dicabuti misalnya yang memiliki ujung bulat dan pipih, yang kasar atau pun karena letaknya yang salah. Responterapi konservatif pada pasien dewasa biasanya lebih buruk mengingat kebiasaan menarik rambut ini dapat 19



disertai gangguan psikis lain yang memerlukan tenaga spesialis dalam menanganinya.



1,3,5



Terapi perilaku kognitif (Cognitif Behaviour Therapy, CBT) menggabungkan unsur-unsur dari kedua terapi kognitif dan terapi perilaku. Terapi kognitif meneliti cara pikiran orang tentang diri mereka sendiri, orang lain dan dunia yang mempengaruhi kesehatan mental mereka. Terapi perilaku menyelidiki cara tindakan masyarakat mempengaruhi kehidupan mereka sendiri dan interaksi mereka dengan orang lain. Dengan menggabungkan kedua terapi tersebut, CBT meneliti cara orang agar dapat mengubah pikiran mereka dan perilaku dalam rangka meningkatkan kehidupan meeka. Terapi perilaku kognitif dapat membantu seseorang belajar untuk rileks, mengatasi stres, memerangi pikiran negatif dan mencegah perilaku merusak. Perawatan dengan terapi perilaku pada banyak kasus bisa mengenali dorongan mencabut rambut sebelum nantinya dorongan tersebut sangat susah dilawan. Penderita bisa belajar untuk melawan dorongan tersebut seperti mengupayakan agar tangan selalu sibuk dengan aktivitas (meremas-remas, merajut sambil menonton televise dan sebagainya) pada saat dorongan untuk menarik rambut semakin kuat. Dengan demikian dorongan tersebut semakin melemah



dan



tidak



tertutup



kemungkinan



hilang



sama



sekali.



Penggunaan farmakoterapi dengan SSRI merupakan terapi yang paling sering digunakan bahkan lebih dianjurkan penggunaannya dibandingkan Clomiperamine. Antidepresan, seperti fluoxetine (Prozac), fluvoxamine (Luvox), sertraline (Zoloft) dan venlafaxine (Effexor), sering digunakan untuk mengobati trikotilomania, kleptomania dan judi patologis. Obat antipsikotik olanzapine, (Zyprexa) juga telah menunjukkan efektivitas dalam mengobati trikotilomania.1,3,4,7,8,10



20



DAFTAR PUSTAKA 1. Kaplan.



Synopsis



of



Psyciatry



Behavioral



Science/Clinical



Psiciatry.Eleventh Edition. Wolters Kluwe. 2015. Page 431-435 2. Chayavichitsilp P, Barrio V, Johnson B. Interdisciplinary Insight Management of Trichotillomania. Practical Dermaology for Paediatric. 2010; 24-26. 3. Maslim, Rusdi Dr. Pedoman Diagnostik dari PPDGJ III. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas dari PPDGJ-III. 2003. Jakarta : PT. Nuh Jaya 4. Ahlawam,Poonam. Trichotillomania. Internasional Jounal Science and Research. 2015 5. Nejatisafa AA,



Sharifi



V.



Cognitive



Behavior



Therapy



for



richotillomania: Report of Case Resistant to Pharmacological Treatment. Iran J Psychiatry. 2006; 1: 42-44. 6. Diagnostic And Statistical Manual Of Mental Disorders, Text Revision (DSM V-TR) Fifth Edition. American Psychiatric Association. 2013. Page. 251 7. Liana RN, et al. Diagnosis dan treatment. Of trichotillomania. future science group.2011 8. K,Jerald dan Tasman, allan. Essensials of Physiciatry. John wiley and sons. 2006 9. M, Ruth.



et.al.



Behavioral



and



Pharmacological



Treatment



of



Trichotillomania. Brief Treatment and Crisis Intervention / 3:3 Fall 2003 10. Flessner CA, Penzel F, Keuthen NJ. Current Treatment Practice for Children and Adults With Trichotillomania: Consensus Among Experts. Cognitiveand Behavioral Practice. 2010; 17: 290-300 11. Nowacka,A et al. Is trichotillomania a disorder of the obsessivecompulsive spectrum? A case report. PostĊpy Psychiatrii i Neurologii 2013; 22(4): 279–287



21