Tugas 1 Pdgk4302 Oleh Rini Lestari (855711917) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

UNIVERSITAS TERBUKA Unit Program Jarak Jauh (UPBJJ-Ut) Sorong Jalan Jenderal Sudirman No.9ARemu Selatan,Sorong Papua Barat Telepon 0951-321058,321054,Faximail: 0951-321107



TUGAS 1 PDGK4302 Mata Kuliah : Pembelajaran Kelas Rangkap Nama : Rini Lestari NIM : 855711917 Tutor : Ibu Herlina, S.Pd., M.Pd. BI PGSD S1 UPBJJ UT Sorong



JAWABLAH PERTANYAAN DI BAWAH INI DENGAN BENAR ! NO.



SOAL URAIAN



1. Jelaskan pengelolaan PKR dengan proses pembelajaran yang efektif menurut Karweit(1987) 2. Jelaskan prinsip-prinsip khusus PKR yang harus dikuasai oleh guru ! 3. Dalam rangka pelaksanaan Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR) ada beberapa model yang digunakan.Pilihlah salah satu model tersebut dan buatlah langkah-langkahnya ! 4. Jelaskan,mengapa penting dilakuakn pengorganosasian kelas ! 5. Dalam kelas PKR pembelajaran dapat dilaksanakan melalui 3 jenis, jelaskan masing –masing ! Jumlah Nilai Akhir



SKOR NILAI 20 20 30 10 20 100



Jawaban : 1. Pengelolaan PKR dengan proses pembelajaran yang efektif menurut Karweit (1987) ditandai oleh 3 hal yaitu : a. Sebagian terbesar dari waktu yang tersedia benar-benar digunakan untuk belajar siswa. Artinya bahwa mengisi waktu pelajaran yang tersedia dengan aneka kegiatan belajar sehingga siswa selalu dalam tugas belajarnya (on task). Dalam hal ini guru dapat memberikan tugas untuk setiap kelas atau kelompok secara terencana.Kemudian mengatur penugasan sesuai dengan waktu, tempat, alat, dan sumber yang tersedia. b. Kualitas pembelajaran guru sangat memadai. Artinya bahwa guru diharapkan agar selalu dapat meningkatkan kualitas pembelajarannya. Dalam hal ini guru harus dapat menguasai mata pelajaran yang akan diajarkan.Selain itu guru harus mampu memahami dengan baik ciri-ciri siswa dan kelas yang dihadapi. Hal yang tak kalah penting guru dapat menguasai dengan terampil aneka model, metode, strategi dan teknik pembelajaran yang sesuai serta guru tampil dengan penuh percaya diri, terpercaya, menarik, dan penuh keteladanan sehingga mampu memotivasi siswa untuk aktif dalam pembelajaran. c. Sebagian terbesar atau seluruh siswa terlibat secara aktif dalam kegiatan belajar. Artinya bahwa guru diharapkan dapat mendorong dan meningkatkan keikutsertaan seluruh siswa dalam belajar. Dalam hal ini guru dapat menerapkan ketrampilan bertanya, memberi penguatan, mengadakan variasi, menjelaskan, dan mengajar kelompok kecil dan perorangan. Di samping itu juga guru harus selalu siaga memperhatikan siswa dan pada waktu yang bersamaan dapat menangani beberapa kegiatan.Diharapkan guru dapat menciptakan suasana kelas yang demokratis, penuh rasa aman, dan menyenangkan.



2. Prinsip – prinsip khusus PKR yang harus dikuasai guru antara lain : a. Keserempakan Kegiatan Pembelajaran Dalam PKR, guru menghadapi dua kelas atau lebih pada waktu yang sama. Oleh karena itu, prinsip utama PKR adalah kegiatan pembelajaran terjadi secara bersamaan atau serempak. Kegiatan yang terjadi secara serempak ini tentu harus bermutu dan bermakna, artinya, kegiatan tersebut mempunyai tujuan yang sesuai dengan tuntutan kurikulum/kebutuhan murid dan dikelola secara benar. b. Kadar Tinggi Waktu Keaktifan Akademik (WKA) Selama berlangsungnya PKR, semua murid harus secara aktif menghayati pengalaman belajar yang bermakna, baik yang berkaitan dengan tuntutan kurikulum, maupun yang berkaitan dengan tujuan-tujuan yang bersifat jangka panjang seperti kemampuan berpikir kritis, mandiri, bertanggung jawab, dan bekerja sama. Kualitas pengalaman belajar yang dihayati murid sangat menentukan kadar WKA. Oleh karena itu, kualitas dan lamanya kegiatan berlangsung menentukan tinggi rendahnya kadar WKA. c. Kontak Psikologis Guru dan Murid yang Berkelanjutan Dalam PKR, guru harus selalu berusaha dengan berbagai cara agar semua murid merasa mendapat perhatian dari guru secara terus-menerus. Dalam hal ini, guru harus mampu melakukan tindakan instruksional dan tindakan pengelolaan yang tepat. Di mana, tindakan instruksional adalah tindakan yang langsung berkaitan dengan penyampaian isi kurikulum, seperti menjelaskan, memberi tugas atau mengajukan pertanyaan. Kemudian tindakan pengelolaan adalah tindakan yang berkaitan dengan penciptaan dan pengembalian kondisi kelas yang optimal, Misalnya, menunjukkan sikap tanggap dan peka, mengatur tempat duduk sehingga semua murid dapat memandang guru, memberi petunjuk yang jelas atau menegur murid yang gaduh selama pelajaran berlangsung. Mengunjungi murid yang sedang bekerja dalam kelompok atau bekerja sendiri, merupakan salah satu contoh untuk memelihara kontak psikologis guru-murid secara berkelanjutan. d. Terjadi Pemanfaatan Sumber Secara Efisien Dalam pembelajaran, sumber dapat berupa peralatan/sarana, nara (orang), dan waktu. Agar terjadi WKA yang tinggi, semua jenis sumber tersebut harus dimanfaatkan secara efisien. Dalam hal ini, lingkungan, barang-barang bekas, dan segala peralatan yang ada di sekolah dapat dimanfaatkan oleh guru PKR sehingga ketiga prinsip terdahulu dapat dipenuhi. Demikian juga dengan orang dan waktu. Murid yang mempunyai kemampuan lebih tinggi (baik dari kelas yang sama maupun dari kelas yang lebih tinggi dapat dimanfaatkan sebagai tutor). Selanjutnya, waktu harus dialokasikan secara cermat sehingga menghasilkan WKA yang berkadar tinggi. Oleh karena itu, seorang guru PKR harus mampu memanfaatkan waktu secara efisien sehingga waktu yang terbuang dapat diperkecil, bahkan dihindari. 3. Langkah – langkah pelaksanaan Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR) model 222 PKR 222 : 2 kelas, 2 mata pelajaran, 2 ruangan. Di mana, guru dihadapkan pada 2 kelas yang berbeda dengan topik yang berbeda pula. Model PKR 222 merupakan model PKR modifikasi, untuk kondisi siswa lebih dari 20, yang tidak mungkin ditampung dalam satu ruangan. Karena guru harus berpindah-pindah di antara dua ruangan menyebabkan tatap muka antara guru dengan kelas tidak dapat berlangsung terus menerus, sehingga masing-masing kelas harus menunggu hadirnya guru secara bergiliran. Adapun langkah – langkah pelaksanaan model PKR 222 sebagai berikut :  Kegiatan pendahuluan ±10 menit, menyatukan kedua kelas dalam satu ruangan, apabila ruangan tidak mencukupi siswa dikumpulkan di teras atau lapangan sekolah. Atau guru berdiri pada pintu penghubung antar ruang.  Kegiatan inti ±60 menit, menerapkan aneka metode yang sesuai untuk masing-masing kelas. Mengatur kepindahan dari runag satu ke ruang yang lain secar seimbang,



sehingga jika pada saat mengajar pada satu kelas yang satu, kelas yang satunya tidak akan ada kekosongan kegiatan yang membuat siswa menjadi ramai.  Kegiatan penutup ±10 menit, berdiri di tengah pada pintu penyekat ruang untuk memberikan review umum mengenai materi dan kegiatan pembelajaran yang sudah berlangsung, kemudian di berikan tindak lanjut berupa tugas. Untuk model PKR 222 alangkah baiknya denah ruangan diatur agar pandangan siswa mengarah ke depan dan pintu penghubung. 4. Pentingnya melakukan pengorganisasian kelas Pengorganisasian kelas merupakan keterampilan yang harus dimiliki guru dalam memutuskan, memahami, mendiaknosis dan kemampuan bertindak menuju perbaikan suasana kelas terhadap aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam organisasi kelas adalah sifat kelas, pendorong kekuatan kelas, situasi kelas, tindakan seleksi dan kreatif (Lois V.Johnson dan Mary A.Bany, 1970). Organisasi kelas memberi makna penting bagi tercipta dan terpeliharanya kondisi kelas yang optimal. Artinya bahwa guru sengaja melakukan perencanaan pembelajaran dengan menerapkan metode, strategi dan media belajar yang tepat sesuai dengan kebutuhan belajar murid agar dapat menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal, membangun iklim emosional yang positif serta menciptakan suasana hubungan antara guru murid yang baik dan nyaman. Sehingga proses belajar dan mengajar dapat berjalan dengan efektif dan efisien dan diharapkan dapat mencapai tujuan pembelajaran . Dalam hal ini, ketika melakukan pengorganisasian kelas sangat perlu memperhatikan beberapa aspek penting seperti kurikulum yang diterapkan, sarana kelas,guru, murid, dan dinamika kelas. Oleh karena itu, sangatlah penting guru melakukan pengorganisasian kelas dan diharapkan semua warga kelas dapat bekerja sama dalam pelaksanaan proses belajar mengajar sehingga tujuan belajar dapat tercapai yaitu murid dapat belajar dalam suasana yang aktif, efektif, menyenangkan dan bermakna. 5. 3 jenis pelaksanaan Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR) a. Model utama: PKR Murni (PKR 221 : 2 kelas, 2 mata pelajaran, 1 guru) Dalam model PKR 221, guru menghadapi dua kelas yang berbeda dengan topik yang saling berkaitan. Model PKR 221 merupakan model PKR murni karena prinsip keserempakan terpenuhi tanpa batasan fisik, perhatian tatap muka sebagai wahana pedagogis guru terhadap kelas dapat berlangsung terus menerus. Model ini sangat dianjurkan untuk digunakan karena paling efektif. Namun hanya mungkin diterapkan pada kelas dengan siswa tidak terlalu banyak. Petunjuk pelaksanaan model PKR 221 yaitu,  Kegiatan pendahuluan ±10 menit, memberikan pengantar dan pengarahan dalam satu ruangan.  Kegiatan inti ±60 menit, menerapkan aneka metode yang sesuai untuk masingmasing kelas. Mengadakan pemantapan, bimbingan, balikan sesuai keperluan. Menerapkan prinsip wittiness, alertness, dan overlappingness. Menggunakan dasar mengajar yang sesuai.  Kegiatan penutup ±10 menit terakhir, berdiri di depan kelas menghadapi kedua kelas untuk mengadakan review atas materi dan kegiatan yang sudah dilakukan. Memberikan komentar, penguatan, dan tindak lanjut berupa tugas. b. Model Alternatif : PKR Modifikasi (PKR 222 : 2 kelas, 2 mata pelajaran, 2 ruangan) Pada pembelajaran PKR 222. Guru dihadapkan pada 2 kelas yang berbeda dengan topik yang berbeda pula. Model PKR 222 merupakan model PKR modifikasi, untuk kondisi siswa lebih dari 20, yang tidak mungkin ditampung dalam satu ruangan. Karena guru harus berpindah-pindah di antara dua ruangan menyebabkan tatap muka antara guru dengan kelas tidak dapat berlangsung terus menerus, sehingga masingmasing kelas harus menunggu hadirnya guru secara bergiliran.



Petunjuk pelaksanaan model PKR 222 :  Kegiatan pendahuluan ±10 menit, menyatukan kedua kelas dalam satu ruangan, apabila ruangan tidak mencukupi siswa dikumpulkan di teras atau lapangan sekolah. Atau guru berdiri pada pintu penghubung antar ruang.  Kegiatan inti ±60 menit, menerapkan aneka metode yang sesuai untuk masing-masing kelas. Mengatur kepindahan dari runag satu ke ruang yang lain secar seimbang, sehingga jika pada saat mengajar pada satu kelas yang satu, kelas yang satunya tidak akan ada kekosongan kegiatan yang membuat siswa menjadi ramai.  Kegiatan penutup ±10 menit, berdiri di tengah pada pintu penyekat ruang untuk memberikan review umum mengenai materi dan kegiatan pembelajaran yang sudah berlangsung, kemudian di berikan tindak lanjut berupa tugas. Untuk model PKR 222 sedapat mungkin denah ruangan diatur agar pandangan siswa mengarah ke depan dan pintu penghubung. c. Model PKR 333 : 3 kelas, 3 mata pelajaran, 3 ruangan Dalam model PKR 333, guru dihadapkan pada 3 kelas yang berbeda, 2 mata pelajaran yang berbeda dengan topik yang berbeda pula, dengan ketiga kelas yang berjajar dengan pintu penyekat antara ketiga ruangan. Model PKR 333 adalah model PKR modifikasi karena prinsip keserempakan tidak terkendalikan dengan utuh secara tatap muka mengingat terhadap batas fisik. Dampak perhatian tatap muka sebagai wahana pedagogis kontrol guru terhadap kelas tidak dapat berlangsung terus menerus. Waktu tunggu masing-masing kelas menjadi lebih lama karena guru harus berpindah di antara 3 ruangan, sehingga waktu menjadi tidak efektif. Petunjuk pelaksanaan PKR 333 :  Kegiatan pendahuluan ±10 menit, menyatukan kedua kelas dalam satu ruangan, apabila ruangan tidak mencukupi siswa dikumpulkan di teras atau lapangan sekolah. Atau guru berdiri pada pintu penghubung antar ruang.  Kegiatan inti ±60 menit, menerapkan aneka metode yang sesuai dengan masing-masing kelas. Pada model PKR 333 penggunaan Lembar Kerja Siswa (LKS) atau Lembar Tugas Siswa (LTS) sangat dianjurkan agar siswa belajar lebih mandiri dan tidak bergantung pada kehadiran guru. Menerapkan metode tutor sebaya untuk memperkecil waktu tunggu siswa.  Kegiatan penutup ±10 menit, memberikan review, penguatan, dan tindak lanjut secara bergantian. Perlu diketahui bahwa model PKR 333 termasuk yang lebih rumit karena guru dituntut untuk memiliki mobilitas tinggi. Keungulan dari model ini adalah meningkatkan kemandiran setiap kelas dan terbebas dari situasi belajar kelas lainnya.