Tugas 1 Perencanaan Kota [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PROPOSAL “KEMACETAN LALU LINTAS KOTA BESAR DI INDONESIA SEBAGAI SALAH SATU PERMASALAHAN KOMPLEKS”



NAMA



: SHINTA WULANDARI LAY



NIM



: 031483547



MATA KULIAH



: PERENCANAAN KOTA



DOSEN PENGAMPU



: Taufik, M.A



UPBJJ-UT



: KUPANG



UNIVERSITAS TERBUKA PROGRAM STUDY ILMU ADMINISTRASI NEGARA TAHUN 2020



1



KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan kekuatan dan hikmat kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan proposal tentang “KEMACETAN LALU LINTAS KOTA BESAR DI INDONESIA SEBAGAI SALAH SATU PERMASALAHAN KOMPLEKS”. Proposal ini di tulis dalam rangka menyelesaikan tugas mata kuliah Prencanaan Kota. Saya mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat Dosen Pengampu Mata Kuliah Perencanaan Kota, yang telah membimbing saya agar menyelesaikan tugas tersebut. Saya menyadari bahwa prorposl saya ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari cara susunan kalimat ataupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan ini saya menerima semua saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki proposal ini. saya berharap semoga proposal kemacetan lalu lintas kota besar di indonesia sebagai salah satu permasalahan kompleks a untuk masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca..



2



DAFTAR ISI KATA



PENGANTAR…………………………………………………………………………



2 DAFTAR



ISI…………………………………………………………………………………..



3 BAB



I



“PENDAHULUAN”……………………………………………………………………



4 A. Latar



Belakang………………………………………………………………………..



4 B. Perumusan



Masalah…………………………………………………………………..



5 C. Tujuan………………………………………………………………………………… 5 BAB II “TINJAUAN LITERATUR”…………………………………………………………. A. Pengertian



6



Kemacetan…………………………………………………………………



6 B. Penyebab Kemacetan Lalu Lintas…………………………………………………….. 6 C. Dampak Kemacetan Lalu Lintas………………………………………………………. 7 D. Solusi



Permasalahan



Kemacetan………………………………………………………



8 BAB III “METODE PENELITIA”…………………………………………………………….. 12 A. Jenis



Penelitian………………………………………………………………………...



12 B. Sumber



Data…………………………………………………………………………...



12



3



C. Teknik Pengumpulan Data…………………………………………………………….. 13 D. Lokasi



Penelitian…………………………………………………………………….....



13 E.



Analis



Data……………………………………………………………………………..



13 PENUTUP……………………………………………………………………………………… 15 DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………….. 17



BAB I PENDAHULUAN



A. LATAR BELAKANG Kota-kota besar di Indonesia sebagai pusat pembangunan telah banyak mengalami perubahan dan kemajuan baik dalam bidang politik, ekonomi, maupun sosial budaya. Kotakota besar selama ini tumbuh sebagai pusat perekonomian, pusat pemerintahan, pusat perdagangan dan pusat kebudayaan. Pembahasan tentang kota merupakan salah satu topik menarik dalam sosiologi. Indonesia sebagai salah satu negara sedang berkembang, dibandingkan dengan Negara maju, Negara yang sedang berkembang mengalami permasalahan-permasalahan yang lebih kompleks, mulai dari pertumbuhan penduduk yang tinggi, kesenjangan sosial, hingga kurangnya sarana dan prasarana yang menunjang pembangunan itu sendiri. Kemacetan atau kongesti adalah salah satu diantaranya. 4



Kota menjadi menarik karena komponen-komponen yang ada di dalamnya seperti karakteristik dan interaksi penduduknya, lingkungan alam, ekonomi, dan sosialnya, serta gemerlapnya yang dapat menarik orang dari luar daerah untuk berbondong-bondong tinggal di dalamnya. Menurut Wirth (Nas, 1979: 29), kota dirumuskan sebagai pemukiman yang relatif besar, padat dan permanen, yang dihuni oleh orang-orang yang heterogen kedudukan sosialnya. Semakin berkembangnya zaman telah memberikan implikasi terhadap perubahan manusia. Sebagaimana yang terlihat bahwa setiap masyarakat senantiasa mengalami perubahan-perubahan. Perubahan- perubahan tersebut yang pada awalnya masyarakat masih tradisional berubah menjadi masyarakat yang modern, hal ini disebabkan oleh adanya pembangunan dan berkembangnya transportasi. Perkembangan transportasi yang dulu hanya transportasi sederhana seperti sepeda, delman, becak dan lain-lain kemudian berubah menjadi transportasi yang lebih modern, dimana fasilitas sarana dan prasarana transportasi tersebut semakin canggih baik itu transportasi darat, laut dan udara. Hal ini dapat kita lihat seperti transportasi kereta api, pesawat terbang dan kapal pesiar dan anggutan umum yang telah diprogramkan oleh pemerintah sebagai alat transportasi yang salah satunya bermanfaat untuk mengurangi kemacetan dan mempermudah masyarakat untuk melakukan mobilitas. Tingkat mobilitas masyarakat kota lebih tinggi sehingga masyarakat memerlukan alat transportasi yang lebih efisen. Hal ini disebabkan karena aktivitas masyarakat kota lebih kompleks sehingga masyarakat kota memerlukan transportasi yang cepat, efisien, nyaman, mudah dijangkau.



B. PERUMUSAN MASALAH Masalah kemacetan lalu lintas akan sangat sulit untuk di hilangkan, paling tidak hanya mengurangi kepadatannya. Hal ini disebabkan karena kemacetan lalu lintas oleh banyak faktor yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya, mulai dari letak geografis suatu daerah salah satunya. Untuk mengatasi nya setidak nya dapat mengurangi kepadatan lalu lintas. Perlu kita ketahui terlebih dahulu hal hal apa saja yang menjadi faktor penyebab timbul nya kemacetan terhadap lalu lintas, apa dampak negatif yang timbul akibatnya, dan bagai mana upaya kita bersama agar dapat mengurangi kepadatan atau kemacetan lalu lintas tersebut terkhususnya Kota Jakarta.



5



Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut : 1. Kemacetan lalu lintas menghambat masyarakat melakukan aktifitasnya dalam perjalanan. 2. Mobilitas atau kegiatan masyarakat semakin meningkat. C. TUJUAN Makalah ini bertujuan untuk mempelajari masalah kemacetan lebih lanjut, mengetahu sebab sebab apa saja yang membuat kemacetan di Indonesia tidak kunjung membaik, dan juga dapat mengetahui dampak apa saja yang di timbulkan bagi kehidupan maskayarat sekitar, dan mencari solusi yang tepat untuk mengatasi masalah kemacetan tersebut. Di bawah ini beberapa point manfaat dan tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu : 1. Untuk mengetaui secara umum tentang dunia transportasi secara keseluruhan. 2.



Untuk menambah wawasan kita mengenai perkembangan transportasi di Indonesiaa saat ini.



3. Memberi saran solusi untuk menangani permasalahan-permasalan masyarakat maupun lingkungan akibat pemilihan sistem transportasi yang kurang sesuai. 4. Sebagai tugas pada mata kuliah “Bahasa Indonesia” BAB II TINJAUAN LITERATUR A. PENGERTIAN KEMACETAN Kemacetan adalah situasi atau keadaan di mana tersendatnya atau bakan terhentinya lalu lintas yang di sebabkan oleh banyak faktor, salah satunya banyaknya kendaraan yang melebihi kapasitas jalan, kemacetan banyak terjadi di kota kota besar di Indonesia, terutama tidak mempunyai transportasi umum yang baik atau memadai ataupin juga tidak seimbang dengan kebutuhan masyarakat, misalnya Jakarta. Permasalahan kemacetan lalu lintas menjadi permasalahan sehari hari di Jakarta, Bandung, Surabaya, Jogjakarta, Denpasar dan kota kota besar lain nya di Indonesia. Dinas perhubungan DKI Jakarta memcatat, pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor rata ratanya mencapai 11% per tahunnya, sedangkan pertambahan jalan tak sampai 1% per tahun nya



6



B. PENYEBAB KEMACETAN LAU LINTAS Ada beberapa faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya kemacetan lalu lintas, antara lainya adalah : 1. Arus yang melewati jalan telah melampaui kapasitas jalan. 2. Terjadi kecelakaan dan mengganggu kelancaran lalu lintas, karena masyarakat yang



menonton kejadian kecelakaan atau karena kendaran yang terlibat kecelakaan belum disingkirkan dari jalur lalu lintas. 3. Adanya perbaikan jalan. 4. Adanya bagian jalan yang rusak atau longsor, ataupun banjir. 5. Ketidak tahuan masyarakat akan aturan lalu lintas. 6. Parkir kendaraan yang tidak tertata baik atau tidak pada tempatnya. 7. Pasar tumpah yang secara tidak langsung memakan badan jalan sehingga pada akhirnya membuat sebuah antrian terhadap sejumlah kendaraan yang akan melewati area tersebut. 8. Pengaturan lampu lalu lintas yang bersifat kaku yang tidak mengikuti tinggi rendahnya arus lalu lintas. 9. Ruas jalan jauh di bawah kebutuhan normal yang seharusnya 20% dari total luas kota. Saat ini lahan jalan Jakarta hanya 6,2% saja dari total lahan. 10. Moda angkutan umum belum sesuai dengan kebutuhan di kota besar. Menurut Andrinof, angkutan umum utama di Jakarta harusnya berupa bus dan kereta yang bisa mengangkut penumpang dalam jumlah besar. 11. Yaitu minimnya jembatan penyeberangan orang atau terowongan penyeberangan orang. Sehingga orang kerap kali menyeberang beramai-ramai saat arus lalu lintas sedang tinggi. Ini tentu menghambat laju kendaraan. 12. Yaitu karena banyaknya titik bottleneck, seperti di pintu-pintu masuk jalan tol. 13. Yaitu karena kurangnya angkutan massal seperti bus dan kereta. 14. Yaitu karena buruknya tata ruang dan kesalahan pemberian ijin bangunan seperti mall dan ruko. C. DAMPAK KEMACETAN LALU LINTAS Dampak kemacetan lalu lintas dapat benyebabkan banyak kerugian bagi pengguna jalan, baik itu pemborosan BBM, jarak tempuh menjadi lebih lama, timbulnya polusi udara 7



yang berlebih, menyebabkan stress dan emosi sehingga pengguna jalan terhambat aktifitas nya. Kerugian pun tidak hanya di rasakan oleh masyarakat, pemerintah pun mendapat kerugian yang cukup besar. Contoh saja di Jakarta, kemacetan yang terjadi di Jakarta terus meningkat setiap tahun nya, dan di tahun 2017 saja menurut perhitungan Bappenas kerugian khusus di DKI Jakarta saja mencapai Rp 67,5 triliun. Sementara kerugian yang dialami di wilayah Bodetabek mencapai Rp 100 triliun per tahun. Dapat disimpulkan kemacetan lalu lintas dapat menimbulkan dampak-dampak negatif, antara lain : 1. Kerugian waktu, karena kecepatan yang rendah. 2. Pemborosan energy, dan meningkatkan polusi udara. 3. Kerugian yang di alami pemerintah bias mencapai triliunan. 4. Keausan kendaraan lebih tinggi, karena waktu yang lebih lama untuk jarak yang



pendek, radiator tidak berfungsi dengan baik dan penggunaan rem yang lebih tinggi 5. Meningkatkan stress pengguna jalan. 6. Mengganggu kelancaran kendaraan darurat seperti: ambulans, pemadam kebakaran dalam menjalankan tugasnya. D. SOLUSI PERMASALAHAN KEMACETAN Upaya mengatasi kemacetan dan kesemerawutan lalu lintas kendaraan yang perlu ditempuh berbagai upaya, yaitu : 1. Mengelola angkutan umum/ massal di perkotaan yang berkapasitas mencukupi dan aman nyaman di kelola secara professional. 2. Membangun ketersediaan prasarana perkotaan yang berkapasitas yang mampu melayani lalu lintas secara lancar. 3. Menerapkan strategi kebijakan transportasi perkotaan yang komprehensif, akomodatif dan berwawasan masa depan. Ada beberapa langkah yanvg bias kita lakukan untuk mengatasi permasalahan kemacetan lalu lintas yang harus di rumuskan dalan suatu rencana yang komprehensif yang biasanya meliputi langkah-langkah sebagai berikut : 1. Peningkatan kapasitas jalan. 8



a. Salah satu langkah langkah yang penting dalam hal memecahkan masalah kemacetan adalah dengan meningkatkan kapasitas jalan/parasarana seperti : b. Memperlebar jalan, menambah lajur lalu lintas jika hal itu memungkinkan. c. Mengalihkan lalu lintas menjadi jalan satu arah dengan cara system buka tutup. d. Mengurangi konflik dipersimpangan melalui pembatasan arus tertentu, biasanya yang paling dominan membatasi arus belok kanan. e. Meningkatkan kapasitas persimpangan melalui lampu lalu lintas, persimpangan tidak sebidang atau flyover. f. Mengembangkan inteligent transport sistem. 2. Keberpihakan kepada angkutan umum Untuk meningkatkan daya dukung jaringan jalan dengan mengoptimalkan kepada angkutan yang efisien dalam penggunaan ruang jalan antara lain : a. Pengembangan jaringan pelayanan angkutan umum. b. Pengembangan lajur atau jalur khusus bus ataupun jalan khusus bus yang di Jakarta dikenal sebagai Busway. c. Mengembangkan tgransportasi kereta api kota, yang dikenal sebagai Metro di Perancis, Subway di Amerika, MRT di Singapura. d. Subsidi langsung seperti yang diterapkan pada angkutan kota di Transjakarta, Batam ataupun Jogjakarta maupun tidak langsung melalui keringanan pajak kendaraan bermotor, bea masuk kepada angkutan umum. 3. Pembatasan kendaraan pribadi Langkah ini biasanya tidak populer tetapi bila kemacetan semakin parah harus dilakukan manajemen lalu lintas yang lebih ekstrem sebagai berikut: a. Pembatasan penggunaan kendaraan pribadi menuju suatu kawasan tertentu seperti yang direncanakan akan diterapkan di Jakarta melalui Electronic Road Pricing (ERP). ERP berhasil dengan sangat sukses di Singapura, London, Stokholm. Bentuk lain dengan penerapan kebijakan parkir yang dapat dilakukan dengan penerapan tarip parkir yang tinggi di kawasan yang akan dibatasi lalu lintasnya, ataupun pembatasan penyediaan ruang parkir dikawasan yang akan dibatasi lalu lintasnya. b. Pembatasan pemilikan kendaraan pribadi melalui peningkatan biaya pemilikan kendaraan, pajak bahan bakar, pajak kendaraan bermotor, bea masuk yang tinggi. 9



c. Pembatasan lalu lintas tertentu memasuki kawasan atau jalan tertentu, seperti diterapkan di Jakarta yang dikenal sebagai kawasan 3 in 1 atau contoh lain pembatasan sepeda motormasuk jalan tol, pembatasan mobil pribadi masuk jalur busway. Ada juga solusi dari dengan melibatkan peran pemerintah dan masyarakat, yaitu : 1. Peran Pemerintah Urbanisasi dan angka kelahiran yang sangat tinggi menimbulkan pertumbuhan penduduk menjadi sangat tidak terkendali. Berarti pemerintah harus mencari cara untuk membatasi laju urbanisasi dan menekan angka kelahiran dengan cara menjalankan program keluarga berencana. Jika pemerintah berhasil mengatasi permasalahan laju urbanisasi dan angka kelahiran, maka jumlah pengguna jalan munurun dan terkendali. Untuk mencegah parahnya keadaan lalu lintas yang sangat macet, pemerintah perlu berusaha mengurangi penggunaan kendaraan pribadi dan memaksimalkan kendaraan umum. Selain memperluas ruas jalan, pemerintgah juga harus menetapkan batas kecepatan kendaraan untuk meminimalisasi terjadinya kecelakaan lalu lintas yang berdampak kemacetan. Pemerintah juga seharusnya memperbaiki jalan yang rusak, memperlebar jalan, menambah dan memperbaiki jembatan penyeberangan yang rusak. Selain itu pemerintah juga harus menambah dan memperbaiki rambu-rambu lalu lintas yang sudah tidak layak. Transportasi Busway juga harus dibuat lebih efektif dengan menambahkan sejumlah armada, sehingga penumpang tidak menunggu lama dan waktu tempuh menjadi lebih cepat. Selain itu pemerintah diharuskan mengoptimalkan kereta api yang telah ada, meningkatkan pelayanan dan kenyamanannya baik di stasiun maupun di dalam kereta api itu sendiri, sehingga banyak penggua jalan yang mau berpindah dari kendaraan pribadi ke kereta api. Peraturan harus lebih ditegakkan sehingga penduduk menjadi lebih disiplin. jika ada kendaraan yang melanggar peraturan lalu lintas segera ditilang sesuai dengan aturan yang berlaku. Misalkan angkutan umum yang tidak berhenti di halte, kendaraan menerobos lampu merah, motor yang berada di jalur kanan akan dikenakan sangsi atau denda agar mereka yang melanggar jera dan tidak mengulangi kesalahan nya. Selain 10



semua itu, pemerintah juga harus mengajak para pengguna kendaraan pribadi agar beralih dari kendaraan pribadi ke kendaraan umum. 2. Peran Masyarakat Masyarakat sebagai pengguna jalan juga harus bisa membantu pemerintah dalam upaya menangani kemacetan lalu lintas salah satunya beralih ke angkutan umum yang sudah di kelola dengan baik oleh pemerintah. Pejalan kaki harus mau membiasakan diri berjalan di trotoar dan menyeberang di jembatan penyeberangan. Dan jika ingin menggunakan angkutan umum, maka kita harus menunggu menghentikan angkutan umum di halte dan begitu juga ketika turun berhentilah di halte agar tidak ada angkutan umum yang berhenti mendadak sembarangan. Para supir pun seharusnya mempunyai kesadaran yang tinggi untuk mematuhi rambu-rambu lalu lintas. Supir angkutan umum tidak berhenti di sembarang tempat. Pada saat berhenti kendaraan dipinggirkan agar tidak mengganggu kendaraan lain dan jangan



menjadikan



perempatan



atau



pertigaan



sebagai



terminal.



Pedagang



kaki lima sebaiknya tidak berdagang di trotoar karena trotoar merupakan haknya pejalan kaki, begitu juga pejalan kaki untuk tidak membeli barang-barang di troatoar. Sebaiknya jika menggunakan kendaraan pribadi, gunakan lah kendaraan yang kecil dan bagi para pengendaram motor gunakanlah selalu jalur kiri dan dengan kecepatan yang tidak tinggi.



11



BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai (diperoleh) dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik atau caracara lain dari kuantifikasi (pengukuran). Penelitian kualitatif secara umum dapat digunakan untuk penelitian tentang kehidupan masyarakat, sejarah, tingkah laku, fungsionalisasi organisasi, aktivitas soaial, dan lain-lain. Penelitian kualitatif adalah salah satu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku yang diamati. Penelitian kualitatif bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang sifatnya umum terhadap kenyataan sosial dari perspektif partisipan. A. JENIS PENELITIAN Jenis Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian yang bersifat deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Dalam penelitian ini, peneliti



12



melakukan penggambaran secara mendalam tentang situasi atau proses yang diteliti dengan melakukan observasi, dan wawancara. Penelitian ini ditujukan agar peneliti memperoleh gambaran yang lebih rinci terhadap suatu hal yang ditelit. Penelitian deskriptif seringkali berkaitan dengan gagasan, pendapat, dan kepercayaan orang yang diteliti/informan, dalam hal ini data yang diperoleh tidak berupa angka sebagaimana pada penelitian kuantitatif melainkan dalam bentuk narasi. B. SUMBER DATA Sumber data yang dimaksud dalam penelitian adalah subyek atau unit penelitian sebagai sumber data yang dapat diperoleh. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Sumber data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari sumber kedua yang memiliki informasi atau data tersebut. Data sekunder diperoleh dalam bentuk dokumen-dokumen seperti jurnal, buku, arsip, internet, dan lain sebagainya yang menunjang dalam penulisan ini. Dalam penelitian ini, dokumentasi dan studi pustaka merupakan sumber data sekunder.



C. TEKNIK PENGUMPULAN DATA Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara : 1.



Observasi Observasi atau pengamatan merupakan aktivitas pencatatan fenomena yang dilakukan secara sistematis. Observasi dilakukan dengan mengamati (watching) dan mendengarkan (listening) perilaku kota sekitar yang diteliti.



2.



Dokumentasi Metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data yang datanya diperoleh dari buku, internet, atau dokumen lain yang menunjang penelitian yang dilakukan. Dokumen merupakan catatan mengenai peristiwa yang sudah berlalu. Peneliti mengumpulkan dokumen yang dapat berupa tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang. Metode dokumentasi merupakan pelengkap.



3.



Studi Pustaka



13



Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mempelajari buku-buku referensi, laporan atau penelitian terdahulu, jurnal-jurnal, dan media lainnya yang berkaitan dengan objek penelitian. Pengumpulan data dengan studi pustaka merupakan pengumpulan data pendukung yang mengaitkan teori dengan realitas. D. LOKASI PENELITIAN Lokasi penelitian merupakan tempat yang digunakan oleh peneliti untuk mendapatkan keadaan sebenarnya dari obyek yang diteliti guna memperoleh data yang akurat. E. ANALISIS DATA Setelah melakukan pengumpulan data, seluruh data yang terkumpul kemudian diolah oleh peneliti. Pada penelitian kualitatif data dianalisis dengan menggunakan model interaktif (interactive models of analysis) yang dikembangkan oleh Huberman dan Miles. Model interaktif terdiri dari tiga hal utama, yaitu : reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. 1. Reduksi Data Reduksi data dapat diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis dari lapangan. Reduksi data berlangsung secara terus menerus sejalan dengan pelaksanaan penelitian berlangsung. 2. Penyajian data dimaknai oleh Miles dan Huberman sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Dengan mencermati penyajian data, peneliti akan lebih mudah untuk memahami situasi yang terjadi dan tindakan yang harus dilakukan untuk selanjutnya. 3. Penarikan Kesimpulan /Verifikasi Kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih belum jelas sehingga setelah diteliti menjadi jelas. Dalam proses ini yang dilakukan adalah dengan melakukan pencatatan untuk pola-pola dan tema yang sama, pengelompokan, dan pencarian kasus-kasus negatif (berbeda, menyimpang). Penarikan kesimpulan dilakukan secara terus menerus selama proses penelitian dilakukan. Sejak awal dan saat proses pengumpulan data berlangsung. Peneliti berusaha menganalisis data yang dikumpulkan hingga data yang 14



dihasilkan merupakan jawaban atas permasalahan yang ada dan menjadi kesimpulan final.



PENUTUP



A. KESIMPULAN Dari tahun ketahun masalah kemacetan lalu lintas tidak kunjung mnedapatkan solusi dan di perkirakan akan terus bertambah karena pertambahan kendaraan bermotor 11% tiap tahun nya, sedangkan pertambahan jalan hanya 1% pertahun nya. Dari perbandingan tersebut kita bias membayangkan masalah kemacetan ini sangat sulit diatasi. Untuk mengurangi masalah kemacetan ini yang semakin bertambah bakan untuk mengatasi terjadinya kemacetan total, maka semua masyarakat dan pemerintah ikut adil untuk memikirkan jalan keluar dari permasalahan kemacetan ini mulai dari sekarang. 15



Pemerintah harus bias mengendalikan laju urbanisasi dan angka kelahiran dengan serius, juga lebih menegakan aturan aturan lalu lintas agar pengguna jalan lebih tertib dan jera ketika melanggar. Pemerintah pun harus meningkatkan keamanan dan kenyamana dari angkutan umum, seperti busway, angkot, kereta api dan lain nya mulai dari sekarang. Masyarakat pun harus membantu pemerintah dalam mengurangi kemacetan, dengan selalu tertib berlalu lintas, tidak melanggar dan sadar dan mematuhi semua aturan aturan lalu lintas. Bila masyarakat patuh dengan semua aturan aturan di jalan mungkin kemacetan yang parah akan sedikit demi sedikit berikurang. Kedisiplinan berkendara juga patut di perbaiki dan juga masyarakat harus memilih menggunkan angkutan umum dari pada menggunkan kendaraan pribadi agar volume kendaraan di jalan tidak menumpuk yang membuat kemacetan lebih parah. Dan sangat merugikan masyarakat karena kemacetan dapat menyebabkan pemborosan BBM, pemborosan waktu serta dapat menimbulkan polusi udara. B. SARAN 1. Pemerintah sebaiknya meningkatkan pelayanan dan kenyamanan angkutan umum, agar masyarakat tertarik untuk beralih dari kendaraan pribadi ke kendaraan umum. 2. Melakukan pembatasan usia kendaraan karena jika kendaraan tersebut sudah terlalu tua, maka kendaraan tersebut menjadi tidak fungsional lagi 3. Penegakan hukum yang tegas terhadap pengguna jalan, pejalan kaki dan pedagang kaki lima yang melanggar aturan. 4.



Aturan yang tegas dan ketat terhadap arus urbanisasi dengan cara yang lebih optimal, dan hukuman dipertegas apabila ada yang melanggar.



16



DAFTAR PUSTAKA Adisasmita, R & Adisasmita, S.A. 2011. Manajemen Transportasi Darat : Mengatasi Kemacetan Lalu Lintas di Kota Besar (Jakarta). Jakarta: Graha Ilmu. Khisty, Jotin C dan B. Kent Lall. 2003. Transportation Engineering : An Introduction, 3rd Edition. Pearson Education. Prentice Hall. Morlok,



Edward



K.



1978. Introduction



to



Transportation



Engineering



and



Planning. Mc Graw-Hill.Inc. Pennsylvania. Adisasmita, Rahardjo. 2015.Analisis Kebutuhan Transportasi. Yogyakarta: Graha Ilmu Ilham Malik, IB. 2004. Susahnya Mengurusi Trasnsportasi. Yogyakarta: Dunia Kata Satmiko, Haryo. 2014. Manajemen Krisis Transportasi. Bandung: Nuansa Cendikia Adisasmita, Rahardjo dan Sakti Adji Adisasmita. 2011. Manajemen Transportasi Darat. Yogyakarta: Graha Ilmu 17



Zunita Amalia Putri, Minggu 03 Desember 2017, Jakarta Rugi Rp 67,5 Triliun Akibat Kemacetan Lalu Lintas : news.detik.com http://muti-mpp.blogspot.co.id/2016/07/contoh-makalah-tentang-kemacetan-di.html http://sharp-cherryblossom.blogspot.co.id/2014/05/makalah-masalah-kemacetan-dan-solusi.html https://news.detik.com/berita/d-3753185/jakarta-rugi-rp-675-triliun-akibat-kemacetan-lalu-lintas https://id.wikipedia.org/wiki/Kemacetan



18