Tugas 1 Sintaksis B.ind Sem 2 [PDF]

  • Author / Uploaded
  • Ambar
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Tugas.1 Sintaksis Bahasa Indonesia 01 Nama : Eka Ambarwati NIM : 042235047 Tahun Tugas : 2021



Kerjakan Tugas 1 dibawah : 1. Sebuah frase dapat dibentuk dari tiga unsur!sebutkan kemudian berikan contoh tidak sama dalam modul. 2. Apa yang dimaksud dengan : a. Pola klausa dilihat berdasarkan fungsi b. Pola klausa dilihat berdasarkan kategori c. Pola klausa dilihat berdasarkan peran Jelaskan ketiga pola tersebut di atas! Jawab : 1) Pengertian frasa/frase : Frasa adalah kelompok kata / gabungan dua kata atau lebih yang membentuk satu kesatuan dan memiliki satu makna gramatikal. Ciri-ciri Frasa : - terbentuk atas dua kata atau lebih dalam pembentukannya. - mengandung satu kesatuan makna gramatikal. - menduduki fungsi gramatikal dalam kalimat. - bersifat nonpredikatif. Frasa juga memiliki unsur-unsur di antaranya unsur langsung dan tak langsung serta unsur inti dan unsur tambahan. Masing-masing punya pengertiannya sendiri-sendiri.  Unsur langsung dan tak langsung dapat dipahami melalui contoh berikut : Pada frasa “Anak sehat” unsur langsungnya adalah anak dan sehat.  Jadi tiap kata yang berperan dalam pembentukan frasa boleh dikatakan sebagai unsur langsung. Selain itu, terdapat juga unsur tak langsung. Hal ini hanya terjadi apabila frasa tersebut terdiri dari 3 kata, dan unsur tak langsung adalah unsur yang telah mengalami segmentasi kedua. Contoh frasa mobil baru kakak, apabila disegmentasikan bisa



menjadi mobil baru/ kakak. Keduanya merupakan unsur langsung. Kemudian Baru dalam frasa mobil baru merupakan unsur langsung, namun baru dalam frasa mobil baru kakak, merupakan unsur tak langsung.  Unsur inti merupakan unsur yang posisinya bisa menggantikan atau ekuivalen dengan keseluruhan frasa.  Contohnya dalam frasa sepeda antik, kata sepeda merupakan unsur yang ekuivalen dengan sepeda antik. Bahkan secara kategorial, kata mobil(N) sama dengan sepeda antik(FN). Selain itu, unsur inti ini juga dapat dibuktikan dengan ketidakmungkinannya untuk dilesapkan dalam sebuah kalimat. Contoh: (a)    Bapak membeli mobil antik (b)    Bapak membeli mobil (c)     Bapak membeli antik(tidak gramatikal). Maka kata mobil merupakan unsur inti, sedangkan kata antik merupakan unsur tambahan, yaitu unsur yang sifatnya hanya sebagai pelengkap sebuah frasa. -



Namun yang perlu dicatat, unsur inti dan tambahan ini tidak berlaku pada semua frasa. Ada beberapa jenis frasa yang unsur-unsurnya tidak ada yang ekuivalen dengan keseluruhan frasa tersebut. Contohnya adalah frasa di rumah : (a)    Abi tinggal di rumah (b)    Abi tinggal di (tidak gramatikal) (c)     Abi tinggal rumah (tidak gramatikal)  Kategori frasa : a.   Frasa verbal Frasa jenis ini salah satu unsurnya yaitu unsur inti berupa verbal. Selain itu, kedudukan frasa ini dapat menggantikan kata kerja dalam sebuah kalimat. Berikut contoh frasa verbal : sedang tidur, tidak makan. b. Frasa Nomina Frasa jenis ini memiliki salah satu unsur berupa kata benda atau nomina. Selain itu, frasa nomina juga bisa digunakan sebagai pengganti kata benda dalam sebuah kalimat. Contoh lemari plastik, sepatu putih. c. Frasa adjektiva Dapat diartikan sebagai frasa yang unsur intinya berupa kata sifat atau adjektiva. Biasanya diawali dengan kata penunjuk ukuran seperti sangat, lumayan, terlalu, baru kemudian diakhiri dengan kata sifat itu sendiri misalnya sedikit kotor, sangat tampan, lumayan besar, dan lain sebagainya. d. Frasa preposisional Frasa preposisional adalah frasa yang unsur intinya adalah preposisi. Preposisi merupakan kategori kata yang biasanya digunakan untuk kata depan atau



sebagai penghubung, misalnya dari, dengan, ke, pada, di. Contoh frasa preposisional : di dapur, ke pantai, dll. e. Frasa Pronominal Frasa yang memiliki unsur ini berupa pronomina. Pronomina adalah kata untuk menggantikan orang. Contoh aku, kamu, saya, dia. Contoh frasa pronominal adalah ini saya, kamu dan dia, mereka itu, dll. f. Frasa adverbial Pada kenyataannya, frasa adverbial ini tidak terlalu produktif di dalam bahasa Indonesia. Hal ini disebabkan karena pada umumnya adverbial digunakan sebagai unsur tambahan kategori lain, contoh yang, itu, dan, sangat. Contoh frasa adverbial lebih kurang, amat sangat. g. Frasa Numeralia Seperti namanya, frasa numeralia terbentuk dari numeralia dengan numeralia, atau numeralia dengan penggolong nomina. Penggolong nomina adalah kata benda yang digunakan untuk menggolongkan sesuatu misalnya ekor, buah, biji, dll. Contoh frasa Numeralia dua ekor, satu biji, dll. Berdasarkan fungsi unsur pembentuknya frasa terbagi menjadi : 











Frasa endosentris, yaitu frasa yang unsurunsurnya berfungsi diterangkan dan menerangkan (DM) atau menerangkan dan diterangkan (MD). contoh : sudah datang (MD), kucing hitam (DM) Macam-macam frasa endosentris: - Frasa atributif, yaitu frasa yang unsur pembentukannya menggunakan pola DM atau MD. contoh : seorang anak (MD), rumah ibu (DM) - Frasa apositif, yaitu frasa yang salah satu unsurnya (pola menerangkan) dapat menggantikan kedudukan unsur intinya (pola diterangkan). contoh : Bela, si penjual bakso sangat baik. D M Frasa koordinatif, yaitu frasa yang unsurunsur pembentuknya menduduki fungsi inti (setara). contoh : Siang malam, panas dingin. Frasa eksosentris, yaitu frasa yang salah satu unsur pembentuknya menggunakan kata tugas. contoh : pada sore hari, dari Banyuwangi.



2) a. Pola klausa dilihat berdasarkan fungsi Klausa adalah gabungan kata yang terdiri dari subjek dan predikat. Adapun ciri-ciri dari klausa adalah sebagai berikut: Memiliki subjek dan predikat



Klausa tidak menggunakan tanda baca (bila sebuah klausa diakhiri dengan tanda baca, maka ia menjadi sebuah kalimat) Jenis-jenis klausa berdasarkan fungsinya tersebut adalah sebagai berikut: o Klausa Subjek : merupakan klausa yang berfungsi menjadi subjek pada suatu pola kalimat dasar. Klausa ini biasanya berada di awal kalimat atau sebelum predikat pada jenis-jenis kalimat aktif. Sedangkan apabila diubah ke dalam bentuk kalimat pasif, maka klausa ini akan menjadi klausa objek dan akan diletakkan setelah predikat atau di tengah-tengah kalimat. Berikut contoh dari klausa subjek : - Ibu di dapur sedang mencuci piring. - Kakak sangat panik saat mengetahui adik jatuh dari sepeda. o Klausa Objek : Merupakan klausa yang berfungsi sebagai objek yang merupakan salah satu unsur-unsur kalimat dalam bahasa Indonesia. Klausa ini terletka setelah predikat atau di tengah-tengah kalimat. Klausa objek dapat berupa objek langsung maupun objek tidak langsung. Objek langsung adalah objek yang dikenai langsung perbuatan yang tercantum pada predikat yang berimbuhan awalan me-. Sedangkan objek tidak langsung adalah objek yang menerima perbuatan dari predikat yang berimbuhan me-an. Adapun beberapa contoh dari klausa ini antara lain: Contoh objek langsung : - Ayah mencoba sepatu barunya. - Ibu memasak ikan yang dibelinya. Contoh objek tidak langsung : - Bibi membuat pastel untuk oleh-oleh kami dikampung. - Andi membuatkan kandang untuk kelinci anggora itu dari kayu bekas. o Klausa Pelengkap : merupakan klausa yang berfungsi sebagai pelengkap dalam suatu kalimat. Klausa ini biasanya terletak setelah objek ataupun setelah predikat. Klausa ini tidak dapat dipindahkan ke awal predikat dalam kalimat pasif. Berikut contoh dari kalusa pelengkap : - Abi menjadi peserta termuda pada lomba menyanyi sekarang ini. - Amar menjadi pencetak gol paling banyak ditahun ini. o Klausa Keterangan : Merupakan klausa yang berfungsi sebagai keterangan suatu kalimat. Letak klausa ini bisa di awal, di tengah, ataupun di akhir sebuah kalimat. Berikut contoh dari klausa keterangan : - Karena hari ini hujan, maka acara pertemuan ditunda dulu. - Laili tidak boleh menengok saudaranya yang sakit di RS, karena lupa tidak memakai masker. b. Pola klausa dilihat berdasarkan kategori Berdasarkan kategori klausa merupakan penentuan kelas kata yang menjadi unsurunsur kalimat tersebut. Menurut Verhaar (1996) mengatakan, bahwa kategori sintaksis adalah apa yang sering disebut ‘kelas kata’, seperti nomina, verba, adjektiva,



adverbia, advosisi (artinya, preposisi, atau posposisi). Dan Alwi (1998) membagi kelas kata ke dalam lima kelas :  Kata Benda (Nomina) : merupakan kategori yang secara sintaksis tidak mempunyai potensi untuk bergabung dengan partikal tidak, mempunyai potensi untuk didahului oleh partikel dari (Kridalaksana, (1994). Kata benda dapat dilihat dari tiga sisi, yakni segi semantik, segi sintaksis, dan segi bentuk. a) Dari segi sintaksisnya, nomina mempunyai ciri-ciri tertentu. - Dalam kalimat yang predikatnya verba, nomina cenderung menduduki fungsi subjek, objek, atau pelengkap dapat diikuti oleh kata itu,dapat didahului oleh kata bilangan (Kridalaksana, 1994). Seperti pada contoh kalimat berikut: “ Ayah mencarikan saya pekerjaan “ Kata pekerjaan pada contoh di atas merupakan nomina. - Nomina tidak dapat diingkarkan dengan kata tidak. Kata pengingkarnya adalah bukan. Untuk mengikarkan seperti contoh kalimat: Teman saya artis harus dipakai kata bukan: Teman saya bukan artis. - Umumnya, nomina dapat diikuti oleh adjektiva, baik secara lansung maupun diantarai oleh kata yang. Dengan demikian, buku dan rumah mewah atau buku yang baru dan rumah yang mewah. Dari segi bentuknya, nomina terdiri atas dua macam, yakni : 1.  Nomina yang terbentuk dari kata dasar : Contoh nomina dasar adalah gambar, meja, rumah, pisau, tongkat, hukum, dan lain-lian. 2.  Nomina turunan : contoh nomina turunan adalah daratan, pendaratan, kekosongan, persatuan, meja-meja, rumah makna, dan lain-lain.  Kata kerja (verba) : merupakan kata yang menyatakan tindakan (Ramlan, 1991). Ciri-ciri kata kerja dapat diketahui dangan mengamati : 1) perilaku semantis, verba memiliki makna inheren yang terkandung di dalamnya. 2) perilaku sintaksis, ketransitifanya verba ditentukan oleh dua faktor : a. Adanya nomina yang berdiri di belakang verba yang berfungsi sebagai objek dalam kalimat aktif. b. Kemungkinan objek itu berfungsi sebagai subjek dalam kalimat pasif. 3) bentuk morfologisnya, (Alwi,1998)  Kata sifat (adjektiva) : merupakan kata yang memberi keterangan yang lebih khusus tentang yang dinyatakan oleh nomina dalam kalimat, (Alwi, 1998). adjektiva juga dapat berfungsi sebagai predikat dan adverbia kalimat. Fungsi adjektiva dan adverbial itu mengacu pada suatu keadan. Perhatikan contoh berikut : 1. Sepertinya dia mulai bosan. 2. Kakanya bukan orang baik. Tingkat bandingan dinyatakan antara lain oleh pemakain kata lebih dan paling di depan adjektiva. Perhatikan contoh berikut : 1. Saya lebih senang makan mie daripada bakso. 2. Dia paling cantik dikelasnya.



Adjektiva juga dicirikan oleh kemungkinan menyatkan kualitas dan tingkat bandingan acuan nomina yang diterangkannya. Perbedaan tingkat dapat dijelaskan dengan memperhatikan contoh berikut : 1. Agak jauh juga pantai itu. 2. Orang itu sangat gagah.  Kata keterangan (adverbia) : merupakan kategori yang dapat mendampingi adjektiva, numerelia, dan profesi dalam konstruksi sintaksis, (Kridalaksana, 1994). Dan (Ramlan, 1991) menjelaskan adverbia adalah kata yang menerangkan : 1) Kata kerja dalam berbagai fungsinya, 2) Kata keadaan dalam berbagai fungsinya, 3) Kata keteranagan, 4) Kata bilangan, 5) Predikat kalimat, tidak peduli jenis kata apa predikat itu, dan 6) Menegaskan subjek dan predikat kalimat. c. Pola klausa dilihat berdasarkan peran 



Analisis Kalimat Berdasarkan Peran : menurut (Verhaar, 1996) mengatakan, bahwa ‘peran’ adalah segi semantis dari peserta-peserta verba. Dan unsur-unsur peran ini berkaitan dengan makna gramatikal/sintaksis. Makna pengisi unsur-unsur fungsional kalimat dapat diuraikan sebagai berikut :  Makna Unsur Pengisi Subjek (S) Ramlan (1996) mengemukakan beberapa kemungkinan makna unsur pengisi S, yaitu: 1) Menyatakan ‘pelaku’ Contoh : Gadis itu sedang mengerjakan tugas. 2) Menyatakan ‘alat’ Contoh : Truk-truk itu mengangkut pasir tambang. 3)  Menyatakan ‘sebab’ Contoh : Tsunami itu menghancurkan seluruh kota. 4) Menyatakan ‘hasil’ Contoh : Hotel-hotel mewah bintang lima telah dibangun oleh pengusaha. 5) Menyatakan ‘tempat’ Contoh : Air terjun telunjuk raung sepi pengunjung karena efek pandemi. 6)  Menyatakan ‘jumlah’ Contoh : Mobil ambulance itu ada dua.  Makna Unsur Pengisi Pelengkap (Pel) Unsur pengisi pelengkap memilik makna sebagai berikut : 1) Menyatakan ‘penderita’ Misalnya: Orang asing itu belajar bahasa indonesia 2) Menyatakan ‘alat’ Misalnya: Nenek itu berteduhkan daun pisang.



 Makna Unsur Pengisi Keterangan (K) Makna unsur pengisi keterangan dapat dijelaskan sebagai berikut : 1) Menyatakan ‘tempat’ Misalnya: Ibu belanja dipasar. 2) Menyatakan ‘waktu’ Misalnya: Rudi pergi memancing nanti sore. 3) Menyatakan ‘cara’ Misalnya: Kura-kura itu berjalan sangat lambat. 4) Menyatakan ‘alat’ Misalnya: Shanum makan eskrim dengan sendok. 5) Menyatakan ‘sebab’ Misalnya: Dia pintar, karena rajin belajar.