Tugas 1 Wati Matematikka [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

NAMA NIM



: WATI :850736258



SOAL :



1. Dalam melaksanakan pembelajaraan matematika di SD misalkan menanamkan konsep bilangan bulat, maka guru harus dapat merealisasikan teori-teori konstruktivisme dalam pembelajaran. Bagaimana dan apa makna teori berikut: •



Teori Ausubel







Teori Brunner







Teori pemecahan masalah Polya.



2. Pada pembelajaran matematematika SD sangat dibutuhkan media untuk membantu kelancarannya. Di jaman milenial era disruption siswa dituntut cepat tanggap. Bagaimana melaksanakan pemanfaatan teknologi untuk pembelajaran matematika di SD



3. Tunjukkan



operasi



hitung



bilangan



bulat



di



bawah



dengan



memanfaatkan media peragagerakan mobil berjalan. a. (-3) + 6 b. (-3) + (-6) c. (-3) – 6 d. (-3) – (-6)



4. Suatu Ekspidisi pengiriman barang apel keberbagai tempat. Sekali angkut dengan Pick Up membawa 12 box. Setiap box memuat 240 apel. Pada pos pengiriman pertama menurunkan 5 box apel, sisanya akan diturunkan di poskedua. Ada berapa apel yang dikirim ke pos ke dua.



Jawaban : 1. Makna dan teori dari para ahli dalam pembelajaran Matematika di SD, antara lain:



WATI



a. Teori Ausubel Teori makna (meaning theory) dari Ausubel (Brownell dan Chazal) mengemukakan pentingnya pembelajaran bermakna dalam mengajar matematika. Kebermaknaan pembelajaran akan membuat kegiatan belajar lebih menarik, lebih bermanfaat, dan lebih menantang, sehingga konsep dan prosedur matematika akan lebih mudah dipahami dan lebih tahan lamadiingat oleh peserta didik. Kebermaknaan dimaksud dapat berupa struktur matematika yang ditonjolkan untuk memudahkan pemahaman (understanding). Wujud lain kebermaknaan adalah pernyataan konsepkonsep dalam bentuk bagan, diagram atau peta, yang mana tampak keterkaitan dianatar konsep-konsep yang diberikan. Teori ini juga disebut teori holistic karena mempunyai pandangan pentingnya keseluruhan dalam mempelajari bagian-bagian. Bagan atau peta ketertarikan dapat bersifat hierarkis atau bersifat menyebar (distributive), sebagai bentuk lain dari rangkuman, ringkasan atau ikhtisar. b. Teori Jerome Bruner Teori Bruner berkaitan dengan perkembangan mental, yaitu kemampuan mental anak berkembang secara bertahap mulai dari sederhana ke yang rumit, mulai dari yang mudah ke yang sulit, dan mulai dari yang nyata atau konkret ke yang abstrak. Urutan tersebut dapat membantu peserta didik untuk mengikuti pelajaran dengan lebih mudah.urutan bahan yang dirancang biasanya juga terkait usia atau umur anak. Secara lebih jelas Bruner menyebut tiga tingkatan yang perlu diperhatikan dalam mengakomodasikan keadaan peserta didik, yaitu enctive (manipulasi objek langgsung), iconic (manipulasi objek tidak langgsung), dan symbolic (manipulasi symbol). Penggunaan berbagai objek, dalam berbagai bentuk dilakukan setelah melalui pengamatan yang teliti bahwa memang benar objek itu yang diperlukan. Sebagai contoh bagi anak SD kelas 1, tentu mereka dalam situasi enactive, artinya matematika lebih banyak diajarkan dengan manipulasi objek langsung dengan memanfaatkan kerikil, kelereng, manic-manik, potongan kerta, bola, kotak, karet dan sebagainya, dan dihindari penggunaan langgsung symbol-simbol huruf dan lambing-lambang operasi yang berlebihan.



c. Teori pemecahan masalah Polya. George Polya. Menurut Polya (dalam Suherman, dkk 2003:99) dalam pemecahan suatu masalah terdapat empat langkah yaitu: (1) memahami masalah, (2) merencanakan pemecahannya, (3) menyelesaikan masalah sesuai rencana, dan (4) memeriksa kembali hasil yang diperoleh. Empat tahap pemecahan masalah dari Polya tersebut merupakan satu kesatuan yang sangat penting untuk dikembangkan. Menurut Aisyah (2007:78) pemecahan masalah penting untuk diajarkan pada siswa sekolah dasar, karena pemecahan masalah dapat melatih siswa untuk mampu menggunakan berbagai konsep, prinsip, dan keterampilan matematika yang telah atau sedang dipelajarinya untuk memecahkan masalah matematika bahkan untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu cara untuk mengembangkan kemampuan anak dalam pemecahan masalah adalah melalui penyediaan pengalaman pemecahan masalah yang memerlukan strategi berbeda-beda dari suatu masalah ke masalah lainnya. Pemecahan masalah berbasis teori Polya memungkinkan siswa memperoleh pengalaman menggunakan pengetahuan serta keterampilan yang telah dimiliki untuk diterapkan pada pemecahan masalah yang tidak rutin.



2. Dalam pembelajaran matematika SD, agar bahan pengajaran yang disampaikan menjadi lebih mudah dipahami oleh siswa, diperlukan alatbantu pembelajaran yang disebut dengan media. Media adalah alat bantu pembelajaran yang secara sengaja terencana disampaikan atau disediak guru unttuk mempresentasikan atau menjelaskan bahan pelajaran. Media dalam pembelajaran matematika relative sama dengan media dalam pembelajaran bidang lain, yaitu dapat dikelompokkan berupa media : a. Sederhana, misalnya papan tulis, papan grafik b. Cetak, misalnya buku, modul, LKS (Lembar Kegiatan Siswa) c. Media elktronik, misalnya OHT (Over Heal Transparency) atau OHP (Over Head Projector), audio (radio, tape), audio dan video (TV,VCD, DVD), kalkulator, komputer dan internet.



Tuntutan masa kini, agar guru mampu memilih dan menggunakan media pembelajaran yang tepat, perlu mendapat perhatian dan tanggapana sungguhsungguh dari banyak pihak, kalau tidak pendidikan di Indonesia akan semakin tertinggal dari Negara-negara lain. Banyak keuntungan yang dapat diperoleh dalam penggunaan media pembelajaran, anatara lain : a. Lebih menarik dan tidak membosankan bagi siswa b. Lebih mudah dipahami karena dibantu oleh visualisasi yang dapat memperjelas uraian c. Lebih bertahan lama untuk diingat karena mereka lebih terkesan terhadap tayangan atau tampilan d. Mampu melibatkan peserta pembelajaran lebih banyak dan lebih tersebar (terutama penggunaan media elktronik: radio, televise, internet) e. Dapat digunakan berulang kali f. Lebih efektif karena dapat mengurangi waktu pembelajaran



3. a. (-3) + 6 = 3



-8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1



0



1 2 3



4



5 6 7 8



b. (-3) + (-6) = -9



-9 -8 -7



-6 -5 -4 -3 -2 -1



c. (-3) – 6 = -9



0 1



2 3 4



5 6 7 8 9



-9 -8 -7



-6 -5 -4 -3 -2 -1



0 1



2 3 4



5 6 7 8 9



d. (-3) – (-6) = 3



-8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1



0



1 2 3



4



5 6 7 8



4. Diketahui : Mobil pick up mengangkut 12 box Setiap box = 240 buah apel Seluruh isi box = 12 x 240 = 2.880 buah apel Pada pos pertama diturunkan 5 box = 5 x 240 = 1.200 buah apel Ditanya : Berapa sisa isi box yang diturunkan ke pos ke dua? Jawaban : Maka sisa apel yang akan diturunkan di pos ke dua = 2.880 – 1.200 = 1.680 buah apel