Tugas 2 Pengantar Ekonomi Makro [PDF]

  • Author / Uploaded
  • dona
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Tugas tutorial 2 Pengantar ekonomi mikro



1. a. Faktor-faktor yang mempengaruhi kurva permintaan agregat! b. Bentuk kurva permintaan agregat dan apa arti dari bentuk kurva tersebut! c. Penyebab kurva permintaan aggregate bergeser kekanan! Jawab: a. faktor yang mampu mempengaruhi permintaan agregat, yaitu: 1. Perubahan Suku Bunga Naik atau turunnya nilai suku bunga mampu mempengaruhi keputusan yang dibuat oleh setiap konsumen dan para pebisnis. Menurunnya suku bunga akan berdampak pada menurunnya biaya pinjaman untuk barang yang berharga, seperti keperluan rumah tangga, kendaraan, dan juga rumah. Ketika suku bunga sedang rendah, maka perusahaan bisa mengajukan pinjaman dengan suku bunga yang lebih rendah. Hal ini cenderung akan terjadi peningkatan pada belanja modal. Sebaliknya, ketika suku bunga meningkat, maka biaya pinjaman untuk perorangan ataupun perusahaan akan cenderung meningkat juga. Dalam kondisi seperti ini, pengeluaran yang terjadi akan cenderung menurun atau melambat. Kenaikan harga akan sangat mempengaruhi jumlah pengeluaran. 2. Tingkat Pendapatan dan Kesejahteraan Masyarakat Saat pendapatan nasional memang sedang meningkat, maka pendapatan setiap rumah tangga akan turut meningkat. Di saat seperti inilah permintaan agregat akan turut meningkat. Sebaliknya, penurunan pendapatan nantinya akan berimbas pada menurunnya jumlah aggregate demand. Ketika suatu negara masuk ke dalam jurang resesi, maka kondisi tersebut akan sangat berdampak pada aggregate demand. Bila masyarakat merasa kondisi ekonomi dalam negerinya sedang aman, maka mereka akan cenderung belanja lebih banyak yang nantinya akan berdampak pada menurunnya tabungannya. Namun saat resesi terjadi, maka masyarakat akan cenderung berupaya meningkatkan jumlah tabungannya. 3. Perubahan Ekspektasi Inflasi Bila suatu negara sedang mengalami peningkatan laju inflasi, maka umumnya akan terjadi pula peningkatan harga barang dan jasa dalam negeri. Bila masyarakat merasa negaranya sedang mengalami inflasi, maka mereka akan melakukan pembelian sebelum harga komoditas menjadi meningkat tinggi.



Kondisi tersebut akan menyebabkan aggregate demand menjadi meningkat. Sebaliknya, bila masyarakat merasa harga komoditas akan segera mengalami penurunan dalam waktu yang dekat, maka mereka akan cenderung menunggu hingga harganya turun. Hal ini akan membuat aggregate demand menjadi menurun juga. 4. Perubahan Nilai Tukar Mata Uang Nilai mata uang pun akan turut memberikan dampak besar pada aggregate demand. Bila nilai mata uang dalam suatu negara sedang anjlok, maka harga barang tentu akan semakin mahal, khususnya barang impor. Sebaliknya, bila mata uang sedang meningkat, maka harga barang impor pun akan cenderung lebih murah. Naik turunnya harga ini pun akan turut mempengaruhi nilai aggregate demand. b. Bentuk kurva permintaan agregat dan apa arti dari bentuk kurva bentuk kurva permintaan agregat ditunjukkan seperti gambar di bawah ini:



Kurva permintaan agregat



Kurva permintaan agregat memiliki kemiringan negative yang menurun dari kiri atas ke kanan bawah. Bentuk kurva ini pada dasarnya disebabkan oleh pengaruh tingkat harga terhadap permintan barang/jasa untuk tujuan konsumsi, invenstasi, dan ekspor bersih. Pada harga P1 barang/jasa yang diminta sebesar Q1, yang ditunjukkan oleh titik A, kemudian ketika harga turun menjadi P2, maka barang/jasa yang diminta naik menajdi Q2, yang ditunjukkan oleh titik B. kemudian bila titik A dan titik B dihubungkan menjadi suatu garis, garis ini disebut sebagai kurva permintaan agregat, AD. Kurva permintaan agregat yaitu, grafik yang menunjukkan hubungan terbalik antara permintaan agregat dan tingkat harga. Permintaan agregat mewakili jumlah permintaan dari empat sektor ekonomi makro: rumah tangga, bisnis, pemerintah, dan sektor eksternal.



c. Penyebab kurva permintaan aggregate bergeser kekanan Beberapa faktor meningkatkan permintaan agregat menggeser kurva ke kanan: 



Kebijakan fiskal ekspansif (expansionary fiscal policy). Pemerintah menstimulus permintaan agregat dengan meningkatkan pengeluarannya atau menurunkan pajak. Peningkatan pengeluaran memiliki efek langsung pada peningkatan permintaan agregat. Sebaliknya, tarif pajak yang lebih rendah berdampak tidak langsung pada permintaan agregat, yaitu melalui peningkatan disposable income rumah tangga dan peningkatan keuntungan bisnis.







Kebijakan moneter ekspansif (expansionary monetary policy). Bank sentral menstimulus permintaan agregat dengan meningkatkan jumlah uang beredar. Opsinya adalah dengan memotong suku bunga kebijakan, mengurangi rasio cadangan wajib (reserve requirement ratio), dan operasi pasar terbuka melalui pembelian surat berharga pemerintah. Itu semua mendorong suku bunga di dalam perekonomian turun, meningkatkan konsumsi rumah tangga dan investasi bisnis.







Peningkatan kekayaan rumah tangga. Peningkatan kekayaan mendorong rumah tangga untuk membelanjakan lebih banyak uang pada barang dan jasa.







Konsumen lebih optimis. Konsumen merasa lebih percaya diri tentang pendapatan dan keamanan kerja mereka di masa depan. Itu mendorong mereka menghabiskan proporsi yang lebih tinggi dari pendapatan untuk konsumsi barang dan jasa.







Bisnis lebih optimis. Jika perusahan melihat keuntungan masa depan membaik, mereka kemungkinan besar akan berinvestasi lebih banyak dalam proyek modal.







Depresiasi nilai tukar. Depresiasi membuat barang domestik lebih murah bagi pembeli asing dan mendorong mereka meningkatkan permintaan. Sebagai hasilnya, ekspor meningkat. Di sisi lain, depresiasi membuat harga barang impor lebih mahal. Pembeli domestik akan mengurangi permintaan terhadap mereka (impor turun). Jadi, secara keseluruhan, depresiasi meningkatkan ekspor neto dan permintaan agregat. 







Pertumbuhan ekonomi global yang kuat. Itu meningkatkan permintaan terhadap barang-barang domestik dan mendorong ekspor. Mengasumsikan impor adalah konstan, pertumbuhan global yang lebih kuat meningkatkan ekspor neto. 



2. a. Pengertian angka pengganda! b. Apa yang menentukan nilai angka pengganda dan berikan contoh perhitungannya! c. Jika investasi meningkat sebesar Rp100 milyar, berapa perubahan output dalam perekonomian tersebut! Jawab: a. angka pengganda artinya suatu koefisien atau angka yang dapat menjelaskan besarnya tambahan pendapatan nasional sebagai akibat adanya tambahan variabel-variabel tertentu dalam perekonomian dan rasio yang menunjukkan perubahan pendapatan



nasional sebagai akibat dari salah satu atau seluruh variabel yang mempengaruhi pendapatan nasional.  b. dihitung berapa perubahan pendapatan nasional sebagai akibat berubahnya konsumsi dan investasi. Tingginya angka pengganda menujukkan bahwa perubahan yang terjadi pada salah satu komponen permintaan agregat akan membawa pengaruh besar pada pendapatan ansional. Sedangkan nilai angka pengganda yang rendah akan membawa pengaruh yang kecil pada pendepatan nasional. Contoh perhitungan angka pengganda: Diketahui besar pajak sebesar 0,04 dan besar rasio antara pertambahan konsumsi dan pertambahan pendapatan nasional (nilai marginal propensity to consume) adalah 0,4. Angka pengganda dari pajak seperti kondisi tersebut adalah …. Pembahasan: Diketahui: MPC = 0,4 MPS = 1 – MPC = 1 – 0,4 = 0,6 Mencari besar angka pengganda pajak: k = – MPC / MPS = – 0,4/0,6 = 2/3 = –0,67 Jadi, angka pengganda dari pajak seperti kondisi tersebut adalah –0,67. c.



Referensi: BMP ESPA4110 MODUL 4 https://cerdasco.com/permintaan-agregat/ https://accurate.id/ekonomi-keuangan/aggregate-demand/