Tugas 2 Prilaku Organisasi [PDF]

  • Author / Uploaded
  • kusdi
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

1. Kekuasaan dan Wewenang      a. Apa yang Saudara pahami tentang kekuasaan dan sumber kekuasaan serta hubungannya dengan perilaku  kepemimpinan. Jelaskan ! Kekuasaan adalah kemampuan untuk menggunakan pengaruh pada orang lain; artinya kemampuan untuk mengubah sikap atau tingkah laku individu atau kelompok. Kekuasaan juga berarti kemampuan untuk mempengaruhi individu, kelompok, keputusan, atau kejadian. Kekuasaan tidak sama dengan wewenang, wewenang tanpa kekuasaan atau kekuasaan tanpa wewenang akan menyebabkan konflik dalam organisasi. Ada 4 sumber kekuasaan dalam diri seorang pemimpin yang berasal dari: 1. Mempunyai kemampuan untuk dapat mempengaruhi orang lain 2. Mempunyai sikap dan sifat yang unggul atau dominan yang menjadikannya mempunyai wibawa terhadap para bawahannya; 3. Memiliki pengetahuan yang luas, serta informasi dan pengalaman yang luas; 4. Memiliki kepandaian untuk bergaul dan berkomunikasi kepada siapapun. Hubungan Kekuasaan dan Kepemimpinan dapat di ibaratkan seperti gula dengan manisnya tak terpisahkan atau bisa juga di ibaratkan seperti gula dan semut dimana ada gula disitu ada semut. Seorang pemimpin yang efektif merupakan pemimpin yang dapat mengelola kekuasaannya, sehingga pemimpin dapat menggunakan kekuasaannya dengan benar untuk meningkatkan kinerja para bawahannya.  Jika kepemimpinan tanpa kekuasaan tidak ada artinya dan tidak dan hal tersebut menyebabkan tidak dapat untuk mengambil keputusan karena pemimpin yang tidak mempunyai kekuasaan. Jika sebaliknya, kepemimpinan dengan kekuasaan organisasi akan berjalan dengan efektif. Menjadi pemimpin yang berhasil tidak hanya dengan menggunakan aspek yang semata-mata saja. melainkan keberhasilan tersebut berasal dari perpaduan antara sikap, sifat, serta kekuasaan dan pengaruh yang dapat saling menentukan sesuai dengan situasi yang mendukungnya. Karena kekuasaan dan pengaruh dapat menjadi energi pendorong atau daya dorong seorang pemimpin untuk mempengaruhi, menggerakkan, dan mengubah perilaku para bawahannya untuk meningkatkan kinerja serta pencapaian tujuan organisasi tersebut. Menjadi pemimpin yang efektif dan berhasil juga harus dapat menggunakan salah satu yang dominan dari 5 jenis power (kekuasaan) yaitu Legitimate power, Coersive Power, Expert Power, Reward Power, dan Reverent Power. Dengan begitu pemimpin akan dapat mengatur para bawahannya dengan baik. b. Dalam konteks Good Public Governance, bagaimana Saudara dapat menjelaskan hubungan antara pola kekuasaan dengan Perilaku Kepemimpinan Transformasional.    Kepemimpinan Transformasional adalah :



      Model kepemimpinan yang efektif dan telah diterapkan di berbagai organisasi internasional yang mengelola hubungan antara pemimpin dan pengikutnya dengan menekankan pada beberapa factor antara lain perhatian (attention), komunikasi (communication), kepercayaan (trust), rasa hormat (respect) dan resiko (risk). 4 (empat) perilaku spesifik dari Kepemimpinan Transformasional Seorang pemimpin dapat dikategorikan mempunyai sifat kepemimpinan trasformasional manakala memiliki perilaku sebagai berikut : 1.



Credible, artinya mempunyai sifat konsisten dan komitmen yang tinggi apa yang diucapkannya dengan yang diperbuat.



2.



Creation Opportunities, artinya menciptakan peluang bagi orang lain untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan.



3.



Carying, artinya menunjukkan kepedulian kepada orang lain sehingga membuat bawahan merasa diakui menjadi bagian dari organisasi.



4.



Communication, artinya mempunyai ketrampilan komunikasi yang baik dengan orang lain.



Terdapat 3 (tiga) aspek dalam Kepemimpinan Transformasional, yakni : 1.



Vision adalah kemampuan diri untuk menggambarkan, menjelaskan dan meyakinkan bawahan tentang kondisi masa depan yang diinginkannya sekaligus mewujudkannya.



2.



Power adalah memiliki pengaruh, kendali dan kuasa terhadap orang lain atau kelompok sehingga mendapatkan dukungan yang kuat untuk mencapai tujuannya.



3.



Self Confidence adalah kepercayaan diri untuk bertindak yang bersumber dari pengalaman atas hal-hal yang terjadi pada kehidupannya.



Semakin baik gaya kepemimpinan transformasional yang dijalankan, semakin baik pula implementasi dari good governance. Good governance adalah sebuah kebijakan yang dilaksanakan oleh suatu organisasi untuk mencapai kinerja yang lebih baik sedangkan kepemimpinan transformasional dapat menghasilkan dan melaksanakan kebijakan public yang lebih efektif (zulkifli, 2013). Menurut Hayat (2014) kepemimpinan transformasional mampu membuat pegawai mengaktualisasikan diri dalam penerapan kebijakan secara realistis yang berorientasi kepada good governance. Selanjutnya hayat menjelaskan bahwa kepemimpinan menjadi tonggak keberhasilan dari reformasi birokrasi dalam pelayanan publik terhadap tujuan good governance. Prinsip good



governance dapat meningkatkan kinerja pelayanan dan kepercayaan publik, serta gaya kepemimpinan transformasional dapat meningkatkan kepercayaan publik Gaya kepemimpinan transformasional tidak mempengaruhi kinerja pelayanan hal ini dapat disebabkan oleh SOP dan Tupoksi yang menjadi pedoman karyawan dalam bertindak untuk menghasilkan kinerja yang baik. Selain itu masa kepemimpinan yang pendek belum dapat membuktikan dampak dari gaya kepemimpinan yang digunakan terhadap kinerja pelayanan yang dihasilkan 2. Hubungan Antarmanusia a. Apa yang Saudara ketahui tentang Hubungan Manusiawi dan jelaskan dua pilar utama dalam hubungan manusiawi. bungan manusiawi merupakan terjemahan dari human relation. Adapula yang mengartikan hubungan manusia dan hubungan antar manusia, namun dalam kaitannya hubungan manusia tidak hanya dalam hal berkomunikasi saja, namun didalam pelaksanaannya terkandung nilai nilai kemanusiaan serta unsur-unsur kejiwaan yang amat mendalam. Seperti halnya mengubah sifat, pendapat, atau perilau seseorang. Jika ditinjau dari sisi ilmu komunikasi hubungan manusia ini termasuk kedalam komunikasi interpersonal, pasalnya komunikasi yang berlangsung antara dua orang atau lebih dan bersifat dialogis. Dikatakan bahwa hubunngan manusiawi itu komunikasi karena sifatnya action oriented, mengandung kegiatan untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku seseorang. Ada dua pengertian hubungan manusiawi, yakni hubungan manusiawi dalam arti luas dan hubungan manusiawi dalam arti sempit. 1) Hubungan manusiawi dalam arti luas ialah interaksi antara seseorang dengan orang lain dalam segala situasi dan dalam semua bidang kehidupan. Jadi, hubungan manusiawi dilakukan dimana saja: dirumah, di jalan, di dalam bis, dalam kereta api dan sebagainya. 2) Hubungan manusiawi dalam arti sempit adalah juga interaksi antara seseorang dengan orang lain. Akan tetapi, interaksi disini hanyalah dalam situasi kerja dan dalam organisasi kekaryaan (work organization). Ada enam unsur yang dapat disingkat menjadi dua pilar utama dalam hubungan manusiawi atau insane, agar pelaksanaannya dapat terjadi secara efektif. Kedua pilar utama tersebut, adalah sebagian dari inti kepemimpinan, yaitu komunikasi dan motivasi. Pengertian komunikasi dapat dimaknai sebagai jalannya proses dimana seseorang maupun sekelompok orang menciptakan serta menggunakan sejumlah informasi agar saling terhubung dengan lingkungan sekitar. Secara umum komunikasi dapat dilakukan secara verbal serta dapat dipahami oleh kedua belah pihak berkaitan. Komunikasi menurut para ahli di antaranya seperti yang disebutkan oleh Anwar Arifin. Menurutnya arti komunikasi adalah jenis proses sosial yang erat kaitannya dengan aktivitas



manusia serta sarat akan pesan maupun perilaku. Skinner turut beropini tentang komunikasi sebagai suatu perilaku lisan maupun simbolik dimana pelaku berusaha memperoleh efek yang diinginkan. Forsdale berkomentar bahwa pengertian komunikasi adalah jenis proses pembentukan, pemeliharaan serta pengubahan sesuatu dengan tujuan agar sinyal yang telah dikirimkan berkesesuaian dengan aturan. Pengertian komunikasi terakhir datang dari Gode yang mengungkapkan bahwa komunikasi merupakan suatu kegiatan untuk membuat sesuatu kemudian ditujukkan kepada orang lain Pengertian Motivasi adalah sebuah dorongan, hasrat atau pun minat yang begitu besar di dalam diri, untuk mencapai suatu keinginan, cita-citra dan tujuan tertentu. Adanya motivasi akan membuat individu berusaha sekuat tenaga untuk mencapai yang diinginkannya. Seseorang yang memiliki motivasi tinggi akan memberikan dampak yang baik bagi kehidupannya. Tingginya motivasi tersebut akan mengubah perilakunya, untuk menggapai citacita dan menjalani hidup dengan lebih baik. Oleh karena itu, setiap orang sangat membutuhkan motivasi untuk dirinya sendiri. Hal ini, agar Anda tidak mudah putus asa dan merasa down. Serta dapat cepat bangkit saat mengalami kegagalan. 2.b. Adakah keterkaitan antara Hubungan manusiawi dengan perwujudan Good Public Governance. Jelaskan  pandangan Saudara.



upaya



Pada hakikatnya bahwa pelayanan publik adalah melayani secara keseluruhan aspek pelayanan dasar yang dibutuhkan oleh masyarakat untuk dipenuhi sesuai dengan ketentuannya. Untuk memberikan pelayanan tersebut diperlukan sumber daya manusia yang berkompeten sesuai dengan konsep pelayanan publik menuju Good Governance. Kualitas pelayanan publik ditentukan oleh siapa yang memberikan pelayanan. Konsep pelayanan publik dijelaskan secara rinci yang terbagi dalam beberapa hal, yaitu kepemimpinan, budaya organisasi, faktor kelembagaan, tata kerja, standar pelayanan, pengelolan pengaduan masyarakat, pengendalian dan evaluasi, sarana dan prasarana, penggunaan teknologi informasi, dan pengelolaan sumberdaya manusia. Mengenai fungsi dan tujuan dari pelayanan publik ini saling berkaitan, bahwa pada setia instansi pemerintah yang menerapkan pelayanan publik secara baik dan berkualitas memiliki fungsi dan tujuan yang menjadi dasar dalam pelayanan publik adalah melayani masyarakat dengan sebaikbaiknya dalam rangka membantu terkait dengan administrasi kepemerintahan dan kebutuhan barang atau jasa publik. Secara prinsip sikap kinerja pelayanan publik adalah membantu masyarakat dan secara sifat sudah menjadi kewajiban aparatur negara untuk memberikan pelayanan dengan professional. Selanjutnya inti dari kinerja pelayanan publik adalah kualitas pelayanan yang diberikan kepada masyarakat.



Kualitas pelayanan publik yang baik menjadi barometer bahwa pelayanan yang diberikan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Jika kualitas pelayanan publiknya baik maka dapat dipastikan bahwa kinerja pelayanan yang dilakukan oleh aparatur negara telah maksimal. Hal tersebut tentu diperlukannya sebuah penilaian kinerja untuk mengontrol dalam rangka memastikan bahwa tujuan yang ditentukan sebelumnya sesuai dengan hasil kinerja yang telah dicapai atau malah sebaliknya.