Tugas 2 SPT [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

NAMA : SELLY SAFITRI NIM : 431419002 PRODI/KELAS : PENDIDIKAN BIOLOGI A MATAKULIAH : SPT II MATERI : PERTUMBUHAN SEKUNDER PADA MONOKOTIL



1. Analisis pertumbuhan sekunder pada batang monokotil Pada monokotil tidak ada pertumbuhan sekunder yang ada adalah perkembangan lanjut batang dengan beberapa spesifikasi sebagai berikut : 1. Batang Poaceae pada penampang melintang berkas pengangkut tersusun dalam dua lingkaran 2. pada rumput-rumputan



besar pengangkut melingkar di Sebelah luar



tertanam dalam jaringan sklerenkim. antara berkas pengangkut yang kecil dengan epidermis terdapat serabut dan klorenkim. stomata terdapat pada epidermis dekat klorenkim.



parenkim di bawah epidermis mengalami



sklerifikasi. 3. Tumbuhan monokotil yang hidup di air mempunyai korteks lebar terdiri atas jaringan aerenkim 4. penebalan pada batang palmae berasal dari pembelahan dan pembesaran sel parenkim dasar, pertumbuhan sekunder ini menyebar (diffuse) 5. Liliflorae



berkayu (Agove, Aloe, Dracaena, Sanseviera, dan Yucca)



merupakan monokotil berkambium yang berasal dari parenkim yang terdapat di luar berkas pengangkut primer yang menghasilkan berkas pengangkut sekunder dan parenkim ke arah dalam serta sejumlah parenkim ke arah luar. Banyak monokotil basah tak terdapat atau sedikit sekali terdapat pertumbuhan yang menambah tebal batang. Monokotil yang berbatang tebal dengan ruas pendek dan dedaunan yang merapat memiliki meristem primer. Meristem itu beraada di daerah perisikel dan terdiri dari suatu kawasan meristematik yang menghasilkan derivat radial.



Pada palmae penebalan batang yang cukup menonjol terjadi dengan adanya pembelahan dan pembesaran parenkim dasar. Proses itu pertumbuhan sekunder tersebar. Pada beberapa lilii-florae berkayu seperti spesies aloe, yucca dan agave, penebalan batang selanjutnya dicapai dengan pertumbuhan sekunder oleh meristem penebalan sekunder yang khusus karena berada pada monokotil. Pada dasarnya meristem penebalan sekunder khusus itu sama dengan meristem penebalan primer dalam hal lokasinya,yakni di daerah perisikel dan menghasilkan derivat ke arah radial. Persamaan antara kedua meristem dan kadang-kadang bahwa keduanya bersinambungan seperti pada yucca whipplei, menyebabkan beberapa peneliti menganggapnya sebagai fase perkembangan yang berbeda dari meristem yang sama. Meristem penebalan primer dan sekunder dapat dianggap homolog dengan kambium pembuluh pada dikotil oleh karena susunan derivatnya berbeda sekali. Sebaliknya, pada monokotil berkas pembuluh yang terdiri dari floem dan xylem dibentuk secara sentripental dan saling terpisah oleh parenkim yang dibentuk di saat yang sama. Dekat apeks pucuk, meristem penebalan primer merupakan kawasan dengan aktivitas meristematik yang cukup tersebar dibandingkan dengan kambium pembululuh pada dikotil yang pada dasarnya merupakan lapisan uniserat. Pertumbuhan Sekunder Batang Monokotil : Pada umumnya monokotil tidak mempunyai pertumbuhan sekunder dari kambium pembuluh, tetapi batangnya dapat berkembang menjadi tebal. Misalnya pada palmae.



penebalan ini berasal dari pembelahan dan pembesaran sel



parenkim dasar. pertumbuhan ini disebut pertumbuhan sekunder menyebar (diffuse). Namun ada juga tumbuhan monokotil yang mempunyai kambium sehingga mengalami pertumbuhan sekunder, yaitu Liliflorae berkayu (Agave, Aloe, Cordyline, dracaena, Sansevieria, dan Yucca). Kambium berasal dari parenkim yang terdapat di luar berkas pengangkut primer, yang menghasilkan



berkas pengangkut sekunder dan parenkim ke arah dalam, serta Sejumlah kecil parenkim ke arah luar.



perkembangan berkas pengangkut berasal dari sel



turunan kambium yang membelah memanjang,



kemudian sel yang dihasilkan



membelah memanjang lagi dua atau tiga kali.



Hasil pembelahan ini



berdiferensiasi menjadi unsur pembuluh dan bergabung dengan sel sklerenkim. Sel yang berdiri tegak bergabung membentuk berkas pengangkut. Berkas pengangkut sekunder mungkin kolateral atau amfivasal .



Anatomi batang monokotil  memiliki epidermis, korteks, dan stele.  berkas vaskular banyak  stele terpecah pecah menjadi berkas-berkas. Berkas vaskuler tersebar dalam sumbu jaringan dasar  tidak terdapat endodermis, korteks perisikel dan empulur tidak terdeferensiasi karena adanya berkas vaskular yang tersebar diseluruh sumbu  Tipe berkas vaskular ialah kolateral tertutup. Pertumbuhan sekunder tipe yang umum tidak ada.  Berkas vaskular berbentuk oval  Floem hanya tersusun dari pembuluh tapis dan sel pengiring. Tidak ada perenkim floem  Empulur tidak dapat ditentukan  Biasanya mempunyai hipodermis yang sklerenkimatis 



setiap berkas pengangkut dibungkus oleh selubung sklerenkimatis yang berkembang baik.



a. Pertumbuahan sekunder pada batang Dracaena



Gambar 1. Pertumbuhan sekunder batang Dracaena



2. Anatomi Batang Aloe sp Lapisan terluar batang Aloe sp. yang sudah tua disusun oleh lapisan periderm. Di sebelah dalam lapisan periderm terdapat jaringan parenkima yang menyusun daerah korteks. Batas antara daerah korteks dengan silinder pusat tidak tampak jelas. Setelah beberapa lapis parenkima dapat ditemukan sel-sel kambium yang berada di luar berkas pengangkut. Di sebelah dalam kambium ditemukan berkas pengangkut yang memiliki tipe konsentris amfivasal dan berkas pengangkut letaknya tersebar di dalam stele. Parenkima terdapat di antara berkas pengangkut. Keberadaan kambium di luar berkas



pembuluh dan tipe berkas pengangkut konsentris amfivasal merupakan bentuk anomali pada batang Aloe sp.



Gambar 2. Penampang melintang batang Aloe sp. 3. Pertumbuhan sekunder batang Palem Batang palem kuning saat muda terbungkus oleh pelepah daun. Irisan melintang batang palem berbentuk segitiga dengan ujung tumpul. Lapisan terluar batang disusun oleh selapis sel epidermis. Korteks tampak sempit dan batas antara korteks dengan silinder pusat tidak jelas. Di sebelah dalam epidermis, terdapat satu sampai dua lapis sel sklerenkima diikuti dengan parenkima. Di antara jaringan parenkima terdapat berkas pengangkut yang bertipe kolateral tertutup fibrovaskuler.



Serabut



sklerenkima



pengangkut sangat tebal dan berlignin.



yang



mengelilingi



berkas



Gambar 3. Irisan Melintang Batang Palem Kuning. Ep; epidermis, flo; floem, jp; jaringan parenkima, pd; pelepah daun, skle; serabut sklerenkima, x; xilem,



2. Struktur Anomali pada Batang dan Akar Monokotil A. Anomali struktur akar Akar yang pertama dibentuk dari embrio adalah akar primer pada tanaman dikotil dan gymnospermae. Akar



berikutnya adalah cabang-



cabangnya (akar lateral) membentuk sistem akar tunggang.



Lapisan



anatomi akar terdiri dari epidermis, korteks, endodermis dan silinder pusat. Beberapa variasi pertumbuhan sekunder terdapat pada akar penyimpanan makanan. Misalnya pada Daucus carota. Pertumbuhan sekunder terdapat seperti biasa, tetapi xilem dan floem didominasi oleh jaringan parenkim yang mengelilingi vessel dan membentuk floem kearah luar dan berupa elemen pengangkut ke arah vessel.



Gambar 4. Anomali akar pada tumbuhan Bit; A. Jaringan pembuluh silinder sekunder, yang dihasilkan oleh serangkaian kambium tambahan, dipisahkan oleh parenkim penyimpanan sekunder. Xilem sekunder dan floem sekunder sebagian besar terdiri dari parenkim; B. Vessel dan Pembuluh tapis dalam xilem dan floem jarang (Dickson, 2000) 1) Velamen pada akar anggrek (Epifit) Velamen terdiri dari beberapa lapisan sel mati  dengan dinding sel yang menebal dan berlubang secara spiral, yang bertindak sebagai spons, menyerap air yang mengalir di atasnya. Velamen adalah derivat epidermis. Velamen berfungsi sebagai jaringan pelindung, mencegah hilangnya air secara berlebihan pada sel-sel kortikal halus dari akar udara terbuka.



Gambar 5. Anatomi akar monokotil 2) Akar Penyimpan Cadangan Makanan a) Ipomea Batatas Pada tumbuhan ini menunjukkan jenis penebalan sekunder anomali yang rumit. Pada kondisi primer, akarnya adalah pentarch atau hexarch. Korteks dibatasi oleh endodermis tunggal berlapis tunggal dari daerah stelar. Dalam xilem primer dan sekunder yang berkembang secara normal tetapi sangat banyak parenkim, anomali kambium muncul di sekitar pembuluh vaskuler tunggal atau berkelompok dan menghasilkan floem yang kaya parenkim dan dengan beberapa laticifer menjauh dari pembuluh, dengan elemen tracheary ke arahnya. Sejumlah besar sel parenkim penyimpanan berkembang pada kedua arah, sehingga membentuk akar tuberous.



Gambar 6. Akar penyimpanan



B. Anomali Struktur Batang Pada batang terdapat juga anomali pertumbuhan. Pada beberapa tanaman seperti Leptodenia, Tunbergia alata floem tidak hanya dibentuk kearah luar, tetapi juga kearah dalam dari batang. Beberapa monokotil juga mengalami pertumbuhan sekunder seperti pada tanaman Aloe, Cordyline, Dracaena, dan Sansiviera.



Pada Bougenvillea sp.



Terdapat



anomali



pertumbuhan, dimana kambium terdapat tersebar di dalam batang dan kambium yang normal tidak terlihat. Pada batang Amaranthaceae, suatu seri dari kambium muncul kearah luar dari sumbu batang, masing-masing membentuk xilem ke arah dalam dan floem ke arah luar. Pada Cordyline, cambium



dibentuk



disebelah



luar



berkas



pembuluh



primer



dan



menghasilkan berkas pembuluh sekunder serta parenkim ke arah dalam dan sejumlah kecil parenkim kearah luar.



Gambar 7. Anomali pertumbuhan sekunder pada Bougenvilea (A) dan Amaranthus(B) (Dickson,  2000; Dutta, 1968) Anomali batang berasal dari peristiwa seperti berikut: 1) Pertumbuhan sekunder yang tidak normal pada tumbuhan dikotil. a) Posisi kambium yang abnormal.



Pada Sarjania ichthyoctoma, kambium aslinya muncul dalam beberapa pita yang terpisah, masing-masing mengelilingi bagianbagian xilem dan floem primer, tipe batang ini tampak terbentuk dari beberapa batang yang melebur. b) Aktivitas abnormal dari kambium yang normal



Gambar 8. Aristolochia, memperlibatkan kelakuan abnormal pada kambium normal Pada Aristolochia (tumbuhan liana), beberapa segmen hanya menghasilkan sel-sel parenkima baik ke arah sisi luar maupun ke dalam sehingga dihasilkan parenkima seperti jejari. Xilem terlihat seperti bercelah. c) Pembentukan kambium asesoris dan aktivitasnya.



Gambar 9. Penampang melintang batang Boerhavia Pada tanaman Boerhavia sp, beberapa kambium muncul berturutturut dengan arah sentrifugal. Timbul lingkaran-lingkaran berkas vaskuler konsentris yang terbenam dalam jaringan penghubung.



d) Floem diantara xylem



Gambar 10. Batang Acarus, Xilem mengelilingi floem Pada Acorus sp, floem intersiler selalu sekunder dan terdapat sebagai pulau-pulau yang tenggelam di dalam xilem sekunder. 2) Tak Adanya Trakea pada xilem. contoh: Drimys, Trochodendrom, Hydrilla, Ceratohyllum.



3) Adanya berkas pengangkut tersebar pada tumbuhan dikotil. contoh: Peperomia, Piper, Nymphaea.



4) Adanya berkas floem dan xilem yang eksklusif (menyendiri). contoh: Cuscuta, Paeonia.



5) Adanya berkas pengangkut medular. yaitu berkas pembuluh yang berada pada pith (empelur) contoh: Piper betle, Piper excelsum, Mirabilis sp, Bougenvillea sp.



6) Adanya berkas pengangkut korteks. contoh: Begoniaceae, Cactaceae, Casuarinaceae, Cucurbitaceae, Proteaceae, Oleaceae.



7) Adanya floem intraxilar. contoh: Asclepindaceae, Convolvulaceae, Punicaceae, Loganiaceae, Solanaceae, Apocynaceae, Lythraceae.



Gambar. batang Pomegranate (Delima) 8) Berkas pengangkut tersusun seperti lingkaran pada tumbuhan monokotil. contoh: Oryza sp, Avena sp.



9) Pertumbuhan sekunder pada tumbuhan monokotil. contoh: Agave sp, Aloe sp, Sanseiviera sp, Yucca sp, Dracaena sp.