Tugas 5 - KKG 1 - Muhammad Idris Darmawan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

DATUM GLOBAL KERANGKA KONTROL GEODESI 1



Oleh : Muhammad Idris Darmawan 4122320130027



PROGRAM STUDI S1 TEKNIK GEODESI FAKULTAS TEKNIK, PERENCANAAN DAN ARSITEKTUR UNIVERSITAS WINAYA MUKTI BANDUNG 2020



KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan ridhonya penulis dapat menyelesaikan Makalah Datum Lokal di Indonesia ini dengan baik. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk, itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan laporan berikutnya. Penulis berharap semoga laporan ini dapat berguna bagi pembaca.



Salatiga



Penulis



i



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ................................................................................................... i DAFTAR ISI .................................................................................................................. 1 PENDAHULUAN ......................................................................................................... 2 PEMBAHASAN ............................................................................................................ 3 Sistem Referensi Global ................................................................................................ 3 I. Datum Statik, Semi Dinamik, dan Dinamik ............................................................... 5 I.I. Datum Statik ...................................................................................................... 6 I.II. Datum Semi Dinamik ...................................................................................... 6 I.III. Datum Dinamik .............................................................................................. 7 II. Jenis Datum Geodetik Menurut Metodenya ............................................................. 8 III. Jenis Datum Geodetik Menurut Area Luasnya ........................................................ 9 IV. Datum Global ........................................................................................................... 10 IV.I. Wolrd Geodetic System 1984 (WGS84) ....................................................... 12



1



PENDAHULUAN Posisi dari suatu titik biasanya dinyatakan dalam bentuk koordinat, baik koordinat dua dimensi maupun koordinat tiga dimensi, yang mengacu pada suatu sistem koordinat tertentu atau datum tertentu. Dalam penentuan posisi suatu titik di permukaan bumi, titik nol dari sistem koordinat yang digunakan dapat berlokasi di titik pusat massa bumi (sistem koordinat geosentrik) atau dapat berpusat di salah satu titik di permukaan bumi (sistem koordinat toposentrik). Sistem koordinat geosentrik banyak digunakan dalam metode metode penentuan posisi secara ekstra terestris, sedangkan sistem koordinat toposentrik banyak digunakan oleh metode penentuan secara terestris.



2



PEMBAHASAN Sistem Referensi Global Sistem Referensi adalah sistem (termasuk teori, konsep, deskripsi fisis dan geometris, serta standar dan parameter) yang digunakan dalam pendefinisian koordinat dari suatu atau beberapa titik dalam ruang (Abidin, 2000). Sistem Referensi Geospasial merupakan suatu sistem koordinat nasional yang konsisten dan kompatibel dengan sistem koordinat global. Sistem tersebut secara spesifik menentukan lintang, bujur, tinggi, skala, gayaberat, dan orientasinya mencakup seluruh wilayah Indonesia, termasuk bagaimana nilai-nilai koordinat tersebut berubah terhadap waktu. Dalam realisasinya sistem referensi geospasial ini dinyatakan dalam bentuk Jaring Kontrol Geodesi Nasional. Setiap titik kontrol geodesi akan memiliki nilai koordinat awal yang didefinisikan pada epoch 2012.0 tanggal 1 Januari 2012 yang terikat pada kerangka referensi global ITRF2008.. Dalam pendekatan geodetik, ada 3 parameter yang mendefinisikan Sistem Referensi, yaitu: 1. Lokasi titik asal (titik nol) dari Sistem Koordinat. 2. Orientasi sumbu koordinat. 3. Besaran yang digunakan dalam mendefinisikan posisi suatu titik dalam Sistem Koordinat tersebut.



Untuk menjamin adanya konsistensi dan standardisasi, perlu adanya suatu sistem yang menyatakan koordinat. Sistem ini disebut Sistem Referensi Koordinat atau Sistem Referensi Geodesi dengan unsur-unsur atau parameter penyusunnya berupa Sistem Referensi, Kerangka Referensi Koordinat dan Datum Koordinat (Datum Statik, Semi Dinamik, Dinamik, Semi Kinematik, dan Kinematik). Berdasarkan orientasi sumbunya, Sistem Referensi (koordinat) ini dibagi menjadi dua jenis, yaitu: 1. Sistem terikat bumi (Conventional Terestrial System) sumbu-sumbunya ikut berotasi bersama dengan bumi, umumnya digunakan untuk menyatakan posisi titik yang berada di bumi. 2. Sistem terikat langit (Conventional Inertial System) sumbu-sumbunya diikatkan kepada benda-benda langit lain, umumnya digunakan untuk menyatakan posisi titik-titik dan objek-objek angkasa (contoh: Sistem Satelit). 3



Dalam sistem terikat ke bumi, dikenal sumbu Z mengarah ke kutub, sumbu X sejajar dengan titik Greenwich, sementara sumbu Y tegak lurus masing-masing ke sumbu Z dan X (lihat ilustrasi di gambar 1). Dalam sistem terikat ke langit dikenal sumbu Z mengarah ke Conventional Ephemeris Pole (CEP) 2000, sumbu X mengarah ke titik semi (vernal equinox), sementara sumbu Y tegak lurus masing-masing ke sumbu Z dan X. Contoh Sistem Referensi antara lain ICRS (International Celestial Reference System) dan ITRS (International Terrestrial Reference System).



Gambar. Ilustrasi parameter yang mendefinisikan Sistem Referensi (koordinat) dalam sistem terikat ke bumi (CTS), yaitu lokasi titik nol, dan orientasi arah-arah salib sumbunya terhadap tubuh bumi.



Kerangka Referensi Koordinat dimaksudkan sebagai realisasi praktis dari Sistem Referensi, sehingga sistem tersebut dapat digunakan untuk pendeskripsian secara kuantitatif posisi dari titik-titik, baik dipermukaan bumi (kerangka terestris), atau pun di luar bumi (kerangka selestial atau ekstra terestris). Kerangka Referensi biasanya direalisasikan dengan melakukan pengamatan-pengamatan geodetik, dan umumnya direpresentasikan dengan menggunakan suatu set koordinat dari sekumpulan titik maupun objek.



4



Gambar Bagan yang menujukkan Sistem Referensi Koordinat atau Sistem Referensi Geodesi dengan unsur-unsur atau parameter penyusunnya berupa Sistem Referensi, Kerangka Referensi Koordinat dan Datum Koordinat (Datum Statik, Semi Dinamik, Dinamik, Semi Kinematik, Kinematik).



I.



Datum Statik, Semi Dinamik, Dan Dinamik Apabila set (kumpulan) koordinat dari titik-titik bench mark jaring Kerangka Koordinat, masing-masing memiliki satu nilai yang definitif dan bersifat tetap dalam semua fungsi waktu (asumsi bumi statis), maka datum koordinat akan bernama datum statik. Apabila set (kumpulan) koordinat dari titik-titik bench mark jaring Kerangka Koordinat, masing-masing memiliki nilai yang berubah-ubah dalam fungsi waktu, mengikuti perubahan fisis bench mark akibat efek geodinamika dan deformasi, maka Datum Koordinat akan bermana Datum Dinamik. Sementara itu apabila set (kumpulan) koordinat dari titik-titik bench mark jaring Kerangka Koordinat, masing-masing memiliki satu nilai yang ditetapkan pada epoch reference tertentu (freeze coordinates), maka datum koordinat akan bernama Datum Semi Dinamik. Di bawah ini kita dapat lihat masing-masing dari konsep detail Datum Statik, Dinamik, dan Semi Dinamik, beserta ilustrasi gambarnya masing-masing pada gambar 4, 5, 6. Untuk mendefinisikan Datum Semi Dinamik, dan Dinamik, maka kita harus masukkan unsur Model Deformasi (bumi) untuk melihat bagaimana dinamika bumi tersebut terlihat dan apa konsekuensinya terhadap set koordinat tugu atau bench mark titik Kerangka Koordinat.



5



I.I. Datum Statik Didefinisikan ketika set (kumpulan) koordinat dari titik-titik bench mark jaring Kerangka Koordinat, masing-masing memiliki satu nilai yang definitif dan bersifat tetap dalam semua fungsi waktu. Datum Statik ini digunakan biasanya berdasarkan asumsi bumi yang bersifat tetap, atau pengaruh dinamika bumi diasumsikan tidak akan mempengaruhi nilai koordinat yang telah ditetapkan.



Gambar. Ilustrasi konsep Datum Statik suatu Sistem Koordinat. Titik-titik benchmark diberi satu nilai koordinat, dan akan berlaku definitif dalam semua fungsi waktu.



I.II. Datum Dinamik Didefinisikan ketika set (kumpulan) koordinat dari titik-titik bench mark jaring Kerangka Koordinat, masing-masing memiliki nilai yang berubah-ubah dalam fungsi waktu, mengikuti perubahan fisis bench mark akibat efek geodinamika dan deformasi. Penerapan Datum Dinamik ini berdasarkan kenyataan bumi yang Benchmark (x,y,z) bersifat dinamis, yang jelas akan mempengaruhi nilai koordinat yang ditetapkan.



Gambar. Ilustrasi konsep Datum Dinamik suatu Sistem Koordinat. Titik-titik benchmark diberi nilai koordinat yang akan berubah-ubah dalam fungsi waktu. 6



I.III.Datum Semi Dinamik Didefinisikan ketika set (kumpulan) koordinat dari titiktitik bench mark jaring Kerangka Koordinat, masing-masing memiliki satu nilai yang ditetapkan pada epoch reference tertentu (freeze coordinates). Sebagai contoh kita tentukan epoch reference-nya ke 1 januari 2000 (epoch 2000.0). Dengan adanya epoch reference tersebut kita dapat mengadopsi pengaruh geodinamika dan deformasi terhadap set (kumpulan) koordinat dengan pendekatan Model Deformasi, yang disusun dari pemodelan geodinamika dan deformasi.



Gambar. Ilustrasi konsep Datum Semi Dinamik suatu Sistem Koordinat. Koordinat dari titik-titik bench mark jaring Kerangka Koordinat, masing-masing memiliki satu nilai yang ditetapkan pada epoch reference tertentu (freeze coordinates).



Dalam hal ini, datum sangat dibutuhkan oleh sebagian disiplin ilmu khususnya Geodesi dan Geomatika dalam mendefinisikan sistem koordinat yang tepat dan menyatakan suatu posisi terhadap permukaan bumi dengan teliti serta dapat digunakan dalam suatu pengukuran juga perhitungan yang berhubungan dengan penentuan suatu posisi di permukaan bumi. Namun terdapat kendala dalam menentukan suatu posisi dengan banyaknya datum yang telah digunakan oleh disiplin ilmu Geodesi. Datum – datum tersebut ada yang bersifat local dan global. Datum tersebut mempunyai perbedaan, perbedaannya terlihat pada besar parameter utama pada datum itu sendiri, parameter utama yang dimaksud adalah setengah sumbu panjang (a), setengah sumbu pendek (b), dan penggepengan ellipsoid (f).



7



Parameter datum geodetik : •



Parameter utama, yaitu setengah sumbu panjang ellipsoid (a), setengah sumbu pendek (b), dan penggepengan ellipsoid (f).







Parameter translasi, yaitu yang mendefinisikan koordinat titik pusat ellipsoid (Xo,Yo,Zo) terhadap titik pusat bumi.







Parameter rotasi, yaitu (εx, εy, εz) yang mendefinisikan arah sumbu-sumbu (X,Y,Z) ellipsoid.







Parameter lainnya, yaitu datum geodesi global memiliki besaran yang banyak hingga mencakup konstanta-konstanta yang merepresentasikan model gaya berat bumi dan aspek spasial lainnya.



II.



Jenis datum geodetik menurut metodenya : •



Datum horizontal adalah datum geodetik yang digunakan untuk pemetaan horizontal. Dengan teknologi yang semakin maju, sekarang muncul kecenderungan penggunaan datum horizontal geosentrik global sebagai penggganti datum lokal atau regional. Datum horizontal merupakan titik referensi yang dijadikan acuan posisi. Sistem penentuan posisi menggunakan metode differensial GPS. (Global Position System (GPS) adalah teknologi yang telah berkembang, yang dapat menentukan posisi dengan akurat dan fleksibel terutama untuk navigasi, survey dan GIS.) GPS NAVSTAR (Navigation Satellite Timing and Ranging Global Positioning System) adalah navigasi berbasis satelit, waktu dan posisi. GPS memberikan posisi tigadimensi selama 24 jam sehari di seluruh dunia secara terus menerus. Teknologi ini bermanfaat bagi pengguna GPS untuk memperoleh data yang akurat untuk navigasi dengan akurasi sekitar 10 meter, untuk pemetaan dengan akurasi dalam meter sampai millimeter dengan metode penentuan posisi menggunakan GPS geodetik. Teknologi GPS memiliki sejumlah aplikasi untuk pengumpulan data GIS, survei, dan pemetaan. Ada dua metode yang digunakan untuk menentukan posisi pada titik kontrol dan penentuan posisi di laut dan sungai. Metodenya adalah static positioning dan kinematic positioning.Static positioning digunakan untuk survey pengikatan suatu posisi dan kinematic positioning biasanya untuk navigasi. Dalam static positioning, receiver GPS tidak bergerak (diam) pada satu lokasi pengamatan dan untuk kinematic positioning, terdiri dari 2



8



receiver yaitu satu receiver disebut sebagai monitor atau base, receiver keduadikenalsebagai rover ,yang pindah jalur untuk posisi. •



Datum vertikal adalah bidang referensi untuk sistem tinggi ortometris. Datum vertikal digunakan untuk merepresentasikan informasi ketinggian atau kedalaman. Biasanya bidang referensi yang digunakan untuk sistem tinggi ortometris adalah geoid. Datum vertical merupakan sebuah titik yang dijadikan sebagai acuan untuk penentuan ketinggian titik lainnya (dengan orde yang lebih rendah).Pengukuran titik kontrol vertikal dilakukan dengan menentukan perbedaan tinggi antara dua titik terhadap bidang referensi ketinggian yang sama. Penentuan ketinggian titik dilakukan dengan pengukuran sipat datar, menggunakan peralatan waterpas yang mengacu pada suatu bidang nivo (tempat kedudukan titik-titik yang mempunyai potensial gaya berat yang sama).



III.



Jenis datum geodetik menurut luas areanya : •



Datum lokal adalah datum geodesi yang paling sesuai dengan bentuk geoid pada daerah yang tidak terlalu luas. Contoh datum lokal di Indonesia antara lain : datum Genoek, datum Monconglowe, DI 74 (Datum Indonesia 1974), dan DGN 95 (Datum Geodetik Indonesia 1995).







Datum regional adalah datum geodesi yang menggunakan ellipsoid referensi yang bentuknya paling sesuai dengan bentuk permukaan geoid untuk area yang relatif lebih luas dari datum lokal. Datum regional biasanya digunakan bersama oleh negara yang berdekatan hingga negara yang terletak dalam satu benua. Contoh datum regional antara lain : -



Datum indian dan datum NAD (North-American Datum) 1983 yang merupakan datum untuk negara-negara yang terletak di benua Amerika bagian utara,



9



-



Eurepean Datum 1989 digunakan oleh negara negara yang terletak di benua eropa.



-



Australian Geodetic Datum 1998 digunakan oleh negara negara yang terletak di benua australia.







Datum global adalah datum geodesi yang menggunakan ellipsoid referensi yang sesuai dengan bentuk geoid seluruh permukaaan bumi. Karena masalah penggunaan datum yang berbeda pada negara yang berdekatan maupun karena perkembangan teknologi penentuan posisi yang mengalami kemajuan pesat, maka penggunaan datum mengarah pada datum global. Datum datum global yang pertama adalah WGS 60, WGS66, WGS 72, awal tahun 1984 dimulai penggunaan datum WGS 84, dan ITRF.



IV.



Datum Global Sistem Geodesi Dunia (Bahasa Inggris : World Geodetic System) disingkat WGS



adalah



sebuah



standar



yang



digunakan



dalam pemetaan, geodesi,



dan navigasi terdiri dari bingkai koordinat standar Bumi, Datum geodetik, (referensi permukaan standar bulat (acuan atau referensi elipsoid) untuk data ketinggian mentah, dan permukaan ekuipotensial gravitasi (geoid) dipakai sebagai pendefinisian tingkat nominal laut. Ada banyak datum yang digunakan di seluruh dunia saat ini. Beberapa dari datum yang paling umum digunakan adalah datum dari Sistem Geodetik Dunia, Datum Amerika Utara, Datum dari Ordnance Survey of Great Britain, dan European Datum; akan tetapi, ini sama sekali bukan daftar yang lengkap. Di dalam Sistem Geodetik Dunia (WGS), ada beberapa datum berbeda yang telah digunakan selama bertahun-tahun. Ini adalah WGS 84, 72, 70, dan 60. WGS 84 saat ini yang digunakan untuk sistem ini dan berlaku sampai 2010. Selain itu, ini adalah salah satu datum yang paling banyak digunakan di seluruh dunia. Pada 1980-an, Departemen Pertahanan Amerika Serikat menggunakan Sistem Referensi Geodetik, 1980 (GRS 80) dan citra satelit Doppler untuk membuat sistem geodetik dunia baru yang lebih akurat. Ini menjadi apa yang sekarang dikenal sebagai WGS 84. Dalam kerangka acuan, WGS 84 menggunakan apa yang disebut "meridian nol" tetapi karena pengukuran baru, ia bergeser 100 meter (0,062 mil) dari Meridian Utama yang digunakan sebelumnya.



10



Mirip dengan WGS 84 adalah North American Datum 1983 (NAD 83). Ini adalah datum horizontal resmi untuk digunakan di jaringan geodetik Amerika Utara dan Tengah. Seperti WGS 84, ini didasarkan pada elipsoid GRS 80 sehingga keduanya memiliki pengukuran yang sangat mirip. NAD 83 juga dikembangkan menggunakan citra satelit dan penginderaan jauh dan merupakan datum default pada sebagian besar unit GPS saat ini. Sebelum NAD 83 adalah NAD 27, sebuah datum horizontal dibangun pada tahun 1927 berdasarkan elipsoid Clarke 1866. Meskipun NAD 27 telah digunakan selama bertahun-tahun dan masih muncul di peta topografi Amerika Serikat, NAD 27 didasarkan pada serangkaian perkiraan dengan pusat geodesi yang berbasis di Meades Ranch, Kansas. Titik ini dipilih karena dekat dengan pusat geografis Amerika Serikat yang berdekatan. Yang juga mirip dengan WGS 84 adalah Ordnance Survey of Great Britain 1936 (OSGB36) karena posisi garis lintang dan garis bujur pada kedua datum sama. Namun, ini didasarkan pada ellipsoid Airy 1830 karena menunjukkan Inggris Raya , pengguna utamanya, yang paling akurat. European Datum 1950 (ED50) adalah datum yang digunakan untuk menunjukkan sebagian besar Eropa Barat dan dikembangkan setelah Perang Dunia II ketika sistem pemetaan perbatasan yang andal diperlukan. Itu didasarkan pada Ellipsoid



Internasional



tetapi



berubah



ketika



GRS80



dan



WGS84



mulai



digunakan. Saat ini garis lintang dan bujur ED50 mirip dengan WGS84 tetapi garis tersebut menjadi semakin jauh di ED50 saat bergerak menuju Eropa Timur. Ketika bekerja dengan datum peta ini atau lainnya, penting untuk selalu menyadari datum mana peta tertentu dirujuk karena seringkali ada perbedaan besar dalam hal jarak antara tempat ke tempat di setiap datum yang berbeda. "Pergeseran datum" ini kemudian dapat menyebabkan masalah dalam hal navigasi dan / atau dalam mencoba menemukan tempat atau objek tertentu karena pengguna datum yang salah terkadang dapat berjarak ratusan meter dari posisi yang diinginkan. Bagaimanapun, datum mana pun yang digunakan, mereka mewakili alat geografis yang kuat tetapi paling penting dalam kartografi, geologi, navigasi, survei, dan kadang-kadang bahkan astronomi. Sebenarnya, "geodesi" (ilmu tentang pengukuran dan representasi bumi) telah menjadi subjek tersendiri dalam bidang ilmu kebumian. Datum geodesi yang menggunakan ellipsoid referensi yang sesuai dengan bentuk geoid seluruh permukaaan bumi. Karena masalah penggunaan datum yang 11



berbeda pada negara yang berdekatan maupun karena perkembangan teknologi penentuan posisi yang mengalami kemajuan pesat, maka penggunaan datum mengarah pada datum global. Datum datum global yang pertama adalah WGS 60, WGS66, WGS 72, awal tahun 1984 dimulai penggunaan datum WGS 84, dan ITRF (International Terestrial Reference System).



IV.I. World Geodetic System 1984 (WGS 84) Elipsoid dengan dimensi tertentu yang digunakan untuk hitungan geodesi dinamakan Elipsoid Referensi. Indonesia telah 2 kali mengganti elipsoid referensi pemetaannya. Elipsoid Bessel 1841 telah digunakan pada masa kurun waktu 1862 – 1974. Selanjutnya pada tahun 1974, Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Republik Indonesia (Bakosurtanal) menggantinya dengan Geodetic Reference System 1967 (GRS-67). Terakhir, pada tahun 1996 GRS-67 diganti dengan WGS-84, kemudian pada tahun 2013 melalui Peraturan Kepala Badan Informasi Geospasial Nomor 15 Tahun 2013, Elipsoida referensi yang digunakan adalah WGS 84. WGS84 dikelola oleh suatu Institusi di Amerika Serikat yang dikenal the National Geospatial Intellegency Agency (NGA), yang sebelumnya the National Imagery and Mapping Agency (NIMA) menggantikan the Defence Mapping Agency (DMA). Dalam pengembangan WGS84 sebagai suatu system referensi untuk pertama kali, DMA lah yang mendapat tanggungjawab, dan menginisiasi realisasi kerangka referensi WGS84. 1) WGS-84 : Sistem Referensi Koordinat. Sebagai system referensi Koordinat Elipsoid WGS-84 dirancang agar sedekat mungkin dengan ITRS, dimana sebagai sistem refrensi koordinat WGS-84 adalah geosentrik dimana pusat (origin) elipsoid berimpit dengan pusat massa bumi, dengan pengaturan sistem referensi koordinat dengan system koordinat kartesian dan system koordinat geodetik sebagai berikut : a. Sistem koordinat kartesiannya mengikuti aturan sebagai berikut. ▪



Originnya merupakan pusat massa bumi, sehingga pusat elipsoid juga merupakan pusat bumi ;







Sumbu z mengarah ke kutub utara rata-rata atau Conventional International



Origin



(CIO),



sebagaimana



International Earth Rotation Service;



12



ditetapkan



oleh







Sumbu x merupakan perpotongan bidang meridian acuan (Greenwich Mean Astronomical Meridian, sebagaimana ditetapkan oleh Bureau International l’Heure) dan bidang ekuator;







Sumbu y menyesuaikan terhadap sumbu x dan z, dengan mengikuti aturan tangan kanan.



b. Sistem koordinat geodetik mengikuti aturan sebagai berikut. ▪



Meridian elips yang melewati Observatorium Greenwich dipakai sebagai dasar untuk menghitung salah satu unsur koordinat (bujur tempat), sedang bidang Ekuator digunakan untuk menghitung unsur koordinat yang kedua (lintang tempat).







Titik yang terletak di sebelah timur meridian Greenwich harga bujurnya diberi tanda positif (+), sedang yang terletak di sebelah barat meridian acuan tersebut diberi tanda negatif (-).







Titik yang terletak di sebelah utara Ekuator harga lintangnya diberi tanda positif (+), sedang yang terletak di sebelah selatan Ekuator diberi tanda negatif (-)



2) WGS 84 sebagai Elipsoida WGS-84 merupakan bidang/model matematik yang saat ini dianggap paling mendekati besar dan bentuk bumi. Elipsoid ini dipakai sebagai bidang referensi pemetaan nasional di Indonesia. Ada empat parameter yang mendefinisikan WGS-84 tersebut, yaitu sebagai berikut. ▪



Setengah sumbu panjang elipsoid



= a = 6 378 137 meter.







Penggepengan (flattening)



= f = 1 / 298,257 223 563.







Kecepatan angular bumi



= ω = 7 292 115 x 10-11



rad/sekon. ▪



Konstanta gravitasi bumi (termasuk atmosfer) = G = 3 986 005 x 10-8 m 3 /sekon2 .



WGS-84 ini hampir identik dengan elipsoida the Geodetic Reference System 1980 (GRS80) yang sama-sama berkorelasi dengan ITRF. Perbedaan terdapat pada nilai besaran nilai pegepengan atau flattening, yang tidak



13



berpengaruh signifikan pada aplikasi praktis. Parameter-parameter elipsoid WGS-84 dan GRS80, diringkas pada Tabel 2 (Subarya,2019) dibawah.



Ellipsoid



Semi-major axis (m)



Inverse flatterting



GRS80



6378137 m



298.257222101



WGS84



6378137 m



298.257223563



3) WGS-84 sebagai Kerangka Referensi. WGS-84 merupakan salah satu datum (acuan) bagi orbit satelit, sehingga oleh U.S. Defense Mapping Agency dinyatakan sebagai model referensi geodetik global. Kerangka referensi WGS84 adalah merupakan realisasi dari system referensi WGS-84 melalui koordinat terdefinisi di 11 stasiun monitoring referensi yang terdistribusi global (Gambar 9) dan nilai besaran kecepatan perubahan linier koordinat atau velocities ikut diperhitungkan (Wong et al., 2012 dalam Subarya, 2019). Stasiun stasiun kontrol referensi ini, berikut nilai koordinatnya selanjutnya diaplikasikan untuk menghitung orbit-orbitsatelit GPS pada konstelasinya. Maka pada saat penentuan posisi dimuka bumi dengan menggunakan metode pengamatan satelit GPS, nilai koordinat yang diperoleh bereferensi pada kerangka referensi WGS-84.



Gambar. Jaring Stasiun Monitor GPS Global



Di mulai pada tahun 2014 atau tepatnya setelah 13 Oktober 2013, realisasi terkini system WGS-84 adalah merupakan evolusi ke-enam dari rangkaian realisasinya. Pada urutan realisasi WGS84 dibedakan oleh notasi 14



GPS Week yang menunjukkan kapan kerangka referensi diberlakukan, contoh : pada 8 Pebruari 2012 adalah GPS Week 1674, „WGS84(G1674)‟. Realisasi ke-enam kerangka referensi WGS84 diringkas pada Tabel 3. (Malys et al., 2016, dalam 16 Subarya 2019), yang mengindikasikan sejak Januari 2002 ketidak-tentuan (uncertainty) pada penentuan posisi dengan kerangka referensi WGS-84 relatif terhadap ITRF2008 adalah « 2 cm



Tabel. Realisasi Kerangka Referensi WGS 84



Selanjutnya untuk mengetahui tentang realisasi WGS84 terkini, Wong et al., 2012 dan Malys et al., 2016 memberikan penjelasan lebih detail. Di mana realisasi WGS84(G1674) dan WGS84(G1762) di 11 stasiun monitoring GPS yang terdistribusi global, disekutukan langsung ke nilai koordinat ITRF2008 berikut velocities yang dipublikasi oleh IERS. Diimplementasikan oleh the GPS Operational Control Segment (OCS) pada 8 Pebruari 2012 „WGS84(G1674)‟ dan 13 Oktober 2013 „WGS84(G1762)‟, yang keduanya pada epoch 2005.0. (Subarya, 2019). Evolusi kerangka referensi ITRF dan WGS84 adalah bersifat dinamik tiada lain adalah untuk menuju pada target akhir stabilitas realisasi „geocenter‟, pusat massa gayaberat Bumi, dengan tingkat ketelitian 0,1 mm/tahun dan stabilitas faktor-skala 0,01 ppb/tahun atau 0,1 mm/tahun (Blewitt, 2003). Pencapaian terkini, pada evolusi sampai ITRF2008 stabilitas realisasi „geocenter‟ pada tingkat ketelitian 0,5 mm/tahun, dan stabilitas faktorskala 0,2 mm/tahun (Wu et al., 2012, dalam Subarya 2019).



15