Tugas KDK [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TEORI & MODEL KEPERAWATAN Teori merupakan kumpulan konsep,definisi,dan usulan yang memproyeksikan sebuah pandangan sistematis tentang suatu fenomena dengan merancang hubungan khusus antar konsep,guna menggambarkan,menjelaskan,memprediksi,dan atau mengendalikan fenomena yang ada. Keperawatan sebagai sebuah ilmu tentu harus didukung oleh teori-teori keperawatan.Tujuan pengembangan teori keperawatan sendiri adalah untuk menumbuhkan serta mengembangkan pengetahuan yang diharapkan mampu membantu serta mengembangkan praktik keperawtan dan pendidikan keperawatan. Ada 3 pendekatan dalam pengembangan dan pembentukan teori keperawatan yaitu : 1) Meminjam teori dari disiplin ilmu lain yang relevan dengan tujuan keperawatan dan mengintegrasikannya kedalam ilmu keperawatan. 2) Menganalisis situasi praktik keperawatan dalam rangka mencari konsep yang berkaitan dengan praktik keperawatan. 3) Menciptakan suatu kerangka konsep yang memungkinkan pengembangan teori keperawatan. Beberapa teori dan model keperawatan : A. Teori Florence Nightingale Nightingale merupakan pelopor ilmu keperawatan yang lahir pada tanggal 12 Mei 1820 di Florence,Itali.Pada tahun 1851,ia mengikuti pelatihan perawatan untuk pertama kalinya di Kaiserwerth,Jerman.Selama perang Crimea,Nightingale menjadi tenaga sukarelawan di scutari,Turki. Nightingale dikenal sebagai “Lady Of The Lamp” oleh kaum laki-laki,karena ia selalu membawa lentera lilin buatan Turki setiap kali melewati koridor-koridor yang dipenuhi oleh orajurit yang terluka. Nightingale membuat sebuah teori yang dikenal sebagai teori yang dikenal sebagai teori keperawatan modern (Modern Nursing).Titik berat teori ini adalah



pada aspek lingkungan.Nightingale meyakini bahwa kondisi lingkungan yang sehat penting untuk penanganan perawatan yang layak.Komponen lingkunga yang berpengaruh pada kesehatan yaitu:  Udara Segar ; Ia berkeyakinan bahwa ketersediaan udara segar secara   



terus-menerus merupakan prinsip utama dalam keperawatan. Air bersih Saluran pembuangan yang efisien Kebersihan ; ia berpendapat,kondisi kesehatan klien sangat dipengaruhi







oleh tingkat kebersihan,baik kebersihan klien,perawat,maupun lingkungan. Cahaya matahari ; nightingale yakin sinar matahari dapat memberi manfaat yang besar bagi kesehatan klien.



Model Teori Nightingale Klien Perawat



Kesehatan Lingkungan



Pengaruh Teori Nightingale Terhadap Keperawatan Teori Nightingale merupakan langkah awal dalam formalisasi dan pengembangan ilmu keperawatan selanjutnya.Ia telah meletakkan suatu pijakan bagi



pengembangan



teori



keperawatan



sesudahnya.Disadari



atau



tidak,Nightingale telah memberi pedoman umum bagi perawat dalam merawat klien.Prinsip-prinsip dasar perbaikan lingkungan dan penanganan psikologis terhadapp klien dapat diterapkan dengan modifikasi dalam banyak tatanan perawatan kontemporer.Ide-ide nightingale telah mendorong pemikiran produktif bagi perawat dan profesi keperawatan. B. Teori Virginia Henderson



Virginia Henderson lahir di Kansas City,Missouri pada 1897.Ia tertarik dengan keperawatan selama perang dunia I karena keinginannya untuk membantu personel militer yang sakit atau terluka. Menurut Henderson definisi mengenai keperawatan dipengaruhi oleh latar belakang pendidikannya,sedangkan tugas unik perawat adalah membantu individu baik dalam keadaan sakit maupun sehat melalui upayanya melaksanakan berbagai aktivitas guna mendukung kesehatan atau penyembuhan individu. Konsep utama dalam teori Handerson mencakup : 1) Manusia ; Henderson melihat manusia sebagai individu yang membutuhkan bantuan untuk meraih kesehatan.Kebutuhan dasar manusia menurut henderson mencakup kebutuhan Biologis,Psikologis,Sosiologis,dan spiritual. 2) Keperawatan ; Perawat mempunyai fungsi independence di dalam penanganan



perawatan



berdasarkan



kebutuhan



dasar



manusia,untuk



menjalankan fungsi tersebut perawat harus memiliki pengetahuan biologis maupun soaial. 3) Kesehatan ; Sehat adalah kualitas hidup yang menjadi dasar seseorang dapat berfungsi bagi kemanusiaan.Individu akan meraih atau mempertahankan kesehatan bila mereka memiliki kekuatan,kehendak,serta pengetahuan yang cukup. 4) Lingkungan ; Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait dengan aspek lingkungan.  Individu yang sehat mampu mengontrol lingkungan mereka,namun   



kondisi sakit akan menghambat kemempuan tersebut Perawat harus mampu melindungi pasien dari cedera mekanis Perawat harus memiliki pengetahuan tentang keamanan lingkungan Dokter menggunakan hasil observasi dan penilaian perawat sebagai dasar







dalam memberikan resep Perawat harus meminimalkan peluang terjadinya luka melalui saran-saran







tentang konstruksi bangunan dan pemeliharaannya Perawat harus tahu tentang kebiasaan sosial dan praktik keagamaan untuk memperkirakan adanya bahaya.



C. Teori Imogene King



Imogene King lahir pada tahun 1923.Ia meraih diploma dalam ilmu keperawatan dari St. John’s Hospital School Of Nursing di St.Louis pada tahun 1945.Pada tahun 1971,ia mempublikasikan bukunya yang berjudul Toward a Theory Of Nursing: General Concepts Of Human Behavior. King mengenalkan beberapa asumsi sebagai dasar kerangka konseptualnya : 1) Keperawatan ; keperawatan dipandang sebagai proses interpersonal aksi,reaksi,interaksi dan transaksi sehingga model keperawatan King dikenal sebagai “An Interaction Model”. 2) Individu ; menurut King individu mempunyai hak untuk mengetahui berbagai hal menyangkut dirinya,hak untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan maupun hak untuk menerima atau menolak perawatan kesehatan. 3) Kesehatan ; kesehatan dipandang sebagai bagian dinamis dalam lingkaran kehidupan,sedangkan penyakit merupakan bagian dalam lingkaran kehidupan tersebut. 4) Lingkungan ; King menyatakan,”pemahaman mengenai tata cara manusia berinteraksi



dengan



lingkungannya



guna



mempertahankan



kesehatan



merupakan inti dari perawat”. D. Teori Dorothea E. Orem Orem lahir di Baltimore dan lulus dari Prividence Hospital School of Nursing pada 1930.Menurut Orem,asuhan keperawatan dilakukan dengan keyakinan bahwa setiap orang mempunyai kemampuan untuk merawat diri sendiri.Orem melabeli teorinya sebagai teori umum yang terdiri atas 3 teori yaitu : 1) Teori Self-Care Kebutuhan perawatan diri menurut Orem,meliputi pemeliharaan udara, air/cairan, makanan, proses eliminasi normal,keseimbangan antara aktivitas dan istirahat, keseimbangan antara solitud dan interaksi sosial,pencegahan bahaya bagi kehiduupan, fungsi,dan kesejahteraan manusia,serta upaya meningkatkan fungsi dan perkembangan individu dalam kelompok sosial sesuai dengan potensi, keterbatasan, dan keinginan untuk normal. 2) Teori Self-care deficit



Teori self-care deficit merupakan inti dari General Theory of Nursing yang menggambarkan dan menjelaskan mengapa manusia dapat dibantu melalui ilmu keperawatan serta kapan keperawatan diperlukan.Defisit perawatan diri ini terjadi ketika seseorang tidak dapat memelihara diri mereka sendiri. 3) Teori Nursing System Teori nursing system (sistem keperawatan) membahas bagaimana kebutuhan perawatan diri klien dapat dipenuhi oleh perawat,klien,atau keduanya.Sistem Keperawatan ini ditentukan atau disusun berdasarkan kebutuhan perawatan diri dan kemampuan klien untuk melakukan perawatan klien. E. Martha Elizabeth Roger lahir pada tanggal 12 Mei 1914 di Dallas, Texas. Beliau memulai karir sarjananya ketika beliau masuk di Universitas Tennessee di Knoxville pada tahun 1931.Roger menjelaskan bahwa keperawatan merupakan profesi yang menggabungkan unsur ilmu pengetahuan dan seni. Dasar teori Rogers adalah ilmu tentang asal usul manusia dan alam semesta seperti antropologi, sosiologi, agama, filosofi, perkembangan sejarah dan mitologi. Teori Rogers berfokus pada proses kehidupan manusia secara utuh. Hubungan



Teori



Keperawatan



Martha



E.



Rogers



dengan



Riset



Keperawatan Model konseptual abstrak yang di kemukakan Martha E Rogers secara langsung memiliki hubungan dengan riset dan pengembangan ilmu keperawatan. Model konseptualnya memberikan arah dan stimulus untuk aktifitas keilmuan tersebut. Model keperawatan Rogers menunjukkan betapa uniknya realita profesi keperawatan. Peneliti yang memiliki asumsi dan pemahaman seperti konsep Martha E Rogers akan menemukan mendapatkan pandangan yang jelas tentang



seperti apakah sesungguhnya bekerja sebagai perawat. Secara jelas dalam konsepnya Martha E Roger menunjukkan bahwa kebutuhan kritis dalam keperawatan adalah merupakan dasar pengetahuan dalam aktifitas penelitian keperawatan.



DAFTAR PUSTAKA Asmadi. ( 2008 ) . Konsep Dasar Keperawatan.Jakarta:EGC http://perawattegal.wordpress.com/tag/model-konseptual-martha-elizabeth-roger, diakses pada tanggal 26 juli 2012.pukul:21.53 http://perawattegal.wordpress.com/tag/teori-keperawatan-menurut-roger, diakses pada tanggal 26 juli 2012.pukul:21.53



PENDEKATAN SISTEM DALAM KEPERAWATAN Sistem perawatan kesehatan berubah dengan cepat. Perawat jaman sekarang berhadapan dengan perawatan klien yang mengharapkan asuhan keperawatan yang berkualitas dan mengharapkan perawatan profesional sebagai penyedia perawatan kesehatan terdidik dengan baik. Pelayanan keperawatan mempunyai peranan penting dalam menentukan keberhasilan pelayanan kesehatan secara keseluruhan. Salah satu faktor yang mendukung keyakinan diatas adalah kenyataan yang dapat dilihat di unit pelayanan kesehatan seperti di rumah sakit, di mana tenaga yang selama 24 jam harus berada di sisi pasien adalah tenaga perawat profesional yang dimiliki oleh sebagian besar jenis tenaga ini. Pendekatan sistem dapat didefinisikan untuk memandang sesuatu sebagai suatu sistem yang terdiri dari unsur-unsur, komponen-komponen, elemen-elemen atau unit-unit yang saling berhubungan, saling berinteraksi, saling tergantung dalam mencapai tujuan. Pendekatan sistem meliputi cara berpikir tentang



fenomena secara keseluruhan, metode atau teknik dalam memecahkan masalah atau pengambilan keputusan (kesadaran adanya masalah karena berbagai faktor).



A. PENDIDIKAN KEPERAWATAN Pendidikan dalam keperawatan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya sesuai dengan ilmu dan kiat keperawatan yang dimilikinya sehingga dapat diaplikasikan dalam bentuk pelayanan professional yang berbentuk bio-psiko-sosio-spiritual yang komprehensif, ditujukan kepada individu, keluarga kelompok dan masyarakat, baik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia. B.TUJUAN PENDIDIKAN DALAM KEPERAWATAN Tujuan pendidikan sering bersifat sangat umum, seperti menjadi manusia yang baik, bertanggung jawaab, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, mengabdi kepada masyarakat, bangsa dan negara, dan sebagainya.Dalam dunia pendidikan dikenal sejumlah usaha untuk menguraikan tujuan yang sangat umum tersebut. Salah seorang diantaranya adalah Herbert Spencer (1860) yang menganalisis tujuan pendidikan dalam lima bagian, yang berkenaan dengan: 1. Kegiatan demi kelangsungan hidup. 2. Usaha mencari nafkah. 3. Pendidikan anak. 4. Pemeliharaan hubungan dengan masyarakat dan negara.



5. Penggunaan waktu senggang. Tujuan pendidikan yang dikemukakan Herbert Spencer tersebut didasarkan atas apa yang dianggapnya paling berharga dan perlu untuk setiap orang bagi kehidupannya dalam masyarakat. Bloom cs mebedakan tiga kategori tujuan pendidikan, yaitu : 1. Kognitif (head) Tujuan kognitif berkenaan dengan kemampuan individual mengenal dunia sekitarnya yang meliputi perkembangan intelektual atau mental. Tujuan kognitif dibagi dalam 6 bagian, yaitu; a)



Knowledge (Pengetahuan)



Meliputi informasi dan fakta yang dapat dikuasai melalui hafalan untuk diingat. b)



Comprehension (Pemahaman)



Merupakan kesanggupan untuk menyatakan suatu definisi, rumusan, menafsirkan suatu teori. c)



Application (Penerapan)



Merupakan kesanggupan menerapkan atau menggunakan suatu pengertian, konsep, prinsip, teori yang memerlukan penguasaan pengetahuan dan pemahaman yang lebih mendalam. d)



Analysis (Analisis)



Yaitu kemampuan untuk menguraikan sesuatu dalam unsur-unsurnya misalnya analisis hubungan antara masyarakat dengan alam dan jagad raya. e)



Synthesis (Sintesis)



Yaitu kesanggupan untuk melihat hubungan antara sejumlah unsur. f)



Evaluation (Penilaian)



Penilaian berdasarkan bukti-bukti atau kriteria tertentu. 2. Afektif (heart) Tujuan afektif mengenai perkembangan sikap, perasaan, dan nilai-nilai atau perkembangan emosional dan moral. Tujuan afektif dibagi dalam 5 bagian, yaitu; a)



Receiving



Menerima, menaruh perhatian terhadap nilai tertentu. b)



Responding (Merespon)



Yaitu memperlihatkan reaksi terhadap norma tertentu, menunjukan kesediaan dan kerelaan untuk merespon, merasa puas dalam merespon. c)



Valuing (Menghargai)



Yaitu menerima suatu norma, menghargai suatu norma, dan mengikat diri pada norma tersebut. d)



Organization (Organisasi)



Membentuk suatu konsep tentang suatu nilai, menyusun suatu sistem nilai-nilai. e)



Characterization by Value or Value Complex



Mewujudkan nilai-nilai dalam pribadi sehingga merupakan watak seseorang, norma itu menjadi bagian diri pribadi. 3. M.Psikomotor (hand) Tujuan psikomotor menyangkut perkembangan keterampilan yang mengandung unsur motoris. Peran perawat tidak hanya care giver (pemberi asuhan) saja tetapi juga sebagai concelor, educator dan concultant, sehingga dengan perannya tersebut seorang perawat memerlukan pengetahuan tentang pendidikan agar bisa memberikan pendidikan secara sistematis sesuai cara, metode dan media pendidikan yang benar dan tepat terhadap klien, sehingga hasil dari pendidikan yang diberikan kepada klien bisa tercapai tepat sasaran dan tepat guna.



C.PERAWAT MASA DEPAN Perkembangan keperawatan sebagai pelayanan profesional didukung oleh ilmu pengetahuan dan teknologi yang diperoleh dari pendidikan dan pelatihan yang terarah dan terencana.Di Indonesia, keperawatan telah mencapai kemajuan yang sangat bermakna bahkan merupakan suatu lompatan yang jauh kedepan. Hal ini bermula dari dicapainya kesepakatan bersama pada Lokakarya Nasional Keperawatan pada bulan Januari 1983 yang menerima keperawatan sebagai pelayanan profesional (profesional service) dan pendidikan keperawatan sebagai pendidikan profesi (professional education).



Dalam Lokakarya Keperawatan tahun 1983, telah dirumuskan dan disusun dasardasar pengembangan Pendidikan Tinggi Keperawatan. Sebagai realisasinya disusun kurikulum program pendidikan D-III Keperawatan, dan dilanjutkan dengan penyusunan kurikulum pendidikan Sarjana (S1) Keperawatan.Keperawatan sebagai suatu profesi, dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawab pengembanggannya harus mampu mandiri.Diperkirakan bahwa dimasa datang tuntutan kebutuhann pelayanan kesehatan termasuk pelayanan keperawatan akan terus meningkat baik dalam aspek mutu maupun keterjangkauan serta cakupan pelayanan.Dengan demikian keperawatan perlu terus mengalami perubahan dan perkembangan sejalan dengan perubahan yang terjadi diberbagai bidang lainnya.Dalam memnghadapi tuntutan kebutuhan dimasa datang maka langkah konkrit yang harus dilakukan antara lain adalah : penataan standar praktek dan standar pelayanan/asuhan keperawatan sebagai landasan pengendalian mutu pelayanan keperawatan secara professional, penataan sistem pemberdayagunaan tenaga keperawatan sesuai dengan kepakarannya, pengelolaan sistem pendidikan keperawatan yang mampu menghasilkan keperawatan professional serta penataan sistem legilasi keperawatan untuk mengatur hak dan batas kewenangan, kewajiban, tanggung jawab tenaga keperawatan dalam melakukan praktek keperawatan. D. SISTEM PENYAMPAIAN KESEHATAN Penyampaian kesehatan salah satunya dilakukan dengan mengadakan penyuluhan kesehatan. Beberapa factor yang perlu diperhatikan agar penyuluhan kesehatan dapat mencapai sasaran yaitu : 1. Tingkat pendidikan Pendidikan dapat mempengaruhi cara pandang seseorang terhadap informasi baru yang diterimanya 2. Tingkat social ekonomi



Semakin tinggi tingkat social ekonomi seseorang, semakin mudah pula dalam menerima informasi baru 3. Kepercayaan Masyarakat Masyarakat lebih memerhatikan informasi yang disampaikan oleh orang-orang yang mereka sudah kenal, karena sudah ada kepercayaan masyarakat dengan penyampaian informasi 4. Ketersediaan waktu di masyarakat Waktu penyampaian informasi harus memperhatikan tingkat aktivitas masyarakat untuk menjamin tingkat kehadiran masyarakat dalam penyuluhan Metode yang dapat dipergunakan dalam menyampaikan penyuluhan kesehatan : 1. Metode ceramah Suatu cara dalam menerangkan suatu ide, pengertian, dan pesan secara lisan kepada sekelompok orang sehingga memperoleh informasi tentang kesehatan 2. Metode diskusi kelompok Pembicaraan yang telah direncanakan dan telah dipersiapkan tentang suatu topic dengan seorang pemimpin diskusi yang telah ditunjuk. 3. Metode curah pendapat Suatu bentuk pemecahan masalah dimana setiap anggota mengusulkan semua kemungkinan pemecahan masalah yang terpikirkan oleh masing-masing peserta, dan evaluasi terhadap pendapat-pendapat tadi dilakuka kemudian 4. Metode seminar Suatu cara dimana sekelompok orang berkumpul untuk membahas suatu masalah dibawah bimbingan seorang yang ahli yang menguasai bidangnya



DAFTAR PUSTAKA http://www.scribd.com/doc/38994343/pendekatan-sistem-dalam-keperawatan diakses pada tanggal 28 juli 2012.pukul:10.55 http://dhanwaode.wordpress.com/2011/01/26/pendidikan-dalam-keperawatan diakses pada tanggal 28 juli 2012.pukul:11.25 http://gost4ria.student.umm.ac.id/2010/01/28/seorang-perawat-muslim diakses pada tanggal 28 juli 2012.pukul:12.17



PERAN ORGANISASI PROFESI KEPERAWATAN A.PENGERTIAN ORGANISASI PROFESI Organisasi profesi merupakan organisasi yang anggotanya adalah para praktisi yang menetapkan diri mereka sebagai profesi dan bergabung bersama untuk melaksanakan fungsi-fungsi sosial yang tidak dapat mereka laksanakan dalam kapasitas mereka sebagai individu. 1. CIRI-CIRI ORGANISASI PROFESI



Menurut Prof. DR. Azrul Azwar MPH (1998), ada 3 ciri organisasi : a) Umumnya untuk satu profesi hanya ada satu organisasi profesi yang para anggotanya berasal dari satu profesi saja dalam arti telah menyelesaikan pendidikan profesi dengan dasar-dasar keilmuan yang sama. b) Misi utama organisasi profesi adalah untuk merumuskan kode etik (Code of professional



ethnic)



competency)



serta



merumuskan



kompetensi



memperjuangkan



tegaknya



profesi



(professional



kebebasan



profesi



(professional autonomous). c) Kegiatan pokok organisasi profesi adalah menetapkan serta merumuskan standar pelayanan profesi (standar of professional services) yang mana kode etik termasuk kedalamnya, merumuskan dan menetapkan standar pendidikan dan pelatihan profesi (standar of professional education and training ) serta menetapkan dan memperjuangkan kebijakan dan politik profesi (professional policy).



2. PERAN ORGANISASI PROFESI Organisasi profesi dalam pembuatan dan pengembangan profesi keperawatan berperan sebagai berikut : a) Pembinaan, pengembangan dan pengawasan mutu pendidikan keperawatan. b) Pembinaan, pengembangan dan pengawasan pelayanan keperawatan. c) Pembinaan, pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan. d) Pembinaan, pengembangan dan pengawasan kehidupan profesi.



3. FUNGSI ORGANISASI PROFESI Dalam pelaksanaan peran-peran organisasi profesi maka organisasi berfungsi : 1. Dalam bidang pendidikan keperawatan. 1. Penetapan standar pendidikan keperawatan. 2. Pengembangan pendidikan keperawatan berjenjang berlanjut. 3. Dalam bidang pelayanan keperawatan. 4. Penetapan standar profesi keperawatan. 5. Pemberian izin praktek / rekomendasi. 6. Pemberian registrasi tenaga keperawatan. 7. Penyusunan dan pemberlakuan kode etik keperawatan. 8. Dalam bidang iptek 



Merencanakan, melaksanakan, dan mengawasi riset







keperawatan Merencanakan,



melaksanakan



dan



mengawasi



perkembangan. 9. Dalam bidang kehidupan profesi 



Membina, mengawasi organisasi profesi itu sendiri







Membina kerja sama dengan penerintah, masyarakat,







profesi lain antar anggota Membina kerja sama dengan organisasi profesi sejenis







dengan Negara lain / internasional Membina, mengupayakan dan



mengawasi



kesejahteraan anggota. 4. MANFAAT ORGANISASI PROFESI Apabila organisasi profesi bekerja dengan baik dan lancar banyak manfaat yang akan diperoleh, akan tetapi menurut Brecko 1989, minimal ada 4 manfaat yakni : a) b) c) d)



Dapat lebih mengembangkan dan memajukan profesi. Dapat menertibkan dan memperluas bidang gerak profesi. Dapat menghimpun dan menyatukan pendapat warga profesi. Dapat memberikan kesempatan kepada semua anggota untuk berkarya dan berperan aktif dalam mengembangkan dan memajukan profesi.



Organisasi keperawatan tingkat nasional yang merupakan wadah bagi perawat di Indonesia adalah Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) yang didirikan pada tanggal 17 Maret 1974 dan merupakan gabungan dari berbagai organisasi keperawatan saat itu. PPNI pada awalnya terbentuk dari penggabungan beberapa organisasi keperawatan seperti IPI (Ikatan Perawat Indonesia), PPI (Persatuan Perawat Indonesia), IGPI (Ikatan Guru Perawat Indonesia), IPWI (Ikatan Perawat Wanita Indonesia). Dalam penggabungan ini IBI (Ikatan Bidan Indonesia) tidak ikut serta karena mempunyai anggapan bahwa bidan adalah profesi sendiri. Setiap orang yang telah menyelesaikan pendidikan keperawatan yang sah dapat mendaftarkan diri sebagai anggota PPNI dan semua siswa/mahasiswa keperawatan yang sedang belajar dapat disebut calon anggota.



 Fungsi PPNI 1. Sebagai wadah tenaga keperawatan yang memiliki kesatuan kehendak sesuai dengan posisi jabatan, profesi dan lingkungan untukmencapai tujuan organisasi 2. Mengembangkan dan mengamalkan pelayanan kesehatan yang berorientasi pada program-program pembangunan manusia secara holistic tanpa membedakan golongan, suku, keturunan, agama/kepercayaan terhadap Tuhan YME 3. Menampung,memadukan,menyalurkan dan memperjuangkan aspirasi tenaga keperawatan serta mengembangkan keprofesian dan kesejahteraan tenaga keperawatan. B. STRUKTUR ORGANISASI PPNI  Jenjang organisasi 1. Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PPNI 2. Dewan Pimpinan Daerah Tingkat I (DPD I) PPNI 3. Dewan Pimpinan Daerah Tingkat II (DPP II) PPNI 4. Komisariat PPNI (pengurus pada institusi dengan jumlah anggota 25 orang)  Struktur organisasi tingkat pusat 1. Ketua umum Ketua-ketua : a. Pembinaan Organisasi



b. Pembinaan pendidikan dan latihan c. Pembinaan pelayanan d. Pembinaan IPTEK e. Pembinaan kesejahteraan



2. Sekretaris Jenderal Sekretaris berjumlah 5 orang yang dibagi sesuai dengan pembidangan ketua-ketua dan Departemen a. Departemen organisasi, keanggotaan dan kaderisasi b. Departemen pendidikan c. Departemen pelatihan d.Departemen pelayanan di RS e. Departemen pelayanan di puskesmas f. Departemen penelitian g. Departemen hubungan luar negeri h. Departemen kesejahteraan anggota i.Departemen pembinaan yayasan



Lama kepengurusan adalah 5 tahun dan dipilih dalam Musyawarah Nasional atau Musyawarah Daerah yang juga diselenggarakan untuk : a) .Menyempurnakan AD / ART b) .Perumusan program kerja c) Pemilihan Pengurus PPNI juga menyelenggarakan rapat pimpinan (rapim) dan rapat pimpinan daerah (rapimda) setiap 2 tahun sekali dalam rangka evaluasi dan penyempurnaan program kerja berikutnya. Selain itu, PPNI juga mengadakan rapat bulanan atau harian sesuai dengan kebutuhan. Keanggotaan PPNI biasanya terdiri dari tenaga perawat. Namun demikian terdapat juga anggota non – perawat yang telah berjasa dibidang keperawatan dan mereka ini termasuk dalam anggota luar biasa/kehormatan. Sumber dana PPNI : uang pangkal, iuran bulanan dan sumber-sumber lain yang sah. Program kerja utama PPNI : 1. Pembinaan organisasi dan keanggotaan 2. Pengembangan dan pembinaan pendidikan 3. Pengembangan dan pembinaan serta pendidikan dan latihan keperawatan 4. Pengembangan dan pembinaan pelayanan keperawatan di rumah sakit 5. Pengembangan dan pembinaan pelayanan keperawatan di puskesmas 6.Pembinaan dan Pengembangan IPTEK 7. Pembinaan dan Pengembangan kerja sama dengan profesi lain dan organisasi keperawatan internasional



8. Pembinaan dan Pengembangan sumber daya/yayasan 9. Pembinaan dan Pengembangan kesejahteraan anggota. PERAN PPNI SEBAGAI ANGGOTA ICN: Mendorong RUU Praktik Keperawatan segera diterbitkan sebagai Undang Undang



Praktik



Keperawatan



yang



melindungi



masyarakat



dan



perawat.Memperjuangkan terwujudnya lingkungan kerja yang positif dan yang mengampu profesionalisme perawat dengan ketersediaan sumber serta sistem pelayanan kesehatandengan mengintegrasikan kepakaran berbagai pemberi pelayanan kesehatan



dalam proses



pengambilan



keputusan



yang



berpihak



kepada



masyarakat.Memainkan peran penting dalam memberikan advokasi tentang lingkungan kerja yangsehat.



DAFTAR PUSTAKA http://stikeskabmalang.wordpress.com/2009/10/05/organisasi-profesi-keperawatan diakses pada tanggal 27 juli 2012.pukul: 21.00 http://syehaceh.wordpress.com/2008/06/03/organisasi-profesi-keperawatan di akses pada tanggal 27 juli 2012.pukul: 21.11



http://www.scribd.com/doc/26148656/Hand-Out-Peran-Organisasi-Ppni di akses pada tanggal 27 juli 2012.pukul: 21.27



TUGAS KDK



TEORI DAN MODEL KEPERAWATAN, PENDEKATAN SISTEM KEPERAWATAN, PERAN ORGANISASI PROFESI KEPERAWATAN



OLEH: NAMA



: NURHASANAH



STAMBUK



: 14220110004



KELAS



:A



JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA 2012