4 0 221 KB
TUGAS KEPERAWATAN KRITIS EVIDANCE BASED PRACTICE : EFEKTIFITAS
THERAPY MASSAGING SOCKS TERHADAP PASIEN ICU
Dosen Pembimbing: Dr.Ninuk Dian K. S.Kep.Ns., MANP 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
KELOMPOK 4: Annisa Fitriani Ishomatul Faizah Eka Hariyanti Fadilah Ramadhan Gita Aula Tribuana Elyn Zoegestyn Khoirun Niswatul Devi Rahmaningrum W
131611133052 131611133053 131611133076 131611133080 131611133083 131611133088 131611133098 131611133099
PROGRAM STUDI S-1 PENDIDIKAN NERS FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2019
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas“Evidence Based Practice” ini tepat waktu. Meskipun banyak hambatan yang kami alami dalam proses pengerjannya. Atas dukungan moral dan materil yang diberikan dalam penyusunan tugas ini, maka penulis menyampaikan terima kasih kepada : 1. Ibu Dr.Ninuk Dian K. S.Kep.Ns., MANP selaku dosen pembimbing mata kuliah Keperawatan Kritis di Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga, yang memberikan bimbingan dan saran. 2. Teman-teman kelas A2 Program Studi S1 Pendidikan Ners Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga, yang memberikan kontribusi baik secara langsung maupun tidak langsung. 3. Kedua orang tua yang selalu memberikan doa dan dukungannya kepada penulis. Kami menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari rekan-rekan sangat kami butuhkan demi penyempurnaan tugas ini. Kami berharap agar tugas ini dapat menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi kita semua, dan semoga tugas ini dapat menambah pengetahuan bagi pembaca. Surabaya, 30 Mei 2019
Penyusun
A. Analisa PICOT P
Therapy Massaging Socks adalah kaos kaki yang dapat
(Patient or Problem) memanipulasi jaringan ikat melalui pukulan, gosokan atau
meremas
untuk
memberikan
dampak
pada
peningkatan sirkulasi, memperbaiki sifat otot dan memberikan efek relaksasi. Therapy Massaging Socks mampu memberikan efek relaksasi yang mendalam, mengurangi
kecemasan,
mengurangi
rasa
sakit,
ketidaknyamanan secara fisik, dan meningkatkan tidur I
pada seseorang. Untuk kondisi pasien di ruang ICU, intervensi therapy
(Intervention)
massaging socks menjadi pilihan karena kaki mudah diakses tanpa memerlukan reposisi dari pasien dan juga
massage pada kaki, selain merangsang sirkulasi dapat menurunkan edema dan latihan pasif untuk sendinya, serta melalui intervensi ini perawat dapat memberikan C
rasa nyaman dan kesejahteraan bagi pasien. Intervensi lain yang dapat digunakan untuk meningkatkan
(Comparison
kenyamanan atau relaksasi pasien di ICU yaitu dengan
Intervention) O
meningkatkan personal hygiene dan terapi musik. Therapy Massaging Socks memilik kemungkinan
(Outcome)
komplikasi yang sedikit dan prosedur yang mudah sehingga therapy massaging socks dianjurkan untuk perbaikan kualitas tidur. Therapy Massaging Socks dapat memberikan efek untuk mengurangi rasa nyeri karena pijatan yang diberikan menghasilkan stimulus yang lebih cepat sampai ke otak dibandingkan dengan rasa sakit yang dirasakan, sehingga meningkatan sekresi serotonin dan dopamin. Sedangkan efek pijatan merangsang pengeluaran endorfin, sehingga membuat tubuh terasa
T
rileks karena aktifitas saraf simpatis menurun. Waktu penggunaan dari therapy massaging socks adalah
(Time)
selama 15 – 30 menit dalam sekali pemakaian, dapat digunakan setiap hari dengan frekuensi 1 – 2 kali perharinya.
B. Latar Belakang Pasien yang dirawat di Ruang ICU cenderung mengalami berbagai masalah yang dapat mengganggu proses penyembuhannya. Hal ini membuat penderita mengalami perpanjangan dalam proses penyembuhan bahkan dapat menyebabkan kematian. Tanda dan gejala gangguan yang sering muncul pada pasien ICU yaitu penurunan kualitas tidur. Pasien yang dirawat di ICU mengalami perubahan pada tidurnya dimana pasien mengalami jam tidur singkat sehingga pasien mengalami kesulitan mencapai REM dan tidur yang dalam, mengakibatkan pasien mudah terbangun (Weinhouse, 2006). Penyebab dari gangguan tidur yaitu kebisingan, intervensi yang diberikan serta pengobatan. Masalah gangguan tidur pada pasien kritis akan menyebabkan konsekuensi serius, diantaranya pada kardiovaskuler yaitu memicu timbulnya jantung dan stroke, pada pernafasan dapat mengakibatkan hipoventilasi, gangguan metabolik. Pengaruh pada sistem imun yang dapat menimbulkan munculnya risiko infeksi. Penanganan gangguan tidur pada pasien ICU dapat dilakukan dnegan cara mengatur sistem pencahayaan, menurunkan suara kebisingan, mengatur kegiatan rutin perawatan di malam hari. Massage therapy (MT) adalah suatu teknik yang dapat meningkatkan pergerakan beberapa struktur dari kedua otot dan jaringan subkutan, dengan menerapan kekuatan mekanik ke jaringan. Pergerakan ini dapat meningkatkan aliran darah pada vena dan getah bening, mengurangi pembengkakan, dan mobilisasi serat otot, tendon dengan kulit. Dengan demikian massase therapy dapat digunakan untuk mengurangi ketegangan otot, kecemasan, mengurangi rasa sakit, dan mencegah stress (Zhou,2013). Dari beberapa penelitian, didapatkan bahwa massage yang dilakukan pada kaki dapat memberikan pengaruh besar pada pasien ICU. Terapi ini digunakan
untuk
memfasiitasi
penyembuhan
dan
kesehatan.
Upaya
memperbaiki kualitas tidur pasien dengan therapy massaging socks ini dapat memberikan efek yang mengurangi ketegangan serta memberikan rasa nyaman
karena pasien tidak harus merubah-ubah posisinya serta dapat dilakukan setiap saat. Sehingga hal ini yang melandasi penyusun untuk mengambil topik mengenai therapy massaging socks pada pasien ICU. C. Hasil Pencarian Evidence Based Practice Literature-literatur yang digunakan dalam tugas Evidence Based Practice ini didapatkan dari : a) Jurnal ilmiah b) Situs web : Scopus, Jurnal Ners, Google Scholar c) Rentang jurnal 5 tahun terakhir (tahun 2015 – 2019) Dengan menggunakan kata kunci “Therapy Massaging Socks” dan “Pasien ICU”.
D. Rangkuman Research Evidance Based Practice No Judul Desain Intervensi 1. The Effect of Penelitian ini merupakan Metode pemijatan: Foot Massage
eksperimental
on Quality of
dengan
Sleep
uji
klinis 1. Naikkan kaki pasien
kelompok
in eksperimen dan kelompok
menggunakan ibujari
sebelum dan sesudah metatarsus pijat dapat di rekomendasikan untuk
dan jari – jari lain,
pijatan (P= 0,002) pada kelompok peningkatan kualitas tidur pasien
memperlambat tekanan
eksperimen.
Tetapi yang
kontrol
Heart Disease
populasinya adalah pasien
di antara tendon
perbedaan
Patients
yang dirawat di rumah
pergelangan tangan dan
diantara keduanya skor rata – rata di semua kasus tidak memiliki
Hospitalized in
sakit diruang CCU
(Khodayar, Saeid,
Arezo
Abbas, Shahram, 2014)
study
skor rata – rata kualitas tidur kualitas tidur di ruang CCU, terapi
Ischemic
CCU
dan
Hasil Kesimpulan Ada perbedaan signifikan antara Menurut hasil penelitian mengenai
jari 2. Metatarsus dari tumit ke benjolan dibawah jari kaki, di gosok dengan ibu jari 3. Jari kaki pasien direntangkan di sepanjang masing – masing jari dan kemudian membugkuk
kualitas
tidur
tidak
ada sebagai tindakan non-farmakologis.
signifikan Meskipun biayanya rendah, hamper
sebelum
dan komplikasi.
sesudah menerima perhatian biasa dalam
kelompok
control
(p=
0,964). Juga uji-t independen menunjukkan hal itu tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor rata – rata kualitas tidur sebelum
metatarsus
pijat
(p=
0,64), tetapi setelah intervensi ada
ke depan dank e
perbedaan antara nilai rata – rata
belakang. 4. Pangkal setiap jari
kualitas
tidur
dalam
dua
kelompok (p= 0.01
dipegang diantara ibu jari dan jari – jari lain dan jari – jari kaki direntangkan masing – masing ke atas dan di Tarik keluar dan diputar Setelah selesai kemudian ganti kaki yang satunya 2.
lagi Pengaruh Foot Rancangan penelitian yang Data yang diperoleh pada Hasil
uji
digunakan adalah
Terhadap
experimental
Parameter
dengan pendekatan time normal data. Berdasarkan hemodinamik nin invasive pada hemodinamik non invasive yaitu
Hemodinamik
series design.
Invasif
design pengujian
untuk
yang Pada penelitian ini telah diketahui
Massage
Non
quasi penelitian ini dilakukan digunakan
Friedman
distribusi perbedaan
menguji bahwa parameter massage
uji Shapiro-Wilk diketahui pretest, posttest, posttest I, dan terdaat bahwa
data
pada Pasien di
berdistribusi
General
adalah
data
terdapat
pengaruh
teradap pengaruh
foot
parameter foot
massage
yang Posttest II. Berdasarkan hasil uji terhadap penurunan denyut jantung, normal Friedman
didapatkan
bahwa terdapat
frekuensi terdapat perbedaan rerata MAP terhadap
pengaruh
foot
penurunan
massage frekuensi
Intensive Care
pernapasan,
Unit
data
(Anita,
sementara secara
yang
Signifikan
(p