Tugas Makalah Komunitas Pemberantasan Penyakit Menular Dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH KOMUNITAS TENTANG PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN PEMUKIMAN



KELOMPOK 1 1. MUH. FARHAN RIZQULLAH (1801019) 2. MULIANI INDAH SARI (1801022) 3. NURUL HIDAYAT ( 1801052) 4. KHOFIFA SRI AMBARWATI ( 1801035) 5. PRATIWI DWI CAHYANI ( 1801037) 6. MARTINA YOSNALIA WATEM (1801021) 7. FADILATUL JANAH PAKAYA ( 1801030 ) 8. ASRIANI ( 1801002 ) 9. GRAZELLA RANTE TANDU ( 1801007 ) 10. FITRIANI NUR ( 1801056) 11. NURJANAH ( 1801004 ) 12. NURFITRAH ( 1801055 ) 13. SARAH ( 1801043 ) 14. NADIKA MUTYA PRATISTA ( 1801013 ) 15. NUR OKTA SYAHRINA ( 1801015 )



16. AMRIANI ( 1801047 ) 17. ARISA DZUL FITRI JABBAR ( 1701007 ) 18. ASRINA ( 1801046 ) 19. ANANDA EKA TASYA ( 1801041 ) SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PANAKUKANG MAKASSAR 2020



KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayahnya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah komunitas tentang “TENTANG PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN PEMUKIMAN” dengan baik. Kami berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya dosen pembimbing kami yang telah membimbing kami hingga terselesaikan makalah ini. Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Olehkarena itu, kritik dan saran dari pembaca sangat kami perlukan dalam perbaikan makalah ini. Dan semoga makalah ini bisa berguna bagi kami dan pembaca.



Makassar, 06 November 2020



Penulis



DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL................................................................................... KATA PENGANTAR…….......................................................................... DAFTAR ISI……………………..………………………………………  BAB I. PENDAHULUAN……………………………………………… A.      LATAR BELAKANG…………………………………… B. RUMUSAN MASALAH….………………….......……… BAB II. PEMBAHASAN……………………………………………...... A.



Pengertian Penyakit Menular, Kejadian Luar Biasa (KLB), dan Wabah Penyakit Menular...................................................



B.



Penanggulangan Kejadian Luar Biasa Penyakit Menular dan Program Pencegahannya...................................................



C.



Macam Penyakit-Penyakit Menular..........................................



D.



Cara Penularan Penyakit Menular............................................



E.



Surveilans Epidemiologi Penyakit Menular..............................



F.



Program Pemberantasan Penyakit Menular..............................



G.



Penyehatan Lingkungan...........................................................



H.



Penyehatan Lingkungan Pemukiman....................................... 1. Pemukiman........................................................................ 2. Tujuan dilaksanakan Kesehatan Lingkungan di Tempat



Permukiman............................................................................. 3. Ruang lingkup penyelenggaraan kesehatan lingkungan  pada Pemukiman.............................................................................. 4. Sasaran Upaya Kesehatan Lingkungan di Tempat Pemukiman........................................................................... 5. Aspek kesehatan lingkungan pemukiman BAB III. PENUTUP…………………………………..………….................. A. Kesimpulan…………………..………….…………………..... B.   Saran………………………………………………………...... DAFTAR PUSTAKA..................................................................................



BAB I PENDAHULUAN



A.    Latar Belakang Keadaan lingkungan baik fisik dan biologis pemukiman penduduk Indonesia belum baik, baru sebagian kecil penduduk yang menikmati air bersih dari fasilitas penyehatan lingkungan. Hal ini berakibat masih tingginya angka kesakitan dan kematian karena berbagai penyakit termsuk diantaranya oleh penyakit menular. Peningkatan kesehatan lingkungan dimaksudkan untuk perbaikan mutu lingkungan hidup yang dapat menjamin kesehatan,



melalui



kegiatan



peningkatan



sanitasi



dasar



serta



pencegahan



dan



penanggulangan kondisi fisik dan biologis yang tidak baik, termasuk berbagai akibat sampingan pembangunan. Semua kegiatan penyehatan lingkungan dan pemukiman yang dilakukan oleh staf puskesmas, sebaiknya dilaksanakan dengan mengikutsertakan masyarakat secara bergotong-royong. B.     Rumusan Masalah Secara garis besar, masalah  yang kami rumuskan adalah sebagai berikut. 1.          Apakah penyakir menular itu? 2.          Bagaimana cara penularan penyakit menular? 3.          Bagaimana cara memberantas penyakit menular? 4.          Bagaimana cara dalam menyehatkan lingkungan?



BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Penyakit Menular, Kejadian Luar Biasa (KLB), dan Wabah Penyakit Menular 1. Penyakit Menular Penyakit menular ialah penyakit yang disebabkan oleh agent infeksi atau toksinnya, yang berasal dari sumber penularan atau reservoir, yang ditularkan/ ditransmisikan kepada pejamu (host) yang rentan. Penyakit menular (Communicable Desease) adalah penyakit yang disebabkan oleh adanya agen penyebab yang mengakibatkan perpindahan atau penularan penyakit dari orang atau hewan yang terinfeksi, kepada orang atau hewan yang rentan (potential host), baik secara langsung maupun tidak langsung melalui perantara (vector) atau lingkungan hidup. 2. Kejadian Luar Biasa (KLB) Kejadian Luar Biasa (KLB) ialah kejadian kesakitan atau kematian yang menarik perhatian umum dan mungkin menimbulkan kehebohan/ ketakutan di kalangan masyarakat, atau menurut pengamatan epidemiologik dianggap adanya peningkatan yang berarti (bermakna) dari kejadian kesakitan/ kematian tersebut kepada kelompok penduduk dalam kurun tertentu. Selain itu, KLB adalah kejadian yang melebihi keadaan biasa, pada satu/ sekelompok masyarakat tertentu atau terjadinya peningkatan frekuensi penderita penyakit, pada populasi tertentu, pada tempat dan musim atau tahun yang sama. Termasuk dalam KLB ialah kejadian kesakitan/ kematian yang disebabkan oleh penyakit-penyakit baik yang menular maupun yang tidak menular dan kejadian bencana alam yang disertai wabah penyakit.



3. Wabah Penyakit Menular Wabah adalah kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi dari keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka (U.U. No. 4 tahun 1984 tentang wabah penyakit yang menular).Suatu wabah dapat terbatas pada lingkup kecil tertentu (disebut outbreak, yaitu serangan penyakit) lingkup yang lebih luas (epidemi) atau bahkan lingkup global (pandemi).Kejadian atau peristiwa dalam masyarakat atau wilayah dari suatu kasus penyakit tertentu yang secara nyata melebihi dari jumlah yang diperkirakan. B. Penanggulangan



Kejadian



Luar



Biasa



Penyakit



Menular



dan



Program



Pencegahannya Penanggulangan KLB penyakit menular dilaksanakan dengan upaya-upaya: 1.     Pengobatan, dengan memberikan pertolongan penderita, membangun pos-pos kesehatan di tempat kejadian dengan dukungan tenaga dan sarana obat yang memadai termasuk rujukan. 2.      Pemutusan rantai penularan atau upaya pencegahan misalnya, abatisasi pada KLB, DBD, kaporisasi pada sumur-sumur yang tercemar pada KLB diare, dsb. 3.     Melakukan kegiatan pendukung yaitu penyuluhan, pengamatan/



pemantauan



(surveinlans ketat) dan logistik. Sedangkan untuk program pencegahan ialah mencegah agar penyakit menular tidak menyebar di dalam masyarakat, yang dilakukan antara lain dengan memberikan kekebalan kepada host melalui kegiatan penyuluhan kesehatan dan imunisasi. C. Macam Penyakit-Penyakit Menular Penyakit-penyakit menular dikelompokkan menjadi beberapa kelompok yaitu:



1.         Penyakit menular potensial mewabah Ke dalam kelompok ini dimasukkan sejumlah penyakit menular berikut:       Diare       Demam berdarah dengue       Malaria (di daerah endemik tinggi)  Filaria (di daerah endemik tinggi) 2.         Penyakit menular endemik tinggi Ke dalam kelompok ini dimasukkan sejumlah penyakit berikut:       Tuberkulosis paru       Lepra (Morbus Hansen)  Patek (Framboesia)       Anjing gila (Rabies)       Antraks 3.         Penyakit menular penting lain Ke dalam kelompok ini dimasukkan sejumlah penyakit berikut: a.    Penyakit menular seksual       Sifilis (Raja Singa)       Gonorhoe (kencing nanah)       HIV/ AIDS b.    Penyakit menular lain       Hepatitis-B       Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)



D.       Cara Penularan Penyakit Menular Dikenal beberapa cara penularan penyakit menular yaitu: 1.        Penularan Langsung; mekanisme ini menularkan bibit penyakit langsung dari sumbernya kepada orang lain. Hal ini bisa melalui kontak langsung seperti melalui sentuhan, gigitan, hubungan seksual, percikan yang mengenai conjunctiva, selaput lendir dari mata, hidung atau mulut pada waktu orang lain bersin, batuk, meludah, bernyanyi atau bercakap (biasanya pada jarak yang kurang dari 1 meter) 2.        Penularan Tidak Langsung Penularan tidak langsung terdiri atas : a)    Penularan melalui alat – alat yang terkontaminasi seperti mainan anak-anak, saputangan, kain kotor, tempat tidur, alat masak atau alat makan, instrumen bedah, air, makanan, susu, produk biologis seperti darah, serum, plasma, jaringan organ tubuh, atau segala sesuatu yang berperan sebagai perantara dimana bibit penyakit di “angkut” dibawa kepada orang/binatang yang rentan dan masuk melalui “Port d’entre” yang sesuai. Bibit penyakit tersebut bisa saja berkembang biak atau tidak pada alat tersebut sebelum ditularkan kepada orang/binatang yang rentan. Ini lebih dikenal dengan food and water borne disease. b)   Penularan Melalui Vektor. Cara ini meliputi hal-hal yang sederhana seperti terbawanya bibit penyakit pada saat serangga merayap ditanah baik terbawa pada kakinya atau pada belalainya, begitu pula bibit penyakit terbawa dalam saluran pencernaan serangga.



E.   Surveilans Epidemiologi Penyakit Menular Surveilans epidemiologi suatu penyakit dapat diartikan sebagai kegiatan pengumpulan data/ informasi melalui pengamatan terhadap kesakitan/ kematian dan penyebarannya serta faktor-faktor yang mempengaruhinya secar sistematik, terus menerus dengan tujuan untuk perencanaan suatu program, mengevaluasi hasil program, dan sistem kewaspadaan dini. Secara singkat dapat dikatakan: Pengumpulan Data/ Informasi Untuk Menentukan Tindakan (Surveillance For Action). Untuk dapat memonitor/ mengamati distribusi penyakit menular di dalam masyarakat wilayah kerja Puskesmas, dilakukan pencatatan peristiwa kesakitan dan kematian yang diakibatkan oleh penyakit menular tersebut. Pengumpulan, pengolahan, analisis, dan interpretasi data mengenai peristiwa kesakitan dan kematian penyakit menular/ penyakit tidak menular ini di dalam wilayah kerja serta menggunakannya sebagai informasi untuk monitoring/ pengamatan distribusi penyakit dan mengambil tindakan di dalam wilayahnya disebut surveilans.Puskesmas harus mempunyai sistem surveilans untuk penyakit-penyakit ini, serta menggunakan informasi yang dapat diungkapkan untuk memonitor masalah penyakit menular di dalam masyarakat wilayah kerja. Untuk pemantauan penyakit menular tertentu yang menjadi masalah kesehatan di wilayah Puskesmas disajikan dalam PWS Mingguan Penyakit (contoh PWS penyakit campak, diare, DBD, dll).Dengan penggunaan PWS penyakit secara mingguan ini dapat dikenali/ diketahui secara dini kenaikan/ distribusi suatu penyakit menular tertentu menurut tempat (Desa), dan waktu adalah Minggu.



F.      Program Pemberantasan Penyakit Menular Program pemberantasan penyakit menular bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan, kematian, dan kecacatan akibat penyakit menular dan tidak menular. Penyakit menular yang diprioritaskan dalam program ini adalah: malaria, demam berdarah dengue, tuberkulosis paru, HIV/ AIDS, diare, polio, filaria, kusta, pneumonia, dan penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, termasuk penyakit karantina dan risiko masalah kesehatan masyarakat yang memperoleh perhatian dunia internasional (public health risk of international concern). Adapun Kebijakan Pelaksanaannya yaitu: a.       Pencegahan dan pemberantasan penyakit diarahkan untuk mendorong peran, membangun komitmen, dan menjadi bagian integral pembangunan kesehatan dalam mewujudkan manusia Indonesia yang sehat dan produktif terutama bagi masyarakat rentan dan miskin hingga ke desa. b.        Pencegahan dan pemberantasan penyakit diselenggarakan melalui penatalaksanaan kasus secara cepat dan tepat, imunisasi, peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat, serta pengendalian faktor risiko baik di perkotaan dan di perdesaan. c.        Pencegahan dan pemberantasan penyakit diarahkan untuk mengembangkan dan memperkuat jejaring surveilans epidemiologi dengan fokus pemantauan wilayah setempat dan kewaspadaan dini, guna mengantisipasi ancaman penyebaran penyakit antar daerah maupun antar negara yang melibatkan masyarakat hingga ke desa. d.       Pencegahan dan pemberantasan penyakit diarahkan untuk mengembangkan sentra rujukan penyakit, sentra pelatihan penanggulangan penyakit, sentra regional untuk kesiapsiagaan penanggulangan KLB/ wabah.



e.        Pencegahan dan pemberantasan penyakit diarahkan untuk memantapkan jejaring lintas program, lintas sektor, serta kemitraan dengan masyarakat termasuk swasta untuk percepatan program pencegahan dan pemberantasan penyakit menular melalui pertukaran informasi, pelatihan, pemanfaatan teknologi tepat guna, dan pemanfaatan sumberdaya lainnya. f.         Pencegahan dan pemberantasan penyakit diarahkan untuk dilakukan melalui penyusunan, review, sosialisasi, dan advokasi produk hukum penyelenggaraan program pencegahan dan pemberantasan penyakit di tingkat pusat hingga desa. g.        Pencegahan



dan



pemberantasan



penyakit



diarahkan



untuk



meningkatkan



profesionalisme sumberdaya manusia di bidang pencegahan dan pemberantasan penyakit sehingga mampu menggerakkan dan meningkatkan partisipasi masyarakat secara berjenjang hingga ke desa. h.       Pencegahan dan pemberantasan penyakit diarahkan untuk meningkatkan cakupan, jangkauan, dan pemerataan pelayanan penatalaksanaan kasus penyakit secara berkualitas hingga ke desa. Adapun langkah-langkah pemberantasan penyakit menular yaitu : a)         Mengumpulkan dan menganalisa data tentang penyakit. b)        Melaporkan penyakit menular. c)         Menyelidiki di lapangan untuk mengetahui benar atau tidaknya laporan yang masuk untuk menemukan kasus-kasus lagi dan untuk mengetahui sumber penularan. d)        Menyembuhkan penderita hingga ia tidak lagi menjadi sumber infeksi. e)         Pemberantasan vektor (pembawa penyakit) f)         Pendidikan kesehatan.



Cara-cara pencegahan penyakit menular secara umum, yaitu : a)         Mempertinggi nilai kesehatan. Ditempuh dengan cara usaha kesehatan (hygiene) perorangan dan usaha kesehatan lingkungan (sanitasi). b)        Memberi vaksinasi/imunisasi Merupakan



usaha



untuk



pengebalan



tubuh.



Ada



dua



macam,



yaitu



:



Pengebalan aktif, yaitu dengan cara memasukkan vaksin ( bibit penyakit yang telah dilemahkan), sehingga tubuh akan dipaksa membuat antibodi. Contohnya pemberian vaksin BCG, DPT, campak, dan hepatitis. Pengebalan pasif, yaitu memasukkan serum yang mengandung antibodi. Contohnya pemberian ATS (Anti Tetanus Serum). c)         Pemeriksaan kesehatan berkala Merupakan upaya mencegah munculnya atau menyebarnya suatu penyakit, sehingga munculnya wabah dapat dideteksi sedini mungkin. Dengan cara ini juga, masyarakat bisa mendapatkan pengarahan rutin tentang perawatan kesehatan, penanganan suatu penyakit, usaha mempertinggi nilai kesehatan, dan mendapat vaksinasi. G.      Penyehatan Lingkungan Program Lingkungan Sehat bertujuan untuk mewujudkan mutu lingkungan hidup yang lebih sehat melalui pengembangan system kesehatan kewilayahan untuk menggerakkan pembangunan lintas sektor berwawasan kesehatan. Adapun kegiatan pokok untuk mencapai tujuan tersebut meliputi: 1.         Penyediaan Sarana Air Bersih dan Sanitasi Dasar 2.         Pemeliharaan dan Pengawasan Kualitas Lingkungan



3.         Pengendalian dampak risiko pencemaran lingkungan Pencapaian tujuan penyehatan lingkungan merupakan akumulasi berbagai pelaksanaan kegiatan dari berbagai lintas sektor, peran swasta dan masyarakat dimana pengelolaan kesehatan lingkungan merupakan penanganan yang paling kompleks, kegiatan tersebut sangat berkaitan antara satu dengan yang lainnya yaitu dari hulu berbagai lintas sector ikut serta berperan baik kebijakan dan pembangunan fisik serta Departemen Kesehatan sendiri terfokus kepada hilirnya yaitu pengelolaan dampak kesehatan. Sebagai gambaran pencapaian tujuan program lingkungan sehat disajikan dalam per kegiatan pokok melalui indikator yang telah disepakati serta beberapa kegiatan yang dilaksanakan sebagai berikut: 1.         Penyediaan Air Bersih dan Sanitasi Adanya perubahan paradigma dalam pembangunan sektor air minum dan penyehatan lingkungan dalam penggunaan prasarana dan sarana yang dibangun, melalui kebijakan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan yang ditandatangani oleh Bappenas, Departemen Kesehatan, Departemen Dalam Negeri serta Departemen Pekerjaan Umum sangat cukup signifikan terhadap penyelenggaraan kegiatan penyediaan air bersih dan sanitasi khususnya di daerah. Strategi pelaksanaan yang diantaranya meliputi penerapan pendekatan tanggap kebutuhan, peningkatan sumber daya manusia, kampanye kesadaran masyarakat, upaya peningkatan penyehatan lingkungan, pengembangan kelembagaan dan penguatan sistem monitoring serta evaluasi pada semua tingkatan proses pelaksanaan menjadi acuan pola pendekatan kegiatan penyediaan Air Bersih dan Sanitasi.



2.         Pemeliharaan dan Pengawasan Kualitas Lingkungan a)    Pengawasan Institusi Pendidikan Kondisi kesehatan lingkungan pada sekolah dititik beratkan pada aspek hygiene, sarana sanitasi di sekolah yang erat kaitannya dengan kondisi fisik bangunan sekolah. Kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan kesehatan lingkungan di sekolah adalah :            Pengendalian faktor risiko lingkungan di sekolah            Pembinaan kesehatan lingkungan di sekolah dan Pondok Pesantren            Sosialisasi dan advokasi Kepmenkes 1429/2006 tentang pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan di Sekolah            Penilaian lomba sekolah sehat b)   Rumah Sehat Pada tahun 2006, cakupan rumah sehat mencapai 69%. Kegiatan yang dilakukan: menyusun persyaratan kualitas udara di dalam rumah serta menyusun petunjuk pelaksanaan monitoring kualitas udara di dalam rumah. Untuk menciptakan rumah sehat maka diperlukan perhatian terhadap beberapa aspek yang sangat berpengaruh, antara lain:             Sirkulasi udara yang baik.            Penerangan yang cukup.            Air bersih terpenuhi.            Pembuangan air limbah diatur dengan baik agar tidak menimbulkan pencemaran.



           Bagian-bagian ruang seperti lantai dan dinding tidak lembab serta tidak terpengaruh pencemaran seperti bau, rembesan air kotor maupun udara kotor. c)    Pengawasan Tempat-tempat Umum Pengawasan tempat-tempat umum perlu dilakukan karena tempat berkumpulnya manusia, yang bisa menjadi sumber penularan berbagai penyakit. Aspek yang dinilai antara lain :            Kondisi bangunan meliputi langit-langit, dinding, lantai, ventilasi, pencahayaan, dll            Sarana sanitasi meliputi sarana air bersih, sarana pembuangan kotoran, sarana pembuagan air limbah, dan sarana pembuangan sampah. 3.         Pengendalian Dampak Risiko Pencemaran Lingkungan Faktor risiko lingkungan dan perilaku masyarakat merupakan satu kesatuan yang memiliki hubungan timbal balik yang berpengaruh terhadap gangguan kesehatan masyarakat dan kesehatan lingkungan. fokus pelaksanaan yang perlu dilakukan baik melalui fasilitasi kepada para pengelola program, advokasi dan sosialisasi kepada para pengambil keputasan daerah adalah sebagai berikut: a)    AMDAL / ADKL Kajian aspek kesehatan masyarakat perlu dikaji secara cermat dan mendalam, dengan metode pendekatan analisis dampak kesehatan lingkungan (ADKL) dan metode epidemiologi. Metode analisis dampak kesehatan lingkungan (ADKL) ini dapat dipergunakan untuk identifikasi dampak potensial dari suatu hubungan antara parameter lingkungan, media lingkungan, penduduk yang terpajan dan dampaknya terhadap kesehatan.



b)   Pengendalian Pencemaran Udara Saat ini penurunan kualitas udara terutama di kota-kota besar telah menjadi masalah yang membutuhkan penanganan serius mengingat sudah pada tingkat yang dapat mengganggu kesehatan masyarakat. Penurunan kualitas udara terjadi karena emisi yang masuk ke udara melebihi daya dukung lingkungan. Lingkungan tidak mampu menetralisir-pencemaran-yang terjadi. Kota-kota besar maupun pusat-pusat pertumbuhan industri adalah yang paling utama merasakan dampak penurunan kualitas udara. Salah satu upaya Pemerintah mengatasi meningkatnya pencemaran udara dari sumber bergerak adalah menghapus bensin bertimbal (Pb) sejak Juli 2006. Harapannya konsentrasi Pb di udara ambien akan turun. H.



Penyehatan Lingkungan Pemukiman 1. Pemukiman Pemukiman merupakan bagian dari lingkungan hidup yang digunakan sebagai tempat   tinggal   dari   sekelompok  manusia yang saling berinter - aksi serta berhubungan setiap hari dalam rangka untuk mewujudkan masyarakat yang tenteram, aman dan damai. Permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung baik yang berupa kawasan perkotaan maupun pedesaan yang berfungsi sebagai hunian dan tempat kegiatan yang mendukung peri kehidupan dan penghidupan. Pemukiman  adalah suatu struktur fisik dimana orang menggunakannya untuk tempat berlindung, termasuk juga semua fasilitas dan pelayanan yang diperlukan, perlengkapan yang berguna untuk kesehatan jasmani dan rokhani serta keadaan sosialnya, baik untuk keluarga maupun individu.



Pemukiman atau perumahan sangat berhubungan dengan kondisi ekonomi sosial, pendidikan, tradisi atau kebiasaan, suku, geografi dan kondisi lokal. Selain itu lingkungan perumahan atau pemukiman dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat menentukan kualitas lingkungan perumahan tersebut antara lain fasilitas pelayanan, perlengkapan, peralatan yang dapat menunjang terselenggaranya kesehatan fisik, kesehatan mental, kesehatan sosial bagi individu dan keluarganya. 2. Tujuan dilaksanakan Kesehatan Lingkungan di Tempat Permukiman 1. Penataan dan pemukiman yang memenuhi syarat kesehatan.  Pemukiman sehat adalah suatu tempat untuk tinggal secara permanen, berfungsi sebagai tempat untuk bermukim, beristirahat, berrekreasi dan sebagai tempat berlindung dari pengaruh lingkungan yang memenuhi persyaratan fisiologis, psikologis, bebas dari penularan penyakit dan kecelakaan. Satuan Lingkungan Permukiman adalah kawasan perumahan dalam berbagai bentuk dan ukuran dengan penataan tanah dan ruang, prasarana dan sarana lingkungan yang teratur. 2. Terwujudnya suatu kondisi perumahan yang layak huni dalam lingkungan yang sehat.  Ini artinya bahwa rumah di perumahan itu harus sehat,  rumah yang dapat menjadi tempat berlindung / bernaung dan beristirahat sehingga menumbuhkan kehidupan yang sempurna baik fisik, rohani maupun sosial. Kondisi perumahan yang layak huni artinya harus layak sebagai tempat hunian yag dilengkapi dengan prasarana dan sarana lingkungan. Prasarana lingkungan adalah kelengkapan dasar fisik lingkungan yang memungkinkan lingkungan permukiman dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Sarana lingkungan adalah fasilitas penunjang  berfungsi untuk  penyelenggaraan  dan  pengembangan  kehidupan ekonomi, social dan budaya.



3. Mengurangi resiko kebakaran, kecelakaan, penularan penyakit. Dalam mengurngi resiko kebakaran, kecelakaan, penularan penyakit diperlukan sara dan utilitas. Utilitas umum merupakan bangunan bangunan yang dibutuhkan dalam sistem pelayanan lingkungan yang diselenggarakan baik oleh pemerintah atau swasta, Utilitas yang dimaksud adalah penyediaan yang menyangkut jaringan air bersih, listrik, pembuangan sampah, telepon dan gas 3. Ruang lingkup penyelenggaraan kesehatan lingkungan  pada Pemukiman Kesehatan lingkungan tempat permukiman menyelenggarakan upaya pada beberapa aspek perlindungan dan penyehatan di tempat permukiman agar para penghuni dan orang yang beraktifitas di tempa penukiman mendapatkan jaminan keamanan. Upaya tersebut  meliputi: 1.  Mengendalikan dan memberantas penyakit menular dan penyakit parasit dan beban kesehatan yang memberati penduduk dalam kawasan itu 2  Mengurangi bahaya kimiawi dan  fisik di tempat tinggal, tempat kerja dan wilayah kota yang lebih besar 3.  Menciptakan kualitas lingkungan dan kualitas penduduk dalam kawasan 4.  Meminimalkan transfer biaya lingkungan ke wilayah dan masyarakat serta system lingkungan di sekitar wilayah dan di luar 5.  Menjamin adanya konsumsi yang berkelanjutan tanpa merusak lingkungan 4. Sasaran  Upaya Kesehatan Lingkungan di Tempat Pemukiman Sasaran  Upaya Kesehatan Lingkungan di Tempat Pemukiman adalah  1.   Entitas atau masyarakat pada pemukiman  Masyarakat penghuni dan yang beraktifitas di lingkungan pemukiman diharapkan memiliki kesadaran dalam mengelola lingkungan pemukimannya sendiri. Mengembangkan budaya



masyarakat untuk melaksanakan kegiatan kesehatan lingkungan di pemukiman. Masyarakat dapat



merencanakan



upaya,



melaksanakan



kepemimpinan,



dan



mengintegrasikan



pembangunan di daerahnya dengan daerah yang lebih luas. 2.  Rumah dengan upaya meliputi  penggerakan masyarakat agar memiliki, memelihara semua aspek kesehatan rumahnya 3.    Lingkungan pemukiman  dengan upaya meliputi usaha bersama dalam melaksanakan pemukiman sehat, kerja bakti bersama, Penyelenggaraan pemberantasan sarang nyamuk, gerakan penanaman pohon dana lain – lain 5.=Aspek kesehatan lingkungan pemukiman Suatu permukiman dikatakan telah memenuhi syarat kesehatan jika telah dipenuhi hal hal berikut : 1.  Menjamin ketenangan hidup, yakni a.   Lokasi mempunyai assebilitas ke transportasi umum, di daerah yang dapat memberikan keseimbangan social, memberikan kesempatan untuk dapat membina individu dan keluarga serta terjamin aman dari timbulnya bahaya b. Kondisi geologis diantaranya kemiringan tanah maksimal 15 %, memungkinkan untuk dibuat drainase, kondisi tanah memugkinkan untuk dibuat bangunan sederhana c.   Status hukum jelas. 2.  Tersedia fasilitas umum dan fasilitas sanitasi, sesuai ketentuan  yakni a.  Jalan local  yang terdiri dari jalan penghubung lingkungan perumahan, jalan poros lingkungan perumahan, jalan lingkungan perumahan atau gang -gang



b. Air minum dengan ketentuan bahwa sistem penyediaan air minum kota : 100 liter / orang / perhari, system penyediaan air minum lingkungan 60%, system penyediaan air minum ke rumah rumah 60 %, sambungan air minum ke fasilitas umum 30 % c.  Pembuangan air limbah dan tinja : pembuangan air limbah kota sambungan ke system yang tersedia, pembuangan air limbah lingkungan, tangki septic tank, bidang peresapan sesuai daya serap tanah  d.  Pembuangan air hujan dengan ketentuan tersedia saluran pembuangan air hujan, tersedia badan penerima e. Tersedia pembuangan sampah dengan ketentuan pengumpulan sampah, pengangkutan sampah, pembuangan sampah f.     Jaringan listrik dan sarana komunikasi 3.   Tersedia fasilitas kesehatan a. Jarak antara pemukiman ke puskesmas pembantu atau praktek dokter 1,5 km, b. Jarak ke puskesmas 3 km, terdapat rumah bersalin, apotik. 4.  Tersedia fasilitas perbelanjaan dan niaga a.   Tersedia fasilitas belanja yag memeuhi syarat b.  Jarak fasilitas perbelanjaan dan niaga mudah dicapai oleh pemnghuni pemukiman 5.  Tersedia fasilitas layanan pemerintah dan pelayanan umum a. Tersedia fasilitas pemerintah seperti kesehatan, pendidikan b.   Jarak terjangkau dengan kendaraan pribadi 6.  Tersedia fasilitas peribadatan a.   Masjid atau musola sesuai jumlah penghuni dan



b.   Jarak fasilitas peribadan dekat dengan rumah penduduk dengan fasilitas umum masyarakat 7.  Fasilitas rekreasi dan kebudayaan yang dapat melayani 6000 keluarga ada gedung serba guna. 8.   Fasilitas Pendidikan sesuai dengan luas pemukiman dan jumlah penduduk yang menjadi penghuni di dalamnya 9.  Fasilitas Olah raga dan lapangan terbuka 50 keluarga ada taman / tempat bermain. 10. Untuk menjamin kesehatan penghuni, rumah - rumah harus memenuhi  persyaratan.



BAB IV PENUTUP A.      Kesimpulan Penyakit menular ialah penyakit yang disebabkan oleh agent infeksi atau toksinnya, yang berasal dari sumber penularan atau reservoir, yang ditularkan/ ditansmisikan kepada pejamu (host) yang rentan. Penyakit menular (Communicable Desease) adalah penyakit yang disebabkan oleh adanya agen penyebab yang mengakibatkan perpindahan atau penularan penyakit dari orang atau hewan yang terinfeksi, kepada orang atau hewan yang rentan (potential host), baik secara langsung maupun tidak langsung melalui perantara (vector) atau lingkungan hidup. Program pemberantasan penyakit menular bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan, kematian, dan kecacatan akibat penyakit menular dan tidak menular. Penyakit menular yang diprioritaskan dalam program ini adalah: malaria, demam berdarah dengue, tuberkulosis paru, HIV/ AIDS, diare, polio, filaria, kusta, pneumonia, dan penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I), termasuk penyakit karantina dan risiko masalah kesehatan masyarakat yang memperoleh perhatian dunia internasional (public health risk of international concern). Program Lingkungan Sehat bertujuan untuk mewujudkan mutu lingkungan hidup yang lebih sehat melalui pengembangan system kesehatan kewilayahan untuk menggerakkan pembangunan lintas sektor berwawasan kesehatan. B.       Saran Di era modern sekarang ini sudah banyak berkembang penyakit yang tidak ditemukan obatnya termasuk diantaranya penyakit menular dan sekarang ini, masih banyak yang belum



memahami bagaimana cara menjaga lingkungan yang sehat. Oleh karena itu, perlu untuk memperlajari tentang pembarantasan penyakit menular dan bagaimana penyehatan lingkungan tersebut. Sumber penyakit atau penderita penyakit perlu segera ditemukan dan diobati sampai sembuh. Jika ini dilakukan, keberadaan vektor tidak akan berarti, karena tak ada sumber dari virus, bakteri ataupun parasit yang bisa ditularkan. Hal kedua, vektor dalam hal ini binatang yang menjadi perantara penularan misalnya nyamuk pada kasus malaria dan demam berdarah dengue perlu dicegah perkembangbiakannya. Setidaknya perlu satu petugas lapangan per desa untuk mencari kasus secara aktif, merujuk ke pemberi pelayanan kesehatan, mensupervisi perawatan di rumah. Selain itu mendeteksi



faktor risiko kesehatan, misalnya pengawasan jentik nyamuk serta



mengembangkan upaya perilaku hidup sehat pada masyarakat.



DAFTAR PUSTAKA



o Ansyari, Fuad (1979)Kesehatan Lingkungan Ghalia Indonesia Surabaya o http://nuiiners.blogspot.com/2014/01/pemberantasan-penyakit-menular-p2m.html o



http://nonamutti.blogspot.com/2011/03/prinsip-pemberantasan-penyakit-menular.html



o



http://data.menkokesra.go.id/content/program-penyehatan-lingkungan



o www. Google. com