Tugas Makalah [PDF]

  • Author / Uploaded
  • roni
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KATA PENGANTAR



Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena hanya dengan segala rahmat-Nyalah akhirnya penulis bisa menyusun makalah dengan judul “Sanitasi Total Berbasis Masyarakat” ini tepat pada waktunya. Kami selaku penyusun berharap semoga makalah yang telah kami susun ini bisa memberikan banyak manfaat serta menambah pengetahuan terutama dalam hal pelaksanaan program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat. Kami menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan yang membutuhkan perbaikan, sehingga kami sangat mengharapkan masukan serta kritikan dari para pembaca. Makassar,



Desember 2018



Penulis



i



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR ……………………………………………………….



i



DAFTAR ISI …………………………………………………………………



ii



BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG



………………………………………….



1



B. RUMUSAN MASALAH ……………………………………………...



3



C. MAKSUD DAN TUJUAN ……………………………………………



3



BAB II PEMBAHASAN A. SEJARAH STBM ………………………………………………………



4



B. PENGERTIAN STBM …………………………………………………



4



C. ISU DAN TANTANGAN ……………………………………………..



9



D. PERAN DAN TANGGUNG JAWAB PEMANGKU KEPENTINGAN STBM …………………………………………………………………..



11



E. STRATEGI STBM …………………………………………………….



13



F. PROGRAM STBM …………………………………………………….



14



BAB III KESIMPULAN A. KESIMPULAN ……………………………………………………….



16



DAFTAR PUSTAKA



ii



BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) atau dikenal juga dengan nama Community



Lead



Total



Sanitation (CLTS)



merupakan



program



pemerintah dalamrangka memperkuat upaya pembudayaan hidup bersih dan sehat, mencegah penyebaran penyakit berbasis lingkungan, meningkatkan kemampuan masyarakat, serta mengimplementasikan komitmen pemerintah untuk meningkatkan akses air minum dan sanitasi dasar berkesinambungan dalam pencapaian Millenium Development Goals (MDGs). Penerapan STBM di kabupaten lombok barat sudah dilakukan disetiap kecamatan yang dilakukan oleh puskesmas yang berkordinasi dengan lintas sekto sperti desa dan jajrannya, dan sekarang rencana tahun 2021 semua desa akan menjadi ODF (Open Defication Free). Gerakan Buang Air Sembarang Nol (Basno) adalah kebijakan Kepala pemerintah daerah Gubernur Nusa Tenggara Barat untuk upaya percepatan perubahan perilaku yang hygiene dan saniter dalam mendapatkan akses terhadap sanitasi layak dengan pendekatan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) yang melibatkan masyarakat dan pemangku kepentingan guna mendukung visi NTB Gemilang yaitu pada misi ke-3 NTB Sehat dan Cerdas yang ditekankan pada program Penyediaan sarana prasarana sanitasi dasar dan Pengembangan Lingkungan Sehat dalam rangka  mewujudkan SDGs 2030 tujuan 6 yaitu memastikan ketersediaan dan managemen air bersih yang berkelanjutan dan sanitasi bagi semua. Kabupaten Lombok Barat memiliki 10 Kecamatan dengan 122 desa/kelurahan baru mencaapai 96,25 % yang sudah memiliki akses Jamban. UPT Puskesmas Dasan Tapen memiliki satu kelurahan dan 6 desa dengan jumlah 9 lingkungan dan 28 dusun semua desa sudah menjadi desa ODF (Open Dification Free).



1



Stop BAB Sembarangan adalah suatu kondisi di mana



ketika setiap



individu dalam komunitas tidak buang air besar sembarangan. Perilaku stop BAB diikuti dengan pemanfaatan sarana sanitasi yang saniter berupa jamban sehat. Saniter merupakan kondisi fasilitas sanitasi yang memenuhi standar dan persyaratan kesehatan yaitu tidak mengakibatkan terjadinya langsung bahan-bahan yang berbahaya bagi manusia



penyebaran



akibat pembuangan



kotoran manusia dan, dapat mencegah penyebaran penyakit di lingkungan sekitarnya. B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan uraian diatas dapat dikethui rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apa yang dimaksud dengan STBM? 2. Brapa Jumlah Kepemilikan Jamban di Wilayah Kerja Puskesmas Dasan Tapen? 3. Apa saja yang mempengaruhi perilaku masyarakat dengan kepemilikan jamban? Bagaimana Menggambarkan maslah “Masih adanya perilaku masyarakat yang belum maksimal menggunakan jamban yang sehat.” C. MAKSUD DAN TUJUAN 1. Dapat menegetahui apa itu STBM Pilar Stop Buang Air Besar Sembaranagan. 2. Menegtahui kepemilikan Jamban di wilayah Kerja UPT Puskesmas Dasan Tapen 3. Masyarakat Dapat menegetahui apa saja yang memepengaruhi perilaku kepemilikan jamban



2



BAB II PEMBAHASAN A.



PENGERTIAN STBM ( Sanitasi Total Berbasis Masyarakat)



adalah



Upaya



menumbuhkan kemandirian masyarakat untuk mewujudkan lingkungan yang bersih dan sehat. Program Penyehatan Lingkungan diharapkan dapat mendorong



masyarakat



untuk



melaksanakan



Sanitasi



Total



Berbasis



Masyarakat (STBM) masyarakat  yang secara mandiri mampu melakukan perbaikan sanitasi mulai dari identifikasi masalah kesehatan lingkunganya, menentukan priorotas masalah, merancang model penyelesaianya, menggali sumberdaya, inplementasi kegiatan, pemeliharaan dan pelestarian hasil kegiatan hingga pemantauan dan pengawasan.  STBM yang diterapkan meliputi lima Pilar yaitu : 1. Stop buang air besar di sembarangan tempat ( stop BABS ) 2. Cuci Tangan Pakai Sabun ( CTPS ) 3. Pengelolaan air minum dan  makanan dirumah tangga 4. Pengelolan sampah rumah tangga dengan benar 5. Pengelolaan limbah rumah tangga



1.) STOP BABS (Stop Buang Air Besar Sembarangan) Terkait dengan komponen STBM yang pertama yaitu stop BABS (Buang Air Besar Sembarangan) maka target yang harus dicapai adalah status Desa ODF (Open Defecatoin Free) yaitu kondisi desa yang seluruh masyarakatnya telah melakukan buang air besar di jamban.  Salah satu langkah yang ditempuh untuk menuju Desa ODF adalah : a. Identifikasi masyarakat yang belum akses ke jamban b. Pemicuan CLTS dengan tahapan :



3



1. Perkenalan, penyampaian tujuan dan bina suasana. 2. Pemetaan. 3. Transect work & pemahaman alur kontaminasi Foccus Group Discustion (FGD). 4. Kontrak Kesanggupan 5. Monitoring c. Kampanye Sanitasi & Hygiene Masyarakat Sekolah 2.) CTPS (Cuci Tangan Pakai Sabun) a. Prinsip- prinsip dalam CTPS : 



Mencuci tangan dengan air saja tidak cukup.







Mencuci



tangan



pakai



sabun



bisa



mencegah



penyakit



yang



menyebabkan kematian ratusan ribu anak-anak di Indonesia setiap tahunnya. 



Waktu-waktu penting  CTPS adalah setelah ke WC dan sebelum menyentuh makanan (mempersiapan, memasak, menyajikan, menyuapi makanan dan makan);







CTPS adalah satu-satunya intervensi kesehatan yang paling “costeffective”;  dan,







Untuk



meningkatkan



perilaku



CTPS



memerlukan



pendekatan



pemasaran sosial yang berfokus pada si pencuci tangan dan motivasi yang mendorongnya. b. Kebiasaan ”tidak cuci tangan” dan ”cuci tangan  belum benar”. 



Cuci tangan sebelum makan dengan menggunakan air dalam kobokan.







Tidak cuci tangan sebelum makan







Tidak cuci tangan sebelum menyuapi makanan bagi bayi dan balita.







Tidak cuci tangan sebelum menyiapkan makanan.







Cuci tangan dengan air setelah buang air besar dan setelah menceboki  bayi dan  balita.



4







Tidak cuci tangan, atau hanya cuci tangan dengan air tanpa menggunakan sabun, setelah tangan terkontaminasi dengan kotoran,   pupuk, pestisida, tanah  dan lain-lain kotoran, misalnya setelah bekerja di sawah atau kebun, setelah anak-anak bermain di tanah



3.) PAM RT (Pengelolaan air minum dan  makanan dirumah tangga) Menurut WHO Kebutuhan air bersih rata rata 86,4 liter /org/hari ( Indonesia 60 l / hari ) untuk keperluan masak, cuci, mandi, kebersihan dan lain lain. a. Syarat air bersih 1. Air bersih dan air minum harus memenuhi syarat kesehatan, baik syarat fisik, biologi maupun kimiawi; 2. Syarat fisik dapat dibedakan melalui indera kita, seperti dapat dilihat, dirasa, dicium, diraba; 3. Secara fisik air  harus memenuhi syarat sbb: 



air tidak berwarna, bening / jernih







air tidak keruh, bebas dari lumpur, sampah, busa, dll







air tidak berasa, tidak rasa asin, tidak rasa asam, tidak payau;







air tidak berbau, tidak bau amis, anyir, busuk, tidak bau belerang, dll



b.



Manfaat air 1. Air yang bersih dan sehat, dapat memberi manfaat bagi kesehatan masyarakat, seperti terhindar dari gangguan penyakit diare,kolera, disentri, tifus, penyakit kulit, dll.; 2. Disamping dari aspek penyakit, air juga sangat penting untuk aspek kebersihan diri, atau hygiene perorangan;



c.



Cara Menjaga air dirumah supaya sehat  Meskipun air terlihat bersih, belum tentu bebas dari kuman penyakit. è Untuk itu air harus direbus dulu sampai mendidih, karena kuman akan mati pada suhu 100 derjat C (saat air mendidih);



5



 Bisa juga dengan cara memberi bahan-bahan kimia terbatas yang sudah dinyatakan aman bagi kesehatan (misal : kaporit, tawas, dll); d.



Cara Hygienis menangani makanan 1. Pilih bahan mentah yang bermutu ( tidak busuk / rusak, tidak mengandung bahan kimia berbahaya. 2. Gunakan wadah dan alat yang hygienis dalam pengolahan / penanganan. 3. Perlakukan makanan  hati-hati & seksama 4. Simpan sesuai dg prinsip-prinsip Hygiene 5. Tempatkan makanan dg wadah tertutup, tidak tumpang tindih.



4. ) Pengelolaan sampah rumah tangga Aktivitas manusia menghasilkan Sampah. Sampah yang tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan berbagai gangguan dan masalah kesehatan Dampak sampah tidak dikelola dengan baik : 



Dapat menjadi tempat perindukan vektor bibit penyakit;







Sampah akan menarik binatang, yang dapat menyebarluaskan penyakit, seperti misal lalat, kecoa , dan tikus à  (termasuk anjing);







Penyakit-penyakit yang berkaitan erat dengan sampah yang tidak dikelola dengan benar  antara lain : demam berdarah, disentri, thypus, dan lain-lain;



Sampah rumah tangga dapat digolongkan dalam : 



Sampah organik-sampah anorganik







Sampah padat-sampah lunak



Prinsip pengelolaan sampah adalah 3 R (Reduce, Reuse, Recycle) : 



Reduce, adalah upaya pengelolaan sampah dengan cara mungurangi volume sampah itu sendiri. è Sifatnya lebih mengarah ke pencegahan. è Misal : beli sayuran, pilihlah sayuran yang sesedikit mungkin dibuang, mengambil makanan jangan berlebihan, sehingga dapat mengurangi makanan yang menjadi sampah;



6







Reuse, yaitu suatu cara yang menggunakan kembali sampah yang ada, untuk keperluan yang sama atau fungsinya yang sama.è Misal botol sirop digunakan kembali untuk botol sirop, atau untuk botol kecap;







Recycle, atau daur ulang, adalah pemanfaatan limbah melalui pengolahan fisik atau kimia, untuk mengahsilkan produk yang sama atau produk yang lain. è Misal sampah organik diolah menjadi kompos, besi bekas diolah kembali menjadi barang-barang seni dari besi, dll;



5.) SPAL RT (Pengelolaan limbah rumah tangga) a. Pengertian :  Limbah cair rumah tangga adalah limbah yang berbentuk cair yang merupakan hasil kegiatan RT;  Limbah cair ini dapat berasal dari kamar mandi, peturasan, cucian barang/bahan dari dapur;  Limbah cair di dalam pengertian ini tidak termasuk limbah cair yang berasal dari WC / jamban keluarga;  Limbah cair dari kegiatan rumah tangga volumenya relative sedikit dibanding dengan luas lahan yang ada di desa tersebut, namun demikian limbah cair tersebut tetap harus dikelola, karena kalau dibuang sembarangan dapat membuat lingkungan kotor, berbau, dan mengurangi estetika dan kebersihan lingkungan b.



Tujuan Pengelolaan limbah rumah tangga : Terlindunginya masyarakat dari penyakit dan atau gangguan kesehatan terhadap bahan2 pencemar pada limbah yang tidak di kelola dengan benar dari rumah. agar tidak mencemari sumber air, tidak menimbulkan bau dan tidak mencemari permukaan tanah dan air tanah.



c. Dampak limbah rumah tangga yang dikelola tidak baik :  menjadi tempat perindukan vector penyakit;  Limbah cair dapat menarik binatang-binatang yang dikenal dalam aspek kesehatan dapat menyebarluaskan penyakit, seperti:lalat, kecoa , tikus, dll.; 7



 Penyakit-penyakit yang berkaitan erat dengan limbah yang tidak dikelola dengan benar, antara lain: demam berdarah, disentri, thypus, dan lain-lain; d.



Penanganan Limbah cair :  Limbah cair harus dibuang pada sarana pengolahan air limbah (SPAL) yang dapat dibuat oleh masing-masing rumah tangga;  Bentuk  SPAL dapat berupa sumuran ataupun saluran dengan ukuran tertentu;  Sumuran atau saluran tersebut diberi bahan-bahan yang dapat berfungsi untuk menyaring unsur yang terkandung dalam limbah cair;  Bahan tersebut disusun dengan formasi urutan sebagai berikut: o



Batu belah ukuran diameter 5-10 cm;



o



Ijuk;



o



Batu belah diameter 10-15 cm.



8



BAB III PEMBAHASAN 1. PENGERTIAN STBM STBM adalah pendekatan untuk merubah perilaku higienis dan saniter melalui pemberdayaan masyarakat dengan cara pemicuan. Penyelenggara pelaksanaan pendekatan STBM adalah masyarakat, baik yang terdiri dari individu, rumah tangga maupun kelompok-kelompok masyarakat. Dalam PERMENKES Nomor 3 Tahun 2014, strategi penyelenggaraan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) meliputi 3 (tiga) komponen yang saling mendukung satu dengan yang lain yaitu: 1. Penciptaan lingkungan yang kondusif (enabling environment); 2. Peningkatan kebutuhan sanitasi (demand creation); 3. Peningkatan penyediaan akses sanitasi (supply improvement); Apabila salah satu dari komponen STBM tersebut tidak ada maka proses pencapaian 5 (lima) Pilar STBM tidak maksimal.



9



2. JUMLAH KEPEMILKAN JAMBAN



3. PENGARUHI PERILAKU MASYARAKAT DENGAN KEPEMILIKAN JAMBAN



SOLUSI Sedangkan indikator output STBM adalah sebagai berikut : a. Setiap individu dan komunitas mempunyai akses terhadap sarana sanitasi dasar sehingga dapat mewujudkan komunitas yang bebas dari buang air di sembarang tempat (ODF). b. Setiap rumah tangga telah menerapkan pengelolaan air minum dan makanan yang aman di rumah tangga. c. Setiap rumah tangga dan sarana pelayanan umum dalam suatu komunitas (seperti sekolah, kantor, rumah makan, puskesmas, pasar, terminal) tersedia fasilitas cuci tangan (air, sabun, sarana cuci tangan), sehingga semua orang mencuci tangan dengan benar. d. Setiap rumah tangga mengelola limbahnya dengan benar. e. Setiap rumah tangga mengelola sampahnya dengan benar.



10



11



BAB IV PENUTUP A. KESIMPULAN STBM ( Sanitasi Total Berbasis Masyarakat ) adalah Upaya menumbuhkan kemandirian masyarakat untuk mewujudkan lingkungan yang bersih dan sehat..  STBM yang diterapkan meliputi lima Pilar yaitu : 6. Stop buang air besar di sembarangan tempat ( stop BABS ) 7. Cuci Tangan Pakai Sabun ( CTPS ) 8. Pengelolaan air minum dan  makanan dirumah tangga 9. Pengelolan sampah rumah tangga dengan benar 10. Pengelolaan limbah rumah tangga Dalam PERMENKES Nomor 3 Tahun 2014, strategi penyelenggaraan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) meliputi 3 (tiga) komponen yang saling mendukung satu dengan yang lain yaitu: 1. Penciptaan lingkungan yang kondusif (enabling environment); 2. Peningkatan kebutuhan sanitasi (demand creation); 3. Peningkatan penyediaan akses sanitasi (supply improvement); Apabila salah satu dari komponen STBM tersebut tidak ada maka proses pencapaian 5 (lima) Pilar STBM tidak maksimal. Tiga strategi ini disebut Komponen Sanitasi Total.



12



DAFTAR PUSTAKA   Depkes RI, 2008. Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat: 2008 Kar, Kamal & Robert Chamber.2008.Buku Pegangan Sanitasi Total yang Dipimpin oleh Masyarakat. Plan: 2008 Yulia, Astri. 2010. Pedoman Pelatihan Natural Leader dalam Rangka Sanitasi Total Berbasis Masyarakat. Puskesmas Bukit Sileh:2010 Yulia, Astri. 2012. Laporan Hasil Kegiatan STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat) di Lokasi PAMSIMAS Tahun 2011 di Jorong Kayu Kalek Nagari Koto Anau Kec. Lembang Jaya Kab. Solok. Puskesmas Bukit Sileh : 2012



13