Tugas Manajemen Ners [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB 3 HASIL PENGKAJIAN DAN ANALISIS SERTA SINTESA PERMASALAHAN MANAJEMEN KEPERAWATAN



3.1 Hasil Pengkajian 3.1.1 MAN



1. Jumlah Tenaga Kualifikasi tenaga keperawatan di Ruang Kenanga RS Baptis Batu ada 8 orang dengan rincian sebagai berikut : a. Tenaga Keperawatan Tabel 3.1 Kualifikasi Tenaga Keperawatan di Ruang Kenanga RS Baptis Batu No 1



Kualifikasi



Jenis



Jumlah



D III Keperawatan



tetap



8



Jumlah Total 8



Prosentase 100%



Berdasarkan table diatas diinterpretasikan bahwa kualifikasi perawat di Ruang Kenanga RS Baptis Batu 100 % adalah D III Keperawatan. Berdasarkan table diatas adalah belum sesuai perencanaan ruangan. b. Tenaga Non Keperawatan Tenaga non keperawatan terdiri dari tenaga dokter, Gizi, Cleaning service dan laundry yang ditugaskan di Ruang kenanga RS Baptis Batu.



2. Kualitas tenaga Berdasarkan hasil rekapitulasi yang dilakukan didapatkan data tentang kualitas tenaga perawat di Ruang Kenanga RS Baptis Batu sebagai berikut : Tabel 3.2 Kualitas Tenaga keperawatan Ruang Rawat Inap Kenanga RS Baptis Batu No 1



Nama Evy Artanti, Amd Kep



Pendidikan D III Keperawatan



Masa Kerja 20 tahun



Jenis Tetap



Jabatan Ka Instal



Pelatihan Manajemen Bangsal, BLS, Perawatan Luka, EWSS, Assesor



2



Tina Andriani, Amd Kep



D III Keperawatan



3



Dwi Leilia, Amd Kep



Tetap



4



D III keperawatan 5 tahun



Tetap



D III 2 tahun Keperawatan D III keperawatan 1 tahun



Tetap



7



Bakti Wahyuningsih, Amd Kep Veronika Suci, Amd Kep Dimas Galih, Amd Kep Evelyn, Amd Kep



D III 6 tahun Keperawatan D III keperawatan 6 Tahun



8



Priyo Ari, Amd Kep



D III Kpeerawatan



Tetap



5 6



8 tahun



1 tahun



Tetap



Tetap



Tetap



Penanggung BLS, Jawab shift Perawatan Luka, EWSS Penanggung BLS,Perawatan jawab shift Luka, EWSS Penanggung BLS,Perawatan jawab shift luka, EWSS Penanggung BLS,Perawatan jawab Shift Luka, EWSS Perawat BLS, EWSS Pelaksana Perawat BLS, EWSS Pelaksana Perawat BLS, EWSS pelaksana



Berdasarkan table diatas diinterpretasikan bahwa sebanyak 100% perawat yang bekerja di Ruang Kenanga RS Baptis Batu pernah mengikuti pelatihan dasar keperawatan, seperti BLS, EWSS, akan tetapi untuk pelatihan tambahan masih kurang . 3. Tingkat Ketergantungan Pasien a. Skor ketergantungan Pasien Jumlah pasien, Diagnosis medis, serta tingkat ketergantungan pasien di Ruang kenanga RS Baptis Batu pada tahap pengkajian yaitu tanggal 3- 8 februari 2020 adalah sebagai berikut ; Tabel 3.4 Diagnosa dan Skor Ketergantungan pasien di Ruang Kenanga RS Baptis Batu Pada tanggal 3 februari 2020 dinas pagi Nama Kamar



Nama Pasien



Usia



Diagnosa Medis



Kenanga 1 Kenanga 2 Kenanga 3 Krisan 5-1 Krisan 5-2 Krisan 6-1 Krisan 6-2



Ny Sinta Tn Slamet Ny Siti M Ny Daiyah Tn Sumadi Tn Budi H Ny Murtini



60 tahun 45 tahun 30 Tahun 43 tahun 55 tahun 33 Tahun 23 tahun



Hipertensi CHF DHF Vertigo CVA Infark LBP Gastritis



Tingkat Ketergantungan Total Total Partial Partial Total Partial Minimal



Berdasarkan tabel diatas diinterpretasikan bahwa pada tanggal 3 februari 2020 dinas pagi terdapat 7 pasien , sebanyak 42,86% Pasien yang diirawat memiliki tingkat ketergantungan total dan 42,86



% pasien yang dirawat memiliki tingkat ketergantungan parsial, dan sebanyak 14,28 % pasien memiliki tingkat ketergantungan minimal.



Tabel 3.5 Diagnosa dan Skor Ketergantungan pasien di Ruang Kenanga RS Baptis Batu pada tanggal 4 februari 2020 dinas pagi Nama Kamar



Nama Pasien



Usia



Diagnosa Medis



Tingkat Ketergantungan



Kenanga 1



Ny Sinta



60 tahun



Hipertensi



Total



Kenanga 2



Tn Slamet



45 tahun



CHF



Total



Kenanga 3



Ny Siti M



30 Tahun



DHF



Partial



Krisan 5-1



Ny Daiyah



43 tahun



Vertigo



Partial



Krisan 5-2



Tn Sumadi



55 tahun



CVA Infark



Total



Krisan 6-1



Tn Budi H



33 Tahun



LBP



Partial



Krisan 6-2



Ny Murtini



23 tahun



Gastritis



Minimal



Berdasarkan tabel diatas diinterpretasikan bahwa pada tanggal 4 februari 2020 dinas pagi terdapat 7 pasien , sebanyak 42,86% Pasien yang diirawat memiliki tingkat ketergantungan total dan 42,86% pasien yang dirawat memiliki tingkat ketergantungan parsial, dan sebanyak 14,28% pasien memiliki tingkat ketergantungan minimal.



Tabel 3.6 Diagnosa dan Skor Ketergantungan pasien di Ruang Kenanga RS Baptis Batu pada tanggal 5 februari 2020 dinas pagi Nama Kamar



Nama Pasien



Usia



Diagnosa Medis



Tingkat Ketergantungan



Kenanga 1



Ny Sinta



60 tahun



Hipertensi



Total



Kenanga 2



Tn Slamet



45 tahun



CHF



Total



Kenanga 3



Ny Siti M



30 Tahun



DHF



Partial



Krisan 5-1



Ny Daiyah



43 tahun



Vertigo



Partial



Krisan 5-2



Tn Sumadi



55 tahun



CVA Infark



Total



Krisan 6-1



Tn Budi H



33 Tahun



LBP



Partial



Berdasarkan tabel diatas diinterpretasikan bahwa pada tanggal 5 februari 2020 dinas pagi terdapat 6 pasien , sebanyak 50% Pasien yang diirawat memiliki tingkat ketergantungan total dan 50% pasien yang dirawat memiliki tingkat ketergantungan parsial.



Tabel 3.7 Diagnosa dan Skor Ketergantungan pasien di Ruang Kenanga RS Baptis Batu pada tanggal 6 februari 2020 dinas pagi Nama Kamar



Nama Pasien



Usia



Diagnosa Medis



Tingkat Ketergantungan



Kenanga 1



Ny Sinta



60 tahun



Hipertensi



Total



Kenanga 2



Tn Slamet



45 tahun



CHF



Total



Kenanga 3



Ny Siti M



30 Tahun



DHF



Partial



Krisan 5-2



Tn Sumadi



55 tahun



CVA Infark



Total



Krisan 6-1



Tn Budi H



33 Tahun



LBP



Partial



Berdasarkan tabel diatas diinterpretasikan bahwa pada tanggal 6 februari 2020 dinas pagi terdapat 5 pasien , sebanyak 60% Pasien yang diirawat memiliki tingkat ketergantungan total dan 40% pasien yang dirawat memiliki tingkat ketergantungan parsial.



Tabel 3.8 Diagnosa dan Skor Ketergantungan pasien di Ruang Kenanga RS Baptis Batu pada tanggal 7 februari 2020 dinas pagi Nama Kamar



Nama Pasien



Usia



Diagnosa Medis



Tingkat Ketergantungan



Kenanga 1



Ny Sinta



60 tahun



Hipertensi



Total



Tn Slamet



45 tahun



CHF



Total



Kenanga 3



Ny Siti M



30 Tahun



DHF



Partial



Krisan 5-2



Tn Sumadi



55 tahun



CVA Infark



Total



Krisan 6-1



Tn Budi H



33 Tahun



LBP



Partial



Krisan 5-1



Ny Nur Hidayati



40 tahun



DM



Partial



Kenanga 2



Berdasarkan tabel diatas diinterpretasikan bahwa pada tanggal 7 februari 2020 dinas pagi terdapat 6 pasien , sebanyak 50% Pasien yang diirawat memiliki tingkat ketergantungan total dan 50% pasien yang dirawat memiliki tingkat ketergantungan parsial.



Tabel 3.9 Diagnosa dan Skor Ketergantungan pasien di Ruang Kenanga RS Baptis Batu pada tanggal 8 februari 2020 dinas pagi Nama Kamar



Nama Pasien



Usia



Diagnosa Medis



Tingkat Ketergantungan



Kenanga 1



Ny Sinta



60 tahun



Hipertensi



Total



Tn Slamet



45 tahun



CHF



Total



Kenanga 3



Ny Siti M



30 Tahun



DHF



Partial



Kenanga 4



Tn Abdul



62 tahun



Diabetic Foot



Partial



Krisan 5-2



Tn Sumadi



55 tahun



CVA Infark



Total



Krisan 6-1



Tn Budi H



33 Tahun



LBP



Partial



Krisan 5-1



Ny Nur Hidayati



40 tahun



DM



Minimal



Kenanga 2



Berdasarkan tabel diatas diinterpretasikan bahwa pada tanggal 8 februari 2020 dinas pagi terdapat 7 pasien , sebanyak 42,85% Pasien yang diirawat memiliki tingkat ketergantungan total dan 42,85% pasien yang dirawat memiliki tingkat ketergantungan parsial, dan 14,28% pasien memiliki tingkat ketergantungan minimal. b.Kebutuhan Tenaga Keperawatan Berdasarkan metode Gillies Tanggal 3 Februari 2020 dinas pagi 1) Tingkat ketergantungan Pasien Minimal



:



1 orang



Parsial



:



3 orang



Total



:



3 orang



2) Kebutuhan Perawat 



Keperawatan langsung Minimal : 2 jam x 1 orang = 2 jam Parsial



: 3 jam x 3 orang = 9 jam



Total



: 6 jam x 3 orang= 18 jam 29 jam







Keperawatan tidak langsung 35 menit x 7 orang = 245 menit = 4,05 jam







Jam Penyuluhan 15 menit x 7 orang = 105 menit =1, 45 jam







Total waktu kperawatan Keperawatan langsung + keperawatan tidak langsung + penyuluhan = 29 jam + 4,05 jam + 1,45 jam = 34,5 jam







Jumlah kebutuhan perawat perhari Total waktu keperawatan = 34,5 jam = 4,92 orang = 5 orang Waktu kerja efektif







7 jam



Jumlah Kebutuhan Per shift Pagi



= 47% x 5 = 2,35 orang = 3 orang



Sore = 36 % x 5 = 1,8 orang = 2 orang Malam= 17 % x 5 = 0,85 orang= 1 orang



Tanggal 4 februari 2020 Tingkat ketergantungan Pasien Minimal



:



1 orang



Parsial



:



3 orang



Total



:



3 orang



3) Kebutuhan Perawat 



Keperawatan langsung Minimal : 2 jam x 1 orang = 2 jam Parsial



: 3 jam x 3 orang = 9 jam



Total



: 6 jam x 3 orang= 18 jam 29 jam







Keperawatan tidak langsung 35 menit x 7 orang = 245 menit = 4,05 jam







Jam Penyuluhan 15 menit x 7 orang = 105 menit =1, 45 jam







Total waktu kperawatan Keperawatan langsung + keperawatan tidak langsung + penyuluhan =



29 jam + 4,05 jam + 1,45 jam = 34,5 jam 



Jumlah kebutuhan perawat perhari Total waktu keperawatan = 34,5 jam = 4,92 orang = 5 orang Waktu kerja efektif







7 jam



Jumlah Kebutuhan Per shift Pagi



= 47% x 5 = 2,35 orang = 3 orang



Sore = 36 % x 5 = 1,8 orang = 2 orang Malam= 17 % x 5 = 0,85 orang= 1 orang



Tanggal 5 februari 2020 Tingkat ketergantungan Pasien Parsial



:



3 orang



Total



:



3 orang



4) Kebutuhan Perawat 



Keperawatan langsung Parsial



: 3 jam x 3 orang = 9 jam



Total



: 6 jam x 3 orang= 18 jam



27 jam 



Keperawatan tidak langsung 35 menit x 6 orang = 210 menit = 3,5 jam







Jam Penyuluhan 15 menit x 6 orang = 90 menit =1, 30 jam







Total waktu keperawatan Keperawatan langsung + keperawatan tidak langsung + penyuluhan = 27 jam + 3,5 jam + 1,30 jam = 31,8 jam







Jumlah kebutuhan perawat perhari Total waktu keperawatan = 31,8 jam = 4,54 orang = 5 orang Waktu kerja efektif







Jumlah Kebutuhan Per shift



7 jam



Pagi



= 47% x 5 = 2,35 orang = 3 orang



Sore = 36 % x 5 = 1,8 orang = 2 oran Malam= 17 % x 5 = 0,85 orang= 1 orang



Tanggal 6 februari 2020 Tingkat ketergantungan Pasien Parsial



:



3 orang



Total



:



3 orang



5) Kebutuhan Perawat 



Keperawatan langsung Parsial



: 3 jam x 3 orang = 9 jam



Total



: 6 jam x 3 orang= 18 jam 27 jam







Keperawatan tidak langsung 35 menit x 6 orang = 210 menit = 3,5 jam







Jam Penyuluhan 15 menit x 6 orang = 90 menit =1, 30 jam







Total waktu keperawatan Keperawatan langsung + keperawatan tidak langsung + penyuluhan = 27 jam + 3,5 jam + 1,30 jam = 31,8 jam







Jumlah kebutuhan perawat perhari Total waktu keperawatan = 31,8 jam = 4,54 orang = 5 orang Waktu kerja efektif







7 jam



Jumlah Kebutuhan Per shift Pagi



= 47% x 5 = 2,35 orang = 3 orang



Sore = 36 % x 5 = 1,8 orang = 2 orang Malam= 17 % x 5 = 0,85 orang= 1 orang



Tanggal 7 februari 2020 Tingkat ketergantungan Pasien Parsial



:



3 orang



Total



:



3 orang



6) Kebutuhan Perawat 



Keperawatan langsung Parsial



: 3 jam x 3 orang = 9 jam



Total



: 6 jam x 3 orang= 18 jam 27 jam







Keperawatan tidak langsung 35 menit x 6 orang = 210 menit = 3,5 jam







Jam Penyuluhan 15 menit x 6 orang = 90 menit =1, 30 jam







Total waktu keperawatan Keperawatan langsung + keperawatan tidak langsung + penyuluhan = 27 jam + 3,5 jam + 1,30 jam = 31,8 jam







Jumlah kebutuhan perawat perhari Total waktu keperawatan = 31,8 jam = 4,54 orang = 5 orang Waktu kerja efektif







7 jam



Jumlah Kebutuhan Per shift Pagi



= 47% x 5 = 2,35 orang = 3 orang



Sore = 36 % x 5 = 1,8 orang = 2 orang Malam= 17 % x 5 = 0,85 orang= 1 orang



Tanggal 8 februari 2020 Tingkat ketergantungan Pasien Minimal



:



1 orang



Parsial



:



3 orang



Total



:



3 orang



7) Kebutuhan Perawat 



Keperawatan langsung Minimal : 2 jam x 1 orang = 2 jam



Parsial



: 3 jam x 3 orang = 9 jam



Total



: 6 jam x 3 orang= 18 jam 29 jam







Keperawatan tidak langsung 35 menit x 7 orang = 245 menit = 4,05 jam







Jam Penyuluhan 15 menit x 7 orang = 105 menit =1, 45 jam







Total waktu kperawatan Keperawatan langsung + keperawatan tidak langsung + penyuluhan = 29 jam + 4,05 jam + 1,45 jam = 34,5 jam







Jumlah kebutuhan perawat perhari Total waktu keperawatan = 34,5 jam = 4,92 orang = 5 orang Waktu kerja efektif







7 jam



Jumlah Kebutuhan Per shift Pagi



= 47% x 5 = 2,35 orang = 3 orang



Sore = 36 % x 5 = 1,8 orang = 2 orang Malam= 17 % x 5 = 0,85 orang= 1 orang



Hasil Penghitungan di atas menunjukkan bahwa rata-rata kebutuhan perawat selama 6 hari di Ruang kenanga untuk dinas pagi, dinas sore, dan dinas malam secara berturut-turut adalah sebagai berikut : 3 orang, 2 orang dan 1 orang . Kenyataan yang kami temui di lapangan adalah dinas pagi 3 orang, dinas sore 2 orang dan dinas malam 1 orang. Yang dapat diartikan sudah sesuai dengan penghitungan.



3.1.2 MATERIAL DAN MACHINE 1. Peralatan dan Fasilitas Rumah tangga a. Fasilitas untuk pasien berdasarkan hasil observasi dan wawancara Ruang Kenanga RS Baptis Batu tentang inventaris tercantum dalam tabel berikut :



tabel 3.1 Fasilitas Rumah Tangga yang tersedia di Ruang Kenanga RS Baptis Batu No



Nama Barang



Jumlah



Kondisi Baik



Rusak



1



AC + Remote



3



3



0



2



Kipas Angin



4



4



0



3



Almari Linen



4



4



0



4



Bantal



8



8



0



5



Bed Pasien



7



7



0



6



Cermin



6



6



0



7



CPU + monitor



1



1



0



8



Foot Step



1



1



0



9



Guling



3



3



0



10



Kulkas



3



3



0



11



Kursi penunggu pasien



7



7



0



12



Kursi kerja



3



3



0



13



Kursi Roda



1



1



0



14



Meja Nurse Station



1



1



0



15



Rak Obat besar



1



1



0



16



Standar Infus



7



7



0



17



Tiang infus beroda



4



4



0



18



Telepon



4



4



0



19



Televisi + Remote



5



5



0



20



Tempat Obat Kecil



10



10



0



21



Tempat sampah non infeksius



8



8



0



22



Tempat sampah infeksius



8



8



0



23



Baskom mandi



7



7



0



25



Sampah jarum



1



1



0



26



microwave



1



1



0



27



Teko air



3



3



0



28



Meja pasien



7



7



0



29



pispot



5



5



0



30



Troly Emergency



1



1



0



Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa semua peralatan selalu siap digunakan apabila dibutuhkan dan dalam kondisi baik.



b.Fasilitas Untuk Perawat No



Nama Barang



Jumlah



Kondisi Baik



1



Ruangan Konsul



Rusak



Jadi 1 dengan baik nurse station



2



Ruangan Kainstal



Jadi 1 dengan baik nurse station



3



Nurse Station



1



baik



0



4



Toilet Perawat



1



baik



0



Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa karena keterbatasan tempat, ruang kaInstal dan ruang konsul di jadikan satu dengan ruang nurse station. Dari hasil observasi, ruang tersebut kurang mendukung untuk digunakan sebagai ruang konsultasi, karena dibutuhkan privasi dalam pelaksanaan konsultasi.



c.Fasilitas Peralatan dan Instrumen Kesehatan 1) Obat No



Nama Barang



Jumlah



Kondisi Baik



Rusak



1



Stesolid injeksi



5



5



0



2



Atropin Injeksi



5



5



0



3



Adrenallin Injeksi



5



5



0



4



D 40 % Injeksi



5



5



0



Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa persediaan obat di ruang Kenanga RS Baptis Batu hanya untuk persediaan di Troly Emergency dan siap diguankan serta dalam kondisi baik.



2) Peralatan Kesehatan No



Nama Barang



Jumlah



Kondisi Baik



Rusak



1



Stetoscope



2



2



0



2



Tensimeter



1



1



0



3



Termometer



1



1



0



4



Oximeter



1



1



0



5



Ambubag



1



1



0



6



Pen Light



1



1



0



7



Reflek Hammer



1



1



0



8



Bengkok kecil



5



5



0



9



Alat debridemen



2



2



0



10



Alat Buka Jahitan



1



1



0



11



Suction



1



1



0



12



Nebulizer



1



1



0



13



Syringe Pump



2



2



0



14



Manometer Oksigen



5



5



0



15



Glucometer



1



1



0



16



Laringoscope



1



1



0



17



Otoscope



1



1



0



18



WWZ



1



1



0



Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa persediaan alat kesehatan di Ruang Kenanga RS Baptis Batu mencukupi apabila dibutuhkan oleh pasien dan siap digunakan serta dalam kondisi baik.



3.1.2 METHODS 1. Penerapan Pemberian Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) Dalam sistem pelayanannya RS Baptis Batu dan Ruang Kenanga memiliki Visi, Misi dan Motto serta tujuan sebagai pedoman pelaksanaan pelayanan kesehatan yang jelas dalam mencapai tujuan organisasi yang telah ditentukan, Sehingga hal ini dapat menjadi motivasi bagi perawat di ruang Kenanga untuk memberikan pelayanan kesehatan yang optimal bagi konsumen. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 3 – 8 februari 2020 di dapatkan bahwa untuk penerapan model atau metode pemberian asuhan keperawatan di Ruang kenanga adalah metode kasus. Sedangkan pada hasil wawancara pada penanggung jawab sementara ruang kenanga di dapatkan data bahwa metode pemberian asuhan keperawatan yang di gunakan masih campuran dan selama ini untuk pembagian tugas adalah dalam setiap dinas terdapat penanggung jawab shift dan perawat pelaksana. Penanggung jawab shift berperan sebagai koordinator dalam suatu shift dan juga bekerja sebagai perawat pelaksana. Dan berdasarkan hasil wawancara didapatkan bahwa, pembagian tugas ini dirasakan kurang efektif karena terkadang masih terdapat berbagai macam tugas yang belum terselesaikan akibat tidak adanya penanggung jawab yang mengingatkan.



2. Analisis Prosedur Operan Operan adalah suatu timbang terima tugas dari shift satu ke shif lain dengan waktu, isi dan strategi yang telah ditentukan. Operan mengkomunikasikan secara tertulis dan lisan pada staf keperawatan dan tim kesehatan lain yang memerlukan data klien secara teratur. Berdasarkan hasil observasi didapatkan bahwa operan dilaksanakan setiap shift, namun pelaksanaan operan tidak memiliki SPO (Standar prosedur Operasional), namun berdasarkan hasil wawancara didapatkan bahwa SPO pelaksanaan operan masih dalam tahap penyusunan.



Tanggal No.



Langkah-langkah



03/02/20



04/02/20 05/02/20



P



S



P



kepala ruang / ketua tim mengucapkan salam -



-



Persiapan: Nurse Station 1.



untuk membuka operan 2.



Buku laporan shift sebelumnya











3.



Membaca laporan shift sebelumnya



-



-



4.



Shift yang akan mengoperkan, menyiapkan √







hal-hal yang disampaikan 5.



Shift yang akan menerima membawa buku √







catatan operan / atau catatan harian. 6.











Kepala ruang / Ketua tim memberi salam √



-



kedua kelompok sudah siap



Prosedur pelaksanaan (ruangan pasien) 1.



(selamat pagi/ asslamualaikum) pada pasien dan menyampikan akan segera dilakukan operan 2.



perkenalkan diri dan perawat yang akan √







bertugas pada shift selanjutnya 3.



kegiatan



dimulai



mengidentifikasi



dengan secara



satu



menyebut/ persatu



(berurutan tempat tidur/kamar): √







c. Jelaskan diagnsosa keperawatan sesuai √







a. Identifikasi klien: nama, tanggal lahir b. Jelaskan daignosa medis



data focus 4.



jelaskan kondisi / keadaan umum klien



-



-











S



P



S



5.



jelaskan tindakan keperawatan yang telah dan √







belum dilakukan 6.



jelaskan hasil tindakan masalah teratasi atau √







muncul masalah baru 7.



jelaskan secara singkat dan jelas rencana √







kerja dan tindak lanjut asuhan (mandiri atau kolaborasi) 8.



memberikan kesempatan anggota shift yang menerima



operan



untuk



-



melakukan



klarifikasi / bertanya tentang hal-hal atau tindakan yang kurang jelas 9.



perawat yang menerima operan mencatat hal- √







hal penting pada buku catatan harian 10.



lakukan prosedur 1-7 untuk pasien berikutnya sampai seluruh pasien di operkan



11.



perawat yang mengoperkan menyerahkan √







semua berkas catatan perawatan kepada tim yang akan menjalankan tugas berikutnya. Penutup 1.



kepala ruang / ketua tim (yang memimpin) √







kembali ke nurse station 2.



berdoa bersama yang dipimpin oleh kepala -



-



ruang / ketua tim 3.



mengucapkan salam



-



-



4.



mengucapkan selamat istirahat bagi anggota -



-



tim sebelumnya 5.



mengucapkan selamat bekerja untuk tim / -



-



shift berikutnya TOTAL



15



14



3. Analisis prosedur pre dan post conference Conference adalah diskusi kelompok tentang beberapa aspek klinik dan kegiatan konsultasi. Pre conference adalah diskusi tentang aspek klinik sebelum melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien. Post conference adalah diskusi tentang aspek klinik sesudah melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien. Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 3-8 Februari 2020 didapatkan bahwa pre, dan post conference tidak pernah dilakukan dan tidak ada SPO (Standar prosedur Operasional) untuk prosedur tersebut, dan dari hasil wawancara pada penanggung jawab ruangan sementara didapatkan bahwa memang selama ini perawat tidak pernah melakukan kegiatan pre-post conference karena kurang paham dengan kegiatan tersebut. 4. Ronde keperawatan Berdasarkan hasil observasi selama 6 hari (3-8 februari2020) didapatkan bahwa perawat tidak pernah melaksanakan ronde keparawatan. Dan berdasarkan hasil wawancara pada penanggung jawab ruangan sementara didapatkan bahwa perawat selama ini tidak pernah melakukan ronde keperawatan karena tidak tahu dengan kegiatan tersebut. 5. Supervisi Berdasarkan hasil observasi supervisi tidak pernah dilakukan oleh kepala ruangan atau penananggung jawab sementara ruangan terhadap perawat pelaksana, dan berdasarkan hasil wawancara dengan penanggung jawab ruangan sementara kegiatan supervisi tidak pernah dilakukan oleh kepala ruangan karena kepala ruangan masih studi dan biasanya kegiatan tersebut dilaksanakan oleh pihak On duty (Rumah sakit) / Supervisor. 6. Pendidikan kesehatan Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 3-8 februari 2020 didapatkan bahwa pemberian pendidikan kesehatan dilaksanakan ketika pasien akan pulang, sedangkan untuk pendidikan kesehatan yang dilakukan ruangan untuk yang terjadwal rutin dilakukan 1 bulan sekali. Sedangkan berdasarkan hasil wawancara dengan penanggung jawab sementara, pemberian pendidikan kesehatan ini biasanya dilakukan secara individu ketika jumlah pasien pulang sedikit, dan berkelompok jika jumlah pasien banyak. Berikut ini adalah beberapa poin yang harus disampaikan dalam pendidikan kesehatan:



PERAWATAN LANJUTAN DI RUMAH N o 1.



Materi Penyuluhan Kesehatan



Dijelaskan



tidak dijelaskan



menjelaskan tentang aktifitas yang boleh dilakukan a. Aktifitas ringan b. Aktifitas bertahap sesuai kemampuan



2.



menjelaskan tentang Nutrisi: a.Jenis makanan yang boleh dikonsumsi b. Pantangan yang harus diperhatikan



3.



menjelaskan tentang Obat: a.Jam minum obat b.dosis obat yang dikonsumsi c.cara mengkonsumsi obat



4.



Kontrol ulang



5.



Berkas-berkas yang dibawa saat kontrol



Sedangkan berdasarkan hasil observasi selama 6 hari tersebut terdapat 2 pasien pulang, dan semua pasien (100%) telah diberikan penyuluhan. 7. Orientasi pasien baru Orientasi pasien baru adalah pengenalan pasien dan keluarga pasien terhadap lingkungan ruang atau unit perawatan. Berdasarkan hasil observasi di Ruang Kenanga terdapat pasien baru, dan dari pasien baru tersebut perawat telah menjelaskan tentang lingkungan ruang perawatan terhadap pasien dan keluarga ketika klien dan keluarga baru memasuki ruangan perawatan. Berdasarkan hasil wawancara didapatkan bahwa penjelasan atau orientasi pada pasien baru dilakukan berdasarkan standar prosedur rumah sakit yang meliputi hal-hal sebagai berikut: No 1.



Prosedur senyum dan memberi salam



Dilakukan Ya



Tidak



2.



mengantar pasien ke ruangan



3.



memberi penjelasan kepda pasien dan keluarga tentang: a. Tata tertib rawat inap b. Waktu berkunjung c. Jam visite dokter d. Cara penggunaan fasilitas rawat



4.



senyum



dan



memberi



salam,



serta



menyatakan



bila



membutuhkan informasi dan perawatan langsung menghubungi petugas yang ada Berdasarkan hasil observasi pada 3-8 februari 2020 didapatkan 1 pasien baru, dan pemberian penjelasan terhadap ketentuan ruangan pada pasien baru100% dilakukan oleh perawat ketika klien dan keluarga baru memasuki ruang perawatan. Namun, orientasi pada pasien baru hanya 95% dilakukan sesuai prosedur, karena ada beberapa pasien yang tidak diberikan penjelasan secara lengkap. a.



Sentralisasi Obat Teknik pengolahan obat atau sentralisasi meliputi 6 poin yang harus terpenuhi. Ke enam poin tersebut diantaranya : a. Penanggung jawab pengelolaan obat adalah kepala ruangan, dimana obat sudah disediakan oleh farmasi dalam bentuk udd . b. Keluarga wajib mengetahui dan ikut serta mengontrol penggunaan obat. Pada implementasi di ruang Kenangan



keluarga diberikan penjelasan sebelum



diberikan obat dan menandatangani form yang menyatakan bahwa obat sudah diberikan. c. Penerimaan obat :  Obat yang telah diresepkan ditunjukkan kepada perawat dan selanjutnya resep akan diserahkan ke farmasi rawat inap, kemudian setelah obat di dispensing oleh farmasi obat akan di berikan ke perawat di ruang kenangadatangi form tujuh benar obat, untuk selanjutnya di distribusikan ke pasien.  Pasien atau keluarga selanjutnya mendapatkan



obat yang harus



diminum. Hasil observasi di Ruang Kenanga, Obat-obatan oral serta



injeksi di letakkan pada laci yang ditentukan berdasarkan nomor urut kamar dan sesuai pasien. Sedangkan obat-obatan emergency diletakkan pada emergency box yang dilengkapi dengan ambu bag. (Nursalam, 2002). d. Pembagian obat  Obat yang telah diterima untuk selanjutnya disalin dalam buku daftar pemberian obat. Dalam hasil observasi obat yang diberikan keluarga dicatat oleh perawat ke dalam daftar pemberian obat per pasien.  Obat yang telah disimpan untuk selanjutnya diberikan oleh perawat dengan memperhatikan alur yang tercantum dalam buku daftar penerimaan obat , dengan terlebih dahulu dicocokan dengan terapi yang diinstruksikan dokter dan kartu obat yang ada pada pasien.  Pada saat pemberian obat, perawat menjelaskan macam obat, kegunaan obat, jumlah obat dan efek samping. Usahakan tempat atau wadah obat kembali ke perawat setelah obat dikonsumsi. Pantau efek samping pada pasien. e. Penambahan obat baru  Bilamana terdapat penambahan atau perubahan jenis, dosis, atau perubahan alur pemberian obat, maka informasi ini akan dimasukkan ke dalam buku masuk obat dan sekaligus dilakukan perubahan dalam kartu sediaan.  Pada pemberian obat yang bersifat tidak rutin, maka dokumentasi hanya dilakukan pada buku masuk obat. f. Obat khusus  Obat dikategorikan khusus apabila sediaan memiliki harga yang cukup mahal, menggunakan alur pemberian yang cukup sulit, memiliki efek samping yang cukup besar atau hanya diberikan atau hanya diberikan dalam waktu tertentu. Hasil observasi di Ruang Kenanga , obat khusus diberikan dengan Double Cek oleh 2 perawat.  Informasi yang diberikan kepada pasien atau keluarga : nama obat, waktu pemberian, efek samping, penanggung jawab, pemberian, dan wadah



obat sebaiknya diserahkan atau ditunjukkan kepada keluarga setelah pemberian. Usahakan terdapat saksi dari keluarga pasien saat pemberian obat. 3.1.4 MONEY



1.



Sistem Gaji dan Remunerisasi SDM Sumber dana gaji pegawai di RS Baptis Batu semua berasal dari rumah sakit itu sendiri. Untuk prosentase pendapatan masing-masing pegawai diatur oleh tim HRD rumah sakit itu sendiri. Sistem penggajian yang digunakan mulai bulan Mei 2015 adalah Merit System. Dimana dengan system ini, jumlah gaji yang diterima oleh masing-masing pegawai berbeda-beda tergantung status kepegawaian (pegawai tetap atau pegawai kontrak), tingkat pendidikan, keahlian (perawat umum, perawat khusus, atau perawat ahli), dan jumlah hari kerja. Di luar gaji pokok, masing-masing pegawai akan mendapatkan remunerasi atau insentif bulanan yang diberikan berdasarkan hasil kerja di ruangan. Selain itu, ada beberapa karyawan yang mendapatkan tunjangan fungsional, dimana pegawai dalam hal ini perawat menjabat sebagai kepala ruangan, kepala tim atau Penanggung jawab shift. Untuk pegawai kontrak, karyawan baru yang masuk akan menjalani masa magang selama 6 bulan, kemudian akan dilakukan ujian (dicredensial) untuk bisa menjadi pegawai kontrak. Pegawai kontrak akan menjadi pegawai tetap dan akan mengikuti ujian atau penilaian kinerja setiap 1 tahun.



2.



Sumber Pendapatan Ruangan Sumber pendapatan Ruang Kenanga RS Baptis Batu diatur sendiri oleh rumah sakit untuk dibagikan ke setiap ruangan di rumah sakit sesuai kebutuhannya:



a. Tarif Rawat Inap RS Baptis Batu No. Kelas Kamar



Kamar dan gizi (per hari)



1



Flamboyan, Edelweis, Daisy



Rp. 1.200.000



2



Kenanga



Rp. 1.000.000



3



Anyelir



Rp. 1.000.000



4



Gladiol,Seruni



Rp. 700.000



5



Krisan 5,6



Rp. 450.000



6



Krisan 1,2,3,4



Rp. 400.000



7



Lily,



Kemuning,



Tulip,



Pojok Rp. 350.000



Stroke 8



Asoka, Dahlia



Rp. 250.000



9



Vinolia, aster, acelia



Rp. 150.000



10



Mawar 1



Rp. 300.000



11



Mawar 2



Rp. 150.000



12



Mawar 3



Rp.125.000



13



Melati



Rp.350.000



14



ICU VIP



Rp. 950.000



15



ICU Isolasi



Rp.650.000



16



ICU Burn Unit



Rp. 650.000



17



ICU Standart



Rp.550.000



20



LEVEL 3



Rp. 125.000



b. Tarif Visit Dokter No. Kelas Kamar



Kamar



1



Flamboyan, Edelweis, Daisy



Rp. 260.000



2



Anyelir, Kenanga



Rp. 230.000



3



Gladiol, Seruni



Rp. 180.000



4



Lily, Krisan 1-6, Kemuning, Tulip, Rp. 120.000 Anggrek



5



Asoka , Dahlia



Rp. 100.000



6



Vinolia, Aster, Acelia



Rp. 80.000



7



ICU VIP



Rp. 270.000



8



ICU Isolasi, ICU Burn Unit



Rp. 140.000



9



ICU Standart



Rp. 130.000



10



Pojok Stroke, Melati, Mawar 1



Rp. 140.000







11



Mawar 2



Rp. 130.000



12



Mawar 3



Rp. 100.000



Jenis Tindakan Perawatan di Rumah Sakit Baptis Batu No.



Nama Pemeriksaan



1.



Aff drain



2.



Aff drain WSD



3.



Aff wire



4.



Angkat Jahitan > 15 jahitan



5.



Angkat jahitan 1-5 jahitan



6.



Angkat jahitan 11-15 jahitan



7.



Angkat jahitan 6-10 jahitan



8.



Asisten kemoterapi (perawat)/hari



9.



Asisten pasang tampon



10.



Asisten punksi acites



11.



Asisten punksi pleura



12.



Atropinasi



13.



Bouginasi



14.



Buka Gips



15.



Chake mate GDA/test glucometer



16.



Chest fisioterapi



17.



Ciccotomy



18.



Condom cateter



19.



Cuci lambung bayi



20.



Cuci lambung/gastric coling (dewasa/anak)



21.



Cukur rambut trepanasi



22.



Doppler



23.



Exercise



24.



Infra red



25.



Injeksi (IM, IV, IC)



26.



Irigasi hidung (spesialis tht)



27.



Irigasi telinga (dokter spesialis)



28.



Konsultasi pembacaan ECG



29.



Lavement



30



Lepas chateter



31.



Lepas infuse



32.



Memandikan/menyeka pasien/hari



32.



Nebulizer



33.



Nercrotomi kecil



34.



Necrotomi luas



35.



Oral hygiene



36.



Pasang bidai spalk besar



37.



Pasang bidai spalk kecil



38.



Pasang chateter



39.



Pasang cvc



40.



Pasang infus



41.



Pasang NGT bayi



42.



Pasang NGT dewasa



43.



Pemeriksaan ECG



44.



Perawatan jenazah



45.



Perawatan post TUR/perhari



46.



Perawatan WSD



47.



Rawat luka kecil : diameter 60 tahun)  Ketidakmampuan bergerak pada bagian tertentu  Status gizi malnutrisi  Berbaring lama, penekanan pada satu arah  Mengalami kondisi kronik  Inkontinensia urin dan feses  Kejadian decubitus  Pasien dengan resiko tinggi decubitus Apabila pasien memenuhi salah satu atau lebih dari poin di atas, maka pasien tersebut dimasukkan kriteria resiko mengalami dekubitus.



Formula =



JumlahKejadianDekubitus x100% JumlahPasienBeresiko TerjadiDekubitus 0  x100%  0% 0



No



Variabel



TANGGAL 3



4



5



6



7



8



1.



Jumlah Kejadian Dekubitus



0



0



0



0



0



0



2.



Jumlah Pasien Beresiko terjadi Dekubitus



0



0



0



0



0



0



Angka kejadian Dekubitus



0



0



0



0



0



0



Selama pengamatan 6 hari tidak terdapat pasien yang mengalami dekubitus karena pasien sudah dilatih mobilisasi miring kanan miring kiri



2) Kejadian infeksi karena jarum infuse Kejadian phlebitis dinilai berdasarkan kategori dari infusion nursing society (2006) dan merupakan kategori yang dipakai di RS Baptis Batu. Grade



Keadaan area penusukan



Terapi



0



Tempat suntikan tampak sehat



Tidak ada tanda plebitis



1



Nyeri dan eritema



Observasi kanula



2



Nyeri, eritema, bengkak



Ganti tempat kanula



3



Nyeri , eritema, indulasi



Ganti kanula, pikirkan terapi



4



Nyeri , eritema, indulasi, vena cord Ganti kanula, observasi teraba



setiap



hari,



gunakan



balutan transparan 5



Nyeri , eritema, indulasi, vena cord Ganti teraba, demam



kanula,



ganti



tempat penusukan setiap 3 hari sekali



Berdasar data pengamatan selama 6 hari tidak didapatkan data phlebitis



No



Variabel



TANGGAL 3



4



5



7



6



8



TOTAL



1.



Jumlah Kejadian flebitis



0



0



0



0



0



0



0



2.



Jumlah Pasien Beresiko terjadi flebitis



7



7



6



6



6



7



39



Formula =



Kejadian infeksi karena jarum Infus



X 100%



Jumlah pasien beresiko terjadi plebitis =



0 X 100% = 0 %



Dalam pengamatan selama 6 hari tidak didapatkan kejadian phlebitis .



3) Pemberian Obat Angka KTD dalam pemberian Obat Formula = =



𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑛𝑎 𝑘𝑒𝑗𝑎𝑑𝑖𝑎𝑛 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑑𝑖ℎ𝑎𝑟𝑎𝑝𝑘𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑝𝑒𝑚𝑏𝑒𝑟𝑖𝑎𝑛 𝑜𝑏𝑎𝑡 𝑥100% 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑝𝑎𝑑𝑎 ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑡𝑒𝑟𝑠𝑒𝑏𝑢𝑡



=



0 𝑥100% = 0% 39 Angka KNC dalam pemberian Obat Formula= =



𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑛𝑎𝑘𝑒𝑗𝑎𝑑𝑖𝑎𝑛𝑛𝑦𝑎𝑟𝑖𝑠𝑐𝑒𝑑𝑒𝑟𝑎𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚𝑝𝑒𝑚𝑏𝑒𝑟𝑖𝑎𝑛𝑜𝑏𝑎𝑡 𝑥100% 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛𝑝𝑎𝑑𝑎ℎ𝑎𝑟𝑖𝑡𝑒𝑟𝑠𝑒𝑏𝑢𝑡



=



0 𝑥100% = 0% 39 VARIABEL



TANGGAL



TOTAL



3



4



5



6



7



8



Salah Pasien



-



-



-



--



-



-



0



Salah nama dan tidak sesuai dengan Identitas



-



-



-



-



-



-



0



Salah Waktu



-



-



-



-



-



-



0



Terlambat Pemberian Obat



3



3



2



1



3



4



16



Salah Jalur Pemberian Obat



-



-



-



-



-



-



0



Salah Dosis Obat



-



-



-



-



-



-



0



Salah Obat



-



-



-



-



-



-



0



Salah Dokumentasi



-



-



-



-



-



-



0



Jumlah Kesalahan



-



-



-



-



-



-



0



Jumlah Pasien / hari



7



7



6



6



6



7



39



Selama pengamatan 6 hari ditemukan bahwa terdapat 16 kejadian tenaga kesehatan memberikan obat tidak tepat waktu misalnya obat yang seharusnya diberikan jam 18.00 diberikan pada pukul 19.00.hal tersebut di karenakan dispensing yang dari farmasi terlambat sampai di ruang rawat. 4) Angka Kejadian Pasien Jatuh Formula 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛𝑗𝑎𝑡𝑢ℎ



=𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟𝑒𝑠𝑖𝑘𝑜 𝑗𝑎𝑡𝑢ℎ 𝑥100% 0 x 100%= 0 39



N0



Variabel



tanggal



Total



3



4



5



6



7



8



1



Jumlah Pasien Jatuh



0



0



0



0



0



0



0



2



Jumlah Pasien Yang Beresiko jatuh



7



7



6



6



6



7



39



3



Angka Kejadian Jatuh



0



0



0



0



0



0



0



Selama pengamatan 6 hari tidak ditemukan pasien yang jatuh karena side rail selalu dipasang. Di ruang kenanga sudah terpasang poster resiko jatuh.



5) Infeksi Nosokomial No



Variabel



Tanggal 3



1



4



5



6



Total 7



8



Pelaksanaan verbed setiap kali pasien 2/2 3/3 1/1 1/1 2/2 2/2 100% pulang dan kotor



2



Penggunaan APD perawat dengan 1/1 0



0



0



2/2 2/2 100%



lengkap setiap kali tindakan 3



Cuci tangan 6 langkah bagi perawat 2/3 3/3 3/3 2/2 2/2 2/3 87,5% dalam 5 moment



4



Pengunjung di luar jam kunjungan



5



Membuang



sampah



secara



5



3



4



3



4



5



61,5%



benar 7



7



6



6



6



7



100%



(sampah medis dan non medis)



Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa pelaksanaan verbed selalu dilakukan saat ada pasien pulang dan saat linen kotor. Semua perawat sudah menggunakan APD secara lengkap yang meliputi skort, sarung tangan, masker. Pelaksanaan cuci tangan 6 langkah dan 5 moment, kami temukan tidak dilakukan dengan lengkap dan tepat oleh perawat. Banyak pengunjung di luar jam berkunjung sehingga penyebaran inos lebih berisiko tinggi. Perawat dan pasien membuang sampah pada tempat terpisah antara sampah medis dan sampah nonmedis



1.



Penyuluhan Penyuluhan dilakukan pada pasien dan keluarga pasien yang akan keluar dari rumah sakit, materi penyuluhan yang diberikan mengenai nutrisi, perawatan di rumah dan waktu kontrol. Penyuluhan dilakukan di kamar pasien atau nurse station.



No



1



Variabel



Tanggal



Penyuluhan pada pasien pulang



Total



3



4



5



6



7



8



0



0



1



0



1



0



2



Berdasarkan pengamatan selama 6 hari 100% pasien pulang diberikan penyuluhan mengenai nutrisi, perawatan di rumah dan waktu kontrol. Pasien juga diminta untuk tangan setelah diberikan penyuluhan.



2.



Tingkat Kepuasan a. Pasien  Untuk mengetahui tingkat kepuasan dilakukan dengan metode kuesioner.  Langkah pertama adalah semua pasien di ruang Kenanga akan diberi survey penilaian tingkat kepuasan. Syaratnya antara lain dirawat selama 2-3 hari, tidak pulang paksa, dan pulang hidup.  Langkah kedua dilakukan penilaian tingkat kepuasan pada pasien yang masuk kriteria penilaian. Klien mengisi kuesioner untuk menjawab indikator-indikator kepuasan. Kuesioner kepuasan telah disediakan oleh RS Baptis Batu.



kepuasan px Puas



29%



Tidak puas



71%



4th Qtr



Gambar 1. Diagram tingkat kepuasan pasien Dari 7 kuesioner yang di bagikan, dapat disimpulkan bahwa 71 pasien merasa puas dan 29 % merasa tidak puas dengan pelayanan di Ruang Kenanga RS Baptis



Batu.Berdasarkan hasil survey hal ini dikarenakan px merasa lambat mendapatkan terapi . b. Perawat



kepuasan perawat 0% puas 100%



tidak puas



Gambar 2. Diagram Tingkat Kepuasan Perawat Kepuasan kerja pada perawat di Ruang Kenanga dinilai melalui kuesioner yang terdiri dari 24 item. Dari kuesioner tersebut didapatkan 100% perawat puas dalam bekerja dan tidak ada yang tidak puas dalam bekerja. Item yang membuat perawat tidak puas dalam bekerja yakni kesesuaian kompensasi balas jasa yang diterima, system pembagian insentif, kesempatan untuk memperoleh pendidikan atau kemampuan dalam bekerja. Salah satu item yang membuat perawat puas adalah komunikasi antarperawat dan sikap terbuka dari atasan.



4.



Pengembangan standar a. Standar askep Ruang Kenanga sudah memiliki standar asuhan keperawatan (SAK) ,yang merujuk pada SAK rumah sakit. Perlu adanya pengembangan dokumentasi askep yang lebih efektif dan efisien. b. Standar kinerja standar kinerja perawat Ruang Kenanga mengikuti standar yang diberlakukan oleh RS.



5.



Perawatan Diri Berdasarkan hasil pengamatan selama 6 hari didapatkan data: No



Variabel



Tanggal



Total



3



4



5



6



7



8



1



Perawatan kateter



0



0



0



0



0



0



0%



2



Perawatan Infuse



7



7



6



6



6



7



100%



3



Perawatan Luka



0



0



0



0



0



0



0%



4



Perawatan diri pasien



7



7



6



6



6



7



100%



Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa tidak pernah dilakukan perawatan kateter karena tidak ada pasien yang terpasang kateter. Perawatan infuse dilakukan setiap kali injeksi obat dan bila ada keluhan klien. Perawatan luka dilakukan pada shift malam sehingga kami tidak bisa mengobservasi. Perawatan diri pasien selalu dilakukan 2 kali sehari, dilakukan dan diajarkan oleh perawat dan untuk selanjutnya dilakukan oleh keluarga. Oleh karena itu untuk point perawatan diri adalah sudah baik. 3.3 ANALISA SWOT



Strength



Weakness



Adanya Visi dan misi Tenaga



Threats



pelaksana Adanya Kerja sama Meningkatnya tingkat



Rumah Sakit untuk Keperawatan meningkatkan kualitas berpendidikan Pelayanan



Opportunities



Keperawatan



semua yang



baik



DIII institusi



antara kritis



pendidikan terhadap



masyarakat mutu



kesehatan dan Rumah pelayanan kesehatan Sakit dalam kegiatan atau Keperawatan praktik



klinik



mahasiswa



Jumlah tenaga perawat 92,31 tenaga perawat Adanya kebijakan dibandingkan Gillies sudah



rumus tidak memperoleh



pernah rumah Sakit memberikan kesempatan



pendidikan /pelatihan kesempatan bagi tambahan



perawat untuk meningkatkan pendidikan



Ruangan bersih,



Pendokumentasian



nyaman, ventilasi



Asuhan Keperawatan



cukup dengan sarana



kurang



dan prasarana cukup



efisien



efektif



dan



61,5



%



memadai



100%



perawat



Ruang



di terdapat



Kenanga pengunjung di luar jam



merasa puas dengan kunjungan kinerjanya



80% pasien merasa terdapat 16 kejadian puas



dengan



mutu pemberian obat yang



pelayanan di Ruang tidak tepat waktu kenanga



Bor rata-rata 92,85% , sehingga dapat meningkatkan angka INOS



Tidak Ada ruang untuk konsultasi pasien



Perumusan dan prioritas masalah No 1



Masalah



Mg



Sv



Mn



Nc



Af



Skor



Prioritas



Man  .Semua pelaksana



4



3



1



1



1



10



VI



4



3



2



1



1



11



V



 Pendokumentasian 3



3



2



3



1



12



IV



4



3



1



3



14



III



4



4



2



3



16



I



4



2



3



2



15



II



3



2



1



1



9



VII



keperawatan berpendidikan DIII Keperawatan  Kurangnya pendidikan



dan



pelatihan tambahan



bagi



tenaga Keperawatan 2



Methods



ASKEP



belum



efektif dan efisien 3



Material & Machine  Tidak ada ruang 3 konsultasi pasien  Tidak Berlakunya 3 jam kunjungan  Pemberian obat ke 4 pasien tidak tepat waktu



4



Market  Bor diatas rata-rata 2



Keterangan: 



Magntud (Mg)



: Kecenderungan besar dan seringnya kejadian masalah







Severity (Sv)



: Besarnya Kerugian yang ditimbulkan







Manageability (Mn)



: Kemungkinan masalah bisa dipecahkan







Nursing Consent (Nc) : Melibatkan pertimbangan dan perhatian perawat







Affordability (Af)



: Ketersediaan sumber daya