Tugas Pak Furqan Fix [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

b.



βˆ‘π‘›=2



1 𝑛 𝐼𝑛2 𝑛



1



Ambil 𝑓(π‘₯) =



π‘₯ 𝐼𝑛2 π‘₯



Untuk π‘₯ > 2, pada selang [2, ~), karena : ~



~



∫ (π‘₯)𝑑π‘₯ = ∫ 1



1



1 𝑑π‘₯ π‘₯ 𝐼𝑛2 π‘₯



= lim ∫



𝑐 (𝐼𝑛 1 𝑑 π‘₯) βˆ’1 𝑐 𝑑π‘₯ = lim ∫ = lim | | 𝑐→~ 1 𝑐→~ 𝐼𝑛 π‘₯ 2 π‘₯𝐼𝑛2 π‘₯ 𝐼𝑛2 π‘₯



= lim



1 1 ( βˆ’ ) =.2 log 𝑐 𝐼𝑛 2 𝐼𝑛 𝑐



𝑐 𝑐→~ 1



𝑐→~



1



Jadi deret βˆ‘~ 𝑛=2 𝑛 𝐼𝑛2 𝑛 konvergen E. Deret Tak Hingga Dengan Suku Suku Positif Dan Negatif (Deret Ganti Tanda) Deret Ganti Tanda dinamakan juga deret berayun ( Alternating Series ). Deret berayun dapat di definisikan sebagai berikut : Definisi 3 : Misalkan π‘ˆπ‘ > 0 βˆ€π‘› πœ–π΄. Deret yang berbentuk ~



βˆ‘(βˆ’1)𝑛 π‘ˆπ‘› = βˆ’π‘ˆ1 + π‘ˆ2 βˆ’ π‘ˆ3 + π‘ˆ4 βˆ’ π‘ˆ5 + β‹― 𝑛=1



atau ~



βˆ‘(βˆ’1)𝑛+1 π‘ˆπ‘› = βˆ’π‘ˆ1 βˆ’ π‘ˆ2 + π‘ˆ3 βˆ’ π‘ˆ4 + β‹― 𝑛=1



Dinamakan deret berayun (Alternating Series)



Selanjutnya konvergen absolut (mutlak) dan konvergen bersyarat dapat didefinisikan sebagai berikut : Definisi 4 : Sebuah deret βˆ‘~ 𝑛=1 π‘ˆπ‘› dengan suku – suku berayun disebut konvergen mutlak jika deret βˆ‘~ 𝑛=1|π‘ˆπ‘› | konvergen. Dan disebut konvergen bersyarat jika ~ deret βˆ‘π‘›=1|π‘ˆπ‘› | divergen.



Teorema 19: 𝑛+1 Sebuah deret berayun βˆ‘~ π‘ˆπ‘› dengan π‘ˆπ‘› > 0 konvergen jika 𝑛=1(βˆ’1) dipenuhi :



(i) Suku – sukunapositif yang monoton turun atau π‘ˆπ‘›+1 ≀ π‘ˆπ‘› βˆ€π‘› ∈ 𝐴 (ii) lim π‘ˆπ‘› = 0 π‘›β†’βˆ’



Teorema 20. (Penukaran Tempat) : Suku – suku deret konvergen mutlak dapat diatur kembali tanpa mempengaruhi pada kekonvergenan deretnya.



Untuk pengujian deret kekonvergenan mutlak dapat diuji dengan teorema 21 berikut ini. Teorema 21 (Uji Perbndingan): Jika βˆ‘π‘›=1 π‘ˆπ‘› adalah deret dengan suku – suku tak nol dan lim | 𝑛→~



π‘ˆπ‘›+1 | π‘ˆπ‘›



= 𝐿 maka



deret konvergen mutlak bila 0 ≀ 𝐿 < 1 dan divergen bila 𝐿 > 1. Dalam kasus 𝐿 = 1 Uji perbandingan gagal.



Teorema 22 (Uji Akar): 𝑛



Jika βˆ‘π‘›=1 π‘ˆπ‘› adalah deret dengan suku – suku tak nol dan lim √|π‘ˆπ‘› | = 𝐿 𝑛→~



maka deret konvergen mutlak bila 0 ≀ 𝐿 < 1 dan divergen bila 𝐿 > 1. Dalam kasus 𝐿 = 1 Uji akar gagal.



Contoh 13 Selidiki ke konvergenan deret. a. βˆ‘π‘›=1(βˆ’1)𝑛+1



1 𝑛



b. βˆ‘π‘›=1(βˆ’1)𝑛 (



𝑛+1 𝑛 2𝑛



)



Jawab a. Deret ganti tanda βˆ‘π‘›=1(βˆ’1)𝑛+1



1 𝑛



adalah konvergen sebab memenuhi 1



teorema 19, namun deret nilai mutlaknya βˆ‘π‘›=1 𝑛 divergen. Jadi deret βˆ‘π‘›=1(βˆ’1)𝑛+1 bersyarat.



1 𝑛



= 1βˆ’



1 2



+



1 3



βˆ’



1 4



+β‹―



merupakan



deret



konvergen



b. Deret βˆ‘π‘›=1(βˆ’1)𝑛 (



𝑛+1 𝑛 2𝑛



9



)



8



dinyatakan dalam bentuk βˆ‘π‘›=1 π‘ˆπ‘› , maka : 625



βˆ‘π‘›=1 π‘ˆπ‘› = βˆ’1 + βˆ’ + βˆ’ β‹― + (βˆ’1)𝑛 ( 16 27 4096



2𝑛



)



𝑛



lim √|π‘ˆπ‘› | = lim



berayun. Dengan uji akar yaitu



merupakan deret



𝑛+1



𝑛→~ 2𝑛



𝑛→~



deret ini konvergen. Karena βˆ‘π‘›=1 π‘ˆπ‘› = βˆ‘π‘›=1 ( sehingga deret βˆ‘π‘›=1(βˆ’1)𝑛 (



𝑛+1 𝑛



𝑛+1 𝑛 2𝑛



)



1



= 2 < 1 , maka juga konvergen,



𝑛+1 𝑛 2𝑛



) ..... konvergen absolut (mutlak).



Contoh 14 Selidiki kekonvergenandari deret berikut : a. βˆ‘π‘›=1(βˆ’1)𝑛+1



𝑛2



b. βˆ‘π‘›=1



𝑛4 +2



1 6



sin (2π‘›βˆ’1)𝑛 𝑛 βˆšπ‘›



Jawab 𝑛2



a. Periksa dulu deret suku-suku positif dari βˆ‘π‘›=1 𝑛4 +2 = π‘ˆπ‘› π‘ˆπ‘› =



𝑛2



𝑛2



𝑛4 +2



1



1



< 𝑛4 = 𝑛2 . Deret βˆ‘π‘›=1 𝑛2 konvergen, karena merupakan deret



hiperharmonis dengan𝑝 = 2 > 1 (lihat teorema 17). Jadi sesuai teorema 𝑛2



14, maka deret βˆ‘π‘›=1 𝑛4 +2 βˆ‘π‘›=1(βˆ’1)𝑛+1



𝑛2 𝑛4 +2



konvergen pula. Karena itu deret



konvergen mutlak (absolut).



b. Kita tulis deret itu dalam bentuk βˆ‘π‘›=1 π‘ˆπ‘› , maka : 1



1



1



1



1



1



βˆ‘π‘›=1 π‘ˆπ‘› = + + 6√3 βˆ’ 16 βˆ’ 5√5 βˆ’ 12√6 + β‹― terdiri dari suku – suku 2 2√2 positif dan negatif. Periksa kekonvergenan deret βˆ‘π‘›=1|π‘ˆπ‘› | yaitu deret : βˆ‘π‘›=1 βˆ‘π‘›=1



1 6



|sin (2π‘›βˆ’1)πœ‹| 𝑛 βˆšπ‘› 1 𝑛 βˆšπ‘›



Karena



1 6



|sin (2π‘›βˆ’1)πœ‹| 𝑛 βˆšπ‘›



≀



1 𝑛 βˆšπ‘›



βˆ€π‘› ∈ 𝐴 dengan deret



konvergen (Uji Integral) maka deret βˆ‘π‘›=1



konvergen. Akibatnya deret βˆ‘π‘›=1



1 6



|sin (2π‘›βˆ’1)πœ‹| 𝑛 βˆšπ‘›



1 6



|sin (2π‘›βˆ’1)πœ‹| 𝑛 βˆšπ‘›



juga



konvergen mutlak (abolut).



Contoh 15 (Teorema 20) 1



1



Deret geometri βˆ‘π‘›=1(βˆ’1)𝑛+1 2π‘›βˆ’1 konvergen mutlak karena βˆ‘π‘›=1 2π‘›βˆ’1 yang merupakan deret nilai mutlaknya juga konvergen. Deret geometri ini konvergen karena :



1



1



1



1



1



βˆ‘π‘›=1(βˆ’1)𝑛+1 π‘›βˆ’1 = 1 βˆ’ + βˆ’ + βˆ’ β‹― = 2 2 4 8 16



1



1



1 2



1βˆ’(βˆ’ )



2



= 32 = 3



Sesuai teorema 20 bahwa deret ganti tanda tersebut diatur kembali suku – suku deretnya dengan mengubahnya sebagai dua deret yaitu : 1



1



1



1



1



1



βˆ‘π‘›=1(βˆ’1)𝑛+1 π‘›βˆ’1 = (1 + + + β‹― ) βˆ’ ( + + + β‹― ) 2 4 16 2 8 32 βˆ‘π‘›=1(βˆ’1)𝑛+1



1 2π‘›βˆ’1



=



1 1βˆ’



1 4



βˆ’



1 2



1βˆ’



4



1 4



2



2



= 3βˆ’3=3



Jadi jelas bahwa meskipun dilakukan penukaran tempat namun deret itu tetap konvergen. LATIHAN BAB I A. Barisan Tak Terhingga 1. Selidiki kemonotonan dan keterbatasan dari setiap barisan berikut : a. π‘ˆπ‘› = 3𝑛2 βˆ’ 6𝑛



sin π‘›πœ‹



d. π‘ˆπ‘› =



𝑛



2



b. π‘ˆπ‘› = 𝑛 + 𝑛



𝑛!



e. π‘ˆπ‘› = 2𝑛𝑛



3π‘›βˆ’1



c. π‘ˆπ‘› = 4𝑛+2



3𝑛



f. π‘ˆπ‘› = 1+3𝑛



2. Ujilah konvergensi



setiap



deret



geometri



berikut



ini. Jika deret



konvergen, carilah jumlahnya! 1



1



1



a.



1+2+4+8+β‹―



b.



4 βˆ’ 1 + 4 βˆ’ 16 + β‹―



1



c.



3



9



1+2+4+



27 8



+β‹―



1



3. Carilah jumlah setiap deret berikut : 1



𝑛!



a. βˆ‘ 𝑛(𝑛+4)



c. βˆ‘ (𝑛+1)!



2𝑛+1



1



b. βˆ‘ 3π‘›βˆ’2



d. βˆ‘ (4𝑛+3)(4π‘›βˆ’1)



B. Kekonvergenan Suatu Barisan 4. Selidiki kekonvergenan dari setiap barisan berikut : 𝑛!



a. π‘ˆπ‘› = 𝑛(𝑛+4) 1+2.10𝑛



b. π‘ˆπ‘› = 2+3.10𝑛



e. π‘ˆπ‘› = f. π‘ˆπ‘› =



cos π‘›πœ‹ 1



𝑛 βˆšπ‘›



2𝑛+1



i. π‘ˆπ‘› = √3π‘›βˆ’2



𝑛2 𝑛!



j. π‘ˆπ‘› =



c. π‘ˆπ‘› =



(βˆ’1)𝑛 +2𝑛



1



g. π‘ˆπ‘› = 1+



𝑛2



𝑛3 +𝑛2



βˆšπ‘›



πœ‹



3𝑛2 +2π‘›βˆ’1



sin 𝑛



2𝑛+1



1



h. π‘ˆπ‘› = βˆšπ‘›4



d. π‘ˆπ‘› = 2𝑛+1 βˆ’1



+1



C. Deret Tak Hingga Dan Kekonvergenannya 5. Selidiki kekonvergenan dari setiap deret berikut ini : 𝑛



e. βˆ‘π‘›=1



a. βˆ‘π‘›=1 2𝑛+3 b. βˆ‘π‘›=1 c.



(βˆ’1)𝑛+1



6



i. βˆ‘π‘›=1 π‘›βˆ’4



3



𝑛 βˆšπ‘›



f. βˆ‘π‘›=1 𝑒 βˆ’π‘› 𝐼𝑛 𝑛



3𝑛



𝑛



j. βˆ‘π‘›=1 2𝑛.3𝑛



1



g. βˆ‘π‘›=1 (1 + 𝑛2 )



𝐼𝑛 𝑛 βˆ‘π‘›=2 (2𝑛)!



d. βˆ‘π‘›=1



cos π‘›πœ‹



3𝑛+1



h. βˆ‘π‘›=1 5π‘›βˆ’1



2𝑛 βˆ’π‘›2 2𝑛+1



6. Buktikan deret-deret berikut : 𝑛



a. lim βˆ‘π‘›π‘˜=1 𝑛2 +π‘˜ 2 = 𝑛→~



πœ‹ 4



𝑛



b. βˆ‘π‘›=1 𝑛2 +3𝑛+2 konvergen ke



1 2



7. Sebuah bola dijatuhkan tegak lurus pada sebuah tabung tegak dari ketinggian 1 meter. Pada setiap saat bola memantul dari bidang, ketinggiannya selalu 2/3 dari semula. Tentukan jarak total dari lintasan bola itu. D. Uji Kekonvergenan Deret Positif 8. Dengan menggunakan salah satu tes konvergensi yang ada pada teorema 14 sampai dengan 18, selidiki kekonvergenan deret – deret berikut. 𝑛



a. βˆ‘π‘›=1 𝑛2 +1 b. βˆ‘π‘›=1



𝑛2 +3𝑛 3𝑛+1 𝑛3



c. βˆ‘π‘›=2 (2𝑛)! d. βˆ‘π‘›=1



2𝑛 +𝑛 𝑛!



𝑛+1



e. βˆ‘π‘›=1 π‘›βˆš3π‘›βˆ’2 𝑛+3



f. βˆ‘π‘›=1 𝑛2 g. βˆ‘π‘›=1



βˆšπ‘›



𝐼𝑛 βˆšπ‘› 𝑛2



𝑛!



i. βˆ‘π‘›=1 𝑛100 j. βˆ‘π‘›=1



4+cos 𝑛 πœ‹ 𝑛3 1



1 𝑛



k. βˆ‘π‘›=1 (2 + 𝑛)



2𝑛+1



h. βˆ‘π‘›=1 (3𝑛+4)



E. Deret Ganti Tanda 9. Selidiki apakah deret – deret berikut konvergen mutllak, konvergen bersyarat atau divergen!



𝑛+1



a. βˆ‘π‘›=1(βˆ’1)𝑛



𝑛2 1



b. βˆ‘π‘›=1(βˆ’1)𝑛+1 c. βˆ‘π‘›=1(βˆ’1)𝑛



𝑛.3𝑛



𝑛𝑛 𝑛!3𝑛 1



d. βˆ‘π‘›=1(βˆ’1)𝑛+1



𝑛 𝐼𝑛2 𝑛 𝑛2



e. βˆ‘π‘›=1(βˆ’1)𝑛+1 f. βˆ‘π‘›=1(βˆ’1)𝑛 g. βˆ‘π‘›=1



1 𝑛 βˆšπ‘›



πœ‹ 2 𝑛2



sin( )𝑛



h. βˆ‘π‘›=1(βˆ’1)𝑛 i. βˆ‘π‘›=1



𝑒𝑛



βˆšπ‘› 𝑛(βˆšπ‘›+1)



(βˆ’1)𝑛+1 βˆšπ‘›+1+βˆšπ‘› 1.3.5…….(2π‘›βˆ’1)



j. βˆ‘π‘›=1 1.4.7…….(3π‘›βˆ’2)



BAB II DERET PANGKAT A. Pengertian Deret Pangkat Dan Selang Kekonvergenan Deret Pangkat Suatu deret yang suku – sukunya memuat variabel disebut deret pangkat. Deret pangkat dinamakan juga deret Kuasa. Deret geometri dengan suku awal I dan rasio x adalah : βˆ‘π‘›=0 π‘₯ 𝑛 = 1 + π‘₯ + π‘₯ 2 + π‘₯ 3 + β‹― , |π‘₯| < 1



deret ini konvergen ke



1 1βˆ’π‘₯



Generalisasi dari deret ini , disini akan kita definisikan deret pangkat dimana koefisien dari setiap sukunya tidak tetap sebagai berikut. Defenisi 1 Deret βˆ‘π‘›=0 π‘Žπ‘› π‘₯ 𝑛 = π‘Žπ‘› + π‘Ž1 π‘₯ + π‘Ž2 π‘₯ 2 + β‹― dinamakan deret pangkat dalam x yang berpusat di O dan konvergen untuk π‘₯ = 0. (ii) Deret βˆ‘ π‘Žπ‘› (π‘₯ βˆ’ 𝑐)𝑛 = π‘Žπ‘› + π‘Ž1 (π‘₯ βˆ’ 𝑐) + π‘Ž2 (π‘₯ βˆ’ 𝑐)2 + β‹― dinamakan deret pangkat dalam (π‘₯ βˆ’ 𝑐) yang berpusat di c dan konvergen untuk (π‘₯ = 𝑐) (i)



Untuk setiap harga x pada defenisi diatas kan menjadi deret tak hingga dari suku-suku konstan yang mungki n konvergen atau divergen. Daerah harga – harga x yang memberikan konvergensi pada deret pangkat disebut β€œselang konvergensi”. Untuk menentukan selang – selang konvergensi ini dapat digunakan tes banding atau tes akar yang selanjutnya juga masih harus diselidiki konvergensinya pada ujung – ujung interval. Contoh 1 Tentukan interval konvergnsi dari deret berikut. a. βˆ‘π‘›=1(βˆ’1)π‘›βˆ’1 b. βˆ‘π‘›=0 𝑛! π‘₯



1



π‘₯𝑛 𝑛



c. βˆ‘π‘›=0



(π‘₯βˆ’3)𝑛 𝑛 3𝑛



𝑛



Jawab a.



1



π‘ˆπ‘› = (βˆ’1)π‘›βˆ’1 𝑛 π‘₯ 𝑛



Misalkan π‘₯ 𝑛+1 𝑛



lim | 𝑛+1



𝑛→~



π‘₯𝑛



𝑛



| = lim |π‘₯| lim 𝑛+1 |π‘₯|. 1 = |π‘₯|. 𝑛→~



𝑛→~



|π‘₯| < 1 atau βˆ’1 < π‘₯ < 1.



π‘ˆπ‘›+1



Dengan tes banding lim | 𝑛→



π‘ˆπ‘›



|=



Deret konvergen absolut jika



1



1



1



Untuk x=1 deret menjadi 1 βˆ’ 2 + 3 βˆ’ 4 + β‹― 1



1



Suatu dere konvergen bersyarat untuk x=-1 , deret menjadi βˆ’ (1 βˆ’ 2 + 3 βˆ’ 1 4



+ β‹― ) suatu deret yang divergen.sehingga deret diatas konvergen dalam selang



βˆ’1 < π‘₯ < 1 dan divergen pada selang π‘₯ ≀ βˆ’1 atau π‘₯ > 1. b.



Misalkan π‘ˆπ‘› = 𝑛! π‘₯ 𝑛 . Dengan tes banding : π‘ˆπ‘›+1



lim |



𝑛→~



π‘ˆπ‘›



(𝑛+1)!π‘₯ 𝑛+1



| = lim |



𝑛! π‘₯ 𝑛



𝑛→~



={



| = lim |(𝑛 + 1)π‘₯| 𝑛→~



0, π‘π‘–π‘™π‘Ž π‘₯ = 0 π‘₯~, π‘π‘–π‘™π‘Ž π‘₯ β‰  0



Jadi deret ini konvergen hanya untuk x=0 dan divergen untuk x lainnya. c.



(π‘₯βˆ’3)𝑛



Misalkan π‘ˆπ‘› = π‘ˆπ‘›+1



lim |



𝑛→~



π‘ˆπ‘›



𝑛.3𝑛



. dengan tes banding



(π‘₯βˆ’3)𝑛+1



| = lim |(𝑛+1)3𝑛+1 𝑛→~



𝑛.3𝑛



π‘₯βˆ’3



(π‘₯βˆ’3)𝑛



|=|



3



𝑛



π‘₯βˆ’3



| lim 𝑛+1 = | 𝑛→~



3



|



π‘₯βˆ’3



Deret akan konvergen apabila | atau 0 0 Sehingga : |𝑓(π‘₯, 𝑦) βˆ’ 𝐿| < πœ€ apabila 0 < √(π‘₯. π‘₯𝑛 )2 + (𝑦 βˆ’ 𝑦𝑛 )2 < 𝛿



Atau jika 𝑓(π‘₯, 𝑦) β†’ 𝐿 apabila (π‘₯, 𝑦) β†’ (π‘₯0 , 𝑦0 ). Atau apabila harga mutlak selisih antara 𝑓(π‘₯, 𝑦) dan 𝐿 dapat dibuat kecil sekehendak kita dengan mengambil (x,y) cukup dekat ke (π‘₯0 , 𝑦0 ) tetapi tidak sama dengan (π‘₯0 , 𝑦0 ). Secara geomeri, definisi diatas terlihat pada gambar – 7 yang menunjukkan sebagian permukaan di atas cakaram buka 𝑃((π‘₯0 , 𝑦0 , 𝑧0 ) ∢ π‘Ÿ) dengan persamaan 𝑍 = 𝑓(π‘₯, 𝑦).



Tampak pada gambar bahwa nilai 𝑓(π‘₯, 𝑦) = 𝐿. Pada sumbu Z dibatasi oleh 𝐿 βˆ’ πœ€ dan 𝐿 + πœ€ apabila (π‘₯0 , 𝑦0 ) diambil pada cakram buka ((π‘₯0 , 𝑦0 ): 𝛿) dibidang XOY.