Tugas Tutorial 2 Bi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS TUTORIAL 2 PDGK4204 PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA DI SD



Nama



: Wahyu Nita Prabandari



NIM



: 858827034



Kelas



: 3B



Pokjar



: Kota Kediri



1. Jelaskan metode yang dipakai dalam pembelajaran Membaca Menulis Permulaan (MMP)! Jawab : Beberapa metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran MMP diantaranya : a. Metode Eja Pembelajaran membaca dan menulis permulaan dengan metode ini memulai pengajaranya dengan memperkenalkan huruf-huruf secara alfabetis. Hurufhuruf tersebut dihafal dan dilafalkan anak sesuai dengan bunyinya menurut abjad.  Sebagai contoh A/a, B/b, C/c, D/d, E/e, F/f dan seterusnya dilafalkan sebagai [a], [be], [ce], [de], [e], [ef] dan seterusnya. Kegiatan ini diikuti dengan latihan menulis lambang, tulisan, seperti a, b, c, d, e, f dan seterusnya atau dengan huruf rangkai a, b, c, d, dan seterusnya. Setelah melalui tahapan ini, para siswa diajak untuk bekenalan dengan suku kata dengan cara merangkai beberapa huruf yang sudah di kenalnya. Misal: b, a, j, u menjadi  b, a       →  ba (dieja /be-a/ → [ba] )                               j, u       →  du ( dieja /je-u/ → [ju] )                               ba-ju    →  dilafalkan /baju/ b, u, k, u, menjadi  b, u      →  bu (dieja /be-u/ → [bu] ) k, u      →  ku ( dieja /ka-u/ → [ku] )                bu-ku  →  dilafalkan /buku/ b. Metode Bunyi Proses pembelajaran membaca permulaan dengan metode bunyi hampir sama dengan metode eja, perbedaanya terletak pada sistem pelafalan abjad atau huruf. Metode ini sebenarnya merupakan bagian dari metode eja. Prinsip dasar dan proses pembelajarannya tidak jauh berbeda dengan metode eja. Perbedaannya terletak hanya pada cara atau sistem pembacaan atau pelafalan abjad (huruf-hurufnya). Misalnya : b dilafalkan /eb/ d dilaflakan /ed/ : dilafalkan dengan e pepet seperti pengucapan pada kata; benar, keras, pedas, lemah dan sebagainya c dilafalkan /ec/ g dilafalkan /eg/ p dilafalkan /ep/ dan sebagainya c. Metode Suku Kata Langkah-langkah pembelajaran MMP dengan metode suku kata adalah : 1) Tahap pertama, pengenalan suku-suku kata.



Proses pembelajaran MMP dengan metode ini diawali dengan pengenalan suku kata, seperti ba, bi, bu, be, bo, ca, ci, cu, ce, cu, da, di, du, de, du, ka, ki, ku, ke, ku dan seterusnya. 2) Tahap kedua perangkaian suku-suku kata menjadi kata. Suku-suku kata tersebut kemudian dirangkai menjadi kata bermakna. Sebagai contoh, dari daftar suku kata tadi, guru dapat membuat berbagai variasi paduan suku kata menjadi kata-kata bermakna, untuk bahan ajar MMP. Kata-kata tadi misalnya : bo – bi cu – ci da – di ka – ki bi –  bu      ca – ci        du – da        ku – ku bi –  bi       



ci – ca        



da – du       



ka – ku



ba –  ca        ka – ca       



du – ka       



ku – da



3) Tahap ketiga, perangkaian kata menjadi kelompok kata atau kalimat sederhana. Kegiatan tersebut dapat dilanjutkan dengan proses perangkaian kata menjadi kalimat sederhana. Contoh perangkaian kata menjadi kalimat dimaksud, seperti tampak pada contoh berikut : ka – ki          ku – da ba – ca         bu – ku cu – ci           ka - ki 4) Tahap keempat, pengintregasian kegiatan perangkaian dan pengupasan (kalimat → kata-kata → suku-suku kata). d. Metode Kata Penerapannya menggunakan langkah-langkah sebagai berikut: 1) 2) 3) 4) 5)



Membaca kata yang sudah dikenal siswa Menguraikan huruf menjadi suku kata Menguraikan suku kata menjadi huruf Mengabungkan huruf menjadi suku kata Menggabungkan suku kata menjadi kata Misalnya:              buku



                                                                                                                  



  bu – ku  b–u–k–u bu – ku buku



e. Metode Global Metode global adalah cara belajar membaca kalimat secara utuh. Metode global ini didasarkan pada pendekatan kalimat. Caranya ialah guru mengajarkan membaca dan menulis dengan menampilkan kalimat di bawah gambar. Metode global dapat juga diterapkan dengan kalimat tanpa bantuan gambar. Selanjutnya, siswa menguraikan kalimat menjadi kata, menguraikan kata menjadi suku kata, dan menguraikan suku kata menjadi huruf. Langkah-langkah penerapan metode global adalah sebagai berikut: 1) Memperkenalkan gambar dan kalimat, misalnya :



Ini buku



Ini kuda



2) Menguraikan salah satu kalimat menjadi kata; kata menjadi suku kata; suku kata menjadi huruf huruf, misalnya : Ini buku i – ni i–n–i ini bu – ku b–u–k–u buku f. Metode SAS Merupakan salah satu jenis metode yang biasa digunakan proses pembelajaran MMP bagi siswa pemula. Dalam proses operasionalnya metode SAS mempunyai langkah langkah berlandaskan operasional dengan urutan : 1) Struktural yaitu menampilkan keseluruhan, guru menampilkan sebuah kalimat pada anak. 2) Analitik yaitu melakukan proses penguraian, anak diajak untuk megenal konsep kata dan mulai menganalisis kalimat menjadi kata, kata menjadi suku kata dan suku kata menjadi huruf. 3) Sintetik yaitu melakukan penggabungan kembali kepada bentuk struktural semula, setelah kalimat diuraikan dari huruf dirangkai menjadi suku kata, suku kata menjadi kata dan kata menjadi kalimat semula. Misalnya : ini mama ini           mama i ni                      ma ma i n i                     m a m a i ni                      ma ma ini           mama ini mama 2. Jelaskan tujuan pembelajaran dengan berbagai fokus dilihat dari segi siswa dan guru! Jawab : Tujuan pembelajaran BI dengan berbagai focus adalah agar siswa dapat mengembangkan kompetensi berbahasa mana yang lebih ditekankan. Misalnya yang ditekankan adalah kompetensi dasar mendengarkan maka porsi pembelajaran mendengarkan lebih banyak daripada keterampilan yang lain. Dan jika pembelajaran lebih ditekankan pada sastra maka tujuannya dalah untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam mengapresiasi sastra. Sementara itu dari segi guru pembelajaran Bahasa Indonesia dengan berbagai fokus ini bertujuan untuk memudahkan guru dalam membuat perencanaan pembelajaran di kelasnya. Misalnya di kelas yang akan diajarkan banyak siswa yang belum terlalu hafal dengan huruf a sampai z dan mereka mudah sekali bosan dalam



pembelajaran di kelas, maka guru dalam melakukan perencanaan dengan penggunaan media flash card atau media gambar huruf yang berwarna – warni sehingga siswa tidak lagi bosan dan semangat dalam belajar dikelas. 3. Jelaskan dua cara keterpaduan pembelajaran Bahasa Indonesia! Jawab : Keterpaduan pembelajaran Bahasa Indonesia dapat diwujudkan dalam 2 cara yaitu : a. Dengan fokus keterampilan tertentu Artinya keterampilan dalam berbahasa yakni mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis diperlakukan secara seimbang dan tanpa penekanan. Hal ini bertujuan agar pelaksanaan pembelajaran benar – benar terpadu antara keempat keterampilan (KD), kompetensi dasar kebahasaan, serta perencanaannya. b. Tanpa fokus keterampilan Artinya Bahasa Indonesia dapat dipadukan dengan mata bpelajaran yang lain atau sering disebut dengan terpadu antar bidang studi. 4. Jelaskan macam – macam pengajaran membaca! Jawab : a. Pengajaran Membaca Permulaan Pengajaran membaca permulaan ini disajikan kepada siswa tingkat permulaan Sekolah Dasar. Tujuannya adalah membinakan dasar mekanisme membaca, seperti kemampuan mengasosiasikan huruf dengan bunyi-bunyi bahasa yang diwakilinya, membina gerakan mata membaca dari kiri ke kanan, membaca kata-kata dan kalimat sederhana. Misalnya tahap pramembaca pada anak dapat diajarkan sebagai berikut: a) sikap yang baik pada waktu membaca, seperti sikap duduk yang benar. b) cara anak meletakkan buku di meja. c) cara anak memegang buku. d) cara anak dalam membuka dan membalik-balik buku. e) cara anak melihat dan memperhatikan tulisan. b. Pengajaran Membaca Nyaring Pengajaran membaca nyaring ini di satu pihak dianggap merupakan bagian atau lanjutan dari pengajaran membaca permulaan, dan di pihak lain dipandang juga sebagai pengajaran membaca tersebdiri yang sudah tergolong tingkat lanjut, seperti membaca sebuah kutipan dengan suara nyaring. Misalnya dalam hal ini siswa secara bergantian diminta membaca sebuah teks dengan membagi satu kalimat dibaca nyaring oleh satu siswa. c. Pengajaran Membaca Dalam Hati Pengajaran membaca ini membina siswa agar mereka mampu membaca tanpa suara dan mampu memahami isi tuturan tertulis yang dibacanya, baik isi pokoknya maupun isi bagiannya termasuk pula isi yang tersurat dan yang tersirat. Artinya siswa diminta untuk membaca tanpa suara. d. Pengajaran Membaca Pemahaman Dalam praktiknya, pengajaran membaca pemahaman hampir tidak berbeda dengan pengajaran membaca dalam hati. Membaca pemahaman adalah suatu proses untuk mengenali atau mengidentifikasi teks, kemudian mengingat kembali isi teks. Membaca pemahaman juga dapat berarti sebagai suatu kegiatan membuat urutan tentang uraian/menggorganisasi isi teks, bisa mengevaluasi sekaligus dapat merespon apa yang tersurat atau tersirat dalam teks. Sedangkan pemahaman berhubungan laras dengan kecepatan. Dalam pengajaran membaca ini siswa diminta untuk mengerti : ide pokok, detail penting, dan seluruh pengertian dari bacaan yang telah dibacanya.



e. Pengajaran Membaca Bahasa Pengajaran membaca ini pada dasarnya merupakan alat dari pengajaran bahasa. Guru memanfaatkannya untuk membina kemampuan bahasa siswa. Artinya penggunaan media dalam pengajaran bahasa juga sangat penting. Misalnya saja seperti penggunaan flash card dalam pengajaran membaca pada siswa kelas 1. f. Pengajaran Membaca Teknik Pengajaran membaca teknik memusatkan perhatiannya kepada pembinaan kemampuan siswa dalam menguasai teknik-teknik membaca yang dipandang patut. Dalam pelaksanaannya pengajaran membaca teknik sering kali berimpit dengan pengajaran membaca nyaring dan pengajaran membaca permulaan. Disamping itu, pengajaran membaca ini banyak pula berhubungan dengan caracara membaca suatu tuturan tertulis yang tergolong rumit. 5. Jelaskan tiga bagian disertai kelengkapan dalam format pembelajaran yang disarankan Kurikulum 2004! Jawab : Tiga bagian format dalam Kurikulum 2004 yaitu : a. Identitas mata pelajaran, meliputi: - Mata pelajaran - Satuan pendidikan - Kelas/Semester - Waktu b. Kompetensi dasar mata pelajaran, meliputi: - KD - Hasil Belajar - Indikator hasil belajar c. Bagian yang dikembangkan guru, meliputi: - Langkah pembelajaran - Alat dan sumber belajar - Penilaian RENCANA PEMBELAJARAN Mata Pelajaran



: Bahasa Indonesia



Satuan Pendidikan : SD Muhammadiyah 1 Ngadiluwih Kelas / Semester



: I / II



Waktu



: 2 x 35 menit



Kompetensi Dasar



: Membaca penggalan cerita



Hasil Belajar



: Siswa mampu membaca sebuah penggalan cerita disertai dengan pelafalan dan intonasi yang benar



Indikator Hasil Belajar



: Siswa mampu membaca sebuah penggalan cerita disertai dengan pelafalan dan intonasi yang benar



Langkah Pembelajaran



:



a. Apersepsi : - Guru menyapa siswa - Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin do’a



-



Guru mengecek kehadiran siswa dan menanyakan pembelajaran sebelumnya - Guru bertanya : Anak – anak apakah kalian pernah membaca sebuah cerita atau dongeng? - Guru menyampaikan tujuan pembelajaran : Baiklah anak – anak hari ini kita akan belajar membacakan penggalan sebuah cerita dari Timun Emas b. Inti : - Guru meminta siswa membuka halaman buku yang terdapat cerita Timun Emas - Guru meminta siswa membaca secara bergantian cerita Timun Emas. (satu siswa diminta untuk membaca 1-2 kalimat) - Guru memperhatikan pelafalan dan intonasi dari siswa yang membaca cerita Timun Emas - Jika terdapat siswa yang kurang tepat dalam melafalkan dan intonasi yang kurang jelas, maka guru dapat memberikan penguatan dengan memberikan contoh cara membaca yang benar - Guru meminta siswa menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan cerita Timun Emas - Guru melakukan pendampingan selama siswa menjawab pertanyaan - Guru meminta beberapa siswa untuk membacakan jawaban mereka - Kemudian guru memberikan penguatan dari jawaban yang dibacakan oleh siswa c. Penutup : - Guru menyimpulkan pembelajaran - Guru memberikan tugas kepada siswa - Guru menutup pembelajaran Alat dan Sumber



: Buku paket



Penilaian



: Penilaian yang dilakukan adalah penilaian dalam membaca nyaring dengan memperhatikan pelafalan dan intonasi ketika membaca.