TUTI RAHAYU - Laprak 4 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

NILAI



Tanggal Pengumpulan



(…………………………)



28 Oktober 2021



LAPORAN PRAKTIKUM KARTOGRAFI DASAR ACARA : PROYEKSI PETA



Oleh :



Nama



: Tuti Rahayu



NIM



: 3201421009



Nama Dosen



:1. Drs.Saptono,M.Si :2. Vina Nurul Husna,M.Si



Nama Asisten



:1. Muhammad Rizki Huda :2. Muhammad Ulin Nuha



LABORATORIUM GEOGRAFI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2021



A. JUDUL PROYEKSI PETA



B. TUJUAN 1. Mahasiswa mampu mengidentifikasi definisi peta 2. Mahasiswa mampu mengidentifikasi dan menganalisi apa itu proyeksi 3. Mahasiswa mampu mengidentifikasi syarat-syarat dalam proyeksi peta 4. Mahasiswa mampu mengidentifikasi dan menganalisis macam-macam proyeksi peta 5. Mahasiswa mampu mengidentifikasi definisi distorsi 6. Mahasiswa terampil dalam membuat/kontruksi jarring-jaring parallel dan meridian proyeksi silinder, kerucut dan azimuthal. 7. Mahasiswa memahami hakekat proyeksi peta. 8. Mahasiswa mampu mengitung skala peta pada proyeksi 9. Mahasiswa mampu mengidentifikasi dan menganalisis kelebihan dan kekurangan masing-masing proyeksi



C. ALAT DAN BAHAN Alat 1. Laptop 2. Busur 3. Penggaris 4. Pensil 5. Penghapus 6. Pulpen hitam 7. Laptop 8. Hp



Bahan 1. Kertas A4 2. Kertas kalkir 3. Kertas A3 4. Kuota internet



D. DASAR TEORI 1. PENGERTIAN PETA Peta adalah representasi simbolis dari karakteristik yang dipilih dari suatu tempat, biasanya digambar pada permukaan yang datar. Peta menyajikan informasi tentang dunia dengan cara visual yang sederhana. Mereka mengajarkan tentang dunia dengan menunjukkan ukuran dan bentuk negara, lokasi fitur, dan jarak antar tempat. Peta dapat menunjukkan distribusi hal-hal di atas Bumi, seperti pola pemukiman. Mereka dapat menunjukkan lokasi yang tepat dari rumah dan jalan di lingkungan kota. Adapun pengertian peta menurut para ahli yaitu sebagai berikut :  Menurut Erwin Raisz Peta adalah gambaran konvensional permukaan bumi yang diperkecil dengan



berbagai



kenampakan dan ditambah tulisan-tulisan sebagai tanda pengenal.  Menurut ICA (International Cartographic Association) Peta adalah gambaran atau representasi unsur-unsur ketampakan abstrak yang dipilih dari permukaan bumi yang ada kaitannya dengan permukaan bumi atau benda-benda angkasa, yang pada umumnya digambarkan pada suatu bidang datar dan diperkecil atau diskalakan.  Menurut Aryono Prihandito (1998) Peta adalah gambaran permukaaan bumi dengan skala tertentu, digambar pada bidang datar melalui system proyeksi tertentu.  Menurut Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal 2005) Peta adalah wahana bagi penyimpanan dan penyajian data kondisi lingkungan, merupakan sumber informasi bagi para perencana dan pengambilan keputusan pada tahapan pada tingkatan pembangunan.



2. PENGERTIAN PROYEKSI Proyeksi peta didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari cara pemindahan data topografi dari permukaan bumi ke atas permukaan peta. Secara sederhana proyeksi peta dapat diartikan sebagai cara pemindahan garis paralel dan meridian dari globe ( bidang lengkung ) ke bidang datar. Artinya proyeksi merupakan suatu sistem yang memberikan hubungan antara posisi titiktitik di bumi dan di peta. Secara khusus pengertian dari proyeksi peta adalah cara memindahkan sistem parallel ( garis lintang ) dan meridian ( garis bujur ) berbentuk bola atau globe ke bidang datar atau peta.



3. SYARAT PROYEKSI PETA Adapun syarat dalam melakukan proyeksi peta sebagai berikut : 1. Bentuk yang diubah harus tetap, letak objek di permukaan bumi tidak berubah;



2. Luas permukaan yang diubah harus tetap; 3. Jarak antara satu titik dengan titik lain di atas permukaan yang diubah harus tetap; 4. Pemindahan lokasi objek di permukaan bumi tidak mengalami penyimpangan arah.



4. MACAM-MACAM PROYEKSI a.



Menurut kedudukan garis karakteristik Garis Karakteristik adalah kedudukan garis karakteristik terhadap bidang datum. Kedudukan garis karakteristik yang dimaksud dalam proyeksi ini adalah garis yang selalu melalui pusat globe, merupakan sumber bidang proyeksi. Proyeksi berdasarkan kedudukan garis karakteristik terdiri atas:  Proyeksi normal, garis karakteristiknya berimpit dengan sumbu bumi  Proyeksi miring atau oblique, garis karakteristik membentuk sudut dengan sumbu bumi  Proyeksi melintang, bila garis karakteristik tegak lurus dengan sumbu globe.



b. Menurut bidang proyeksi  Proyeksi Azimuthal / Zenithal, adalah proyeksi peta yang diperoleh dengan cara memproyeksikan globe pada sebuah bidang datar. Proyeksi azimuthal menyinggung bola bumi dan berpusat pada satu titik, menggambarkan daerah kutub dengan menempatkan titik kutub pada titik pusat proyeksi. Proyeksi azimutal dibedakan tiga macam garis karakteristik yaitu: 1. Proyeksi azimuthal normal, dengan bidang proyeksi menyinggung kutub 2. proyeksi azimuthal transversal, dengan bidang proyeksi tegak lurus ekuator 3. Proyeksi azimuthal oblique, bidang proyeksi menyinggung salah satu tempat antara kutub dan ekuator  Proyeksi Silinder atau Tabung, adalah proyeksi peta yang diperoleh dengan memproyeksikan permukaan globe pada bidang silinder dan menyinggung bola bumi. Apabila pada proyeksi ini bidang silinder menyinggung khatulistiwa maka semua garis paralel merupakan garis horizontal dan semua garis meridian merupakan garis lurus vertical. Kegunaan proyeksi silinder mempunyai beberapa keuntungan Yaitu dapat menggambarkan daerah yang luas. Dapat menggambarkan daerah sekitar khatulistiwa dengan kutub yang berupa titik dengan titik digambarkan seperti garis lurus, makin mendekati kutub makin luas wilayahnya. Jadi keuntungan proyeksi ini yaitu cocok untuk menggambarkan daerah ekuator, karena ke arah kutub terjadi pemekaran garis lintang. Proyeksi silinder dibedakan menurut tiga macam garis karakteristik yaitu proyeksi silinder normal, proyeksi silinder transversal dan proyeksi silinder oblique. 



Proyeksi Kerucut atau Conical, adalah proyeksi peta yang diperoleh dengan cara memproyeksikan permukaan globe pada sebuah kerucut. Untuk proyeksi normalnya cocok untuk memproyeksikan daerah lintang tengah atau miring, proyeksi ini memiliki paralel



melingkar dengan Meridian berbentuk jari-jari paralel berwujud garis lingkaran, sedangkan bujur berupa jari-jari. Proyeksi kerucut diperoleh dengan mereaksikan global pada kerucut yang menyinggung atau memotong globe kemudian dibuka sehingga bentangnya ditentukan oleh sudut puncaknya. Proyeksi ini paling tepat untuk menggambarkan daerah lintang 45° . Proyeksi kerucut dibedakan menjadi tiga yaitu: 1. Proyeksi kerucut normal atau Standar, jika garis singgung bidang kerucut pada bola bumi terletak pada suatu paralel atau paralel standar 2. Proyeksi kerucut transversal, jika kedudukan sumbu kerucut terhadap sumbu bumi tegak lurus 3. Proyeksi kerucut oblique atau miring, jika sebuah kerucut terhadap sumbu bumi berbentuk miring  Proyeksi Konvensional, ialah proyeksi peta yang tidak diklasifikasikan dalam proyeksi silinder, kerucut maupun azimuthal, tetapi diperoleh atas dasar ketentuan sendiri.



c.



Menurut bidang distorsi  Proyeksi conform (orthomorphic), yaitu proyeksi peta yang menunjukkan bentuk daerah-daerah kecil dip eta sama bentuknya di muka bumi/globe. Dalam proyeksi ini sudut perpotongan antara dua garis di muka bumiatau globe sama dengan sudut perpotongan dua garis diatas peta. Semua garis parallel dan meridian senantiasa berpotongan pada 90 (tegak lurus) dan perbandingan panjang diantara kedua garis tersebut sama seperti di buka bumi/globe. Proyeksi ini cocok untuk menunjukkan arah dan banyak digunakan untukn kepentingan peta-peta navigasi.  Proyeksi equal area (equivalent), yaitu proyeksi peta yang menunjukkan luas daerah pada peta sama dengan di muka bumi pada skala yang sama. Hal ini berarti masing-masing persegi panjang diantara garis parallel dan meridian digambarkan dalam luas sebenarnya pada muka bumi. Proyeksi ini baik untuk menggambarkan penyebaran fenomena yang bersifat kuantitatif, misalnya penyebaran produksi padi, kelapa, jagung dan sebagainya.  Proyeksi equidistant, yaitu proyeksi yang menggambaarkan jarak atau yang melalui pusat peta digambarkan menurut panjang sebenarnya seperti pada permukaan bumi dalam skala yang sama. Jarak-jarak lain yang tidak melalui pusat peta, tidak diperlihatkan secara jelas, sedangkan arah dari pusat kota ke berbagai tempat digambarkan secara jelas. Proyeksi ini baik bagi peta navigasi yang rutenya melalui atau bertolak dari pusat peta. Peta dapat digambarkan dengan berbagai gaya, masing-masing menunjukkan permukaan yang berbeda untuk subjek yang sama yang memungkinkan kita untuk memvisualisasikan dunia dengan mudah, informatif dan fungsional.



d. Menurut letak sinar  Proyeksi silinder gnomonic



Pada proyeksi ini, titik pusat seolah berada di pusat lingkaran (digambarkan seperti sinar matahari yang bersumber di pusat lingkaran). Letak sinar berasal dari dalam bumi, hasil proyeksi akan menghasilkan bentuk lingkaran parallel makin keluar makin mengalami pembesaran hingga wilayah equator.  Proyeksi silinder stereografik Pada proyeksi ini seolah-olah letak sinar atau sumber arah sinar berasal dari salah satu ujung bola bumi atau dari arah kutub yang berlawanan dengan titik singgung proyeksi. Akibatnya akan menghasilkan jarak antar lingkatan parallel semakin membesar kearah luar.  Proyeksi silinder orthografik Pada proyeksi ini seolah-olah letak sinar atau sumber arah sinar matahari berasal dari titik jauh tidak terhingga. Akibatnya sinar proyeksi sejajar dengan sumbu bumi. Jenis proyeksi ini akan menghasilkan jarak antar lingkaran yang makin mengecil apabila semakin jauh dari pusat.



5. PENGERTIAN DISTORSI Distorsi adalah penyimpangan atau kesalahan yang terjadi pada saat mengubah globe menjadi peta.



E. LANGKAH KERJA 1.



Mahasiswa dan asisten praktikum menyiapkan alat dan bahan



2.



Mahasiswa mendengarkan penjelasan asisten praktikum



3.



Mahasiswa dapat bertanya apabila kurang paham kepada asisten praktikum



4.



Mahasiswa mencatat hal-hal penting yang disampaikan asisten praktikum



5.



Mahasiswa menggambar proyeksi silinder stereografik



6.



Mahasiswa menggambar proyeksi silinder gnomonic



7.



Mahasiswa menggambar proyeksi silinder ortografik



8.



Mahasiswa menggambar proyeksi azimuth stereografik



9.



Mahasiswa menggambar proyeksi azimuth gnomonic



10. Mahasiswa menggambar proyeksi azimuth ortografik 11. Mahasiswa menghitung skala pada proyeksi silinder stereografik yang telah digambar 12. Mahasiswa menghitung skala pada proyeksi silinder gnomonic yang telah digambar 13. Mahasiswa menghitung skala pada proyeksi silinder ortografik yang telah digambar 14. Mahasiswa menghitung skala pada proyeksi azimuth stereografik yang telah digambar 15. Mahasiswa menghitung skala pada proyeksi azimuth gnomonic yang telah digambar 16. Mahasiswa menghitung skala pada proyeksi azimuth ortografik yang telah digambar 17. Mahasiswa bertanya dengan teman lainnya mengenai penjelasan yang telah disampaikan oleh asisten praktikum kartografii dasar. 18. Mahasiswa mendiskusikan dengan teman lainnya mengenai penjelasan yang telah disampaikan oleh asisten praktikum Kartografi dasar. 19. Mahasiswa mencari referensi dari berbagai sumber, seperti buku, jurnal, dan internet. 20. Mahasiswa menyusun laporan praktikum kartografi dasar. 21. Mahasiswa mengumpulkan laporan praktikum kepasa asisten praktikum kartografi



F. PEMBAHASAN 1. HASIL PRAKTIKUM a. Proyeksi silinder stereografik (terlampir) b. Proyeksi silinder gnomonic (terlampir) c. Proyeksi silinder ortografik (terlampir) d. Proyeksi azimuth stereografik (terlampir) e. Proyeksi azimuth gnomonic (terlampir) f. Proyeksi azimuth ortografik (terlampir)



2. PERTHITUNGAN r Bumi = 640.000.000 a. Proyeksi silinder stereografik (r = 3,2cm) (terlampir) b. Proyeksi silinder gnomonic (r = 1,6cm) (terlampir) c. Proyeksi silinder ortografik (r = 3,2cm) (terlampir) d. Proyeksi azimuth stereografik (r = 3,2cm) (terlampir) e. Proyeksi azimuth gnomonic ( r = 1,6cm) (terlampir) f. Proyeksi azimuth ortografik (r = 3,2cm) (terlampir)



3. ANALISIS Berdasarkan hasil pengamatan, Proyeksi Silinder menggunakan silinder sebagai permukaan singgung yang melingkari bola dunia, atau untuk memotong bola dunia pada posisi tertentu. Jika silinder dibuka menjadi lembaran datar, paralel dan meridian akan menjadi garis lurus yang menciptakan sudut siku-siku di mana mereka berpotongan satu sama lain. Proyeksi menampilkan arah dan bentuk dengan benar. Area yang dekat dengan titik singgung akan lebih akurat. Semakin jauh dari titik singgung, semakin banyak distorsi yang akan ditampilkan. Jenis proyeksi ini biasanya digunakan untuk memetakan dunia di area tertentu antara 80 derajat utara dan 80 derajat lintang selatan. Proyeksi Azimuth Gnomonic memiliki asal usul cahaya di pusat dunia. Kurang dari setengah bola dapat diproyeksikan ke peta yang terbatas. Ini menampilkan semua lingkaran besar sebagai garis lurus, dan paralel sebagai garis lengkung. Jenis proyeksi peta ini tidak cocok untuk area yang luas dan luas. Kelemahannya adalah tidak mempertahankan area yang sama dan sifat konformal, terutama di area yang jauh dari titik singgung. Namun, biasanya digunakan untuk sistem pilot, seperti dalam navigasi dan penerbangan. Proyeksi Azimuth stereografis memiliki asal mula cahaya pada permukaan bola dunia yang berlawanan dengan titik singgung. Garis lengkung yang dibuat akan ditentukan pada lebih dari setengah bola. Meridian adalah garis lurus yang berdekatan satu sama lain di area pusat dan menjadi lebih luas di pinggiran peta, sedangkan paralelnya adalah



lingkaran. Bentuk dipertahankan dalam jenis proyeksi ini, sehingga dapat diterapkan untuk pemetaan penerbangan. Proyeksi Azimuth ortografis berawal dari skenario yang dibuat-buat bahwa jika cahaya diarahkan lurus melewati bola bumi menuju lembaran datar yang menyentuh daerah kutub, daerah khatulistiwa atau daerah tertentu di atas permukaan bumi, maka hanya belahan bumi yang akan tergambar. . Skala proyeksi ortografi paling akurat di daerah tangen. Semakin jauh dari titik singgung, semakin banyak kesalahan akan terjadi. Jenis proyeksi peta ini biasa digunakan untuk pemetaan Bumi. Seperti yang telah diketahui proyeksi peta adalah transformasi permukaan lengkung Bumi (atau sebagian) menjadi permukaan datar dua dimensi melalui persamaan matematika. Selama transformasi tersebut, posisi referensi koordinat geografis sudut (lintang, bujur) di permukaan bumi diubah menjadi koordinat Cartesian (x, y) yang mewakili posisi titik pada peta datar. Jenis proyeksi peta berdasarkan permukaan yang dapat dikembangkan. Salah satu cara untuk mengklasifikasikan proyeksi peta adalah dengan jenis permukaan yang dapat dikembangkan ke mana bola referensi diproyeksikan. Permukaan yang dapat dikembangkan adalah bentuk geometris yang dapat ditata menjadi permukaan datar tanpa meregang atau robek. Tiga jenis permukaan yang dapat dikembangkan adalah silinder, kerucut dan bidang, dan proyeksi yang sesuai disebut silinder, kerucut dan planar. Proyeksi dapat dikategorikan lebih lanjut berdasarkan titik kontaknya (singgung atau garis potong) dengan permukaan referensi Bumi dan orientasinya (aspek). Dalam proyeksi silinder, permukaan bola referensi diproyeksikan ke silinder yang melingkari bola dunia. Silinder kemudian dipotong memanjang dan dibuka untuk membentuk peta datar. Proyeksi Silinder dapat berupa tangen atau garis potong ke permukaan referensi Bumi. Dalam kasus tangen, keliling silinder menyentuh permukaan bola referensi sepanjang lingkaran besar (setiap lingkaran memiliki diameter yang sama dengan bola dan dengan demikian membaginya menjadi dua bagian yang sama). Diameter silinder sama dengan diameter bola dunia. Garis singgung adalah ekuator untuk aspek ekuator atau normal; sedangkan pada aspek transversal, silinder bersinggungan dengan meridian yang dipilih (yaitu meridian pusat). Dalam kasus garis potong, silinder memotong bola dunia; yaitu diameter silinder lebih kecil dari bola dunia. Di tempat silinder memotong bola dunia, dua garis potong terbentuk. Garis singgung dan garis potong penting karena skala konstan sepanjang garis ini (sama dengan bola dunia), dan karena itu tidak ada distorsi (faktor skala = 1). Garis skala sebenarnya seperti itu disebut garis standar. Ini adalah garis-garis jarak yang sama. Distorsi meningkat dengan menjauh dari garis standar. Dalam aspek normal proyeksi silinder, garis potong atau garis standar berada di sepanjang dua garis lintang sejajar yang berjarak sama dari khatulistiwa, dan disebut paralel standar. Dalam aspek melintang, dua garis standar berjalan sejajar utara-selatan dengan meridian. Secant case memberikan distribusi distorsi yang lebih merata di seluruh peta. Fitur tampak lebih kecil di antara garis potong (skala < 1) dan tampak lebih besar di luar garis ini (skala > 1).



Proyeksi silinder - aspek melintang dan miring, aspek proyeksi peta mengacu pada orientasi permukaan yang dapat dikembangkan relatif terhadap globe referensi. Tata letak graticule dipengaruhi oleh pilihan aspek. Dalam aspek normal atau khatulistiwa, silinder berorientasi (memanjang) sejajar dengan sumbu kutub bumi dengan pusatnya terletak di sepanjang khatulistiwa (singgung atau garis potong). Meridian dan adalah vertikal dan berjarak sama; garis lintang adalah garis lurus horizontal yang sejajar dengan khatulistiwa dengan jarak yang bertambah ke arah kutub. Oleh karena itu distorsi meningkat ke arah kutub. Meridian dan paralel saling tegak lurus. Meridian yang terletak di sepanjang pusat proyeksi disebut meridian pusat. Pada aspek transversal, silinder berorientasi tegak lurus terhadap sumbu bumi dengan pusatnya terletak pada meridian yang dipilih (garis yang melalui kutub). Dan aspek miring mengacu pada silinder yang berpusat di sepanjang lingkaran besar antara khatulistiwa dan meridian dengan orientasi pada sudut lebih besar dari 0 dan kurang dari 90 derajat relatif terhadap sumbu bumi. Contoh proyeksi silinder termasuk Mercator, Mercator Transversal, Mercator Miring, Plate Carré, Miller Cylindrical, Cylindrical equal-area, Gall–Peters, Hobo–Dyer, Behrmann, dan Lambert Cylindrical Equal-Area proyeksi. Proyeksi planar (azimut), bidang dalam proyeksi planar mungkin bersinggungan dengan bola dunia pada satu titik atau mungkin garis potong. Dalam kasus garis potong pesawat memotong bola dunia sepanjang lingkaran kecil membentuk paralel standar yang memiliki skala yang benar. Aspek kutub normal menghasilkan paralel sebagai lingkaran konsentris, dan meridian diproyeksikan sebagai garis lurus dari pusat peta. Distorsi minimal di sekitar titik singgung dalam kasus tangen, dan dekat dengan paralel standar dalam kasus garis potong. Aspek kutub adalah aspek normal dari proyeksi planar. Bidang tersebut bersinggungan dengan Kutub Utara atau Selatan pada satu titik atau memotong sepanjang garis lintang (paralel standar). Aspek kutub menghasilkan paralel garis lintang sebagai lingkaran konsentris di sekitar pusat peta, dan garis meridian diproyeksikan sebagai garis lurus dari pusat ini. Proyeksi azimut sering digunakan untuk memetakan Daerah Kutub, aspek kutub dari proyeksi ini juga disebut sebagai proyeksi azimut kutub. Dalam aspek transversal proyeksi planar, bidang berorientasi tegak lurus terhadap bidang ekuator. Dan untuk aspek miring, permukaan bidang memiliki orientasi antara aspek kutub dan melintang. Proyeksi ini dinamai azimut karena fakta bahwa mereka mempertahankan properti arah dari titik pusat proyeksi. Lingkaran besar yang melewati titik pusat digambar sebagai garis lurus. Contoh proyeksi azimut meliputi: Azimut Equidistant, Lambert Azimuthal Equal-Area, Gnomonic, Stereographic, dan proyeksi Ortografi.



G. KESIMPULAN Peta adalah representasi simbolis dari karakteristik yang dipilih dari suatu tempat, biasanya digambar pada permukaan yang datar. Peta menyajikan informasi tentang dunia dengan cara visual yang sederhana. Proyeksi peta didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari cara pemindahan data topografi dari permukaan bumi ke atas permukaan peta. Adapun syarat dalam melakukan proyeksi peta sebagai berikut : Bentuk yang diubah harus tetap, letak objek di permukaan bumi tidak berubah; Luas permukaan yang diubah harus tetap; Jarak antara satu titik dengan titik lain di atas permukaan yang diubah harus tetap; Pemindahan lokasi objek di permukaan bumi tidak mengalami penyimpangan arah. Macam-macam proyeksi peta dapat dibedakan menjadi 4



yaitu menurut kedudukan garis



karakteristik, menurut bidang proyeksi, menurut bidang distorsi, dan menurut letak sinar. Distorsi adalah penyimpangan atau kesalahan yang terjadi pada saat mengubah globe menjadi peta. Macam-macam proyeksi peta memiliki kelebihan dan kekuranggan masing-masing dan memiliki prinsip kerja yang berbeda pula. Distorsi pada proyeksi mempengaruhi hasil proyeksi peta.



DAFTAR PUSTAKA Dewi Liesnoor Setyowati, Andi Irwan Benardi, Saptono Putro. ( 2018 ). Kartografi Dasar . Indonesia, Yogyakarta : Ombak Guru Geografi. ( 2017, 11 September ). “ Jenis proyeksi peta “. Diakses pada 27 Oktober 2021, dari https://www.gurugeografi.id/2017/09/jenis-proyeksi-peta-menurut-berbagai.html Guru Pendidikan. ( 2021, 22 September ). “ Proyeksi Peta “ . Diakses pada 28 Oktober 2021, dari https://www.gurupendidikan.co.id/proyeksi-peta/ Robo Guru. ( 2021, 16 September ), “ Sistem Proyeksi “. Diakses pada 28 Oktober 2021, dari https://roboguru.ruangguru.com/forum/3-jelaskan-sistem-proyeksi-yang-ada-4-apa-kelebihan-dankekurangan-sistem_FRM-5OWMD6ME Ricky Ramadhan Harahap, Ikhsan Parinduri, Siti Nurhabibah Hutagalung, Khairul Saleh, Barany Fachri. (2020). Pembelajaran Sistem Informasi Geografis (SIG). Indonesia: Yayasan Kita Menulis



Lampiran 1 a. Proyeksi silinder stereografik



b. Proyeksi silinder gnomonic



c. Proyeksi silinder ortografik



d. Proyeksi azimuth stereografik



e. Proyeksi azimuth gnomonic



f. Proyeksi azimuth ortografik



Lampiran 2