Tutorial Modul 1 Blok 1 Kelompok 1 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN TUTORIAL BLOK 1 MODUL 1 "Komunikasi dan Keterampilan Belajar "



Kelompok 1



Tutor



: drg. Susi, MKM



Ketua



: Hafiz Pratisena (2011411011)



Sekretaris Meja : Firahmi Elga Safitri (2011411009) Sekretaris Papan : Amara Tsaniya Nafisa (2011411014)



NamaAnggota: 1. Alfandy Akbar Prakosa (2011412013) 2. Alya Zettira (2011411020) 3. Muhammad Hamdan Harry Ravi (2011412012) 4. Muhammad Zhafran Hafizh S (2011412012) 5. Putri Jasmine Az-Zahra NST (2011411024) 6. Syifa Kamila (2011413001) 7. Vifi Harisa Riona ( 2011413007) 8. Yarsi Wulandari ( 2011412012)



FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS ANDALAS TAHUN AJARAN 2020/2021



KATA PENGANTAR



Puji syukur saya haturkan kehadirat Allah SWT atas segala Rahmat dan Kurnianya serta kemudahan yang telah diberikan kepada kami sehingga dapat menyusun laporan ini.Sholawat dan salam tak lupa tercurahkan keada baginda Nabi besar Muhammad SAW,yang telah membawa kita ke zaman yang penuh kecerdasan ini.Penulis beserta penyusun sangat bersyukur dapat menyelesaikan laporan Komunikasi dan Keterampilan Belajar pada Blok 1, Modul 1 yang telah terlaksana. Pada kesempatan ini, kami ingin mengucapkan Terimakasih kepada Drg. Susi, MKM Sebagai dosen pembimbing diskusi tutorial kelompok 1 pada skenario 1 Komunikasi dan Keterampilan Belajar dan telah memberikan arahan dan bimbingan sehingga seluruh kegiatan berjalan dengan lancar, dan kami berhasil untuk menyusun laporan ini. Kami berharap laporan ini dapat berguna bagi pembaca guna melengkapi sumber yang telah ada. Kami menyadari bahwa masih saja ada kekurangan dalam laporan ini sehingga kami sangat terbuka terhadap kritikan maupun saran yang sifatnya membangun pada laporan ini dan kami akan berupaya melakukan perbaikan sehingga laporan ini menuju kepada suatu kesempurnaan. Akhir kata kepada-Nya jualah kita berserah diri. Semoga laporan ini dapat memberi rmanfaat bagi pembaca. Padang, 10 September 2020



Kelompok 1



MODUL 1



SKENARIO 1 “Diskusi yuk” Pagi ini hari pertama belajar bagi mahasiswa baru angkatan 2020. Koordinator blok menjelaskan sistem pembelajaran di FKG mengenakan Student Centre Learning dengan Metode Problem Based Learning. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan melalui tutorial, skills lab, diskusi pleno dan mandiri. Tutorial dilaksanakan dengan seven jumps dalam dua kali pertemuan. Tutorial pertama pagi ini dimulai dengan membca skenario. Masalah dalam skenario digunakan untuk memicu diskusi dengan menggunakan Prior Knowledge. Setiap peserta diminta aktif menyampaikan pendapat dalam tutorial. Dalam berkomunikasi mahasiswa harus memperhatikan kearifan lokal. Bagaimana saudara menjelaskan hal ini?



METODE TUJUH LANGKAH (SEVEN JUMPS) Langkah 1 : Mengklarifikasi Terminologi 1. Prior Knowledge Penjelasan : Pengetahuan yang telah dimiliki mahasiswa melalui pengalaman pribadi sebelum mereka bertemu dengan informasi baru 2. Metode Problem Based Learning Penjelasan : metode yang digunakan dimana masalah di kehidupan nyata menjadi dasar pembelajaran yang memicu pemikiran kritis dalam menemukan penyelesaiannya dan memperoleh pengetahuan 3. Student Centre Learning Penjelasan : pendekatan pembelajaran dimana mahasiswa menentukan tidak hanya apa yang akan dipelajari tetapi juga bagaimana dan kenapa. Pendekatan ini berpusat pada keingintahuan dan keaktifan dari mahasiswa. Langkah 2 : Menentukan permasalahan 1. Bagaimana sistem pembelajaran di FKG? 2. Apa keunggulan Student Centre Learning sehingga menjadi sistem pembelajaran di FKG? 3. Apa yang dimaksud dengan 7 jumps? 4. Bagaimana penerapan komunikasi yang memperhatikan kearifan lokal? 5. Apakah efektif Student Centre Learning terhadap pembelajaran pada saat sekarang ini? 6. Bagaimana perbandingan orang yang memiliki Prior Knowledge dengan yang tidak di dalam diskusi? 7. Bagaimana cara memicu diskusi berdasarkan Prior Knowledge? 8. Mengapa diskusi tutorial menjadi metode pembelajaran di FKG? Langkah 3 : Menganalisa masalah 1. Menggunakan Student Centre Learning dengan metode Problem Based Learning 2. a. Mahasiswa lebih banyak pengetahuan sumber informasi yang luas dan tidak berpatokan pada dosen saja b. SCL bisa meningkatkan kreatifitas dan bisa menemukan solusi sendiri c. agar mahasiswa lebih maju dalam berfikir d. membuat mahasiswa yang tidak biasa menyampaikan pendapat menjadi terbiasa e. mandiri untuk mencari pengetahuan itu sendiri 3. a. 7 tahapan yang harus diikuti di dalam diskusi tutorial b. guna 7 jumos yaitu memicu munculnya diskusi 4. a. Bisa menghargai lawan bicara dalam diskusi b. menjaga komunikasi berjalan lancar c. berkomunikasi dengan memperhatikan norma yang berlaku dimna tempat kita berada d. bertutur kata yang sopan



5. a. SCL sebaiknya dilakukan secara langsung atau ,uring b. Efektif saat ini karena difokuskan kepada mahasiswa , sehingga mahasiswa lah yang dituntut untuk mencari ilmu tersebut dan dapat mudah mengingatnya c. 80% dari mahasiswa sehingga persentasi kita mencari ilmu semakin bertambah 6. a. Dari perannya saat diskusi terlihat akan lebih memahami permasalahan b. memiliki landasan dan dasar pemikiran yang bagus 7. a. Perbedaan prior knoeledge diantara mahasiswa yang dpat memicu timbulnya diskusi b. Prior Knowledge dari banyak orang bisa disatukan dengan diskusi sehingga bisa memecahkan suatu masalah 8. a. Agar mahasiswa memiliki komunikasi yang baik kepada dosen dan teman b. mengasah kemampuan mahasiswa dalam memecahkan masalah c. menyelesaikan masalah dengan baik 9. a. Kato nan ampek b. menghargai pendapat orang lain, disampaikan sopan santun.



Langkah 4 : Membuat Skema dari Komponen-Komponen Permasalahan



Sistem Pembelajaran FKG Unand



Student Centre Learning



Problem Basic Learning



Skillslab



Komunikasi memperhatikan kearifan lokal



Diskusi Tutorial



Seven Jumps



Diskusi Pleno



Prior Knowledge



Belajar mandiri



Langkah 5 : Memformulasikan Tujuan Pembelajaran 1. M4 tentang pembelajaran Student Centre Learning 2. M4 tentang kearifan lokal sebagai basis komunikasi 3. M4 tentang Prior Knowledge 4. M4 tentang dasar-dasar komunikasi Langkah 6 : Mengumpulkan Informasi di perpustakaan, internet dan lain-lain Langkah 7 : Sintesa dan Uji Informasi Berdasarkan Tujuan Pembelajaran 1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang sistem pembelajaran SCL Pada kegiatan pembelajaran di perkuliahan, pendekatan Teacher Center Learning (TCL) sudah mulai ditinggalkan karena dinilai menyamaratakan semua pembelajar dan memilki kelemahan dimana pembelajar akan kurang aktif dalam membenagun pengetahuan dan hanya menerima begitu saja dari guru atau pengajar. Sedangkan pengetahuan yang ada di dalam diri manusia dibentuk dari adanya interaksi dengan lingkungan. Karena itulah diperlukan adanya pendekatan baru yaitu Student Center Learning (Journal.Unair.ac.id). SCL atau Student Center Learning adalah suatu pendekatan pembelajaran yang mana mahasiswa harus memilki motivasi dalam diri mereka masing-masing yang kemudian berusaha keras mencapai kompetensi yang diinginkan. Hal tersebut dapat terwujud jika dilakukan pendekatan dengan diskusi, sehingga mahasiswa mampu menjelaskan pendapat serta meningkatkan daya kritis untuk menganalisa dan memecahkan permasalahan (Aan Ardian dan Sudji Munadi, 2015). SCL dapat dikatakan sebagai wadah mahasiswa untuk belajar dalam individu/kelompok untuk menyelesaikan sebuah masalah dan menjadi pihak yang aktif dalam pembelajaran tersebut. SCL ini juga menjadi sebuah lingkungan atau situasi yang membuat mahasiswa lebih kritis dalam berfikir dan mengembangkan strategi tertentu untuk menyelesaikan masalah yang diajukan. Adapun ciri-ciri pendekatan metode SCL yaitu: 1. Peserta didik harus aktif terlibat dalam proses belajar yang dipicu dari motivasi intrinsik. 2. Topik isu atau subjek pembelajaran harus menaruh dan memicu motivasi intrinstik. 3. Pengalaman belajar diperoleh melalui suasana yang nyata atau sebenarnya dan relevan dengan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan dan digunakan di tempat kerja Dalam penerapannya peserta didik diharapkan berperan aktif dan mandiri dalam proses belajar yang bertanggung jawab dan berinisiatif untuk mengenali kebutuhan belajarnya menemukan sumber sumber informasi untuk dapat menjawab kebutuhannya, membangun serta mempresentasikan pengetahuannya berdasarkan kebutuhan serta sumber-sumber yang ditemukan titik dengan anggapan bahwa setiap peserta didik adalah individu yang unik proses materi dan metode pembelajaran yang disesuaikan secara fleksibel dengan minat bakat kecepatan gaya, serta strategi belajar dari tiap peserta didik. Tersedianya pilihan-pilihan bebas ini bertujuan untuk menggali motivasi intrinsik dari dalam diri mahasiswa sendiri untuk belajar sesuai dengan kebutuhan secara individu bukan kebutuhan yang diseragamkan (Aipni, 2013).



Mahasiswa dapat memahami sistem pembelajaran Student Centre Learning. Ada 6 karakteristik dalam pelaksanaan Student Centered Learning (luk.staff.ugm.ac.id): 1. Aktif, dimana mahasiswa diberi kesempatan untuk berinteraksi dengan sesama mahasiswa ataupun dengan dosen dalam menyelesaikan sebuah masalah. 2. Interaktif, mahasiswa diharapkan mengerjakan sesuatu berdasarkan materi yang telah disedian. 3. Mandiri, pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa, siswa mencari sendiri informasi melalui media massa ataupun internet. 4. Kolaboratif, dimana beberapa orang digabungkan dalam suatu kelompok kecil untuk menyelesaikan suatu permasalahan, hal ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan berinteraksi mahasiswa. 5. Kooperatif, kelanjutan dari kolaboratif, disini siswa akan mendapatkan pengetahuan dengan mutu yang lebih baik dan tentunya relevan. 6. Kontekstual, penggabungan kandungan yang disesuaikan dengan pengalaman sehari-hari dari mahasiswa, diharapkan hal ini dapat meningkatkan kepercayaan diri SCL merupakan strategi pembelajaran di mana menempatkan mahasiswa sebagai peserta didik yang aktif dan mandiri mahasiswa diharapkan memiliki sifat halus ilmu dan mau belajar serta menguasai hard skill dan soft skill. Di sisi lain para dosen menjadi fasilitator tidak lagi sebagai sumber pengetahuan utama titik dengan metode ini para mahasiswa diberi keleluasaan untuk mengembangkan potensinya dan mengeksplorasi bidang yang dimiliki ketika pembelajaran berlangsung para mahasiswa diberi kesempatan untuk lebih berinteraksi dengan sesama mahasiswa dan dosen tentang pembahasan yang sedang dihadapi bukan sekedar menerima informasi dari dosen disini bertindak sebagai fasilitator bukan mendikte para mahasiswa. Adapun metode pembelajaran yang dapat diklasifikasikan sebagai pendekatan pembelajaran SCL, yaitu: a. Small Group Discussion b. Role-Play & Simulation c. Case Study d. Discovery Learning (DL) e. Self-Directed Learning (SDL) f.



Cooperative Learning (CL)



g. Collaborative Learning (CbL) h. Contextual Instruction (CI) i.



Project Based Learning (PjBL)



j.



Problem Based Learning and Inquiry (PBL)



Pada pembelajran Student Center Learning (SCL), biasa digunakan metode Problem Based Learning (PBL). PBL adalah



suatu metode dalam proses pembelajaran yang didalamnya



menggunakan masalah sebagai pemicu munculnya kegiatan pembelajran



yaitu mahasiswa



diharuskan mengidentifikasi suatu permasalahan baik yang dihadapi secara nyata maupun dalam bentuk kasus. Diskusi mengenai permasalahan itu kemudian diajukan sedemikian rupa sehingga para pelajar menemukan kebutuhan belajar yang diperlukan agar dapat memecahkan permasalahan tersebut. 2. Mahasiswa memahami dan menjelaskan tentang kearifan lokal sebagai basis komunikasi Setiap manusia hidup dalam suatu lingkungan sosial budaya tertentu. Setiap lingkungan sosial budaya itu senantiasa memberlakukan adanya nilai-nilai sosial budaya yang diacu oleh warga masyarakat penghuninya. Dengan demikian pola perilaku dan cara berkomunikasi akan diwarnai oleh keadaan, nilai, kebiasaan yang berlaku di lingkungannya. Melalui suatu proses belajar secara berkesinambungan setiap manusia akan menganut suatu nilai yang diperoleh dari lingkungannya. Nilai-nilai itu diadopsi dan kemudian diimplementasikan dalam suatu bentuk “kebiasaan”, yaitu pola perilaku hidup sehari-hari. Dengan demikian pola perilaku seseorang dalam berkomunikasi dengan orang lain, akan dipengaruhi oleh nilainilai yang diperoleh dari lingkungan sosial budayanya. Oleh karena setiap individu memiliki lingkungan sosial budaya yang saling berbeda dengan yang lain, maka situasi ini menghasilkan karakter sosial budaya setiap individu bersifat unik, khusus, dan berbeda dengan orang lain. Meskipun berasal dari keluarga yang sama, karakter seseorang tidaklah sama persis dengan anggota keluarga lainnya karena lingkungan sosial tidak terbatas pada keluarga, melainkan mencakup teman sebaya, masyarakat, sekolah, media massa, dan sebagainya Budaya dan komunikasi tak dapat dipisahkan oleh karena budaya tidakhanya menentukan siapa bicara dengan siapa, tentang apa, dan bagaimana orangmenyandi pesan, tetapi juga makna yang ia miliki untuk pesan dan kondisi-kondisinya untuk mengirim, memperhatikan dan menafsirkan pesan. Sebenarnyaseluruh perbendaharaan perilaku kita sangat bergantung pada budaya tempat kitadibesarkan. Konsekuensinya, budaya merupakan landasan komunikasi. Bilabudaya beraneka ragam, maka beraneka ragam pula praktik-praktik komunikasi. Implementasi teori komunikasi sosial budaya diharapkan dapat mengembangkan tanggung jawab sosial. Prisip-prinsip komunikasi sosial budaya perlu diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari agar tercipta keharmonisan dan integrasi berbangsa. Pada dasarnya semua komponen masyarakat perlu memahami prinsip-prinsip komunikasi sosial budaya, namun salah satu pihak yang dipandang memiliki posisi strategis adalah para pengelola media, para pemuka pendapat, dan komponen sumber informasi lainnya. Dengan menerapkan teori komunikasi sosial budaya, sumber informasi dan pengelola media dapat terpandu untuk mencintai kebajikan dan kebenaran. Mengedukasi masyarakat dengan konten informasi yang dikemas secara independen dan transparan, mengutamakan kebenaran, dan menghargai perbedaan latar belakang sosial budaya.



3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang prior knowledge. Prior knowledge adalah pengetahuan awal yang digunakan dalam memahami sebuah ilmu baru atau masalah baru. Semakin komples prior knowledge seseorang maka semakin cepat ia mengerti permasalahan baru. Prior knowledge juga bisa menjadi parameter bagaimana seseorang dalam memahami permasalahan yang baru.Prior knowledge merupakan faktor utama yang akan mempengaruhi pengalaman belajar bagi peserta didik. Peserta didik yang memiliki prior knowledge cenderung lebih aktif dan percaya diri saat diskusi, sedangkan peserta didik yang tidak memiliki prior knowledge cenderung pasif saat diskusi. Tingkat prior knowledge dalam kognitif mempunyai enam tingkatan yaitu seagai berikut: a. Tahu (Know) Tahu adalah kemampuan untuk mengingat suatu materi yang telah dipelajari, dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima. Oleh sebab itu tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Cara kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang aapa yang dipelajari antara lain: mampu menyebutkan, menguraikan, mengidentifikasi, dan mengatakan b. Memahami (Comprehesion) Memahami adalah kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. c. Aplikasi (Aplication) Aplikasi adalah kemampuan untuk mengunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan sebagai pengguna hukum-hukum, rumus, metode, prinsip-prinsip, dan sebagainya. d. Analisis (Analysis) Analisis adalah kemapuan untuk menjabarkan materi atau obyek ke dalam suatu komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain. e. Sintesis (Synthesis) Sintesis adalah kemampuan untuk menghubungkan bagian-bagian dalam bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.



f.



Evaluasi (Evaluation) Evaluasi adalah kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi atau obyek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria-kriteria yang ada.



Prior knowledge mempengaruhi bagaimana pengajardan peserta didik berinnteraksi dengan bahan ajar,baik individu maupun kelompok. Prior knowledge mempengaruhi bagaimana peserta didik mengordinasikan informasi baru.Prior knowledge mengacu pada informasi seorang pelajar pada awal



mempelajari topik baru, yang berasal dari pengalaman pelajar tersebut. Jika pengetahuan sebelumnya sesuai dengan informasi baru yang diajarkan, maka akan memberikan pengaruh positif., begitu juga sebaliknya. 4. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang Dasar-Dasar Komunikasi A. Defini Komunikasi Komunikasi dapat diartikan sebagai suatu proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan dengan maksud untuk memengaruhi komunikan, Menurut William Albig, komunikasi adalah kegiatan pengoperan lambang yang mengandung arti/makna yang perlu dipahami bersama oleh pihak-pihak yang terlibat dalam suatu komunikasi. Komunikasi bukan hanya berbicara secara langsung saja tetapi disaat seseorang memeperagakan ataupun melakukan sesuatu dan pendengar memahami apa yang dimaksud. B. Tujuan Komunikasi Tujuannya adalah dipahaminya penyampaian pikiran dan perasaan dalam bentuk pendapat atau informasi melalui kata-kata, gerak, isyarat, atau symbol dari komunikator kepada komunikan.



C. Unsur-Unsur Komunikasi : 1. komunikator (pengirim pesan) 2. pesan ( maksud yang disampaikan) 3. komunikan ( penerima pesan ) 4. media ( alat/tempat penyaluran pesan) 5. konteks (situasi saat komunikasi berlangsung) 6. efek ( akibat yang terjadi setelah penyampaian pesan) 7. gangguan (hambatan dalam komunikasi) 8. umpan balik/ balasan



D. Pemahaman- Pemahaman Mengenai Komunikasi Ada tiga pemahaman mengenai komunikasi,yakni :



1. Komunikasi sebagai Tindakan Satu Arah



Bermula dari memahami konsep komunikasi sebagai proses satu arah yang secara sederhana menggambarkan orientasi pada sumber (source). Hal ini seperti diungkapkan oleh Michael Burgoon yang berorientasi pada sumber (source oriented-definition). Batasan komunikasi ini mengisyaratkan komunikasi sebagai bentuk kegiatan yang secara sengaja dilakukan oleh komunikator kepada komunikan untuk menyampaikan rangsangan dengan tujuan membangkitkan respons orang lain. Konteks komunikasi sebagai tindakan yang disengaja atau intentional



act bermakna bahwa



penyampaian pesan dilakukan secara sengaja oleh komunikator untuk membujuk atau mempengaruhi komunikan agar bertindak sesuai apa yang disampaikan oleh pengirim pesan. Batasan komunikasi sebagai tindakan yang disengaja cenderung mengabaikan komunikasi yang tidak disengaja, misalnya pesan menggunakan bahasa non verbal(nada suara, ekspresi wajah, bahasa tubuh atau isyarat-isyarat lainnya yang secara spontan disampaikan oleh pihak-pihak yang mengirim dan menerima pesan).



2. Komunikasi sebagai Interaksi Selanjutnya batasan komunikasi sebagai proses interaksi, yang menyamakan komunikasi dengan proses sebab-akibat atau aksi-reaksi yang telah ada faktor umpan balik(feedback). Interaksi ini sangat tergantung pada arah saat seseorang menyampaikan pesan, baik verbal atau non verbal. Contohnya, ketika proses komunikasi berlangsung antara pengirim dan penerima pesan maka umpan balik dalam bentuk verbal atau non verbal (anggukkan kepala, gelengan kepala, atau tersenyum) maka umpan balik telah terjadi antara pengirim dan penerima pesan.



3.Komunikasi sebagai Transaksional Konsep dasar komunikasi transaksional merupakan pengembangan dari komunikasi sebagai proses interaksi. Komunikasi transaksional lebih dalam dan



tepat dimasukkkan dalam tipe



komunikasi interpersonal karena pengirim dan penerima pesan berbagi makna bersama mencapai kebersamaan dan kesepakatan.



E. Hakekat Komunikasi 1. Proses penyampaian informasi 2. Proses penyampaian gagasan 3. Proses penciptaan arti terhadap gagasan atau ide F. Syarat-Syarat Keberhasilan Komunikasi a. Komunikator Kepercayaan komunikan pada komunikator serta keterampilan komunikator dalam melakukan komunikasi menentukan keberhasilan komunikasi.



b. Pesan yang disampaikan Keberhasilan komunikasi tergantung dari: 1) daya tarik pesan itu sendiri, 2) kesesuaian pesan dengan kebutuhan penerima pesan, 3) lingkup pengalaman yang sama (areal of shared experience) antara Pengirim dan penerima pesan tentang pesan tersebut, serta 4) peran pesan dalam memenuhi kebutuhan penerima pesan c. Komunikan Keberhasilan komunikasi tergantung dari: 1) kemampuan komunikan menafsirkan pesan 2) komunikan sadar bahwa pesan yang diterima memenuhi kebutuhannya, 3) perhatian komunikan terhadap pesan yang diterima. d. Konteks Konteks adalah situasi saat penyampaian pesan. Lingkungan yang kondusif (nyaman, menyenangkan, aman, menantang) sangat menunjang keberhasilan komunikasi. e. Sistem Penyampaian Metode dan media yang sesuai dengan berbagai jenis indra penerima pesan yang Kondisinya berbeda-beda akan sangat menunjang keberhasilan komunikasi.



DAFTAR PUSTAKA Suranto. 2015. Implementasi Teori Komunikasi Sosial Budaya dalam Pembangunan Integrasi Bangsa. Yogyakarta: Jurnal UNY. Dwyer Judith. 1999. The Business Communication Handbook 5th Edition. Sydney: Pearson. Sari Yunita. 2017. Peran Prior Knowledge dalam Self Regulation dari Siswa SMA Pasundan pada Pembelajaran Sistem Reproduksi. Makassar: Repository UNPAS. Harsono. 2008. Student-Centered Learning di Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Jurnal Pendidikan Kedokteran dan Profesi Kesehatan Indonesia. Sarmiati. 2012. Strategi Komunikasi Berbasis Kearifan Lokal dalam Penanggulangan Kemiskinan. Yogyakarta: Jurnal Ilmu Komunikasi. Njatrijani Rinitami. 2018. Kearifan Lokal dalam Perspektif Budaya Kota Semarang. Semarang: Gema Keadilan. Ardian, dkk. 2015. Pengaruh Strategi Pembelajaran Student-Centered Learning dan Kemampuan Spesial terhadap Kreativitas Mahasiswa. Yogyakarta: Jurnal UNY. Mukarramah. 2016. Pendekatan SCL Design Pembelajaran Akidah Akhlak. Medan: Jurnal Tarbiyah. Svinicki. 2006. What They Don’t Know Can Hurt Them: The Role of Prior Knowledge in Learning. Minnesota: University of Minnesota. Maria Susi. 2009. Strategi Pembelajaran Masyarakat dalam Peningkatan PHBS Individu pada Masyarakat Pantai di Wilayah Puskesmas Tanjung Rejo Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Medan: Universitas Sumatera Utara. Sanjaya W. 2012. Media Komunikasi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Antika Reza. 2014. Proses Pembelajaran Berbasis Student Centered Learning. Nganjuk: BioKultur. Martina Imelda. 2013. Hubungan Prior Knowledge terhadap Keefektifan Kelompok pada Metode Belajar Problem Based Learning di Program Studi D3 Kebidanan STIK Immanuel. Bandung: STIK Immanuel. Hasibuan Zainal, Santoso Harry. 2007. Analisis dan Perancangan Modul Representasi Knowledge Building dalam Student Centered e-Learning Environment. Depok: Digital Library & Distance Learning Lab Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia. Ningsih Utami, Khoiriyah Umatul. 2016. Peran Prior Knowledge terhadap Kemampuan Kognitif MahasiswaKedokteran dalam Tutorial. Bandar Lampung: JK UNILA. Rachman Maman. 2015. Dasar-dasar Komunikasi dan Keterampilan Dasar Mengajar: Penataran dan Lokakarya Peningkatan Keterampilan Dasar Teknik Instruksional. Semarang: Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Profesi Universitas Negeri Semarang.