Uji Kerentanan Nyamuk Dan Uji Bio-Assay [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

UJI KERENTANAN NYAMUK A. DASAR TEORI Uceptibility test atau uji kerentanan adalah suatu test untuk mengetahui tingkat kerentanan atau kekebalan serangga, terhadap suatu racun/insektisida. Kekebalan seranggan terhadap insektisida adalah kemampuan populasi serangga untuk bertahan terhadap pengaruh insektisida yang biasanya mematikan. Proses seleksi peningkatan kekebalan terhadap insektisida tidak terjadi dalam waktu singkat, tetapi berlangsung lama dalam singkat ada banyak generasi yang diakibatkan oleh perlakuan inssektisida secara terus menerus. Uji ini bertujuan untuk menyelidiki apakah ada kekebalan atau tidak, dan kalau ada,kapan timbulnya. Oleh karena itu uji ini tidak cukup hanya dilakukan sekali saja,melainkan berulang-ulang sejak sebelum ada penyemprotan sampai sesudahnya. Uji ini untuk menyelidiki kekebalan fisiologis, bukan untuk mengetahui kekuatan racun/insektisida. Hal demikian terjadi karena adanya index absorbsi yang berlainan, ada tidaknya jaringan tubuh yang dapatmenyimpan racun (misal: lemak), organ ekskresi yang berlainan, kemampuan regenerasi dan detoksikasi yang dimiliki, dan karena perilaku yang berubah/berbeda (misal: mampu menghindari racun) B. DASAR KERJA UJI KERENTANAN Menguji nyamuk dewasa (vektor) dengan cara mengkontakkan (expose) pada suatu permukaan (misalnya kertas) yang telah dilapisi (mengandung) insektisida dengan konsentrasi tertentu, selama periode waktu yang telah ditentukan (misalnya 1 jam, 2 jam, dst.), kemudian mencatat jumlah kematian (presentase kematian) setelah diobservasi selama 24 jam. Untuk meyakinkan bahwa kematian disebabkan oleh insektisida, dalam melakukan uji kerentanan harus disertai dengan kelompok pembanding (kontrol).



Gambar 2. Tabung uji dan kontrol C. TUJUAN Untuk mengukur daya bunuh insektisida yang digunakan dalam pengendalian nyamuk yang berperan sebagai vektor. D. ALAT DAN BAHAN Alat dan bahan yang digunakan WHO susceptibility test kit yang terdiri dari : No 1



Alat



Bahan Insecticide impragnated paper



Tabung uji



(8 buah tabung percobaan dengan dengan berbagai konsentrasi tanda merah, terbuat dari plastic)



(missal untuk DDT: 0,25%, 0,5%, 1,0%, 2,0%, 4,0%, dan



2



kontrol). Untuk impragnated



Tabung kontrol (10



buah



tabung



paper



penyimpanan (kertas putih biasa) ukuran



nyamuk dengan tanda hijau untuk 12x15 cm penyimpanan sebelum dan sesudah pengujian,



masing-masing



disertai



dengan slide plastic yang dapat digeser-geser



pada



waktu



memindahkan nyamuk. 3



) Aspirator



Species nyamuk yang akan diuji/dicoba kira-kira 75-100



ekor setiap percobaan (setiap 4



ulangan). 20 buah cincin yang terbuat dari Air gula.



5



tembaga 20 buah cincin yang terbuat dari



6 7



perak Timer/pengukur waktu Tempat/kotak penyimpanan tabung percobaan yang mengandung nyamuk untuk penyimpanan selama 24 jam



8 9



(24 hours holding period). Handuk kecil/pelepah pohon pisang. Kapas



E. PROSEDUR KERJA Setelah semua bahan dan alat yang diperlukan telah disiapkan, pertama-tama masukkan sejumlah nyamuk yang sejenis (satu spesies) dalam keadaan fisiologi yang sama (keadaan perut yang sama, umur diusahakan yang sama apabila menggunakan nyamuk dari koloni laboratorium), ke dalam tabung kontrol yang sudah dilapisi unimpragnated paper (kertas putih biasa) yang telah diberi label/tanda dengan besarnya konsentrasi racun serangga yang akan digunakan. Tiap tabung dapat diisi dengan 20-25 nyamuk dari spesies. Setelah semua nyamuk disiapkan dalam tabung penyimpanan sebaiknya diperiksa lagi apakah ada nyamuk yang mati/lemah sebelum test dilakukan dan sebelum nyamuk dipindahkan ke dalam tabung percobaan. Kemudian pindahkan semua nyamuk dari tabung penyimpanan ke dalam tabung prcobaan dengan jalan meniup perlahan-lahan secara berurutan. Putarlah pengatur waktu (perhatikan jam tangan) untuk menentukan lamanya waktu kontak yang diinginkan, misalnya 1 jam. Setelah waktu kontak (exposure period) yang diinginkan selesai pindahkan lagi nyamuk-nyamuk tersebut dengan cara meniup ke dalam tabung penyimpanan, dengan diberi makanan air gula pada kapas, nyamuk-nyamuk tersebut disimpan/dipelihara selama 24 jam pada tempat yang baik dan sejuk. Temperature maximum/minimum selama waktu penyimpanan dicatat.



F. INTERPRETASI DATA/HASIL Interpretasi Data : 1. Kematian < 80% = resisten 2. Kematian 80-98 % = toleran (perlu pembuktian lebih lanjut) 3. Kematian 90-100 % = rentan Setelah waktu penyimpanan 24 jam periksalah pertama-tama catatan suhu minimum dan maximum selama 24 jam pengamatan, kelompok nyamuk pembanding (kontrol) dan apabila ada kematian catatlah angka kematian dan kemudian diperiksa /dihitung jumlah nyamuk yang mati pada tabung-tabung percobaan. Apabila presentase kematian pada kelompok pembanding 5 s/d 20% maka untuk factor koreksi harus digunakan rumus Abbot (Abbot formula): % kematian nyamuk yang diuji - % kematian pada control X 100 100 - % kematian pada control Tetapi apabila kematian pada control di atas 20% maka uji (test) tersebut dinyatakan gagal/hasilnya tidak dapat dipakai. Perhitungan presentase kematian dimasukkan ke dalam blanko formulir untuk susceptibility test dari WHO dengan disertai beberapa catatan-catatan yang diperlukan (lihat blangko form). Kemudian dari beberapa ulangan (replicates) dihitung rata-rata presentase kematian untuk setiap konsentrasi (dosis) racun serangga yang digunakan dan kemudian berdasarkan angka rata-rata kematian dapatlah dibuat garis regresi (Regression line) dan berdasarkan garis regresi kita dapat mengatakan apakah spesies nyamuk yang bersangkutan masih rentan (susceptible) atau sudah keba (resisten) terhadap racun serangga yang digunakan dan dapat juga ditentukan LC50 dan LC59.  LC50 (Lethal Concentration 50%) adalah konsentrasi dosis yang dibutuhkan/diperlukan untuk membunuh 50% dari populasi spesies tertentu yang diuji.  LC59 adalah konsentrasi racun serangga yang membunuh 95% dari populasi spesies tertentu yang diuji, (untuk mencari LC50 dan LC59 test/uji yang dilakukan harus dengan menggunakan konsentrasi standard yang lengkap).



Gambar 22. uji kerentanan nyamuk menggunakan insektisida



UJI BIO-ASSAY A. DASAR TEORI Suatu uji untuk mengukur kekuatan racun serangga terhadap nyamuk dewasa maupn nyamuk pradewasa, berupa kurungan atau alat penurung nyamuk untuk memaksa



nyamuk kontak dengan racun serangga. Adapun bentuknya ada beberapa macam dan juga ukurannya disesuaikan dengan kebutuhan. Nyamuk (vektor) yang masih rentan terhadap insektisida yang akan diuji, dikontakkan pada insektisida yang disemprotkan (pada permukaan atau pada ruangan) selama periode waktu yang telah ditentukan (misalnya: 1 jam, 2 jam, dan seterusnya). Kemudian presentase kematiannya dihitung setelah diobservasi/dipelihara selama 24 jam. Untuk nyamuk dewasa dikenal tiga cara uji bio-assay. Yaitu 1) Indoor Residual Spraying (IRS) ; 2)Uji Bioassay Fogging; 3) Uji Bioassay Kelambu



(Gambar 1. Alat untuk uji Bio-assay) B. TUJUAN Uji Bioassay digunakan untuk mengukur efektivitas suatu insektisida terhadap vektor penyakit. C. ALAT DAN BAHAN Bahan dan alat yang digunakan untuk bio-assay adalah: 



Nyamuk-nyamuk dari spesies tertentu yang akan dicoba







Beberapa jenis permukaan dinding yang sdah disemprot dengan racun serangga yang bersifat residual misalnya tembok, papan kayu, bamboo, dan laina-lain.







Aspirator bengkok (sucking tube)







Kerucut bio-assay (bio-assay cone)







Dellopane, untuk melekatkan bio-assay cone pada permukaan dinding







Gelas kertas (paper cup)







Kotak nyamuk untuk nyamuk hidup







Pengukur waktu (timer)







Larutan air gula dan kapas



D. CARA KERJA 1. Indoor Residual Spraying (IRS) IRS digunakan untuk menguji apakah teknik penyemprotan yang dilakukan sudah merata pada seluruh permukaan dengan benar. Pengujian ini dilakukan dengan prinsip menempelkan residual insektisida pada permukaan dinding, pintu atau almari. Permukaan dinding biasanya dipilih dari tiga jenis permukaan yang berbeda yaitu tembok, kayu dan bambu. Pemilihan metode IRS mempertimbangkan hasil survei entomologi yang telah dilakukan sebelumnya dengan kriteria sebagai berikut, a. Termasuk daerah endemis dengan kecenderungan peningkatan kasus b. Vektor mempunyai kebiasaan mengigit didalam rumah c. Kepadatan nyamuk didalam rumah cukup tinggi Cara Kerja : 1) Menempatkan kerucut plastik (cone) pada berbagai permukaan (minimal 3) 2) Memasukkan nyamuk 15-20 ekor kedalam kerucut plastik menggunakan respirator 3) Membiarkan nyamuk kontak dengan residu insektisida pada permukaan dinding selama 30 menit 4) Memindahkan nyamuk kedalam gelas bertutup kasa dan menghitung jumlah nyamuk yang pingsan 5) Memberi larutan gula pada kapas sebagai nutrisi nyamuk 6) Menyimpan nyamuk dalam kotak penyimpanan selama 24 jam 7) Menghitung kematian nyamuk Kematian > 70 % berarti insektisida masih efektif 2. Uji Bioassay Fogging Pengujian ini dilakukan untuk mengukur efektivitas pengasapan atau penyemprotan yang dilakukan. Kerucut plastik (cone) diletakkan didalam dan diluar rumah (2 didalam, 1 diluar). Holding selama 24 jam dan fogging efektif jika kematian >70 %.



3. Uji Bioassay Kelambu Kerucut plastic (cone) ditempelkan pada kelambu yang akan diuji. Pemasangan cone berpasangan dengan posisi kelambu berada ditengah. Memasukkan nyamuk pada masing-masing cone. Kemudian mengamati kematian nyamuk selama 3o menit lalu pindahkan nyamuk kedalam gelas plastic dan holding selama 24 jam. Setelah 24 jam mencatat kematian nyamuk, jika kematian > 80 % berarti insektisida pada kelambu bersifat efektif.