Ukm F5 DM [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

1. Detil Data Laporan Kegiatan: 04-Jun -2021 s.d 04-jun-2021 Jenis Kegiatan



: F5- Upaya pencegahan pemberantasan penyakit mnular dan tidak



menular di posbindu pesantren uptd puskesmas pesantren 1 kota kediri Dokter Pendambing



: Iman Taufiq



Judul Lap. Kegiatan



: Penyuluhan Promosi Kesehatan Diabetes Meilitus



PESERTA HADIR Kapuskes Peserta PIDI Masyarakat Lain-lain LATAR BELAKANG Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik dengan karakteristik peningkatan kadar glukosa darah (hiperglikemia) yang terjadi akibat kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya. Glukosa dibentuk di hati dari makanan yang dikonsumsi dan secara normal bersirkulasi dalam jumlah tertentu dalam darah. Insulin merupakan suatu hormon yang diproduksi pankreas yang berfungsi mengendalikan kadar glukosa dalam darah dengan mengatur produksi dan penyimpanannya (American Diabetes Assosiation, 2004 dalam Smeltzer&Bare, 2008). Prevalensi penderita diabetes melitus di Indonesia pada tahun 2013 mencapai 5,8% atau sekitar 5,8 juta penduduk dengan rentang usia 20-79 tahun. (Kemenkes RI, 2014). Terdapat tiga cara pencegahan diabetes melitus, yaitu percegahan primer, sekunder, dan tersier. Pencegahan primer adalah upaya yang ditujukan pada kelompok yang memiliki faktor risiko, yakni mereka yang belum terkena, tetapi berpotensi untuk mendapat DM dan kelompok intoleransi glukosa. Pencegahan sekunder adalah upaya mencegah atau menghambat timbulnya penyulit pada pasien yang telah terdiagnosis DM. Tindakan pencegahan sekunder dilakukan dengan pengendalian kadar glukosa sesuai target terapi serta pengendalian faktor risiko penyulit yang lain dengan pemberian pengobatan yang optimal. Melakukan deteksi dini adanya penyulit merupakan bagian dari pencegahan sekunder. Tindakan ini dilakukan sejak awal pengelolaan penyakit DM. Program penyuluhan memegang peran penting untuk meningkatkan kepatuhan pasien dalam menjalani program pengobatan sehingga mencapai target terapi yang diharapkan. Sedangkan pencegahan tersier ditujukan pada kelompok penyandang diabetes yang telah mengalami penyulit dalam upaya mencegah terjadinya kecacatan lebih lanjut serta meningkatkan kualitas hidup. Edukasi dengan



tujuan promosi hidup sehat, perlu selalu dilakukan sebagai bagian dari upaya pencegahan dan merupakan bagian yang sangat penting dari pengelolaan DM secara holistik (PERKENI, 2015). Salah satu kegiatan pengendalian DM yang dilakukan Kemenkes yaitu monitoring dan deteksi dini faktor risiko DM di Posbindu (Pos Pembinaan Terpadu) PTM dan implementasi perilaku CERDIK (Cek kesehatan secara berkala, Enyahkan asap rokok, Rajin aktifitas fisik, Diet sehat dan seimbang, Istirahat cukup, Kelola stres). Posbindu PTM merupakan kegiatan peran serta masyarakat dalam pengendalian faktor risiko DM secara mandiri dan berkelanjutan. Saat ini sudah terdapat 7.225 Posbindu di seluruh Indonesia. Selanjutnya Dirjen PP dan PL menghimbau kegiatan Posbindu PTM dapat diimplementasikan di setiap tatanan/kelompok masyarakat. Kementerian Kesehatan juga telah menghasilkan 13 judul buku tentang DM antara lain pedoman, standar, petunjuk teknis dan buku saku termasuk media Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE). Selain itu, juga telah dilakukan peningkatan kapasitas SDM bagi 612 orang dokter Puskesmas untuk meningkatkan kemampuannya dalam pengendalian PTM termasuk pengendalian DM di seluruh Indonesia (Kementerian Kesehatan RI, 2013). PERMASALAHAN Tidak semua penderita diabetes melitus mengetahui komplikasi diabetes melitus dan bahaya yang dapat ditimbulkan dari komplikasinya bahkan masyarakat sering tidak mengetahui bahwa mereka telah menderita diabetes melitus. Hal tersebut menyebabkan tidak adanya Langkah pencegahan dan penanganan awal terhadap diabetes melitus. PERENCANAAN & PEMILIHAN INTERVENSI Penyuluhan mengenai Diabetes Melitus yang mencakup pengertian, gejala, komplikasi, pencegahan, gizi bagi penderita, Tindakan yang harus diberikan setelah didiagnosis diabetes melitus yaitu merujuk ke puskesmas atau pustu untuk mendapatkan terapi. Selanjutnya diberikan waktu untuk sesi tanya jawab kepada pasien. PELAKSANAAN Dilaksanakan pada tanggal 04 Juni 2021 di Rumah warga Kelurahan Pesantren pada pukul 08.0011.00 dengan 2 dokter Internship , dr. Khuroini Sukmaningdari dan dr. Rastha Sasmaka. MONITORING & EVALUASI Kegiatan berjalan lancar. Para pasien yang menunggu di ruang tunggu dengan baik dan beberapa pasien mengajukan pertanyaan saat konseling. Para pasien yang hadir berjumlah kurang lebih 60



orang. Hampir Sebagian beser peserta telah memahami tentang diabetes melitus selama penyuluhan, beberapa pasien mangajukan pertanyaan dengan cukup antusias. Monitoring tekanan darah dan gula darah per bulannya di puskesmas, pemberian edukasi bahwa jika ada keluhan maka disarankan untuk langsung diperiksakan ke puskesmas. Pemberian edukasi bagi pasien diabetes melitus yang tidak memiliki keluhan/ gejala untuk dianjurkan supaya tetap kontrol rutin demi mecegah terjadinya komplikasi. Evaluasi dilakukan tiap 6 bulan sekali di posbindu wilayah kelurahan pesantren.