Borang UKM F5 Vaksinasi Covid [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

UKM F5 Tanggal kegiatan : 09 juni 2021 – 09 Juni 2021 Vaksinasi COVID-19 (Corona Virus Disease 2019) pada Lansia Latar Belakang COVID-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh jenis coronavirus yang baru ditemukan.  Virus baru dan penyakit yang disebabkannya ini tidak dikenal sebelum mulainya wabah di Wuhan, Tiongkok, bulan Desember 2019. COVID-19 ini sekarang menjadi sebuah pandemi yang terjadi di banyak negara di seluruh dunia. Virus Corona bisa menyebabkan gangguan ringan pada sistem pernapasan, infeksi paru-paru yang berat, hingga kematian. Vaksinasi COVID-19 bertujuan untuk mengurangi transmisi/penularan COVID-19, menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat COVID-19, mencapai kekebalan kelompok di masyarakat (herd immunity) dan melindungi masyarakat dari COVID-19 agar tetap produktif secara sosial dan ekonomi. Kekebalan kelompok hanya dapat terbentuk apabila cakupan vaksinasi tinggi dan merata di seluruh wilayah. Dari hal tersebut diatas sesuai instruksi Gubernur Provinsi Jambi dilaksanakan Gerakan Serempak Pekan Vaksinasi Lansia Se-Provinsi Jambi yang tertuang dalam surat edaran gubernur Nomor 5/INGUB/DINKES/2021tanggal 04 Juni 2021 Gerakan Serempak Pekan Vaksinasi Lansia Se-Provinsi Jambi ini dilakukan serentak diseluruh kabupaten di provinsi jambi pada tanggal 08 dan 09 Juni 2021 mulai pukul 08.00 s/d 12.00 WIB, dikarenakan masih rendahnya capaian Vaksinasi COVID-19 bagi lansia di Provinsi Jambi, diharapkan dengan dilaksanakannya kegiatan ini dapat meningkatkan capaian vaksin bertambah 10% dari sasaran per Kabupaten. Keberhasilan vaksinasi Covid-19 bagi lansia tidak terlepas dari peran berbagai sektor. Mulai dari Camat, Lurah, Ketua RT dan Tim Satgas Covid yang mensosialisasi dan mendata dan Tim pelayanan kesehatan yang menjamin ketersediaan vaksin, penyimpanan yang benar, skrining, penyuntikan dan pemantauan pasca pemberian vaksin.



Permasalahan 1. Rendahnya pengetahuan masyarakat tentang vaksinasi COVID 19. 2. Rendahnya cakupan vaksinasi COVID pada lansia di Provinsi Jambi khususnya Kabupaten Bungo. 3. Rendahnya kesadaran masyarakat/lansia terhadap prokes pencehagan penyakit COVID 19. 4. Masyarakat memiliki misleading information dari berbagai informasi, sehingga sebagian takut untuk divaksin dan datang ke fasyankes. Perencanaan dan Pemilihan Intervensi Melakukan pekan imunisasi serentak di Arena MTQ Kabupaten Bungo, peserta vaksinasi yaitu lansia yang sudah terdata melalui Camat, Lurah dan Ketua RT di wilayah kerja, serta memberikan edukasi pemahaman tentang vaksin, efek samping vaksinasi dan protokol pencegahan COVID 19. Pelaksanaan Hari/ Tanggal : Rabu, 09 Juni 2021 Waktu : 08.00 s/d 12.00 WIB Tempat : Arena MTQ Muara Bungo Jumlah Peserta : 11 Orang, 10 orang dapat divaksin, 1 orang ditunda karena ada komorbid Peserta Hadir : 1. Bupati 2. Kepala OPD 3. Camat 4. Lurah 5. Ketua RT 6. Kepala Puskesmas Bungo 1 7. Pendamping PIDI 8. Vaksinator dan Tim 9. Masyarakat khususnya lansia berjumlah 11 orang



1. Meja 1: tempat pendaftaran peserta lansia yang akan divaksinasi. 2. Meja 2 : peserta di ukur tekanan darah dan suhu. 3. Meja 3 : peserta akan discreening oleh dokter apakah peserta dapat divaksinasi atau ditunda berdasarkan form screening vaksinasi. Jika peserta tidak ada kontraindikasi maka peserta dapat diberikan vaksinasi, jika ada kontraindikasi maka vaksinasi peserta ditunda dan dikonsultasikan ke dokter spesialis. 4. Meja 4 : observasi peserta yang telah divaksin selama 30 menit, jika tidak ada keluhan (KIPI) peserta dibolehkan pulang. Monitoring dan Evaluasi 1. Masih banyak lansia yang belum divaksin, dilihat dari rekapan data lansia yang datang berjumlah 11 orang. 2. Salah satu alasan lansia sedikit persentase kunjungannya, dikarenakan penyakit komorbid, dan takut efek sampingnya. 3. Evaluasi peserta vaksinasi akan dipantau kembali 28 hari ke depan untuk dosis vaksin yang kedua. 4. Diharapkan cakupan imuninasi pada lansia meningkat. 5. Pengetahuan masyarakat khususnya lansia bertambah setelah diberikan edukasi.



F1 Tanggal kegiatan : 16 juni 2021 – 16 Juni 2021 Penyuluhan Hipertensi dan Edukasi Pencegahan Hipertensi dengan Perilaku CERDIK



Latar Belakang Hipertensi adalah penyakit yang didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah secara menetap. Umumnya, seseorang dikatakan mengalami hipertensi jika tekanan darah berada di atas 140/90 mmHg. Hal ini dapat menyebabkan penyakit yang lebih berat, misalnya stroke (terjadi pada otak yang menyebabkan kematian yang cukup tinggi), penyakit jantung koroner. Hipertensi juga dapat menyebabkan penyakit gagal ginjal, penyakit pembuluh lain dan penyakit lainnya. Hipertensi pada umum nya terjadi pada usia lebih dari 40 tahun dan hipertensi pada umum nya tidak mempunyai gejala serius sehingga sering tidak di sadari oleh penderitanya Di dunia diperkirakan 7,5 juta kematian di sebabkan oleh hipertensi, pada tahun 1980 di temukan sekitar 600 juta penderita hipertensi dan mengalami peningkatan sebanyak 2 miliar pada tahun 2008. Hasil riset WHO pada tahun 2007 hipertensi menjadi peringkat 3 sebagai penyebab kematian diseluruh dunia. Permasalahan 1. Kurang nya kesadaran penderita hipertensi terhadap penyakit nya sehingga kurang nya keinginan untuk memeriksakan diri secara berkala ke puskesmas atau ke tempat pelayanan kesehatan terdekat untuk berobat. 2. Pemilihan makanan yang berlemak, kebiasaan aktifitas yang tidak sehat, merokok, dan minum kopi merupakan faktor yang berperan terhadap hipertensi. Perencanaan dan Pemilihan Intervensi Melakukan penyuluhan terutama pada usia lanjut (lansia) merupakan salah satu metode yang di gagas oleh kementerian kesehatan untuk memberantas penyakit tidak menular yang salah satu nya hipertensi. Pemberian obat obatan teratur untuk penderita hipertensi juga salah satu intervensi yang dilakukan mencegah penyakit ini ke tahap yang lebih serius. Memberikan Edukasi tentang pencegahan Hipertensi dengan perilaku CERDIK. Perilaku CERDIK adalah : 1. 2. 3. 4. 5. 6.



Cek kesehatan berkala Enyahkan asap rokok Rajin aktivitas fisik Diet seimbang Istirahat yang cukup Kelola stress



Pelaksanaan Hari/ Tanggal : Rabu, 16 Juni 2021 Waktu : 16.00 s/d Selesai WIB Tempat : Posbindu Bidara Jumlah Peserta Hadir : 25 orang yang terdiri dari 6 Petugas dari Puskesmas, 4 Kader dan 15 Peserta Monitoring dan Evaluasi 1. Diharapkan dengan adanya penyuluhan ini masyarakat khususnya para lansia lebih memahami dan berpartisipasi dalam pencegahan penyakit dan pengobatan penyakit. 2. Diharapkan dengan adanya penyeluhan ini masyarakat yang menderita hipertensi rutin kontrol untuk penyakit hipertensinya.



F1 Tanggal kegiatan : 16 juni 2021 – 16 Juni 2021 Penyuluhan Hipertensi dan Edukasi Pencegahan Hipertensi dengan Perilaku CERDIK



Latar Belakang Hipertensi adalah penyakit yang didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah secara menetap. Umumnya, seseorang dikatakan mengalami hipertensi jika tekanan darah berada di atas 140/90 mmHg. Hal ini dapat menyebabkan penyakit yang lebih berat, misalnya stroke (terjadi pada otak yang menyebabkan kematian yang cukup tinggi), penyakit jantung koroner. Hipertensi juga dapat menyebabkan penyakit gagal ginjal, penyakit pembuluh lain dan penyakit lainnya. Hipertensi pada umum nya terjadi pada usia lebih dari 40 tahun dan hipertensi pada umum nya tidak mempunyai gejala serius sehingga sering tidak di sadari oleh penderitanya Di dunia diperkirakan 7,5 juta kematian di sebabkan oleh hipertensi, pada tahun 1980 di temukan sekitar 600 juta penderita hipertensi dan mengalami peningkatan sebanyak 2 miliar pada tahun 2008. Hasil riset WHO pada tahun 2007 hipertensi menjadi peringkat 3 sebagai penyebab kematian diseluruh dunia. Permasalahan 3. Kurang nya kesadaran penderita hipertensi terhadap penyakit nya sehingga kurang nya keinginan untuk memeriksakan diri secara berkala ke puskesmas atau ke tempat pelayanan kesehatan terdekat untuk berobat. 4. Pemilihan makanan yang berlemak, kebiasaan aktifitas yang tidak sehat, merokok, dan minum kopi merupakan faktor yang berperan terhadap hipertensi. Perencanaan dan Pemilihan Intervensi Melakukan penyuluhan terutama pada usia lanjut (lansia) merupakan salah satu metode yang di gagas oleh kementerian kesehatan untuk memberantas penyakit tidak menular yang salah satu nya hipertensi. Pemberian obat obatan teratur untuk penderita hipertensi juga salah satu intervensi yang dilakukan mencegah penyakit ini ke tahap yang lebih serius. Memberikan Edukasi tentang pencegahan Hipertensi dengan perilaku CERDIK. Perilaku CERDIK adalah : 1. 2. 3. 4. 5. 6.



Cek kesehatan berkala Enyahkan asap rokok Rajin aktivitas fisik Diet seimbang Istirahat yang cukup Kelola stress



Pelaksanaan Hari/ Tanggal : Rabu, 16 Juni 2021 Waktu : 16.00 s/d Selesai WIB Tempat : Posbindu Bidara Jumlah Peserta Hadir : 25 orang yang terdiri dari 6 Petugas dari Puskesmas, 4 Kader dan 15 Peserta Monitoring dan Evaluasi 1. Diharapkan dengan adanya penyuluhan ini masyarakat khususnya para lansia lebih memahami dan berpartisipasi dalam pencegahan penyakit dan pengobatan penyakit. 2. Diharapkan dengan adanya penyeluhan ini masyarakat yang menderita hipertensi rutin kontrol untuk penyakit hipertensinya.



Kenali Stunting dan Pencegahannya di Posyandu Bunga Mawar Latar Belakang Balita adalah anak yang berumur 0-59 bulan, pada masa ini ditandai dengan proses pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat dan disertai dengan perubahan yang memerlukan zat-zat gizi yang jumlahnya lebih banyak dengan kualitas yang tinggi. Akan tetapi, balita termasuk kelompok yang rawan gizi serta mudah menderita kelainan gizi karena kekurangan makanan yang dibutuhkan. Stunting adalah kondisi gagal pertumbuhan pada anak (pertumbuhan tubuh dan otak) akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama. Sehingga, anak lebih pendek atau perawakan pendek dari anak normal seusianya dan memiliki keterlambatan dalam berpikir. Umumnya disebabkan asupan makan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi.Pemantauan Status Gizi (PSG) 2017 menunjukkan prevalensi Balita stunting di Indonesia masih tinggi, yakni 29,6% di atas batasan yang ditetapkan WHO (20%). Tahun 2015 Indonesia tertinggi ke-2 dibawah Laos untuk jumlah anak stunting. Indonesia merupakan negara nomor empat dengan angka stunting tertinggi di dunia. Lebih kurang sebanyak 9 juta atau 37 persen balita Indonesia mengalami stunting (kerdil). Permasalahan 1. Kurangnya pengetahuan orang tua terhadap gizi anak,tumbuh dan kembang anak 2. Kurangnya pegetahuan penyebab stunting itu apa 3. Tidak mengertinya cara pencegahan stunting tersebut dan ciri-ciri anak yang mengalami stunting Perencanaan dan Pemilihan Intervensi 1. Melakukan kegiatan dengan menerapkan protokol kesehatan 2. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan 3. Memberikan edukasi mengenai pencegahan stunting



4. Skrining awal dan singkat peserta kegiatan



Pelaksanaan Hari/ Tanggal : Jum’at, 18 Juni 2021 Waktu : 09.00 s/d 10.30 WIB Tempat : Posyandu Bunga Mawar di Kelurahan Tanjung Gedang Peserta : Peserta yang hadir 12 orang Pelaksanaan Tempat: Di Posyandu Bunga Mawar di Kelurahan Tanjung Gedang Peserta : 12 balita Waktu : 18 Juni 2021, 09.00-10.30 wib 1. 2. 3. 4. 5.



Melakukan kegiatan sesuai protokol Memaparkan tentang definisi dan pencegahan stunting Menginformasikan pentingnya pemeriksaan balita Memberikan kesempatan peserta bertanya Pemberian imunisasi dasar wajib yang diperlukan



Monitoring 1. Ibu sangat antusias 2. Ibu mengajukan beberapa pertanyaan 3. Evaluasi lebih lanjut dilakukan pada waktu selanjutnya



F4 Judul Kegiatan : Pengukuran Antropometri pada Bayi Sehat saat Kunjungan di Posyandu Bunga Mawar Kelurahan Tanjung Gedang Latar Belakang Status gizi balita merupakan salah satu indikator kesehatan dalam pencegahan keberhasilan pencapaian MDGs nomor 4 terkait mengurangi angka kematian anak. Gizi buruk merupakan akibat masalah gizi pada angka kematian anak. Kejadian gizi buruk apabila tidak diatasi akan menyebabkan dampak yang buruk bagi balita. Deteksi dini anak yang kurang gizi (gizi kurang/gizi buruk) dapat dilakukan dengan pemeriksaan berat badan menurut umur (BB/U) dan berat badan menurut tinggi badan (BB/TB). Penilaian status gizi balita dapat ditentukan melalui pengukuran tubuh manusia yang dikenal dengan istilah antropomteri. Antropometri (ukuran



tubuh) merupakan salah satu cara langsung menilai status gizi, khususnya keadaan energi dan protein tubuh seseorang. Dengan demikian, antropometri merupakan indikator status gizi yang berkaitan dengan masalah kekurangan energi dan protein yang dikenal dengan KEP. Pengukuran antropometri dapat dilakukan dengan melakukan pengukuran indikator berat badan dan tinggi badan serta memperhatikan umur dan jenis kelamin. Permasalahan 1. Banyak orang tua yang jarang membawa bayi untuk melakukan pengukuran antropometri ke fasilitas pelayanan kesehatan atau saat posyandu di lingkungan tempat tinggal. 2. Kurangnya pengetahuan orang tua terkait dampak yang terjadi bila pertumbuhan anak tidak sesuai dengan kurva WHO yang ada pada buku KIA. 3. Tidak tahunya ibu terhadap tumbuh kembang anak Perencanaan & intervensi -



Melakukan penimbangan berat badan menggunakan timbangan bayi, pengukuran panjang badan menggunakan infantometer Memplotkan hasil ke kurva WHO di buku KIA Menjelaskan kepada ibu hasil plot kurva dan pertumbuhan anak saat ini sesuai usia, atau kurang maupun lebih dari usia Menjelaskan mengenai permasalahan gizi pada balita dan dampak yang bisa terjadi



Pelaksanaan Hari/ Tanggal : Jum’at, 18 Juni 2021 Waktu : 09.00 s/d Selesai WIB Tempat : Posyandu Bunga Mawar Kelurahan Tanjung Gedang Peserta : Peserta yang hadir 12 orang 1. Kegiatan dilakukan dengan bantuan 2 orang petugas puskesmas. 2. Dilakukan penimbangan berat badan menggunakan timbangan bayi, pengukuran panjang badan menggunakan infantometer. 3. Setelah itu, memplotkan hasil ke kurva WHO di buku KIA. 4. Kemudian dijelaskan kepada ibu hasil plot kurva dan pertumbuhan anak saat ini sesuai usia, atau kurang maupun lebih dari usia, dan 5. Penjelasan mengenai permasalahan gizi pada balita dan dampak yang bisa terjadi. Monitoring & evaluasi 1. Dari 12 balita yang dilakukan pengukuran antopometri, semuanya memiliki status gizi baik.



2. Menyarankan kepada orang tua untuk rutin setiap bulan melakukan pengukuran antopometri sehingga dapat dilakukan deteksi dini terkait masalah gizi anak.