Uts Perencanaan Pembelajaran [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SAERONI 110513428050 Uts Perencanaan Pembelajaran 1. pembelajaran di smk menggunakan kurikulum 2013 dilaksanakan dengan scientific approaches atau pendekatan secara ilmiah untuk memfasilitasi peserta didik agar kemampuan bernalar peserta didik menjadi baik, sehingga dalam proses belajar mengajar dibutuhkan pengajar yang berkompeten, sarana dan prasarana yang memadai, bahan ajar yang sesuai dengan situasi di smk. Permasalahan terkait pendidikan berawal dari kinerja atau profesionalitas pendidik, dimana ketidakberhasilan seorang pendidik dalam mengajar akan dapat berpengaruh pada tujuan pendidikan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah : a. Metode pembelajaran yang digunakan Metode pembelajaran sama halnya dengan cara mengajar guru di kelas. Tingkat pemahaman peserta didik bergantung pada metode pembelajaran yang digunakan pendidik. Selama ini masih banyak pendidik yang menggunakan metode yang terkesan monoton dalam proses belajar mengajar sehingga peserta didik kurang mempunyai minat belajar dengan baik. Solusi : Mengubah metode pembelajaran sesuai dengan jenjang pendidikan. SMK merupakan jenjang pendidikan yang mengarah pada kebutuhan pada dunia kerja. Ketrampilan berorientasi dengan alat – alat kerja. Para peserta didik di SMK tidak akan mampu jika hanya dibekali dengan ilmu teori saja akan tetapi para peserta didik harus diperlihatkan atau ditunjukkan secara langsung mengenai alat – alat kerja yang menunjang proses pembelajaran. Memberikan stimulus-stimulus dengan sebuah permasalahan yang sering terjadi pada kehidupan sehari-hari agar peserta didik menjadi terbiasa apabila menemui sebuah masalah dan menyelesaikannya, stimulus tersebut dapat meningkatkan daya bernalar atau berfikir peserta didik. b. Keterbatasan pendidik dalam menguasai materi merupakan salah satu kelemahan yang harus dituntaskan. Setiap guru dituntut untuk memiliki kompetensi minimal 90 % dari bidang yang diajarkan. Namun pada kenyataannya guru yang kurang memiliki



pengalaman belajar atau pengetahuan yang cukup sudah diterima menjadi pendidik hanya dengan bermodal Ijazah S1. Solusi : Hendaknya dinas pendidikan terkait memperketat penerimaan calon pendidik, sehingga calon pendidik yang benar-benar berkompeten dapat di eksplorasi kemampuannya dalam dunia pendidikan, dengan mengenyampingkan dunia pendidikan dengan politik agar tujuan pendidikan dan kualitas pendidikan dapat ditingkatkan. c. sarana dan prasarana yang kurang memadai dapat berpengaruh terhadap hasil belajar pesertadidik, kemampuan pesertadidik dalam memahami dan mengidentifikasi suatu mata pelajaran sangatlah tergantung pada sebagaimana pendidik menyampaikan materi dengan menarik dan memberikan contoh-contoh berupa benda nyata sehingga pesertadidik dapat menumbuhkan kreatifitas dan sikap bernalar dengan baik. Solusi: Untuk mendapatkan hasil belajar yang baik diperlukan proses belajar yang baik pula, dalam kurikulum 2013 peserta didik dituntut untuk terbiasa belajar kreatif, aktif dalam proses belajar mengajar. Pendidik harus berkreasi dalam menyampaikan suatu materi dengan memberikan permasalahan-permasalahan disertai dengan contoh benda yang nyata untuk itu pendidik harus memaksimalkan alat-alat yang ada di lingkungan. 2. Akuntabilitas adalah kemampuan sekolah mempertanggungjawabkan kepada publik segala sesuatu mengenai kinerja yang diperoleh sebagai hasil partisipasi dari stakeholders. Penjaminan mutu pendidikan adalah kegiatan sistemik dan terpadu oleh satuan atau program pendidikan, penyelenggara satuan atau program pendidikan, pemerintah daerah, Pemerintah, dan masyarakat untuk menaikkan tingkat kecerdasan kehidupan bangsa melalui pendidikan. Perencanaan merupakan langkah awal dalam mengelola pekerjaan, termasuk pekerjaan pembelajaran. Perencanaan merupakan fungsi manajemen utama karena menjadi dasar bagi semua fungsi yang akan dilakukan. Draft Perencanaan pembelajaran yang terdiri dari RPP dan Silabus



juga bermanfaat bagi guru untuk melaksanakan Penelitian



Tindakan Kelas (PTK) sebagai bagian dari perbaikan dan peningkatan mutu pembelajaran. Disamping itu RPP dan Silabus sangatlah penting untuk disampaikan



kepada peserta didik agar peserta didik dapat mengetahui jalannya suatu proses belajar yang akan dilakukan. Pelaksanaan dari sebuah perangkat pembelajaran yang berupa RPP dan Silabus merupakan sebuah draft atau sebagai media acuan yang digunakan oleh setiap pendidik. Secara garis besar bahwasanya di dalam RPP dan Silabus memuat jadwal atau perencanaan pembelajaran. Dalam tahap pelaksanaannya hendaknya setiap pendidik tidak menganggap RPP dan Silabus sebagai kebutuhan adminstratif saja tetapi juga harus disampaikan pada peserta didik dan wali murid sebagai bentuk akuntabilitas atau sebagai bentuk pertanggungjawaban sebagai pendidik. Hasil belajar sangat berkaitan dengan kualitas proses belajar. Untuk mempertahankan kualitas dibutuhkan suatu alat penjaminan mutu. Penjaminan mutu tersebut juga harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan peserta didik. Contoh nyata yang terjadi di dunia pendidikan bahwasanya kebanyakan sekolah khususnya SMK telah menggunakan dan menerapkan standar ISO. Jika suatu sekolah telah menerapkan standar ISO maka segala bentuk pembelajaran atau dengan kata lain mulai dari metode pembelajaran hingga tahap evaluasi harus mengarah dan sesuai dengan tujuan pendidikan. 3. Kurikulum ideal mengandung segala sesuatu yang dianggap penting oleh setiap orang, berisi cakupan yang sangat luas dan kompoleks, kandungan isinya tidak sistematis dan bebannya menjadi sangat besar sehingga tidak mungkin diwujudkan. Kurikulum formal adalah kurikulum yang akhirnya disahkan oleh yang berkewenangan dan kemudian ditampilkan sebagai dokumen resmi kurikulum. Kurikulum instruksional adalah terjemahan atau merupakan suatu penjabaran dari kurikulum formal menjadi seperangkat skenario pembelajaran dari jam pertemuan ke jam pertemuan oleh guru yang bertugas mengimplementasikan suatu kurikulum formal dalam suatu konteks kelembagaan tertentu. Silabus dan Rpp berada pada tahapan instruksional yang digunakan dan dikembangkan pendidik untuk mencapai hasil belajar. Kurikulum operasional adalah perwujudan obyektif dari tujuan kurikulum instruksional dalam bentuk interaksi pembelajaran segala sesuatu yang dilaksanakan guru, siswa dan bagaimana interaksi di antara keduanya.



Kurikulum eksperensial adalah makna pengalaman belajar yang terhayati oleh siswa sedangkan mereka terlibat dalam berbagai kegiatan dan peristiwa pembelajaran yang dikelola guru dan atau sekolah. Hubungan kelima tahapan dalam dalam mencapai tujuan pembelajaran: Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada peserta pelajaran dalam satu periode jenjang pendidikan. Pada tahapan ideal dan formal disusun oleh satuan pendidikan yaitu pemerintah agar supaya dijadikan pedoman dalam mengembangkan silabus dan rpp sehingga pada tahapan ini pemerintah sudah memberi arahan atau petunjuk dalam mencapai tujuan pembelajaran. Pada tahapan instruksional, operasional, eksperensial dikembangkan oleh guru pada suatu sekolah masing-masing karena pendidik merupakan fasilitator yang langsung berhubungan dan berinteraksi dengan peserta didik sehingga pada tahapan ini pendidik dituntut untuk berkreasi dalam mengembang silabus dan rpp atau ber emulatif agar tujuan pembelajaran kurikulum 2013 yaitu student oriented dapat tercapai. 5. Kepala sekolah sebagai supervisi pendidikan yang memegang peranan penting dalam perkembangan sekolah. Oleh karena itu, kepala sekolah harus memiliki jiwa kepemimpinan untuk mengatur para guru pegawai tata usaha dan pegawai sekolah lainnya. Dalam hal ini, kepala sekolah tidak hanya mengatur para guru saja, melainkan juga ketatausahaan sekolah siswa, hubungan sekolah dengan masyarakat dan orang tua siswa. Tercapai tidaknya tujuan sekolah sepenuhnya bergantung pada bijaksana yang terapkan kepala sekolah terhadap seluruh personal sekolah. Faktor lemahnya supervisi di sekolah dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya perangkat kurikulum hanya sebagai kebutuhan administratif. Contoh :



Perangkat kurikulum dalam hal ini silabus dan rpp sebagai seperangkat skenario pembelajaran, saat ini banyak guru disekolah sebagai perancang dan pembuat rpp yang digunakan sebagai kebutuhan administratif saja, saat proses belajar mengajar banyak guru yang tidak memberikan perangkat pembelajaran kepada peserta didik dan orang tuanya, dimana peserta didik sangatlah penting untuk mengetahui jalannya proses belajar mengajar dan orangtua sebagai bentuk pengawasan terhadap peserta didik. Dapat kita ketahui bahwa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang optimal diperlukan kerja sama antara pihak sekoh, peserta didik, dan orang tua peserta didik. Dimana peran ketiganya haruslah saling berhubungan. 4. anatomi kurikulum 2013 dan KTSP



silabus



Rpp



2013



ktsp



2013



ktsp



Ki



sk



Kompetensi inti



Standar Kompetensi



Kd



Kd



Kompetensi dasar



Kompetensi dasar



Materi



Materi



Materi



Materi



pembelajaran



pembelajaran Media



Media



Skenario



Skenario



penilaian



penilaian



Kegiatan



Kegiatan



pembelajaran



pembelajaran



Penilaian



Penilaian



Alokasi waktu



Alokasi waktu



Sumber belajar



Sumber belajar



Perbedaan antara k-13 dan ktsp 1. Penggunaan ki (kompetensi inti) pada k-13 berorientasi pada spiritual, sosial, pengutahuan, dan keterampilan. Dimana ke empat aspek tersebut harus terdapat dalam setiap mata pelajaran. Penggunaan sk (standar kompetensi) pada ktsp berorientasi pada afektif, psikomotor, kognitif. Dimana dalam pembelajaran ktsp lebih menonjolkan aspek kognitif dalam hasil belajarnya. 2. Penggunaan kompetensi dasar, dalam k-13 peserta didik dituntut untuk mencapai tingkatan kreatifitas, sedangkan pada ktsp peserta didik hanya mencapai tingkatan pengaplikasian suatu pengutahuan. 3. Kegiatan pembelajaran pada k-13 berorientasi pada siswa dimana peran pendidik disamping memfasilitasi juga harus memberikan stimulus-stimulus kepada peserta didik sehingga peserta didik dapat mengembangkan tingkat bernalarnya. Sedangkan pada ktsp lebih berorientasi pada pendidik dimana pendidik hanya menyampaikan materi tanpa memberikan stimulus-stimulus kepada peserta didik. 4. Penilaian pada k-13 mencakup banyak aspek tidak hanya tingkat intelegensi yang dinilai tetapi sikap juga dimasukkan dalam aspek penilaian. Sedangkan ktsp, disamping tingkat intelegensi, sikap juga dinilai tetapi penilaian sikap pada ktsp sebatas formalitas yaitu dimana penilaiannya hanya sekilas tidak mengamati perilaku peserta didik. Contoh pembelajaran k-13 Mata pelajaran Fisika Guru memberikan suatu permasalahan kepada peserta didik, dan memberikan stimulusstimulus untuk pemecahannya dengan memberitahu referensi-referensi agar peserta didik mencari dan mengembangkan pemecahan masalah tersebut.



Guru juga mengamati perilaku setiap peserta didik dikelas dengan membentuk kelompok-kelompok agar mempermudah penilaian sikap setiap peserta didik.



Contoh pembelajaran ktsp Mata pelajaran Fisika Guru memberikan materi, penyampaian rumus-rumus dan memberikan soal. Penilaian guru hanya terfokus pada hasil yang dikerjakan oleh peserta didik.