1 LP Penyakit CA MAMMAE [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Departemen Keperawatan Medikal Bedah



LAPORAN PENDAHULUAN CA MAMMAE DIRUANGAN LONTARA 2 ATAS BELAKANG RSUP WAHIDIN SUDIROHUSODO



Oleh: IKRIMAH SYAM, S.Kep NIM: 70900120003



PRESEPTOR LAHAN



PRESEPTOR INSTITUSI



(...........................................)



(...........................................)



PROGRAM STUDI PROFESI NERS FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UIN ALAUDDIN MAKASSAR 2020



Laporan Pendahuluan Keperawatan Medikal Bedah



Kata Pengantar Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah swt., atas rahmat dan hidayah-Nya yang masih tercurah kepada penulis, sehingga laporan pendahuluan ini dapat terselesaikan, dan tak lupa pula kita kirimkan salam dan salawat kepada Nabi Muhammad SAW. yang telah mengantarkan kita dari alam kegelapan menuju ke alam yang terang benderang sampai sekarang ini. Dalam usaha menyusun laporan pendahuluan,



dihadapkan dengan



berbagai hambatan dan tantangan, namun atas bantuan, bimbingan,serta izin Allah SWT akhirnya hambatan dan tantangan tersebut dapat diatasi serta mencapai tahap penyelesaian. Dalam penyusunan ini tidak menutup kemungkinan adanya kekurangan. Oleh karena itu, kritikan dan saran penyempurnaan sangat penulis harapkan. Semoga laporan pendahuluan ini dapat bermanfaat bagi kita semua, Amin.



Makassar, 03 November 2020



Ikrimah Syam, S.Kep



2 Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XVII Ikrimah Syam, S.Kep (70900120003)



Laporan Pendahuluan Keperawatan Medikal Bedah



Daftar Isi Kata Pengantar......................................................................................................2 Daftar Isi.................................................................................................................3 BAB I KONSEP MEDIS.......................................................................................4 A.



Defenisi..................................................................................................................4



B.



Klasifikasi Ca Mammae.......................................................................................5



C.



Etiologi..................................................................................................................8



D.



Patofisiologi.........................................................................................................10



E.



Tanda dan Gejala...............................................................................................12



F.



Pemeriksaan Diagnostik/Penunjang.................................................................14



G.



Komplikasi..........................................................................................................16



I.



Prognosis.............................................................................................................19



J.



Al-Qur’an dan Sel Kanker................................................................................20



Daftar Pustaka......................................................................................................22 Penyimpangan KDM Ca Mammae....................................................................24



3 Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XVII Ikrimah Syam, S.Kep (70900120003)



Laporan Pendahuluan Keperawatan Medikal Bedah



BAB I KONSEP MEDIS A. Defenisi Ca mammae (Carcinoma mammae) adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara. Kanker bisa mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak maupun jaringan ikat pada payudara [CITATION WIj13 \l 1033 ].Ca Mammmae atau Kanker Payudara adalah gangguan dalam



pertumbuhan sel normal mammae dimana sel abnormal timbul dari sel – sel normal, berkembang biak dan menginfiltrasi jaringan limfe dan pembuluh darah.[ CITATION Les20 \l 1033 ] Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang terus tumbuh berlipat ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk benjolan di payudara. Jika benjolan kanker itu tidak dibuang atau tidak terkontrol, sel-sel kanker bisa menyebar (bermestastase) pada bagian-bagian tubuh lain dan nantinya dapat mengakibatkan kematian. Metastase bias terjadi pada kelenjar getah bening ketiak ataupun diatas tulang belikat. Seain itu selsel kanker bias bersarang di tulang, paru-paru, hati, kulit, dan bawah kulit. Kanker payudara merupakan penyakit yang disebabkan karena terjadinya pembelahan sel-sel tubuh secara tidak teratur sehingga pertumbuhan sel tidak dapat di kendalikan dan akan tumbuh menjadi benjolan tumor (kanker) sel [ CITATION Bru10 \l 1033 ].



Kanker payudara (ca mammae) adalah keganasan pada payudara (mammae) yang berasal dari sel kelenjar, saluran kelenjar, dan jaringan penunjang payudara [CITATION Ani16 \l 1033 ] Keganasan pada payudara berasal dari epitel ductus dan lobulusnya. Ductus (saluran) merupakan tabung yang membawa air susu ke puting, sedangkan lobulus merupakan kelenjar penghasil air susu[ CITATION Jez18 \l 1033 ].



4 Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XVII Ikrimah Syam, S.Kep (70900120003)



Laporan Pendahuluan Keperawatan Medikal Bedah



Kanker payudara merupakan suatu penyakit neoplasma ganas akibat dari pertumbuhan abnormal sel pada jaringan payudara. Sel kanker tersebut membelah secara pesat dan tak terkontrol, kemudian berinfiltrasi di jaringan sekitarnya dan bermetastasis. Sel abnormal pada payudara terus tumbuh dan akan membentuk benjolan di payudara. Apabila benjolan tersebut tidak segera dikontrol, maka akan sel abnormal pada payudara akan bermetastase ke jaringan-jaringan tubuh lain [ CITATION Ang18 \l 1033 ]. Metastase sering terjadi pada bagian tubuh terdekat, seperti kelenjar getah bening ketiak atau diatas tulang belikat. Kanker payudara secara signifikan mempengaruhi morbiditas dan dapat menyebabkan kematian jika tidak segera ditangani [ CITATION Sap18 \l 1033 ].



B. Klasifikasi Ca Mammae Menurut European Society for Medical Encology (2018), tipe ca mammae berdasarkan cara invasi dibagi menjadi berikut.



1. Non-invasif (in situ) Ca mammae non-invasif merupakan lesi pra malignan atau belum menjadi kanker, tetapi dapat berkembang menjadi bentuk ca mammae yang invasif. Lesi yang terjadi di duktus disebut Ductus Carsinoma In Situ (DCIS), yaitu sel-sel kanker berada pada saluran payudara (duktus) tetapi belum menyebar ke jaringan payudara yang sehat. Sedangkan Lobular Carsinoma In Situ (LCIS) merupakan keabnormalan atau perubahan pada sel-sel yang melapisi lobulus yang mengindikasikan adanya risiko kanker payudara. LCIS atau neoplasia lobular bukan merupakan kanker payudara, namun dianjurkan melakukan pemeriksaan rutin untuk mencegah perkembangan lesi pra malignan.



2. Invasif Ca mammae invasif merupakan kanker payudara yang telah menyebar di luar saluran (ca mammae duktal invasif) atau lobulus (ca mammae lobular invasif). Tipe ca mammae berdasarkan perkembangan penyakit:



5 Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XVII Ikrimah Syam, S.Kep (70900120003)



Laporan Pendahuluan Keperawatan Medikal Bedah



a. Ca mammae awal (stadium 0-IIA), yaitu tumor yang belum menyebar di luar payudara atau kelenjar getah bening aksila. Tipe kanker ini dapat dioperasi untuk mengangkat sel kanker, namun juga dapat dilakukan terapi sistemik neoadjuvant pra operasi. b. Ca mammae lanjut-terlokalisir (stadium IIB-III), yaitu tumor yang telah menyebar dari payudara ke jaringan terdekat atau kelenjar getah bening. Pada sebagian besar pasien, pengobatan untuk tipe kanker ini dimulai dengan terapi sistemik. Bergantung pada seberapa jauh kanker telah menyebar, tumor yang berkembang secara lokal mungkin dapat dioperasi atau tidak dapat dioperasi (dalam hal ini pembedahan masih dapat dilakukan jika tumor menyusut setelah terapi sistemik). c. Ca mammae metastasis (stadium IV), yaitu ketika tumor telah menyebar ke bagian lain dari tubuh, seperti tulang, hati atau paruparu. Tumor yang menyebar ke tempat yang jauh disebut metastasis. Kanker payudara metastasis tidak dapat disembuhkan tetapi dapat dilakukan tritmen secara berkelanjutan. d. Ca mammae lanjut, yaitu istilah yang menggambarkan ca mammae local yang tidak dapat dioperasi dan ca mammae metastasis [ CITATION Jez18 \l 1033 ].



Berikut merupakan tahap atau stadium ca mammae[ CITATION Jez18 \l 1033 ]:



Stadium 0: tumor non-invasif, hanya terletak pada payudara (TisN0M0) Stadium 1: ukuran tumor kecil dan hanya terletak pada payudara, atau terdapat kemungkinan kecil bermetastasis ke kelenjar getah bening di dekat payudara IA Tumor tidak lebih besar dari 20 mm dan hanya terletak di IB



payudara (T1N0M0) Tidak ditemukan tumor primer (T0) atau ukuran tumor ≤ 20 mm (T1), tetapi mikrometastasis (tidak lebih dari 2 mm) ada di ipsilateral level I/II kelenjar getah bening aksila masih



dapat digerakkan (N1mi); tidak terdapat metastasis jauh (M0) Stadium 2: Tumor terletak pada payudara atau kelenjar getah bening,



6 Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XVII Ikrimah Syam, S.Kep (70900120003)



Laporan Pendahuluan Keperawatan Medikal Bedah



atau keduanya IIA  Tidak ditemukan tumor primer (T0) atau tumor tidak lebih besar dari 20 mm (T1) ; metastasis ditemukan di kelenjar getah bening aksila level I/II ipsilateral dan kelenjar getah bening dapat digerakkan (N1) ; tidak ditemukan metastasis jauh (M0) 



Tumor lebih besar dari 20 mm tapi tidak lebih besar dari 50 mm (T2) dan hanya terdapat di payudara (N0) ; tidak



IIB







ditemukan metastasis jauh (M0) Tumor lebih besar dari 20 mm tapi tidak lebih besar dari 50 mm (T2) ; metastasis ditemukan di kelenjar getah bening level I/II ipsilateral dan kelenjar getah bening dapat digerakkan (N1); tidak ditemukan metastasis jauh (M0)







Tumor lebih besar dari 50 mm (T3) dan hanya terdapat di



payudara (N0) ; tidak ditemukan metastasis jauh (M0) Stadium III: Tumor telah menyebar dari payudara ke kelenjar getah bening yang dekat dengan payudara, ke kulit payudara atau dinding dada IIIA  Tidak ditemukan tumor primer (T0), tumor tidak lebih besar dari 20 mm (T1), tumor lebih besar dari 20 mm tapi tidak lebih besar dari 50 mm (T2), tumor lebih besar dari 50 mm (T3) ; metastasis ditemukan di kelenjar getah bening level I/II ipsilateral dan kelenjar getah bening terfiksir (N2) ; tidak terdapat metastasis jauh (M0) 



Tumor lebih besar dari 50 mm (T3) ; metastasis ditemukan di kelenjar getah bening level I/II ipsilateral dan kelenjar getah bening dapat digerakkan (N1), tidak



IIIB



ditemukan metastasis jauh (M0) Tumor (ukuran berapa pun) telah meluas ke dinding dada atau kulit (T4); tidak terdapat metastasis kelenjar getah bening (N0) atau terdapat metastasis di kelenjar getah bening aksila level I/II ipsilateral dan kelenjar getah bening dapat



7 Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XVII Ikrimah Syam, S.Kep (70900120003)



Laporan Pendahuluan Keperawatan Medikal Bedah



digerakkan (N1) atau kelenjar getah bening terfiksir (N2); IIIC



tidak terdapat metastasis jauh (M0) Tumor dari semua stadium (T apa saja); metastasis terdapat pada kelenjar getah bening aksilaris level III ipsilateral, pada kelenjar getah bening mamaria interna ipsilateral dengan metastasis kelenjar getah bening aksila level I/II yang terbukti secara klinis, atau dalam nodus limfa supraklavikular ipsilateral (N2 atau N3) ; tidak terdapat metastasis jauh hadir



(M0) Stadium IV: Tumor sudah menyebar ke bagian tubuh lainnya C. Etiologi Penyebab Ca Mammae menurut [ CITATION Suw101 \l 1033 ]: 1. Genetika a. Adanya kecendrungan pada keluarga tertentulebih banyak kanker payudara daripada keluarga yang lain. b. Pada kembar monozygote, terdapat kanker yang sama c. Terdapat kesamaan lateralisasi kanker buah dada pada keluarga dekat dari penderita kanker payudara d. Seorang dengan klinifelter akan mendapat kemungkinan 66 kali dari pria normal atau angka kejadiannya 2%. 2. Hormon a. Kanker payudara umumnya pada wanita, dan pada laki-laki kemungkinannya sangat kecil. b. Insiden akan lebih tinggi pada wanita diatas 35 tahun. c. Saat ini pengobatan dangan menggunakan hormon hasilnya sangat memuaskan 3. Virogen Baru dilakukan percobaan pada manusia dan belum terbukti pada manusia 4. Makanan Terutama makanan yang banyak mengandung lemak 5. Radiasi daerah dada



8 Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XVII Ikrimah Syam, S.Kep (70900120003)



Laporan Pendahuluan Keperawatan Medikal Bedah



Sudah lama diketahui, radiasi dapat menyebabkan mutagen. Faktor resiko untuk kanker payudara menurut [ CITATION Fal19 \l 1033 ] yaitu sebagai berikut: 1. Jenis kelamin perempuan 2. usia yang lebih tua 3. genetika 4. kehamilan pertama memiliki usia a-term 5. kurang menyusui 6. pemakai obat-obatan tingkat estrogen yang tinggi, 7. pola makan 8. alkohol 9. paparan radiasi 10. riwayat keluarga dengan positif kanker payudara 11. obesitas Merokok tembakau juga meningkatkan risiko ca mammae. Pada mereka yang merupakan perokok jangka panjang, risikonya meningkat 35% hingga 50. Selain itu, kontrasepsi oral dapat menjadi salah satu faktor predisposisi untuk perkembangan kanker payudara premenopause. Ada hubungan juga antara pola makan dan ca mammae, yaitu seperti diet tinggi lemak, konsumsi alkohol, obesitas, konsumsi kolesterol tinggi dan defisiensi yodium. Genetik merupakan



faktor



risiko



yang



berperan



secara



signifikan



terhadap



perkembangan ca mammae, yaitu dengan menyebabkan sindrom kanker payudara-ovarium herediter [ CITATION Kab15 \l 1033 ]. Faktor risiko lain yang berperan signifikan adalah riwayat keluarga. Wanita dengan riwayat keluarga kanker payudara dapat mewarisi beberapa mutasi genetik yang memodifikasi faktor risiko penyakit dan fitur klinisnya. Wanita yang didiagnosis dengan riwayat keluarga positif ca mammae cenderung menunjukkan onset pada usia dini, ca mammae bilateral, stadium lanjut, keterlibatan kelenjar getah bening, dan reseptor hormon negatif dengan prognosis yang kurang baik [ CITATION Kab15 \l 1033 ]



9 Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XVII Ikrimah Syam, S.Kep (70900120003)



Laporan Pendahuluan Keperawatan Medikal Bedah



D. Patofisiologi Ca mammae terjadi ketika beberapa sel payudara mulai tumbuh secara tidak normal. Sel-sel tidak normal ini membelah lebih cepat daripada sel-sel sehat dan terus menumpuk, membentuk benjolan atau massa. Sel-sel dapat menyebar (bermetastasis) melalui payudara ke kelenjar getah bening atau ke bagian lain dari tubuh. Keganasan paling sering dimulai dari sel-sel di saluran penghasil air susu (invasive ductal carcinoma). Ca mammae juga dapat bermula pada jaringan kelenjar yang disebut lobulus (invasive lobular carcinoma)[ CITATION Jez18 \l 1033 ]. Sel-sel ini akan berlanjut menjadi carsinoma insitu dan menginvasi stroma. Carsinoma membutuhkan waktu 7 tahun untuk bertumbuh dari sel tunggal sampai menjadi massa yang cukup besar untuk dapat diraba (kira-kira berdiameter1 cm). Pada ukuran itu kirakira seperempat dari carsinoma mammae telah bermetastasis. Carsinoma mamae bermetastase dengan penyebran langsung ke jaringan sekitarnya dan juga melalui saluran limfe dan aliran darah [ CITATION Har12 \l 1033 ] Tumor/neoplasma merupakan kelompok sel yang berubah dengan ciri-ciri: proliferasi sel yang berlebihan dan tidak berguna yang tidak mengikuti pengaruh struktur jaringan sekitarnya. Neoplasma yang maligna terdiri dari sel-sel kanker yang menunjukkan proliferasi yang tidak terkendali yang mengganggu fungsi jaringan normal dengan menginfiltrasi dan memasukinya dengan cara menyebarkan anak sebar ke organ-organ yang jauh. Di dalam sel tersebut terjadi perubahan secara biokimia terutama dalam intinya. Hampir semua tumor ganas tumbuh dari suatu sel di mana telah terjadi transformasi maligna dan berubah menjadi sekelompok sel-sel ganas di antar sel-sel normal[ CITATION Har12 \l 1033 ]. Sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu proses rumit yang disebut transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi dan promosi [ CITATION Wij13 \l 1033 ]



1. Fase Inisiasi Pada tahap inisiasi terjadi suatu perubahan dalam bahan genetik sel yang  memancing sel menjadi ganas. Perubahan dalam bahan genetik sel



10 Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XVII Ikrimah Syam, S.Kep (70900120003)



Laporan Pendahuluan Keperawatan Medikal Bedah



ini disebabkan oleh suatu agen yang disebut karsinogen, yang bisa berupa bahan kimia, virus, radiasi (penyinaran) atau sinar matahari. tetapi tidak semua sel memiliki kepekaan yang sama terhadap suatu karsinogen. kelainan genetik  dalam sel atau bahan lainnya yang disebut promotor, menyebabkan sel lebih rentan terhadap suatu karsinogen. bahkan gangguan fisik menahunpun bisa membuat sel menjadi lebih peka untuk mengalami suatu keganasan. 2. Fase Promosi Pada tahap promosi, suatu sel yang telah mengalami inisiasi akan berubah menjadi ganas. Sel yang belum melewati tahap inisiasi tidak akan terpengaruh oleh promosi. karena itu diperlukan beberapa faktor untuk terjadinya keganasan (gabungan dari sel yang peka dan suatu karsinogen). Menurut Kusuma (2012) Proses jangka panjang terjadinya kanker ada 4 fase: 1. Fase induksi: 15-30 tahun Sampai saat ini belum dipastikan sebab terjadinya kanker, tapi faktor lingkungan mungkin memegang peranan besar dalam terjadinya kanker pada manusia. 2. Fase insitu: 1-5 tahun Pada fase ini perubahan jaringan muncul menjadi suatu lesi precancerous yang bisa ditemukan di serviks uteri, rongga mulut, paru-paru, saluran cerna, kandung kemih, kulit dan akhirnya ditemukan di payudara. 3. Fase invasi Sel-sel menjadi ganas, berkembang biak dan menginfiltrasi meleui membrane sel ke jaringan sekitarnya ke pembuluh darah serta limfe. Waktu antara fase ke 3 dan ke 4 berlangsung antara beberpa minggu sampai beberapa tahun. 4. Fase diseminasi: 1-5 tahun Bila tumor makin membesar maka kemungkinan penyebaran ke tempat-tempat lain bertambah.



11 Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XVII Ikrimah Syam, S.Kep (70900120003)



Laporan Pendahuluan Keperawatan Medikal Bedah



E. Tanda dan Gejala Gejala dan pertumbuhan kanker payudara tidak mudah dideteksi karena awal pertumbuhan sel kanker payudara tidak dapat diketahui dengan gejala umumnya baru diketahui setelah stadium kanker berkembang agak lanjut, karena pada tahap dini biasanya tidak menimbukan keluhan. Penderita merasa sehat, tidak merasa nyeri, dan tidak mengganggu aktivitas. Gejala-gejala kanker payudara yang tidak disadari dan tidak dirasakan pada stadium dini menyebabkan banyak penderita yang berobat dalam kondisi kanker stadium lanjut. Hal tersebut akan mempersulit penyembuhan dan semakin kecil peluang untuk disembuhkan. Bila kanker payudara dapat diketahui secara dini maka akan lebih mudah dilakukan pengobatan. Tanda yang mungkin muncul pada stadium dini adalah teraba benjolan kecil di payudara yang tidak terasa nyeri [ CITATION Wik09 \l 1033 ].



Manifestasi awal berupa munculnya benjolan pada jaringan payudara., penebalan yang berbeda dari jaringan payudara lainnya, ukuran satu payudara menjadi lebih besar atau lebih rendah dari payudara lainnya, perubahan posisi atau bentuk puting susu, lekukan pada kulit payudara, perubahan pada putting (seperti adanya retraksi, sekresi cairan yang tidak biasa, ruam di sekitar area putting), rasa sakit yang konstan di bagian payudara atau ketiak, dan pembengkakan di bawah ketiak [ CITATION Jer17 \l 1033 ].



Pada tipe ca mammae inflammatory, gejala yang dapat muncul berupa rasa gatal, nyeri, bengkak, putting payudara terbenam (nipple inversion), kulit di sekitar payudara terasa hangat dan kemerahan, serta tekstur kulit jeruk pada kulit yang disebut peaud'orange [ CITATION Kab15 \l 1033 ]. Tipe lain yaitu Paget’s Disease adalah jenis lain dari ca mammae yang biasanya timbul disertai gejala kemerahan, perubahan warna, atau pengelupasan ringan pada kulit puting, kesemutan, gatal, peningkatan sensitivitas, nyeri terbakar dan keluarnya cairan dari puting (Kabel & Baali, 2015). Tipe lain



12 Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XVII Ikrimah Syam, S.Kep (70900120003)



Laporan Pendahuluan Keperawatan Medikal Bedah



ialah tumor phyllodes yang diklasifikasikan berdasarkan penampakkan mikroskop memunculkan manifestasi berupa benjolan keras non-kanker yang dapat bergerak, yang terbentuk di dalam stroma payudara dan mengandung



kelenjar



serta



jaringan



stroma.



Tumor



phyllodes



diklasifikasikan berdasarkan penampakkan mereka di bawah mikroskop sebagai benigna atau maligna [ CITATION Kab15 \l 1033 ]. Gejala yang dapat diamati atau dirasakan oleh orang yang terkena penyakit kanker payudara ini antara lain adanya semacam benjolan yang tumbuh pada payudara, yang lama kelamaan bisa menimbulkan rasa nyeri dan mendenyut-denyut [ CITATION Sav15 \l 1033 ]. Gejala penyakit ini sering tidak diperhatikan: a. Munculnya benjolan tidak normal b. Pembengkakan c. Rasa nyeri di bagian puting d. Pembengkakan kelenjar getah bening e. Keluar cairan aneh di puting f. f. Putih tenggelam (nipple retraction) Tanda yang mungkin muncul pada stadium dini adalah teraba benjolan kecil di payudara yang tidak terasa nyeri. Sedangkan, gejala yang timbul saat penyakit memasuki stadium lanjut semakin banyak, seperti : timbulnya benjolan yang semakin lama makin mengeras dengan bentuk yang tidak beraturan, saat benjolan membesar baru terasa nyeri dan terlihat puting susu tertarik ke dalam yang tadinya berwarna merah muda berubah menjadi kecoklatan, serta keluar darah, nanah, atau cairan encer dari puting susu pada wanita yang tidak hamil dengan kulit payudara mengerut seperti kulit jeruk (peau d’orange) seperti pada gambar di bawah[ CITATION RMP10 \l 1033 ].



13 Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XVII Ikrimah Syam, S.Kep (70900120003)



Laporan Pendahuluan Keperawatan Medikal Bedah



Pada stadium awal jika ditekan dengan jari tangan benjolan tersebut, dengan mudah dapat digerakkan di bawah kulit. Namun sewaktu benjolan itu semakin melekat pada dinding dada atau kulit disekitarnya. Lama – kelamaan benjolan ini semakin membengkak dan jadi borok di sekitar payudara. Kulit diatas benjolan semakin mengkerut dan warnanya semakin merah seperti kulit jeruk. Jika kondisinya sudah demikian, maka benjolan itu akan sampai ke ketiak, bentuk payudara sudah berubah termasuk ukurannya semakin tidak nyaman lagi. Bila sudah demikian biasanya kanker itu sampai mengeluarkan cairan dari puting susu, sedangkan payudara tampak kemerah-merahan, dan kulit sekitar puting susu kelihatan bersisik. Dengan puting susu tertarik ke dalam dan rasa gatal akan dirasakan. Rasa gatal ini kadang-kadang disertai oleh pembengkakan salah satu payudara. Dan pada stadium ini bisa pula timbul nyeri tulang, penurunan berat badan, dan pembengkakan [ CITATION Han12 \l 1033 ].



F. Pemeriksaan Diagnostik/Penunjang Menurut Brunner dan Suddarth (2010) Ada beberapa pemeriksaan penunjang. Namun secara umum terbagi 2 yaitu non invasive dan invasive. 1. Non Invasive a. SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri) Jika SADARI dilakukan secara rutin, seorang wanita akan dapat menemukan benjolan pada stadium dini. Sebaiknya SADARI dilakukan pada waktu yang sama setiap bulan. Bagi wanita yang masih mengalami menstruasi, waktu yang paling tepat untuk melakukan SADARI adalah 7-10 hari sesudah hari 1 menstruasi. Bagi wanita pasca menopause, SADARI bisa dilakukan kapan saja, tetapi secara rutin dilakuka setiap bulan (misalnya setiap awal bulan).



14 Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XVII Ikrimah Syam, S.Kep (70900120003)



Laporan Pendahuluan Keperawatan Medikal Bedah



a. Mammografi Mammografi yaitu pemeriksaan dengan metode radiologis sinar X yang diradiasikan pada payudara. Kelebihan mammografi adalah kemampuan mendeteksi tumor yang belum teraba (radius  0,5 cm) sekalipun masih dalam stadium dini.Waktu yang tepat untuk melakukan mammografi pada wanita usia produktif adalah hari ke 114 dari siklus haid. Pada perempuan  usia nonproduktif dianjurkan untuk kapan saja. Ketepatan pemeriksaan ini berbeda-beda berkisar antara 83%-95%. b. Ultrasound Ultrasound telah digunakan sejak awal 50-an. Alat tersebut sangat berguna dan akurat dalam mengevaluasi densitas payudara dan dan akurat dalam membedakan antara kista dengan massa padat.Namun untuk masa yang lebih kecil antara 5-10 mm tidak dapat divisualisasi dan



massa



pada



jaringan



lemak



payudara



sulit



dievaluasi.



Keuntungannya adalah tidak ada radiasi dan tidak ada nyeri. c. Computed Tomografi dan Magnetic  Resonance Imaging Scans Penggunaan CT dan MRI  untuk scanning untuk mengevaluasi kelainan payudara sekarang sudah mulai diselidiki. Teknik ini mengambil  peran dalam mengevaluasi axila, mediastinum dan area supralivikula untuk adenopati dan membantu dalam melakukan stging pada proses keganasan. 2. Invasiv a. Sitologi Aspirasi Sitologi aspirasi dilakukan menggunakan jarum halus (ukuran 20 atau yang lebih kecil) dengan spuit untuk mengaspirasi sel pada area yang dicuriga, lalu dismear di atas slide dan difiksasi segera dan diwarnai untuk evaluasi sitologi. Jika specimen diambil secara tepat, prosedur ini sangat akurat. Namun pemeriksaan ini tidak dapat untuk memeriksa gambaran histopatologi jaringan sebab pemeriksaan ini tidak mampu mengambil struktur jaringan sekitar.



15 Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XVII Ikrimah Syam, S.Kep (70900120003)



Laporan Pendahuluan Keperawatan Medikal Bedah



b. Core Needle Biopsy (CNB) Biopsi jarum dengan menggunakan jarum bor yang besar sering dilakukan. Hal tersebut lebih invasive dibandingkan dengan aspires jarum. CNB lebih akurat dan bisa digunakan untuk menentukan reseptor estrogen dan progesterone serta bisa dilakukan untuk memeriksa gambaran histopatologi. c. Biopsy Ini bisa dilakukan secara stereotaktik atau dengan bantuan ultrasound.   G. Komplikasi Menurut Wijaya (2013) komplikasi Ca Mammae yaitu: 1. Metastase ke jaringan sekitar melalui saluran limfe dan pembuluh darahkapiler



(penyebaran



limfogen



dan



hematogen0,



penyebarab



hematogen dan limfogen dapat mengenai hati, paru, pleura, tulang, sumsum tulang, otak, syaraf. 2. Gangguan neuro varkuler 3. Faktor patologi 4. Fibrosis payudara 5. Kematian H. Penatalaksanaan Adanya



beberapa



cara



pengobatan



kanker



payudara



yang



penerapannya tergantung pada stadium klinik payudara. Pengobatan kanker payudara biasanya



meliputi pembedahan/operasi,  radioterapi/penyinaran,



kemoterapi, dan terapi hormonal. Penatalaksanaan medis biasanya tidak dalam bentuk tunggal, tetapi dalam beberapa kombinasi [ CITATION Kab15 \l 1033 ]:



1. Pembedahan/operasi Pembedahan dilakukan untuk mengangkat sebagian atau seluruh payudara yang terserang kanker payudara. Pembedahan paling utama dilakukan pada kanker payudara stadium I dan II. Pembedahan dapat bersifat kuratif (menyembuhkan) maupun paliatif (menghilangkan gejala-



16 Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XVII Ikrimah Syam, S.Kep (70900120003)



Laporan Pendahuluan Keperawatan Medikal Bedah



gejala penyakit). Tindakan pembedahan atau operasi kanker payudara dapat dilakukan dengan 3 cars yaitu: a. Masektomi radikal (lumpektomi), yaitu operasi pengangkatan sebagian dari payudara. Operasi ini selalu diikuti dengan pemberian pemberian terapi. Biasanya lumpektomi direkomendasikan pada penderita yang besar tumornya kurang dari 2 cm dan letaknya di pinggir payudara. b. Masektomi total (masetomi), yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara saja, tetapi bukan kelenjer di ketiak. c. Modified Mastektomi radikal, yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara, jaringan payudara di tulang dada, tulang selangka dan tulang iga, serta benjolan disekitar ketiak. 2. Radioterapi Radiologi yaitu proses penyinaraan pada daerah yang terkena kanker dengan menggunakan sinar X dan sinar gamma yang bertujuan membunuh sel kanker yang masih terisisa di payudara setelah payudara.tindakan ini mempunyai efek kurang baik seperti tubuh menjadi lemah, nafsu makan berkurang, warna kulit disekitar payudara menjadi hitam, serta Hb dan leukosit cenderung menurun sebagai akibat dari radiasi. Kulit gelap ini biasanya kembali normal dalam satu hingga dua bulan setelah tritmen. Efek samping lainnya dapat berupa kekakuan otot, pembengkakan



ringan,



nyeri



payudara



dan



limfedema.



Setelah



pembedahan, radiasi dan perawatan lainnya telah selesai, payudara yang terkena akan tampak lebih kecil karena pengangkatan jaringan . Pengobatan ini biasanya diberikan bersamaan dengan lumpektomi atau masektomi.



3. Terapi sistemik Terapi sistemik menggunakan obat-obatan yang dimasukkan kedalam tubuh. Terapi sistemik berupa kemoterapi, terapi target, terapi imun, dan terapi hormon. a. Kemoterapi



17 Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XVII Ikrimah Syam, S.Kep (70900120003)



Laporan Pendahuluan Keperawatan Medikal Bedah



Kemoterapi merupakan proses pemberian obat-obatan anti kanker dalam bentuk pil cair atau kapsul atau melalui infuse yang bertujuan membunuh sel kanker. Sistem ini diharapkan mencapai target pada pengobatan kanker yang kemungkinan telah menyebar ke bagian tubuh lainnya. Dampak dari kemoterapi adalah pasien mengalami mual dan muntah serta rambut rontok karena pengaruh obat-obatan yang diberikan pada saat kemoterapi. b. Terapi Target Terapi target menggunakan obat yang menghalangi pertumbuhan sel ca mammae dengan cara tertentu. Misalnya, trastuzumab digunakan untuk memblokir aktivitas protein HER2 dalam sel ca mammae pada pasien dengan kanker yang overexpress atau terlalu banyak membuat salinan protein HER2; inhibitor angiogenesis (bevacizumab), yang mencegah pertumbuhan pembuluh darah baru untuk memutus pasokan oksigen dan nutrisi ke sel kanker, sebagai inhibitor transduksi sinyal yang menghalangi sinyal di dalam sel kanker agar sel sulit membelah diri, menghentikan pertumbuhan kanker dan antibodi untuk reseptor hormon lain seperti reseptor androgen dan reseptor prolaktin, yang terdapat pada sebagian besar kanker payudara ; asupan 25 gram biji rami setiap hari secara signifikan mengurangi proliferasi sel dan meningkatkan apoptosis dalam sel ca mammae manusia. Penelitian pendahuluan terhadap biji rami menunjukkan bahwa rami dapat secara signifikan mengubah pertumbuhan dan metastasis ca mammae, serta meningkatkan efek penghambatan tamoxifen pada kanker payudara yang tergantung pada estrogen. c. Imunoterapi Penggunaan oncofetal antigen (OFA) untuk merekrut sistem kekebalan pasien untuk menargetkan dan menyerang sel kanker. Setiap pasien akan menerima tiga suntikan dalam sebulan dari sel dendritik pasien yang telah disensitisasi terhadap OFA. Diperkirakan bahwa, begitu sel-sel peka disuntikkan kembali ke pasien, sel-T pasien



18 Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XVII Ikrimah Syam, S.Kep (70900120003)



Laporan Pendahuluan Keperawatan Medikal Bedah



akanmenemukan OFA yang ditemukan pada sel-sel kanker pasien, dengan demikian menghasilkan respons imun dengan membunuh selsel kanker dan mencegah penyebaran penyakit lebih lanjut. Selain itu, penggunaan stimuvax, yaitu vaksin kanker yang dirancang untuk menginduksi



respons



kekebalan



terhadap



sel



kanker



yang



mengekspresikan MUC1 atau antigen glikoprotein yang diekspresikan berlebihan pada sebagian besar kanker. Stimuvax bekerja dengan merangsang sistem kekebalan tubuh untuk mengidentifikasi dan menghancurkan sel-sel kanker yang mengekspresikan MUC1. d. Terapi hormonal Pertumbuhan kanker payudara bergantung pada suplai hormone estrogen, oleh karena itu tindakan mengurangi pembentukan hormone dapat menghambat laju perkembangan sel kanker, terapi hormonal disebut juga dengan therapi anti estrogen karena system kerjanya menghambat atau menghentikan kemampuan hormone estrogen yang ada dalam menstimulus perkembangan kanker pada payudara I. Prognosis Menurut Kusuma (2012), beberapa



gambaran



tumor



payudara



menunjang prognosisnya. Secara umum, makin kecil tumor, makin baik prognosisnya. Karsinoma payudara bukan semata-mata keadaan patologis yang terjadi hanya dalam semalam. Karsinoma ini bermula dengan perubahan genetik dalam satu sel. Membutuhkan waktu hampir 16 kali penggandaan untuk karsinoma menjadi 1 cm atau lebih besar, dimana pada waktu tersebut karsinoma telah tampak secara klinis. Dengan menganggap bahwa membutuhkan 30 hari untuk setiap waktu penggandaan, maka akan dibutuhkan minimum 2 tahun untuk karsinoma agar dapat teraba. Jika waktu penggandaan adalah 210 hari, maka akan dibutuhkan waktu sampai 17 tahun sebelum karsinoma tersebut dapat teraba. Pada diagnosis, hampir 45% dari pasien membuktikan adanya penyebaran regional atau jauh atau metastasis. Rute yang paling sering dari penyebaran



19 Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XVII Ikrimah Syam, S.Kep (70900120003)



Laporan Pendahuluan Keperawatan Medikal Bedah



regional adalah ke nodus limfe aksilaris. Kelangsungan hidup bergantung pada penyebaran regional dari penyakit. Sebagai contoh, angka bertahan 5 tahun secara keseluruhan adalah lebih dari 90% jika tumor tetap terdapat  dalam payudara. Namun, bila kanker telah menyebar sampai pada nodus regional, angka bertahan 5 tahun secara keseluruhan turun di bawah 60%. Tempat lain penyebaran limfatik mencakup nodus mamaria internal dan supraklavikular. Metastasis jauh dapat mengenai sembarang organ, tetapi tempat yang paling umum adalah tulang (71%), paru-paru (69%), hepar (65%), pleura (51%), adrenal (49%), kulit (30%), dan otak (20%) [ CITATION Har12 \l 1033 ].



J. Al-Qur’an dan Sel Kanker Setiap sel di dalam tubuh kita bergetar di dalam sebuah sistem yang seksama, dan perubahan sekecil apapun dalam getaran ini akan menimbulkan potensi penyakit di berbagai bagian tubuh. Sel-sel yang rusak ini harus digetarkan kembali untuk mengembalikan keseimbangannya. Bacaan ayat-ayat Al Quran dapat memberikan ketenangan dan keseimbangan bagi yang mendengarkannya meskipun tidak mengetahui artinyan [ CITATION NTh13 \l 1033 ]. Ketenangan tersebut dapat mencapai 97% dengan diikuti perubahan fisiologis seperti penurunan derajat ketegangan sistem saraf otonom [ CITATION Sha12 \l 1033 ] . Ayat-ayat Al Quran yang dibacakan sesuai kaidah tajwid (bacaan AlQuran yang benar) dapat meningkatkan gelombang delta di dalam otak [ CITATION Abd07 \l 1033 ]. Adanya peningkatan gelombang otak tersebut mengindikasikan bahwa individu dalam keadaan rileks. Al Qur’an yg tersusun secara sistematik dengan irama yang indah dengan bacaan yang tartil dan pengulangan kata-katanya sungguh menakjubkan mampu membuat sel-sel dalam tubuh kita bisa melawan penyakit-penyakit yg berbahaya, dengan bahasa yang menyentuh, ternyata mengandung informasi spesifik pada setiap ayat-ayatnya. informasi yang spesifik ini bisa membuat sel-sel yang sakit menjadi sembuh. Dan kembali terbukti bahwa, Membaca



20 Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XVII Ikrimah Syam, S.Kep (70900120003)



Laporan Pendahuluan Keperawatan Medikal Bedah



Al-Qur'an memiliki dampak hebat dalam proses penyembuhan penyakit sekaliber kanker.Virus dan kuman berhenti bergetar saat dibacakan ayat suci Al-Qur'an, dan di saat yang sama , sel-sel sehat menjadi aktif. Allah swt berfirman didalam Alquran Surah Al Isra’ 17 : 82



Terjemahan : “Dan kami turunkan Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang – orang yang zalim selain kerugian.” ( Qs.Al-Isra’ 17 : 82 )[ CITATION AlQ14 \l 1033 ]



Daftar Pustaka Abdurrochman, A., Wulandari, R. D., & Fatimah, N. (2008). The Effect of TheQuranic Recital: An AEP Study. Journal of Sains, 13(3), 181-186.



21 Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XVII Ikrimah Syam, S.Kep (70900120003)



Laporan Pendahuluan Keperawatan Medikal Bedah Adji, S. (2010). Buku Saku Keperawatan Onkologi. Jakarta: EGC. Angarwati. (2018). Level of Compliance of Cancaer Patients to Chemotherapy in Lavalette terhadap Hospital Malang [Akademi Farmasi Putera Indonesia Malang]. Anita, S., & Sukamti. (2016). Pengaruh Pemberian Booklet Kemoterapi terhadap Kemampuan Perawatan Diri Penderita Kanker Payudara Pasca Kemoterapi di Ruang Bedah Rumah Sakit Abdul Moeloek (RSAM) Bandar Lampung. Jurnal Kesehatan. Brunner, & Suddarth. (2010). Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: Buku Kedokteran EGC. Falco, M. (2019). Breast Cancer Basics. American Cancer Society Inc. Handayani, L., Suharmiati, & Ayuningtyas, A. (2012). Menakhlukkan Kanker Serviks dan Kanker Payudara dengan 3 Terapi Alami. Jakarta : Agromedika Pustaka. Jernal, A. (2017). Breast Cancer Facts & Figures. American Cancer Society Inc. Jezdic, S. (2018). Breast Cancer: An ESMO Guide for Patients. European Society for Medical Oncology. Kabel, M. A., & Baali, F. H. (2015). Breast Cancer: Insights into Risk Factors, Pathogenesis, Diagnosis and Management. Journal of Cancer Research and Treatment, 28-33. Kemenag RI. (2014). Al-Qur'an dan terjemahan. Departemen Agama Republik Indonesia. Kusuma, H. (2012). Panduan Penyusunan Asuhan Keperawatan Profesional. Yogyakarta: Media Hardy. Lestari, S. W., Rufaida, Z., & Susanti , I. (2020, Maret 1). Skrining Kanker Payudara dengan SADARI Pada Pus di Dusun Tambang Desa Karangjeruk Kec. Jatiirejo Mojekorto. Jurnal Kesehatan MIDWINERSLION, 5(1). Mulyani, N. S., & Nuryani. (2013). Kanker Payudara dan PMS pada Kehamilan. Yogyakarta: Nuha Medika. Nurarif, & Kusuma. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawat Berdasarkan Diagnose Medic Dan NANDA NIC NOC. Yogyakarta: Mediaction. Pulungan, R. M. (2010). Pubertas dan Gangguannya Buku Ajar Endokrinologi Anak Edisi I. Jakarta: IDAI: UKK Endokrinologi Anakn dan Remaja.



22 Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XVII Ikrimah Syam, S.Kep (70900120003)



Laporan Pendahuluan Keperawatan Medikal Bedah Putri, A. R. (2020). Skripsi: Studi Literature Penggunaan Psikoterapi Dalam Mengatasi Efek Samping Kemoterapi Pada Pasien Ca Mammae. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang. Saputri, A., & Valentina, T. (2018). Gambaran Reliensi Pada Perempuan Dengan Kanker Payudara. Jurnal Psikologi Udayana, 287-296. Savitri, A., & dkk. (2015). Kupas Tuntas Kanker Payudara, Leher Rahim, dan Rahim. Yogyakarta: Pustaka BAru Press. Shalih, S. (2012). Ensiklopedi Pengobatan Islam. Solo: Pustaka Arofah. Thayyarah, N. (2013). uku Pintar Sains dalamAl Quran: Mengerti Mukjizat IlmiahFirman Allah. Jakarta: Zaman. Wijaya, A. S. (2013). Keperawatan Medikal Bedah (Keperawatan Dewasa) 2. Yoyakarta: Nuha Medika. Wijaya, A. S. (2013). KMB 2 Keperawatan Medikal Bedah, Keperawatan Dewasa Dilengkapi Contoh Askep. Yogyakarta: Nuha Medika. Wiknjosastro, A. B. (2009). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono.



23 Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XVII Ikrimah Syam, S.Kep (70900120003)



Laporan Pendahuluan Keperawatan Medikal Bedah



Penyimpangan KDM Ca Mammae Faktor predisposisi dan resiko tinggi Hiper plasia pada sel mammae



Mendesak sel syaraf



Mendesak Jaringan



Menekan jaringan pada mammae



Mensuplai nutrisi ke jaringan ca Hipermetabolis ke jaringan



Suplai nutrisi jaringan lain Berat badan turun



Peningkatan konsistensi mammae Mammae membengkak Massa tumor mendesak ke jaringan luar



Defisit Nutrisi



Perfusi jaringan terganggu



Interupsi sel saraf Aliran darah terhambat



Gangguan rasa nyaman: Nyeri



hipoxia



Ukuran mammae abnormal



Necrose jaringan Bakteri Patogen



Mammae asimetrik



Risiko Infeksi



Gg citra tubuh



Ulkus



Infiltrasi pleura parietale Expansi paru menurun



Mendesak Pembuluh darah



Gg integritas kulit/ jaringan



Ketidakefektifan pola nafas Sumber: [ CITATION Nur151 \l 1033 ]



24 Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XVII Ikrimah Syam, S.Kep (70900120003)