AKBI [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB 1 AKUNTANSI BIAYA dan KONSEP BIAYA TUJUAN BELAJAR Setelah mempelajari bab ini, diharapkan Anda dapat : 1. Menjelaskan konsep biaya 2. Membuat klasifikasi biaya 3. Memahami aplikasi biaya dalam menghitung biaya PENDAHULUAN Akuntansi biaya adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya pembuatan & penjualan produk atau jasa dengan cara tertentu serta penafsiran terhadapnya, untuk melakukan hal tersebut diperlukan pemahaman tentang konsep, klasifikasi biaya dan aplikasinya dalam suatu produk atau jasa. Akuntansi biaya dapat digunakan untuk perusahaan manufaktur atau perusahaan jasa, tapi materi kuliah ini hanya dibahas perusahaan manufaktur yang tidak komputerisasi. TUJUAN AKUNTANSI BIAYA Akuntansi Biaya mempunyai 3 tujuan pokok : 1. Penetapan Harga Pokok 2. Pengendalian biaya 3. Pengambilan keputusan khusus oleh manajemen PERBEDAAN AKUNTANSI UMUM & AKUNTANSI BIAYA Akuntansi Keuangan



Akuntansi biaya



Objek



Transaksi keuangan yang menyangkut perubahan Harta, Hutang & Modal.



Transaksi keuangan terbatas yang menyangkut Biaya saja



Tujuan



Bertujuan untuk penyusunan lap-oran keuangan guna kepentingan intern maupun ekstern perusahaan.



Bertujuan untuk menghasilkan laporan biaya guna memenuhi keperluan manajemen



Hubungan antara akuntansi umum dengan akuntansi biaya pada proses pencatatan, keduanya tetap merupakan satu kesatuan yang saling berhubungan. PERANAN AKUNTANSI BIAYA Akuntansi biaya melengkapi manajemen dengan alat yang diperlukan untuk aktivitas-aktivitas perencanaan dan pengendalian, memperbaiki kualitas dan efisiensi, serta membuat keputusankeputusan yang bersifat rutin maupun strategis. Anggaran Adalah pernyataan terkuantifikasi dan tertulis dari rencana manajemen. Seluruh tingkatan manajemen sebaiknya terlibat dalam membuatnya. Anggaran yang dapat dilaksanakan meningkatkan koordinasi dari pekerja, klarifikasi kebijakan, dan kristalisasi rencana. Pengendalian biaya Tanggung jawab atas pengendalian biaya sebaiknya diberikan kepada individu-individu tertenu yang juga bertanggung jawab untuk menganggarkan biaya yang berada di bawah kendali mereka. Setiap tanggung jawab manajer sebaiknya dibatasi pada biaya dan pendapatan yang 1



dapat dikendalikan oleh manajer tersebut. Dan kinerja secara umum diukur dengan membandingkan antar biaya dan pendapatan aktual terhadap anggaran. Contoh : anggaran dan pengendalian biaya Anggaran biaya >< Realisasi biaya = Selisih biaya Bila realisasi biaya lebih besar dari anggaran berarti terjadi kelebihan biaya dari yang direncanakan, dapat diartikan biaya tidak terkendali. Penetapan harga Kebijakan penetapan harga oleh manajemen idealnnya memastikan pemulihan atas semua biaya dan mencapai laba, dalam kondisi yang sulit sekalipun. Meskipun penawaran dan permintaan biasanya merupakan faktor penentu dalam penetapan harga, penetapan harga jual yang menguntungnkan memerlukan pertimbangan atas biaya. Menentukan laba Akuntansi biaya digunakan untuk menghitung biaya output yang dijual selama suatu periode, biaya ini dan biaya-biaya lain ditandingkan dengan pendapatan untuk menghitung laba. Contoh : Penetapan harga dan laba Setelah anggaran biaya produksi ditentukan ditambah dengan tingkat laba yang diinginkan maka dapat ditentukan harga jual. Setelah ditentukan harga jual dapat ditentukan laba pada berbagai omzet penjualan AKUNTANSI BIAYA Akuntansi biaya secara khusus berkaitan dengan biaya produksi, perhitungan harga pokok produk, pengendalian biaya dan bagaimana memanfaat data biaya mengambil keputusan. Untuk menentukan harga pokok secara teliti maka biaya perlu diklasifikasikan sehingga dapat dipisahkan antara mana biaya produksi dan mana pula yang bukan biaya produksi. KONSEP BIAYA Untuk membahas akuntansi biaya harus memahami dahulu konsep biaya yang meliputi Cost, Expense, Loss dan Losses Cost adalah harga perolehan dari aktiva yang digunakan dalam aktivitas bisnis Contoh : Pembelian mesin foto copy Expenses adalah Pengorbanan yang dilakukan untuk mendapatkan revenue. Contoh : Pemeliharaan mesin foto copy, pemakaian kertas foto copy dll Loss adalah Expenses lebih besar dari revenue Contoh : Biaya operasional mesin foto copy lebih besar hasil jasa foto copy Losses adalah expenses tidak memperoleh revenue. Contoh : Mesin Foto Copy terbakar/dicuri atau Kertas foto copy terbakar Tabel perbedaan Expense, loss dan losses 1 Revenues Xxx 2 Expenses Xxx Gross Profit or loss Xxx 3 Operating expense Xxx Net Profit or loss Xxx 4 Losses Xxx Net operating income Xxx



2



KLASIFIKASI BIAYA Biaya-biaya dapat diklasifikasikan dengan berbagai cara. Untuk keperluan data biaya yang dapat memenuhi kebutuhan manajemen perusahaan, biaya-biaya dapat diklasifikasi biaya sebagai berikut : 1. Kegiatan utama perusahaan Kegiatan operasional dalam perusahaan manufaktur terdiri atas biaya manufaktur dan biaya komersial. Biaya-biaya tersebut diuraikan sebagai berikut : a) Biaya produksi: biaya digunakan untuk kegiatan produksi. Biaya ini terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung disebut biaya utama (Prime costs), biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik disebut biaya konversi (Convertion costs) b) Biaya pemasaran: biaya digunakan untuk kegiatan pemasaran. Contoh : Biaya Iklan, Gaji bagian penjualan c) Biaya administrasi & umum: biaya untuk kegiatan selain pemasaran & produksi. Contoh : Gaji pegawai kantor dan administrasi, biaya audit Bagan klasifikasi biaya berdasarkan kegiatan perusahaan Direct material + Direct Labor Indirect material



Marketing Expense



= Prime cost +



+ Indirect Labor + Other Overhead = Factory Overhead = Production cost + Administration + Expense = Commercial expense = Total biaya operasi



2.



Periode akuntansi Biaya yang dikeluarkan bila dihubungkan dengan lamanya manfaat terdiri dari : a) Capital expenditure: pengeluaran yang manfaatnya lebih dari satu periode. Contoh : Biaya penggantian suku cadang mesin foto copy yang jumlah relatif besar dan dapat digunakan lebih dari satu tahun. b) Revenue expenditure: pengeluaran yang manfaatnya kurang dari satu periode. Contoh : Biaya pemeliharaan mesin foto copy yang manfaat hanya dirasakan saat ini.



3.



Volume produksi dan penjualan Biaya yang dikeluarkan dihubungkan dengan volume produksi atau penjualan terdiri dari : a) Variabel cost: biaya berubah proposional dengan perubahan volume. Contoh : Biaya bahan baku, Biaya upah langsung b) Semi variabel cost: biaya berubah tidak proposional dengan perubahan volume. Contoh : Gaji salesman yang terdiri dari tetap ditambah komisi dari omzet penjualan, Biaya reparasi dan pemeliharaan. c) Fixed cost: biaya tidak berubah walaupun volume berubah sampai range tertentu Contoh : Biaya penyusutan, Asruansi properti, Pajak properti. Tabel klasifikasi biaya berdasarkan volume kegiatan Volume Biaya variabel Biaya semi variabel Biaya Tetap 1000 Rp1.000.000 Rp1.200.000 Rp1.000.000 2000 Rp2.000.000 Rp2.300.000 Rp1.000.000 3



3000 Rp3.000.000 Rp3.350.000 Rp1.000.000 4. Objek biaya Objek biaya adalah setiap item seperti produk, pelanggan, departemen, proyek, aktivitas dan lain-lain dimana biaya diukur dan dibebankan. a) Biaya langsung (Direct cost): biaya yang dapat diikuti jejaknya pada produk atau Item lainnya. Contoh : Biaya bahan baku bila dihubungkan dengan produk, Penyusutan mesin pabrik bila dihubungkan dengan departemen produksi. b) Biaya tidak langsung (indirect cost): biaya yang tidak dapat diikuti jejaknya pada pusat produk atau item lainnya. Contoh : Biaya bahan penolong bila dihubungkan dengan produk, Penyusutan gedung pabrik bila dihubungkan dengan departemen produksi. METODE PENGUMPULAN HARGA POKOK Secara ekstrim metode pengumpulan harga pokok dapat dilakukan : a) Metode harga pokok pesanan (Job order costing) Harga pokok berdasarkan pesanan dan dihitung untuk setiap pesanan b) Metode harga pokok proses (Process costing) Suatu cara penentuan harga pokok yang digunakan untuk produk yang diproduksi secara terus menerus. Tabel perbedaan harga pokok pesanan dan harga pokok proses Job order costing Process costing Biaya bahan baku Biaya bahan Biaya upah langsung Biaya upah Biaya overhead pabrik : Biaya overhead pabrik : mencakup biaya bahan tidak mencakup penyusutan, langsung, upah tidak langsung, pemeliharaan dll penyusutan, pemeliharaan dll SISTEM PEMBEBANAN BIAYA a) Sistem biaya sesungguhnya (Historical cost system) Sistem pembebanan biaya kepada produk berdasarkan biaya yang sesungguhnya diserap. b) Sistem biaya ditentukan dimuka (predetermine cost system) Sistem pembebanan biaya kepada produk berdasarkan biaya yang ditentukan dimuka atau standar. c) Sistem biaya normal (Normal cost system) Sistem pembebanan biaya kepada produk berdasarkan biaya yang sesungguhnya diserap untuk biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung, sedangkan biaya overhead pabrik berdasarkan biaya ditentukan dimuka Tabel sistem pembebanan biaya Historical Biaya bahan baku Actual Biaya upah langsung Actual Biaya overhead pabrik Actual



Normal Actual Actual



Predetermined Standar Standar



Standar



Standar



4



METODE KALKULASI HARGA POKOK Untuk kalkulasi harga pokok dapat digunakan salah satu metode sebagai berikut : a) Full costing Produk dibebani berdasarkan biaya baik biaya variabel maupun biaya tetap b) Variable costing Produk dibebani berdasarkan biaya variabel sedangkan biaya tetap dianggap sebagai biaya periode. Tabel perbedaan full costing dan variable costing dengan sistem pembebanan biaya standar Full Variable     Costing costing Biaya bahan baku Variabel Standar Standar Biaya upah langsung Variabel Standar Standar Biaya overhead pabrik variable Variabel Standar Standar Biaya overhead pabrik tetap Fixed Standar RANGKUMAN Akuntansi biaya bertujuan penetapan harga pokok, pengendalian biaya dan pengambilan khusus oleh manajemen. Hubungan antara akuntansi umum dengan akuntansi biaya pada proses pencatatan, keduanya tetap merupakan satu kesatuan yang saling berhubungan. Tujuan akuntansi biaya adalah untuk menyajikan informasi biaya produksi dari suatu perusahaan. Akuntansi biaya secara khusus berkaitan dengan biaya produksi, perhitungan harga pokok produk, pengendalian biaya dan bagaimana memanfaat data biaya mengambil keputusan. Untuk membahas akuntansi biaya harus memahami dahulu konsep biaya yang meliputi Cost, Expense, Loss dan Losses. Untuk keperluan data biaya yang dapat memenuhi kebutuhan manajemen perusahaan, biaya-biaya dapat diklasifikasi biaya sebagai berikut : menurut kegiatan utama perusahaan, periode akuntansi, volume produksi dan penjualan, objek biaya. Soal-soal 1. Mengapa perusahaan memerlukan manajemen ? 2. Apakah perusahaan dapat melakukan pengendalian tanpa ada perencanaan ? 3. Apakah sama Perencanaan dengan Anggaran ? 4. Bagaimana pengendalian biaya dilakukan oleh perusahaan ? 5. Apakah Akuntansi biaya dapat menentukan laba ? 6. Apa yang dimaksud dengan akuntansi biaya 7. Apa Tujuan dari akuntansi biaya 8. Apa bedanya cost dan expenses 9. Apa bedanya Capital expenditure dan revenue expenditure 10. Apa bedanya variable cost dan fixed cost



5



BAB 2 AKUNTANSI PERUSAHAAN MANUFAKTUR TUJUAN BELAJAR Setelah mempelajari bab ini, diharapkan Anda dapat : 1. Memahami data akuntansi biaya dalam perusahaan manufaktur 2. Memahami kegiatan dan membuat laporan keuangan perusahaan manufaktur PENDAHULUAN Bab ini membahas tentang perusahaan manufaktur dan bagaimana mengolah data akuntansi biaya sehingga dapat membuat laporan biaya produksi dan laporan laba rugi. PERUSAHAAN MANUFAKTUR Dalam mata kuliah Pengantar akuntansi telah dibahas mengenai penggolongan perusahaan berdasarkan jenis kegiatannya, yaitu terdiri dari Perusahaan Jasa, Perusahaan Perdagangan dan Perusahaan Manufaktur. Dalam mata kuliah tersebut telah dibahas mengenai akuntansi untuk Perusahaan Jasa dan Perusahaan Perdagangan. Dalam bab ini, dibahas mengenai proses akuntansi untuk Perusahaan Manufaktur yang pada dasarnya tidak banyak berbeda dengan proses akuntansi untuk Perusahaan Perdagangan. Sistem akuntansi untuk operasi manufaktur dapat didasarkan pada : a) Sistem akuntansi umum Sistem ini merupakan perluasan dari system perusahaan dagang ke perusahaan manufaktur yang menggunakan prosedur persediaan secara periodik. b) Sistem akuntansi biaya Menggunakan prosedur persediaan secara perpetual dan menyediakan informasi yang lebih rinci mengenai biaya produksi. Bab ini seluruhnya akan membahas sistem akuntansi umum dalam perusahaan manufaktur yang disederhanakan. KEGIATAN PERUSAHAAN INDUSTRI : Pengadaan Proses Barang & Jasa Produksi Aliran biaya : Materials Cost Labor Cost Overhead Cost



Work in Process



Penyimpanan Barang selesai



Penjualan Barang selesai



Finished Goods



Sales



LAPORAN KEUANGAN Sebagaimana halnya pada Perusahaan Perdagangan, akuntansi untuk Perusahaan Manufaktur menghasilkan Laporan Keuangan yang terdiri atas : Neraca, Laporan Rugi-Laba dan Laporan Laba Yang Ditahan. NERACA Pos-pos Aktiva, Hutang dan Modal perusahaan yang terdapat pada Neraca Perusahaan Manufaktur pada prinsipnya tidak banyak berbeda dengan yang terdapat pada Neraca Perusahaan Perdagangan. Hanya saja karena jenis operasinya yang berbeda pada Perusahaan Manufaktur, yaitu mengolah bahan mentah menjadi produk jadi, maka pada sisi Aktiva dalam hal ini pos Persediaan, terdiri atas Persediaan Bahan Baku, Persediaan Bahan Pembantu, Persediaan Produk Dalam Proses dan Persediaan Produk Selesai. 6



Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai hal tersebut, berikut ini diberikan contoh mengenai Neraca dari Perusahaan Manufaktur (Perhatikan pos Persediaan dan aktiva tetap dalam Neraca tersebut) Gambar 1 PT JAKARTA Balance Sheet December 31, 2005



  Liabilities and stockholder equity



Assets Cash



 62.000Current liabilities



Accounts Receivable



160.000



Allowance for bad debt



 2000



 Accounts Payable 158.000Payroll Payable



Prepaid Insurance Material Inventories



38.000



Work in Process inventories Finished Goods inventories



80.000  Long term liabilities 60.000 178.000  Mortgage Payable, 10%



Total current Assets



1.000   



399.000 



Property, Plant, Equipment Factory Building



400.000



Accum Deprec- Factory building



60.000 



Factory Equipment



460.000



75.000



200.000



Total liabilities



275.000



    340.000Stock holders equity  Common Stock - $5 Par Value 322.000Retained Earnings



Land



32.000 



Total Assets



 15.000



Total Current liabilities



Accum Deprec- Factory Equipment 138.000  Total Property, Plant, Equipment



 60.000



Total Stock holders equity



600.000 218.000 818.000



694.000  1.093.000 Total liabilities and stockholder equity



1.093.000



Untuk membuat neraca pada akhir periode datanya diambil neraca lajur yang telah dibuat terlebih dahulu. Penjelasan Neraca : Persediaan Bahan Baku Merupakan harga pokok bahan baku yang ada pada tanggal neraca. Bahan baku tersebut akan dipergunakan dalam proses produksi perusahaan yang bersangkutan, misalnya : kayu pada perusahaan meubelair. Persediaan Bahan Pembantu Merupakan harga pokok bahan pembantu yang ada pada tanggal neraca. Bahan Pembantu, diperlukan dalam pengolahan bahan baku dalam proses produksi, misalnya : cat kayu pada perusahaan meubelair. Persediaan bahan baku dan bahan pembantu biasanya digabung menjadi persediaan bahan (Material inventory) Persediaan Produk Dalam Proses



Merupakan harga pokok produk dalam proses yang ada pada tanggal neraca. Yaitu Produk yang belum selesai dan masih memerlukan pengolahan lebih lanjut untuk menjadi Produk Selesai.



Persediaan Produk Selesai Merupakan harga pokok produk yang telah selesai diolah dan siap untuk dijual kepada konsumen, yang ada pada tanggal neraca. LAPORAN LABA-RUGI Pada pembahasan mengenai Laporan Rugi-Laba dari Perusahaan Perdagangan dikenal apa yang dinamakan dengan Harga Pokok Penjualan, yaitu harga perolehan dari barang yang dijual oleh 7



perusahaan yang bersangkutan, yang dihitung dengan cara sebagai berikut Gambar 2 : Harga pokok penjualan dari perusahaan dagang Merchandise Inventory, Jan, 1, 2005 Purchases Less: Purchases Return and Allowance 1,200 Purchases Discount 1,300 Net Purchases Plus: Freight – in Cost of goods purchased Cost of goods available for sale Less: Merchandise Inventory, Dec, 31, 2005 Cost of goods sold



23,700 67,800 2,500 65,300 3,900 69,200 92,900 18,500 74,400



Harga Pokok Penjualan Perusahaan Manufaktur dihitung dengan cara sebagai berikut : Gambar 3 Finished goods inventory, beginning Add: Cost of good manufactured Good available for sale  Less: Finished goods inventory, ending Cost of good sold



56.000 1.176.000 1.232.000 60.000 1.172.000



Cara menghitung harga pokok produksi, perusahaan Manufaktur adalah sebagai berikut : Gambar 4 : Perhitungan Harga pokok produksi : Direct Material       Material Purchases 480.000   Freight in 6.000   Purchases return (0)   Net purchases 486.000   Material inventory, beginning 40.000   Material available for use 526.000   Material inventory, ending 38.000   Direct Material used 488.000 Direct Labour 371.000 Factory overhead   304.000 Cost of productions 1.163.000 Work in Process inventory, beginning 84.000   1.247.000 Work in Process inventory, ending 80.000 Cost of good manufactured 1.167.000 Sebelum menghitung harga pokok produksi, harus dihitung atau diketahui lebih dahulu biaya produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya produksi tidak langsung (biaya overhead pabrik). Karena menggunakan prosedur persediaan periodic, maka semua data biaya produksi dan harga pokok produksi diolah dan diambil dari neraca lajur. Penjelasan Laporan laba-rugi : Biaya produksi terdiri dari 8



Biaya Bahan Baku



Biaya Tenaga Kerja Langsung



Biaya Overhead Pabrik



adalah bahan baku yang dipergunakan dalam proses produksi pada periode yang bersangkutan. Untuk menghitung biaya bahan baku atau bahan baku yang dipergunakan di dalam proses produksi, adalah sebagai berikut : persediaan bahan baku awal periode ditambah pembelian bersih (lihat perhitungan tersebut di atas) dikurangi persediaan bahan baku akhir periode. adalah gaji atau upah dari tenaga kerja atau pekerja yang jasanya dapat diperhitungkan langsung dengan produk yang dihasilkan. Sedangkan Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung adalah gaji atau upah yang dibayarkan kepada pekerja yang secara tidak langsung terlibat dalam pengolahan bahan baku menjadi produk selesai. Biaya tersebut harus dipisahkan dengan biaya tenaga kerja langsung, masuk ke biaya overhead pabrik . adalah semua jenis biaya, kecuali biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung, yang diperlukan dalam produksi. Misalnya : biaya bahan pembantu, biaya tenaga kerja tidak langsung, biaya listrik pabrik, Biaya reparasi dan Pemeliharaan mesin pabrik, penyusutan mesin produksi, penyusutan bangunan pabrik dan sebagainya.



Persediaan Produk Dalam Proses awal periode : adalah produk dalam penyelesaian yang terdapat pada awal periode akuntansi, nilainya diperhitungkan untuk menambah biaya produksi yang terjadi pada periode tersebut. Persediaan Produk Dalam Proses akhir periode : adalah nilai produk dalam proses pada akhir periode akuntansi diperhitungkan sebagai pengurang dari jumlah nilai persediaan produk dalam proses awal dan biaya produksi. Perhitungan harga pokok produksi sebagaimana dibahas tersebut di atas, biasanya disajikan dalam bentuk laporan harga pokok produksi yaitu sebagai lampiran dari Laporan Rugi Laba perusahaan. Penyajian Income statement secara keseluruhan adalah sebagai berikut :



Gambar 5 PT JAKARTA Income Statement For the year ended December 31, 2005



Sales Finished goods inventory, beginning Add: Cost of good manufactured (gambar 4) Good available for sale  Less: Finished goods inventory, ending Cost of good sold



1.800.000 56.000 1.176.000 1.232.000 60.000 1.172.000 9



Gross Profit Operating expense Selling expense Administrative Expenses Other operating Expense Total Operating expense Income from operations Non operating revenue and expense Interest expense Income from operations before tax Federal income tax expense Net Income



628.000 200.000 185.000 1.500 386.500 241.500 20.000 221.500 107.000 114.500



Contoh : Perhitungan harga pokok produksi dan harga pokok penjualan dari data terbatas Berikut ini data yang disajikan oleh PT NAIF tahun 2006 : a) yang berhubungan dengan persediaan : Persediaan Bahan baku Barang dalam proses Barang jadi



Persediaan Awal Persediaan Akhir Rp 2.000.000 Rp 3.000.000 Rp 4.500.000 Rp 5.000.000 Rp 8.000.000 Rp 7.000.000



b) yang berhubungan dengan transaksi selama tahun 2006 Pembelian bahan baku Rp 41.000.000 Biaya tenaga kerja langsung Rp 30.000.000 Biaya tenaga kerja tidak langsung Rp 6.500.000 Biaya bahan penolong Rp 6.000.000 Macam-macam biaya overhead pabrik Rp 7.500.000 Berikut solusinya : Tabel 1 : menghitung biaya bahan baku Persediaan awal Bahan baku Pembelian bahan baku Siap dipakai Persediaan akhir bahan baku Biaya bahan baku



Rp 2.000.000 Rp 41.000.000 Rp 43.000.000 Rp 3.000.000 Rp 40.000.000



Tabel 2 : menghitung biaya produksi Biaya bahan baku Biaya upah langsung Biaya overhead pabrik



Rp 40.000.000 Rp 30.000.000 Rp 20.000.000 10



Biaya produksi



Rp 90.000.000



Tabel 3 menghitung harga pokok produksi Biaya produksi Persediaan awal barang dalam proses Siap diproduksi  Persediaan akhir barang dalam proses Harga pokok produksi



Rp 90.000.000 Rp 4.500.000 Rp 94.500.000 Rp 5.000.000 Rp 89.500.000



Tabel 4 menghitung harga pokok penjualan Harga pokok produksi Rp 89.500.000 Persediaan awal barang jadi Rp 8.000.000  Siap dijual Rp 97.500.000 Persediaan akhir barang jadi Rp 7.000.000 Harga pokok penjualan Rp 104.500.000



RANGKUMAN Pemahaman kegiatan perusahaan manufaktur diperlukan untuk memahami akuntansi biaya yang diperlukan dan laporan-laporan lain yang diperlukan. Data biaya memberikan informasi dalam menetapkan baik harga pokok produksi maupun harga pokok penjualan. Penetapan harga pokok tersebut diperlukan untuk menyusun laporan laba-rugi dan neraca perusahaan. SOAL LATIHAN : SOAL 1 PT ARJUNA memiliki saldo pada tanggal 1 Agustus 2006: Persediaan bahan baku Rp. 3.200.000 Persediaan barang dalam proses Rp. 7.400.000 Persediaan barang jadi Rp. 6.200.000 Berikut ini adalah informasi PT ARJUNA selama bulan Agustus 2006 : Pembelian bahan baku Rp. 43.100.000 Biaya tenaga kerja langsung Rp. 39.000.000 Biaya tenaga kerja tidak langsung Rp. 6.500.000 Biaya bahan penolong Rp. 9.000.000 Macam-macam biaya overhead pabrik Rp. 7.500.000 PT ARJUNA memiliki persediaan per 31 Agustus 2006: Bahan baku Rp. 6.300.000 Produk dalam proses Rp. 9.600.000 Produk selesai Rp. 5.000.000 Diminta : a. Hitung biaya produksi b. Hitung harga pokok produksi c. Hitung harga pokok penjualan Soal 2 PT KARINA adalah perusahaan industri yang menggunakan system akuntansi umum (fisikal). Saldo awal dan akhir Juni 2006 masing-masing rekening persediaan adalah sebagai berikut : 11



Keterangan Barang jadi Barang dalam proses Bahan baku Persediaan Awal Rp 2.200.000 Rp 1.500.000 Rp 2.000.000 Persediaan Akhir Rp 3.000.000 Rp 1.700.000 Rp 1.800.000 Selama bulan Juni 2006 terjadi transaksi sbb : Pembelian bahan baku Rp 10.800.000, biaya tenaga kerja langsung baik yang sudah dibayar maupun belum Rp 8.000.000 dan biaya produksi tidak langsung didasarkan tarip 75% dari biaya tenaga kerja langsung Berdasarkan data soal 2, maka hitunglah a) Biaya bahan baku b) Biaya produksi c) Harga pokok produksi d) Harga pokok penjualan SOAL 3 Dalam bulan Maret 2006, PT INL memakai bahan baku senilai Rp 80.600.000 ke dalam proses. Departemen Penggerindaan menggunakan 15.000 jam kerja dengan tarif Rp 1.400 per jam, dan Departemen Pemesinan menggunakan 12.000 jam dengan tarif Rp 1.500 per jam. Overhead pabrik dibebankan dengan tarif 60% dari biaya tenaga kerja untuk semua departemen. Saldo awal dan akhir masing-masing rekening persediaan adalah sebagai berikut : Keterangan Barang jadi Barang dalam proses Bahan baku Persediaan Awal Rp 2.200.000 Rp 1.500.000 Rp 2.000.000 Persediaan Akhir Rp 3.000.000 Rp 1.700.000 Rp 1.800.000 Diminta : 1. Biaya Produksi bulan Mei adalah : 2. Harga pokok produksi adalah 3. Harga pokok penjualan adalah 4. Pembelian bahan baku SOAL 4 Kegiatan proses produksi dalam bulan Mei 2006, di PT SEMAR. Berikut ini adalah data biaya produksi dan data masing-masing jenis persediaan Keterangan biaya



Jumlah Biaya



Biaya overhead pabrik Rp 120.000 Tarif overhead pabrik ¾ dari Biaya upah langsung Pembelian bahan baku Rp 131.100



Persediaan



Awal



akhir



Finished goods Rp 25.200 Rp 35.200 Work in Process Rp 15.300 Rp 23.300 Material Rp 23.400 Rp 44.500



Diminta : 1. Biaya Produksi bulan Mei adalah 2. Harga pokok produksi adalah 3. Harga pokok penjualan adalah



12



BAB 3 AKUNTANSI BIAYA BAHAN TUJUAN BELAJAR Setelah mempelajari bab ini, diharapkan Anda dapat : 1. Memahami klasifikasi barang yang dikomsumsi perusahaan 2. Memahami akuntansi pembelian bahan 3. Memahami akuntansi pemakaian bahan PENDAHULUAN Dalam bab ini akan dibahas tentang biaya bahan yang harus dibebankan kepada produk dan pengumpulan biaya, serta pencatatan biaya bahan. KLASIFIKASI BARANG YANG DIKONSUMSI PERUSAHAAN Barang yang dikonsumsi perusahaan dapat digolongkan ke dalam bahan (materials) dan barang bukan bahan. Bahan adalah barang yang akan diproses menjadi produk selesai, atau barang yang akan merupakan bagian dari produk selesai. Bahan dapat digolongkan kedalam Bahan baku (Direct material) dan Bahan penolong (Indirect material) Bahan baku adalah bahan yang akan diolah menjadi bagian produk selesai dan pemakaiannya dapat diidentifikasikan atau diikuti jejaknya. Contoh : Kayu Jati untuk pembuatan Meja Bahan penolong adalah bahan yang akan diolah menjadi bagian produk selesai dan pemakaiannya tidak dapat diikuti jejak atau manfaatnya pada produk selesai tertentu. Contoh : Plitur, paku untuk pembuatan meja Barang yang bukan bahan adalah barang yang dikonsumsi dalam perusahaan tetapi tidak merupakan bagian produk selesai. Contoh Bahan bakar yang digunakan untuk mesin pabrik Bagan Barang yang dikomsumsi perusahaan



AKUNTANSI BIAYA BAHAN Akuntansi bahan meliputi dua kegiatan yaitu : akuntansi pembelian dan akuntansi pemakaian AKUNTANSI PEMBELIAN BAHAN 13



Pembelian dapat dilakukan secara tunai atau kredit serta bagaimana dengan penentuan harga pokok bahan yang dibeli meliputi potongan pembelian dan biaya angkut dan pajak. Untuk mencatat bahan yang dibeli harus ditentukan lebih golongan persediaannya. PENCATATAN PEMBELIAN BAHAN Pada saat mencatat bahan yang dibeli tentukan jenis persediaannya dan metode pencatatan yang digunakan apakah phisikal atau perpetual. Contoh 1 : Pembelian barang pada PD Subur sebagai berikut : Bahan baku Rp 6.000.000 Bahan penolong 1.000.000 Bahan bakar 2.000.000 Supplies pabrik 1.000.000 Jumlah Rp 10.000.000 Jurnal pembelian barang bila menggunakan metode pencatatan perpetual yang sudah dikelompokkan sbb : Persediaan Bahan Rp 7.000.000 Persediaan Bahan bakar Rp 2.000.000 Persediaan Supplies pabrik Rp 1.000.000 Hutang usaha Rp 10.000.000 PENENTUAN HARGA POKOK BAHAN YANG DIBELI : Masalah Potongan pembelian dapat diperlakukan : 1. Sebagai pengurang pembelian 2. Sebagai pengurang biaya overhead pabrik 3. Sebagai penghasilan diluar usaha. Berdasarkan contoh 1: misalkan besarnya potongan 2% Jurnal yang dibuat : Bila hutang dibayar dalam masa potongan maka akan terdapat potongan pembelian : A.1 Sebagai penguran pembelian Hutang usaha Rp 10.000.000 Potongan pembelian Rp 200.000 Kas Rp 9.800.000 A.2 Sebagai pengurang biaya overhead pabrik sesungguhnya Hutang usaha Rp 10.000.000 Biaya overhead pabrik sesungguhnya Kas



Rp 200.000 Rp 9.800.000



A.3 Sebagai penghasilan diluar usaha Hutang usaha Rp 10.000.000 Penghasilan diluar usaha Rp 200.000 Kas Rp 9.800.000 Dampak potongan ini yang akan mempengaruhi nilai persediaan adalah sebagai pengurang pembelian Jika metode phisikal atau dicatat dengan metode netto di metode perpetual. BIAYA ANGKUT PEMBELIAN Biaya angkut pembelian dapat diperlakukan sebagai : Elemen Harga perolehan bahan



14



Bila berbagai macam bahan yang dibeli maka perlu dialokasikan secara teliti ke masingmasing bahan yang dibeli berdasarkan (a) perbandingan harga faktur atau (b) perbandingan kuantitas fisik bahan. Elemen Biaya overhead pabrik sesungguhnya Contoh 2 : Alokasi biaya angkut pembelian Jenis bahan Kuantitas Harga per Kg Total Bahan baku A 4.000 Kg Rp 200 Rp 800.000 Bahan baku B 2.000 Kg Rp 240 Rp 480.000 Jumlah Rp 1.280.000 Biaya angkut Rp 40.000 Jumlah Rp 1.320.000 Biaya angkut untuk Bahan baku A = 80/128 x 40.000 = 25.000 Bahan baku B = 48/128 x 40.000 = 15.000 Harga pokok masing bahan menjadi : Bahan baku A = (800.000 + 25.000) : 4.000 = 206,25 Bahan baku B = (480.000 + 15.000) : 2.000 = 247,50 Berdasarkan contoh 2 Jurnal pembelian bahan sbb : Bila dianggap menambah harga perolehan bahan Persediaan bahan baku Rp 1.320.000 Hutang usaha Rp 1.320.000 Bila dianggap menambah Biaya overhead pabrik Persediaan bahan baku Rp 1.280.000 Biaya overhead pabrik sesungguhnya 40.000 Hutang usaha Rp 1.320.000 MASALAH PAJAK PERTAMBAHAN NILAI Bila barang yang dibeli adalah barang kena pajak dan perusahaan adalah Pengusaha kena pajak maka PPN tersebut dapat dikreditkan dengan PPN keluaran pada saat barang selesai dijual maka terpisah dari harga beli atau tidak menambah harga beli, tetapi bila bukan barang kena pajak maka PPN tersebut harus ditambahkan sebagai harga pokok pembelian. Contoh 3: Pajak Pertambahan nilai Jenis bahan Kuantitas Harga per Kg Bahan baku A 4.000 Kg Rp 200 Bahan baku B 2.000 Kg Rp 240 Jumlah PPN masukkan 10% Jumlah



Rp Rp Rp Rp Rp



Total 800.000 480.000 1.280.000 128.000 1.408.000



Jurnal pembelian ada PPN masukkan dapat dikreditkan Persediaan bahan baku Rp 1.280.000 PPN Masukkan Rp 128.000 Hutang usaha Rp 1.408.000 Jurnal pembelian ada PPN masukkan tidak dapat dikreditkan Persediaan bahan baku Rp 1.408.000 Hutang usaha Rp 1.408.000 15



AKUNTANSI PEMAKAIAN BAHAN Ada 2 sistem akuntansi pemakaian bahan yaitu Sistem persediaan periodik dan system persediaan perpetual Sistem periodik : untuk mengetahui nilai persediaan yang dipakai harus melakukan stock opname sisa persediaan, setelah diketahui Nilai persediaan akhir, maka nilai persediaan yang dipakai adalah Persediaan awal + pembelian (net) – Persediaan akhir Sistem perpetual : nilai Persediaan langsung diketahui karena setiap mutasi dicatat nilainya Metode Penilaian persediaan Ada beberapa metode yang dapat dipakai untuk penilaian persediaan yaitu a) Metode FIFO b) Metode LIFO c) Metode Average Contoh 4 : Pencatatan pemakaian bahan Persediaan bahan tanggal 1 Mei 2006 sebanyak 25 unit @ Rp 240,Selama bulan Mei 2006 mutasi bahan adalah sebagai berikut : Tanggal 5 Mei 2006 dibeli 100 unit @ Rp 250 = Rp 25.000 Tanggal 10 Mei 2006 dipakai 75 unit Phisik FIFO



Penentuan Nilai persediaan akhir = 50 x Rp 250 = Rp 12.500 Pemakaian bahan = Rp 6.000 + Rp 25.000 – Rp 12.500 = Rp 18.500 Perpetual FIFO Date Quantity



01-5 05-5



100



Purchase Price



250



Total



Quantity



COGM Price



Total



Quantity



25.000



10-5



25 50



240 250



6.000 12.500



Balance Price



Total



25 25 100



240 240 250



6.000 6.000 25.000



50



250



12.500



Untuk menentukan jenis biaya, harus ditentukan lebih dahulu bahan apa yang dipakai dan dipakai oleh departemen produksi atau non departemen produksi. PEMAKAIAN BAHAN DI DEPARTEMEN PRODUKSI Contoh 5 : Pemakaian bahan baku di departemen produksi dengan rincian sbb Jenis barang Kuantitas Harga per Kg Total Bahan baku A 4.000 Kg Rp 200 Rp 800.000 Bahan baku B 2.000 Kg Rp 240 Rp 480.000 Jurnal pemakaian bahan baku Barang Dalam Proses Persediaan bahan



Dipakai oleh Departemen Produksi Departemen produksi



Rp 1.280.000 Rp 1.280.000



PEMAKAIAN NON BAHAN DI DEPARTEMEN PRODUKSI Contoh 6 : 16



Pemakaian barang-barang sebagai berikut : Jenis barang Kuantitas Harga per Kg Total Dipakai oleh Bahan bakar 400 liter Rp 3.000 Rp 1.200.000 Departemen Produksi Supplies pabrik 1.000 unit Rp 2.000 Rp 2.000.000 Departemen produksi maka jurnalnya adalah : Biaya Overhead pabrik Sesungguhnya Persediaan bahan Persediaan supplies pabrik



Rp 3.200.000 Rp 1.200.000 Rp 2.000.000



PEMAKAIAN NON BAHAN DI DEPARTEMEN NON PRODUKSI Bila yang menggunakan bahan bukan departement produksi harus disebut departemen pemasaran atau selain pemasaran. Contoh 6 : Pemakaian barang-barang sebagai berikut : Jenis barang Kuantitas Harga per Kg Total Dipakai oleh Bahan bakar 100 liter Rp 3.000 Rp 300.000 Departemen Pemasaran Jurnal Pemakaian non bahan didepartemen pemasaran Biaya pemasaran Rp 300.000 Persediaan bahan bakar



Rp 300.000



BIAYA PENGELOLAAN BAHAN Setelah bahan dibeli, disimpan sebelum dipakai, kemudian dipakai untuk proses produksi hal ini akan menimbulkan biaya pengelolaan persediaan karena melibatkan bagian pembelian, bagian penerimaan, bagian gudang, bagian akuntansi. Biaya pengelolaan ini akan diperlakukan dan dicatat sbb : a) Menambah elemen harga perolehan b) Menambah biaya overhead pabrik sesungguhnya. c) Dimasukkan dalam tarip overhead pabrik yang ditentukan dimuka RANGKUMAN Barang yang dikomsumsi perusahaan akan menjadi bagian dari produk selesai atau tidak menjadi bagian produk selesai. Bahan yang menjadi bagian produk selesai ada yang dapat ditelusuri atau tidak dapat ditelusuri. Harga barang yang dibeli, akan meliputi biaya angkut, diskon, pajak. Sedangkan barang yang dipakai akan meliputi metode pencatatan dan metode penilaian persediaan. Pencatatan persediaan baik membeli maupun memakai akan tergantung pada metode pencatatan yaitu phisikal atau perpetual. SOAL LATIHAN : Soal 1 Suatu faktur untuk komponen A, B dan C diterima dari PT EBI. Total faktur adalah sbb : Komponen A Rp 8.600.000; Komponen B Rp 5.060.000 dan Komponen C Rp 3.840.000 pengiriman tersebut beratnya 1.400 Kg dan beban angkut Rp 280.000 berat masing-masing komponen adalah 630 kg, 490 kg, dan 280 kg. Diminta : a. Alokasi beban angkut pembelian berdasarkan biaya b. Alokasi beban angkut pembelian berdasarkan berat barang c. Jurnal pembelian bahan/komponen bila biaya angkut menambah harga perolehan 17



Soal 2 Pembelian bahan baku dengan syarat 2/10 n/30 sbb : Jenis bahan kuantitas Harga per unit Jumlah Bahan baku A 2.000 unit Rp 1.000 Rp 2.000.000 Bahan baku B 1.000 unit Rp 1.200 1.200.000 Diminta : a. Alokasi beban angkut pembelian sebesar Rp 300.000 berdasarkan berat barang b. Jurnal pembelian bahan bila biaya angkut menambah harga perolehan c. Jurnal pembayaran hutang dalam masa potongan dan potongan diperlukan sebagai pengurang biaya overhead pabrik d. Jurnal pembelian bila biaya angkut sebagai biaya overhead pabrik dan dikenakan PPN yang dapat dikreditkan. Soal 3 Rekap dan bon Pemakaian bahan oleh departemen produksi sbb : Bahan baku Rp 2.000.000 Bahan bakar Rp 1.200.000 Bahan penolong 800.000 Supplies pabrik 500.000 Diminta : Jurnal pemakaian bahan Soal 4 Pembelian supplies sebesar Rp 4.000.000 dan Pemakaian supplies oleh Departemen sbb Produks Rp2.000 iA .000 Pemasaran



600.0 00



Produks 1.000.00 Selain departemen 400.0 iB 0 produksi atau pemasaran 00 Diminta : Jurnal pembelian dan jurnal pemakaian Soal 5 Pembelian secara kredit supplies sebesar Rp 4.000.000 dikenakan PPN 10% dan Pemakaian supplies oleh masing-masing departemen sbb : Produksi A Rp2.000.000 Pemasaran Rp 600.000 Produksi B 1.000.000 Selain departemen produksi atau pemasaran 400.000 Diminta : Jurnal pembelian dan jurnal pemakaian



18



BAB 4 AKUNTANSI BIAYA TENAGA KERJA TUJUAN BELAJAR 4. Memahami klasifikasi biaya tenaga kerja 5. Memahami Akuntansi biaya tenaga kerja 6. Memahami Penentuan besarnya biaya tenaga kerja 7. Memahami Akuntansi potongan yang berkaitan dengan biaya Tenaga kerja PENDAHULUAN Dalam bab ini akan dibahas tentang biaya tenaga kerja yang harus dibebankan kepada produk dan pengumpulan biaya, serta pencatatan biaya tenaga kerja KLASIFIKASI BIAYA TENAGA KERJA JENIS TENAGA KERJA Jenis Tenaga kerja ditentukan oleh dinama dia bekerja atau sesuai dengan fungsi di mana karyawan bekerja sehingga sehingga ada beberapa jenis tenaga kerja sebagaimana diperlihatkan dalam bagan berikut ini : Bagan Tenaga kerja Perusahaan Manufaktur



JENIS BIAYA TENAGA KERJA Biaya tenaga kerja adalah semua balas jasa yang diberikan oleh perusahaan kepada semua karyawan. Biaya tenaga kerja dapat diistilahkan gaji atau upah : Gaji adalah pembayaran dalam jumlah tetap yang dilakukan secara periodik kepada para manajer dan karyawan administratif. Upah adalah pembayaran yang jumlahnya ditentukan berdasar tarif untuk setiap satuan waktu, seperti per jam dan hari kerja atau setiap satuan output, misalnya per unit produk. Sesuai fungsi di mana karyawan bekerja, Biaya tenaga kerja dapat digolongkan sebagai berikut : Biaya tenaga kerja langsung (Direct labor) adalah balas jasa yang diberikan kepada karyawan pabrik yang manfaat dapat diidentifikasikan atau diikuti jejaknya pada produk tertentu yang dihasilkan perusahaan. Biaya tenaga kerja tidak langsung (Indirect labor) adalah balas jasa yang diberikan kepada karyawan pabrik yang manfaat tidak dapat diidentifikasikan atau diikuti jejaknya pada produk tertentu yang dihasilkan perusahaan.



19



Biaya tenaga kerja pemasaran adalah balas jasa untuk tenaga kerja yang aktivitas berkaitan dengan pemasaran, yang dicatat sebagai biaya pemasaran sedangkan tenaga kerja yang tidak terkait pemasaran dan produksi termasuk dalam biaya administrasi umum Contoh 1 jenis biaya tenaga kerja Biaya tenaga kerja Bagian produksi     Bagian pemasaran     Bagian Administrasi & umum    



Contoh : Upah regular dan lembur karyawan pabrik Upah mandor Gaji manajer pabrik Gaji salesman Komisi bagian penjualan Gaji manajer pemasaran Gaji bagian akuntansi Gaji bagian personalia Gaji Manajer umum



AKUNTANSI BIAYA TENAGA KERJA Akuntansi biaya tenaga kerja pada umumnya perusahaan manufaktur meliputi tahap sbb : a. Pencatatan terjadinya gaji & upah Baik untuk Pembayaran gaji & upah maupun gaji & upah yang masih harus dibayar b. Distribusi gaji & upah sesuai fungsi pokok perusahaan Membagikan gaji & upah sesuai dengan fungsi-fungsi pokok perusahaan Jurnal terjadi biaya tenaga kerja baik yang sudah dibayar maupun belum dibayar Transaksi Rekening dipakai debit kredit Sumber Dibayar Gaji & upah Payroll xxx BKK Cash xxx Gaji & upah ymh dibayar Payroll xxx BM Accrued Payroll xxx Jurnal distribusi biaya tenaga kerja dan pembebanan terhadap produk di departemen produksi Rekening dipakai debit kredit Transaksi Sumber Work In Process xxx pembeban upah langsung BM Factory overhead Control xxx pembeban upah tak langsung Daftar biaya OHP Payroll xxx Jurnal distribusi biaya tenaga kerja untuk departemen non produksi yaitu departemen pemasaran dan selain departemen pemasaran sbb : Transaksi Rekening dipakai debit kredit Sumber Distribusi gaji marketing Marketing Expenses xxx BM Payroll xxx Distribusi gaji administrasi Administration Expense xxx BM Payroll xxx PENENTUAN BESARNYA BIAYA TENAGA KERJA Upah merupakan jumlah seluruh pembayaran kepada tenaga kerja produksi, antara lain meliputi upah reguler, upah lembur, upah insentif/bonus dan tunjangan-tunjangan. Disamping itu, pembayaran konpensasi kepada tenaga kerja tertentu dipotong dengan pajak penghasilan, premi asuransi dan iuran JAMSOSTEK. 20



Upah Reguler Upah reguler yang biasa diterima tenaga kerja dihitung berdasarkan waktu kerja atau unit produksi dikalikan dengan tarif upah yang ditentukan. Waktu kerja umumnya ditentukan dalam jam kerja atau hari kerja. Tambahan upah Selain menerima upah reguler setiap karyawan akan menerima tambahan yang berbeda-beda seperti halnya upah reguler, tambahan upah meliputi : a) Premi lembur b) Premi ship malam c) Bonus Premi Lembur Upah lembur diberikan kepada tenaga kerja yang bekerja di luar jam kerja yang telah ditetapkan (Di Indonesia ditetapkan oleh Depatemen tenaga kerja adalah 40 Jam seminggu). Alasan kerja lembur tersebut umumnya adalah untuk mengejar target penyelesaian suatu pekerjaan. Tarif lembur ditetapkan lebih besar dari tarif jam kerja biasa. Upah lembur terdiri dari dua unsur yaitu : (1) Upah reguler dan (2) premi lembur Perlakuan premi lembur tergantung pada penyebab terjadinya lembur, yaitu : a) Karena kesulitan pengerjaan pesanan, maka ditambahkan ke harga pokok pesanan ybs b) Karena normal terjadi, maka menambah biaya overhead pabrik sesungguhnya c) Karena Abnormal terjadi, maka dilaporkan dalam laporan Laba/rugi CONTOH 2 upah lembur Data berikut ini terkait dengan upah dari karyawan pabrik PT TELAGA untuk minggu yang berakhir tanggal 7 Desember 2006 Karyawan Jam kerja Tarif per jam Adi 50 Rp 2.800,00 Beny 42 Rp 2.200,00 Dodi 46 Rp 1.800,00 Endi 40 Rp 1.500,00 Semua karyawan pabrik adalah langsung kecuali Endi adalah karyawan tidak langsung Setiap karyawan yang bekerja lebih dari 40 jam seminggu dibayar lembur 1,5 kali tarif reguler. Tidak ada potongan upah termasuk pajak karyawan, lembur terjadi karena sulitnya pengerjaan Diminta : 1. Susunlah daftar upah untuk minggu yang berakhir tanggal 7 Desember 2006 2. Buatlah ayat jurnal untuk mencatat a) Pembayaran upah b) Distribusi upah Jawaban contoh 2 DAFTAR UPAH Nama Jam Karyawan Kerja Adi 50 Beny 42 Dodi 46 Endi 40



Tarif per jam Rp 2.800,00 Rp 2.200,00 Rp 1.800,00 Rp 1.500,00



Upah Reguler Rp 140.000,00 Rp 92.400,00 Rp 82.800,00 Rp 60.000,00



Lembur Rp 14.000,00 Rp 2.200,00 Rp 5.400,00 0,00



Total Rp 154.000,00 Rp 94.600,00 Rp 88.200,00 Rp 60.000,00 Rp 396.800,00



21



JURNAL PEMBAYARAN UPAH Payroll Rp 396.800,00 Cash



Rp 396.800,00



JURNAL DISTRIBUSI UPAH Work in process Factory Overhead Payroll



Rp 396.800,00



Rp 336.800,00 Rp 60.000,00



Premi ship malam Premi ship malam diberikan bila karyawan tugas reguler dimalam hari tetapi belum termasuk premi lembur CONTOH 3 Premi ship malam PT DAHLIA menetapkan upah ketiga orang karyawan pabriknya berdasarkan tarif sbb : Nama Karyawan Ali Bahar Cony Tarif reguler per jam kerja Rp 1.500 Rp 1.650 Rp 1.750 Premi upah lembur bila lebih dari 40 jam perminggu adalah a) 1 s/d 6 jam =50% dan b) lebih dari 6 jam = 200% sedangkan premi shift malam hari 10% Rincian Jumlah jam kerja masing-masing karyawan Nama karyawan Reguler Lembur Jumlah Siang Malam Ali 40 3 43 25 18 Bahar 40 12 52 40 12 Cony 40 6 46 28 18 Diminta : Hitunglah jumlah upah kotor yang diterima setiap karyawan tersebut. Jawaban contoh 3 Nama Karyawan Gaji Pokok Upah lembur Tarif 1 = 50% Tarif 2 = 200% Premi shift Jumlah upah kotor Payroll Cash



Ali Rp 64.500  



Bahar Rp 85.800  



2.250   2.700 69.450



  4.950 19.800   1.980 112.530



Cony Rp 80.500 5.250 3.150 88.900



Rp 270.880 Rp 270.880



POTONGAN UPAH YANG BERKAITAN DENGAN PEKERJA Disamping potongan upah yang wajib, berbagai macam potongan lain dapat dipotong dari upah yang diterima dari pekerja dengan ijin pekerja yang bersangkutan. - Cicilan hutang karyawan, bila karyawan mempunyai hutang kepada perusahaan - Asuransi karyawan, biasa untuk iuran Jamsostek - Pajak Penghasilan Karyawan, bila pajak ditanggung oleh karyawan - Iuran koperasi, bila karyawan sebagai anggota koperasi Upah bersih = Upah kotor dikurangi potongan-potongan CONTOH 4 potongan upah 22



Data berikut ini terkait dengan upah dari karyawan pabrik PT GARUDA untuk minggu yang berakhir tanggal 7 Desember 2006 Karyawan Jam kerja Tarif per jam Upah mingguan A 50 Rp 2.800   B 42 2.200   C Rp 215.000 D 46 1.800   E 40 1.500   F 45 2.200   G 40 1.800   H 110.000 I 30 1.200   Semua karyawan pabrik adalah langsung kecuali E dan G karyawan tidak langsung sedangkan C dan H adalah karyawan bagian penjualan. Setiap karyawan yang bekerja lebih dari 40 jam seminggu dibayar lembur 1,5 kali tarif reguler. Ada potongan upah terdiri dari pajak karyawan 5% dari total upah dan Iuran Jamsostek Rp 500 perminggu. Diminta : 1. Susunlah daftar upah untuk minggu yang berakhir tanggal 7 Desember 2006 2. Buatlah ayat jurnal untuk mencatat : a) Hutang gaji dan potongan-potongan b) Pembayaran upah dan c) Distribusi upah Jawaban contoh 4 DAFTAR UPAH DAN POTONGANNYA Jam Karyawan kerja



A B C D E F G H I



50 42   46 40 45 40   30



Tarif per jam



2.800 2.200   1.800 1.500 2.200 1.800   1.200



Upah Upah mingguan Reguler



   



140.000 92.400 215.000 0   82.800   60.000   99.000   72.000 110.000 0   36.000



Upah Lembur Kotor



14.000 2.200 0 5.400 0 5.500 0 0 0  



JURNAL DAFTAR UPAH DAN POTONGANNYA Payroll Rp 934.300,00 Employee income tax payable Jamsostek liability Payroll Payable



JURNAL DISTRIBUSI UPAH Work in process Factory Overhead



Pajak



Jamsostek Upah bersih



154.000 7.700 94.600 4.730 215.000 10.750 88.200 4.410 60.000 3.000 104.500 5.225 72.000 3.600 110.000 5.500 36.000 1.800 934.300 46.715



500 500 500 500 500 500 500 500 500 4.500



145.800 89.370 203.750 83.290 56.500 98.775 67.900 104.000 33.700 883.085



Rp 46.715,00 Rp 4.500,00 Rp 883.085,00



Rp 477.300,00 Rp 132.000,00 23



Selling Expenses Payroll



Rp 325.000,00 Rp 934.300,00



JURNAL PEMBAYARAN UPAH KEPADA KARYAWAN Payroll payable Rp 883.085,00 Cash Rp 883.085,00 Bonus Pembayaran bonus dapat berupah suatu jumlah tetap bagi setiap karyawan, suatu persentase dari laba, bagian tertentu dari upah bulanan, atau perhitungan lain. Bonus merupakan biaya produksi, Beban pemasaran, beban administrasi. Contoh 4: Bonus Bila penghasilan mingguan rata-rata dari seorang pekerja langsung adalah Rp 25.000 dan perusahaan ingin memberi bonus sebesar gaji dua minggu pada akhir tahun. Diminta buatlah ayat jurnal mingguan, bila membagi biaya bonus tersebut pada produksi sepanjang tahun melalui tarif FOH yang ditentukan dimuka. Jawab : Besarnya Bonus adalah 2 x Rp 25.000 = Rp 50.000 Dengan asumsi waktu cuti 2 minggu maka biaya bonus per minggu adalah Rp 50.00 : 50 minggu = Rp 1.000 Ayat jurnalnya Work in Process Rp 25.000 FOH Control Rp 1.000 Payroll Rp 25.000 Liability bonus Rp 1.000



RANGKUMAN Tenaga kerja meliputi bagian produksi yang terdiri dari tenaga kerja langsung dan tidak langsung dan Non produksi. Biaya tenaga kerja dapat diklasifikasi sesuai fungsi karyawan tersebut diperusahaan bila : Upah langsung dicatat sebagai Work in proses Upah tidak langsung dicatat sebagai Biaya overhead pabrik Gaji bagian pemasaran dicatat sebagai biaya pemasaran Gaji selain bagian produksi atau pemasaran dicatat sebagai biaya administrasi Upah bersih adalah upah kotor setelah potongan-potongan serta upah lembur, bonus dan lainlain.



SOAL LATIHAN 24



SOAL 1 Nama Karyawan Tarif reguler per jam kerja Upah lembur (diatas 40 Jam/minggu) 1 s/d 6 Jam Lebih dari 6 Jam Premi shift malam hari



Deru Hari Jaka Rp 5.000 Rp 6.000 Rp 7.000  



  50% 200% 10%



  50% 200% 10%



50% 200% 10%



Nama karyawan Reguler Lembur Jumlah Siang Malam Deru 40 5 45 25 20 Hari 40 12 52 40 12 Jaka 40 8 48 28 20 Diminta : tentukan upah kotor berdasarkan format tersedia dan jurnal yang diperlukan SOAL 2 Data berikut ini terkait dengan upah dari karyawan pabrik PT GARUDA untuk minggu yang berakhir tanggal 7 Desember 2006 Karyawan Jam kerja Tarif per jam Upah mingguan Jali Rp 3.000 50 Kurnia 44 2.500 Landu Rp 250.000 Mamat 47 2.000 Nury 40 1.750 Oman 45 2.600 Pepen 40 2.000 Quini Rp 150.000 Rasdi 36 1.500 Semua karyawan pabrik adalah langsung kecuali Nury dan Pepen karyawan tidak langsung sedangkan Landu dan Quini adalah karyawan bagian penjualan. Setiap karyawan yang bekerja lebih dari 40 jam seminggu dibayar lembur 1,5 kali tarif reguler. Ada potongan upah terdiri dari pajak karyawan 5% dari total upah dan Iuran Jamsostek Rp 1.000 perminggu. 1. Susunlah daftar upah untuk minggu yang berakhir tanggal 7 Desember 2006 2. Buatlah ayat jurnal untuk mencatat : a) Pembayaran upah b) Distribusi upah Soal 3 Pembayaran gaji & upah sebesar Rp 87.000.000 setelah dipotong PPh pasal 21 Rp 1.500.000 Distribusi Gaji dan upah bulan Januari 2004 sbb : Upah langsung Rp 38.500.000 Upah tidak langsung pabrik 18.000.000 Gaji Bagian Penjualan 20.000.000 Gaji Bagian Administrasi dan umum 12.000.000 Jumlah gaji & upah kotor Rp 88.500.000 PPh Pasal 21 ditanggung karyawan Rp 1.500.000 Gaji & Upah bersih yang dibayarkan Rp 87.000.000 Diminta : Jurnal pembayaran dan distribusi Gaji dan upah Soal 4 a. Gaji & Upah setelah dipotong PPh pasal 21 sebesar 5% adalah Rp 72.200.000 jumlah tersebut adalah terhutang yang dibayar bulan Maret 2005. 25



b. Gaji dan upah tersebut pada butir a untuk sbb : Upah langsung 55% Upah tidak langsung 20% Bagian pemasaran 15% Bagian Administrasi 10% Diminta : Jurnal pembayaran dan distribusi Gaji dan upah Soal 5 Jam kerja langsung besarnya 10.000 jam yang dibagikan untuk masing-masing pesanan sbb : Pesanan No. Prosentase 202 20% 204 50% 206 30% Tarip upah per jam Rp 500. Selain upah langsung diatas timbul premi lembur Rp 200.000 untuk mengerjakan pesanan nomor 202. Diminta : Jurnal pembebanan upah langsung kepada produk Soal 6 PT VANILA memperkerjakan 150 orang, yang bekerja 8 jam sehari, 5 hari seminggu. Kapasitas normal ini didasarkan pada asumsi bahwa setiap karyawan diharapkan bekerja selama 47 minggu kerja. Diminta : a. Jumlah jam kerja langsung yang dipakai untuk menetapkan tarif overhead pabrik berdasarkan kapasitas normal. b. Jumlah jam kerja langsung apabila manajemen dan karyawan sepakat untuk bekerja 10 jam sehari, 4 hari seminggu.



26



27