Analisa Prosedur Relaksasi Napas Dalam [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ELLY NOVITASARI J230215085 ANALISA PROSEDUR



Nama Prosedur



: Relaksasi Napas Dalam



Tujuan Prosedur



: Menurut Smeltzer (2016), tujuan prosedur relaksasi napas dalam



adalah: 1. Membantu pasien menjadi rileks dan memperbaiki berbagai aspek kesehatan fisik. Periode relaksasi napas dalam yang teratur dapat membantu untuk melawan keletihan dan ketegangan otot yang terjadi dengan nyeri dan yang meningkatkan nyeri. 2. Untuk memberikan rasa nyaman dan rileks pada pasien. 3. Menurunkan ansietas atau kecemasan. Alat dan Bahan



: 1. Bantal 2. Arloji



Indikasi



: Menurut Utami (2019), indikasi relaksasi napas dalam adalah: 1. Pasien yang mengalami nyeri yaitu nyeri akut pada tingkat ringan sampai tingkat sedang. 2. Pasien yang mengalami gangguan pernapasan tanpa keadaan darurat. 3. Pasien yang mengalami ansietas maupun stress.



Kontra Indikasi



: Menurut Robert (2016), kontra indikasi relaksasi napas dalam adalah: 1. Pasien tidak sadar. 2. Pasien yang mengalami apnea. 3. Pasien sesak napas berat dengan keadaan darurat.



Prosedur dan Rasional



:



Menurut Potter et al., (2013), prosedur tindakan relaksasi napas dalam adalah sebagai berikut: 1. Identifikasi pasien dan riwayat kesehatan pasien. Rasional: memvalidasi kondisi atau keadaan pasien. 2. Menyiapkan alat dan bahan. Rasional: memudahkan dalam melakukan tindakan keperawatan. 3. Universal pre caution: mencuci tangan 6 langkah benar, memakai handscoon dan masker. Rasional: menerapkan upaya dalam pencegahan dan pengendalian infeksi. 4. Melakukan interaksi terapeutik (salam, memperkenalkan diri, tujuan dan prosedur). Rasional: membina hubungan saling percaya dengan pasien dan keluarga. 5. Validasi pasien dengan menanyakan nama lengkap, tanggal lahir dan cek pada gelang identitas. Rasional: mencegah terjadinya kesalahan identitas pada setiap pasien. 6. Mempersiapkan lingkungan: suhu nyaman, mengontrol pencahayaan, menutup pintu dan korden. Rasional: menciptakan rasa nyaman pada pasien, mengalihkan perhatian dan menjaga privasi pasien. 7. Menanyakan kesiapan pasien sebelum tindakan Rasional: memastikan kesediaan pasien sebelum tindakan keperawatan. 8. Mengidentifikasi indikasi: pasien secara verbal dan visual terlihat nyeri. Rasional: melakukan relaksasi napas dalam sesuai dengan keadaan maupun kondisi pasien. 9.



Mengkaji nyeri pasien dengan menggunakan metode pqrst. Rasional: mengetahui penyebab, kualitas, daerah, skala, dan waktu terjadinya nyeri.



10. Relaksasi napas dalam: a. Meminta pasien untuk setengah duduk (semi fowler) atau duduk (fowler) dengan nyaman dan kaki tidak disilang atau posisi supine dengan bantal kecil dibawah kepala. Rasional: menciptakan rasa nyaman pada pasien. b. Tempatkan satu tangan pasien didada dan tangan lain di abdomen (letakkan bantal diatas abdomen, jika perlu). Rasional: memposisikan pasien dengan nyaman. c. Melatih pasien untuk menghirup napas dalam melalui hidung dengan hitungan 1, 2, 3, kemudian tahan sekitar 5-10 detik, biarkan abdomen naik dan tangan bergerak keluar (Robert, 2016).



Rasional: memulai prosedur relaksasi napas dalam. d. Minta pasien menghembuskan napas perlahan melalui bibir dikerutkan perlahan sembari merasakan ekstremitas atas dan bawah rileks. Anjurkan untuk mengulangi prosedur hingga nyeri terasa berkurang. Ulangi sampai 15 kali dengan istirahat singkat setiap 5 kali. Rasional: napas dalam membantu menurunkan hormon adrenalin, sehingga nyeri dapat berkurang.. 11. Mengobservasi respirasi pasien, posisi tubuh, ekspresi wajah, tonus suara, mood, ketidaknyamanan verbal non verbal. Rasional: mengetahui keadaan umum dan respon dari pasien setelah melakukan relaksasi napas dalam. 12. Mengkaji ulang skala nyeri pasien menggunakan skala numerik 0-10 untuk dewasa dan wong baker faces untuk anak setelah melakukan relaksasi napas dalam. Rasional: mengetahui skala nyeri yang dirasakan pasien setelah melakukan relaksasi napas dalam. 13. Meminta pasien mendemontrasikan teknik relaksasi napas dalam. Rasional: mengevaluasi kemampuan dan pemahaman pasien mengenai relaksasi napas dalam. 14. Berpamitan dengan pasien, kontrak selanjutnya. Rasional: menginformasikan rencana tindakan lanjutan untuk pasien. 15. Melepas handscoon, masker dan mencuci tangan 6 langkah benar. Rasional: menerapkan upaya dalam pencegahan dan pengendalian infeksi. 16. Mendokumentasikan informasi dengan format SOAP: waktu, tanggal, respon pasien, skala nyeri serta mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan Rasional: merencanakan tindakan selanjutnya dan mengevaluasi keadaan pasien setelah melakukan relaksasi napas dalam. Referensi : Aini, L., & Reskita, R. (2018). Pengaruh Teknik Relaksasi Napas Dalam Terhadap Penurunan Nyeri Pada Pasien Fraktur. Jurnal Kesehatan, 9(2), 262–266. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.26630/jk.v9i2.905 Potter, P. A., Perry, A. G., Stockert, P., Hall, A., dan Paterson, V. (2013). Clinical Companion Fundamentals Of Nursing: Just The Facts, 8th Edition. Elsevier. Robert, P. (2016). Konsep Perawatan Nyeri (1 ed., Vol. 4). Yogyakarta: Nuha Medika.



Smeltzer, S. C. (2016). Keperawatan Medikal-Bedah Brunner & Suddarth Edisi 12. Jakarta: EGC. Utami, S. (2019). Efektifitas Relaksasi Napas Dalam Dan Distraksi Dengan Latihan 5 Jari Terhadap Nyeri Post Operasi. Jurnal Keperawatan, 4(1), 61–73.



Pembimbing Akademik



………………………



Preseptor/CI



……...………………………