Askeb Kasus Kejang [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LANDASAN TEORI KEJANG A.      Definisi Kejang pada bayi baru lahir ialah kejang yang timbul masa neonatus atau dalam 28 hari sesudah lahir (Buku Kesehatan Anak). Menurut Brown (1974) kejang adalah suatu aritma serebral. Kejang adalah perubahan secara tiba-tiba fungsi neurology baik fungsi motorik maupun fungsi otonomik karena kelebihan pancaran listrik pada otak (Buku Pelayanan Obstetric Neonatal Emergensi Dasar). Kejang bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan gejala dari gangguan saraf pusat, lokal atau sistemik. Kejang ini merupakan gejala gangguan syaraf dan tanda penting akan adanya penyakit lain sebagai penyebab kejang tersebut, yang dapat mengakibatkan gejala sisa yang menetap di kemudian hari. Bila penyebab tersebut diketahui harus segera di obati. Hal yang paling penting dari   kejang pada bayi baru lahir adalah mengenal kejangnya, mendiagnosis penyakit penyebabnya dan memberikan pertolongan terarah, bukan hanya mencoba menanggulangi kejang tersebut dengan obat antikonvulsan. Manifestasi kejang pada bayi baru lahir dapat berupa tremor, hiperaktif, kejang-kejang, tiba-tiba menangis melengking. Tonus otot hilang disertai atau tidak dengan kehilangan kesadaran, gerakan yang tidak menentu (involuntary movements) nistagmus atau mata mengedip-edip proksismal, gerakan seperti mengunyah dan menelan. Oleh karena itu Manifestasi klinik yang berbeda-beda dan bervariasi, sering kali kejang pada bayi baru lahir tidak di kenali oleh yang belum berpengalaman. Dalam prinsip, setiap gerakan yang tidak biasa pada bayi baru lahir apabila berangsur berulang-ulang dan periodik, harus dipikirkan kemungkinan Manifestasi kejang. B.      Patogenesis Kejang pada neonatus seringkali tidak dikenali kerena bentuknya yang berbeda dengan kejang orang dewasa dan anak-anak. Penyelidikan sinemotografi dan EEG menunjukkan bahwa kelainan pada EGG sesuai dengan twitching dari muka, kedipan muka, menguap, kaku tiba-tiba dan sebagainya. Oleh karena itu, kejang pada bayi baru lahir tidak spesifikasi dan lebih banyak digunakan istilah “fit” atau “seizure”. Manifestasi yang berbeda-beda ini disebabkan morfologi dan organisasi dari korteks serebri yang belum terbentuk sempurna pada neonatus (Froeman, 1975). Demikian pula pembentukan dendrit, synopsis dan mielinasasi. Susunan syarat pusat pada neonatus terutama berfungsi pada medulla spinalis dan batang orak. Kelainan lokal pada neuron tidak disalurkan kepada jaringan berikutnya sehingga kejang umum jarang terjadi. Batang otak berhubungan dengan gerakan-gerakan seperti menghisap, gerakan bola mata, pernafasan dan sebagainya, sedangkan fleksi umum atau kekakuan secara fokal atau umum adalah gejala medula spinalis.



C.      Pembagian Kejang Volve (1977)membagi kejang pada bayi baru lahir sebagai berikut : 1.       Bentuk kejang yang hampir tidak terlihat (Subtle) yang sering tidak di insafi sebagai kejang. Terbanyak di dapat pada neonatus berupa : a.       Deviasi horizontal bola mata b.      Getaran dari kelopak mata (berkedip-kedip) c.       Gerakan pipi dan mulut seperti menghisap, mengunyah, mengecap, dan menguap d.      Opnu berulang e.      Gerakan tonik tungkai 2.       Kejang klonik multifokal (miogratory) Gerakan klonik berpindah-pindah dari satu anggota gerak ke yang lain secara tidak teratur, kadangkadang kejang yang satu dengan yang lain dapat menyerupai kejang umum. 3.       Kejang tonik Ekstensi kedua tungkai, kadang-kadang dengan flexi kedua lengan menyerupai dekortikasi 4.       Kejang miokolik Berupa gerakan flexi seketika seluruh tubuh, jarang terlihat pada neonatus 5.       Kejang umum Kejang seluruh badan, sianosis, kesadaran menurun 6.       Kejang fokal Gerakan ritmik 2-3 x/detik. Sentakan yang dimulai dari salah satu kaki, tangan atau muka (gerakan mata yang berputar-putar, menguap, mata berkedip-kedip, nistagmus, tangis dengan nada tinggi). D.      Diagnosis 1.       Anamnesa a.       Anemnesa lengkap mengenai keadaan ibu pada saat hamil b.      Obat yang di minum oleh ibu saat hamil c.       Obat yang diberikan dan yang diperlukan sewaktu persalinan d.      Apakah ada anak dan keluarga yang sebelumnya menderita kejang dan lain-lain. e.      Riwayat persalinan: bayi lahir prematus, lahir dengan tindakan, penolong persalinan, asfiksia neontorum f.        Riwayat immunisasi tetanus ibu, penolong persalinan bukan tenaga kesehatan g.       Riwayat perawatan tali pusat dengan obat tradisional h.      Riwayat kejang, penurunan kesadaran, ada gerakan abnormal pada mata, mulut, lidah, ekstremitas i.         Riwayat spasme atau kekakukan pada ekstremitas, otot mulut dan perut j.        Kejang dipicu oleh kebisingan atau prosedur atau tindakan pengobatan k.       Riwayat bayi malas minum sesudah dapat minum normal l.         Adanya faktor resiko infeksi m.    Riwayat ibu mendapatkan obat, misal: heroin, metadon, propoxypen, alkohol n.      Riwayat perubahan warna kulit (kuning)



o.      Saat timbulnya dan lama terjadinya kejang 2.       Pemeriksaan fisik a.       Kejang 1)      Gerakan normal pada wajah, mata, mulut, lidah dan ekstremitas 2)      Ekstensi atau fleksi tonik ekstremitas, gerakan seperti mengayuh sepeda, mata berkedip berputar, juling 3)      Tangisan melengking dengan nada tinggi, sukar berhenti 4)      Perubahan status kesadaran, apnea, ikterus, ubun-ubun besar menonjol, suhu tidak normal b.      Spasme 1)      Bayi tetap sadar, menangis kesakitan 2)      Trismus, kekakuan otot mulut pada ekstremitas, perut, kontraksi otot, tidak terkendali dipicu oleh kebisingan, cahaya atau prosedur diagnostik 3)      Infeksi tali pusat 3.       Pemeriksaan laboratorium Gula darah, kalsium, fospor, magnesium, natrium, bilirubin, fungsi lumbal, darah tepi, dan kalau mungkin biakan darah dan cairan serebrospinal foto kepala dan EEG, pemeriksaan sedapat mungkin terarah.



E.       Prognosis Tergantung dari cepat lambatnya timbul kejang (makin dini timbulnya kejang, makin tinggi angka kematian dan gejala usia) beratnya penyakit, fasilitas laboratorium, cepat lambatnya mendapat pengobatan yang adekuat dan baik tidaknya perawatan. F.       Etiologi 1.       Metabolik a.       Hipoglikemia Bila kadar darah gula kurang dari 30 mg% pada neonatus cukup bulan dan kurang dari 20 mg% pada bayi dengan berat badan lahir rendah. Hipoglikemia dapat dengan/tanpa gejala. Gejala dapat berupa serangan apnea, kejang sianosis, minum lemah, biasanya terdapat pada bayi berat badan lahir rendah, bayi kembar yang kecil, bayi dari ibu penderita diabetes melitus, asfiksia. b.      Hipokalsemia Yaitu: keadaan kadar kalsium pada plasma kurang dari 8 mg/100 ml atau kurang dari 8 mg/100 ml atau kurang dari 4 MEq/L Gejala: tangis dengan nada tinggi, tonus berkurang, kejang dan diantara dua serangan bayi dalam keadaan baik. c.       Hipomagnesemia Yaitu kadar magnesium dalam darah kurang dari 1,2 mEg/l. biasanya terdapat bersama-sama dengan hipokalsemia, hipoglikemia dan lain-lain.



Gejala kejang yang tidak dapat di atasi atau hipokalsemia yang tidak dapat sembuh dengan pengobatan yang adekuat. d.      Hiponatremia dan hipernatremia Hiponatremia adalah kadar Na dalam serum kurang dari 130 mEg/l. gejalanya adalah kejang, tremor. Hipertremia, kadar Na dalam darah lebih dari 145 mEg/l. Kejang yang biasanya disebabkan oleh karena trombosis vena atau adanya petekis dalam otak. e.      Defisiensi pirodiksin dan dependensi piridoksisn Merupakan akibat kekurangan vitamin B6. gejalanya adalah kejang yang hebat dan tidak hilang dengan pemberian obat anti kejang, kalsium, glukosa, dan lain-lain. Pengobatan dengan memberikan 50 mg pirodiksin f.        Asfiksia Suatu keadaan bayi tidak bernafas secara spontan dan teratur segera setelah lahir etiologi karena adanya gangguan pertukaran gas dan transfer O 2 dari ibu ke janin. 2.       Perdarahan intrakranial Dapat disebabkan oleh trauma lahir seperti asfiksia atau hipoksia, defisiensi vitamin K, trombositopenia. Perdarahan dapat terjadi sub dural, dub aroknoid, intraventrikulus dan intraserebral. Biasanya disertai hipoglikemia, hipokalsemia. Diagnosis yang tepat sukar ditetapkan, fungsi lumbal dan offalmoskopi mungkin dapat membantu diagnosis. Terapi : pemberian obat anti kejang dan perbaikan gangguan metabolism bila ada. 3.       Infeksi Infeksi dapat menyebabkan kejang, seperti : tetanus dan meningitis 4.       Genetik/kelainan bawaan 5.       Penyebab lain a.       Polisikemia Biasanya terdapat pada bayi berat lahir rendah, infufisiensi placenta, transfuse dari bayi kembar yang satunya ke bayi kembar yang lain dengan kadar hemoktrokit di atas 65% b.      Kejang idiopatik Tidak memerlukan pengobatan yang spesifik, bila tidak diketahui penyebabnya berikan oksigen untuk sianosisnya c.       Toksin estrogen Misalnya : hexachlorophene G.     Penanganan (Buku Acuan Nasional Maternatal dan Neonatal) 1.       Prinsip dasar tindakan mengatasi kejang pada bayi baru lahir sebagai berikut : a.       Mengatasi kejang dengan memberikan obat anti kejang-kejang  (Misal : diazepam, fenobarbital, fenotin/dilantin) b.      Menjaga jalan nafas tetap bebas dengan resusitasi c.       Mencari faktor penyebab kejang



d.      Mengobati penyebab kejang (mengobati hipoglikemia, hipokalsemia dan lain-lain) 2.       Obat anti kejang (Buku Acuan Nasional Maternatal dan Neonatal, 2002) a.       Diazepam Dosis 0,1-0,3 mg/kg BB IV disuntikan perlahan-lahan sampai kejang hilang atau berhenti. Dapat diulangi pada kejang beruang, tetapi tidak dianjurkan untuk digunakan pada dosis pemeliharaan b.      Fenobarbital Dosis 5-10 mg/kg BB IV disuntikkan perlahan-lahan, jika kejang berlanjut lagi dalam 5-10 menit. Fenitoin diberikan apabila kejang tidak dapat di berikan 4-7 mg/kg BB IV pada hari pertama di lanjutkan dengan dosis pemeliharaan 4-7 mg/kg BB atau oral dalam 2 dosis. 3.       Penanganan kejang pada bayi baru lahir (Buku Acuan Nasional Maternal dan Neonatal, 2002) a.       Bayi diletakkan dalam tempat yang hangat pastikan bahwa bayi tidak kedinginan. Suhu dipertahankan 36,5oC - 37oC b.      Jalan nafas bayi dibersihkan dengan tindakan penghisap lendir di seputar mulut, hidung sampai nasofaring c.       Bila bayi apnea dilakukan pertolongan agar bayi bernafas lagi dengan alat bantu balon dan sungkup, diberikan oksigen dengan kecepatan 2 liter/menit d.      Dilakukan pemasangan infus intravena di pembuluh darah perifer di tangan, kaki, atau kepala. Bila bayi diduga dilahirkan oleh ibu berpenyakit diabetes miletus dilakukan pemasangan infus melalui vena umbilikostis e.      Bila infus sudah terpasang di beri obat anti kejang diazepam 0,5 mg/kg supositoria IM setiap 2 menit sampai kejang teratasi, kemudian di tambah luminal (fenobarbital 30 mg IM/IV) f.        Nilai kondisi bayi selama 15 menit. Perhatikan kelainan fisik yang ada g.       Bila kejang sudah teratasi, diberi cairan dextrose 10% dengan kecepatan 60 ml/kg BB/hari h.      Dilakukan anamnesis  mengenai keadaan bayi untuk mencari faktor penyebab kejang 1)      Apakah kemungkinan bayi dilahirkan oleh ibu yang berpenyakit DM 2)      Apakah kemungkinan bayi prematur 3)      Apakah kemungkinan bayi mengalami asfiksia 4)      Apakah kemungkinan ibu bayi mengidap/menggunakan narkotika i.         Bila sudah teratasi di ambil bahan untuk pemeriksaan laboratorium untuk mencari faktor penyebab kejang, misalnya : 1)      Darah tepi 2)      Elektrolit darah 3)      Gula darah 4)      Kimia darah (kalsium, magnesium) j.        Bila kecurigaan kearah pepsis dilakukan pemeriksaan fungsi lumbal k.       Obat diberikan sesuai dengan hasil penelitian ulang l.         Apabila kejang masih berulang, diazepam dapat diberikan lagi sampai 2 kali.



ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR TERHADAP BAYI Ny. M DENGAN KEJANG



I.                    PENGUMPULAN DATA DASAR Anamnesa, tanggal 9 April 2019 A.      Identitas Nama Bayi             : By. Ny. M Jenis Kelamin       : Perempuan Anak ke                 : I (pertama)



Nama Ibu               : Ny. M                      



Nama Suami        : Tn. A



Umur                       : 23 Tahun                  Umur                    : 26 Tahun Agama                    : Islam                      



 Agama                  : Islam  



Suku                        : Jawa                        



Suku                       : Jawa



Pendidikan             : SMA                           Pendidikan          : SMA Pekerjaan               : IRT                               Pekerjaan             : Wiraswasta Alamat                    : Jl. Teratai                  Alamat                 : Jl. Teratai



B.      Keluhan Utama Bayi Ny.M lahir spontan pervaginam, dengan keluhan kejang, bayi tampak kejang, mata berputar-putar, sianosis, ektremitas kaku, tremor, bayi mengalami asfiksia ringan, sulit bernafas, suhu tubuh 36 oC, apgar score 5/8. BB : 2800 gr, PB : 50 cm, denyut jantung : 98 x/menit



C.      Riwayat Persalinan 1.       Persalinan ditolong oleh          : Bidan 2.       Jenis persalinan                          : Spontan pervaginam 3.       Tempat persalinan                     : RB Kasih Ibu 4.       Lama persalinan : a.  Kala I                                        : 10 jam     30 menit b.  Kala II                                       :                   30 menit c.  Kala III                                      :                  30 menit d.  Kala IV                                      : 2 jam 5.       Masalah yang terjadi selama persalinan : tidak ada 6.       Keadaan air ketuban                 : jernih 7.       Keadaan umum bayi                 : kelahiran tunggal, usia kehamilan saat melahirkan + 40 minggu D.      Pemeriksaan Fisik 1.       Nilai apgar N



Asfek Yang



o



Dinilai



Waktu 0



1



21



1



5



Frekuensi 1.



denyut jantung



Tidak ada



Kurang dari 100



Lebih dari 100



1



2



2.



Usaha bernafas



Tidak ada



Lambat teratur



Menangis kuat



1



1



Ekstremitas flexi 3.



Tonus otot



Lumpuh



sedikit



Gerakan aktif



1



1



Tidak ada



Gerakan sedikit



Menangis



1



2



1



2



5



8



Reaksi terhadap 4.



rangsangan



Tubuh 5.



Warna kulit



Biru/pucat



kemerahan



Seluruh tubuh



ekstremitas biru



kemerahan



Jumlah



2.



3.



Atropometri a.



Berat badan



: 2800 gr



b.



Panjang badan



: 49 cm



c.



Lingkar kepala



: 35 cm



d.



Lingkar dada



: 30



e.



Lila



: 9,5 cm



Reflek a.



Moro



b.



Tonic neak



: tidak ada



c.



Palmargrap



: tidak ada



4.



Menangis



5.



Tanda vital-vital



6.



: tidak ada



: tidak menangis spontan, bayi manangis saat dirangsang



a.



Nadi



: 110 x/menit



b.



Suhu



: 36oC



c.



Pernafasan



: 32 x/menit



a.



Simetris



: tidak ada kelainan yang dialami



b.



Ubun-ubun besar



: cembung



c.



Ubun-ubun kecil



: tidak ada



d.



Caput succedenum



: tidak ada



e.



Chepal hematoma



: tidak ada



f.



Sutura



: tidak ada moulage



g.



Luka kepala



: tidak ada



h.



Kelainan yang dijumpai



Kepala



: tidak ada kelainan



7.



Mata a. Posisi



: simetris kanan dan kiri, tampak berputar-putar



b. Kotoran



: tidak terdapat kotoran



c. Perdarahan



: tidak terdapat perdarahan



d. konjungtiva:



: pucat



e. sclera 8.



Hidung a. Lubang hidung



: terdapat 2 lubang kanan dan kiri



b. Cuping hidung



: ada, simetris kanan dan kiri



c. Keluaran 9.



: ikterik



: tidak ada



Mulut a. Simetris



: atas dan bawah



b. Palatum



: tidak ada celah



c. Saliva



: tidak ada hipersaliva



d. Bibir



: tidak ada labia skizis



e. Gusi



: merah, tidak ada laserasi



f. Lidah bintik putih



: tidak ada



10. Telinga a. Simtris



: kanan dan kiri



b. Daun telinga



: ada kanan dan kiri



c. Lubang telinga



: ada kanan dan kiri berlubang



d. Keluhan



: tidak ada



11. Leher a. Kelainan



: tidak ada kelainan



b. Pergerakan



: dapat bergerak ke kanan dan ke kiri



12. Dada a. Simetris



: simetris akan dan kiri



b. Pengeraakan



: bergerak waktu bernafas



c. Bunyi nafas



: nafas lambat, teratur



d. Bunyi jantung



: dangkal, cepat, tidak teratur, 98 x/menit



13. Perut a. Bentuk



: simetris, tidak ada kelainan



b. Bising usus



: teratur



c. Kelainan



: tidak ada kelainan



14. Tali pusat a.



Pembuluh darah



: 2 arteri 1 vena



b.



Perdarahan



: tidak ada perdarahan



c.



Kelainan



: tidak ada kelainan



a.



Warna



: kebiruan



b.



Turgor



: (+) ada



c.



Lanugo



: ada



d.



Vernik kaseosa



e.



Kalainan



15. Kulit



: ada : tidak ada kelainan



16. Punggung a.



Bentuk



: lurus



b.



Kelainan



: tidak ada kelainan



17. Ekstremitas a. Tangan



: simetris kanan dan kiri, kulit tampak biru



b. Kaki



: simetris kanan dan kiri, kulit tampak biru



c. Pergerakan



: kaku



d. Kuku



: lengkap, warna kebiruan



e. Bentuk kaki



: lurus



f. Bentuk tangan



: lurus



g. Kelainan



: tidak ada kelainan



18. Genetalia



: jenis kelamin perempuan



III.      IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL 1.      Tetanus neonatorum, sepsis, meningitis, ensefalitis 2.      Akan terjadi kecacatan syaraf dan kemunduran mental karena kurang tersuplainya oksigen ke otak 3.      Infeksi tali pusat karena tali pusat masih basah 4.      Perdarahan otak IV.             IDENTIFIKASI MASALAH DAN KEBUTUHAN YANG MEMERLUKAN PENANGANAN DAN KOLABORASI Kolaborasi dengan dokter jika terjadi komplikasi dan kelainan V.               PERENCANAAN 1.      Atasi kejang a.       Beri bayi obat anti kejang dengan memberikan obat diazepam dengan dosis 0,1-0,3 mg/kg BB IV. b.      Pasang infus intravena dipembuluh darah periver dengan cairan dextrose 10% 2.      Lakukan pembebasan jalan nafas a.       Bebas jalan nafas b.      Letakkan bayi pada posisi yang benar c.       Lakukan slim zuinger



3.      Lakukan ransangan taktil a.       Usap-usap punggung bayi b.      Atau sentil 4.      Pertahankan suhu badan bayi a.       Membungkus bayi b.      Menghidupkan radian warmer 5.      Lakukan perawatan tali pusat a.       Jepit tali pusat dengan 2 klem b.      Potong tali pusat dengan kasa steril c.       Bungkus tali pusat dengan kasa steril d.      Ajarkan ibu untuk perawatan tali pusat e.      Anjurkan pada ibu untuk perawatan tali pusat secara teratur f.        Evaluasi kemampuan ibu untuk mengulang 6.      Lakukan penilaian bayi a.       Perhatikan dan nilai nafas bayi b.      Hitung frekuensi/denyut jantung bayi c.       Nilai warna kulit bayi 7.      Jelaskan pada ibu mengenai pentingnya ASI Ekslusif 8.      Anjurkan ibu untuk mengkomsumsi sayuran hijau VI.            PELAKSANAAN Pada tanggal 9 April 2019 1.      Mengobati kejang a.       Pasang infus intravena di pembuluh darah perifer, di tangan, kaki atau kepala jika bayi di duga dilahirkan oleh ibu yang berpenyakit diabetes melitus pemasangan infus melalui vana umbilikostik b.      Beri obat anti kejang yaitu : diazepam 0,5/kg, supositoria IM sampai kejang teratasi c.       Bila kejang sudah teratasi, beri cairan dextrose 10% dengan kecepatan 60 ml/kg BB/hari 2.      Melakukan pembebasan jalan nafas a.       Membersihkan jalan nafas dengan cara membersihkan mata, hidung dan mulut bayi secara zig-zag dengan kasa steril segera setalah lahir b.      Melakukan bayi terlentang atau miring dengan leher agak ekstensi atau tengadah dengan meletakkan selimut atau handuk yang digulung ke bawah bahu sehingga bahu terangkat 2-3 cm c.       Membersihkan jalan nafas dengan menghisap cairan amnion dan lendir dari mulut dan hidung menggunakan slim zuinger. Bila air ketuban bercampur mekonium. Maka penghisapan dari trakea diperlukan untuk mencegah aspirasi mekonium. Hisap dari mulut terlebih dahulu kemudian hisap dari hidung



3.      Mempertahankan suhu tubuh bayi a.       Membungkus bayi dengan handuk kering dan bersih yang ada di atas perut ibu bila tali pusat panjang, mengeringkan tubuh dan kepala bayi dengan handuk untuk mengihilangkan air ketuban dan mencegah kehilangan suhu tubuh melalui evaporasi b.      Menghidupkan radio warmer untuk menghangatkan bagian dada bayi dengan meletakkan bayi telentang di bawah alat pemancar panas. Alat pemancar panas perlu disiapkan sebelumnya agar kasur tempat diletakkan bayi juga hangat. 4.      Melakukan perawatan tali pusat a.       Menjepit tali pusat dengan 2 buah klem b.      Memotong tali pusat dengan gunting tali pusat dan mengikatnya c.       Membungkus tali pusat dengan kasa steril d.      Mengajarkan pada ibu untuk perawatan tali pusat e.      Menganjurkan pada ibu untuk melakukan perawatan tali pusat 5.      Melakukan rangsangan taktil a.       Usap-usap punggung bayi kearah atas b.      Menyentil telapak kaki bayi untuk memberikan rangsangan yang dapat menimbulkan atau mempertahankan pernafasan 6.      Melakukan penilaian bayi a.       Memperhatikan dan menilai pernafasan bayi b.      Menilai warna kulit bayi 7.      Menjelaskan pada ibu mengenai pentingnya ASI ekslusif bagi bayi selama 6 bulan 8.      Menganjurkan pada ibu untuk melakukan perawatan tali pusat 9.      Melibatkan suami dan keluarga untuk mendukung kegiatan ibu dalam merawat  bayinya 10.  Menganjurkan pada ibu untuk mengkonsumsi sayuran hijau seperti bayam, daun katu, daun singkong, serta kacang-kacang.   VII.              EVALUASI Pada tanggal 19 November 2007 1.       Pemberian obat anti kejang telah dilakukan a.       Pemasangan infus intravena b.      Memberi obat anti kejang yaitu diazepam 0,5/kg sampai kejang teratasi 2.      Pembebasan jalan nafas telah dilakukan a.       Mata, hidung, dan mulut telah di bersihkan b.      Bayi telah diposisikan dengan benar c.       Jalan nafas telah dibersihkan 3.      Suhu tubuh bayi telah dipertahankan a.       Bayi telah dibungkus dengan handuk kering dan bersih



b.      Tubuh dan kepala bayi telah dikeringkan dengan handuk c.       Radian wamer telah melakukan pembesan jalan nafas 4.      Rangsangan taktil telah dilakukan dan punggung telah diusap ke arah atas  5.      Perawatan tali pusat telah dilakukan Kejang telah teratasi, memberikan cairan dextrose 10% dengan kecepatan 60 ml/kgBB/hari 6.      Bayi telah bernafas spontan 7.      Ibu mengerti akan pentingnya ASI ekslusif selama 6 bulan 8.      Ibu mengerti cara merawat tali pusat bayi 9.      Suami dan keluarga bersedia membantu ibu dalam merawat bayinya 10.  Ibu mengerti dan tersedia mengkonsumsi sayuran hijau, seperti : bayam, daun katu, daun sinkong, serta kacang-kacangan.