Askep BBLR Nicu Fix-1 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Asuhan Keperawatan Pada By. Ny. T dengan BBLR Di Ruang NICU RSUD K.R.M.T. Wongsonegoro Semarang (Guna Memenuhi Tugas Kelompok Praktik Klinik Stase Anak)



Disusun : 1. Novita Putri Wulandari



1903001



2. Agustina Noor Aini



1903005



3. Siti Fatimah



1903057



4. Sofie Damayanti



1903059



SARJANA (S1) ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS KARYA HUSADA SEMARANG 2022



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang



BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) diartikan sebagai bayi yang lahir dengan berat



badan kurang dari 2500 gram. BBLR merupakan prediktor tertinggi angka kematian bayi, terutama dalam satu bulan pertama kehidupan (Kemenkes RI,2015). Bayi BBLR mempunyai risiko kematian 20 kali lipat lebih besar di bandingkan dengan bayi yang lahir dengan berat badan normal. Lebih dari 20 juta bayi di seluruh dunia lahir dengan BBLR dan 95.6% bayi BBLR lahir di negara yang sedang berkembang, contohnya di Indonesia. Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2014-2015, angka prevalensi BBLR di Indonesia masih tergolong tinggi yaitu 9% dengan sebaran yang cukup bervariasi pada masing-masing provinsi.Angka terendah tercatat di Bali (5,8%) dan tertinggi di Papua (27%), sedangkan di Provinsi Jawa Tengah berkisar 7% (Kemenkes RI,2015). BBLR disebabkan oleh usia kehamilan yang pendek (prematuritas),dan IUGR (Intra Uterine Growth Restriction) yang dalam bahasa Indonesia disebut Pertumbuhan Janin Terhambat (PJT) atau keduanya. Kedua penyebab ini dipengaruhi oleh faktor risiko, seperti faktor ibu, plasenta,janin dan lingkungan. Faktor risiko tersebut menyebabkan kurangnya pemenuhan nutrisi pada janin selama masa kehamilan. Bayi dengan berat badan lahir rendah umumnya mengalami proses hidup jangka panjang yang kurang baik. Apabila tidak meninggal pada awal kelahiran, bayi BBLR memiliki risiko tumbuh dan berkembang lebih lambat dibandingkan dengan bayi yang lahir dengan berat badan normal. Selain gangguan tumbuh kembang, individu dengan riwayat BBLR mempunyai faktor risiko tinggi untuk terjadinya hipertensi, penyakit jantung dan diabetes setelah mencapai usia 40 tahun (Juaria dan Henry, 2014). Pada masa sekarang ini, sudah dikembangkan tatalaksana awal terhadap bayi BBLR dengan menjaga suhu optimal bayi, memberi nutrisi adekuat dan melakukan pencegahan infeksi. Meskipun demikian, masih didapatkan 50% bayi BBLR yang meninggal pada masa neonatus atau bertahan hidup dengan malnutrisi, infeksi berulang dan kecacatan perkembangan neurologis. Oleh karena itu,pencegahan insiden BBLR lebih diutamakan dalam usaha menekan Angka Kematian Bayi (Prawiroharjo,2014). Development Goals yang ke IV yaitu menurunkan angka kematian anak terutama di negara berkembang, perlu dilakukan upaya pencegahan kejadian BBLR di masa mendatang, salah satunya



dengan melakukan pengawasan ketat terhadap faktor-faktor risiko yang mempengaruhi kejadian BBLR. Berdasarkan data diatas, maka perlu diteliti faktor-faktor risiko yang berpengaruh terhadap kejadian BBLR di RSUD K.R.M.T Wongsonegoro Semarang. B. Tujuan 1. Tujuan umum Untuk memberikan asuhan keperawatan kepada By. Ny. T dengan masalah BBLR 2. Tujuan khusus a. Mampu melakukan pengkajian pada By. Ny. T dengan masalah BBLR. b. mampu merumuskan diagnosa pada By. Ny. T dengan masalah BBLR. c. mampu menyusun rencana intervensi pada By. Ny. T dengan masalah BBLR. d. Mampu melakukan implementasi yang komprehensif pada By. Ny. T dengan masalah BBLR. e. Mampu BBLR.



melakukan evaluasi keperawatan pada By. Ny. T dengan masalah



BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Menurut Williamson & Kenda 2013 dalam (Widya Utama, 2019) Berat bayi lahir rendah merupakan bayi yang memiliki berat badan yang kurang dari 2500 gram saat lahir. BBLR merupakan bayi yang lahir dengan kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa gastasi berat lahir (Hanifah, 2010 dalam (Widya Utama, 2019)). Bayi BBLR merupaka bayi baru lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram tanpa memandang usia kehamilannya. BBLR atau Bayi Berat Lahir Rendah adalah bayi baru lahir dengan berat badan rendah atau kurang dari 2500 gram (Damanik, 2020). Pada tahun 1961 oleh World Health Organization (WHO) semua bayi yang telah lahir dengan berat badan saat lahir kurang dari 2.500 gram disebut Low Birth Weight Infants atau Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) (Intan, 2020). B. Penyebab / Faktor Presdiposisi 1. Faktor maternal a. Maternal prematur seperti : preeklamsia, penyakit kronis, infeksi, penggunaan obat, ketuban pecah dini (KPD), polihidramnion, iatrogenic, disfungsi plasenta, plasenta previa, solusio plasenta, inkompeten serviks, atau malformasi uterin. b. Maternal IUGR (Intrauterine Growth Restriction) seperti : Anemia, hipertensi, penyakit ginjal, penyakit kronis, atau pecandu alcohol atau narkortika. 2. Faktor fetus a. Fetus prematur, yaitu Gestasi multipel atau malformasi. b. Fetus IUGR (Intrauterine Growth Restriction) antara lain : Gangguan kromosom, infeksi intrauterin (TORCH), kongenital anomali, atau gestasi multiple. Menurut Bansal dkk. dalam (Intan, 2020) selain faktor diatas, ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya BBLR, yaitu: 1. Faktor ibu a. Penyakit. Penyakit kronik adalah penyakit yang sangat lama terjadi dan biasanya kejadiannya bisa penyakit berat yang dialami ibu pada saat ibu hamil ataupun pada saat melahirkan. Penyakit kronik pada ibu yang dapat menyebabkan



terjadinya BBLR adalah hipertensi kronik, Preeklampsia, diabetes melitus dan jantung. b. Ibu (geografis), seperti Usia ibu saat kehamilan tertinggi adalah kehamilan pada usia < 20 tahun atau lebih dari 35 tahun, Jarak kelahiran yang terlalu dekat atau pendek dari anak satu ke anak yang akan dilahirkan (kurang dari 1 tahun), Paritas yang dapat menyebabkan BBLR pada ibu yang paling sering terjadi yaitu paritas pertama dan paritas lebih dari 4, Mempunyai riwayat BBLR yang pernah diderita sebelumnya. c. Keadaan sosial ekonomi, seperti kurangnya keadaan ekonomi membuat kejadian BBLR paling sering karena pengawasan dan perawatan kehamilan yang sangat kurang. 2. Faktor janin Faktor janin juga bisa menjadi salah satu faktor bayi BBLR disebabkan oleh : kelainan kromosom, infeksi janin kronik (inklusi sitomegali, rubella bawaan, gawat janin, dan kehamilan kembar). 3. Faktor plasenta Faktor plasenta yang dapat menyebabkan bayi BBLR juga dapat menjadi salah satu faktor. Kelainan plasenta dapat disebabkan oeh : hidramnion, plasenta previa, solutio plasenta, sindrom tranfusi bayi kembar (sindrom parabiotik), ketuban pecah dini. 4. Faktor lingkungan Banyak masyarakat yang menganggap remeh adanya faktor lingkungan ini. Faktor lingkungan yang dapat menyebabkan BBLR, yaitu : tempat tinggal di dataran tinggi, terkena radiasi, serta terpapar zat beracun. C. Klasifikasi Menurut Saputra 2014 dalam (Intan, 2020) bayi BBLR dapat diklasifikasikan berdasarkan gestasinya, seperti :



1. Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) prematuritas murni, yaitu BBLR yang mengalami masa gestasi kurang dari 37 minggu. Berat badan pada masa gestasi itu pada umumnya biasa disebut neonatus kurang bulan untuk masa kehamilan.



2. Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dismatur, Yaitu BBLR yang memiliki berat badan yang kurang dari seharusnya pada masa kehamilan. BBLR dismatur dapat lahir pada masa kehamilan preterm atau kurang bulan-kecil masa kehamilan, masa



kehamilan term atau cukup bulan-kecil masa kehamilan, dan masa kehamilan postterm atau lebih bulan-kecil masa kehamilan. D. Patofisiologi & Pathways Akibat berbagai dari berat badan lahir rendah yaitu faktor yaitu, faktor ibu, faktor janin dan faktor lingkungan. Faktor ibu seperti penyakit yang diderita ibu, usia ibu saat hamil lebih dari 35 tahun atau kurang dari 16 tahun, keadaan sosial ekonomi. Adapun dari berbagai Faktor janin seperti kelainan kromosom, hidramnion, kehamilan ganda. Tempat tinggal, radiasi, dan zatzat beracun merupakan faktor dari lingkungan. Dari faktor-faktor tersebut akan mengalami gangguan dan suplai makanan ke bayi jadi berkurang yang akan menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim terganggu. Maka terjadilah bayi lahir prematur atau dismatur dengan berat badan lahir yang belum cukup dari 2500 gram. Jika hal tersebut terjadi, maka bayi diharuskan untuk beradaptasi terhadap kehidupan ekstrauterin sebelum organ dalam tubuhnya berkembang secara optimal. Penyebab dari BBLR juga oleh hamil dengan infeksi dalam rahim, hidramnion, perdarahan, hamil ganda, cacat bawaan,. Hal tersebut juga menyebabkan bayi lahir dengan berat 2500 gram dengan panjang tidak mencapai 45 cm, besarnya kepala, kulit tipis, transparan , lingkar dada kurang dari 30 cm, banyaknya rambut lanugo, lemak kurang, pernapasan tak teratur dapat terjadinya penurunan pernafasan. BBLR pada bayi berkemungkinan akan terjadi sindrom distres respirasi , sindrom aspirasi mekonium, asfiksia neonatorum, penyakit membran hialin, dismatur preterm terutama bila masa kehamilannya



belum



mencapai



35



minggu,



hiperbilirubinemia,



hipoglikemia,



hipokalsemia, patent ductus arteriosus, perdarahan ventrikel otak, hipotermia, kekuerangan darah merah, gangguan pembekuan darah, infeksi, retrolental fibroplasia, necrotizing enterocolitis (NEC), bronchopulmonary dysplasia, dan malformasi konginetal.



PATHWAY Faktor maternal : preeklamsia, penggunaan obat, ketuban pecah dini (KPD), polihidramnion, , solusio plasenta, inkompeten serviks, atau malformasi uterin, anemia, dll



Faktor fetus : Gestasi multipel atau malformasi, gangguan kromosom, infeksi intrauterin (TORCH), kongenital anomali, atau gestasi multiple.



Faktor ibu, faktor janin, faktor plasenta, faktor lingkungan



Prematur/dismatur BBLR



Otot pernafasan lemah Daya kembang paru menurun



Cadangan lemak subkutan, lemak coklat kurang



Enzim cerna kurang



Aktivitas otot menurun



Volume lambung kurang



Pusat pengaturan suhu SSP belum sempurna



Waktu pengosongan lambung meningkat



Kehilangan panas tubuh



Gangguan pencernaan dan penyerapan



Apnea, asfiksia, SGN Hipoksia, hipertensi, hiperkapnia Pola nafas tidak efektif Reflek menggigil (-)



Termoregulasi tidak efektif



Defisit nutrisi



E. Pengkajian Keperawatan 1. Identitas pasien dan orang tua/wali Identitas pasien berupa: nama, tanggal lahir, dan usia. Identitas orangtua pasien meliputi nama, dan alamat. 2. Riwayat kelahiran Meliputi tahun lahir, jenis kelamin, BB saat lahir, keadaan bayi, komplikasi, jenis persalinan, tempat lahir, dan keterangan saat kelahiran. 3. Status gravida ibu 4. Riwayat persalinan 5. Keadaan bayi saat lahir 6. Nilai APGAR Score 7. Pemeriksaan fisik bayi Meliputi BB, panjang badan, suhu, bentuk kepala, bunyi nafas, frekuensi nafas, denyut jantung, perut, lanugo, vernix, mekonium, ubun-ubun, mata, telinga, mulut, hidung, dada, keadaan punggung, fleksibilitas punggung, genitalia, anus, ekstremitas, status neurologi, nutrisi, eliminasi, dan keadaan tulang. 8. Pemeriksaan penunjang F. Diagnosa Keperawatan Diagnosis keperawatan merupakan penilaian klinis terhadap pengalaman atau respon individu, keluarga, atau komunitas pada masalah kessehatan, risiko masalah kesehatan atau pada proses kehidupan. Diagnosis keperawatan merupakan bagian vital dalam menentukan asuhan keperawatan yang sesuai untuk membantu klien mencapai kesehatan yang optimal (PPNI, 2016). Diagnosa yang muncul pada bayi BBLR yaitu : 1. D.0005 Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya nafas, gangguan neurologis dibuktikan dengan penggunaan otot bantu pernafasan, fase ekspirasi memanjang, pola napas abnormal. 2. D.0019 Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan menelan, ketidakmampuan mencerna dibuktikan dengan otot menelan lemah. 3. D.0149 Termoregulasi tidak efektif berhubungan dengan peningkatan kebutuhan oksigen, proses penyakit, perubahan laju metabolisme dibuktikan dengan kulit hangat, menggigil, suhu tubuh fluktuatif, pucat.



G. Rencana Tindakan Keperawatan 1. Luaran (outcome) keperawatan merupakan aspek-aspek yang dapat di observasi dan diukur meliputi kondisi, perilaku, atau dari persepsi pasien, keluarga, atau komunitas sebagai respon terhadap intervensi keperawatan. Luaran keperawatan menunjukkan status diagnosis keperawatan setelah dilakukan intervensi keperawatan (PPNI, 2018). Luaran yang diharapkan setelah dilakukan tindakan 2x24jam maka: 



Pola nafas tidak efektif akan teratasi dengan kriteria hasil : -











Pola nafas membaik



Defisit nutrisi akan teratasi dengan kriteria hasil : -



Status nutrisi bayi membaik



-



Status menelan membaik



Termoregulasi tidak efektif akan teratasi dengan kriteria hasil : -



Termoregulasi neonatus membaik



-



Adaptasi neonatus membaik



2. Intervensi keperawatan adalah segala treatment yang dikerjakan oleh perawat yang didasarkan pada pengetahuan dan penilaian klinis untuk mencapai luaran (outcome) yang diharapkan. Tindakan keperawatan adalah perilaku atau aktivitas spesifik yang dikerjakan oleh perawat untuk mengimplementasikan intervensi keperawatan (PPNI, 2018). 



Intervensi yang akan dilakukan pada klien dengan pola nafas tidak efektif antara lain :











-



Manajemen jalan napas



-



Pemantauan respirasi



-



Pemberian obat inhalasi



Intervensi yang akan dilakukan pada klien dengan defisit nutrisi antara lain : -



Manajemen nutrisi



-



Pemantauan nutrisi



Intervensi yang akan dilakukan pada klien dengan termoregulasi tidak efektif antara lain : -



Regulasi temperature



-



Manajemen hipertermia



-



Manajemen hipotermia



3. Pada tahap implementasi, perawat melaksanakan intervensi dan aktivitas-aktivitas yang telah dicatat dalam rencana perawatan pasien. Agar implementasi/pelaksanaan perencanaan dapat tepat waktu dan efektif, maka perlu mengidentifikasi prioritas perawatan, memantau dan mencatat respon pasien terhadap setiap intervensi yang dilaksanakan serta mendokumentasikan pelaksanaan perawatan (Mawaddah, 2018).



BAB III RESUME KASUS A. Pengkajian Keperawatan Tanggal 24 Januari 2022 Nama dan NIM



Ruangan / RS



jam : 07.00 : -



Agustina Noor Aini



-



Novita Putri Wulandari



-



Siti Fatimah



-



Sofie Damayanti



: Ruangan NICU / RSWN



Nama ayah / Ibu



: Tn. A / Ny.T



Alamat



: Jl. Plewan 1 Kec. Bayamsari



1. Identitas Klien Nama



: By. Ny.T



Umur



: 13 hari



Jenis Kelamin



: Laki-laki



Agama



: Islam



Suku/Bangsa



: Jawa/ Indonesia



Status Perkawinan



: Belum Kawin



Alamat



: Desa Bangunsari 05/01 Patebon Kendal



No. RM



: 559742



2. Riwayat Kesehatan a.Keluhan utama Sesak nafas b.



Riwayat kesehatan dahulu Pasien lahir pada tanggal 11 januari 2022 pukul 02.30 WIB secara spontan di rumah dengan usia kehamilan 28 minggu dan berat badan 1.200 gr



c.Riwayat kesehatan sekarang Pasien datang dengan keluhan sesak nafas, dan dibawa ke ruang NICU untuk dilakukan tindakan yang komprehensif pada pasien.



3. Riwayat Kehamilan N o



Tahun lahir



Keadaan Bayi



2015



L/P BB Lahi r -



1



Jenis Persalinan



2



2016



P



2900



Menangis / normal



SC



3



2022



L



1200



Menangis



Spontan



-



Tempat Lahir



-



Komplikasi Ket



-



-



Keguguran



RS Tidak ada Suwondo Kendal Di rumah Tidak ada dibantu ibu pasien sendiri



Sungsang pinggul sempit -



4. Status Gravida Ibu a. Ibu G3P2A1 b.



Usia kehamilan



: 28 minggu



c.Pemeriksaan ANC



: Tidak Teratur



d.



:-



Komplikasi Antenatal



5. Riwayat persalinan a. BB / TB Ibu b.



: 50 kg / 155 cm



Keadaan umum ibu



: composmentis



c. Jenis persalinan



: spontan



d.



: kurang bulan



Indikasi



e. Komplikasi persalinan ibu



:-



f. Lamanya ketuban pecah



: langsung pecah



g.



Persalinan di



: rumah



h.



Fetus



: laki – laki



i. Kondisi ketuban



: jernih



6. Keadaan Bayi Saat Lahir a. Lahir tanggal / jam



: 11 Januari 2022 / 02.30



b.



: Tunggal



Kelahiran



c. Sex



: Laki – Laki



7. Nilai APGAR Score No Tanda 1 Frekuensi Jantung 2 Usaha napas



0 Tidak ada



1



100



2



Menangis



Jumlah 1 1



3



Tonus otot



Lumpuh



Eksremitas fleksi sedikit 4 Refleks Tidk Gerakan bereaksi sedikit 5 Warna kulit Biru / pucat Tubuh kemerahan dan kaki biru a.Kesimpulann nilai APGAR Score : 6 a. Keadaan umum : lemah BB bayi : 2100 gr ( normal BB bayi 3000 gr) b. TTV Bayi 1) Suhu



: 37,1 °C



2) Nadi



: 163 x/menit



3) Pernapasan



: 48 x/menit



4) SPO2



: 97 %



c. Antropometri



:



1) BB



: 2100 gr



2) Panjang badan



: 40cm



3) Lingkar dada



: 28 cm



4) Lingkar kepala



: 25 cm



d. Pernapasan 1) Inspeksi



: Simetris



2) Palpasi



: Simetris



3) Auskultasi



: Vesikuler



4) Perkusi



: Sonor



5) Spontan



: Tidak



6) Oksigen



: 50%



7) Alat bantu



: CPAP



8) Keadaan saat ini



: Sesak



e. Sirkulasi : 1) Denyut nadi fulmonalis : kuat 2) Ekremitas f. Makanan, cairan,elektrolit :



: hangat



kuat Gerakan aktif Reaksi melawan



1 1 2



1) Reflek hisap



: Ada ( lemah ).



2) Abdomen



: Supel



3) Turgor kulit



: Pucat



4) Mulut



: Mukosa bibir kering



5) Lidah



: Kering



6) Jenis makanan



: Asi 5 cc/jam



g. Neurologi : 1) Tangisan



: Merintih



2) Ubun – ubun



: Datar



3) Pupil



: Isokor



4) Gerakan



: Lemah



h. Kebersihan kulit : 1) Warna



: Kemerahan



2) Integritas



: Utuh



3) Kepala



: Bersih, Simetris



4) Mata



: Bersih, anemis



5) Tali pusat



: Ada



i. Alat genital dan anus : 1) Kelainan



: Tidak ada



2) Anus



: Tidak ada



j. Eliminasi : 1) BAK



: Sudah (3 kali sehari )



2) BAB



: Mekonium keluar 48 jam setelah lahir, BAB 2



kali sehari k. Mobilisasi : 1) Gerakan



: Kurang aktif



2) Keadaan saat ini



: Lemah



8. Pemeriksaan Penunjang a. Hasil laboratorium tanggal 19 – 01 – 2022 Pemeriksaan Hemoglobin Hematokrit Leukosit Trombosit (PLT) Bilirubin direk Bilirubin total Bilirubin indirek Natrium Kalium Calsium



Hasil 16.8 46.50 H 29.6 L 131 H.069 H 11.40 H 10.71 140.0 5.00 H 1.31



Nilai Normal 14 - 20 40 - 52 5.0 - 18 100 - 400 0.0 – 0.35 0.00 – 1.00 0.0 – 0.65 135.0 – 147.0 3.50 – 5.0 1.00 – 1.15



Satuan g/dl % u/L u/L mg/dL mg/dL mg/dL nmol/L nmol/L nmol/L



b. Pemerksaan X Foto Babygram Terpasang ETT dengan ujung distal setinggi VTH 2 – 3 (cukup baik ). COR : ukuran, bentuk, dan letak normal. Pulmo : corakan vaskuler meningkat, tampak bercak pada perihiler parakardial kanan dan kiri.diafragma dan sinus costopherenicus kanan dan kiri noramal, udara usus normal, tida tampak dilatasi dan distensi usus, serta tida tampa free air. c. Hasil pemeriksaan mikrobiologi Tanggal 24 – 01 – 2022 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12



Nama Amikacin Amoxicillin - clavulante Ampicilin Ampicillin sulbactan Aztreonam Cefazolin Cefotaxime Ceftazidime Chloramphenicol Gentamicin Imipenem Levofloxacim



Hasil



4 8