Askep Keluarga Lansia Dan Pensiun [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ASKEP KELUARGA PADA TAHAP LANSIA DAN PENSIUNAN



DI SUSUN OLEH : SITI ROCHIMAH



(1130119017)



MUHAMMAD ZAKARIA



(1130119001)



PRODI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN KEBIDANAN UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA



2020



KATA PENGANTAR



Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Allah SWT yang telah memberi rahmat dan karunia-Nya sehingga akep tentang “askep keluarga pada tahap lansia dan pensiunan” ini dapat terselesaikan. Resume ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Keluarga. Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya. Resume ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan resume ini.Semoga resume ini memberikan informasi bagimasyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.



Surabaya, January 2021



Penyusun



i



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR .....................................................................................................i DAFTAR ISI ...................................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1 1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................1 1.3 Tujuan .........................................................................................................................2 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Keluarga.....................................................................................................................3 1. Definisi Keluarga...................................................................................................3 2. Fungsi Keluarga.....................................................................................................3 3. Tipe Keluarga........................................................................................................4 4. Tugas Keluarga Dalam Bidang Kesehatan............................................................5 2.2 Keluarga Dengan Tahap Tumbuh Kembang Lansia..................................................5 1. pengertia lansia......................................................................................................5 2. Permasalahan Pada Lansia.....................................................................................8 2.3 Masa pensiun 1. definisi pensiun....................................................................................................11 2. usia pensiun..........................................................................................................11 3. Fase Penyesuaian Diri Pada Saat Pensiun...........................................................12 4. retirement phase (fase pensiun)...........................................................................12 5. Persiapan Menjelang Pensiun..............................................................................13 BAB III ASUHAN KEPERAWATAN 3.1 Pengkajian ................................................................................................................15 3.2 Diagnosa ...................................................................................................................20 3.3 Rencana Tindakan Keperawatan ..............................................................................22 BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan................................................................................................................23 4.2 Saran .........................................................................................................................23



ii



DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................24



ii



BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Asuhan keperawatan keluarga yaitu suatu rangkaian kegiatan yang diberikan melalui praktek keperawatan pada keluarga. Asuhan keperawatan keluarga digunakan untuk membantu menyelesaikan masalah kesehatan keluarga dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan. Agar pelayanan kesehatan yang diberikan dapat diterima oleh keluarga, maka perawat harus mengerti, memahami tipe dan struktur keluarga, mengetahui tingkat pencapaian keluarga dalam



melakukan



fungsinya.



Memerlukan



pemahaman



setiap



tahap



perkembangan keluarga dan tugas perkembangannya. Pengkajian asuhan keperawatan keluarga dilakukan untuk mengetahui sejauh mana keluarga memenuhi tugas perkembangannya. Kehidupan pada fase perkembangan akhir atau dikenal dengan lanjut usia (lansia) yang ditandai dengan usia 60 tahun ke atas (Hurlock, 2012; Santrock, 2012). Pada usia lanjut ini, seseorang akan mengalami perubahan yang terjadi pada dirinya, seperti terjadi penurunan fungsi kognitif, penurunan kondisi fisik, dan penurunan psikologis (Suardiman, 2011) Berdasarkan hal di atas, penulis tertarik untuk membahas tentang “askep keluarga pada tahap lansia dan pensiunan”. 1.2 RumusanMasalah 1. Apa pengertian keluarga lansia? 2. Apa masalah-masalah pada keluarga lansia? 3. Apa yang di maksut dengan masa pensiun? 4. Apa persiapan menjelang pensiun?



1



1.3 Tujuan 1. TujuanUmum Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada keluarga lansia TujuanKhusus a. Untuk mengetahui pengertian keluarga lansia b. Untuk mengetahui masalah-masalah pada keluarga lansia c. Untuk mengetahui pengertian masa pension d. Untuk mengetahui persiapan pada masa pensiun



2



BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keluarga 1. Definisi Keluarga Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan,



adopsi,



kelahiran



yang



bertujuan



menciptakan



dan



mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional serta social individu-indidu yang didalamnya dilihat dari interaksi yang regular dan ditandai dengan adanya ketergantungan dan hubungan untuk mencapai tujuan umum. ( Duval, 1972 ). Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat dibawah satu atap dalam keadaaan saling ketergantungan ( Depkes RI, 1998 ). Keluarga adalah dua atau lebih individu yang tergantung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan mereka hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya masing-masing



menciptakan



serta



mempertahankan



kebudayaan.



(SalvicionGBailon dan AracelisMaglaya,1989). Keluarga adalah unit sosial terkecil dari individu-individu yang diikat oleh perkawinan (suami-istri), darah atau adopsi (orang tua-anak), dan dalam kasus keluarga luas terlihat adanya nenek atau kakek dengan cucu. (Burgess dan Locke, 1992). 2. Fungsi Keluarga Fungsi Keluarga Menurut Friedman, 1987 : a. FungsiAfektif Fungsi afektif yaitu fungsi yang berhubungan dengan fungsi internal keluarga yang merupakan dasar keluarga. Fungsi afektif berguna untuk 3



pemenuhan kebutuhan psikososial. Anggota keluarga mengembangkan ganbaran dirinya yang positif, peranan yang dimiliki dengan baik danpenuh rasa kasihsayang. b. Fungsi Social Fungsi sosial yaitu proses perkembangan dan perubahan yang dilaluiindividu yang menghasilkan interaksi social dan melaksanakan perannya



dalam



lingkungan



sosial.



Keluarga



merupakan



tempat



individumelakukansosialisasi dimana anggota keluarga belajar disiplin norma keluarga, prilaku melalui interaksi dalam keluarga. Selanjutnya individu maupunkeluarga berperan didalam masyarakat. c. Fungsi Reproduksi Fungsi reproduksi yaitu fungsi untuk meneruskan kelangsungan keturunan dan menambah sumbe rdaya manusia. d. Fungsi Ekonomi. Fungsi



Ekonomi



yaitu



memenuhi



kebutuhan



keluarga



seperti



makanan,pakaian, perumahan dan lain-lain. e. Fungsi Perawatan Kesehatan Fungsi Perawatan Kesehatan yaitu keluarga menyediakan makanan, pakaian, perlindungan dan asuhan Kesehatan / keperawatan atau pemeliharaan kesehatan yang mempengaruhi status kesehatan keluargadan individu. ( Zaidin Ali,1999). 3. Tipe Keluarga Delapan tipe keluarga menurut Frieman ( 1986 ) : a. Nuclear Family Keluarga terdiri dari orang tua dan anak yang masih menjadi tanggungandan tinggal alam satu rumah terpisah dari sanak keluarga lainnya. b. Extended Family Keluarga yang terdiri dari satu atau dua keluarga inti yang tinggal dalamsatu 4



rumah dan saling menunjang satu sama lainnya.



c. Single ParentFamily. Keluarga yang dikepalai oleh satu kepala keluarga dan hidup



bersama



dengan anak-anak yang masih bergantung padanya. d. Nuclear Dyatd. Keluarga yang terdiri dari sepasang suami istri tanpa anak, tinggal dalam satu rumah yang sama. e. Recontituened atau BlendedFamily Keluarga yang terbentuk dari perkawinan pasangan dan masingmasingmembawa anak dari hasil perkawinan terdahulu. f. Tree GenerationFamily Keluarga yang terdiri dari tiga generasi yaitu kakek, nenek, bapak,ibu,anak dalam satu rumah. g. Single Adult LivingAlone Keluarga yang terdiri dari seorang dewasa yang hidup dalam rumahnya. h. Midle Age Atau EderlyCoople Keluarga yang terdiri dari sepasang suami istri usia pertengahan. 4.



Tugas Keluaga Dalam Bidang Kesehatan Tugas keluarga dalam bidang Kesehatan menurut Friedman, 1981 adalah : a. Mengenal gangguan perkembangan Kesehatan setiapanggotanya. b. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yangtepat. c. Memberikan keperawatan pada anggota keluarga yang sakit, dan yang tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya terlalu muda. d. Mempertahankansuasanadirumahyangmenguntungkankesehatandanperke mbangan kepribadian anggota keluarga. e. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembagalembaga Kesehatan yang menunjukkan pemanfaatan dengan baik 5



fasilitas- fasilitas Kesehatan yangada.



2.2 Keluarga Dengan Tahap Tumbuh Kembang Lansia 1. Pengertian lansia a. Definisi lansia Usia lanjut merupakan seorang laki-laki atau perempuan yang berusia 60 tahun atau lebih, baik secara fisik masih berkemampuan (potensial) ataupun karena sesuatu hal tidak mampu lagi berperan secara aktif dalam pembangunan atau tidak potensial (Hawari, 2006). Menua (menjadi tua) adalah suatu proses yang mengubah seorang dewasa sehat menjadi seorang yang frail dengan berkurangnya sebagian besar cadangan sistem fisiologis dan meningkatnya kerentanan terhadap berbagai penyakit dan kematian (Setiati, Harimurti, & R, 2009). Lansia atau usia lanjut merupakan tahap akhir dari siklus kehidupan manusia dan hal tersebut merupakan bagian dari proses kehidupan yang tidak dapat dihindarkan dan akan dialami oleh setiap individu (Prasetya, 2010). Usia lanjut adalah hal yang harus diterima sebagai suatu kenyataan dan fenomena biologis. Kehidupan itu akan diakhiri dengan proses penuaan yang berakhir dengan kematian (Supraba, 2015). b. Batasan usia 1) Menurut organisasi kesehatan dunia (WHO), ada empat tahap : a) Usia pertengahan (middle age) : 45 – 59 tahun b) Lanjut usia (elderly) : 60 – 74 tahun c) Lanjut usia (tua (old) : 75 – 90 tahun d) Usia sangat tua (very old) : diatas 90 tahun 2) Menurut Prof. DR. Koesoemanto Setyonegoro, SpKJ, lanjut usia dikelompokkan sebagai berikut : 6



a) Usia dewasa muda (elderly adulthood) : usia 18 atau 20–25 tahun b) Usia dewasa penuh (middle years) atau maturitas : usia 25 – 60/65 tahun 3) Sedangkan batasan usia lanjut usia (geriatric age)menurut Effendi, 2009. Usia lebih dari 65/70 tahun. Terbagi menjadi : 1. Usia 70 – 75 tahun (young old) 2. Usia 75 – 80 tahun (old) 3. Usia lebih dari 80 tahun (very old) c. Tipe lansia Beberapa tipe pada lansia bergantung pada karakter, pengalaman hidup, lingkungan, kondisi fisik, mental, sosial, dan ekonominya (Nugroho, 2008). Adapun tipe lansia yaitu : 1) Tipe arif bijaksana Lansia yang kaya dengan hikmah, pengalaman, menyesuaikan diri dengan perubahan zaman, mempunyai kesibukan, bersikap ramah, rendah hati, sederhana, dermawan, memenuhi undangan, dan menjadi panutan. 2) Tipe mandiri Lansia mengganti kegiatan yang hilang dengan yang baru, selektif dalam mencari pekerjaan, bergaul dengan teman dan memenuhi undangan. 3) Tipe tidak puas Terjadi konflik lahir batin pada lansia yakni menentang proses penuaan sehingga lansia akan menjadi pemarah, tidak sabar, mudah tersinggung, sulit dilayani, pengkritik dan banyak menuntut. 4) Tipe pasrah Lansia akan menerima dan menunggu nasib baik, mengikuti kegiatan agama dan melakukan pekerjaan apa saja. 7



d. Tugas Perkembangan Lansia Lansia harus menyesuaikan diri terhadap perubahan fisik yang terjadi seiring dengan penuaan. Waktu dan durasi perubahan ini bervariasi pada tiap individu, namun seiring penuaan sistem tubuh, perubahan penampilan dan fungsi tubuh akan terjadi. Perubahan ini tidak dihubungkan dengan penyakit dan merupakan perubahan normal. Adanya penyakit terkadang mengubah waktu timbulnya perubahan atau dampaknya terhadap kehidupan sehari-hari (Nugroho Wahyudi, 2009). Adapun tugas perkembangan pada lansia yaitu beradaptasi terhadap penurunan kesehatan dan kekuatan fisik, beradaptasi atau mempersiapkan masa pensiun dan penurunan pendapatan, beradaptasi terhadap kematian pasangan, menerima diri sebagai individu yang menua, membentuk dan mempertahankan hubunganbaik dengan orang seusianya, menetapkan kembali hubungan dengan anak yang telah dewasa dan menemukan cara mempertahankan kualitas hidup (Potter & Perry, 2009). Menurut



Ericksson



kesiapan



lansia



untuk



beradaptasi



atau



menyesuaikan diri terhadap perkembangan usia lanjut dipengaruhi oleh proses tumbuh kembang pada tahap sebelumnya. Apabila seseorang pada tahap tumbuh kembang sebelumnya



melakukan kegiatan sehari-hari



dengan teratur dan baik serta membina hubungan yang serasi dengan orang-orang disekitarnya, maka pada usia lanjut akan tetap melakukan kegiatan yang biasa lansia lakukan pada tahap perkembangan sebelumnya seperti olahraga, mengembangkan hobi bercocok tanam, dan lain-lain. Adapun tugas perkembangan lansia menurut Dewi,Sosia Rhosma (2014) adalah sebagai berikut : a) Mempersiapkan diri untuk kondisi yang menurun b) Mempersiapkan diri untuk pensiun c) Membentuk hubungan baik dengan orang yang seusianya d) Mempersiapkan kehidupan baru e) Melakukan penyesuaian terhadap kehidupan sosial atau masyarakat 8



secara santai f) Mempersiapkan diri untuk kematiannya dan kematian pasangan 2. Permasalahan Pada Lansia a. Penurunan fungsi 1) Kehilangan dalam bidang sosial ekonomi Kehilangan keluarga atau teman karib, kedudukan sosial, uang pekerjaan(pensiun), atau mungkin rumah tinggal, semua ini dapat menimbulkan reaksi yang merugikan. Perasaan aman dalam hal sosial dan ekonomi serta pengaruhnya terhadap semangat hidup, rupanya lebih kuat dari pada keadaan badani dalam melawan depresi(Maramis, 2009) 2) Seks pada usia lanjut Orang usia lanjut dapat saja mempunyai kehidupan seks yang aktif sampai umur 80-an. Libido dan nafsu seksual penting juga pada usia lanjut, tetapi sering hal ini mengakibatkan rasa malu dan bingung pada mereka sendiri dan anak-anak mereka yang menganggap seks pada usia lanjut sebagai labu atau tidak wajar. Orang yang pada maa muda mempunyai kehidupan seksual yang sehat dan aktif, pada usia lanjut masih juga demikian, biarpun sudah berkurang jika saat muda sudah lemah, pada usia lanjut akan habis sama sekali (Maramis, 2009) Memang terdapat beberapa perubahan khusus mengenai seks. Pada wanita karena proses penuaan, maka pola vasokongesti pada buah dada, klitoris dan vagina lebih terbatas. Aktivitas sekretoris dan elastisitas vagina juga berkurang. Pada pria untuk mencapai ereksi diperlukan waktu lebih lama. Ereksi mungkin tidak akan dicapai penuh, tetapi cukup untuk melakukan koitus. Kekuatan saat ejakulasi juga berkurang. Pada kedua seks, semua fase eksitasi menjadi lebih panjang, akan tetapi meskipun demikian, pengalaman subjektif mengenai orgasme dan kenikmatan tetap ada dan dapat membantu relasi dengan pasangan (Maramis, 2009). 9



3) Penurunan fungsi kognitif Setiati, Harimurti & Roosheroe (2009) menyebutkan adanya perubahan kognitif yang terjadi pada lansia, meliputi berkurangnya kemampuan meningkatkan fungsi intelektual, berkurangnya efisiensi tranmisi saraf di otak menyebabkan proses informasi melambat dan banyak



informasi



kemampuan



hilang



mengakumulasi



selama informasi



transmisi,



berkurangnya



baru dan mengambil



informasi dari memori, serta kemampuan mengingat kejadian masa lalu lebih baik dibandingkan kemampuan mengingat kejadian yang baru saja terjadi. Penurunan menyeluruh pada fungsi sistem saraf pusat dipercaya sebagai kontributor utama perubahan dalam kemampuan kognitif dan efisiensi dalam pemrosesan informasi. 4) Kejadian jatuh Pada usia lanjut, kejadian jatuh merupakan permasalahan yang sering dihadapi, dikarenakan lansia mengalami penurunan fungsi tubuh yang meningkatkan kejadian jatuh. Kejadian jatuh pada lansia dapat mengakibatkan berbagai jenis cedera, kerusakan fisik dan psikologis. Kerusakan fisik yang paling ditakuti dari kejadian jatuhadalah patah tulang panggul. Dampak psikologs adalah walaupu cedera fisik tidak terjadi, syok setelah jatuh dan rasa takut akan jauh lagi dapat memiliki banyak konsekuen termasuk ansietas, hilangnya rasa percaya diri, pembatasan dalam aktivitas sehari-hari dan fobia jatuh (Stanley, 2006). b. Penyakit Pada lansia terjadi berbagai perubahan pada sistem tubuh yang memicu terjadinya penyakit. Penyakit yang biasanya timbul akibat perubahan sistem tubuh pada lansia antara lain hipotermia dan hipertermia akibat perubahan pada sistem pengaturan suhu (Setiati dan Nina, 2009). Dehidarasi, hipernatremia dan hiponatremia terjadi akibat 10



gangguan keseimbangan cairan dan eloktrolit. Dizzines pada usia lanjut meningkatkan risiko terjadinya depresi dan hilangnya kemandirian pada lansia (Kuswardhani dan Nina, 2009). Penyakit Parkinson terjadi pada lansia akibat dari kelainan fungsi otak yang disebabkan oleh degeneratif progresif (Rahayu, 2009). Inkontinensia urin dan overactive bladder dapat disertai dengan adanya masalah psikososial seperti depresi, marah dan rasa terisolasi. Terdapat penyakit lain yang sering timbul pada usia lanjut seperti penyakit kardiovaskular, hipertensi, stroke, serta diabetes miletus (Pramantara, 2009). Dan permasalahan lain terkait penyakit yang sering timbul pada usia lanjut yaitu gangguan psikiatri. Neurosis sering berupa neurosis cemas dan depresi. Diabetes, hipertensi dan glaukoma dapat menjadi lebih parah karena depresi. Insomnia, anorexia dan konstipasi sering timbul dan tidak jarang gejala-gejala ini berhubungan dengan depresi. Depresi pada masa usia lanjut sering disebabkan karena aterosklerosis otak, tetapi juga tidak jarang psikogenik atau kedua-duanya (Maramis, 2009). Gangguan depresi merupakan masalah kesehatan jiwa yang paling banyak dihadapi oleh kelompok lansia (Depkes RI, 2004). 2.3 Masa pensiun A. Definisi Pensiun Menurut observasi peneliti kata pensiun adalah seseorang yang sudah tidak bekerja lagi karena usianya sudah lanjut dan harus diberhentikan. Seseorang yang pensiun mendapat uang pensiun atau pesangon. Jika mendapat pensium, muka dia tetap akan mendapaikan semacam guji sampai dia menimggal dunia. Schwartz (dalam Hurlock, 1980) mengemukakan pendapatnya tentang pensiun adalah suatu kondisi dimana individu tersebut telah berhenti bekerja pada suatu pekerjaan yang biasa dilakukan.Beliau menjelaskan batasan yang lebih jelas dan mengatakan bahwa pensiun adalah proses 11



pemisahan seorang individu dari pekerjaannya, dimana dalam menjalankan perannya seseorang digaji. Dengan kata lain masa pensiun mempengaruhi aktivitas. seseorang, dari situasi kerja ke situasi di luar pekerjaan. Sedangkan berdasarkan pandangan psikologi, pensiun dapat menyatakan sebagai suatu masa transisi ke pola hidup baru, atau merupakan suatu pola hidup (Hurlock, 1980). Transisi ini termasuk perubahan lingkungan sosial, perubahan minat, nilai dan perubahan, aspek kehidupan sescorang. Jadi seseorang yang memasuki masa pensiun, bisa mengubah arah hidup dengan melakukan aktivitas lain, tetapi bisa juga melakukan aktivitas tertentu lagi. Pensiun sering kali menyenangkan belajar sebagai yang tidak ada sehingga menjelang masanya sebagian orang sudah merasa cemas karna tidak tahu kehidupan macam apa yang akan berada di kelak. Dalam era modern seperti sekarang ini, pekerjaan merupakan salah satu faktor terpenting yang biasa mendatangkan kepuasan (karena uang, jabatan, dan kualitas harga diri). Oleh karena itu, sering terjadi orang yang pensiun bukannya bisa menikmati masa tua dengan hidup santai, sebaliknya ada yang justru mengalami masalah serius (kejiwaan atau fisik). Orang yang melihat masa pensiun hanya dari segi finansial yang kurang bisa beradaptasi dengan baik dibandingkan dengan mereka yang dapat melihat masa pensiun sebagai masa di mana manusia beristirahat manikmati hasil jerih payahnya selama ini di masa orang tuanya (Agustina, 2008). B. Usia pensiun Usia pensiun dimulai pada usia antara 50 sampai 60 tahun (Hurlock, 1980). Sedangkan di Indonesia sendiri batasan usia yang diatur dalam Peraturan Pemerintah No.32 tahun 1979 tentang pemberhentian pegawai negeri sipil dalam bagian kedua mengenai pemberhentian karena mencapai batas usia pensiun pasal 3 ayat 2 yaitu: "Batas usia pensiun yang dimaksud dalam ayat (1) adalah 56 tahun C. Fase Penyesuaian Diri Pada Saat Pensiun Penyesuaian diri pada saat pensiun merupakan saat yang sulit.Terdapat 12



tiga fase pensiun yang digambarkan oleh seorang ahli gerontologi Robert Atchley (1983): a) Fase pra pensiun Fase ini bisa dibagi pada 2 bagian lagi yaitu remote dan near. 1. Pada fase remote, masa pensiun masih dipandang sebagai suatu masa yang jauh. Fase ini dimulai pada saat orang tersebut pertama kali mendapat pekerjaan dan masa ini berakhir ketika orang tersebut biasanya mulai masa pensiun. 2. Pada fase mendekati, biasanya orang mulai sadar bahwa mereka akan segera memasuki masa pensiun dan hal ini membutuhkan diri yang baik. Ada beberapa perusahaan yang mulai memberikan program persiapan masa pensiun. D. retirement phase (fase pensiun) Masa pensiun ini sendiri terbagi dalam 4 fase besar, dan dimulai dengan tahapan pertaman yakni fase bulan madu, Periode ini biasanya terjadi tidak lama setelah orang memasuki masa pensiun. Sesuai dengan istilah honeymoon (bulan madu), maka perasaan yang muncul ketika fase ini adalah perasaan gembira karena bebas dari pekerjaan dan rutinitas. Biasanya orang mulai mencari kegiatan lain seperti mengembangkan hobi. Kegiatan ini tergantung pada kesehatan, keuangan, gaya hidup dan situasi keluarga.



Lamanya fase ini tergantung pada kemampuan seseorang.



Orang yang selama masa kegiatan aktifnya bekerja dan gaya hidup tidak bertumpu pada pekerjaan, biasanya akan mampu menyesuaikan diri dan mengembangkan kegiatan lain yang juga menyenangkan. Akan masuk pada fase kedua selanjutnya yakni fase disenchantment. Pada tahap ini pensiunan mulai merasa depresi, merasa kosong. Untuk beberapa orang pada fase fase disenchantment ada rasa Kehilangan kekuasaan, martabat, status, tahap, teman kerja, aturan tertentu. Pensiunan yang terpukul pada fase disenchantment akan memasuki fase reorientasi, yaitu fase seseorang 13



mulai mengembangkan pandangan yang lebih realistik mengenai alternatif hidup. Mereka mulai mencari aktivitas baru.setelah mencapai tahap ini para pensiun akan masuk pada stability phase yaitu di mana meraka mulai mengembangkan suatu set kriteria mengenai pemilihan aktivitas.di mana mereka merasa dapat hidup tentram dengan pilihanya. sedangkan yang terakhir end of retirement (fase pasca masa pensiun)Biasanya fase ini penanggulangan dengan penyakit yang mulai menggerogoti seseorang, ketidak-mampuan dalam mengelola diri sendiri dan keuangan yang sangat merosot. Peran saat seorang pensiun. Dengan peran orang sakit yang membutuhkan orang lain untuk tempat lain. E. Persiapan Menjelang Pensiun Yusuf (2009) mengatakan bahwa pensiun juga butuh persiapan. Mereka sudah mempersiapkan diri dengan memadai pasti tidak akan gentar. Post power syndrome juga tidak mempan karena orang-orang sudah siap untuk mengahadapinya dengan penuh percaya diri.



Ada



beberapa hal yang perlu dipersiapkan untuk mengahadapi post power syndrome antara lain persiapan mental lebih utama. Meskipun materi berlimpah namun bila mentalnya tidak cukup kuat, seseorang akan sering gamang. Jadi mental harus di siapkan dengan matang agar mudah menjalaninya. Beberapa hal yang perlu dipersiapkan secara mental yaitu tanggung jawab, komitmen, kesiapan menghadapi perubahan, tantangan, menghadapi realita, adaptasi, dan sensitivitas (Yusuf, 2009). Menjaga fisik agar tetap bugar. Dengan usia yang tu maka fungsi fisik juga akan menurun. Oleh kesehatan fisik harus terjaga. Beberapa hal yang waspada agar badan tetap sehat yaitu makanan, olahıraga, istirahat yang cukup, pemeriksaan fisik, pikiran.



Persiapan sarana dan prasarana penunjang



aktifitas yang akan dilakukan setelah pensiun nanti.



Anggaran juga



sebagai modal aktifitas yang akan ditekuni setelah pensiun nanti. Pekerjaan yang direncanakan akan jauh lebih baik pekerjaan tanpa rencana. Oleh karena itu membuat perencanaan sangatlah penting dan inilah yang akan membuat seseorang bersipat konservatif. 14



BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN 3.1 Pengkajian Menurut Suprajitno (2004:29) pengkajian adalah suatu tahapan ketika seorang perawat mengumpulkan informasi secara terus menerus tentang keluarga yang dibinanya. Pengkajian merupakan langkah awal pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga . Agar diperoleh data pengkajian yang akurat dan sesuai dengan keadaan keluarga , perawat diharapkan menggunakan bahasa ibu (bahasa yang digunakan sehari-hari), lugas dan sederhana (Suprajitno: 2004). Kegiatan yang dilakukan dalam pengkajian meliputi pengumpulan informasi dengan cara sistematis dengan menggunakan suatu alat pengkajian keluarga , diklasifikasikan dan dianalisa (Friendman, 1998: 56). 1.



Pengumpulan data a. Identitas keluarga yang dikaji adalah umur, pekerjaan,tempat tinggal, dan tipe keluarga. b. Riwayat dan Tahap Perkembangankeluarga 1) Tahap perkembangan keluarga saat ini perkembangan keluarg ditentukan dengan anak tertua dari keluarga inti. 2) Tahap perkembangan Keluarga yang belum terpenuhi Menjelaskan mengenai tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga serta kendala mengapa tugas perkembangan tersebut belum terpenuhi. 3) Riwayat keluargainti Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga inti, yang meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masingmasing anggota keluarga, perhatian terhadap pencegahan penyakit (status imunisasi), sumber pelayanan kesehatan yang biasa digunakan keluarga serta pengalaman-pengalaman terhadap pelayanan kesehatan.



15



4) Riwayat keluarga sebelumnya Dijelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga daripihak suami dan istri. c. Pengkajian Lingkungan 1) Karakteristikrumah Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat luas rumah, type rumah, jumlah ruangan, jumlah jendela, jarak septic tank dengan sumber air, sumber air minum yang digunakan serta denah rumah. 2) Karakteristik tetangga dan komunitas RW Menjelaskan mengenai karakteristik tetangga dan komunitas setempat yang meliputi kebiasaan, lingkungan fisik, aturan/kesepakatan penduduk setempat, budaya setempat yang mempengaruhi kesehatan. 3) Mobilitas geografiskeluarga Mobilitas geografis keluarga ditentukan dengan kebiasaan keluarga berpindah tempat. 4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan



keluarga untuk



berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh mana interaksi keluarga denganmasyarakat. 5) Sistem pendukungkeluarga Yang termasuk dalam sistem pendukung keluarga adalah jumlah anggota keluarga yang sehat, fasilitas-fasilitas yang dimiliki keluarga untuk menunjang kesehatan. Fasilitas mencakup fasilitas fisik, fasilitas psikologis atau dukungan dari anggota keluarga dan fasilitas sosial atau dukungan dari masyarakat setempat.



16



d. Latar belakang budaya /kebiasaan keluarga 1) Kebiasaan makan Kebiasaan makan ini meliputi jenis makanan yang dikosumsioleh keluarga . 2) Pemanfaatan fasilitas kesehatan Perilaku keluarga



didalam memanfaatkan fasilitas kesehatan



merupakan faktor yang penting dalam penggelolaanpenyakit. 3) Pengobatan tradisional Merupakan pilihan bagi keluarga untuk menentukan pengobatan yang diinginkan ataupun alternative pilihan yangdipilih yaitu pengobatan tradisional. e. Status SosialEkonomi 1) Pendidikan Tingkat pendidikan keluarga mempengaruhi keluarga dalam mengenal suatu penyakit dan pengelolaannya. Berpengaruh pula terhadap pola pikir dan kemampuan untuk mengambil keputusan dalam mengatasi masalah dangan tepat dan benar. 2) Pekerjaan dan Penghasilan Penghasilan yang tidak seimbang juga berpengaruh terhadap keluarga dalam melakukan pengobatan dan perawatan pada angota keluarga yang sakit salah satunya disebabkan karena suatu penyakit. Menurut (Effendy,1998) mengemukakan bahwa ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit salah satunya disebabkan karena tidak seimbangnya sumber-sumber yang ada pada keluarga . f. Tingkat perkembangan dan riwayat keluarga Menurut Friedmen (1998:125), Riwayat keluarga mulai lahir hingga saat ini termasuk riwayat perkembangan dan kejadian serta pengalaman kesehatan yang unik atau berkaitan dengan kesehatan yang terjadi dalam 17



kehidupan keluarga yang belum terpenuhi berpengaruh terhadap psikologi sseseorang yang dapat mengakibatkan kecemasan. g. Aktiftas Pola



aktifitas



yang



dipilih



oleh



suatu



keluarga



dapat



berpengaruhterhadap terjadinya suatu penyakit dan gaya hidup suatu keluarga. h. Data Lingkungan 1) Karakteristikrumah Cara memodifikasikan lingkungan fisik yang baik seperti lantai rumah, penerangan dan fentilasi yang baik dapat mengurangai faktor penyebab terjadinya suatu penyakit. 2) KarakteristikLingkungan Menurut (Friedman,1998 :22) derajat kesehatan dipengaruhi oleh lingkungan. Ketenangan lingkungan sangat mempengaruhi derajat kesehatan. i. Struktur keluarga 1) Polakomunikasi Menurut (Friedman, 1998) Semua interaksi perawat dengan pasien adalah berdasarkan komunikasi. Istilah komunikasi teurapetik merupakan suatu tekhnik diman usaha mengajak pasien dan keluarga untuk bertukar pikiran dan perasaan. Tekhnik tersebut mencakup ketrampilan secara verbal maupun non verbal, empati dan rasa kepedulian yangtinggi. 2) StrukturKekuasaan Kekuasaan dalam keluarga mempengaruhi dalam kondisi kesehatan, kekuasaan yang otoriter dapat menyebabkan stress psikologik. 3) Strukturperan Menurut Friedman(1998), anggota keluarga menerima dan konsisten terhadap peran yang dilakukan, maka ini akan membuat anggota keluarga 18



puas atau tidak ada konflik dalam peran, dan sebaliknya bila peran tidak dapat



diterima



dan



tidak



sesuai



dengan



harapan



maka



akan



mengakibatkan ketegangan dalam keluarga . j. Fungsikeluarga 1) Fungsi afektif Keluarga harus saling menghargai satu dengan yang lainnya agar tidak menimbulkan suatu permasalahan maupun stressor tertentu bagi anggota keluarga itu sendiri. 2) Fungsi sosialisasi. Keluarga memberikan kebebasan bagi anggota keluarga dalam bersosialisasi dengan lingkungan sekitar.



Bila keluarga tidak



memberikan kebebasan pada anggotanya, maka akan mengakibatkan anggota keluargamenjadi sepi.Keadaan ini mengancam status emosi menjadi labil dan mudah stress. 3) Fungsi kesehatan Menurut suprajitno (2004) fungsi mengembangkan dan melatih anak untuk berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain diluar rumah. k. Fungsireproduksi Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga adalah: 1) Berapa jumlahanak 2) Bagaimana keluarga merencanakan jumlah anggotakeluarga 3) Metodeapayang digunakankeluargadalamupayamengendalikan jumlah anggota keluarga. l. Fungsiekonomi Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi keluarga adalah : 1) Sejauhmana keluarga memenuhi kebutuhan sandang,pangandan papan 2) Sejauhmana keluarga memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat sdalam upaya peningkatan status kesehatan keluarga . 19



m. Stress dan Koping keluarga 1) Stressor jangka pendek dan panjang  Stressor jangka pendek yaitu stresso ryang dialami keluarga yang memerlukan penyelesaian dalam waktu kurang dari 6 bulan.  Stressor jangka panjang yaitu stressor yangdialamikeluarga yang memerlukan penyelesaian dalam waktu lebih dari 6 bulan. 2) Kemampuan keluarga berespon terhadapsituasi/stressor Hal yang perlu dikaji adalah sejauhmana keluarga berespon terhadap situasi/stressor. 3) Strategi koping yang digunakan Strategi koping yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan.  Strategi adaptasi disfungsional  Strategiadaptasidisfungsionalyangdigunakankeluarga bila menghadapi permasalahan n. PemeriksaanFisik Pemeriksaan fisik dilakukan terhadap semua anggota keluarga. Metode yang digunakan pada pemeriksaan fisik tidak berbeda dengan pemeriksaan fisik di klinik. o. Harapan keluarga Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga terhadap petugas kesehatan yang ada. 3.2 diagnosa No. Masalah 1. Kehilangan dalam bidang sosial ekonomi 2.



Seks pada usia lanjut



Dx yang mungkin muncul Domain 12 Kenyamanan Kelas 3 : Kenyamanan Sosial Isolasi Sosial 00053 Domain 8 Seksualitas Kelas 2 : Fungsi Seksual Disfungsi seksual 00059 Domain 4 Aktivitas/Istirahat Kelas 3 : Keseimbangan Energi Keletihan 00093 20



3.



Penurunan fungsi kognitif



4.



Kejadian jatuh



5.



Penyakit



Domain 5 Persepsi/Kognisi Kelas 4 : Kognisi Kerusakan memori 00131 Resiko konfusi akut 00173 Domain 11 Keamanan/Perlindungan Kelas 2 : Cedera fisik Resiko jatuh 00155 Domain 11 Keamanan/Perlindungan Kelas2 : Cedera Fisik Resiko Cidera 00035 Resiko Trauma 00038 Resiko syok 00205 Domain 4 Aktivitas/Istirahat Kelas 1 : Tidur/Istirahat Insomnia 00095 Domain 4 Aktivitas/Istirahat Kelas 4 : Respon Kardiovaskular/Pulmonal Intoleransi aktivitas 00092



6.



Polifarmasi (penggunaan obat)



Domain 9 Koping/Toleransi Stres Kelas 2 : Respons Koping Ansietas 00146 Domain 11 Keamanan/Perlindungan Kelas 4 : Bahaya Lingkungan Resiko keracunan 00037 Domain 11 Keamanan/Perlindungan Kelas 5 : Proses Pertahanan Tubuh Resiko respon alergi 00217



21



3.3 Rencana Tindakan Keperawatan  Dimulai dengan melakukan prioritas masalah kesehatan berdasarkan sifat masalah, kemungkinan masalah diatasi,potensi masalah untuk dicegah, menonjolnya masalah  Rencana Tindakan disesuaikan dengan masalah keperawatan



Rencana Tindakan disesuaikan dengan masalah keperawatan Intervensi secara umum yang biasa dilakukan perawat 1



Tujuannya adalah untuk membantu keluarga dan anggotanya bergerak ke arah penyelesaian tugas-tugas perkembangan individu dan keluarga.



2



Penguasaan



satu



kumpulan



tugas–tugas



memunginkan keluarga bergerak maju



perkembangan



keluarga



kearah tahap perkembangan 22



berikutnya. 3



Jika tugas-tugas perkembang keluarga tidak terpenuhi maka keluarga disfungsional.



4



Memberikan penyuluhan kepada keluarga mengenai proses perkembangan keluarga.



5



Membantu keluarga mencapai dan mempertahankan keseimbangan antara kebutuhan dan pertumbuhan pribadi dari anggota keluarga secara individual dan fungsi yang optimum ( kebutuhan pertumbuhan keluarga).



6



Membimbing antisipasi & penyuluhan untuk mencapai tujuan prevensi primer.



7



Membantu keluarga mengantisipasi dan melewati transisi normatif yang beda dalam kehidupan keluarga.



Evaluasi Menentukkan apakah semua tindakan sudah tercapai atau belum



23



BAB 4 PENUTUP



4.1 . Kesimpulan Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat dua orang / lebih, memiliki ikatan perkawinan dan pertalian darah, hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi, punya peran masing-masing dan mempertahankan suatu budaya. Ciri-ciri keluarga, antara lain sebagai berikut : Diikat tali perkawinan, ada hubungan darah, ada ikatan batin, tanggung jawab masing–masing, ada pengambil keputusan, kerjasama diantara anggota keluarg, interaksi, dan tinggal dalam suatu rumah. Sedangkan lansia merupakan seorang laki-laki atau perempuan yang berusia 60 tahun atau lebih, baik secara fisik masih berkemampuan (potensial) ataupun karena sesuatu hal tidak mampu lagi berperan secara aktif dalam pembangunan atau tidak potensial (Hawari, 2006).sedangkan tugas keluarga lansia yaiitu mempersiapkan diri untuk kondisi yang menurun, empersiapkan diri untuk pension, membentuk hubungan baik dengan orang yang seusianya, Mempersiapkan kehidupan baru, melakukan penyesuaian terhadap kehidupan sosial atau masyarakat secara santai, mempersiapkan diriuntuk kematiannya dan kematian pasangan



1.2. Saran Sebaiknya sebagai seorang perawat/calon



perawat



harus selalu



memberikan pendidikan kesehatan kepada pasangan keluarga lansia , agar bias menjalin hubungan keluarga yang harmonis.



DAFTAR PUSTAKA



Achjar, K.A.2010. Aplikasi Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta: Sagung Seto. Allender, JA & Spradley, B. W. 2001. Community as Partner, Theory and Practice Nursing. Philadelpia: Lippincott. Anderson.E.T & Mc.Farlane.J.M.2000. Community Health and Nursing, Conceptand Practice. Lippincott: California. Carpenitto, L. J. 2000. Buku Saku Diagnosis Keperawatan.Jakarta: EGC. Effendy,N. 1998. Dasar-dasar keperawatan Kesehatan Masyarakat.Jakarta:EGC. Friedman, M. M. 1998. Family Nursing Research Theory and Practice, 4thEdition. Connecticu : Aplenton Iqbal,Wahit dkk. 2005.Ilmu Keerawatan Komunitas 2 Teori dan Aplikasi dalam Praktek Pendekatan Asuhan Keperawatan Komunitas, Gerontik, Keluarga. Jakarta : EGC. Suprajitno. 2004. Asuhan Keprawatan Keluarga Aplikasi dalam Praktek. Jakarta :EGC. Wright dan Leakey.1984. Penderita Obesitas.Jakarta : PT Pustaka Raya.