Askep Peb [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Laporan Kasus ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. S KEHAMILAN 36-37 MINGGU G5 P2 A2 DENGAN PREEKLAMSIA BERAT DI RSUP dr. HASAN SADIKIN BANDUNG Dosen Pembimbing: Ns. Ariani Fatmawati, S.Kep., Ners., Sp. Kep.Mat Oleh Dhea Nur Utami 102017010



Untuk memenuhi tugas Praktik Belajar Klinik II Keperawatan Maternitas Program Studi Vokasi Diploma III Keperawatan



PROGRAM STUDI VOKASI DIPLOMA III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH BANDUNG BANDUNG 2020



ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS 1. PENGKAJIAN A. Pengumpulan data 1) Identitas klien Nama : Ny. S No medrec : Tidak terkaji Umur : 42 tahun Pendidikan : SMP Pekerjaan : Ibu rumah tangga Alamat : Kota Bandung Agama : Islam Suku bangsa : Sunda Status perkawinan : Menikah Golongan darah :O Tanggal masuk RS : 30 Maret 2020 Tanggal pengkajian : 30 Maret 2020 Diagnose medis : Pre Eklamsi Berat 2) Identitas penanggung jawab Nama : Tn. J Umur : 45 tahun Pendidikan : SMP Pekerjaan : Wiraswasta Alamat : Kota Bandung Agama : Tidak terkaji Suku bangsa : Tidak terkaji Status perkawinan : Menikah Golongan darah : Tidak terkaji Hubungan dengan klien: Suami pasien 3) Riwayat kesehatan 1. Keluhan utama Pasien mengeluh nyeri kepala 2. Riwayat kesehatan sekarang Pasien masuk ke IGD RSHS pada tanggal 30 Maret 2020 pukul 02.00 WIB dengan keluhan pandangan kabur dan tekanan darah tinggi. Di IGD tekanan darah pasien 180/110 mmHg, N 88x/menit, R 21 x/menit, S 36,5˚C. Pasien dipasang infus RL 500 cc. Pasien juga mendapatkan terapi nifedipine 3x1 tablet oral dan terapi MgSo4 40%, 4 gr dalam NaCl 0,9% 100 cc habis 30 menit dilanjutkan dengan 6 gram dlm RL 500 cc habis 6 jam. Dexamethashone 4x6 mg IV. Dipasang DC (urin keluar 200 cc). Pasien juga dilakukan pengambilan darah dengan hasil (Hb 11,4 g/dl, Ht 34,1%, leukosit 18.340 sel/UL, trombosit 289.000 sel/UL). Selama ini pasien menggunakan KB suntuk 3 bulan setelah kelahiran anak ketiga. Hasil USG bayi kembar, BJJ Bayi I 146x/menit, bayi ke II 143x/menit, presentasi kepala bokong, usia kehamilan 30-31



3.



4. 5. 6.



No



1. 2. 3. 4.



minggu, plasenta bagus, cairan amnion cukup. Hasil pemeriksaan dalam belum ada pembukaan. TFU 32 cm, PUKA, PUKI, belum masuk PAP, TBJ I 1870 gram, TBJ II 1900 gram. Pasien di bawa ke ruang nifas pada pukul 07.00 WIB. Pada saat pengkajian tanggal 30 Maret 2020 pukul 10.00 WIB pasien mengatakan nyeri kepala, pandangan kabur sudah tidak ada, saat mata di buka nyeri kepala semakin dirasakan dan jika mata tertutup nyeri kepala berkurang, nyeri dirasakan seperti ditimpa benda tumpul yang berat, skala nyeri 6 (1-10). Riwayat kesehatan dahulu Pasien mengatakan jika setiap hamil selalu mengalami tekanan darah tinggi dan turun lagi setelah melahirkan bayi Riwayat kesehatan keluarga Di keluarga ibu dan adik pasien menderita hipertensi. Riwayat gyneklogi dan obstetric a. Riwayat gynekologi  Riwayat menstruasi Ibu mengatakan menstruasi terakhir 29 juni 2019. Menarche usia 13 tahun. Tidak ada keluhan selama menstruasi. Siklus menstruasi 28 hari lama menstruasi 5-6 hari. Taksiran partus: 29 06 2019 +7−3+1 36 03 2020 36  1 bulan 6 hari = 6 April 2020  Riwayat perkawinan Tidak terkaji  Riwayat keluarga berencana (KB) Selama ini pasien menggunakan KB suntik 3 bulan. b. Riwayat obstetric  Riwayat kehamilan



Tahun



Umur



Jenis



Tempat/



Partus



Hamil



Partus



penolong



2001 2006 2007 2009



37



spontan



Bidan



Masalah



Keadaan



J



B



K



B



L



3,



Hamil Lahir -



Nifas -



Bayi -



Hidup



-



-



-



-



Mati



anak



8



kegugu



-



-



3 -



12



ran kegugu



-



-



-



-



-



-



-



Mati



37



ran spontan



Klinik



P



3,



-



-



-



-



Hidup



1



5.



2019



36 



Riwayat kehamilan sekarang Pasien melakukan ANC rutin ke bidan dekat rumah, tidak mendapatkan imunisasi TT, Kenaikan BB 12 kg, dan rutin mengkonsumsi tablet Fe. Dilakukan USG pertama kali pada usia kehamilan 6 bulan dan dinyatakan bayi kembar. Gerakan janin dirasakan pada usia kehamilan 19 minggu. Pada usia kehamilan 8 bulan pasien mengalami tekanan darah tinggi dengan protein urin +2. Sehingga pasien mengkonsumsi metildopa 2x200 mg oral. 30 032020 29 06 2019 109 0 1 hari 09 bulan Hasil bulan di kali 4 1/3 = (9x4) (9x1/3) = 36 minggu 3 hari = 36 minggu + 3 hari + 1 hari = 36 minggu 4 hari = 36 minggu 4 hari atau 36-37 minggu 4) Pemeriksaan fisik A. Pemeriksaan fisik ibu 1. Keadaan umum : Compos Mentis (CM) Berat badan : Tidak terkaji Tinggi badan : Tidak terkaji Tekanan darah : 160/100 mmHg Nadi : 80 x/menit Suhu : 36,3 ºC. Respirasi rate : 21x/menit 2. System pernapasan Pengembangan paru simetris, suara nafas vesikuler 3. System kardiovaskuler Tidak terdapat peningkatan JPV, konjungtiva ananemis 4. System pencernaan Bising usus 8x/menit, 5. System persyarafan Kesadaran compos mentis GCS 15, Reflek patella positif 6. System endokrin Tidak ada pembesaran KGB dan kelenjar tiroid 7. System perkemihan Kandung kemih kosong, pasien terpasang DC, urin 200 cc/4 jam. 8. System reproduksi A) Mamae



Payudara simentris, tidak ada pembengkakan, payudara teraba hangat, tidak ada nyeri tekan, putting menonjol dan kotor, areola tampak hitam B) Fundus uteri Tidak terkaji C) Vulva/vagina Vulva terlihat kotor, terdapat pengeluaran keputihan. 9. System musculoskeletal Kekuatan otot 5 untuk ektremitas atas dan bawah, 10. System integument A) Rambut Rambut lengket dan lepek B) Mulut Bibir kering, terdapat bau mulut, gigi tampak kotor C) Terdapat cloasma gravidarum. Tidak terdapat hiperpigmentasi pada daerah leher, Tidak terdapat hiperpigmentasi di dada, dibagian perut terdapat linea nigra, striae gravidarum, tidak terdapat luka, Kulit pasien lengket, berkeringat, pasien mengatakan belum mandi. area penusukan infus tidak terdapat tandatand flebitis. Terdapat edema pada ektremitas bawah, pitting edema +2. 5) Pola aktivtas sehari-hari No . 1.



2.



Aktivitas



Sebelum hamil



Nutrisi Tidak terkaji a. Makan  Frekuensi  Jenis  Makanan yang disukai  Makanan yang tidak disukai  Makanan pantangan/ alergi  Nafsu makan  Porsi makan b. Minum  Jumlah  Jenis Eliminasi Tidak terkaji a. BAB  Frekuensi  Warna  Bau  Konsistensi  Keluhan



Saat hamil -Pasien sudah makan nasi + lauk pauk dari RS 3 kali sehari dengan dua kali snack. -Terpasang infus RL drip MgSo4 40% 6 gr 30gtt/menit tetesan lancar



-Pasien terpasang DC, urin 200 cc/4 jam.



3.



4.



5.



6.



b. BAK  Frekuensi  Warna  Bau  Konsistensi  Keluhan Personal hygine a. mandi b. gosok gigi c. keramas d. pakaian e. kuku f. vulva hygine



Istirahat tidur a. waktu tidur b. lama tidur/hari c. kebiasaan pengantar tidur d. kebiasaan tidur e. kesulitan dalam hal tidur Gaya hidup a. kegiatan dalam pekerjaan b. olahraga c. kegiatan waktu luang Ketergantungan fisik a. merokok b. minuman keras c. obat-obatan d. lain-lain



6) Aspek psikososial a. Pola piker Tidak terkaji b. Persepsi diri Tidak terkaji



Tidak terkaji



-Kulit pasien lengket, berkeringat, pasien mengatakan belum mandi -Rambut lengket dan lepek -Bibir kering, terdapat bau mulut, gigi tampak kotor -Vulva terlihat kotor, terdapat pengeluaran keputihan. -Putting menonjol dan kotor, areola tampak hitam



Tidak terkaji



Tidak terkaji



Tidak terkaji



Tidak terkaji



Tidak terkaji



Tidak terkaji



c. Gaya komunikasi Tidak terkaji d. Konsep diri Tidak terkaji e. Pengetahuan Tidak terkaji f. Kebiasaan seksual Tidak terkaji 7) Data spiritual Tidak Terkaji 8) Data penunjang a. Pemeriksaan LAB Di IGD pada tanggal 30 Maret 2020 Pemeriksaan Hematologi Hemoglobin Hematokrit Leukosit Trombosit



Hasil



Nilai Rujukan



11,4 34,1 18.340 289.000



13,5 ~ 17,5 40 ~ 52 4400 ~ 11300 150.000-450.000



Satuan g/dL % /mm3 /mm3



b. Pemeriksaan USG USG bayi kembar c. Pemeriksaan Leopold No . 1. 2. 3.



Pemeriksaan Leopold I Leopold II Leopold III



Hasil pemeriksaan Presentasi kepala bokong Puka, Puki Belum masuk PAP, BJJ bayi I 145 x/menit, Bayi II 149 x/menit,



4. Leopold IV 9) Terapi No Nama Obat Di IGD 1. nifedipine 2. MgSo4 40%, 4 gr dalam NaCl 0,9% 100 3. MgSo4 40%, 6 gram dlm RL 500 cc 4. Dexamethashone Di ruangan 1. Infus RL drip MgSo4 40%



Dosis



Intake



Waktu



3x1



tablet oral IV



habis 30 menit



IV



habis 6 jam



4x6 mg



IV



6 gr



IV



30 gtt/mnt



2. Analisa data Data



Etiologic Masalah DS: Faktor resiko yang belum Perfusi Jaringan Tidak Pasien mengatakan jika jelas (Primigravida, Gemeli, Efektif setiap hamil selalu kehamilan usia 35) mengalami tekanan darah ↓ tinggi dan turun lagi setelah (SDKI, 2017) Respon angiotensin II melahirkan bayi ↓ DO: Tekanan Darah 160/100 mmHg Hb 11,4 g/dl Ht 34,1% leukosit 18.340 sel/UL kehamilan usia >35 tahun



Tekanan darah ↓ Vasospame ↓ Merangsang medulla oblongata ↓ Kerusakan Vaskular ↓ Sistem saraf simpatis meningkat ↓ Vasokontriksi pembuluh darah ↓ Metabolisme turun ↓ Perubahan hasil lab (Hb,Ht,leukosit) ↓ Perfusi Jaringan Tidak



DS:



Efektif Faktor resiko yang belum Resiko Cidera Pada Ibu



Data



Etiologic jelas (Primigravida, Gemeli, kehamilan usia 35) ↓ 160/100



DO: -Tekanan Darah mmHg -USG bayi kembar -Hb 11,4 g/dl -Ht 34,1% -leukosit 18.340 sel/UL -Usia ibu (>35 tahun)



Respon angiotensin II ↓



Masalah



(SDKI, 2017)



Tekanan darah ↓ Sistem neurologi ↓ Vasokontriksi dan vasopasme ateri ↓ Perpindahan cairan dari intra sel ke esktra sel ↓ Edema serebral kepekaan sistem saraf pusat ↓ Perubahan hasil lab (Hb,Ht,Leukosit) ↓ Sakit kepala, Hiper refleksi, kejang, mual, muntah ↓



Resiko Cidera Pada Ibu DO: Faktor resiko yang belum Resiko Cidera Pada Janin - Tekanan Darah 160/100 jelas (Primigravida, Gemeli, kehamilan usia 35) mmHg Hb 11,4 g/dl ↓ Ht 34,1% Respon angiotensin II leukosit 18.340 sel/UL ↓ Usia ibu (>35 tahun) (SDKI, 2017) Tekanan darah ↓ Plasenta ↓ perfusi plasenta ↓



Data



Etiologic gg.fungsi plasenta ↓



Masalah



Perubahan hasil lab (Hb,Ht,Leukosit) ↓ Hipoksia, penurunan nutrisi ↓ Kematian perinatal ↓ Resiko Cidera Pada Janin DS: Faktor resiko yang belum Nyeri Akut -Pasien mengatakan nyeri jelas (Primigravida, Gemeli, kepala, pandangan kabur kehamilan usia 35) sudah tidak ada, saat mata ↓ di buka nyeri kepala Respon angiotensin II semakin dirasakan dan jika (SDKI, 2017) ↓ mata tertutup nyeri kepala berkurang, nyeri dirasakan Tekanan darah seperti ditimpa benda ↓ tumpul yang berat Sistem neurologi -Pada usia kehamilan 8 ↓ bulan pasien mengalami tekanan darah tinggi Vasokontriksi dan DO: vasopasme ateri -Skala nyeri 6 (1-10). ↓ -TD 160/100 mmHg Perpindahan cairan dari intra sel ke esktra sel ↓ Edema serebral kepekaan sistem saraf pusat ↓ Pelepasan mediator kimia (bradikinin, histamin) ↓ Merangsang reseptor nyeri ↓ Dihantar kehipotalamus ↓



Data



Etiologic Korteks serebri



Masalah



↓ Nyeri dipersepsikan ↓ Nyeri Akut DO: Faktor resiko yang belum Hipervolemia -Terdapat edema pada jelas (Primigravida, Gemeli, ektremitas bawah, pitting kehamilan usia 35) ↓ edema +2. Respon angiotensin II -Proteinuria +2 (SDKI, 2017) ↓ -Hb 11,4 g/dl Tekanan darah -Ht 34,1% ↓ Spasme arteriolus ginjal ↓ Aliran darah ke ginjal ↓ GFR ↓ Kerusakan glomelurus ↓ Proteinuria ↓ Koloid osmotik ↓ Edema +2 ↓ Hipervolemia DS: Perawatan dirumah sakit Pasien mengatakan belum ↓ mandi Tirah baring, Terpasang DO: -Kulit pasien lengket, infus, kateter berkeringat, Rambut ↓ lengket dan lepek -Bibir kering, terdapat bau Aktifitas fisik terbatas mulut, gigi tampak kotor ↓ -Vulva terlihat kotor,



Defisit perawatan diri



(SDKI, 2017)



Data pengeluaran



terdapat keputihan. -Putting menonjol dan kotor, areola tampak hitam



Etiologic Defisit perawatan diri



Masalah



Diagnosa Prioritas keperawatan Diagnose keperawatan berdasarkan prioritas (keluhan utama yang muncul pada saat pengkajian): 1. Nyeri Akut b.d Preeklamsia berat 2. Perfusi jaringan tidak efektif b.d Preeklamsia berat 3. Resiko cidera pada ibu b.d Penurunan kadar hemoglobin 4. Resiko cidera pada janin b.d Preeklamsia berat 5. Hipervolemia b.d gangguan mekanisme regulasi 6. Defisit perawatan diri b.d aktifitas fisik terbatas



3. Perencanaan No . 1.



Diagnosa keperawatan Nyeri Akut Preeklamsia berat



Tujuan



b.d Setelah melakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam. Diharapkan tingkat nyeri menurun. Dengan kriteria hasil: -keluhan nyeri berkurang -skala nyeri 1-2 (0-10)



Intervensi



Rasional



Manajemen Nyeri



1. Untuk mengetahui daerah



Observasi



nyeri serta bagaimana nyeri



1.



Identifikasi



lokasi,



karakteristik, dirasakan, apakah hilang timbul/



durasi, frekuensi, kualitas, intensitas tidak. nyeri tiap 8 jam sekali



2. Untuk mengetahui perubahan



2. Monitor TTV tiap 8 jam



tanda-tanda vital pasien.



3.



Monitor



keberhasilan



terapi 3. Untuk mengevaluasi hasil



komplementer yang sudah diberikan terapi



komplementer



yang



tiap pagi



diberikan.



Terapeutik



4. Untuk mengurangi rasa nyeri



4.



Berikan



teknik



nonfarmakologis tanpa obat



untuk mengurangi rasa nyeri seperti 5.



Agar



pasien serta



mengetahui



tarik napas dalam 2x pertemuan



penyebab



pemicu



rasa



Edukasi



nyeri yang muncul pada pasien.



5. Jelaskan penyebab, periode dan 6. Untuk mnegurangi rasa nyeri pemicu nyeri 1x pertemuan



tanpa obat dengan menggunakan



6. Ajarkan teknik nonfarmakologis teknik tarik napas dalam untuk mengurangi rasa nyeri tiap 8 jam Kolaborasi 7. Kolaborasi dengan dokter pemberian



7. Untuk mengurangi rasa nyeri



No . 2.



Diagnosa keperawatan



Tujuan



Intervensi



Rasional



analgetik betahistine 3x6 mg per oral dalam 24 jam Perfusi jaringan tidak Setelah melakukan Perawatan sirkulasi efektif b.d Preeklamsia tindakan keperawatan Observasi: berat selama 3x24 jam. Diharapkan perfusi 1. Identifikasi faktor risiko gangguan perifer meningkat. sirkulasi (mis.hipertensi) Dengan kriteria hasil: -tekanan darah sistolik 2. Observasi TTV tiap 8 jam 100-120 Terapeutik: -Tekanan darah diastolik 60-80 3. Lakukan pencegahan infeksi seperti cuci tangan 6 langkah 4. Anjurkan minum obat pengontrol tekanan darah secara teratur dan



risiko



dari



gangguan sirkulasi 2. Untuk mengetahui perubahan tanda-tanda vital pasien 3. Untuk mencegah terjadinya infeksi karena tubuh pasien memantau



tekanan



darah pasien dengan tepat



gejala



5. Agar



darurat yang harus dilaporkan (mis.



tanda



Rasa sakit yang tidak hilang saat



apabila terjadi pada dirinya



6. Kolaborasikan



pasien dan



mengetahui



gejala



darurat



6. Untuk mneurunkan tekanan



Kolaborasi:



Resiko cidera pada ibu Setelah b.d Penurunan kadar tindakan hemoglobin selama



faktor



pemakaian obat secara teratur



istirahat,hilangnya rasa)



3.



pencetus/



4. Untuk



tanda



mengetahui



rentan mengalami infeksi



Edukasi:



5. Informasikan



1. Untuk



darah tinggi pasien dengan



dokter



pemberian obat nipedifin 3x1 mg/PO melakukan Perawatan kehamilan resiko tinggi keperawatan Observasi: 3x24 jam.



1. Untuk



mengetahui



faktor



pencetus resiko cidera pada



No .



Diagnosa keperawatan



Tujuan



Intervensi



Diharapkan tingkat cidera menurun. Dengan kriteria hasil: -Hb dalam rentang



1. Identifikasi faktor resiko kehamilan



normal -Ht



Rasional



(mis, hipertensi)



2. Untuk mengetahui riwayat



2. Identifikasi riwayat obstetris (mis, preeklamsia)



dalam



rentang



normal -Leukosit dalam rentang normal -Tidak terjadi kejang



pasien kehamilan yang berhubungan dengan kehamilan pasien saat



3. Monitor status fisik dan psikososial selama kehamilan



ini 3. Untuk mengetahui perubahan



Terapeutik:



fisik dan psikologis pasien



4. Diskusikan ketidaknyamanan selama



agar tidak terjadi cidera



hamil



4. Untuk mengetahui hal apa



Edukasi:



saja



5. Ajarkan mengenali tanda bahaya



selama kehamilan



(mis,



pendarahan



merah



5. Agar



terang, perubahan cairan ketuban,



tanda



penurunan gerakan janin, kontraksi



kehamilan



sebelum 37 minggu, sakit kepala,



pada dirinya



gangguan



vagina



yang



penglihatan,



pasien



pasien dan



alami



mengetahui



gejala



bahaya



apabila



terjadi



nyeri



6. Untuk mencegah terjadinya



epigastrik, dan penambahan berat



kejang pada pasien karena



badan yang cepat dengan edema



peningkatan tekanan darah



wajah)



7. Agar



selalu



sigap



dalam



Kolaborasi:



menangani masalah pasien



6. Kolaborasi pemberian obat Infus RL



jika terjadi kegawatdaruratan



No .



Diagnosa keperawatan



Tujuan



Intervensi



Rasional



drip MgSo4 40% 6 gr, 30 gtt/mnt 7. Kolaborasi dengan spesialis jika ditemukan 4.



tanda



dan



bahaya



kehamilan Resiko cidera pada janin Setelah melakukan Pemantauan denyut jantung janin b.d Preeklamsia berat tindakan keperawatan Observasi: selama 3x24 jam. Diharapkan tingkat 1. Identifikasi riwayat obstetrik cidera menurun. 2. periksa denyut jantung janin selama Dengan kriteria hasil: -Tidak terjadi kematian 1 menit janin 3. monitor denyut jantung janin tiap 4 -kontraksi janin teratur jam Terapeutik: menentukan posisi janin



ini 2. Agar



mengetahui



normal



tidaknya DJJ janin 3. Agar mengetahui jika ada 4. Untuk 5. Agar



tujuan



dan



prosedur



pemantauan Kolaborasi: 6. Kolaborasi dengan tim medis jika Hipervolemia b.d Setelah gangguan mekanisme tindakan



dengan kehamilan pasien saat



ditemukan gawat janin melakukan Manajemen Hipervolemia keperawatan Observasi:



mengetahui



posisi



pasien



tidak



janin



Edukasi:



5.



kehamilan yang berhubungan



perubahan pada DJJ janin



4. lakukan manuver leopold untuk



5. jelaskan



1. Untuk mengetahui riwayat



kebingungan



dengan



prosedur dan tindakan yang akan dilakukan 6. Agar dapat ditangani secara tepat dan tepat 1. Agar mengetahui faktor dari hipervolemia



No .



Diagnosa keperawatan regulasi



Tujuan selama 3x24 jam. Diharapkan keseimbangan cairan meningkat. Dengan kriteria hasil: -asupan cairan seimbang -output urin seimbang -membran mukosa lembab -edema berkurang



Intervensi



Rasional



1. Identifikasi penyebab hipervolemia



mengetahui



2. Monitor status hemodinamik (mis,



perubahan-perubahan



frekuensi jantung, tekanan darah)



hemodinamik pasien



3. Monitor intake dan output



3. Untuk



4. Monitor efek samping diuretik (mis, hipotensi ortostatik, hipovolemia, hipokalemia,hiponatremia)



waktu



yang



sama



(jika



memungkinkan)



4. Untuk



mengetahui efek



jika



samping



5. Untuk mengukur apakah ada penurunan penambahan



6. Batasi asupan cairan dan garam



ataupun berat



badan



yang signifikan



Edukasi: 7. Ajarkan



keseimbangan cairan pasien



pemberian obat



5. Timbang berat badan setiap hari pada



status



mengetahui



terjadinya



Terapeutik:



6. Agar edema berkurang cara



mengukur



dan



mencatat asupan dan haluaran cairan Kolaborasi: 6.



2. Untuk



8. Kolaborasi pemberian diuretik Defisit perawatan diri b.d Setelah melakukan Dukungan perawatan diri aktifitas fisik terbatas tindakan keperawatan Observasi: selama 3x24 jam. Diharapkan perawatan 1. Identifikasi kebutuhan alat bantu diri meningkat. kebersihan diri, berpakaian, berhias, Dengan kriteria hasil:



7. Agar pasien juga mengetahui intake dan output normal 8. Untuk



menurunkan/



mengurangi edema 1. Untuk mengetahui kebutuhan yang diperlukan pasien 2. Membina hubungan saling percaya dengan pasien



No .



Diagnosa keperawatan



Tujuan -melakukan personal hygine secara mandiri



Intervensi



Rasional



dan makan



3. Agar mempermudah pasien



Terapeutik: 2. Sediakan



dalam melakukan perawatan lingkungan



terapeutik



(mis, privasi pasien) 3. Fasilitasi kemandrian, bantu jika tidak mampu melakukan perawatan diri Edukasi: 4. Anjurkan melakukan perawatan diri secara konsisten sesuai kemampuan



diri 4. Agar



pasien



mengetahui



pentingnya perawatan diri