Askep Syndrom Sjogren - Kelompok VI (Musdalima - Mustika Sari) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.S DENGAN SYNDROME SJOGREN DI RSUD MAKASSAR



OLEH : KELOMPOK VI MUSDALIMA



190402034



MUSTIKA SARI



190402035



DOSEN PENGAMPUH : FATMAWATI, S.Kep.,Ns.,M.Kes



PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN UNIVERSITAS PUANGRIMAGGALATUNG 2021



A. Konsep Medis Sindrom Sjogren 1. Definisi Sindrom Sjogren atau sering disebut autoimmune exocrinopathy adalah penyakit autoimun sistemik yang terutama mengenai kelenjar eksokrin dan biasanya memberikan gejala kekeringan persisten dari mulut dan mata akibat gangguan fungsional kelenjer saliva dan lakrimalis. Sindrom



Sjogren



adalah



penyakit



auto



imun



yang



menyebabkan



berkurangnya sekresi kelenjar saliva dan kelenjar eksokrin tubuh lainnya. Sindrom Sjogren seringkali menyertai gangguan sistem kekebalan, seperti rheumatoid arthritis dan lupus. Pada penderita sindrom sjogren, mata dan mulut biasanya paling pertama terpengaruh. Pengaruh sindrom sjogren pada mata dan mulut dapat mengakibatkan penurunan produksi air mata dan air liur. Sindrom Sjogren dapat mempengaruhi kelenjar yang berfungsi untuk memproduksi air mata dan kelenjar yang berfungsi untuk memproduksi air liur (saliva). Sindrom Sjogren dapat terjadi pada semua usia, namun kebanyakan didiagnosis pada usia lebih dari 40 tahun. Sindrom Sjogren banyak terjadi pada wanita. Pengobatan sindrom ini biasanya berfokus pada menghilangkan gejala, yang dapat reda seiring berjalannya waktu. 2. Etiologi Hingga saat ini, para ahli belum mengetahui secara jelas kenapa kinerja sistem kekebalan tubuh menjadi kacau dan berbalik menyerang sel-sel sehat di dalam kelenjar penghasil cairan. Dugaan sementara adalah kondisi ini disebabkan oleh kelainan genetik dengan adanya infeksi sebagai pemicunya, baik infeksi bakteri ataupun virus. Meskipun penyebab terjadinya sindrom Sjögren belum diketahui, terdapat beberapa faktor yang diduga dapat meningkatkan risko seseorang mengalami penyakit ini. Usia di atas 40 tahun, merupakan salah satu faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang terkena sindrom Sjögren. Selain itu, jenis kelamin juga menjadi faktor risiko, karena penyakit ini lebih banyak terjadi pada wanita



dibanding



pria.



Seseorang



yang



seperti rheumatoidarthritis atau lupus, juga Sjögren. 3. Patofisiologi



menderita



lebih



mudah



penyakit autoimun lain, mengalami



sindrom



Reaksi immunologi yang mendasari patofisiologi Sindrom Sjogren tidak hanya sistim imun selular tetapi juga sistim imun humoral. Bukti keterlibatan sistim humoral ini dapat dilihat adanya hipergammaglobulin dan terbentuknya autoantibodi yang berada dalam sirkulasi. Gambaran histopatologi yang dijumpai pada SS adalah kelenjar eksokrin yang dipenuhidengan infiltrasi dominan limfosit T dan B terutama daerah sekitar kelenjar dan atau duktus, gambaran histopatologi ini dapat ditemui dikelenjarsalifa, lakrimalis serta kelenjar eksokrinyang lainnya misalnya kulit, saluran nafas, saluran cerna dan vagina. Fenotip limfosit T yang mendominasi adalah sel T CD4 +.Sel-sel ini memproduksi berbagai interleukin antara lain IL-2, IL-4, IL-6, IL 1 A dan TNF 8 alfa sitokin-sitokin ini merubah selepitel dan mempresentasikan protein, merangsang apoptosis sel epitel kelenjar melaluiregulasi fas. Sel B selain mengfiltrasi pada kelenjar, sel ini juga memproduksi immunoglobulin dan autoantibodi. Adanya infiltrasi limfosit yang mengganti sel epitel kelenjar eksokrin, menyebabkanpenurunan  penurunan fungsi kelenjar kelenjar yang menimbulkan menimbulkan gejala klinik. Pada kelenjar kelenjar salifa dan mata menimbulkan keluhan mulut dan mata kering. Peradangan pada kelenjar eksokrin pada pemeriksaan klinik sering dijumpai pembesaran kelenjar. Gambaran



serologi



yang



didapatkan



pada



SS



suatu



gambaran



hipergammaglobulin. Peningkatan imonuglobulin antara lain faktor reumatoid, ANA dan antibodi non spesifik organ. Pada pemeriksaan dengan teknik imunofloresentes ANA menurun menunjukan gambaran spekled yang artinya bila diekstrak lagi maka akan dijumpai autoantibodi Ro dan La.  Adanya antibodi Rodan La ini dihubungkan dengan gejala awal penyakit, lama penyakit, splenomegali,



pembesaran



pembesaran



kelenjarparotis



yang



berulang,



limfadenopati dan anti La sering dihubungkan dengan infiltrasi



limfosit pada kelenjar eksokrin minor. Faktor genetik, infeksi, hormonal serta psikologis diduga berperan terhadap patogenesisyang merangsang sistim imun teraktivasi. 4. Manifestasi klinik



Sindrom Sjögren menyerang kelenjar eksokrin yang menghasilkan cairan. Gejala utama kondisi ini adalah mata kering dan mulut kering (xerostomia). Kedua gejala ini bisa mengarah kepada masalah kesehatan lainnya. Bila terjadi mata kering, gejala yang dapat timbul yaitu: a. Pandangan kabur. b. Mata terasa pedih, mengalami kemerahan, dan bengkak. c. Rasa terbakar dan gatal pada mata. d. Rasa kelilipan, seperti kemasukan debu atau pasir. e. Rasa tidak nyaman ketika melihat ke sumber cahaya. f. Kelopak mata terasa lengket pada saat bangun tidur. Sedangkan gejala yang dapat muncul akibat mulut kering (xerostomia) adalah: a. Suara parau. b. Sulit menelan makanan, terutama makanan kering, dan terasa seperti tersangkut dalam mulut. c. Selalu membutuhkan minum pada saat makan, untuk membantu menelan makanan. d. Lidah kemerahan. e. Perubahan rasa makanan akibat perubahan kemampuan mengecap pada lidah. f. BIbir kering dan pecah-pecah pada sudut-sudut mulut. g. Lidah yang terasa tersangkut pada langit-langit mulut h. Munculnya permasalahan mulut lainnya, seperti pembusukan gigi, penyakit gusi,



dan sariawan. Gejala-gejala lainnya yang dapat timbul akibat sindrom Sjögren adalah: a. Sendi yang terasa nyeri, kaku, dan mengalami pembengkakan b. Kulit kering dan terasa gatal. c. Batuk kering yang tidak kunjung sembuh. d. Ruam, terutama setelah kulit terpapar sinar matahari. e. Nyeri otot f. Vagina kering. g. Sulit berpikir, berkonsentrasi h. Pembengkakan kelenjar ludah. i. Rasa lelah dan letih yang sangat berat.



j. Kaki dan tangan yang terasa kaku. k. Penyakit tiroid.



5. Komplikasi Komplikasi yang paling umum dari Sindrom Sjogren melibatkan mata dan mulut, diantaranya: a. Gigi berlubang Karena kelenjar salifa membantu melindungi gigi dari bakteri yang menyebabkan berlubang, gigi kita mudah berlubang bila mulut kita kering. b. Infeksi kapang Orang dengan Sindrom Sjogren lebih mudah terkena sariawan, infeksi kapang pada mulut. c. Masalah penglihatan Mata yang kering mengarah pada sensitivitas pada cahaya, pandangan yang kabur, dan infeksi pada kornea 6. Pemeriksaan penunjang a. Tes Schimer, untuk mengetahui tingkat kecukupan air mata yang dihasilkan oleh kelenjar air mata, dengan melihat seberapa banyak air mata yang membasahi kertas khusus dalam waktu lima menit. b. Pengukuran tingkat aliran air liur, dengan cara menimbang volume air liur yang mampu dikeluarkan oleh pasien ke suatu wadah, dalam waktu lima menit. Jika jumlah air liur yang dikeluarkan rendah, hal tersebut dapat mengindikasikan pasien menderita sindrom Sjögren. c. Tes darah, untuk melihat adanya antibodi spesifik sindrom Sjögren, serta untuk memeriksa adanya gangguan pada liver atau Antibodi yang dicek pada penderita sindrom Sjögren adalah anti-Ro (SS-A) dan anti-LA (SS-B). Kedua jenis antibodi tersebut biasanya akan diproduksi tubuh seseorang yang sistem kekebalan tubuhnya terkena penyakit ini. d. Biopsi. Sampel jaringan bagian dalam bibir pasien akan diperiksa di laboratorium, untuk mendeteksi keberadaan gugusan limfosit sebagai indikasi sindrom Sjögren.



e. Pemindaian kondisi kelenjar air liur. Metode pemindaian yang dilakukan dapat berupa sialografi (menggunakan foto Rontgen) atau skintigrafi (menggunakan bahan radioaktif khusus B. Konsep Asuhan Keperawatan



ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. S DENGAN SYNDROME SJOGREN DI RSUD MAKASSAR I



PENGKAJIAN 1. Data DemografI a. Identitas Pasien Nama



: Ny. S



Umur



: 49 tahun



Jenis Kelamin



: Perempuan



Suku/Bangsa



: Bugis/Indonesia



Agama



: Islam



Pendidikan



: SMA



Pekerjaan



: IRT



Alamat



: Makassar



Tanggal Masuk RS



: 30 April 2021



Tanggal pengkajian



: 01 Mei 2021



Diagnosa Medis



: Sindrom Sjogren



No Registrasi



: 009550



b. Identitas penanggung jawab Nama



: Tn. M



Umur



: 25 tahun



Jenis Kelamin



: Laki-laki



Suku/Bangsa



: Bugis/Indonesia



Agama



: Islam



Pendidikan



: SMP



Pekerjaan



: Wiraswasta



Hubungan dengan pasien



: Anak



2. KELUHAN UTAMA Pasien mengeluh nyeri di mulut 3. RIWAYAT KESEHATAN a. Riwayat Kesehatan Sekarang Pasien datang ke RS pada tanggal 30 april 2021 dengan diantar keluarganya, pasien mengatakan mulut dan matanya terasa sakit dan tampak kering. b. Riwayat penyakit dahulu Pasien sudah lama menderita sindrom sjogren dan sering mengeluh sakit pada bagian mulut dan mata, tetapi belum sampai dirawat di RS c. Riwayat Kesehatan Keluarga Pasien mengatakan tidak mempunyai penyakit menular dan tidak mempunyai penyakit menurun. 4. RIWAYAT NUTRISI Kurang mengkonsumsi makanan yang mengandung vitmin c, vitamin B12, mineral dan zat besi serta pola makan yang buruk dan hanya mengkonsumsi karbohidrat dan protein saja. 5. AKTIVITAS / ISTIRAHAT Terjadi keterbatasan fungsi yang terkena, gerakan aktivitas terbatas karena penglihatan kurang baik dan kondisi fisik yang lemah 6. PENGKAJIAN LINGKUNGAN RUMAH DAN KOMUNITAS Berada di lingkungan yang panas dan sanitasi yang buruk 7. RIWAYAT PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN Kondisi fisik yang lemah sebagai akibat intake nutrisi yang kurang dan penurunan berat badan karena intake nutrisi yang kurang.



8. PEMERIKSAAN FISIK B1 (Breath) : Bau nafas, RR normal B2 (Blood) : Hemorhage (perdarahan)akibat kerusakan membrane mukosa oral, risiko kekurangan volume darah. B3 (Brain) : Nyeri B4 (Bladder) : Secara umum tidak mempengaruhi kecuali jika ada



kondisi



dehidrasi akibat intake cairan yang kurang B5 ( Bowel)



: Mukosa oral mengalami peradangan, bibir pecah-pecah, rasa



kering, suatu sensasi rasa luka atau terbaka. Hipersalivaasi dan perubahan kulit mukosa oral, tampak bengkak dan kemerahan. B6 (Bone) : Kondisi fisik yang lemah sebagai akibat intake nutrisi yang kurang 9. EKSTERMITAS  Deformitas skelet  Deformitas vertebra  Deformitas lengkungan tulang panjang  Otot lemah 10. SIRKULASI  Takikardia (Respon stress)  Deformitas local, kelemahan 11. NEUROSENSORI Hilang gerakan 12. NYERI / KENYAMANAN Nyeri tekan II ANALISA DATA



N O



DATA



ETIOLOGI



MASALAH



1.



Ds : 



Ketidakmampuan



Defisit nutrisi



Klien mengatakan mulut menelan makanann terasa panas dan nyeri







Klien



mengeluh



kesulitan



menelan



makanan Do : 



Mukosa mulut tampak kering







Mukosa mulut tampak kemerahan







Mukosa mulut tampak bengkak







Klien tampak kurus







Klien tampak lemah







Klien



tampak



tidak



nafsu makan 2.



Ds : 



Gangguan Klien mengeluh tidak persepsi nyaman saat melihat







Klien merasa cemas saat bergerak







Klien mengatkan tinggal di



lingkungan



yang



panas dan sanitasi yang buruk Do : 



Klien tampak berbaring







Klien tampak lemah







Klien



tampak



cemas



saat bergerak 



Gerakan klien terbatas dan tampak dibantu oleh



sensori Gangguan mobilitas fisik



keluarga



ketika



beraktivitas III DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan menelan dibuktikan dengan mulut terasa panas dan nyeri (D.0019) 2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan persepsisensori dibuktikan dengan klien mengeluh tidak nyaman saat melihat (D.0054)



IV INTERVENSI KEPERAWATAN



N O 1.



DIAGNOSA (D.0019) Defisit



STANDAR LUARAN



INTERVENSI



(L.03030)



(I.03119)



nutrisi Status nutrisi



Manajemen nutrisi



berhubungan



Setelah dilakukan tindakan



dengan



keperawatan,



ketidakmampuan



nutrisi



menelan dengan



diharapkan



dapat







Porsi



makanan



yang dihabiskan :



nyeri



Meningkat Berat



badan



Identifikasi



status



nutrisi 



terasa panas dan 







terpenuhi,



ditandai dengan criteria hasil : mulut



Observasi :



Monitor



asupan



makanan 



Monitor berat badan



Terapeutik : :







Membaik



Beri



nutrisi



dalam



keadaan lunak, prosi sedikit tapi sering Edukasi : 



Edukasi tentang zatzat



makanan



yang



sangat penting bagi metabolisme tubuh Kolaborasi : 



Kolaborasi pemberian



medikasi ( pereda nyeri ) sebelum makan 



Kolaborasi dengan ahli gizi tentang kebutuhan



2.



(D.0054)



(L.06048)



kalori (I.14514)



Gangguan



Fungsi sensori



Manajemen lingkungan



mobilitas



fisik Setelah dilakukan tindakan Observasi :



berhubungan



keperawatan,



diharapkan







Identifikasi keamanan



dengan gangguan fungsi sensori membaik ,



dan



persepsisensori



lingkungan



dibuktikan dengan klien



mengeluh



tidak nyaman saat



dengan kriteria hasil : 



Ketajaman penglihatan



kenyamanan



Terapeutik : :







meningkat



melihat (D.0054)



Hindari



paparan



langsung



dengan



cahaya matahari atau cahaya



yang



tidak



perlu 



Tentukan



ketajaman



penglihatan,



catat



apakah satu atau kedua mata terlibat Edukasi : 



Jelaskan cara membuat lingkungan



rumah



yang aman 



Ajarkan



pasien



dan



keluarga/pengunjung tentang



upaya



pencegahan infeksi V IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN Waktu 01/05/2021



Diagnosa Defisit nutrisi



Implementasi  Mengidentifikasi



Evaluasi S : Klien



13.00



berhubungan 



dengan ketidakmampuan menelan



ditandai







dengan mulut terasa panas



dan



status nutrisi



mengatakan



Memonitor asupan



belum makan



makanan



sejak pagi berat O : Klien tampak



Memonitor



lemah



badan



nyeri



A : Masalah



(D.0019)



belum teratasi P : Lanjutkan intervensi



01/05/2021 16.00



Gangguan mobilitas fisik







berhubungan



dengan



persepsisensori klien



dengan



dan O :



keamanan



gangguan



dibuktikan



Mengidentifikasi







mengeluh



S:



kenyamanan



A:



lingkungan



P:



Menghindari paparan langsung



tidak nyaman saat



dengan



melihat (D.0054)



matahari



cahaya atau



cahaya yang tidak 02/05/2021 10.00



Defisit



nutrisi







perlu Memberikan



S : Klien



berhubungan



nutrisi



dalam



mengatakan



dengan



keadaan



lunak,



menghabiskan



ketidakmampuan



prosi sedikit tapi



satu porsi



menelan



sering



makanan yang



Mengedukasikan



diberikan oleh



tentang



perawat



ditandai



dengan mulut terasa panas



dan







nyeri



(D.0019)



zat-zat



yang O : Klien masih



makanan sangat



penting



bagi metabolisme



lemas A : Masalah



tubuh 



tampak sedikit



Berkolaborasi



teratasi



pemberian pereda



sebagian



nyeri makan



sebelum P : Lanjutkan intervensi



02/05/2021 17.00



Gangguan mobilitas fisik







berhubungan



dengan



gangguan



Menentukan



S:



ketajaman



O:



penglihatan klien , A :



persepsisensori



catat apakah satu P :



dibuktikan



atau kedua mata



klien



dengan mengeluh



tidak nyaman saat melihat (D.0054)



terlibat 



Menjelaskan cara membuat lingkungan rumah yang aman