Asuhan Keperawatan Anak - DHF by Wahyukoneko [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS MATA KULIAH KEPERAWATAN ANAK



Asuhan Keperawatan Dengue Haemoragic Fever (DHF)



Disusun Oleh: Kelompok 8 (Delapan) 1. Alvin Desviyan 2. Desi Sekarsari 3. Wahyu Ismail Siagian



: P0 0320118 038 : P0 0320118 045 : P0 0320118 073



Tingkat 2B Keperawatan Dosen Pembimbing: Ns. Misniarti, M.Kep NIP. 197703112001122001



KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES KEMENKES BENGKULU PRODI DIII KEPERAWATAN CURUP T.A 2020/2021



KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Tugas Mata Kuliah Keperawatan Anak yang berjudul “Asuhan Keperawatan Dengue Haemoragic Fever (DHF))” Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya. Diharapkan Makalah ini dapat membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan. Sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini, supaya kedepannya dapat lebih baik. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.



Curup, 10 Februari 2020



Penyusun



ii



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ............................................................................................. ii DAFTAR ISI ............................................................................................................ iii BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 4 1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 5 1.3 Tujuan Penulisan ......................................................................................... 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi ......................................................................................................... 6 2.2 Etiologi ......................................................................................................... 6 2.3 Patofisiologi ................................................................................................. 6 2.4 Manifestasi Klinis......................................................................................... 6 2.5 Pathway ........................................................................................................ 7 2.6 Klasifikasi ..................................................................................................... 8 2.7 Pemeriksaan Penunjang ................................................................................ 8 2.8 Penatalaksanaan ............................................................................................ 8 2.9 Konsep Dasar Keperawatan Dengue Haemorrhagic Fever ( DHF ) ............ 10 BAB III ASUHAN KEPERAWATAN 3.1 Pengkajian .................................................................................................... 16 3.2 Analisa Data ................................................................................................. 22 3.3 Diagnosa Keperawatan ................................................................................. 23 3.4 Intervensi Keperawatan ................................................................................ 23 3.5 Implementasi Keperawatan .......................................................................... 27 BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 30 4.2 Saran ............................................................................................................... 30 DAFTAR PUSTAKA



iii



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) atau Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegypti (Nursalam, dkk, 2008). Penyakit ini dapat menyerang semua orang dan dapat mengakibatkan kematian, terutama pada anak. Penyakit ini juga sering menimbulkan kejadian luar biasa atau wabah (Nursalam, dkk, 2008). Penyebab penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) adalah virus dengue (Nursalam, dkk, 2008). Demam Berdarah Dengue (DBD) ditandai oleh empat manifestasi klinis utama, yaitu demam tinggi, fenomena hemoragik, sering dengan hepatomegali, dan pada kasus berat, terjadi tanda – tanda kegagalan sirkulasi (WHO, 1999). Menurut WHO (1999), pada tahun 1996, 2500 – 3000 juta orang tinggal di area yang secara potensial beresiko terhadap penularan virus dengue. Setiap tahun, diperkirakan terdapat 20 juta kasus infeksi dengue yang mengakibatkan kira – kira 24 juta kematian (WHO, 1999). Penyakit ini mempunyai pola epidemik berdasarkan musiman dan siklus dengan wabah besar terjadi pada interval 2 – 3 tahun. Selama periode 1960 – 1970, 1.070.207 kasus dan 42.808 kematian dilaporkan dan sebagian besar adalah anak – anak (WHO, 1999). Selama hampir sepanjang tahun 1980-an, pada negara – negara endemik, seperti Cina, Indonesia, Malaysia, Myanmar, Filipina, Thailand, dan Vietnam, DHF / DSS menyebar secara perifer dan menyerang daerah pedesaan. Wabah yang sangat luar biasa besar yang terjadi di Vietnam (354.517 kasus pada tahn 1987) dan Thailand (174.285 kasus pada tahun 1987). Jumlah total orang yang terjangkit dan meninggal karena DHF / DSS dilaporkan di semua negara Pasifik Barat dan Asia Tenggara selama dekade 1980 – an diperkirakan 1.946.965 dan 23.793.



4



Dari data – data di atas, maka penulis mencoba menyusun makalah tentang Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan DHF sehingga diharapkan mahasiswa/i dapat lebih memahami tentang penyakit DHF dan pada akhirnya dapat menurunkan angka kejadian penyakit DHF di Indoensia.



1.2 Rumusan Masalah 1. Apa pengertian dengue haemoragic fever (DHF)? 2. Apa saja manifestasi klinis dengue haemoragic fever (DHF)? 3. Apa pathway dengue haemoragic fever (DHF)? 4. Bagaimana etiologi dengue haemoragic fever (DHF)? 5. Bagaimana patofisiologi dengue haemoragic fever (DHF)? 6. Bagaimana pemeriksaan penunjang dengue haemoragic fever (DHF)? 7. Bagaimana penatalaksanaan dengue haemoragic fever (DHF)? 8. Bagaimana konsep dasar keperawatan dengue haemorhagic fever (DHF)? 9. Bagaimana askep keperawatan anak dengan dengue haemorhagic fever (DHF)



1.3 Manfaat Penulisan 1. Mengetahui pengertian dengue haemoragic fever (DHF). 2. Mengetahui Manifestasi Klinis dengue haemoragic fever (DHF). 3. Mengetahui pathway dengue haemoragic fever (DHF). 4. Mengetahui manifestasi klinis dengue haemoragic fever (DHF). 5. Mengetahui etiologi dengue haemoragic fever (DHF). 6. Mengetahui patofisiologi dengue haemoragic fever (DHF). 7. Mengetahui pemeriksaan penunjang dengue haemoragic fever (DHF). 8. Mengetahui penatalaksanaan dengue haemoragic fever (DHF). 9. Mengetahui konsep dasar keperawatan dengue haemorhagic fever (DHF). 10. Mengetahui askep keperawatan anak dengan dengue haemorhagic fever (DHF).



5



BAB II TINJAUAN PUSTAKA



2.1 Definisi Dengue Haemoragic Faver adalah penyakit yang menyerang anak dan orang dewasa yang disebabkan oleh virus dengan manifestasi berupa demam akut, pendarahan, nyeri otot, dan sendi. Dengue adalah suatu infeksi arbovirus (Artro Born Virus) yang akut ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti atau Aedes Aerobupictus.



2.2 Etiologi Penyebab ppenyakit Demam Berdarah Dengue afalah virus dengue. Di Indonesia, virus tersebut sampai saat ini telah diisolasi menjadi 4 serotipe virus Dengue yang termasuk dalam group B arthopediborne viruses (arboviruses), yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4, Virus Dengue dibawa oleh nyamuk Aedes Aegypi masuk ke tubuh manusia melalui gigitan nyamuk



2.3 Patofisiologi Virus Dengue yang dibawa oleh nyamuk Aedes Aegypti masuk ke tubuh manusia, infeksi yang pertama kali dapat memberikan gejala sebagai demam dengue. Apabila orang itu dapat infeksi berulang oleh virus Dengue yang berlainan maka akan menimbulkan reaksi yang berbesa, terutama konsistensi Retikoloindotel dan kulit secara Hemogen, tubuh akan membentuk Kompleks virus antibodi dalam sirkulasi darah sehingga akan mengaktifasi system komplemen yang berakubat dilepaskannya Anapilaktoksin sehingga permebilitas dinding pembuluh darah.



2.4 Manifestasi Klinik Masa inkubasi Dengue antara 3-15 hari, rata-rata 5-8 hari dengan gejala klinis: 1. Demam akut yang tetap tinggi (2-7 hari) disertai gejala tidak spesifik seperti anoreksia, malaise.



6



2. Manifestasi pendarahanL Uji Turniquet Positif atau Rumble Leed positif, pendarahan gusi, ptechiase, epistaksis, hema temetemesis atau melana. 3. Pembearan hati, nyeri tekan tanpa ikterus. 4. Terjadi renjatan atau tidak 5. Kenaikan nilai hemokonsentrasi yaitu sedikitnya 205 dan penurunan nilai trombosit (trombitopenia 100.00/mm atau kurang). 6. Pada foto rontgen: pulmonari vaskuler congestion dan plural effusion pada paru kanan.



2.5 Pathway Infeksi Virus Dengue



Kompleks virus antibodi



Depensi Sumsum Tulang



Aktivasi komplemen



Perdarahan: Trombositopenia



Anti histamin dilepaskan



Permeabililitas membran meningkat



Kebocoran plasma



Hipovolemia



Rejatan (syok) hipovolemi, hipotensi



Asidosis metabolik



7



2.6 Klasifikasi Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) diklasifikasikan berdasarkan derajat beratnya penyakit, secara klinis terbagi menjadi : ( WHO, 1986 ) a. Derajat I



: Demam, mual, muntah, anorexia, tanpa perdarahan spontan, uji



torniquet positif, trombositopenia, dan hemokonsentrasi. b. Derajat II



: Derajat I disertai perdarahan spontan pada kulit atau tempat lain.



c. Derajat III



: Ditemukan kegagalan sirkulasi, nadi cepat dan lemah, tekanan



darah lemah dan rendah, gelisah, sianotis di sekitar mulut, hidung, dan ujung jari (tanda dini renjatan). d. Derajat IV



: Renjatan berat dengan nadi tidak teraba dan tekanan darah tidak



dapat diukur. Yang disertai dengan Dengue Shock Sindrom



2.7 Pemeriksaan Penunjang a. Darah 1) Pada demam Dengue terdapat Leukopenia pada hari kedua atau hari ketiga 2) Pada demam berdarah terdapat Trombositpenia dan Hemokonsentrasi. 3) Pada pemeriksaan kimia darah: Hipoproteibenia, hipokloremia, SGPT, SGOT, Ureum dan pH darah mungkin meningkat. b. Urine Mungkin ditemukan albuminuria ringan.



2.8 Penatalaksanaan a. DHF tanpa Rajatan Rasa haus dan dehidrasi timbul kerena demam tinggi, anoreksia dan muntah, klien harus banyak minum kurang lebih 1,5 liter/24 jam, dapat berupa air the, sirup atau oralit, panas yang diberi kompres es atau alcohol 70%, pemnerian infus dilaksanakan pada klien apabila: 1) Muntah, sulit makan per oral, muntah mengancam dapat terjadinya dehidrasi dan asidosis 2) Nilai hematoktit tinggi



8



b. DHF dengan Rejatan Prinsip: Mengatasi rejatan dengan penggantian volume cairan yaitu cairan RL c. Pengobatan bersifat simtomatis dan supportif.



9



2.9 Konsep Dasar Keperawatan Dengue Haemorrhagic Fever ( DHF ) 1. Pengkajian a. Identitas Pasien Nama, umur (pada DHF, paling sering menyerang anak – anak dengan usia kurang dari 15 tahun), jenis kelamin, alamat, pendidikan, nama orang tua, pendidikan orang tua, dan pekerjaan orang tua.



b. Keluhan Utama Alasan / keluhan yang menonjol pada pasien DHF untuk datang ke rumah sakit adalah panas tinggi dan anak lemah.



c. Riwayat Penyakit Sekarang Didapatkan adanya keluhan panas mendadak yang disertai menggigil dan saat demam, kesadaran compos mentis. Turunnya panas terjadi antara hari ke – 3 dan ke – 7, dan anak semakin lemah. Kadang – kadang disertai dengan keluhan batuk pilek, nyeri telan, mual, muntah, anoreksia, diare / konstipasi, sakit kepala, nyeri otot dan persendian, nyeri ulu hati dan pergerakan bola mata terasa pegal, serta adanya manifestasi perdarahan pada kulit, gusi (grade III, IV), melena atau hematemesis.



d. Riwayat Penyakit Yang Pernah Diderita Penyakit apa saja yang pernah diderita. Pada DHF, anak bisa mengalami serangan ulangan DHF dengan tipe virus yang lain.



e. Kondisi Lingkungan Sering terjadi di daerah yang padat penduduknya dan lingkungan yang kurang bersih, seperti air yang menggenang dan gantungan baju di kamar.



10



f. Pola Kebiasaan 1) Nutrisi dan metabolisme : frekuensi, jenis, pantangan, nafsu makan berkurang, dan nafsu makan menurun. 2) Eliminasi alvi (buang air besar). Kadang – kadang anak mengalami diare / konstipasi. Sementara DHF grade III – IV bisa terjadi melena. 3) Eliminasi urine (buang air kecil) perlu dikaji apakah sering kencing, sedikit / banyak, sakit / tidak. Pada DHF grade IV sering terjadi hematuria. 4) Tidur dan istirahat. Anak sering mengalami kurang tidur karena mengalami sakit / nyeri otot dan persendian sehingga kuantitas dan kualitas tidur maupun istirahatnya kurang. 5) Kebersihan. Upaya keluarga untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan cenderung kurang terutama untuk membersihkan tempat sarang nyamuk aedes aegypti. 6) Perilaku dan tanggapan bila ada keluarga yang sakit serta upaya untuk menjaga kesehatan.



g. Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan fisik, meliputi inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi dari ujung rambut sampai ujung kaki. Berdasarkan tingkatan (grade) DHF, keadaan fisik anak adalah sebagai berikut : a. Grade I



: kesadaran compos mentis, keadaan umum lemah, tanda –



tanda vita dan nadi lemah. b. Grade II



: kesadaran compos mentis, keadaan umum lemah, ada perdarahan spontan : ptekie, perdarahan gusi dan telinga, serta nadi lemah, kecil, dan tidak teratur.



c. Grade III : kesadaran apatis, somnolen, keadaan umum lemah, nadi lemah, kecil, dan tidak teratur, serta tensi menurun. d. Grade IV : kesadaran coma, tanda – tanda vital : nadi tidak teraba, tensi tidak terukur, pernapasan tidak teratur, ekstremitas dingin, berkeringat, dan kulit tampak biru.



11



1) Sistem Integumen Adanya ptekie pada kulit, turgor kulit menurun, dan muncul keringat dingin, dan lembab. Kuku sianosis / tidak.



2) Kepala dan leher Kepala terasa nyeri, muka tampak kemerahan karena demam (flusy), mata anemis, hidung kadang mengalami perdarahan (epsitaksis) pada grade II, III, IV. Pada mulut didapatkan bahwa mukosa mulut kering, terjadi perdarahan gusi, dan nyeri telan. Sementara tenggorokan mengalami hiperemia pharing dan terjadi perdarahan telinga (pada grade II, III, IV).



3) Dada Bentuk simetris dan kadang – kadang terasa sesak. Pada foto thorax terdapat adanya cairan yang tertimbun pada paru sebelah kanan (efusi pleura), rales +, ronchi + yang biasanya terdapat pada grade III dan IV.



4) Abdomen Mengalami nyeri tekan, pembesaran hati (hepatomegali) dan asites. 5) Ekstremitas Akral dingin, serta terjadi nyeri otot, sendi, dan tulang.



h. Pemeriksaan Laboratorium Pada pemeriksaan darah pasien DHF akan dijumpai : 1) Hb dan PCV meningkat (≥ 20 %) 2) Trombositopenia (≤ 100.000 / ml) 3) Leukopenia (mungkin normal atau leukositosis) 4) Ig D Dengue positif



12



5) Hasil pemeriksaan kimia darah menunjukkan : hipoproteinemia, hipokloremia, dan hiponatremia. 6) Ureum dan pH darah mungkin meningkat 7) Asidosis metabolik : pCO2 < 35 – 40 mmHg dan HCO3 rendah 8) SGOT / SGPT mungkin meningkat



2. Diagnosa Keperawatan a. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan peningkatan permeabilitas pembuluh darah. b. Resiko



tinggi



terjadinya



hipovolemik



syok



berhubungan



dengan



berkurangnya volume intravaskular. c. Resiko tinggi perdarahan berhubungan dengan penurunan trombosit. d. Gangguan aktivitas sehari – hari berhubungan dengan kelemahan fisik. e. Gangguan pemenuhan nutrisi berhubungan dengan anoreksia, mual, muntah, nyeri ulu hati.



3. Intervensi a. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan peningkatan permeabilitas pembuluh darah. Intervensi : 1) Monitor keadaan umum pasien. 2) Observasi tanda – tanda vital setiap 2 – 3 jam. 3) Perhatikan keluhan pasien, seperti mata berkunang – kunang, pusing, lemah, ekstremitas dingin, dan sesak napas. 4) Apabila terjadi tanda – tanda syok hipovolemik, baringkan pasien terlentang tanpa bantal. 5) Pasang infus dan beri terapi cairan intravena jika terjadi perdarahan (kolaborasi dengan dokter).



13



b. Resiko



tinggi



terjadinya



hipovolemik



syok



berhubungan



dengan



berkurangnya volume intravaskular. Intervensi : 1) Kaji ulang keadaan umum klien. 2) Kaji dan observasi tanda – tanda vital. 3) Observasi tanda – tanda syok. 4) Berikan dan anjurkan klien banyak minum. 5) Berikan cairan intravena sesuai program dokter. 6) Kaji intake dan output serta catat pada rekam medis. 7) Jelaskan pentingya cairan. c. Resiko tinggi perdarahan berhubungan dengan penurunan trombosit. Intervensi : 1) Monitor tanda – tanda perdarahan. 2) Monitor jumlah trombosit dan hematokrit setiap hari. 3) Anjurkan klien untuk istirahat. 4) Jelaskan tentang trombosit pada klien dan keluarga. 5) Libatkan keluarga untuk segera melapor bila terjadi perdarahan yang lanjut. 6) Laporkan dan kolaborasi dengan tim medis bila terjadi perdarahan lebih lanjut. d. Gangguan aktivitas sehari – hari berhubungan dengan kelemahan fisik. Intervensi : 1) Kaji keluhan klien. 2) Kaji sejauh mana kemampuan klien dalam melakukan aktivitas. 3) Bantu klien memenuhi kebutuhan (mandi, makan, eliminasi) sesuai tingkat kemampuan / keterbatasan klien. 4) Bantu klien untuk mandiri sesuai dengan perkembangan kemajuan kondisi fisiknya. 5) Tempatkan / letakkan barang – barang di tempat yang mudah dijangkau klien.



14



6) Jelaskan hal – hal yang dapat membantu dan meningkatkan kekuatan fisik klien.



e. Gangguan pemenuhan nutrisi berhubungan dengan anoreksia, mual, muntah, nyeri ulu hati. Intervensi : 1) Kaji keluhan mual, nyeri ulu hati, dan nafsu makan klien. 2) Hidangkan makanan dalam bentuk menarik, keadaan hangat, dan tidak dengan bau yang merangsang mual. 3) Berikan makanan yang mudah ditelan dan dicerna. 4) Berikan makan dalam porsi kecil dan frekuensi sering. 5) Berikan motivasi pada klien untuk makan. 6) Observasi dan catat jumlah makanan dan minuman yang dihabiskan oleh klien setiap hari. 7) Jelaskan manfaat nutrisi / makanan dan cairan. 8) Timbang berat badan bila memungkinkan. 9) Laksanakan program pengobatan : berikan terapi antisida (anti emetik).



15



BAB III ASUHAN KEPERAWATAN



3.1 Pengkajian a. Data Demografi Tanggal Wawancara : 12 Februari 2020 Tanggal MRS



:12 Februari 2020



No. RMK



: 09 11 79



Nama



: An. B



Umur



: 7 Tahun



Jenis Kelamin



: laki-laki



Suku/Bangsa



: Jawa/Indonesia



Agama



: Islam



Pendidikan



: SD



Alamat



: Air meles bawah



b. Pola Fungsional 1) Persepsi kesehatan dan penanganan kesehatan a) Keluhan utama/ kesehatan umum Panas badan meninggi b) Riwayat Penyakit Sekarang (ssi pola PQRST) Satu hari sebelum masuk rumah sakit, klien teraba panas, panas sepanjang hari, kondisi lemah, nafsu makan berkurang. c) Penggunaan Obat Sekarang Injeksi ampicillin IV 500mg/8 jam Paracetamol 3x1 cth ½ Infus RL 11 tetes/menit d) Riwayat Penyakit Dahulu Satu bulan yang lalu cacar air (vericella)



16



Upaya pencegahan : Tidak ada Imunisasi



: Lengkap



Alergi



: Tidak Pernah



Kebiasaan merokok dan alkohol : Tidak pernah e) Riwayat Penyakit Keluarga Dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit DM, TBC dan hypertensi. f) Riwayat Sosial Hubungan klien dan orang tua disayangi 2) Pola Nutrisi – Metabolik a) Masukan Nutrisi Sebelum Sakit - Pagi



: Nasi, lauk ½ piring



- Siang



: Nasi, lauk, sayur



- Sore



:-



b) Saat sakit - Nasi bubur, 1-2 sendok - Nafsu makan menurun - Klien tidak mengalami kesulitan dalam menelan - Keadaan gigi atas dan bawah partial dan tidak menggunakan protesa - Fluktuasi BB 6 bulan terakhir : Tetap c) Pemeriksaan Fisik Tanda Vital : - TB: -, BB: 16,5 kg Kulit : - Warna : normal - Suhu : 38°C - Turgor : baik -



Edema : tidak



-



Lesi : tidak



17



-



Memar : tidak Mulut



-



Hygiene



: bersih



-



Gusi



: normal



-



Gigi



: normal



-



Lidah



: bersih



-



Mucosa



: normal



- Tonsil



: normal



- Wicara



: normal



Rambut dan kulit kepala : rambut tebal, warna hitam



d) Temuan Laboratorium Darah : -



HB



: 11,8 gr%



-



Leukosit : 11.600/mm



-



LED



-



Hitung Jenis :



: 55/mm jam I



BAS



:0



EOS



:2



Stab



:3



Seg



: 60



Limp



: 30



Mono



:5



Urine



:



-



Trombosit : 135.000/mm



-



Hematokrit : 35%



3) Pola Eliminasi Kebiasaan defekasi 1 kali/hari Abdomen : Simetris, tidak ada distens



18



Frekuensi BU : Normal (8-12 x/menit) Kebiasaan miksi 4 kali/hari Ginjal tidak teraba dan blast tidak distensi Keadaan uretra : Normal 4) Pola Aktivitas – Latihan Mandi



: dibantu oleh orang lain



Berpakaian/ berhias



: dibantu oleh orang lain



Toiletting



: dibantu oleh orang lain



Mobilitas di TT



: dibantu oleh orang lain



Berpindah



: dibantu oleh orang lain dan alat



Ambulasi



: dibantu oleh orang lain dan alat



Pemeliharaan Kesehatan : - Klien tidak menggunakan alat bantu Pemeriksaan Fisik a) Pernafasan/ sirkulasi Tanda Vital -



Tekanan Darah



:



-



Nadi



: 128 x/menit



-



Respirasi



: 40 x/menit



-



Kualitas



: Normal



-



Batuk



: Tidak



-



Bunyi nafas



: Normal



b) Muskuloskletal -



Rentang gerak



: Penuh



-



Keseimbangan dan cara berjalan



: Tegap



-



Genggaman tangan



: Sama kuat kanan dan kiri



-



Otot kaki



: sama kuat



5) Pola Tidur – Istirahat Kebiasaan 8 jam/ hari



19



Tidur malam 2 jam Merasa segar



: Tidak



Masalah



: Insomnia



Pemeriksaan fisik



:



-



Penampilan umum



: Lemah



-



Mata



: Normal



-



Lingkaran hitam di sekitar mata : Tidak



6) Pola Kognitif- Konseptual Pendengaran : Normal Penglihatan : normal Vertigo : ya Pemeriksaan fisik : Mata : -



Pupil : isokor



-



Refleks terhadap cahaya : Ya, kiri kanan Status mental : CM, GCS 4, 5, 6 Bicara : normal



7) Pola Persepsi Diri/ Konsep Diri Masalah utama mengenai perawatan di RS/ penyakit (finansial, perawatan)



: Askes



Keadaan emosional



: Normal



Kemampuan adaptasi



: Baik



Konsep diri



: Tidak ada gangguan



8) Pola Peran / Hubungan Kepedulian keluarga mengenai perawatan : Baik. Terlihat orang tua selalu setia merawat / menjaga klien saat di RS, secara bergantian



9) Pola Seksualitas



20



Klien berjenis kelamin perempuan. Tidak ada kelainan pada genetalia. Tidak ada penyakit mengenai seks. Pemeriksaan fisik : Genetalia



: struktur simetris



10) Pola Koping – toleransi stress Kemampuan adaptasi : klien mampu beradaptasi dengan baik Keputusan diambil oleh ayah dan ibu. Koping Toleransi terhadap stress : tidak terkaji 11) Pola Nilai – Kepercayaan Pembatasan religius : Tidak Meminta kunjungan pemuka agama : Tidak



21



3.2 Analisa Data Nama : An. B



No. RM : 091179



Umur : 7 Tahun



Diagnosa : DHF



Hari/



NO.



Tanggal



DX



Rabu, 12



1.



Symtom



Etiologi



Problem



DS:



Proses infeksi



Hipertermia



Februari



Klien mengatakan badan terasa



virus dengue



2020



panas dan kepala terasa pusing. DO: - Suhu Tubuh: 38oC - Nadi: 128x/menit - Respirasi: 40x/menit - Klien tampak gelisan dan lemah



Rabu, 12



2.



DS:



Penurunan



Resiko defisit nutrisi



Februari



Klien mengatakan tidak mau makan.



nafsu makan



2020



DO:



(anoreksia)



- BB: 16,5 Kg - Makanan yang disediakan hanya makan 1-2 sendok makan - Klien tampak lemah Rabu, 12



3.



DS:



Februari



Klien mengatakan tidak bias duduk,



2020



mandi, jalan dan ketoilet DO:



Peningkatan



Intoleransi



kebutuhan



aktivitas



metabolisme sekunder



- Klien berbaring ditempat tidur - Saat beraktivitas dibantu ibunya - Terpasang infus RL 11tts/m - Klien masih terlihat lemah



22



terhadap infeksi virus



3.3 Diagnosa Keperawatan NO. DX



Tanggal Ditemukan



Diagnosa



Rabu, 12 Februari



Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi virus



1.



2020 2.



dengue



Rabu, 12 Februari



Resiko defisit nutrisi berhubungan dengan Penurunan



2020 3.



nafsu makan (anoreksia)



Rabu, 12 Februari



Intoleransi aktivitas berhubungan dengan



2020



peningkatan kebutuhan metabolisme sekunder terhadap infeksi virus



3.4 Intervensi Keperawatan Nama : An. B



No. RM : 091179



Umur : 7 Tahun



Diagnosa : DHF



NO.



Tujuan/KH



DX 1.



Setelah



Intervensi



dilakukan -



tindakan



keperawatan



selama



x24



diharapkan



masalah



Hipertermia dapat teratasi



Observasi



-



1. Identifikasi



jam



Rasional



penyebab



2. Monitor suhu tubuh



2. Untuk mengetahui suhu



3. Monitor komplikasi akibat hipertermia -



2.



Suhu



4. Sediakan lingkungan yang



3.



Suhu kulit membaik (5)



tubuh 3. Untuk



Panas menurun (5)



membaik (5)



Terapeutik



5. Longgarkan atau lepaskan



nyeri otot



6. Ganti linen setiap hari atau -



23



Terapeutik



4. Untuk



pakaian



jika



akibat



hipertermua -



sering



mengetahui



komplikasi



dingin



lebih



mengetahui



penyebab hipertermia



1.



tubuh



1. Untuk



hipertermia



dengan kriteria hasil:



Observasi



Edukasi



mengurangi



mengalami hyperhidrosis



5. Untuk



(keringat berlebih) 7. Lakukan



sirkulasi darah



pendinginan



eksternal



(mis.



6. Agar



selimut



hipermia atau kompres



dada, abdomen dan aksila oksigen



-



kelelahan otot 8. Membantu pernafasan Edukasi 9. Agar



Edukasi



pasien



merasa



nyaman



9. Anjurkan tirah baring -



selalu



7. Membantu mengurangi



(bila



perlu)



pasien



merasa segar



dingin pada dahi, leher,



8. Berikan



melancarkan



Kolaborasi



Kaloborasi



10. Untuk



10. Kaloborasi



pemberian



cairan



elektrolot



dan



memenuhi



kebutuhan



cairan



pasien



intravena, jika perlu 2.



Setelah



dilakukan -



tindakan



keperawatan



selama



x24



Observasi 1. Monitor



asupan



Observasi



dan 1. Untuk



mengetahui



keluarnya makanan dan



asupan dan keluarnya



masalah



cairan



makanan



resiko defisit nutrisi dapat



kalori



teratasi dengan kriteria -



Terapreutik



diharapkan



jam



-



hasil:



serta



2. Timbang



1. Porsi makanan yang



kebutuhan



berat



-



Terapeutik



badan 2. Untuk



mengetahui



perubahan berat badan



3. Sajikan makanan yang lagi 3. Agar



tubuh



2. berat badan indeks



hangat sesuai diet



menyimpan



massa



Edukasi



banyak energi



tubuh



(IMT) -



membaik (5) 3.



frekuensi



membaik (5)



4. Anjurkan makan sedikt makan



dalam porsi kecil -



Kaloborasi



24



cairan



serta kebutuhan kalori



secara rutin



dihabiskan meningkat (5)



dan



bakal lebih



Edukasi



4. Membantu melakukan diet



pasien



5. Kaloborasi dengan ahli 5. Untuk mencapai target



3.



Setelah



dilakukan -



tindakan



keperawatan



selama



x24



masalah



Intoleransi



aktivitas



dan pilihan makan



makan pasien



Observasi



-



nadi



yang



2. Monitor kelelahan fisik



mengetahui



gangguan tubuh yang mengakibatkan kelelahan 2. Untuk



mengetahui



kelelahan



4. Monitor



emosional



lokasi



dan



pilihan



Observasi



3. Monitor pola dan jam tidur



Lelah



fisik



dan



ketidaknyamanan selama 3. Untuk mengetahui pola melakukan aktivitas



3. Dispnea saat aktivitas menurun (5)



dan



gangguan 1. Untuk



mengakibatkan kelelahan



menurun (5)



4. Dyspnea



kalori



dan emosional



meningkat (5) 2. Keluhan



badan, kebutuhan kalori



tubuh



dengan kriteria hasil: 1. Frekuensi



berat badan, kebutuhan



1. Identifikasi



jam



diharapkan



gizi tentang target berat



dan jam tidur



Terapeutik



5. Sediakan



lingkungan



4. Untuk



mengetahui



lokasi



dan



setelah



nyaman



dan



rendah



ketidaknyamanan



aktivitas menurun (5)



stimulus



(mis.



cahaya,



selama



suara, kunjungan)



aktivitas



6. Lakukan latihan rentan gerak padif dan/ aktif



yang menyenangkan duduk



Terapeutik 5. Agar



7. Berikan aktivitas distraksi



8. Fasilitasi



melakukan



pasien



merasa



nyaman 6. Untuk melatih otot-otot



disisi



tubuh



tempat tidur, jika tidak 7. Untuk mengurangi rasa busa



berpindah



berjalan -



Edukasi



atau



tidak nyaman terhadap pasien 8. Untuk mempertahankan kenyamanan



25



9. Anjurkan



melakukan



aktivitas secara bertahap 10. Anjurkan keluarga strategi



Edukasi 9. Untuk



meningkatkan



stamina



koping untuk mengurangi 10. Untuk



-



mengurangi



kelelahan



kelelahan



Kaloborasi



Kolaborasi



11. Kaloborasi dengan ahli 11. Untuk gizi



tentang



meningkatkan makanan



26



cara asupan



meningkatkan



asupan makanan



3.5 Implementasi Keperawatan Nama : An. B



No. RM : 091179



Umur : 7 Tahun



Diagnosa : DHF



Hari/



NO.



Tanggal



DX



Rabu, 12



1



Februari 2020



Implementasi



Evaluasi



1. Mengidentifikasi



S: Klien mengatakan badan masih terasa Wahyu



penyebab hipertermia 2. Memonitor



TTD



suhu



tubuh



panas dan kepala terasa pusing. O: - Suhu Tubuh: 38oC - Nadi: 115x/menit



3. Memonitor



- Respirasi: 40x/menit



komplikasi



akibat



hipertermia



- Klien masih tampak gelisah dan lemah



4. Melonggarkan



atau



lepaskan pakaian



A: Masalah belum teratasi NO.



Kriteria



1



2



linen



1



Panas







setiap hari atau lebih



2



Suhu







5. Mengganti



sering



3



10



6. Melakukan pendinginan eksternal selimut atau



kompres dingin pada dahi,



leher,



Suhu







P: Intervensi dilanjutkan no. 1, 3, 5, 7 dan



(keringat berlebih)



hipermia



5



kulit



hyperhidrosis



(mis.



4



tubuh



jika



mengalami



3



dada,



abdomen dan aksila



27



7. Berkaloborasi pemberian cairan dan elektrolit intravena



2.



1. Memonitor dan



asupan



S: Klien masih mengatakan tidak mau



keluarnya



makanan dan cairan



makan. O:



serta kebutuhan kalori 2. Menimbang



- BB: 16,5 Kg



berat



- Makanan yang disediakan hanya



badan secara rutin



makan 1-2 sendok makan



3. Menyajikan makanan yang



lagi



Desi



hangat



- Klien tampak lemah A: Masalah belum teratasi



sesuai diet



NO. 1



4. Berkaloborasi dengan



Kriteria



Porsi



ahli gizi tentang target



makanan



berat



yang



badan,



1



2



3



4



5







dihabiskan



kebutuhan kalori dan 2



pilihan makan



berat badan







indeks massa tubuh (IMT) 3



frekuensi







makan Intervensi dilanjutkan no. 1, 2 dan 5 3.



1. Mengdentifikasi



S: Klien mengatakan tidak bisa duduk,



gangguan tubuh yang



mandi,jalan dan ketoilet



mengakibatkan



O:



kelelahan



- Klien berbaring ditempat tidur



2. Memonitor kelelahan fisik dan emosional



- Saat beraktivitas dibantu ibunya - Terpasang infus RL 11tts/m



28



Alvin



3. Memonitor pola dan jam tidur



- Klien masih terlihat lemah A: Masalah belum teratasi



4. Memonitor lokasi dan



NO.



Kriteria



ketidaknyamanan



1



Frekuensi



selama



2



stimulus



(mis.



cahaya,



suara,



3



5







Keluhan







Dispnea







aktivitas Dyspnea







setelah



6. Memberikan aktivitas distraksi



4



saat



4



kunjungan)



3



Lelah



5. Sediakan lingkungan nyaman dan rendah



2



nadi



melakukan



aktivitas



1



aktivitas



yang



menurun



menyenangkan



P: Intervensi dilanjutkan no. 2, 6, 8, 9 dan



7. Menganjurkan melakukan aktivitas secara bertahap 8. Berkaloborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan makanan



29



11



BAB IV PENUTUP



4.1 Kesimpulan Dengue Haemoragi Fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkanoleh virus dengue sejanis virus yang tergolong arbovirus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk aedes agypty dan alborictus. Nyamuk ini banyak berkembang



biak pada tempat-tempat yang tergenang air dan tempat lembab.



Penyakit DHF dapat menyerang siapa saja terutama pada anak-anak sampai dewasa serta seringkali menyebabkan kematian bagi penderita.adapun tanda dan gejala: Sakit kepala,Tanda tanda renjatan (sianosis, kulit lembab dan dingin, tekanan darah menurun, gelisah, nadi cepat dan lemah),Mual, muntah, tidak ada nafsu makan, diare konstipasi, nyeri otot, tulang sendi, abdomen dan ulu hati.



4.2 Saran Semoga dengan adanya makalah ini bisa bermanfat dan dapat diaplikasikan terutama pada perawat yang masih belajar asuhan keperawatan anak dengan dengue haemoragi fever (DHF).



30



DAFTAR PUSTAKA Aziz. 2006. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta: Penerbit Salemba Medika Nursalam, Rekawati, Sri. 2005. Asuhan Keperawatan Bati dan Anak (Untuk Perawat dan Bidan). Jakarta: Penerbit Salemba Medika Nursalam, Rekawati. 2013. Asuhan Keperawatan Anak dan Bayi. Jakarta: Penerbit Salemba Medika Suriadi. 2010. Asuhan Keperawatan Pada Anak. Jakarta: CV.Saggung Seto Sony. 2010. Asuhan Keperawatan Klien Dengan DHF (Dengue Haemoragic Fever). Diambil di https://www.scribd.com/document/28127274/asuhan-keperawatanklien-dengan-dhf-dengue-haemoragic-fever. Diakses Pada 10 Februari 2020 Pukul 22.30 WIB. Titik. 2016. Asuhan Keperawatan Anak. Yogjakarta: Nuha Medika



31