Asuhan Keperawatan DHF Lodaya 1 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn I DENGAN DHF DI RUANG LODAYA 1 RS BHAYANGKARA TK II SARTIKA ASIH BANDUNG



Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Stase Keperawatan Medikal Bedah



Disusun Oleh : NENDEN LIDIAWATI NIM.318146



PROGRAM STUDI KEPERAWATAN NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN PERSATUAN PERAWAT NASIONAL INDONESIA JAWA BARAT 2018



TINJAUAN TEORITIS A. PENGERTIAN Demam



dengue/DF



dan demam



berdarah



dengue/DBD



(dengue



haemorhagicfever//DHF) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot atau nyeri sendi yang disetai leucopenia, ruam, limfadenopati, trombositopenia dan ditesis hemoragik. Pada DBD terjadi perembesan plasma yang ditandai dengan hemokonsentrasi (peningkatan hemotokrit) atau penumpukan cairan dirongga tubuh. Sindrom renjatan dengue (dengue shock syndrome) adalah demam berdarah dengue yang ditandai oleh renjatan atau syok (Sudoyo Aru, dkk 2009) Dengue Haemorhagic Fever adalah penyakit yang menyerang anak dan orang dewasa yang disebabkan oleh virus dengan manifestasi berupa demam akut, perdarahan, nyeri otot dan sendi.Dengue adalah suatu infeksi Arbovirus (Artropod Born Virus) yang akut ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegepty atau oleh AedesAlbopictus (Titik Lestari, 2016) DHF adalah infeksi arbovirus( arthropoda-borne virus) akut, ditularkan oleh nyamuk spesies Aedes (IKA- FKUI, 2005). Dengue Hemoragic Fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan oleh gigitan nyamuk aedes aegypti dan aedes albopictus. Virus ini akan mengganggu kinerja darah kapiler dan sistem pembekuan darah, sehingga mengakibatkan perdarahanperdarahan. Penyakit ini banyak ditemukan di daerah tropis, seperti Asia Tenggara, India, Brazil, Amerika, termasuk diseluruh pelosok Indonesia, kecuali di tempat-tempat dengan ketinggian lebih dari 1000 m diatas permukaan air laut. Demam berdarah dengue tidak menular melalui kontak manusia dengan manusia. Virus dengue sebagai penyebab demam berdarah hanya dapat ditularkan melalui nyamuk (Prasetyono 2012). A. Etiologi Pada umumnya masyarakat kita mengetahui penyebab dari Dengue Haemoragic Fever adalah melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti. Virus Dengue mempunyai 4 tipe, yaitu : DEN 1, DEN 2, DEN 3, dan DEN 4, yang ditularkan melalui nyamuk Aedes Aegypti. Nyamuk ini biasanya hidup dikawasan tropis dan



berkembang biak pada sumber air yang tergenang. Keempatnya ditemukan di Indonesia dengan DEN-3 serotipe terbanyak. Infeksi salah satu serotip akan menimbulkan antibodi yang terbentuk terhadap serotipe yang lain sangat kurang, sehingga tidak dapat memberikan perlindungan yang memadai terhadap serotipe yang lain tersebut. Seseorang yang tinggal di daerah endemis dengue dapat terinfeksi oleh 3 atau 4 serotipe selama hidupnya. Keempat serotipe virus dengue dapat ditemukan diberbagai daerah di Indonesia (Sudoyo dkk. 2010) Virus Dengue berbentuk batang, bersifat termoragil, sensitif terhadap inaktivitas oleh distiter dan natrium diaksikolat, stabil pada suhu 700C. Keempat tipe tersebut telah ditemukan pula di Indonesia dengan tipe DEN 3 yang paling banyak ditemukan (Hendarwanto 2010). B. Patofisiologi Virus dengue yang telah masuk ke tubuh akan menimbulkan demam karena proses infeksi. Hal tersebut akan merangsang hipotalamus sehingga terjadi termoregulasi yang akan meningkatkan reabsorsi Na dan air sehingga terjadi hipovolemi, selain itu juga terjadi kebocoran plasma karena terjadi peningkatan permeabilitas membran yang juga mengakibatkan hipovolemi, syok dan jika tak teratasi akan terjadi hipoksia jaringan yang dapat mengakibatkan kematian. Selain itu kerusakan endotel juga dapat mengakibatkan trombositopenia yang akan mengakibatkan perdarahan, dan jika virus masuk ke usus akan mengakibatkan gastroenteritis sehingga terjadi mual dan muntah. Virus dengue yang masuk ke dalam tubuh manusia akan menyebabkan klien mengalami viremia. Beberapa tanda dan gejala yang muncul seperti demam, sakit kepala, mual, nyeri otot, pegal seluruh tubuh, timbulnya ruam dan kelainan yang munkin terjadi pada system vaskuler. Pada penderita DBD, terdapat kerusakan yang umum pada system vascular yang mengakibatkan terjadinya peningkatan permeabilitas dinding pembuluh darah. Plasma dapat menembus dinding vaskuler selama proses perjalanan penyakit, dari mulai demam hingga klien mengalami renjatan berat. Volume plasma dapat menurun hingga 30 %. Hal inilah yang dapat menyebabkan seseurang mengalami kegagalan sirkulasi. Adanya kebocoran plasma ini jika tidak segera ditangani dapat menyebabkan hipoksia jaringan, asidosis metabolic yang pada akhirnya dapat berakibat fatal yaitu kematian.



Virus dengue yang masuk ke dalam tubuh manusia akan menyebabkan klien mengalami viremia. Beberapa tanda dan gejala yang muncul seperti demam, sakit kepala, mual, nyeri otot, pegal seluruh tubuh, timbulnya ruam dan kelainan yang munkin terjadi pada system vaskuler. Pada penderita DBD, terdapat kerusakan yang umum pada system vascular yang mengakibatkan terjadinya peningkatan permeabilitas dinding pembuluh darah. Plasma dapat menembus dinding vaskuler selama proses perjalanan penyakit, dari mulai demam hingga klien mengalami renjatan berat. Volume plasma dapat menurun hingga 30 %. Hal inilah yang dapat menyebabkan seseurang mengalami kegagalan sirkulasi. Adanya kebocoran plasma ini jika tidak segera ditangani dapat menyebabkan hipoksia jaringan, asidosis metabolic yang pada akhirnya dapat berakibat fatal yaitu kematian. Viremia juga menimbulkan agregasi trombosit dalam darah sehingga menyebabkan trombositopeni yang berpangaruh pada proses pembekuan darah.\ Perubahan fungsioner pembuluh darah akibat keocoran plasma yang berakhir pada perdarahan, baik pada jaringan kulit maupun saluran cerna biasanya menimbulkan tanda seperti munculnya purpura, ptekie, hematemesis, ataupun melena. (Sudoyo, 2006: 1732)



PATOFLOW DHF Banyak genangan air



Predisposisi



Keadaan geografis



Kepadatan penduduk



Sosial ekonomi menurun



Musim hujan



Lingkungan tidak bersih (sungai, kanal penuh sampah)



Kurang makan makanan yang sehat



Banyak genangan air Sistem imun me Tempat nyamuk berkembang biak



Tempat nyamuk berkembang biak



Mudah terinfeksi virus



Perilaku -Tidak melakukan 3M (menguras bak mandi, menutup tempat air, mengubur barang-barang bekas) -Sering tidur pada pagi hari(8-10) dan sore hari(35)



Resiko tergigit nyamuk aedes aegypty tinggi



Nyamuk aedes aegypty pembawa virus dengue Masuk kedalam tubuh manusia melalui gigitan nyamuk aedes aegypty



DP: Kekurangan Agregasi trombosit volume cairan b/d kehilangan cairan aktif Kerusakan trombosit NOC: Kekurangan volume cairan akan teratasi Fungsi trombosit me NIC: - Pantau warna,jumlah,da n frekuensi Trombosit dihancurkan kehilangan cairan oleh RES -Pantau status hidrasi trombositopenia -Tentukan jumlah cairan yang masuk dalam 24 Pendarahan jam -Berikan cairan sesuai dengan kering MK: Mukosa kebutuhan



viremia



Merangsang hipotalamus



Tubuh melakukan pertahanan



Melepaskan prostaglandin, bradikinin, serotin, histamin



Terbentuk komplek virus antigen antibody



Termogulasi instabil



-Berikan terapi IV



Pe permeabilitas pembuluh darah



Mengaktivasi sistem komplemen C3 dan C5



Melepaskan C3A dan C5A



Dilatasi pembuluh darah



Volume cairan me



Hipovolemia



Darah kental



Syok Hipovolemia



Hemokosentrasi Hb dan Ht me



MK: Demam (S:400 C)



DP: Hipertermi b/d penyakit DHF NOC: Manajemen hipertermi NIC: -Anjurkan pasien banyak minum air 2L/hari - Anjurkan pasien memakai pakaian tipis - Kolaborasikan dengan dokter pemberian obat antipiretik



Kebocoran plasma keruang ekstravaskular



Hepar



Pleura



Peritonium



Jantung



Pendarahan saluran GI Hematesis, melena



Pedarahan gusi dan pendarahan hidung



Kulit



Cairan merembes ke hepar melalui vena porta



Cairan merembes ke ronnga pleura



Kapiler pecah



Pe cairan plasma dalam hepar



Efusi Pleura



Petekie



Cairan menumpuk di rongga peritonium Asites



Pe pengisisan sirkulasi darah Pe aliran balik vena Curah jantung me



Hepatomegali



Anemia Pe suplai O2 kejaringan



Pe suplai O2 kejaringan



Pe produksi asam laktat



Pe produksi ATP



MK: Kelemahan, keletihan DP: Intoleransi aktivitas b/d kelemahan umum. NOC: menolerani aktifitas yang biasa dilakukan NIC: -Kaji tingkat kemampuan pasien untuk berpindah dari tempat tidur, berdiri, ambulansi dan melakukan AKS dan AKSI -Pantau asuoan nutrisi untuk memastikan sumber-sumber energy yang adekuat -Ajarkan tentang pengaturan aktivitas dan teknik manajemen



Histamin mensekresi asam lambung MK: Anoreksia, mual muntah



Pelepasan histamin



DP: Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari b/d faktor biologis NOC: Manajemen Nutrisi NIC: - Tentukan kemampuan pasien untuk memenuhi kebutuhan nutrisi -ciptakan lingkungan yang menyenangkan untuk makan -Berikan informasi yang tepat tentang kebutuhan nutrisi dan cara memenuhinya



Derajat Dengue Haemorhagic Fever menurut WHO 1.



Derajat



1: demam disertai gejala tidak khas dan satu-satunya



manifestasiperdarahan adalah uji tourniquet positif 2. Derajat 2 : sama seperti derjat 1, disertai perdarahan spontan dikulit atau perdarahan lain. 3. Derajat 3 : ditemukan tanda kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan lembut, tekanan darah menurun (< 20 mmHg) atau hipotensi disertai kulit dingin, lembab, dan pasien menjadi gelisah. 4. Derajat 4 : syok berat, nadi tidak teraba dan tekanan darah tidak dapat diukur. Belum atau tanpa renjatan: 1.



Grade I dan II : Infus cairan Ringer Laktat dengan dosis 75 ml/Kg BB/hari untuk anak dengan BB < 10 kg atau 50 ml/Kg BB/hari untuk anak dengan BB < 10 kg bersama-sama diberikan minuman oralit, air buah atau susu secukupnya. Untuk kasus yang menunjukkan gejala dehidrasi disarankan minum sebnyak-banyaknya dan sesering mungkin. Apabila anak tidak suka minum sama sekali sebaiknya jumlah cairan infus yang harus diberikan sesuai dengan kebutuhan cairan penderita dalam kurun waktu 24 jam yang diestimasikan sebagai berikut : 



100 ml/Kg BB/24 jam, untuk anak dengan BB < 25 Kg







75 ml/KgBB/24 jam, untuk anak dengan BB 26-30 kg







60 ml/KgBB/24 jam, untuk anak dengan BB 31-40 kg







50 ml/KgBB/24 jam, untuk anak dengan BB 41-50 kg







Obat-obatan lain : antibiotika apabila ada infeksi lain, antipiretik untuk anti panas, darah 15 cc/kgBB/hari perdarahan hebat.



Dengan Renjatan ; 2.      Grade III a.    Berikan infus Ringer Laktat 20 mL/KgBB/1 jam Apabila menunjukkan perbaikan (tensi terukur lebih dari 80 mmHg dan nadi teraba dengan frekuensi kurang dari 120/mnt dan akral hangat) lanjutkan



dengan Ringer Laktat 10 mL/KgBB/1jam. Jika nadi dan tensi stabil lanjutkan infus tersebut dengan jumlah cairan dihitung berdasarkan kebutuhan cairan dalam kurun waktu 24 jam dikurangi cairan yang sudah masuk dibagi dengan sisa waktu ( 24 jam dikurangi waktu yang dipakai untuk mengatasi renjatan ). Perhitungan kebutuhan cairan dalam 24 jm diperhitungkan sebagai berikut : 



100 mL/Kg BB/24 jam untuk anak dengan BB < 25 Kg







75 mL/Kg BB/24 jam untuk anak dng berat badan 26-30 Kg.







60 mL/Kg BB/24 jam untuk anak dengan BB 31-40 Kg.







50 mL/Kg BB/24 jam untuk anak dengan BB 41-50 Kg.



b.    Apabila satu jam setelah pemakaian cairan RL 20 mL/Kg BB/1 jam keadaan  tensi masih terukur kurang dari 80 mmHg dan andi cepat lemah, akral dingin maka penderita tersebut memperoleh plasma atau plasma ekspander ( dextran L atau yang lainnya ) sebanyak 10 mL/ Kg BB/ 1 jam dan dapat diulang maksimal 30 mL/Kg BB dalam kurun waktu 24 jam. Jika keadaan umum membai dilanjutkan cairan RL sebanyk kebutuhan cairan selama 24 jam dikurangi cairan yang sudah masuk dibagi sisa waktu setelah dapat mengatasi renjatan. c.    Apabila satu jam setelah pemberian cairan Ringer Laktat 10 mL/Kg BB/ 1 jam keadaan tensi menurun lagi, tetapi masih terukur kurang 80 mmHg dan nadi cepat lemah, akral dingin maka penderita tersebut harus memperoleh plasma atau plasma ekspander (dextran L atau lainnya) sebanyak 10 Ml/Kg BB/ 1 jam. Dan dapat diulang maksimal 30 mg/Kg BB dalam kurun waktu 24 jam. D.



Manifestasi Klinis 1. Demam dengue Merupakan penyakit demam akut selama 2-7 hari, ditandai dengan dua lebih manifestasi klinis sebagai berikut : - Nyeri kepala - Nyeri retro-orbital - Mialgia / artralgia



- Ruam kulit - Manifestasi perdarahan(petekie atau uji bending positif) - Leucopenia - Pemeriksaan serologi dengue positif, atau ditemukan DD/DBD yang sudah dikonfirmasi pada lokasi dan waktu yang sama 2. Demam berdarah dengue Berdasarkan kriteria WHO 1997 diagnosis DBD ditegakkan bila semua haldibawah ini dipenuhi a. Demam atau riwayat demam akut 2-7 hari, biasanya bersifat bifasik. b. Manifestasi perdarahan yang biasanya berupa : -



Uji tourniquet positif



-



Petekie, ekimosis, atau purpura



-



Perdarahan



mukosa



(epitaksis,



perdarahan



gusi),



saluran



cerna,tempat bekas suntik. -



Hematemesis atau melena



c. Trombositopenia 1tahun 75 mg. Jika kejang lebih dari 15 menit belum berhenti luminal diberikan lagi dengan dosis 3 mg/kgBB. Infus diberikan pada pasien DHF tanpa renjatan apabila pasien terus menerus muntah, tidak dapat diberikan minum sehingga mengancam terjadinya dehidrasi dan hematokrit yang cenderung meningkat . b. Pasien mengalami syok segera segera dipasang infus sebagai pengganti cairan hilang akibat kebocoran plasma. Cairan yang diberikan biasanya RL, jika pemberian cairan tersebut tidak ada respon diberikan plasma atau plasma ekspander banyaknya 20 – 30 mL/kg BB. Pada pasien dengan renjatan berat pemberian infus harus diguyur. Apabila syok telah teratasi, nadi sudah jelas teraba, amplitude nadi sudah cukup besar, maka tetesan infus dikurangi menjadi 10 mL/kg BB/jam (Ngastiyah 2005) c.  Cairan (Rekomendasi WHO, 2007) 1). Kristaloid -



Larutan Ringer Laktat (RL) atau Dextrose 5% dalam larutan Ringer Laktat (D5/RL).



-



Larutan Ringer Asetat (RA) atau Dextrose 5% dalam larutan Ringer Asetat (D5/RA).



-



Larutan Nacl 0,9% (Garal Faali + GF) atau Dextrose 5% dalam larutan Faali (d5/GF).



2). Koloid -



a). Dextran 40



-



b). Plasma



2.   Keperawatan a) Derajat I Pasien istirahat, observasi tanda-tanda vital setiap 3 jam, periksa Ht, Hb dan trombosit tiap 4 jam sekali. Berikan minum 1,5 – 2 liter dalam 24 jam dan kompres hangat. b) Derajat II Segera dipasang infus, bila keadaan pasien sangat lemah sering dipasang pada 2 tempat karena dalam keadaan renjatan walaupun klem dibuka tetesan infus tetap tidak lancar maka jika 2 tempat akan membantu memperlancar. Kadang-kadang 1 infus untuk memberikan plasma darah dan yang lain cairan biasa. c) Derajat III dan IV -



Penggantian plasma yang keluar dan memberikan cairan elektrolit (RL) dengan cara diguyur kecepatan 20 ml/kgBB/jam.



-



Dibaringkan dengan posisi semi fowler dan diberikan O2.



-



Pengawasan tanda – tanda vital dilakukan setiap 15 menit.



-



Pemeriksaan Ht, Hb dan Trombosit dilakukan secara periodik.



-



Bila pasien muntah bercampur darah perlu diukur untuk tindakan secepatnya baik obat – obatan maupun darah yang diperlukan.



-



Makanan dan minuman dihentikan, bila mengalami perdarahan gastrointestinal biasanya dipasang NGT untuk membantu pengeluaran darah dari lambung. NGT bisa dicabut apabila perdarahan telah berhenti. Jika kesadaran telah membaik sudah boleh diberikan makanan cair 2.6



Konsep asuhan keperawatan DHF 1.



Pengkajian Pengkajian merupakan dasar utama dan hal penting dilakukan oleh perawat.



Hasil pengkajian yang dilakukan perawat berguna untuk menentukan masalah keperawatan yang muncul pada pasien. Konsep keperawatan anak pada klien DHF menurut Ngastiyah (2005) yaitu : a.



Pengkajian 1. Identitas pasien Keluhan utama 2. Riwayat penyakit sekarang 3. Riwayat penyakit dahulu 4. Riwayat tumbuh kembang, penyakit yang pernah diderita, apakah pernah dirawat sebelumnya. 5. Riwayat penyakit keluarga Apakah ada anggota keluarga yang pernah mengalami kejang demam, apakah ada riwayat penyakit keturunan, kardiovaskuler, metabolik, dan sebagainya. 6. Riwayat psikososial Bagaimana riwayat imunisasi, bagaimana pengetahuan keluargamengenai demam serta penanganannya.



b.



Data subyektif Merupakan data yang dikumpulkan berdasarkan keluhan pasien atau keluarga



pada pasien DHF, data subyektif yang sering ditemukan antara lain : 1.



Panas atau demam



2.



Sakit kepala



3.



Anoreksia, mual, haus, sakit saat menelan.



4.



Lemah



5.



Nyeri ulu hati, otot dan sendi



6.



Konstipasi



c.



Data obyektif Merupakan data yang diperoleh berdasarkan pengamatan perawat pada



keadaan pasien. Data obyektif yang sering ditemukan pada penderita DHF antara lain:



1) Mukosa mulut kering, perdarahan gusi, lidah kotor 2) Tampak bintik merah pada kulit (petekia), uji torniquet (+), epistaksis, ekimosis,hematoma, hematemesis, melena 3) Hiperemia pada tenggorokan 4) Nyeri tekan pada epigastrik 5) Pada palpasi teraba adanya pembesaran hati dan limpa 6) Pada renjatan (derajat IV) nadi cepat dan lemah, hipotensi, ekstremitas dingin, gelisah, sianosisperifer, nafas dangkal. 7) Suhu tubuh tinggi, menggigil, wajah tampak kemerahan 2.



Diagnosa Keperawatan Beberapa diagnosa keperawatan yang ditemukan pada pasien DHF (Nanda,



2015). a.



Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan jalan nafas terganggu akibat spasme otot-otot pernafasan, nyeri, hipoventilasi.



b.



Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi virus dengue.



c.



Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan kebocoran plasma darah.



d.



Nyeri akut berhubungan dengan cidera biologis (penekanan intra abdomen)



e.



Kekurangan



volume



cairan



berhubungan



dengan



pindahnya



cairan



intravaskuler ke ekstravaskuler. f.



Resiko syok (hipovolemik)



g.



Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake nutrisi yang tidak adekuat akibat mual dan nafsu makan yang menurun.



h.



Resiko perdarahan



3.



Rencana Keperawatan Rencana keperawatan pada pasien anak dengan penyakit DHF (Nanda, 2015) Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi virus dengue 1. Tujuan : Suhu tubuh anak dalam rentang normal 2. Kriteria : - Suhu tubuh antara 36 – 37°C - Nadi dan respirasi dalam rentang normal - Tidak ada perubahan warna kulit dan tidak ada pusing



3. Intervensi dan rasional : a. monitor suhu tubuh pasien sesering mungkin Rasional : mengetahui peningkatan suhu tubuh, memudahkan intervensi b. monitor warna dan suhu kulit Rasional : mengetahui keadaan umum pasien c. Anjurkan anak untuk menggunakan pakaian yang tipis dan mudah menyerap keringat Rasional : Memberikan rasa nyaman dan pakaian yang tipis mudah menyerap keringat dan tidak merangsang peningkatan suhu tubuh. d. Observasi intake dan output, tanda vital (suhu, nadi, tekanan darah) tiap 3 jam sekali atau sesuai indikasi Rasional : Mendeteksi dini kekurangan cairan serta mengetahui keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh. Tanda vital merupakan acuan untuk mengetahui keadaan umum pasien. e. Kolaborasi : pemberian cairan intravena dan pemberian obat antipiretik sesuai program. Rasional : Pemberian cairan sangat penting bagi pasien anak dengan suhu tubuh yang tinggi. Obat antipiretik untuk menurunkan panas tubuh pasien. 4. Implementasi Implementasi keperawatan merupakan tindakan yang sudah direncanakan dalam rencana – rencana perawatan (Tarwoto Wartonah, 2006). 5. Evaluasi Evaluasi merupakan langkah terakhir dari proses keperawatan sebagai pengukuran dari keberhasilan rencana tindakan keperawatan. Hasil evaluasi dapat berupa a. Tujuan tercapai Jika pasien menunjukkan perubahan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan b. Tujuan tercapai sebagian



Jika pasien menunjukkan perubahan sebagian dari standart yang telah ditetapkan c. Tujuan tidak tercapai Pasien tidak menunjukkan perubahan dan kemajuan sama sekali bahkan timbul masalah baru



ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. I DENGAN DENGUE HEMORAGIK FEVER (DHF) DI RUANG LODAYA 1 KAMAR L-6 RUMAH SAKIT BHAYANGKARA SARTIKA ASIH BANDUNG



I. PENGKAJIAN 1. Identitas a. Identitas Pasien Nama Tanggal Lahir Umur Agama Jenis Kelamin Suku Bangsa Alamat Dayeuhkolot Kec Dayeuh kolot Rekam Medik Tanggal Masuk& Pukul Tanggal Pengkajian& Pukul Diagnosa Medis b. Identitas penanggungjawab Nama Umur Agama Suku Pekerjaan Alamat Hubungan dengan klien



:Tn I :30-05-1999 :19 Tahun :Islam :Laki-laki :Sunda :Indonesia :Kp Bojong Asih RT 05/RW 14 Kel : SA 204959 :28/12/2018 :28/11/2018 :Dengue Hemoragik Fever (DHF) : Tn A : 46 Tahun : Islam : Sunda : Pegawai Swasta : SDA : Ayah kandung



2. Riwayat Kesehatan a. Keluhan Utama (saat MRS dan saat ini) : Klien mengeluh demam Riwayat Penyakit Sekarang : Klien mengatakan demam sudah 5 hari sebelum masuk Rumah Sakit demam di rasakan terus menerus hanya turun sebentar apabila minum obat penurun panas, demam sangat mengganggu aktivitas sehari-hari demam dirasakan pada derajat sedang berat. b. Riwayat Penyakit Dahulu :



Klien mengatakan sebelumnya belum pernah sakit apalagi sampai di rawat apabila demam pun klien cukup meminum obat dari warung. c. Riwayat Penyakit Keluarga Klien mengatakan dalam riwayat keluarganya tidak ada yang mempunyai penyakit yang sama dan mempunyai penyakit turunan yang lain seperti hipertensi dan diabetes melitus. d. Genogram : Tidak tergambar karena dari hasil pengkajian klien mengatakan tidak ada riwayat penyakit keturunan seperti hipertensi dan diabetes melitus e. Riwayat Psikososial-Spiritual a) Support System : Dukungan Keluarga :keluarga sangat mendukung terhadap kesembuhan klien termasuk orang tua klien dan tampak ada beberapa tetangga yang menengok Lingkungan : keadaan lingkungan sangat buruk klien mengatakan klien tinggal di tempat yang rutin setiap musim penghujan terkena banjir dan banyak jentik nyamuk yang bersarang di tempat pembuangan air limbah atau gorong-gorong drainase air. Fasilitas Kesehatan terhadap penyakitnya : tersediaanya faskes kesehatan di tempat klien seperti puskesmas dan dokter praktek b) Komunikasi : Sebelum Sakit



: komunikasi klien sebelum sakit klien bisa



berbicara secara lancar tidak adanya hambatan terhadap komunikasi Saat Sakit



: : komunikasi klien pada saat sakit tidak terganggu



berbicara. c) System nilai kepercayaan: Klien percaya bahwa penyakitnya akan sembuh dan akan sehat lagi seperti sedia kala d) Konsep Diri Ideal Diri



:



klien ingin segera sembuh dan ingin segera beraktivitas seperti biasa Gambaran Diri



:



Klien mengatakan tidak bisa bekerja mencari uang lagi.



Peran Diri



:



Klien mengatakan dirinya tidak bisa melakukan kegiatan seperti seharihari Identitas Diri : klien merupakan seorang anak dari 3 bersaudara 3. Lingkungan a) Rumah Kebersihan : Cukup bersih setiap hari di bersihkan Polusi



:



Menurut keluarga rumah klien jauh dari pabrik sehingga bebas dari polusi. b) Pekerjaan Kebersihan : Bersih cukup terawat Polusi



:



Menurut klien polusi di rumah tidak begitu banyak Bahaya



:



Menurut klien polusi di rumah tidak mengggu kesehatan 4. Pola Kebiasaan Sehari-hari Sebelum dan Saat Sakit Sebelum masuk Kebiasaan/aktivitas Saat sakit RS Pola Nutrisi Makan Nasi 1 porsi Bubur Porsi Makan ½ porsi Frekwensi Nafsu Makan



3x/hr Baik



3x/hr berkurang



Diet Makanan Tambahan Makanan alergi/tidak boleh Perubahan BB dalam 3 bulan terakhir Pola Cairan Asupan Cairan



Snack(roti, kue) -



ML Kue -



52 kg



52kg



Ket



1000cc/hari Air putih 4-5 gelas/hr



1200cc/hari Air putih 5-6 gelas/hr



Volume Pola Eliminasi BAK Frekwensi Jumlah Out Put Warna Bau Keluhan BAB Frekwensi Warna Bau Konsistensi Keluhan Penggunaan Pencahar Insensible Water Lose Pola Personal Hyiegene Mandi Oral Hygiene Frekwensi Waktu Cuci Rambut Pola Istirahat dan Tidur Lama Tidur Waktu Siang Malam Kebiasaan sebelum tidur Penggunaan obat tidur Kegiatan lain Kesulitan dalam tidur Menjelang tidur Sering terbangun Merasa tidak nyaman setelah bangun tidur (jelaskan alasannnya)



1000 cc/hr



1200 cc/hr



6-8x/hr 1600 cc/hr Kuning Khas -



8-10x/hr 1800 cc/hr Kuning Khas -



1x/hr Coklat Khas Lembek cc/hr



....cc/hr



2x/hr



1x/hr (seka)



1x/hr



1x/hr



2x/mg



-



8jam/hr



6jam/hr



1jam 7jam -



1 jam 6 jam -



-



- Klien sering terbangun karena klien sering BAK



Pola Aktivitas dan



Bermain bersama



-



Jenis Frekwensi



Latihan Kegiatan dalam pekerjaan Waktu bekerja Kegiatan waktu luang Keluhan dalam beraktivitas Olahraga Jenis: Frekwensi : Keterbatasan dlm hal Mandi : Menggunakan pakaian :



teman teman seperti maen futsal Klien melakukan aktivitas seperti bekerja Berolah raga -



-



Futsal -



-



Lemes badan terasa pegal – pegal terutama bagian kaki



-



-



Dibantu keluarga



Berhias : Pola Kebiasaan yang Mempengaruhi Kesehatan Merokok Frekwensi : Jumlah : Lama Pemakaian: Minuman Keras Frekwensi : Jumlah : Lama Pemakaian: Ketergantungan Obat



Ya 1x 1 batang / hari Sejak 1 tahun yang lalu



tidak



-



-



Tidak



Tidak



5. Pengkajian Fisik a. Pemerikasaan Umum a) Kesadaran b) Tanda-Tanda Vital Nadi : 88 x/Mnt Tensi : 110/70 mmHg c) TB d) BB Sebelum Masuk RS



: :CM Suhu Resp : 155 cm : 52 kg : 52Kg



: :



38.6 °C 26 x/Mnt



Saat dirawat di RS IMT



: 52Kg :52/2,40=21.6



b. Pemeriksaan Persistem 1) Sistem Penglihatan a) Posisi mata : bentuk Simteris b) Kelopak mata :Edema(-) c) Pergerakan bola mata : normal d) Konjungtiva : an anemis e) Kornea :tidak terdapat kelainan f) Sklera :an ikterik g) Pupil : isokor h) Lapang Pandang : pandangan tidak ada kelainan. i) Ketajaman penglihatan : baik j) Tanda-tanda radanng (-) k) Pemakaian alat bantu lihat: kaca mata (-) l) Keluhan lain: 2) Sistem Pendengaran a) Kesimetrisan : simetris b) Serumen :bersih c) Tanda radang (-) d) Cairan dari telinga : (-) e) Fungsi pendengaran : normal f) Pemakaian alat bantu :(-) g) Hasil test garpu tala :seimbang antara telinga kanan dan kiri 3) Sistem Wicara a) Bicara normal 4) Sistem pernafasan a) Jalan nafas :tidak terdapat adanya sumbatan b) RR :26 x/mnt c) Irama :reguler d) Kedalam : normal e) Suara napas :resonan f) Batuk :tidak g) Penggunaan otot bantu nafas :tidak terdapat penggunaan otot bantu h) Penggunaaan alat bantu nafas :tidak terdapat penggunaan alat bantu nafas 5) Sistem Kardiovaskuler a) Sirkulasi perifer  Nadi :88 x/mnt Irama : Teratur Denyut : Kuat



 Distensi vena jugularis :(-)  Temperatur kulit :Hangat  Warna kulit :Kemerahan  CRT :