Audit Berdasarkan Balanced Scorecard [PDF]

  • Author / Uploaded
  • Vega
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

AUDIT BERDASARKAN BALANCED SCORECARD



A.



Pengertian Balanced Scorecard Balanced Scorecard merupakan suatu sistem pengukuran keberhasilan kinerja manajemen



atau kartu skor yang dimanfaatkan untuk mencatat skor hasil kinerja manajemen. Melalui kartu skor, skor yang hendak diwujudkan manajemen di masa depan dibandingkan dengan hasil kinerja sesungguhnya kemudian dimanfaatkan untuk menunjukkan bahwa kinerja manajemen diukur secara berimbang dari dua perspektif; keuangan dan non keuangan, jangka pendek dan jangka panjang, intern dan ekstern. Tercapainya target keuangan yang strategis sehingga mampu meningkatkan shareholder value akan dengan mudah dicapai oleh perusahaan jika memiliki karyawan dengan kemampuan yang tepat serta sikap yang baik dan mampu melaksanakan strategic business prosess.



B.



Keunggulan dan Kelemahan Balanced Scorecard Balanced Scorecard memiliki beberapa keunggulan, yaitu:



a.



Membuka peluang untuk memanfaatkan secara optimal alat manajemen dalam mendongkrak kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kinerja keuangan.



b.



Adanya peluang untuk melipat gandakan kinerja keuangan perusahaan.



c.



Menjadikan sistem manajemen strategik sekarang berbeda secara signifikan dengan sistem manajemen strategik dalam manajemen tradisional.



d.



Dalam sistem perencanaan strategik Balanced Scorecard mampu menghasilkan rencana strategik yang memiliki karakteristik strategik antara lain komprehensif, koheren, seimbang, dan terukur. 1



Selain keunggulan, Balanced Scorecard juga memiliki beberapa kelemahan diantaranya: a.



Terjadi hubungan yang buruk antara ukuran perspektif nonfinansial dengan hasil yang diperoleh.



b.



Hanya terpaku pada hasil keuangan sehingga manajer lebih peduli terhadap aspek finansial perusahaan daripada aspek lainnya.



c.



Terlalu banyak pengukuran yang dipakai oleh suatu perusahaan sehingga dapat menghilangkan fokus manajemen dan tidak menutup kemungkinan bagi manajer untuk melakukan terlalu banyak hal dalam waktu yang bersamaan.



d.



Balanced Scorecard belum bisa menetapkan sistem kompensasi secara tepat sebagai tindak lanjut dari hasil penilaian kinerja.



e.



Belum adanya standar ukuran yang baku terhadap kinerja perusahaan jika menggunakan metode Balanced Scorecard.



C.



Perspektif Balanced Scorecard Penilaian kinerja organisasi yang terintegrasi harus dilihat dari empat aspek, dimana keempat



aspek tersebut mampu menjawab pertanyaan kunci diantaranya: a.



Bagaimana seharusnya kita di mata pelanggan? (perspektif pelanggan)



b.



Proses internal mana yang harus kita atasi? (perspektif proses bisnis internal)



c.



Dapatkah kita bertahan dalam perbaikan secara terus menerus dan menilai kreativitas? (perspektif pembelajaran dan pertumbuhan)



d.



Bagaimana seharusnya kita dalam pandangan pemegang saham? (perspektif finansial) Perspektif-perspektif yang dijabarkan dalam balanced scorecard dapat merefleksikan



kebutuhan tiap-tiap pemangku kepentingan dan jika balanced scorecard diterapkan pada



2



perusahaan, maka perusahaan bisa mengawasi atau memantau hasil yang didapatkan perusahaan dalam short term ataupun long term. Berikut ini merupakan empat perspektif balanced scorecard: 1.



Perspektif Finansial (Financial Perspective) Ukuran keuangan menunjukkan apakah perencanaan dan pelaksanaan strategi perusahaan memberikan perbaikan atau tidak bagi peningkatan keuntungan perusahaan. Pengukuran kinerja keuangan mempertimbangkan adanya tahapan dari siklus kehidupan bisnis, yaitu: a.



Growth (pertumbuhan): pada tahap ini perusahaan berusaha menggunakan sumber daya yang dimiliki untuk meningkatkan pertumbuhan bisnisnya seperti menanamkan investasi sebanyak-banyaknya, membangun fasilitas produksi, membuat jaringan distribusi serta membina dan mengembangkan hubungan dengan pelanggan. Ukuran yang digunakan adalah presentase pertumbuhan penjualan.



b.



Sustain (bertahan): pada tahap ini perusahaan mempertahankan pangsa pasar yang ada, berusaha bertumbuh secara stabil. Sasaran keuangan pada tahap ini diarahkan pada besarnya tingkat pengembalian atas investasi yang telah dilakukan. Pengukuran yang sering digunakan pada tahapan ini adalah: ROI (return on investment), net profit margin, serta operating ratio.



c.



Harvest (panen): pada tahap ini perusahaan benar-benar menuai/memanen hasil investasi di tahap-tahap sebelumnya, tidak ada lagi investasi besar baik ekspansi maupun pembangunan kemampuan baru, kecuali pengeluaran untuk pemeliharaan dan perbaikan fasilitas.



2.



Perspektif Pelanggan (Customer Perspective) Kemampuan perusahaan untuk tetap berkembang dan bertahan ditentukan oleh sesuai tidaknya perusahaan dapat memenuhi kebutuhan konsumen sehingga konsumen atau



3



pelanggan akan merasa puas dan merasa tidak perlu lagi mencari produsen lain. Kinerja yang buruk dari perspektif ini akan menurunkan jumlah pelanggan dalam jangka waktu yang panjang meskipun pada saat ini terlihat kinerja keuangan yang baik. 3.



Perspektif Proses Bisnis Internal (Internal Business Process Perspective) Perspektif proses bisnis internal menampilkan proses kritis yang memungkinkan unit bisnis untuk memberi value proporsition yang mampu menarik dan mempertahankan pelangganya di segmen pasar yang diinginkan dan memuaskan harapan para pemegang saham melalui financial returns. Dalam perspektif ini memungkinkan manajer untuk mengetahui seberapa baik bisnis mereka berjalan dan apakah produk atau jasa mereka sesuai dengan spesifikasi pelanggan.



4.



Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan (Learning and Growth Perspective) Perspektif ini mengidentifikasi infrastruktur yang harus dibangun oleh perusahaan untuk meningkatkan pertumbuhan dan kinerja jangka panjang. Proses pembelajaran dan pertumbuhan ini bersumber dari faktor sumber daya manusia, sistem, dan prosedur organisasi, sedangkan implementasi dari perspektif ini adalah pelatihan pegawai dan budaya perusahaan yang berhubungan dengan perbaikan individu serta organisasi.



D.



Audit Berdasarkan Balanced Scorecard Audit berdasarkan balanced scorecard pada dasarnya adalah suatu proses audit yang melihat



keseimbangan antara empat perspektif yang ada dan tidak hanya terpaku pada satu perspektif saja sehingga akar masalah yang sebenarnya (real root causes) dapat diidentifikasi dan suatu rekomendasi yang realitas serta tepat dapat diberikan kepada auditee.



4



Dalam melakukan pemeriksaan manajemen dengan pendekatan balanced scorecard, seorang auditor dituntut untuk: 1.



Proaktif, yaitu mengetahui permasalahan yang terjadi dengan cara mampu mendengarkan keluhan serta problem pekerja yang dihadapi oleh auditee kemudian memahami masalah tersebut sebelum memberikan solusi yang tepat.



2.



Selalu berpikir positif dan terbuka terhadap informasi yang diterima sehingga memperoleh solusi yang kreatif atas segala permasalahan auditee.



3.



Membentuk sinergi dengan cara mengaitkan serta menyeimbangkan keempat perspektif yang ada.



E.



Proses Audit Manajemen Berdasarkan Balanced Scorecard Proses pemeriksaan manajemen berdasarkan balanced scorecard diawali dengan



permasalahan finansial (rendahnya nilai penjualan dan turunnya profit) yang diakibatkan karena konsumen tidak membeli atau menggunakan produk/jasa yang ditawarkan perusahaan. Kemudian harus dilakukan penelusuran untuk mengetahui faktor penyebab terjadinya permasalahan finansial yang biasanya terletak pada internal business process dimana proses kerja yang dilakukan oleh perusahaan bisa saja tidak efisien sehingga harga produk menjadi lebih mahal dan tidak kompetitif. Permasalahan pada internal business process biasanya terjadi karena perspektif learning & growth belum diimplementasikan dengan baik, maka diperlukannya penelusuran lebih lanjut untuk mengetahui letak permasalahan apakah pada SDM, sistem atau prosedur organisasi sehingga pihak auditor dapat memberikan rekomendasi yang tepat terkait permasalahan yang dialami perusahaan.



5