Audit Kecurangan [PDF]

  • Author / Uploaded
  • Yolaa
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

RESUME AUDITING KECURANGAN YOLA ZULKHAISI UTAMI 18043166



A. Pengertian Sebagai suatu konsep hukum yang luas, kecurangan merupakan setiap ketidak jujuran yang disengaja untuk merampas hak atau kepemilikan orang atau pihak lain. Dalam konteks audit atas laporan keuangan, kecurangan didefinisikan sebagai salah saji dalam laporan keuangan yang dilakukan dengan sengaja. B. Jenis jenis kecurangan Dua kategori utama kecurangan adalah kecurangan dalam laporan keuangan dan penyalahgunaan asset. 



Kecurangan dalam laporan keuangan



kecurangan dalam laporan keuangan merupakan salah saji atau penghapusan terhadap jumlah atau pun pengungkapan yang disengajadilakukan dengan tujuan untuk mengelabui para penggunanya . Sebagian besar kasus melibatkan salah saji terhadap jumlah yang dilaporkan dibandingkan terhadap pengungkapan. dalam sebagian besar kasus kecurangan dalam laporan keuangan melibatkan sebuah usaha untuk melebihsajikan pendapatan apakah dengan cara melebih sajikan aset dan pendapatan atau pun dengan menghapus liabilitas dan beban-beban perusahaan juga dengan sengaja mengurang sajikan laba. pada perusahaan-perusahaan non publik hal tersebut mungkin dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi pajak penghasilan.perusahaanperusahaan juga dapat dengan sengaja mengurangsajikan pendapatan ketika labanya tinggi dengan menciptakan cadangan laba ataus ebagai celengan yang dapat digunakan untuk menaikkan laba di kemudian hari 



Penyalahgunaan asset



Penyalahgunaan aset merupakan kecurangan yang melibatkan pencurian atas aset milik suatu entitas. Dalam banyak kasus, namun tidak senuanya, jumlah nominal yang terlibat tidak material terhadap laporan keuangan. Namun demikian, pencurian aset perusahaan sering kali menjadi perhatian penting manajemen, tanpa melihat tingkat meterialitasnya, karena pencurian-pencurian kecil dapat dengan mudah meningkat ukurannya setiap saat. Biasanya pelaku penyalahgunaan aset berada di tingkat hierarki organisasi yang lebih rendah. Namun demikian, dalam beberapa kasus penting, manajemen puncak terkadang terlibat dalam pencurian aset perusahaan. Karena otoritas manajemen yang lebih besar serta kendali terhadap aset-aset perusahaan, penggelapan yang melibatkan manajemen puncak dapat melibatkan jumlah yang signifikan. Suatu survei mengenai kecurangan yang diselenggarakan oleh Association of Certified Fraud Examiners menemukan bahwa rata-rata



jumlah kerugian yang disebabkan oleh kasus-kasus kecurangan yang melibatkan manajemen puncak tiga kali lebih besar daripada kecurangna yang melibatkan pegawai lainnya. C. Kondisi yang Menyebabkan Kecurangan Terdapat tiga kondisi yang menyebabkan terjadinya kecurangan dalam laporan keuangan dan penyalahgunaan aset sebagaimana dijelaskan dalam PSA 70 (SA 316) dinamakan dengan sgitiga kecurangan (fraud triangle): 1. Insentif/Tekanan. Manajemen atau pegawai lainnya memiliki insentif atau tekanan untuk melakukan kecurangan. 2. Kesempatan. Situasi yang memberikan kesempatan bagi manajemen atau pegawai untuk melakukan kecurangan. 3. Sikap/Rasionalisasi. Adanya suatu sikap, karakter, atau seperangkat nilai-nilai etika yang memungkinkan manajemen atau pegawai untuk melakukan tindakan yang tidak jujur, atau mereka berada dalam suatu lingkungan yang memberikan mereka tekanan yang cukup besar sehingga menyebabkan mereka membenarkan melakukan perilaku yang tidak jujur tersebut. D. Menilai resiko kecurangan Faktor-faktor Risiko untuk Kecurangan dalam Laporan Keuangan 



Insentif/Tekanan



Sebuah insentif yang umum bagi perusahaan untuk memanipulasi laporan keuangannya adalah adanya penurunan dalam prospek keuangan perusahaan. Sebagai contoh, penurunan laba dapat mengancam kemampuan perusahaan dalam mendapatkan pendanaan. Perusahaan mungkin juga melakukan manipulasi laba untuk memenuhi proyeksi analis pasar, atau untuk menggelembungkan harga saham. Dalam beberapa kasus, manajemen dapat memanipulasi laba hanya untuk menjaga reputasi mereka. 



Kesempatan



Meskipun laporan keuangan dari semua perusahaan potensial dapat terjadi manipulasi, risikonya menjadi lebih besar untuk perusahaan yang bergerak dalam industri yang melibatkan penilaian subjektif dan estimasi yang signifikan. Sebagai contoh, terdapat kemungkinan salah saji dalam persediaan bagi perusahaan-perusahaan yang memiliki persediaan yang terletak di beberapa tempat yang berbeda. Risiko salah saji persediaan lebih meningkat jika terjadi kemungkinan keusangan persediaan. 



Sikap/Rasionalisasi



Sikap manajemen puncak terhadap laporan keuangan merupakan faktor risiko penting dalam menilai kemungkinan adanya kecurangan dalam laporan keuangan. Jika CEO atau manajer puncak lainnya menunjukkan dominasi terhadap proses penyusunan laporan keuangan, seperti terus menerus mengeluarkan proyeksi laba para analis pasar, kemungkinan terjadinya kecurangan dalam laporan keuangan menjadi lebih besar. Karakter manajemen



atau seperangkat etika juga dapat membuat manajemen lebih mudah dalam membenarkan perilaku kecurangan. Faktor-Faktor Risiko untuk Penyalahgunaan Aset 



Insentif/Tekanan



Tekanan keuangan merupakan insentif umum bagi pegawai yang menyalahgunakan aset. Pegawai yang memiliki utang yang sangat besar, atau mereka yang terlibat dalam masalah kecanduan narkotika dan perjudain, dapat mencuri untuk memenuhi kebutuhan pribadi mereka. Dalam kasus lain, pegawai yang tidak puas dapat melakukan pencurian hanya utnuk menunjukkan kehebatan mereka atau untuk menyerang perusahaan. 



Kesempatan



Kesempatan untuk melakukan pencurian ada pada semua perusahaan. Namun, kesempatan tersebut lebih besar pada perusahaan yang akses terhadap kasnya sangat mudah, atau pada perusahaan yang memiliki persediaan atau aset berharga lainnya, khususnya jika ukuran aset tersebut kecil dan mudah dipindah-pindahkan. Kelemahan dalam pengendalian internal menciptakan kesempatan terjadinya pencurian. Pemisah tugas yang tidak memadai hampir dipastikan menjadi lisensi bagi para pegawai untuk melakukan pencurian. Jika para karyawan menagani atau bahkan memiliki akses sementara terhadap aset dan juga melakukan pembukuan untuk aset tersebut, maka muncul potensi terjadinya pencurian. Jika para karyawan mengganti atau bahkan memiliki akses sementara terhadap aset dan juga melakukan pembukuan untuk aset tersebut, maka muncul potensi terjadinya pencurian. Jika pegawai di bagian gudang persediaan juga bertugas untuk melakukan pencatatan persediaan, mereka akan dengan mudah mengambil persediaan dan menutupi pencurian tersebut dengan menyesuaikan catatan akuntansinya.Kecurangan menjadi lebih besar di perusahaan yan lebih kecil dan organisasi nirlaba karena lebih sulit bagi entitas tersebut untuk melakukan pemisahan tugas. 



Sikap/Rasionalisasi



Sikap manajemen terhadap pengendalian dan kode etik dapat menyebabkan para karyawan dan manajer membenarkan pencurian terhadap aset. Jika manajemen mencurangi para pelanggannya dengan menetapkan harga yang sangat tinggi untuk barang-barang atau terlibat dalam taktik penjualan bertekanan tinggi, para pegawai dapat merasa bahwa mereka juga dibenarkan untuk berbuat yang serupa dengan memalsukan pengeluaran atau memalsukan waktu kerja. Menilai risiko kecurangan Standar audit (SA 240) memberi pedoman bagi auditor untuk menilairisiko kecurangan. Auditor harus menjaga tingkat skeptisisme professional ketika ia mempertimbangkan sejumlah informasi, termasuk faktor-faktor risiko kecurangan untuk mengidentifikasi dan merespons risiko kecurangan. Auditor bertanggung jawab untuk merespons risiko kecurangan dengan merencanakan dan melaksanakan audit untuk mendapatkan keyakinan memadai



bahwa kesalahan penyajian material baik yang disebabkan oleh kesalahan maupun kecurangan bisa terdeteksi. 



Skeptisisme professional



Berdasarkan (SA 240) auditor harus mempertahankan skeptisisme profesional sepanjang audit, menyadari kemungkinan bahwa kesalahan penyajian material yang diakibatkan oleh kecurangan dapat terjadi, walaupun pengalaman masa lalu auditor menunjukkan adanya kejujuran dan integritas manajemen entitas dan pihak yang bertanggungjawab atas tata kelola. Untuk mempertahankan skeptisisme profesional diperlukan pengajuan pertanyaan secara berkelanjutan tentang apakah informasi dan bukti audityang telah diperoleh memberi petunjuk bahwa kesalahan penyajian material yang diakibatkan oleh kecurangan mungkin terjadi. Hal tersebut meliputi mempertimbangkan keandalan informasi yang akan digunakan sebagai buktiaudit dan pengendalian atas penyiapan dan pemeliharaannya, jika relevan.Oleh karena karakteristik kecurangan tersebut, sikap skeptisisme professional auditor menjadi penting terutama ketika mempertimbangkan risiko kesalahan penyajian material yang diakibatkan oleh kecurangan.Walaupun auditor tidak dapat diharapkan untuk mengabaikan pengalamanmasa lalu tentang kejujuran dan integritas manajemen dan pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola, skeptisisme profesional auditor penting terutama dalam mempertimbangkan risiko kesalahan penyajian material yang diakibatkan oleh kecurangan, karena kondisi mungkin sudah berubah. 



Penilaian krisis atau buki audit



Ketika menemukan informasi atau kondisi lain yang mengindikasikan adanya kesalahan penyajian material yang diakibatkan oleh kecurangan, auditor harus dengan cermat menanggapi permasalahannya, meminta tambahan bukti yang diperlukan dan berkonsultasi dengan anggota tim yanglain. Auditor harus hati-hati untuk tidak membenarkan ataupun berasumsi bahwa suatu kesalahan penyajian adalah suatu kejadian terisolasi. Sebagai contoh misalkan seorang auditor menemukan suatu penjualan tahun ini yang seharusnya mencerminkan suatu penjualan di tahun yang akan datang. Auditor harus mengevaluasi alasan kesalahan penyajian ini,menentukan apakah hal itu terjadi karena disengaja ataukah merupakan suatu kecurangandan perimbangan pula apalakah terjadi juga kesalahan penyajian lain semacam itu. Suatu audit yang dilaksanakan berdasarkan Standar Audit jarang mencakup pembuktian keaslian dokumen, karena auditor tidak terlatih atau diharapkan dapat menjadi ahli dalam pembuktian keaslian seperti itu. Namun,ketika auditor mengidentifikasi kondisi yang menyebakan auditor percaya bahwa sebuah dokumen mungkin tidak asli atau hal-hal lain dalam dokumen tersebut telah dimodifikasi tetapi tidak diungkapkan kepada auditor, maka prosedur mungkin dilaksanakan untuk menginvetigasi lebih lanjut haltersebut dalam meliputi : a) Mengonfirmasi secara langsung kepada pihak ketiga. b) Menggunakan tenaga ahli untuk menilai keaslian dokumen E. Mengawasi Tata Kelola Perusahaan Untuk Mengurangi Risiko Kecurangan



Manajemen bertanggung jawab untuk menerapkan tata kelola perusahaan dan prosedur pengendalian untuk mengurangi resiko kecurangan yang dapat dilakukan melalui kombinasi antara tindakan pencegahan,antisipasi dan pendeteksian. Dengan menerapkan programprogram dan pengendalian anti kecuragan, manajemen dapat mencegah kecurangan dengan mengurangi kesempatan yang memungkinkan terjadinya kecurangan. Terdapat 3 elemen untuk mencegah , mengantisipasi dan mendeteksi kecurangan 



Budaya Kejujuran dan Etika yang Bernilai Tinggi



Cara yang paling efektif untuk mencegah kecurangan dan menganti sipasinya yaitu dengan menerapkan program-program dan pengendalian anti kecurangan yang berdasarkan pada nila - nilai utama yang dianut oleh perusahaan.Dengan adanya nilai-nilai tersebut dapat membantu menciptakan suatu budaya kejujuran dan etika yang dapat menjadi dasar bagi tanggung jawab para pegawai. Terdapat 6 elemen untuk menciptakan budaya kejujuran dan etika yang bernilai tinggi , yaitu : a) Teladan Dari Pimpinan b) Menciptakan Lingkungan Kerja yang Positif c) Mempekerjakan dan Mempromosikan Pegawai yang Tepat d) Pelatihan e) Konfirmasi f) Disiplin  Tanggung Jawab Manajemen untuk Mengevaluasi resiko-resiko kecurangan Kecurangan tidak dapat terjadi tanpa adanya kesempatan yang terbuka untuk melakukan dan menutupi tindakan tersebut. Manajemen bertanggung jawab untuk melakukan tindakantindakan sebagai berikut : a) Mengidentifikasi dan mengukur resiko kecurangan b) Menangani Resiko Kecurangan c) Pengawasan dalam program-program dan pengendalian pencegahan kecurangan  Pengawasan dari Komite Audit Komite Audit memiliki tanggung jawab utama untuk mengawasi proses penyusunan laporan keuangan dan pengendalian internal organisasi. Komite audit juga membantu menciptakan suatu teladan yang efektif mengenai kejujuran dan etika dalam perusahaan dengan tidak memberikan toleransi sama sekali terhadap setiap tindakan kecurangan. Pengawasan yang dilakukan komite audit juga bertindak sebahgai pencegah kecurangan oleh manajemen senior. F. Merespon Risiko kecurangan audit Manajemen tentunya memliki program-program yang dirancang untuk mencegah, mengantisipasi dan mendeeteksi kecurangan. Namun perlu juga dilakukan  pertimbangan oleh auditor apakah program-program antikecuranagn tersebut dapat mengatasi risiko yang ada atau apakah kelemahan dalam pengendalian telah meningkatkan resiko kecurangan. Dari hal tersebut maka timbulah respon auditor yang mencakup hal-hal sebagai berikut :  Mengubah Keseluruhan Pelaksanaan Audit



Pelaku kecurangan seringkali memiliki pengetahuan yang baik dalam prosedur audit. Untuk alasan itu maka PSA 70 mengharuskan auditor untuk menerapkan rencana audit yang tidak dapat diprediksi.  Merancang dan Melakukan Prosedur Audit untuk Menghadapi Resiko Kecurangan Auditor merancang prosedur audit yang tepat digunakan untuk mengatasi resiko audit spesifik sesuai dengan akun yang sedang diaudit dan jenis resiko kecurangan yang teridentifikasi.  Merancang dan Melakukan Prosedur-Prosedur untuk mengatasi Dominasi Manajemen Terhadap Pengendalian. Resiko Dominasi Manajemen terhadap pengendalian muncul pada hamper semua pengauditan. Karena seringkali posisi manajemen dijadikan posisi yang paling efektif untuk melakukan kecurangan melalui manipulasi pengendalian internal. Oleh sebab itu auditor harus menjalankan prosedur-prosedur dalam setiap pengauditan untuk mengatasi resiko dominasi oleh manajemen. Berikut prosedur-prosedur yang harus dijalankan : a) Memeriksa Ayat-Ayat Junal dan Penyesuaian-Penyesuaian Lainnya sebagai bukti adannya Kemungkinan Salah Saji yang Disebabkan Oleh Kecurangan. b) Menelaah Estimasi Akuntansi Untuk Setiap Hal yang Tidak Wajar c) Mengevaluasi Rasionalitas Bisnis untuk Transaksi-Transaksi yang Tidak Biasa 



Memutakhirkan Proses Penilaian Resiko Penilaian auditor terhadap resiko salah saji material yang disebabkan oleh kecurangan harus terus berjalan di sepanjang pengauditan dan dikoordinasikan dengan prosedur penilaian resiko lainnya dengan mewaspadai kondisi-kondisi sebagai berikut : a) Ketidakkonsistenan dalam pencataan akuntansi b) Bukti audit yang bermasalah atau hilang c) Hubungan yang problematic atau tidak biasa antara auditor dengan manajemen. d) Hasil dari pengujian substantive atau penelaahan akhir dari prosedur analitis yang mengindikasikan adanya kecurangan yang sebelumnya tidak diketahui. e) Jawaban terhadap pertanyan yang diajukan di sepanjang pengauditan yang tidak jelas atau tidak masuk akal atau yang menghasilkan bukti yang tidak konsisten dengan bukti lainnya. G. Bidang Bidang Risiko Kecurangan Spesifik  Resiko Kecurangan dalam Pendapatan dan Piutang Dagang Pendapatan dan beberapa akun piutang yang terkait serta akun kasi biasanya sangat rentan terhadap manipulasi dan pencurian. Dan contoh dari kecurangan tersebut seperti : - Pendapatan fiktif - Pengakuan pendapatan yang premature - Manipulasi penyesuaian-penyesuaian pendapatan 



Risiko Kecurangan dalam Persediaan



Risiko kecurangan laporan keungan untuk persediaan. Persdiaan fiktif telah menjadi inti masalah dari beberapa kasus kecurangan laporan keuangan penting. Banyak perusahaan besar yang memiliki persediaan yang beragam dan dalam jumlah sangat bnayak terletak dibeberapa lokasiyang berbeda, yang membuat perusahaan relative lebih mudah untuk menambah persediaan fiktif dalam pencatatan akuntansi. Tanda-tanda peringatan untuk kecurangan dalam persediaan. - Prosedur analitis.Prosedur analitis khususnya presentasi margin laba kotor dan perputaran persediaan, sering kali membantu dalam mengungkap kecurangan dalam persediaan. Persediaan fiktif akan mengurangsajikan beban pokok penjualan dan melebihsajikan presentasi margin kotor. Persediaan fiktif juga akan menurunkan perputaran persediaan.  Risiko Kecurangan pada Akun Pembelian Kasus-kasus kecurangan dalam laporan keuangan yang melibatkan utang dagan relative umum meskipun lebih jarang terjadi dibandingkan dengan kecurangan yang melibatkan persediaan atau piutang dagang. Pengurangansajian utang dagang yang disengaja umumnya mengakibatkan kurang saji dalam pembelian dan beban pokok penjualan serta lebih saji dalam laba bersih.  Bagian-bagian risiko kecurangan lainnya. - Asset tetap. Asset tetap, sebuah akun neraca yang besar bagi banyak perusahaan, sering kali berdasarkan pada penilaian yang ditentukan secara subjektif. Akibatnya, asset tetap dapat menjadi target manipulasi, khususnya bagi perusahaan-perusahaan yang tidak memiliki persediaan atau piutang yang material. - Beban gaji. Gaji biasanya bagian dari risiko yang signifikan pada kecurangan dalamlaporan keuangan. Meski demikian, perusahaan dapat mengurangsajikan persediaan dan laba bersih dengan mencatat biaya upah karyawan yang berlebihan dalam persediaan. Perusahaan terkadang melibatkan pegawainya untuk membuat ast tetap. Biaya tenaga kerja yang berlebihan dapat dikapitalisasi sebagai asset tetap dalam kondisi tersebut. Tunjangan tambahan yang material, seperti tunjangan pension, juga dapat dimanipulasi. H. Tanggung Jawab bila dicurigai ada kecurangan Merespon salah saji yang disebabkan oleh kecurangan a) Penggunaan pertanyaan - Wawancara informatif untuk mengetahu tentang detail dan fakta - Wawancara penilaian untuk menguatkan ata menyangkal informasi sebelumnya - Wawancara interogatof untuk menyingkap kenyataan dari orang yang diduga menyembunyikan fakta terkait kecurangan tersebut b) Menilai respon saat wawancara Seringkali jawaban pertama dari yang diwawancarai menyembunyikan informasi yang berguna, namun pertanyaan selanjutnya yang akan membimbing auditor pada pengungkapan fakta yang berguna. Auditor harus mempunyai kemampuan mendengar dan menilai respon atas pertanyaan agar wawancara efektif Tanggung jawab lainnya :



-



Menganalisis dengan software audit untuk menemukan kecurigaan Menambahkan/memperluas tes substantif