Bab 4 Pengawasan Sanitasi Industri [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Bab 4 PELAKSANAAN PENGAWASAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI Hadi Suryono, ST., MPPM. Yulianto, S.Pd., M.Kes.



Pendahuluan



P



elaksanaan pengawasan/ penilaian praktek kerja industri dilaksanakan setelah instrument selesai dibuat dan siap digunakan untuk melakukan penilaian. Untuk melakukan penilaian, Saudara dituntut menguasai materi terkait penilaian yang



dilakukan. Yang dimaksud dengan materi terkait adalah materi-materi mata kuliah terkait yang pernah Saudara pelajari selama kuliah Diploma III Kesehatan lingkungan meliputi penyediaan air bersih dan pengelolaan limbah cair, penyehatan udara, penyehatan tanah, pengelolaan sampah, penyehatan makanan dan minuman, pengendalian vektor, tatagraha, hygiene perorangan, pengelolaan tinja. Materi yang telah Saudara pelajari tersebut digunakan sebagai pertimbangan dalam memberikan nilai terkait kompetensi sanitasi di industri tempat Saudara melakukan praktikum. Keterbatasan manusia dalam menguasai kompetensi yang diterima selama perkuliahan tidaklah sama, namun dengan adanya penyeragaman instrument yang digunakan setidaknya dapat memberikan pendekatan hasil penilaian yang lebih obyektif terhadap sasaran penilaian. Penilaian terhadap obyek/ sasaran sanitasi industri dilakukan dengan menggunakan instrument penilaian yang telah dibuat sebelumnya. Instrument bisa berupa panduan wawancara (questioner), lembar observasi, checklist, atau pengukuran langsung. Saudara sebagai seorang Sanitarian harus mampu dan memiliki intuisi yang kuat dalam menetapkan



 Praktek Kerja Industri



1



sistim pengukuran yang tepat dengan panduan instrument tersebut. Penentuan titik sampling pada saat pengukuran menjadi hal yang perlu diperhatikan selain penguasaan penggunaan alat dan prosedur kerja yang benar. Pelaksanaan kegiatan pengawasan sanitasi industri memerlukan persiapan yang baik agar semua target dapat diselesaikan tepat waktu sesuai yang ditetapkan dalam buku pedoman. Persiapan yang Saudara lakukan sebelum melaksanakan penilaian/ pengukuran di lokasi praktek kerja industri adalah sumber daya yang akan digunakan dan teknik/ strategi pelaksanaan dalam melakukan proses penilaian/pengawasan. Yang dimaksud sumber daya di sini adalah jenis dan type peralatan yang digunakan, petugas yang melaksanakan pengukuran. Peralatan tentunya menggunakan peralatan yang berfungsi dengan baik, layak pakai dan sudah dikalibrasi, sedangkan yang dimaksud strategi pelaksanaan adalah pengaturan waktu berdasarkan hasil koordinasi Saudara dengan pihak pengelola terkait kesiapan lokasi obyek pengukuran dan pada prinsipnya tidak mengganggu pelaksanaan tugas operasi kegiatan industri.



 Praktek Kerja Industri



2



Topik 1



Pelaksanaan Pengawasan Sanitasi Industri Pelaksanaan pengawasan sanitasi industri dilakukan dengan bantuan kuesioner penilaian yang telah dibuat sebelumnya sebagaimana Bab 3. Instrumen penilaian yang digunakan dalam penlaksanaan pengawasan bisa berupa berbagai macam bentuk tergantung dari kebutuhan data yang dibutuhkan agar diperoleh hasil penilaian yang sesuai dengan jenis dan macam data yang diperlukan. Jenis data yang diperoleh akan diarahkan kepada cara/ sistim evaluasi yang akan dilakukan pada tahap selanjutnya. Sebagai contoh apabila data yang diinginkan terkait dengan dokumen perusahaan, maka instrument yang diperlukan tentu berbentuk questioner. Apabila data yang diinginkan merupakan kualitas faktor fisik lingkungan di tempat kerja industri, sistim/ cara yang digunakan harus melakukan pengukuran menggunakan peralatan yang sesuai kebutuhan. Pelaksanaan pengukuran harus dilakukan pada saat yang tepat, artinya pada waktu yang mewakili jam kerja industri. Hal itu dilakukan karena tujuan penilaian/pengawasan sanitasi industri adalah untuk mencegah terjadinya gangguan kesehatan atau terjadinya kecelakaan kerja bagi tenaga kerja di industri. Mengurangi atau meniadakan gangguan kesehatan dan atau terjadinya kecelakaan kerja berarti akan meningkatkan produktivitas tenaga kerja di industri. Di sisi lainnya adalah untuk peningkatan kesejahteraan tenaga kerja itu sendiri. A. Pelaksanaan Pengawasan Penyediaan Air Yang dimaksud dengan penyediaan air bagi industri adalah penyediaan air bersih untuk keperluan higyene dan sanitasi industri dan air minum untuk karyawan/ tenaga kerja industri termasuk para pengunjung/tamu di industri. Oleh sebab itu untuk mengetahui kuantitas air yang dibutuhkan Saudara harus menghitung : a. seluruh tenaga kerja yang ada di industri termasuk pengunjung rata-rata perharinya b. kebutuhan air bersih per orang per hari.  Praktek Kerja Industri



3



Kebutuhan air bersih di industri per orang per hari, yaitu sebesar 20 l/o/h (Permenkes 70 tahun 2016) Sedangkan untuk mengetahui kualitas air bersih Saudara harus memeriksa kualitas air secara fisik, bakteriologis atau kimia tergantung pemeriksaan yang dibutuhkan. Dalam penilaian penyediaan air minum untuk karyawan Saudara dapat menilai secara langsung dengan melakukan observasi terhadap: a. Jumlah/kuantitas air minum yang disediakan oleh pihak pengelola industri, berdasarkan kebutuhan air minum per orang per hari. Hal ini mengacu kepada peraturan yang berlaku. b. Cara menyediakan air minum tersebut agar aman tidak terkontaminasi oleh kotoran atau bakteri di lingkungan kerja c. Cara tenaga kerja mengambil minuman. d. Mengetahui sumber air yang diminum tenaga kerja, dan mengambil sampel untuk pemeriksaan parameter air minum tertentu jika diperlukan. Untuk mempermudah cara pelaksanaan pengawasan, maka Saudara diwajibkan memperhatikan sasaran pengawasan pada Bab 2 dan instrument pengawasan pada Bab 3. Untuk memperlancar pencarian data dalam penilaian sebaiknya Saudara minta ijin dalam pengaturan waktu pengambilan data kepada pengelola, manajer, atau supervisor yang memiliki wewenang di industri tersebut, misalnya pada jam istirahat atau waktu yang ditentukan oleh pihak perusahaan. Apabila diperlukan pengukuran parameter air bersih karena pertimbangan tertentu, lakukanlah pengukuran sesuai dengan permintaan pihak industri atau mengikuti rencana kegiatan yang sudah saudara rencanakan pada waktu persiapan. B. Pelaksanaan Pengelolaan Limbah Cair. Pengelolaan limbah cair di industri memiliki peran yang sangat penting terutama terkait dengan pencemaran lingkungan dan penilaian tingkat kepatuhan industri terhadap peraturan perundangan yang berlaku. Pelaksanaan pengawasan/penilaian yang dilakukan



 Praktek Kerja Industri



4



terhadap pengelolaan limbah cair ditentukan oleh tujuan pemeriksaan atau penelitian, atau monitoring dampaknya secara berkala berkaitan dengan pengendalian pencemaran lingkungan. Kegiatan pengawasan yang dilakukan mahasiswa peserta praktek kerja industri adalah bertujuan untuk memperoleh pengalaman belajar monitoring dampak kesehatan lingkungan akibat pengelolaan limbah cair yang dilakukan oleh industri. Oleh sebab itu penilaian lebih ditekankan untuk mengetahui karateristik limbah yang dihasilkan, dampak yang ditimbulkan terkait pencemaran badan air, instalasi pengolahan yang ada di industri, efektifitas pengolanan IPAL, dan kualitas efluen buangan limbah cair industri. Hal tersebut mempengaruhi cara menentukan titik pengambilan sampel yang akan dilakukan oleh mahasiswa. Penentuan titik sampling limbah cair industri untuk berbagai tujuan tersebut dapat di ilustrasikan sebagai berikut: Gambar: Penentuan titik sampling limbah cair di industri



Keterangan: 1 : bak kontrol saluran air limbah 2 : input IPAL (influent) 3 : output IPAL (effluent) 4 : perairan penerima sebelum air limbah masuk ke badan air 5 : perairan penerima setelah air limbah masuk ke badan air  Praktek Kerja Industri



5



Perhatikan ilustrasi gambar penentuan titik sampling limbah cair industri di atas. a. Titik 1 adalah titik sampling yang digunakan untuk mengetahui kualitas limbah masing-masing jenis produksi di industri industri. Tujuannya adalah untuk mengetahui efisiensi produksi, dengan asumsi semakin buruk kualitas limbah yang dihasilkan, maka semakin tidak efisien hasil produksi di industri tersebut. b. Titik 2 dan 3 adalah titik sampling yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui efektifitas instalasi air limbah (IPAL) yang dimiliki industri. Semakin tinggi penurunan polutan pencemar semakin efektif IPAL tersebut. c. Titik 4 dan 5 adalah titik sampling untuk mengetahui tingkat cemaran limbah cair oleh industri, berfungsi untuk mengambil kesimpulan pengaruh limbah industri terhadap pencemaran badan air. Lebih jauh lagi sebagai dasar untuk pengambilan kebijakan oleh pihak yang berwenang terkait dengan pencemaran. Pengambilan sampel dalam rangka penilaian atau pengawasan limbah cair industri harus menggunakan tatacara yang benar sesuai dengan parameter yang ingin diperiksa. Untuk parameter bakteriologis, kimia atau fisik memiliki persyaratan masing-masing yang harus dipenuhi. Untuk pemeriksaan secara bakteriologis prinsipnya adalah steril, baik steril peralatannya, steril tempat sampel, maupun steril pada proses pengambilannya. Sedangkan untuk pemeriksaan parameter kimia harus dihindari adanya aerasi saat pengambilan sampel agar tidak terjadi oksidasi terhadap parameter kimia yang akan diperiksa sehingga tidak berubah komposisinya. Pemberian bahan pengawet harus diperhatikan biasanya diperlukan sesuai dengan parameter yang akan diperiksa. Jenis parameter yang akan diperiksa tergantung dari jenis produksi yang dihasilkan industri tempat praktek. Jenis parameter harus diukur di lapangan bersamaan dengan sampling limbah cair diantaranya adalah pH, suhu, dan parameter yang diperlukan sesuai kebutuhan. Jangan lupa memberi pengawet untuk pemeriksaan parameter kimia air limbah. Juga pengawet harus diberikan berdasarkan parameter yang akan diperiksa.



 Praktek Kerja Industri



6



Setelah dilakukan pengambilan sampel limbah cair, maka kegiatan selanjutnya adalah: memberi label, membawa sampel ke laboratorium dengan memperhatikan prinsip agar tidak terjadi perubahan komposisi sampel, misalnya dengan bahan pengawet dan botol gelap, serta waktu pengiriman tidak lebih dari 12 jam.



C. Pelaksanaan Pengawasan Penyehatan Tanah dan Pengelolaan Sampah 1. Penyehatan Tanah Pengawasan pencemaran tanah ditujukan untuk menjamin tidak terjadinya keracunan akibat bahan kimia yang berasal dari polutan pencemar tanah terhadap manusia, hewan maupun tumbuhan. Kegiatan yang Saudara perlukan untuk pemeriksaan tanah adalah sebagai berikut: a. Lakukan pengambilan sampel tanah pada lokasi yang sudah ditetapkan. Alat yang digunakan adalah mata bor auger dengan batang bornya berdiameter sekitar 10 cm, cetok, kantong praktik, label, ballpoint. b. Untuk peralatan pengukuran parameter lapangannya adalah pengukur pH tanah, pengukur suhu tanah. c. Keduklah bagian atas permukaan tanah setebal kurang lebih 15 cm. d. Lakukan pengambilan tanah dengan cara meletakkan mata bor tegak lurus di atas permukaan tanah e. Putarlah batang bor searah jarum jam sehingga mata bor masuk kedalam tanah dan terisi penuh f. Keluarkan tanah sampel dari mata bor dengan bantuan Cetok dan taruk di dalam kantong plastic. g. Ukurlah suhu dan pH tanah sampel. h. Masukkan sampel tersebut dalam box dan bawa ke laboratorium untuk pemeriksaan parameter kimia yang diperlukan.



 Praktek Kerja Industri



7



2. Pengelolaan Sampah. Pelaksanaan penilaian terhadap pengelolaan sampah lebih ditekankan kepada sejauh mana perusahaan tempat praktek kerja industri mengelola sampahnya agar tidak menimbulkan gangguan kesehatan dan mencegah terjadinya kecelakaan kerja bagi tenaga kerja. Kegiatan penilaian/ pengawasan yang dilakukan meliputi: a. Mengidentifikasi kondisi kebersihan dalam ruang kerja dan di luar ruang kerja misalnya di gang, koridor, halaman dan taman, serta tempat-tempat kegiatan lainnya. b. Menilai tempat sampah, kesesuaiannya dengan volume sampah yang dihasilkan, konstruksi tempat sampah, pemisahan tempat sampah untuk jenis sampah yang memiliki karakteristik berbeda misalnya sampah organic dengan anorganik, sampah basah dan sampah kering, sampah berbahaya/B3, sampah radiologi. c. Menilai kegiatan pembersihan sampah dan pemeliharaan kebersihan di dalam maupun di luar ruang kerja di lingkungan perusahaan. d. Menilai cara pengangkutan sampah e. Menilai cara pemusnahan sampah f. Menilai jumlah kecukupan tempat sampah g. Manila kecukupan petugas sampah h. Mengolah data/ merekapitulasi data hasil pengawasan dari instrument pengawasan pengelolaan sampa



D. Pelaksanaan Pengawasan Penyehatan Makanan dan Minuman Langkah-langkah pelaksanaan penilaian pengawasan makanan dan minuman dapat dilakukan dengan cara: a. Kegiatan persiapan, misalnya: 1) Menyiapkan instrument penilaian 2) Berkoordinasi dengan pengelola industri perihal jadwal pelaksanaan b. Kegiatan pelaksanaan, yaitu :



 Praktek Kerja Industri



8



1) Memetakan tempat-tempat yang akan dituju dalam melakukan penilaian, 2) Menentukan urutan kegiatan pelaksanaan terhadap obyek penilaian 3) Melakukan langkah pengawasan/penilaian, atau pengukuran bila diperlukan. Teknik pelaksanaan langkah penilaian bisa dilakukan dengan mengorganisasi kegiatan yang telah diurutkan tersebut agar berjalan sesuai dengan rencana yang ditetapkan. Pengorganisasian kegiatan dimaksud adalah mengelompokkan kegiatan sejenis untuk memudahkan pelaksanaan pengawasan/penilaian. Pengelompokan bisa didasarkan pada tempat/ lokasi obyek sasaran pemeriksaan, misalnya kelompok kegiatan pemeriksaan yang dilakukan di dapur kantin atau kelompok pemeriksaan dengan obyek pengawasan ruang makan. Jika dilaksanakan berdasarkan tempat/lokasi penilian maka seluruh kegiatan penilaian di tempat tersebut harus diselesaikan secara tuntas kemudian baru berpindah ke lokasi lainnya. Pelaksanaan demikian dimaksudkan agar mahasiswa dalam melakukan kegiatan tidak bolak-balik kembali ke lokasi penilaian sehingga tidak mengganggu kegiatan operasional yang berjalan di lokasi praktek. Untuk melaksanakan kegiatan penilaian/ pengawasan makanan & minuman dengan baik, Saudara dituntut menguasai di titik-titik mana harus melakukan penilaian. Sebagai contoh pada saat menilai hygiene dan sanitasi lajur makanan. Lajur makanan yaitu perjalanan makanandalam rangkaian proses pengolahan makanan. Titik-titik yang harus diawasi adalah pada bagian: 1) Penerimaan bahan 2) Pencucian bahan 3) Perencaman 4) Peracikan pemasakan (cooking) 5) Pewadahan 6) Penyajian makanan, dan 7) Kondisi kenyamanan santapan makanan



 Praktek Kerja Industri



9



E. Pelaksanaan Pengawasan Penyehatan Udara Sebasgaimana disebutkan dalam sasaran pengawasan penyehatan udara di industri di Bab II, bahwa pengawasan kualitas udara dilakukan di dalam ruang/ bangunan (indoor) dan di udara lingkungan luar gedung (ambient air quality). Alat yang digunakan mengukur kualitas fisik udara adalah bermacam-macam tergantung parameter yang dinilai kualitasnya. Peralatan yang bisa digunakan untuk mengukur beberapa parameter kualitas fisik udara : Tabel nama peralatan untuk mengukur faktor lingkungan Fisik udara : No.



parameter



Nama alat



1.



Suhu & Kelembaban



Psychrometer



2.



Iklim Kerja



Globe Thermometer



3. 4. 5.



Kecepatan aliran udara Pencahayaan Kebisingan Kebisingan untuk perorangan



Anemometer Lux meter Sound Level meter



6.



Keterangan Terdiri thermometer basah dan kering Suhu basah, kering, dan suhu radiasi Satuan Lux Satuan dBA



Noise dose meter



Tabel peralatan yang umum digunakan untuk mengukur parameter Kimia udara No.



parameter



Nama alat



keterangan



1.



debu



2.



Debu perorangan



High volume dust sampler Udara ambient (HVDS) Personal dust sampler (PDS) Dalam ruang kerja



3.



Gas



Midget Impinger



4.



Spektrofotometer



Memeriksa kadar logam, zat organic, dll.



Menangkap gas dg absorben gas,



Tabel peralatan untuk pengukuran parameter mikrobiolobi udara 1. Mikrobiobiologi udara Mikro Air Sampler (MAS) 2.



Gas detector



Gas di udara



Dengan detector



tube



Yang penting Saudara perhatikan bahwa cara pengambilan sampel udara harus mengikuti prosedur pengukuran yang benar, prosedurpenggunaan alat yang digunakan untuk pengukuran. Spesifikasi alat yang digunakan untuk pengukuran juga  Praktek Kerja Industri



10



harus ditulis dalam laporan hasil pengukuran karena setiap alat memiliki spesifikasi sendiri. Kesalahan yang sering dilakukan adalah tidak dilakukan pemetaan dalam penentuan titik sampling oleh mahasiswa, sehingga tidak mewakili lokasi yang diukur. Selain itu juga perlu diperhatikan sikap pada saat menggunakan alat saat pengukuran. Oleh sebab itu Saudara harus mempelajari kembali secara seksama cara pengukuran yang benar sesuai prosedur yang ditetapkan.



F. Pelaksanaan Pengawasan Pengendalian Vektor Vektor dapat menimbulkan beberapa kerugian terhadap kesehatan para tenaga kerja di industri. Beberapa penyakit yang bisa ditimbulkan oleh vector diantaranya: a. Penyakit malaria, diakibatkan oleh vector malariae b. Penyakit demam berdarah (DHF) disebabkan oleh vector Aedes Aegyptie c. Penyakit Kaki Gajah dan penyakit Cikungunya disebabkan oleh vector Culex. d. Penyakit diarrhea, typhus, colera, disentri, dapat disebabkan oleh lalat dan kecoa. e. Penyakit pes dan leptospirosis disebabkan oleh kotoran tikus. Vector dan binatang pembawa penyakit seperti lalat, tikus, kecoa harus dicegah keberadaannya di industri tempat tenaga kerja melakukan aktivitasnya. Teknik Pemberantasan vector dan binatang pembawa penyakit telah Saudara pelajari di perkuliahan. Dalam melakukan pengawasan pengendalian vector di industri Saudara harus mempertimbangkan beberapa hal, diantaranya: 1) Apakah industri sudah melakukan pengendalian terhadap vector dan binatang pembawa penyakit. Tentunya pengendalian dilakukan terhadap jenis vector atau binatang pembawa penyakit dengan mengetahui keberadaannya di lingkungan perusahaan / industri tempat kerja praktek. Keberadaan vector dan binatang pembawa penyakit dapat diketahui dengan melakukan identifikasi dan pengawasan terhadap tempat perindukan atau bersarangnya vector atau binatang pembawa penyakit tersebut. 2) Jika telah diketahui adanya vector atau binatang pembawa penyakit, apakah teknik yang dilakukan oleh perusahaan sudah sesuai dengan prosedur, alat, dan bahan yang digunakan.



 Praktek Kerja Industri



11



Yang Saudara lakukan dalam pengawasan ini adalah mengidentifikasi keberadaan vector dan binatang pembawa penyakit di lingkungan dalam dan luar gedung industri tempat praktek menggunakan instrument yang telah Saudara buat pada tahap sebelumnya. Identifikasi vector Aedes Aegyptie dilakukan dengan mengamati adanya larva dan nyamuk aedes aegypti yang berada di bak mandi atau container-kontainer berisi air bersih di lingkungan industri. Sasaran yang lain adalah mengamati keberadaan larva Culex di lingkungan industri, serta indeks lalat dan keberadaan tikus dan kecoak. Keberadaan tikus dapat diketahui dengan melakukan identifikasi tempat bekas lalu lintas jalannya tikus yang ditandai dengan bercak hitam/kotor akibat gesekan tubuh tikus atau kontak kaki tikus dengan dinding yang dilewati.



G. Pelaksanaan Pengawasan Housekeeping/Tatagraha di Industri. Area kerja yang kotor, penuh debu dan berantakan dapat menyebabkan karyawan merasa tidak nyaman dan aman saat bekerja. Kondisi tersebut akan berimbas pada keselatam kerja terganggu dan tingkat produktivitas kerja menurun. Penataan area kerja yang buruk secara tidak langsung bisa menghambat pergerakan kerja karyawan dan kemungkinan besar menyebabkan kecelakaan kerja, seperti terjatuh, terpeleset, atau lainnya. Standar OSHA 1910.22(a)(1) menyatakan, "semua tempat kerja yang ditujukan bagi karyawan, harus benar-benar aman dan dapat menjamin keselamatan kerja para karyawan." Standar OSHA ini tentunya mencakup pengaturan untuk berbagai area kerja yang biasa dilewati ataupun sering dilakukan aktivitas kerja, di mana area kerja tersebut mengandung berbagai potensi bahaya yang bisa menyebabkan kecelakaan kerja dan kerugian lain. Tanda-tanda perusahaan dengan housekeeping yang buruk: a.



Pengaturan area kerja yang buruk dan berantakan



b.



Penyimpanan barang atau bahan berbahaya secara sembarangan dan tidak tertata



c.



Lantai kotor dan berdebu



d.



Tidak ada ruang khusus untuk penyimpanan barang hasil produksi yang berlebih dan barang tidak diperlukan lagi



 Praktek Kerja Industri



12



e.



Banyaknya hambatan di area menuju jalan keluar atau jalan yang sering dilalui karyawan



f.



Peralatan kerja yang sudah dipakai tidak dikembalikan ke tempat semula



g.



Sampah pada kontainer dibiarkan menumpuk berlebihan



h.



Tumpahan dan kebocoran Yang Saudara lakukan dalam pengawasan ini adalah melakukan penilaian



pelaksanaan



housekeeping/



tatagraha



di



industri



tempat



praktek



dengan



menggunakan instrument penilaian yang sudah Saudara siapkan. Cek kembali apakah instrument yang Saudara buat sudah meliputi aspek-aspek/ substansi materi di bawah ini: a. Tempat pengelola, gang-gang, ruang penyimpanan (gudang) harus dijaga dalam kondisi sanitair. b. Atap, gang-gang, lantai, dinding, basement, gudang bawah tanah, jamban, toilet, septick tank, saluran pembuangan, dan lain-lain setiap saat harus bersih dan aman serta dalam kondisi yang sanitair. c. Setiap bangunan, halaman, gang-gang dan keseluruhan wilayah milik perusahaan harus dijaga bebas dari akumulasi debu dan sampah lainnya. d. Setaip lantai ruang kerja harus dikelola secara bersih dan sebisa mungkin dalam kondisi kering. e. Apabila ada kegiatan-kegiatan yang menggunakan air maka sistem drainase / pematusan harus dikelola dengan baik (dimungkinkan dalam kondisi cepat kering). Pekerja harus menggunakan sepatu khusus untuk tempat semacam itu. f. Lantai / permukaan jalan lainnya harus terjaga dalam kondisi baik, bebas minyak / air, semua hal yang bernbahaya yang ada dijalanan harus dihilangkan. g. Setiap lantai, tempat kerja dan jalan / gang harus bebas dari gundukan, serpihan / lubang. h. Dilarang meludah ke dinding, lantai, tempat kerja / lantai bangunan lainnya. i.



Jika disediakan tempat meludah konstruksinya harus bisa dibersihkan dan di desinfeksi serta harus dalam keadaan bersih setiap hari untuk menjaga kesehatan.



 Praktek Kerja Industri



13



j.



Jika tempat sampah digunakan untuk sampah basah / yang dapat terurai konstruksinya harus dibuat tidak bocor, nyaman, bersih dan dirawat dengan baik / sanitair.



k. Jika menggunakan mesin / peralatan kimia di dalam mengelola sanitasi pemeriksaan secara periodik harus dilakukan untuk menjamin efisiensi peralatan dan mencatat hasil setiap pemeriksaan. l.



Peralatan penerangan harus sering dibersihkan untuk menjaga intensitas penerangan agar tetap berada pada level yang memenuhi syarat. Jika menggunakan penerangan alami pada siang hari maka jendela harus sering dibersihkan agar pencahayaan diruang tersebut memenuhi syarat.



m. Bahan-bahan buangan yang mudah terbakar harus ditempatkan pada wadah logam yang dapat menutup sendiri dan harus dikosongkan minimal 1 kali dalam sehari n. Bahan-bahan yang mudah terbakar sebaiknya jangan disimpan dibawah tangga. o. Alat pemadam kebakaran harus dijaga agar mudah dioperasikan dan terlindung dari proses pendinginan. Jika alat pemadam kebakaran memakai tipe asam soda sebaiknya diisi ulang minimal setahun sekali. p. Bahan-bahan / material harus di tumpuk dan dihindarkan dari getaran / vibrasi dan sentakan agar tidak mudah jatuh. q. Barang-barang yang tertata baik dan bersih tidak lagi menghambat pergerakan para karyawan



Saudara dapat melakukan pengawasan dengan menggunakan checklist penilaian housekeeping seperti di bawan ini:



Nama pengawas : Tanggal



:



Memenuhi syarat = V, tidak memenuhi syarat = X



 Praktek Kerja Industri



14



No. A.



Item Penilaian



Hsl



Keterangan



Lorong/ Akses jalan dalam ruangan 1.



Bersih



2.



Kosong (bebas penghalang) Ditandai 3.



dengan



baik



(terdapat



rambu/sign) B.



Akses masuk dan keluar Kosong (bebas dari penghalang) Ditandai



dengan



baik



(terdapat



rambu/sign) C.



Peralatan kerja manual dan portable Kosong (bebas dari penghalang) Ditandai



dengan



baik



(terdapat



rambu/sign) D.



Peralatan kerja manual dan portable Disimpan dengan benar dan aman saat digunakan atau tidak digunakan



E.



Peralatan pemadam kebakaran Peralatan pemadam kebakaran Mudah diakses



F.



Lantai Bersih Kering Kosong (bebas penghalang) Dalam kondisi baik



G.



Tangga (alat kerja) Dalam kondisi baik (layak pakai) Bebas dari minyak atau pelumas (tidak licin)



 Praktek Kerja Industri



15



No.



Item Penilaian



Hsl



Keterangan



Hsl



Keterangan



Aman ketika digunakan atau tidak digunakan H.



Penerangan meadai bersih



I.



Sistem ventilasi Bersih Kosong bebas (penghalang)



No. J.



Item Penilaian Mesin bersih Kosong (tidak ada penghalang) Dalam kondisi baik



K.



Jalan raya, area parkir Dalam kondisi baik Ditandai dengan baik (dg.rambu)



L.



Sign, Tag Desain dan ukuran sesuai standar Memadai Dipasang di lokasi yg tepat dan terlihat jelas Bersih



 Praktek Kerja Industri



16



No. M.



Item Penilaian



Hsl



Keterangan



Penyimpanan dan penumpukan barang/ material Di area khusus Penumpukan barang stabil dan aman Ditandai dengan baik (terdapat rambu/label) Area bersih dan bebas dari penghalang yang membahayakan Di area khusus



N.



Tangga (terdapat dalam ruangan atau sebuah bangunan) Di area khusus Tidak licin bersih Bebas (tidak ada penghalang Dalam kondisi baik



O.



Area/ Tempat pembuangan limbah dan sampah Jumlah tempat pembuangan sampah yang memadai Pengelompokan dan penempatan limbah sesuai jenisnya Area/ Tempat pembuangan limbah dan sampah



H. Pelaksanaan Pengawasan Jamban & Peturasan Penilaian jamban dan peturasan tidak dapat dipisahkan dengan penilaian aspek sanitasi industri lainnya, karena tidak adanya penilaian jamban dan peturasan maka  Praktek Kerja Industri



17



penilaian sanitasi industri belum selesai. Adanya jamban dan peturasan yang kotor, berbau dan tidak sehat akan mempengaruhi kesehatan karyawan dan akhirnya karyawan akan terganggu kesehatannya dan berujung pada gangguan produktivitas kerja tenaga kerja. Jamban dan peturasan merupakan sarana sanitasi utama yang harus disediakan perusahaan dan dikelola dengan baik, disamping sarana sanitasi lainnya. Ketidaknyamanan yang diakibatkan adanya jamban dan peturasan yang tidak sehat akan menimbulkan bau yang tidak sedap, lantai yang licin menyebabkan terpeleset dan jatuh, lebih jauh lagi akan menimbulkan penyakit pada tenaga kerja. Kondisi tersebut memerlukan pengelolaan yang baik sehingga kondisi jamban dan peturasan menjadi bersih dan sanitair. Sanitair berarti sehat dan aman. Sehat karena dalam jamban dan peturasan tidak terdapat bakteri penular penyakit, tidak terjangkau serangga yang dapat mengontaminasi makanan tenaga kerja. Yang perlu Saudara pertimbangkan dalam menilai jamban dan peturasan tidak saja kondisi kebersihan dari sarana tersebut melainkan juga hal lain yang mempengaruhi kualitas jamban agar tidak mempengaruhi timbulnya penyakit atau mengganggu kesehatan tenaga kerja sehingga produktivitas kerja jadi menurun. Pertimbangan tersebut meliputi: a. Konstruksi jamban dan peturasan b. Jumlah jamban dan peturasan c. Pengelolaan dan pemeliharaan jamban d. Penyediaan air bersih



Prosedur melakukan pengawasan fasilitas jamban dan peturasan di industri: 1. Persiapkan instrument penilaian/ pengawasan 2. Persiapkan perlengkapan lain yang diperlukan selama pengukuran antara lain ballpoint, buku catatan, senter. 3. Lakukan penilaian berdasarkan instrument yang Saudara buat. Instrument bisa berupa lembar checklist/ lembar observasi, dan atau lembar wawancara. Lembar wawancara digunakan untuk memperoleh data penilaian tentang system  Praktek Kerja Industri



18



pengelolaan jamban dan peturasan. Data yang dibutuhkan meliputi jumlah jamban dan peturasan yang tersedia di perusahaan, jumlah pengguna di perusahaan/ industri tempat kerja praktek. Jumlah pengguna yang dibutuhkan terdiri dari jumlah seluruh tenaga kerja perusahaan ditambah dengan jumlah rata-rata pengunjung perhari. Data lain yang juga harus di industri dalam melakukan penilaian jamban dan peturasan adalah jenis kelamin dan cara penempatan lokasi jamban dan peturasan. Jenis kelamin digunakan untuk menentukan jumlah kebutuhan jamban dan peturasan, sedangkan cara penempatan lokasi jamban dan peturasan digunakan untuk memberikan gambaran mudah/tidaknya fasilitas tersebut dijangkau atau diakses oleh penggunanya. Keberadaan jamban harus ada di setiap lantai untuk gedung bertingkat. Keberadaan jamban juga harus dilengkapi dengan tempat sampah yang konstruksinya kedap air dan tertutup. Persyaratan jumlah jamban dan peturasan yang dinilai harus mengacu kepada peraturan yang berlaku, misalnya Peraturan Gubernur atau peraturan Menteri Kesehatan. Peraturan terkait persyaratan kesehatan lingkungan di industri, yang dulu menggunakan Kepmenkes



1405/MENKES/SK/IX/2002



dinyatakan sudah tidak berlakuk lagi dan diganti dengan Permenkes No. 70 Tahun 2016 tenang Standan Kesehatan Lingkungan Kerja Industri. Pengelolaan jamban dan perbaikan merupakan hal penting yang harus diperhatikan dalam menilai persyaratan jamban. Pengelolaan yang baik bisa ditunjukkan dengan ketersediaan kamar mandi & WC yang bersih, tidak berbau, tidak terdapat seranggaa atau binatang lainnya, tersedia cukup air bersih untuk penggunaan. Air bersih yang digunakan untuk kebutuhan hygiene dan sanitasi kesehatan lingkungan adalah 20 liter per orang per hari (Permenkes RI no. 70 tahun.



I.



Pelaksanaan Pengawasan Fasilitas Cuci Penilaian fasilitas cuci tangan memerlukan ketelitian terhadap materi obyek sasaran penilaian. Penilaian utama adalah tersedianya tempat cuci tangan yang harus



 Praktek Kerja Industri



19



ada untuk setiap ruang kerja. Keberadaannya harus dibarengi dengan sejumlah persyaratan



baik



persyaratan



konstruksi,



kebersihan,



kapasitas



maupun



pemeliharaannya. Tempat Cuci tangan berupa wastafel dengan ukuran setidaknya dengan diameter 50 meter. Semua sasaran penilaian dan persyaratan tempat cuci tangan sudah dibicarakan dalam Bab 2, namun jika Saudara menilai tempat cuci harus mempertimbangkan jenis perusahaan dan kegiatan yang dilakukan oleh tenaga kerja. Bagi tenaga kerja industri yang melibatkan bahan kimia berbahaya bagi kesehatan harus menyediakan shower air panas dan air dingin. Secara umum langkah penilaian dapat dilakukan sebagai berikut: 1) Siapkan terlebih dahulu instrument penilaian 2) Koordinasi dengan pihak pengelola untuk penyiapan kegiatan penilaian (tempat dan tenaga kerja) 3) Siapkan kelengkapan pendukkung, misalnya alat catat-tulis, kendaraan dan alat pelindung diri bila diperlukan, dan lainnya. 4) Lakukan penilaian terhadap obyek yang telah ditentukan, yaitu: a. Penyediaan fasilitas cuci di setiap ruang kerja b. Kapasitas dan fasilitas cuci disbanding jumlah seluruh karyawan dan pengunjung rata-rata perhari c. Cara penempatan ruang fasilitas cuci laki-laki dan perempuan. Dan konstruksi pemisah ruang. d. Kualitas bahan yang digunakan untuk fasilitas cuci serta persyaratannya. Misalnya : bahan dari sejenis kaca, kaca, besi galvanis, besi yang diberi lapisan sejenis kaca, porselin, keramik dan sejenisnya. e. Tempat cuci tersedia minimal 1 bh di setiap lantai f. Perlengkapan tempat cuci, misalnya handuk biasa di dekat lavatory/ atau wastafel.. g. Sistem penyediaan air bagi tempat cuci. h. Ketersediaan shower dengan air panas dan dingin bagi karyawan yang bekerja dengan bahan beracun, infeksi, irritants.



 Praktek Kerja Industri



20



i.



Ketersediaan zat tertentu untuk system pembersihan yang tidak bisa dihilangkan dengan sabu.



j.



Kesesuaian penyediaan air bersih dengan peraturan yang berlaku.



Latihan Untuk dapat memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, ikutilah contoh latihan pengawasan Limbah Cair berikut!



Langkah-1 : Lakukan pengambilan data dengan cara mengisi instrumen sebagaimana dicontohkan dalam Bab 3, namun instrument harus dikembangkan sesuai kebutuhan pengawasan praktek kerja industri. Artinya parameter yang diukur tergantung dari produksi yang dihasilkan oleh industri terkait. Metode pengambilan data bisa melalui wawancara, atau observasi, maupun pengambilan sampel limbah. Langkah-2 : lakukan pegiriman sampel ke laboratorium Langkah-3 : Mintalah hasil pemeriksaan sampel limbah dan isikan pada instrumen



Contoh Pengisian insgtrumen: HASIL PEMANTAUAN LIMBAH Nama Industri Kode Sampel Lokasi Pengambilan Contoh Uji Jam, Tanggal, Tahun Pengambilan Contoh Uji Petugas Pengambil Contoh Uju Debit air limbah saat pengambilan contoh uji Tanggal, Tahun penerimaan contoh uji Tanggal, Tahun analisis contoh uju Lama waktu produksi Jumlah bahan baku waktu pengambilan contoh uji (satuan bahan baku / hari) Jumlah produksi waktu pengambilan contoh uji (satuan produksi / hari)



 Praktek Kerja Industri



: : : :



PT. Kalibata 002/2017 Outlet bagian produksi, inlet dan olutlet IPAL 09.00 WIB, 20 Oktober 2017



: :



Kartaji 0.4 m3 / detik



:



21 Oktober 2017



: : :



22 Oktober 2017 7 jam / hari 8 ton / hari (satuan disesuaikan atau dikonversi)



:



7.6 ton / hari (satuan disesuaikan atau dikonversi)



21



Hasil Analisis No



Baku Mutu Kadar



Parameter (mg/L)



Beban Pencemaran (kg/ton)



Kadar (mg/L)



Beban Pencemaran



Metode Uji



(kg/ton)



1.



BOD



176



87



150



85



BOD Kit



2.



COD



1500



750



350



300



Titrasi



3.



TSS



12



3



5



4



Uji lab



4.



pH



4



5



7



6 s.d. 7,5



pH Meter kit



11.



Kuantitas air limbah paling tinggi



.100 m3/ton produk bahan baku



atau 30 m3/ton produk atau bahan baku



Ringkasan Pada prinsipnya pelaksanaan penilaian sanitasi industri dilakukan dengan langkah: a. Menyiapkan instrument terkait sasaran penilaian b. Melakukan pengambilan data (wawancara, observasi, dan atau pengukuran) c. Melakukan penilaian, bisa berupa pengisian instrument, melakukan pengukuran, baik pengukuran langsung maupun pengambilan sampel untuk pemeriksaan laboratorium



Tes 1. Pembuatan instrument penilaian atau pengawasan sanitasi industri harus memperhatikan hal-hal di bawah ini, kecuali: A. Jenis industri/perusahaan B. Hasil produksi C. Debit limbah D. Keahlian tenaga kerja E. Instalasi pengolah limbah (IPAL) 2. Dalam melakukan pengukuran parameter kebisingan, menggunakan alat ukur yang disebut:  Praktek Kerja Industri



22



A. Sound Level Meter B. Lux meter C. Turbidy meter D. Gas detector E. V-Noct Weir 3. Sedangkan alat untuk mengukur intensitas pencahayaan disebut: A. Sound Level Meter B.



Lux meter



C.



Turbidy meter



D. Gas detector E.



V-Noct Weir



4. Dalam mengambil sampel air limbah industri yang bertujuan untuk mengetahui efisiensi IPAL, maka sampel diambil pada lokasi: A. Pada setiap pipa air limbah yang keluar dari masing-masing produksi B. Pada badan air yang menerima limbah buangan industri C. Titik sebelum dan sesudah IPAL (inlet dan outlet efluen IPAL) D. Pada titik pertemuan pada berbagai pipa yang berasal dari pipa produksi E. Pada pipa efluen keluaran IPAL 5. Alat untuk mengukur kelembaban di ruang kerja menggunakan alat yang disebut: A. Hygrometer atau Psychrometer B. Lux meter C. Noise dosimeter D. Globe thermometer E. High Volume dust sampler



Kunci Jawaban 1. D



3. B



2. A



4. C



 Praktek Kerja Industri



5. A



23



Penilaian Ketuntasan Penilaian ketuntasan pada Sub Topik ini adalah: 1. Mahasiswa telah melakukan pengambilan data baik melalui wawancara, observasi, dan atau pengukuran 2. Telah mengisi instrument pengawasan dengan baik dan benar



 Praktek Kerja Industri



24



Topik 2



Pengukuran K3 dalam Praktek Kerja Industri Pengukuran dalam penilaian sanitasi Industri bertujuan memperoleh data yang dibutuhkan untuk menilai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap higyene dan sanitasi kesehatan lingkungan di tempat kerja, yaitui faktor fisik, kimia maupun bakteriologis. Hasil pengukuran juga bisa dijadikan dasar untuk merencanakan pengendalian yang dilakukan terhadap risiko bahaya yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja atau mempengaruhi kesehatan tenaga kerja. Alat yang digunakan dalam praktek kerja industri tergantung pada parameter yang akan diukur atau diketahui dari industri tempat kerja praktek. Tidak semua tempat kerja praktek memerlukan semua parameter diukur, tetapi parameter-parameter yang diperlukan saja berdasarkan karakteristik lingkungan kerja dan pengaruhnya terhadap kesehatan tenaga kerja atau terjadinya kecelakaan kerja. Tabel: Parameter dan alat ukur yang digunakan pengukuran faktor fisik: No. 1.



Parameter Iklim kerja ( suhu basah, suhu kering, suhu radiasi) Suhu Kelembaban udara relatif



Alat Ukur Keterangan Wet-Bulb Globe thermometer Thermometer Psychrometer/ Terdapat beberapa hygrometer jenis Kecepatan aliran udara Anemometer Intensitas pencahayaan/ Lux Meter penerangan Intensitas kebisingan udara Sound Level meter ambient Kebisingan terpapar pada Noise Dosimeter tenaga kerja Vibrasi/ getaran Vibration meter



Tabel: Parameter dan alat pengukur faktor kimia di industri: No. Parameter Nama alat sampling/ Keterangan  Praktek Kerja Industri



25



Metode yang digunakan 1. 2. 3. 4. 5.



Gas polutan pencemar Midget Impinger, Gas udara detector Debu (di ruang kerja) Low Volume Dust Sampler (LVDS) Debu udara ambient High Volume Dust Sampler (HVDS) Debu perorangan Personal Dust Sampler (PDS) Kimia air limbah & air bersih Sampling menggunakan Metode botol sampel spektrofotometri Alat Spektrofotometer / atau tetrasi AAS Tabel: Parameter mikrobiologis dan sasaran pemeriksaan :



No.



parameter



Sasaran



1.



Mikrobiolodi air bersih



Pemeriksaan Coliform dan E.coli



2.



3.



Keterangan



Total - Pengambilan sampel air bersih dan - Menghitung total coli dan keberadaan bakteri E.Coli Mikrobiologi Udara Menghitung angka kuman - Pengambilan udara ruang sampel udara menggunakan Micro Air - Menghisap udara Sampler (MAS) dan menangkap mikrobiologinya pada nutrient agar volume tertentu Mikrobiologi Makanan/ - Pemeriksaan bakteri  menghitung angka Minuman pada makanan kuman, - Pemeriksaan alat  teknik usap alat makan Pelaksanaan penilaian/ pengawasan praktek kerja industri dilakukan berdasarkan



instrumen yang telah disusun. Untuk melaksanakan kegiatan ini mahasiswa dituntut menguasai kompetensi seluruh mata kuliah terkait khususnya yang berkaitan dengan industri lahan praktek. Jenis kegiatan yang dilakukan menggunakan metode wawancara,



 Praktek Kerja Industri



26



observasi, pengukuran terhadap obyek yang dinilai. Kegiatan dalam pelaksanaan praktek kerja industri tidak hanya melaksanakan tugas-tugas pembelajaran dari akademik saja, tetapi juga tugas-tugas lain yang diberikan oleh industri lokasi praktek. Pengukuran dalam praktek kerja industri mencakup: a. Pengukuran yang dilakukan terhadap faktor fisik di lingkungan kerja, antara lain: 1) Iklim kerja 2) Suhu 3) Kelembaban relative (relative humidity/ RH) lingkungan kerja. 4) Kecepatan liran udara 5) Suhu radiasi 6) Intensitas pencahayaan/ penerangan 7) Intensitas kebisingan 8) Getaran b. Pengukuran yang dilakukan terhadap faktor kimia, misalnya: 1) Gas polutan pencemar udara 2) Debu udara di ruang kerja dan ambient 3) Kimia air limbah dan air bersih 4) Kimia dalam darah tenaga kerja 5) Dan lain-lain. c. Pengukuran faktor mikrobiologi 1) Mikrobiologi air bersih 2) Mikrobiologi udara 3) Mikrobiologi makanan/ minuman



A. Prosedur Pengukuran faktor Fisik 1. Pengukuran Iklim kerja Alat pengukuran yang dibutuhkan, mencakup: a. Psychrometer b. Termometer c. Erlenmeyer 125 ml  Praktek Kerja Industri



27



d. Globe thermometer e. Anemometer Bahan: a.



Aquadest Prosedur Pengukuran: a. Tempatkan Globe thermometer di dekat tenaga kerja yang sedang melakukan pekerjaan. b. Pastikan Erlenmeyer sudah terisi aquadest dan terpasang pada ujung thermometer basah. c. Paparkan alat selama 30 menit d. Baca suhu basah, suhu bole dan suhu kering Rumus yangdigunakan: Tekanan Panas dipengaruhi oleh tingkat radiasi, sehingga perhitungannya ada 2 (dua) jenis rumus ISBB), yaitu: a. Rumus yang digunakan jika di luar ruangan (terkena panas matahari/ out door), yaitu: ISBB = 0,7 SBa + 0,2 SG + 0,1 SK b. Rumus yang digunakan untuk pengukuran di dalam gedung (indoor), rumusnya adalah : ISBB = 0,7 SBa + 0,3 SG



Keterangan : ISBB



= Indeks Suhu Basah dan Bola, dalam 0C



SBa



= Suhu Basah Alami, dalam 0C



SG



= Suhu Globe, dalam 0C



SK



= Suhu Kering, dalam 0C



c. Menghitung Suhu Radiasi. 1) Baca Suhu Globe dan Suhu Radiasi, lihat nomogram garis A selisih dari suhu globe dengan suhu kering.



 Praktek Kerja Industri



28



2) Plot hasil selisih suhu globe dan suhu kering dengan kecepatan angina pada line B hingga menembus line C 3) Tarik garis dari line C menuju line D yang menunjukkan suhu globe, hingga menembus line E 4) Baca titik potong di line E yang menunjukkan suhu radiasi. d. Rumus yang dikembangkan berdasarkan perpindahan lokasi kerja. Adanya pekerja yang selama bekerja terpapar pada tingkat tekanan panas yang berbeda-beda, karena harus berpindah lokasi selama jam kerja, maka harus ditetapkan tingkat tekanan panas rata-rata yang diterima pekerja selama jam kerja (ISBB rata-rata), rumusnya: (ISBB1) (t1) + (ISBB2) (t2) + (ISBB3) (t3) + ….(ISBBn) (tn) ISBB rata-rata = t1 + t2 + t3+ …………tn



Keterangan: ISBB rata-rata = tingkat tekanan panas yang diterima rata-rata tenaga kerja selama waktu tertentu, dalam oC ISBB1



= tingkat tekanan panas pada lokasi 1



ISBB2



= tingkat tekanan panas pada lokasi 2



ISBBn



= tingkat tekanan panas pada lokasi n



t1



= lama waktu pemaparan pada lokasi 1



t2



= lama pemaparan pada lokasi 2



tn



= lama pemaparan pada lokasi n



Dengan mengukur iklim kerja, maka telah terukur pula parameter suhu, kelembaban dan suhu radiasi di ruang kerja.



b) Pengukuran instensitas pencahayaan Alat



: a. Lux meter, b. Meteran



Prosedur Pengukuran:



 Praktek Kerja Industri



29



Prosedur pengukuran dibagi 3(tiga) jenis: a. Pengukuran Penerangan Setempat (Local illumination) b. Pengukuran penerangan rata-rata (general illumination) c. Penerangan refelksi/ daya pantul cahaya (Reflectance)



1) Prosedur pengukuran penerangan local. Pengukuran ini ditujukan untuk mengukur tingkat penerangan ditempat melakukan pekerjaan. a. Bagilah luas setempat menjadi beberapa bagian (dalam m2) b. Ukur di tengah-tengah bagian tersebut intensitas pencahayaannya c. Hadapkan foto cell ke sumber cahaya setinggi bidang kerja ( + 85 cm) d. Baca dan catat intensitas cahaya pada tiap-tiap bagian tersebut. Rumus : Intensitas cahaya local = jumlah semua semua intensitas semua titik Jumlah titik pengukuran 2) Prosedur pengukuran Penerangan Rata-rata (Global/ General illuminationI) a. Ruangan yang berisi perabotan a) Bagilah ruang ruangan menjadi bidang-bidang kecil berukuran 90 x 90 cm b) Ukur intensitas pencahayaan pada salah satu sudut bidang-bidang kecil tersebut dengan Lux meter menghadap sumber cahaya. Pengukuran dilakukan pada sudut yang sama di setiap kotak/bidang-bidang kecil tersebut, sehingga diperoleh jarak pengukuran yang sama. Lihat gambar berikut:



x



 Praktek Kerja Industri



x



x



x



30



x



x



x



x



x



x



x



x



c) Rumus: Intensitas penerangan global/rata-rata = Jumlah intensitas penerangan semua titik Jumlah titik seluruh ruangan 3) Prosedur Pengukuran Daya Pantul (reflectance) Obyek pengukuran dilakukan pada dinding, langit-langit, perabotan, dan lantai, dengan cara: 1) Ukur intensitas cahaya datang dengan meletakkan foto cell lux meter pada obyek yang diukur menghadap sinar datang yang jatuh pada obyek pengukuran tersebut. 2) Ukur intensitas sinar pantul dengan cara menempelkan foto cell lux meter menghadap obyek pengukuran dengan posisi tegak lurus, gerakkan menjauh secara tegak lurus secara perlahan sambil mengamati angka/skala pada lux meter hingga diperoleh angka yang tetap/konstan kemudian baca angkanya. 3) Maka besar reflectance adalah : Intensitas cahaya pantul x 100 % Intensitas cahaya datang d) Pengukuran intensitas kebisingan di ruang kerja Alat Ukur : 1). Sound Level Meter – 2). Meteran – 3). Stop Watch Prosedur Pengukuran Kebisingan di Lingkungan Kerja. Pengukuran dilakukan di tempat kerja, dimana tenaga kerja tersebut berada dan menghabiskan waktu kerja. Pengukuran dikakukan pada pagi, siang dan sore hari pada jam kerja. Hasil pengukuran ini masih kasar, karena belum menunjukkan tingkat kebisingan yang diterima secara terus menerus selama 8 jam kerja). Tetapi dengan cara tersebut merupakan pendekatan terhadap waktu yang



 Praktek Kerja Industri



31



mewakili selama jam kerja tersebut. Pada dasarnya pengukuran dilakukan ratarata selama jam kerja selama 24 jam yang disebut Lsm / Leq. a. Buatlah desain lokasi ruang kerja tenaga kerja, b. Tentukan titik pengukuran pada lokasi kerja c. Ukurlah tingkat kebisingan dengan sound level meter dengan cara memegang alat tersebut setinggi bahu pengukur dan alat agar dijauhkan dari badan pengukur. d. Hidupkan SLM dengan memilih skala pengukuran dBA e. Baca skala hasil pengukuran Rumus : LSM = 10 log 1/24 [16.10 0.1 Ls + 8.10 0.1 (Lm + 10) ] dBA Keterangan: Lsm = Leq selama 24 jam Ls = Nilai Leq pada siang hari (16 jam) Lm = Leq pada malam hari (8 jam) Lm + 10 = hasil pengukuran pada malam hari harus ditambah 10 dBA sebagai pembebanan/ koreksi. Cara menentukan hasil pengukuran: a. Kelompokkan sampel dalam 5 interval b. Hitung nilai Li = 10 log 1/180 ∑ nk . 10 0.1 Lk c. Ulangi untuk harga Li,j pada interfal waktu yang lain. d. Setelah harga Li,j dihitung, maka hitung harga Lsm/ Leq, yaitu tingkat kebisingan siang dan malam sebagai berikut: Ls = 10 log 1/16 ∑ te 10 0.1 Le dBA (siang) Lm = 10 log 1/8 ∑ te 10 0.1 Le dBA (malam) Te Jumlah jam dimana tingkat kebisingan Le berlangsung e. Hitung Lsm/ Leq Leq = 10 log (∑ fi . 10 Li/10)



 Praktek Kerja Industri



32



Fi = fraksi waktu untuk tingkat kebisingan tertentu Li,j = tingkat kebisingan terukur



Catatan : -



Nunyi kejut yang nyata terdengan (misalnya bunyi pukulan palu dan lainlain) harus dibaca langsung dan tidak perlu penambahan koreksi dB.



-



Apabila terdengan bunyi kejut namun tidak terukur (misalnya ketukan mesin jenset), maka hasil pengukkuran harus dikoreksi ( ditambah 3 dBA). Nilai koraksi ini ditambahkan pada Li,j pada interfal i dan j dimana ketukan tersebut terdengar.



Selain perhitungan dengan rumus dapat dilakukan perhitungan dengan menggunakan nomogram a) Pengukuran Getaran/ fibrasi 1. Periksa Alat - Sensor Getaran - Kabel Sensor - Power ON/OFF - Tombol - Battery Componen - Display/LCD 2. Hidupkan Alat dgn menekan tombol Power ON/OFF 3. Tempelkan Sensor ke sumber getaran 4. Catat angka yang muncul di display 5. Pastikan Tingkat getaran dengan cara : - Modus (Nilai yg sering muncul) - Median ( Nilai Tengah) Angka terendah + Angka Tertinggi : 2) - Nilai Rata-rata (Jlh keseluruhan sampel dibagi jumlah sampel)



 Praktek Kerja Industri



33



Gambar : Vibration meter (alat ukur getaran) Getaran kerja adalah getaran mekanis ditemapt kerja yang berpengaruh terhaadap kerja yang meliputi; 1. Getaran yang berpengaruh pada seluruh bagian tubuh (whole body vibration / WBV) 2. Getaran yang berpengaruh pada sebagian tubuh (hard arm vibartion) -



lebih kurang dari 0.15 m/ det2-0.30m/det2 = getaran yang mengganggu kenyamanan.



-



Lebih Kurang 0,30 m/det2 – 0,75 m/det2 = Getaran



-



yg mempercepat kelelahan



-



Diatas 0,75 m/det2 = Getaran yg mengganngu kesehatan (mual, pusing, gangguan keseimbanga, konsentrasi, gangguan saraf motorik)



B. Prosedur Pengukuran Faktor Kimia Pengukuran faktor kimia udara bisa diukur secara langsung apabila menggunakan alat ukur portable, namun pada umumnya pengukuran diawali dengan mengambil sampel terlebih dahulu. Pengambilan sampel dilakukan dengan midget impinger yang pada prinsipnya menyerap udara dilewatkan cairan absorben parameter terkait kemudian dilakukan pemeriksaan laboratorium. Dalam praktek kerja industri bila diperlukan bisa diukur dengan gas detector secara langsung, namun hasil yang diperoleh dengan alat tersebut masih kasar. Tidak bisa digunakan untuk penelitian karena memerlukan ketelitian yang lebih tinggi.



 Praktek Kerja Industri



34



Prosedur Pengambilan sampel udara: a. Siapkan alat dan bahan b. Buatlah pereaksi standart c. Siapkan pereaksi penyerab/absorben d. Siapkan peralatan sampling: 1) Meja sampling 2) Pompa hisap (vacuum pump) 3) Alat pengukur laju alir udara (air flow meter) 4) Midget impinge 5) Slang plastic penghubung 6) Anemometer 7) Psychrometer 8) Kertas label 9) Botol absorben 10) Botol sampel e. Cara pengambilan sampel udara: 1) Ambil peresksi penyerap sebanyak 20 ml masukkan dalam Midget Impinger 60 ml. 2) Rangkaikan dengan pompa hidap, nyalakan vacuum pump (pompa hisap) selama 30 menit dengan laju alir 0,4 liter / menit 3) Simpan contoh dalam lemari es. 4) Buat kurva kalibrasi sesuai parameter yang diukur(Sox, NOx, Pox, dll) 5) Lakukan



pengujian



sampel



dari



midget



impinge



dan



baca



dalam



spektrofotometer. f. Cara pengambilan sampel air limbah secara fisika dan kimia: 1) Alat dan bahan: a) Cool box



Bahan:



b) Botol pemberat



a) Etiket



c) Botol Winkler



b) Pengawet



d) Pipet ukur



 Praktek Kerja Industri



35



e) Botol gelap 2) Prosedur Kerja : a) Siapkan alat pengambil contoh sesuai dengan saluran pembuangan b) Bilas alat dengan contoh yang akan diambil, minimal 3 kali c) Ambil contoh sesuai dengan peruntukan analisis dan campurkan dalam penampung sementara, kemudian homogenkan. d) Masukkan ke dalam wadah yang sesuai peruntukan analisis. e) Lakukan segera pengujian untuk parameter suhu, kekeruhan, dan daya hantar listrik, pH dan Oksigen terlarut yang dapat berubah dengan cepat dan tidak dapat diawetkan. f) Hasil pengujian parameter lapangan dicatat g) Pengambilan contoh untuk parameter pengujian di laboratorium dilakukan pengawetan 1) Prosedur Pengukuran Faktor Bakteriologis/ Mikrobiologi a) Prosedur pengukuran faktor mikrobiologi air bersih. Pengukuran faktor mikrobiologi air bersih diawali dengan pengambilan sampel air bersih. Pengambilan sampel air bersih secara mikrobiologi/ bakteriolobis tergantung dari obyek sumber air bersih yang akan diperiksa. i. Prosedur pengambilan sampel air kran (PDAM : 1. Bersihkan kran dari setiap benda yang menempel yang mungkin dapat mengganggu, dengan kain bersih, bersihkan ujung kran dari setiap kotoran dan debu 2. Kran dibuka penuh dan dibiarkan mengalir selama 2-3 menit (atau dalam waktu yang yang dianggap cukup untuk membersihkan pipa parsial), kemudian ditutup 3. Mulut kran disterilkan dengan cara membakar/melewatkan diatas nyala api. 4. Kran dibuka, kemudian tutup botol dilepas dengan tangan kiri dan botol dipegang dengan tangan kanan, mulut dan leher botol dilewatkan nyala



 Praktek Kerja Industri



36



api. 5. Botol diisi contoh ± sampai 3/4 Volume botol 6. Mulut dan leher botol yang telah berisi contoh air sebelum ditutup kembali dilewatkan nyala api, kemudiantutup dan ikat kembali dengan tali. 7. Tempelkan identitas contoh kemudian Letakkan botol yang berisi contoh kedalam cool box dan dijaga temeratur cool boxnya harus dibawah 4 oC (dengan pemberian Dry Ice/Ice Pack/ Es batu) Catatan:  Air harus jelas berasal dari pipa parsial yang dihubungkan langsung dengan pipa induk.  Contoh sebaiknya diambil dari air kran yang sering dipakai  Dihindarkan pengambilan contoh air dari alat-alat tambahan yang dipasang pada kran atau dari kran yang bocor  Apabila kran kotor, harus dibersihkan lebih dahulu sebelum dilakukan pengambilan contoh ii. Pengambilan contoh air Sumur gali : Contoh diambil dengan botol yang telah diberi pemberat dan bertali. Sebelum disterilkan, botol dibungkus seluruhnya dengan dengan kertas coklat. 1. Bilas tangan denganAlkohol 70% , buka bungkus botol yang telah disterilkan dengan cara seperti membuka kulit pisang (Tangan tidak boleh bersentuhan dengan botol), Tarik tali menggunakan pinset (yg sebelumnya telah dipanaskan) dan lilitkan pada tangan kanan. 2. Buka tutup botol, mulut & leher botol lewatkan dg nyala api, dengan posisi mulut botol mengahadap keatas ulurkan botol tersebut kedalam sumur secara perlahan, jangan sampai botol tersebut menyentuh dinding sumur. Celupkan seluruh permukaan botol kedalam sumur hingga mencapai dasar. 3. Tarik botol yang telah terisi penuh dengan air secara perlahan, buang ¼ bagian dari air yang ada dalam botol tersebut. 4. Mulut & leher botol dilewatkan diatas nyala api kemudian tutup kembali dengan kertas dan diikat tali.  Praktek Kerja Industri



37



5. Tempelkan identitas contoh kemudian Letakkan botol yang berisi contoh kedalam cool box dan dijaga temeratur cool boxnya harus dibawah 4 oC (dengan pemberian Dry Ice/Ice Pack/ Es batu) iii. Pengambilan contoh air yang terbuka, seperti danau, sungai dll : 1. Contoh air dari sungai sebaiknya diambil dari bagian yang mengalir dan dekat dengan permukaan (pengambilan contoh berlawanan dengan arus sungai) 2. Buka tutup botol, mulut & leher botol lewatkan dg nyala api, Botol dipegang pada bagian bawah, celupkan kedalam air dengan dengan leher botol menghadap miring keatas, celupkan botol tersebut hingga mencapai kedalaman ± 20 cm. 3. Kemudian angkat botol tersebut dari dalam air dengan mulut botol menghadap keatas. Bila perlu mulut botol berhadapan dengan arah aliran air. 4. Setelah botol terisi air, Mulut & leher botol dilewatkan diatas nyala api kemudian tutup kembali dengan kertas dan diikat tali. 5. Tempelkan identitas contoh kemudian Letakkan botol yang berisi contoh kedalam cool box dan dijaga temeratur cool boxnya harus dibawah 4 oC (dengan pemberian Dry Ice/Ice Pack/ Es batu) Catatan:  Bagian sungai yang diam sebaiknya dihindari  Untuk sungai yang lebar dan lurus contoh diambil dari tepi, tetapi pada jarak paling sedikit 1 meter dari tepi sungai.  Pengambilan contoh air sungai yang tidak terjangkau tangan, contoh air dapat diambil dengan botol pemberat.



C. Prosedur Pengukuran Faktor Bakteriologis/Mikrobiologis. 1) Prosedur Pengukuran Faktor Mikrobiologi Makanan Obyek sasaran penilaian Sanitasi industri untuk mikrobiolobi makanan biasanya dilakukan untuk makanan yang disediakan melalui pengadaan kantin bagi karyawan.



 Praktek Kerja Industri



38



Sanitasi kantin telah dibicarakan sebelumnya, pada pembahasan tentang pengukuran ini, maka yang dibahas hanya pengukuran yang meliputi: a. Pengambilan sampel makanan atau minuman di kantin b. Pengambilan sampel Usap alat makan misalnya piring, gelas, sendok dan alat masak. 1)



Pengambilan Sampel Makanan a) Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan b) Menyeterilkan tangan dengan cara menyemprotkan alcohol 70% c) Mengunakan handscoon pada pengambilan sampel d) Menyeterilkan kembali tangan yang sudah memakai handscoon menggunakan alcohol 70% e) Menyiapkan Petridis steril, sendok steril dan Erlenmeyer steril. f) Menyiapkan bahan makanan padat yaitu telur mentah yang sudah diambil secara steril. g) Memecahkan telur dan memasukkannya ke dalam Petridis steril h) Lalu menimbang sampel di atas timbangan dengan berat sampel telur 10 gram. i) Menyiapkan Erlenmeyer steril, lalu memasukkan sampel telur ke dalam Erlenmeyer steril menggunakan sendok steril j) Melakukan kegiatan tersebut di dekat nyala api Bunsen. k) Memflmbir mulut Erlenmeyer di atas nyala api Bunsen dan menutup mulut Erlenmeyer menggunakan kapas. l) Terakhir menempelkan kertas etiket sebagai keterangan pada Erlenmeyer sampel tersebut dengan ketentuan sebagai berikut : a. Nama petugas b. Lokasi pengambilan sampel c. Waktu pengambilan sampel d.



Jenis sampel makanan



e.



Parameter sampel makanan



 Praktek Kerja Industri



39



2)



Pengambilan Sampel Usap Alat Makanan Alat a. Lidi kapas steril b. Sarung tangan c. Spidol d. Kertas label e. Termos/ice box f.



Alkohol



g. Timbangan h. Pipet steril i.



Autoclave



j.



Tali kenur



k. Timbangan l.



Formulir pemeriksaan



m. Lampu spirtus n. Korek api o. Alat makan dan alat masak (sendok, piring, garpu, mangkok, gelas, cangkir, wajan, panci, dll) Bahan : a.



Media transport cairan buffer dalam botol @ 10 ml



b.



Alkohol 70%



c.



Alat Tulis



d.



Form Pengambilan Sampel



e.



Kertas label



PROSEDUR KERJA Pengambilan Sampel Usap Alat Makan/Masak a. Siapkan sarung tangan yang steril untuk mulai pengambilan sampel b. Alat makan/masak yang akan diperiksa masing-masing diambil 4-5 buah tiap jenis yang diambil acak dari tempat penyimpanan



 Praktek Kerja Industri



40



c. Persiapkan catatan formulir pemeriksaan dengan membagi alat masak/makan dalam kelompok-kelompok d. Persiapkan lidi kapas steril, kemudian buka tutup botol dan masukkan lidi kapas steril ke dalamnya e. Lidi kapas steril dalam botol ditekan ke dinding botol untuk membuang airnya, baru diangkat dan diusapkan pada setiap alat-alat yang diusapkan sampel satu kelompok selesai diusap. Permukaan tempat alat/perabot yang diusap yaitu : 1) Cangkir dan gelas : permukaan luar dan dalam bagian bibir setinggi 6 mm (π r2 t) 2) Sendok : permukaan bagian luar dan dalam seluruh mangkok sendok 3) Garpu : permukaan bagian luar dan dalam alat penusuk 4) Piring : permukaan dalam tempat makanan diletakkan f. Cara melakukan usapan pada : 1) Cangkir dan gelas dengan usapan mengelilingi bidang permukaan 2) Sendok dan garpu dengan usapan seluruh permukaan luar dan dalam 3) Piring dengan 2 (dua) usapan pada permukaan tempat makanan dengan menyilang siku-siku antara garis usapan yang satu dengan garis usapan kedua, dengan menggunakan bantuan jendela swab steril ukuran luas 8 inchi (50 cm2). g. Setiap bidang permukaan yang diusap dilakukan tiga kali berturut-turut dan satu lidi kapas digunakan untuk satu kelompok alat makan yang diperiksa h. Hal yang sama dilakukan pada peralatan masak, setiap usapan seluas 8 inci persegi atau 50 cm2 dilakukan tiga kali berturut-turut dan dianggap satu kelompok setelah dilakukan luas permukaan sebanyak 5 kali @luasnya 8 inci persegi i.



Untuk setiap habis mengusap satu alat dari satu kelompok selalu dimasukkan ke dalam botol cairan diputar-putar dan ditekan ke dinding



 Praktek Kerja Industri



41



botol bagian dalam, demikian dilakukan berulang-ulang sampai semua kelompok diambil usapnya j.



Pada usapan peralatan makan /masak setiap usapan alat harus mencapai luas sekitar 8 inci persegi atau 50 cm2 dan dilakukan lima kali (tempat) sehingga cukup mencapai luas 40 inci persegi atau 256 cm2 permukaan (1 inci=6,4 cm2)



k. Setiap satu kelompok menggunakan satu swab yang diusapkan dengan cara seperti butir e l.



Setelah semua kelompok alat makan/ peralatan masak selesai diusap, kapas lidi dimasukkan ke dalam botol, kocok dengan cara lidi kapas diaduk dalam cairan media transport, lalu lidinya dipatahkan atau digunting dan bibir botol dipanaskan dengan api spirtus baru ditutup sekerupnya.



m. Beri kode dan tanggal pada kertas label. Tulis data-data sebagaimana yang tertera pada formulir pengambilan sampel dan kirim ke laboratorium. Adapun data yang tertera dalam formulir pengambilan sampel mencakup: 1) Nama pengirim 2) Alamat pengirim 3) Kode sampel 4) Tanggal/jam pengambilan sampel 5) Tanggal pengiriman sampel 6) Jenis sampel 7) Lokasi pengambilan sampel 8) Jenis pemeriksaan 9) Tanda tangan pengirim



Adapun teknik swab yang lain pada uji mikrobiologi dapat dilakukan seperti pada gambar berikut ini :



 Praktek Kerja Industri



42



 Siapkan alat dan bahan yang diperlukan, swap stick steril, jendela swab (transek logam steril), dan pelarut swap steril (extraction fluid)  Masukkan swap stick steril ke pelarut utk diusapkan ke seluruh permukaan dengan menggerakkan sambil memutar stick swap membujur dan melintang



V



Keterangan : Standart yang ditetapkan dalam Permenkes RI No. 1096/ TENTANG HIGIENE SANITASI JASABOGA , bahwa angka kuman peralatan makanan = 0 cfu/ cm2. Angka kuman E.coli nol koloni/ml atau 0 koloni / gr (Standar angka bakteri perabotan makan maksimal 500 koloni untuk 50 cm2 atau 10 koloni per cm2 permukaan.) 2). Prosedur Pengukuran faktor mikrobiologi Udara Pada bab ini mahasiswa hanya melakukan pengambilan contoh (sampel) udara untuk pemeriksaan bakteriologis udara ruang kerja yang dicurigai adanya pengaruh faktor mikrobiologis udara yang dapat mempengaruhi kesehatan tenaga kerja. Pengambilan sampel menggunakan alat Micro Air Sampler. 1. Alat dan Bahan 1) Termometer 2) Psycrometer 3) Anemometer 4) Petridish 5) Mikro Air Sampler 6) Lampu spirtus 7) Stopwatch 8) Timbangan analitik



 Praktek Kerja Industri



43



9) Kertas timbang 10) Autoclave 11) Erlenmeyer 12) Aluminium foil 13) Tali rami 14) Kertas coklat 15) Etiket 16) Inkubator 17) Koloni counter 18) Spatula 19) Gelas ukur 20) Meteran 21) Kapas alkohol 22) Nutrient agar 23) Aquades 2. Prosedur Kerja 1) Membuat media nutrient agar 2) Sterilkan semua alat dan tempat titik yang dilakukan pengukuran dengan menggunakan alkohol 3) Memasang media nutrient agar yang sudah beku pada alt MAS dengan ketinggian + 1,5 meter dari lantai 4) Menutup kembali dengan penutup berpori pada badan alat 5) Menyalakan alat dan atur daya hisapnya sesuai dengan volum ruangan tersebut 6) Memberi etiket untuk menandai sampel dari titik pengukuran 7) Membungkus semua sampel dengan kertas coklat dan ditali rami 8) Mengeramkan di inkubator selama 2 x 24 jam



Latihan Untuk dapat memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, ikutilah contoh latihan pengukuran salah satu parameter udara yaitu intensitas kebisingan, sebagai berikut!  Praktek Kerja Industri



44



Langkah-1: datanglah ke lokasi pengukuran di industri dan buatlah sketsa ruang kerja yang berisi titik-titik pengukuran X



X



X



X



X = titik pengukuran



Langkah-2: Siapkan Lux Meter dan kalibrasi alat tersebut sebelum digunakan untuk mengukur. Langkah-3: Ukurlah intensitas pencahayaan pada titik yang telah ditentukan Langkah-4: Amatilah lingkungan ruang kerja yaitu kondisi lingkungan yang mempengaruhi pencahayaan di ruang kerja tersebut, dan catat waktu pengukuran, hasil pengukuran dan kondisi lingkungan meliputi: sumber cahaya, peletakan perabotan, warna dinding dan langit-langit, jenis pencahayaan.



Rangkuman 1.



Jenis parameter yang diukur pada pengukuran lapangan praktek kerja industri terdiri dari: a. Parameter Fisik b. Parameter Kimia c. Parameter mikrobiologi



2.



Faktor yang perlu diperhatikan pada saat melakukan pengukuran, yaitu: a. Mencatat waktu pada saat melakukan sampling b. Melakukan pengukuran parameter segera yang harus dilakukan di lapangan c. Mencatat kondisi lingkungan kerja yang memiliki pengaruh baik secara langsung maupun tidak langsung, misalnya pada saat melakukan pengukuran pancahayaan, memperhatikan sumber cahaya alami dan buatan, warna perabotan, jam pengukuran, dsb.



 Praktek Kerja Industri



45



3.



Prinsip yang diperhatikan pada saat pengambilan sampel kimia adalah tidak boleh terjadi aerasi, hal tersebut dikarenakan aerasi bisa mempengaruhi terjadinya proses oksidasi sehingga komposisi kima dalam sampel mengalami perubahan.



Tes 1)



Susunlah parameter apa saja yang diukur pada saat pengawasan sanitasi industri!



2)



Susunlah kembali faktor apa saja yang diperhatikan pada saat pengukuran !



3)



Susunlah kembali prinsip yang diperhatikan pada pengukuran secara kimia dan bakteriologis!



Glosarium Influent : limbah cair hasil kegiatan industri yang masuk ke isntalasi pengolah limbah (IPAL) Efluent : limbah hasil pengolahan yang keluar dari instalasi pengolah limbah Reflectance : pengukuran daya pantul pada pengukuran pencahayaan General illumination: pengukuran pencahayaan rata-rata/ umum yang biasanya dilakukan di ruang yang tidak ada perabotannya.



Daftar Pustaka 1. Direktorat Penyehatan Air dan Sanitasi, Sub Direktorat Hygiene Sanitasi Makanan& Minuman, 2004, Kumpulan Modul Khusus Hygiene Sanitasi Makanan & Minuman 2. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 70 Tahun 2016 tentang Persyaratan Sanitasi dan Ruang Kerja Industri 3. Permen Lingkungan Hidup nomor 5 Tahun 2014 tentang Baku Mutu Air Limbah 4. Peraturan Pemerintah RI np. 50 Tahun 2012 tentang system Manajemen K3 5. Undang-undang RI nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan 6. OHSAS 18001:2007 Occupational Health & Safety Management System.



 Praktek Kerja Industri



46