Bab I Atlet Basket [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN 1.1 latar Belakang Ruang lingkup gizi olahraga tidak jauh berbeda dengan



gizi manusia yang



ditujukan untuk orang yang bukan atlet, namun gizi untuk atlet merupakan terapan ilmu gizi kepada atlet. Fokus perhatian gizi dimulai dari cara produksi pangan (agronomi, perikanan dan peternakan), perubahan-perubahan yang terjadi pada tahap pascapanen mulai dari penyediaan pangan, distribusi dan pengolahan pangan, konsumsi makanan dan cara-cara pemanfaatan makanan oleh tubuh dalam keadaan sehat dan sakit. Oleh karena itu ilmu gizi juga sangat erat kaitannya dengan ilmu agronomi, peternakan, ilmu pangan, mikrobiologi, biokimia, faal/anatomi, biologi molekuler dan kedokteran. Karena konsumsi makanan dipengaruhi oleh kebiasaan makan, perilaku makan dan keadaan ekonomi maka ilmu gizi juga berkaitan dengan ilmu-ilmu sosial seperti antropologi, sosiologi, psikologi dan ekonomi. Pengaturan makanan atlet yang berorientasi gizi seimbang penting dilakukan, mengingat pentingnya peranan masing-masing zat gizi bagi tubuh secara keseluruhan, terutama untuk atlet. Kebutuhan gizi atlet jelas akan berbeda dengan kebutuhan gizi orang yang bukan atlet, hal ini disebabkan perbedaan kegiatan fisik/aktifitas dan kondisi psikis. Kondisi prestasi atlet di Indonesia belum mencapai kondisi yang optimal, salah satunya dipengaruhi oleh asupan zat gizi yang tidak seimbang. Asupan gizi yang tidak seimbang diduga karena belum memadainya pengetahuan pembina dan pelatih olahraga mengenai peranan gizi dalam peningkatan prestasi atlet. Pemberian makanan yang tepat dilihat dari segi kualitas dan kuantitas dapat menghasilkan fisik yang optimal,serta memberikan energi yang cukup bagi atlet selama menjalankan kegiatannya. Seorang atlet setiap hari harus memperhatikan kondisi fisiknya agar dapat tampil secara prima selama pertandingan. Dalam proses latihan dengan tujuan untuk meningkatkan prestasi dalam bidang olahraga maka pengaturan makan yang optimal harus mendapat perhatian dari setiap orang yang terlibat.



1



Stamina merupakan salah satu factor penting dalam menunjang prestasi atlet. Stamina atlet yang baik akan diperoleh apabila mengonsumsi gizi sesuai dengan kebutuhan baik pada saat latihan maupun pada saat latihan. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), persaingan dalam olahraga prestasi semakin ketat dan membutuhkan banyak peran serta dari berbagai pihak yang terkait, untuk menghasilkan suatu prestasi maksimal baik di tingkat nasional maupun internasional. Seorang atlet untuk mencapai prestasi yang maksimal pada suatu cabang olahraga yang digeluti, memerlukan sistem pelatihan yang optimal, termasuk ketersediaan dan kecukupan gizi yang sesuai dengan jenis olahraganya. Untuk meningkatkan prestasi atlet Indonesia ke depan, dirasakan perlu untuk memperbaiki dan menyempurnakan sistem pembinaan dan pelatihan olahraga, terutama dalam melakukan pendekatan dan penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, olahraga termasuk gizi olahraga. Pemenuhan asupan gizi merupakan kebutuhan dasar bagi atlet. Berdasarkan teori olahraga dijelaskan bahwa gizi dan latihan fisik menghasilkan prestasi. Namun demikian sebagian besar asupan gizi atlet tidak tepat karena kurangnya pengetahuan dan pemahaman atlet dalam memilih makanan, kurangnya edukasi tentang pentingnya gizi olahraga prestasi bagi atlet. pelatih, pengurus serta kurangnya ketersediaan tenaga gizi dan kesehatan yang memahami dan memiliki kompetensi dalam ilmu gizi olahraga prestasi. Peranan gizi dalam olahraga prestasi menuntut tenaga gizi dan kesehatan yang terampil untuk menjaga secara khusus dan intensif kebutuhan zat gizi atlet.



2



1.2 Rumusan Masalah 1. Apa pengertian atlet basket dan apa saja kebutuhan zag gizinya? 2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi pada atlet basket? 3. Apa saja masalah gizi yang biasa terjadi pada atlet basket? 4. Bagaimana prinsip pemberian makan untuk atlet basket? 5. Bagaimana cara menghitung kebutuhan energi pada atlet basket? 6. Bagaimana contoh menu sehari yang harus dikonsumsi oleh seorang atlet basket? 7. Berapa banyak kebutuhan cairan seorang atlet basket?



1.3 Tujuan Tujuan dalam pembuatan makalah ini untuk mengetahui gizi pada atlet basket, faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi, apa saja masalah gizinya, prinsip pemberian makan, cara menghitung kebutuhan energi, menu sehari yang dibutuhkan oleh seorang atlet basket serta berapa banyak kebutuhan cairan yang dibutuhkannya.



1.4 Metode Penelitian Metode penulisan yang digunakan oleh penyusun adalah dengan menggunakan metode pustaka yaitu mencari dan mengumpulkan data – data ilmiah yang relevan dengan tema yang akan dibahas dalam penyusunan makalah ini.



3



BAB II PEMBAHASAN



2.1 Pengertian Atlet Basket dan Kebutuhan Zat Gizinya Bola basket adalah suatu permainan yang di mainkan oleh dua regu yang masingmasing regu terdiri atas 5 orang pemain. Jenis permainan ini bertujuan untuk mencari nilai/angka sebanyak-banyaknya dengan cara memasukkan bola ke basket lawan dan mencegah lawan untuk mendapatkan nilai. Dalam memainkan bola, pemain dapat mendorong bola, memukul bola dengan telapak tangan terbuka, melemparkan atau menggiring bola ke segala penjuru dalam lapangan permainan. Olahraga bola basket merupakan permainan yang gerakannya komplek yaitu gabungan dari lari, jalan, dan lompat dan unsur-unsur kondisi fisik . Definisi olahraga bolabasket sendiri yaitu olahraga yang permainannya menggunakan bola besar, dimainkan dengan tangan, bola boleh dipantulakan kelantai dan tujuannya memasukkan bola kekeranjang lawan dan mencegah tim lawan memasukkan bola ke keranjang sendiri dan di mainkan oleh dua regu dan setiap regunya terdiri dari lima 5 pemain. Olahraga bolabasket pada saat ini banyak digemari oleh para remaja karena selain untuk berprestasi dibidangnya, olahraga bolabasket juga mempunyai banyak manfaat, khususnya dalam pertumbuhan fisik, mental dan sosial yang baik. Sejatinya pemenuhan kebutuhan nutrisi pada masa pemulihan antar pertandingan merupakan hal penting, karena tidak jarang waktu yang diperlukan untuk pemulihan tidak cukup lama sebelum akhirnya seorang pelajar-atlet harus segera bertanding kembali. Kondisi fisik yang prima dalam waktu cepat harus segera diraih untuk persiapan pertandingan selanjutnya. Beberapa hal yang berkaitan dengan kebutuhan nutrisi pada masa pemulihan, meliputi pengembalian cadangan glikogen otot dan hati, regenerasi atau perbaikan dan proses adaptasi dari kerusakan jaringan otot rangka akibat olahraga yang berkepanjangan, dan penggantian cairan dan elektrolit yang hilang dari keringat. Pemenuhan kebutuhan nutrisi pada masa pemulihan pada pelajar-atlet memerlukan usaha yang tidak mudah, karena tidak jarang memenuhi beberapa kendala, seperti kelelahan fisik, yang menyebabkan hilangnya kemampuan dan atau keinginan untuk mengonsumsi makanan yang optimal, kehilangan nafsu makan akibat latihan intensitas tinggi, keterbatasan untuk mendapatkan makanan yang sesuai selama di tempat 4



pertandingan, aktivitas setelah pertandingan yang telah menjadi perjanjian dan prioritas sebelumnya, dan kebiasaan yang dilakukan oleh pelajar-atlet setelah bertanding. Asupan bahan makanan Zat Gizi tergantung pada penyajian makanan dan daya terima bagi atlet (Olahragawan) Pada kenyataannya prestasi Olahraga sangat dicantumkan oleh bagaimana Pengaturan makanan (Asupan Gizi) bagi seorang atlet basket. Seorang atlet setiap hari harus memperhatikan kondisi fisiknya agar dapat tampil secara prima dalam setiap pertandingan, maka dari itu para atlet harus mendapatkan pengaturan makan yang optimal untuk meningkatkan prestasi dibidang olahraga. Asupan makanan yang berlebihan ataupun kurang akan menyebabkan perubahan komposisi tubuh yaitu peningkatan/penurunan berat badan, persen lemak tubuh dan massa otot. Asupan makanan terutama protein sangat berpengaruh pada masa otot yang pada akhirnya berpengaruh pada kekuatan otot mengingat protein merupakan salah satu bahan baku pada sintesis protein otot. Kebutuhan Gizi Untuk Atlet Basket



Perhitungan dan pemenuhan kebutuhan energi dan zat gizi bagi atlet harus mempertimbangkan jenis olahraga, tahapan pemenuhan gizi untuk periode latihan, kompetisi dan pemulihan. Selain itu perlu juga diperhatikan variasi makanan, kesukaan dan daya terima atlet agar asupannya dapat memenuhi kebutuhan atlet. Energi dihasilkan dari zat gizi makro yaitu karbohidrat, protein dan lemak. (Kemenkes, 2014) Nilai energi yang dihasilkan dari karbohidrat, protein dan lemak berbeda, yaitu : 5







1 gram karbohidrat menghasilkan 4 kkal







1 gram protein menghasilkan 4 kkal







1 gram lemak menghasilkan 9 kkal Sedangkan vitamin, mineral dan air tidak menghasilkan energi namun dibutuhkan



untuk membantu metabolisme energi. Selain itu zat gizi mikro juga diperlukan tubuh untuk melaksanakan fungsi-fungsi fisiologis seperti kontraksi otot (jantung dan anggota gerak), transmisi syaraf, kesehatan tulang dan lain-lain. (Kemenkes, 2014) Kebutuhan energi untuk olahraga Bola Basket Zat gizi Karbohidrat Lemak Protein



Kebutuhan 50%-60% 30%-35% 12%-15%



a. Karbohidrat Karbohidrat merupakan sumber energi utama dan memegang peranan sangat penting untuk seorang atlet dalam melakukan olahraga. Untuk olahraga, energi berupa ATP dapat diambil dari karbohidrat yang terdapat dalam tubuh berupa glukosa dan glikogen yang disimpan dalam otot dan hati. Selama beberapa menit permulaan kerja glukosa dalam darah merupakan sumber energi utama, selanjutnya tubuh menggunakan glikogen otot dan hati. Glikogen otot dipergunakan langsung oleh otot untuk pembentukan energi, sedangkan glikogen hati mengalami perubahan menjadi glukose yang akan masuk ke peredaran darah untuk selanjutnya dipergunakan oleh otot. Kebutuhan karbohidrat untuk atlet basket adalah 50-60%. (Kemenkes,2014) b. Protein Protein tidak merupakan substrat penghasil energi yang bermakna selama berolahraga oleh karena hanya 12 – 20% dari total yang energy yang dibutuhkan. Protein terutama berperan sebagai ”spare part” tubuh, yaitu sebagai zat pembangun komponen dan struktur jaringan tubuh, mengganti komponen dan struktur jaringan tubuh yang rusak seperti otot, serta berperan dalam pembentukan enzim, hormon, neurotransmiter dan antibodi. Protein sangat diperlukan oleh atlet terutama pada atlet cabang olahraga yang membutuhkan kekuatan dan power karena protein membantu proses pembentukan serabut otot sehingga 6



meningkatkan massa otot. Namun demikian, atlet olahraga endurans juga membutuhkan protein untuk membantu proses adaptasi akibat latihan, memperbaiki serabut otot yang rusak, dan pembentukan enzim-enzim. Kebutuhan protein untuk atlet berkisar antara 1,2 -1,7 gr/kgBB/hari dengan maksimal 2 gr/ kgBB/hari. Kebutuhan protein ini biasanya sudah dapat dipenuhi oleh atlet melalui makanan tinggi kalori.(Kemenkes,2014) c. Lemak Lemak dalam makanan berasal dari tumbuhan dan hewan. Lemak tumbuhan (lemak nabati) biasanya berbentuk cair, contoh minyak kelapa, minyak sawit, minyak jagung. Lemak hewani sering dijumpai dalam bentuk padat, contoh mentega dan keju.Lemak adalah bahan makanan yang paling lama dicerna di lambung sehingga akan memperlambat rasa lapar. Kebutuhan lemak berkisar antara 20 – 45% dari kebutuhan kalori total. Bila mengonsumsi lemak kurang 20% kurang dari kebutuhan kalori total tidak akan memberi keuntungan pada kinerja fisik. Demikian pula bila mengonsumsi lemak lebih 45% dari kebutuhan kalori total maka akan berbahaya bagi kesehatan atlet. Meskipun tidak secara langsung berperan dalam peningkatan prestasi, lemak dalam jumlah tertentu masih sangat dibutuhkan oleh tubuh untuk fungsi organ dan pembentukan hormon. Kebutuhan lemak pada atlet dianjurkan 20-45% dari total kalori yang dibutuhkan. Kebutuhan lemak ini harus dicukupi untuk membentuk jaringan lemak. Jaringan lemak harus cukup terutama pada atlet wanita. Menstruasi dapat terjadi bila kadar lemak tubuh minimal 8%. Bila kadar lemak tubuh kurang dari 8%, maka menstruasi tidak terjadi karena rendahnya hormon estrogen. Rendahnya kadar hormon estrogen juga dapat menyebabkan osteoporosis. (Kemenkes, 2014) Pada manusia komposisi tubuh dibagi menjadi 2 kelompok yaitu jaringan lemak adipose atau fat mass dan jaringan bebas lemak atau lean body mass. Jaringan lemak terdiri atas otot, tulang dan cairan ekstraseluler. (Fatmah,2011) Kandungan jaringan lemak secara keseluruhan mengambil bagian tubuh sebesar 11%.kandungan jaringan lemak terdiri dari 20% air dan 80% jaringan adipose. Dari seluruh jaringan adipose tersebut, 10% merupakan lemak essensial dan sisanya 90% merupakan lemak non esensial. (Fatmah,2011) Presentasi Lemak Tubuh Untuk Atlet Bola Basket



7



Jenis olahraga Bola Basket



Laki-laki 6-12%



Perempuan 20-27%



1. Vitamin dan Mineral Atlet membutuhkan vitamin dan mineral untuk : – metabolisme energi – membangun jaringan tubuh – keseimbangan cairan – membawa oksigen untuk kerja metabolisme – menurunkan stress oksidatif terutama pada otot dan tulang Vitamin Vitamin adalah zat organik yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah sedikit (mikrogram dan miligram sehari) untuk mencegah defisiensi vitamin dan gangguan kesehatan. Vitamin dapat dibagi menjadi 2 golongan,yang larut dalam air (B kompleks dan C), dan yang larut dalam lemak (A, D, E dan K). (Kemenkes,2014) Kebutuhan vitamin harian untuk atlet endurance (Bola Basket) Vit C



Vit B1 Vit B2 Vit B5 Vit B6 Vit B9 Vit B12 Vit B3 Vit A



Vit E



(mg)



(mg)



Bola



(mg) 190-



Basket



240



Cabang olahraga



(mg)



(mg)



3,0-4,2 3,8-4,8 18



(mg 6-9



(mg) 450550



(mg) (mg) 0,00530-40 0,008



(mg)



3,2-3,7 25-35



(Fatmah,2011) Mineral Mineral adalah zat inorganik yang dibutuhkan untuk memelihara berbagai fungsi dalam tubuh. Seperti vitamin, mineral juga dapat dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu makromineral 8



dan trace elements. Contoh makromineral adalah natrium, kalium, kalsium, fosfor, dan magnesium. Sedangkan trace elements adalah besi, seng, tembaga, kromium, dan selenium. Kebutuhan mineral dalam sehari tidak lebih dari 100mg/hari, dan kebutuhan trace elements tidak lebih dari 20 mg/hari.(Kemenkes, 2014) Kebutuhan mineral harian untuk atlet endurance (Bola Basket) Cabang olahraga Bola Basket



Kalium (mg)



Fosfor (mg)



Besi (mg)



1200-1900



1500-2370



25-40



Magnesium (mg) 450-650



Kalium (mg) 4000-6000



2.2 faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi pada atlet Basket Energi yang dibutuhkan oleh tubuh untuk melakukan aktivitas fisik dipengaruhi oleh : umur, berat badan, tinggi badan, jenis kelamin, intensitas, frekuensi, dan durasi aktivitas fisik. A. Faktor Yang Mempengaruhi Simpanan Glikogen Otot Jumlah karbohidrat Berdasarkan berbagai penelitian terlihat bahwa kecepatan simpanan glikogen yang maksimal terjadi ketika 0,7-1,0 g/kg BB karbohidrat dikonsumsi setiap 2 jam pada tahap awal proses pemulihan, atau total asupan karbohidrat 8-10 g/kg BB/24 jam. Jumlah karbohidrat ini dapat digambarkan dengan asupan karbohidrat 500-800 g/hari untuk rata-rata atlit atau dalam presentase 65-70% dari total energi untuk atlet dengan latihan yang berat. Besarnya pengosongan glikogen Kecepatan simpanan glikogen paling besar terjadi pada jam-jam pertama masa pemulihan setelah latihan, ketika pengosongan otot terjadi maksimal dibandingkan jika pengosongan otot hanya sedikit. Waktu konsumsi karbohidrat Kegagalan mengkonsumsi makanan sumber karbohidrat segera pada tahap pemulihan akan menghambat penyimpanan glikogen. Hal ini disebabkan kegagalan mengambil 9



keuntungan waktu peningkatan sintesa glikogen langsung setelah latihan dihentikan, serta karena penundaan penyediaan makanan bagi sel otot. Hal ini penting ketika waktu antar latihan hanya 6-8 jam, namun sedikit efeknya jika waktu pemulihan lebih lama (24-48 jam). Sintesa glikogen tidak dipengaruhi oleh frekuensi makan (porsi kecil tapi sering atau porsi besar sekaligus). Atlet disarankan untuk memilih jadwal makan yang praktis dan nyaman; porsi kecil tapi sering mungkin bermanfaat untuk mengatasi problem makan makanan tinggi karbohidrat yang volumenya besar (“Bulky”). Jenis karbohidrat Pemberian makanan sumber glukosa dan sukrosa setelah latihan yang lama menghasilkan pemulihan glikogen otot yang sama, sedangkan fruktosa menghasilkan simpanan yang lebih rendah. Penelitian menunjukkan pada 24 jam pertama karbohidrat sederhana dan komplek menghasilkan simpanan glikogen yang sama, kemudian pada 24 jam berikutnya intake karbohidrat komplek menghasilkan simpanan glikogen yang lebih banyak. Penelitian lain memperlihatkan bahwa konsumsi karbohidrat sederhana akan meningkatkan simpanan glikogen pada 6 jam setelah latihan. Sebagai tambahan penelitian oleh Burke (1993) memperlihatkan bahwa diet dengan indeks glikemik yang tinggi akan meningkatkan simpanan glikogen pada 24 jam pemulihan setelah latihan berat, dibandingkan dengan pemberian diet dengan indeks glikemik yang rendah. Klasifikasi karbohidrat sederhana dan komplek tidak sama dengan makanan yang indeks glikemiknya tinggi dan rendah. Ada karbohidrat komplek yang indeks glikemiknya tinggi misal kentang, roti. Dilain pihak karbohidrat sederhana misal fruktosa indeks glikemiknya rendah. Pada prinsipnya simpanan glikogen otot mencapai yang terbaik jika mengkonsumsi makanan sumber karbohidrat yang menghasilkan glukosa yang cukup cepat pada aliran darah.



B. Faktor Yang Mempengaruhi Simpanan Glikogen Hati Waktu makan makanan sumber karbohidrat



10



Puasa semalam dapat menurunkan simpanan glikogen hati dan mempengaruhi penampilan atlet jika latihan dilakukan dalam waktu lama. Untuk menjamin tingginya simpanan glikogen hati untuk menjalani latihan tsb, dianjurkan makanan terakhir dimakan tidak lebih dari 2-6 jam sebelum latihan. Hal ini mungkin tidak praktis untuk atlet yang akan latihan pada pagi dini hari. Pada kasus ini makanan terakhir yang dimakan malam sebelumnya sebaiknya mengandung banyak karbohidrat. Jenis karbohidrat Konsumsi makanan yang mengandung fruktosa akan meningkatkan kecepatan sintesa glikogen hati dibandingkan dengan glukosa. Oleh karena itu untuk memaksimalkan simpanan glikogen hati, makanan yang tinggi fruktosa (buah, jus buah) harus termasuk di dalam diet selama masa pemulihan. C. Karbohidrat Dan Persiapan Pertandingan Pada jenis olahraga “Endurance” (daya tahan) dengan intensitas yang tinggi seperti maraton, triatlon dan cross country sangat membutuhkan simpanan glikogen daripada olahraga “Non-endurance” dimana intensitasnya rendah, atau tinggi hanya untuk waktu yang pendek misalnya senam, ski, lari jarak pendek, sepakbola, bolabasket. Simpanan glikogen yang normal cukup atau adekuat untuk olahraga non endurance. Hal ini dapat dicapai dengan mengkonsumsi secara teratur diet tinggi karbohidrat (7-10 g CHO/kg BB/hari atau 55-70% CHO dari total energi), kemudian dilanjutkan mengurangi latihan dan meningkatkan konsumsi karbohidrat 10 g/kg BB/hari 24-36 jam sebelum bertanding. Sayangnya kebiasaan makan atlet tidak dapat memenuhi asupan CHO ini, sehingga simpanan glikogen menjadi rendah. Pada olahraga non endurance yang dapat digambarkan dengan lama latihan terus menerus < 60-80 menit, simpanan glikogen dapat dicapai dengan cara di atas. Namun untuk olahraga endurance (>90 menit) dan ultra endurance (> 4 jam), simpanan glikogen yang normal tidak akan memenuhi. Untuk mengatasi hal ini dikenal tehnik yang dinamakan “Carbohydrate Loading” yang dapat meningkatkan simpanan glikogen 200-300%, dimana kelelahan dapat ditunda  dan penampilan atlet dapat ditingkatkan.



11



Berbagai faktor yang menyebabkan terjadinya masalah gizi pada atlet remaja antara lain : a)      Intensitas latihan fisik yang terlalu tinggi yang tidak mampu dikompensasi fisiologis tubuh Menyebabkan gangguan sistem endokrin dalam tubuh yang sangat diperlukan tubuh untuk menjaga stamina agar tetap stabil. b)      Tekanan mental yang berat akibat kompetisi olahraga. Menyebabkan gangguan sistem endokrin dalam tubuh. Gangguan metabolisme kalsium yang erat hubungannya dengan hormon juga mengalami gangguan sehingga terjadi penurunan kepadatan tulang (osteoporosis). Lebih lanjut, kerapuhan tulang yang terjadi secara laten dapat meningkatkan ketahanan tulang terhadap trauma fisik atau dengan kata lain meningkatkan terjadinya fraktur patologis. c)      Kebiasaan makan yang buruk Kebiasaan makan yang buruk yang berpangkal pada kebiasaan makan keluarga yang juga tidak baik sudah tertanam sejak kecil akan terus terjadi pada usia remaja. Mereka makan seadanya tanpa mengetahui kebutuhan akan berbagai zat gizi dan dampak tidak dipenuhinya kebutuhan zat gizi tersebut terhadap kesehatan mereka. d)     Pemahaman gizi yang keliru Tubuh yang langsing sering menjadi idaman bagi para remaja terutama remaja wanita. Hal itu sering menjadi penyebab masalah, karena untuk memelihara kelangsingan tubuh mereka menerapkan pengaturan pembatasan makanan secara keliru. Sehingga kebutuhan gizi mereka tak terpenuhi. Hanya makan sekali sehari atau makan makanan seadanya, tidak makan nasi merupakan penerapan prinsip pemeliharaan gizi yang keliru dan mendorong terjadinya gangguan gizi. 2.3 Masalah Gizi Yang Biasa Terjadi Pada Atlet Basket Keinginan untuk menang pada atlet menyebabkan banyak atlet menggunakan caracara ekstrem yang biasanya tanpa dasar ilmiah dan dapat membahayakan kinerja olahraga dengan risiko ketidakseimbangan gizi (kekurangan/kelebihan). Mahal dan hanya memberikan efek semu (placebo effect) serta cenderung menimbulkan ketergantungan. Gangguan makan sering ditemui pada atlet karena mereka terlalu mementingkan berat badan dan berkeinginan sangat keras untuk menang sehingga menjadi obsesi. Penggunaan suplemen gizi terutama vitamin adalah biasa di dunia olahraga. Ada yang menggunakan suplemen rotein,



12



mikronutruen, bahkan ada yuang mencoba menghindari semua lemak atau semua protein hewani. Faktor-faktor apa yang menyebabkan atlet itu mempunyai gangguan perilaku makan? Biasanya disebabkan: 1. Nasihat dari pelatih atau orang tua 2. Ketakutan akan akibat buruk bila tidak dilakukan 3. Tahyul dan ketidaktahuan gizi 4. Kebiasaan 5. Meniru top atlet senior A. Gangguan Makan Gangguan makan dapat macam-macam tetapi terutama yang merupakan sindroma klinik anorexia nervosa dan bulimia nervosa yang mungkin ditemui dalam dunia olahraga, sedangkan pica dan ruminasi/ regurgitasi makanan tidak merupakan masalah dalam dunia olah raga. Banyak atlet terutama atlet putri yang mempraktekkan pengongtrolan berat badan secara salah sehingga membahayakan. Biasanya hal ini ditemui pada atlet yang penampilannya perlu tampak ramping sangat sedikit tetapi berlatih bayak dan berat sehingga menjadi kurus sekali namun tetap ingin mempertahankan berat badan itu. Cara yang sering digunakan termasuk merangsang muntah, berpuasa, menggunakan diuretika atau obat pencahar. Menurut definisi Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders:. B. Anorexia Nervosa 1. Menolak mempertahankan berat badan minimal yang masih dianggap normal sesuai usia dan tinggi badan. 2. Sangat takut terhadap kegemukan meskipun berat badannya sudah kurang. 3. Orangnya mengeluh merasa gemuk meskipun sebenarnya sudah sangat kurus atau merasa bahwa suatu bagian tubuhnya terlihat gemuk. 4. Pada wanita minimal 3 kali berturut-turut tidak mendapat haid (wanita dianggap amenore bila haidnya hanya timbul setelah diberikan hormon). Anorexia nervosa terutama ditemui pada wanita (sampai 95%) Mulainya biasanya pada waktu remaja, tetapi dapat pula sampai dewasa muda (usia 30-an). Ada kecenderungan pola keluarga dan mulainya sering berhubungan dengan keadaan stres. C. Bulemia Nervosa 1. Pengulangan makan cepat, lahap dan banyak dalam waktu tertentu. 13



2. Perasaan kurang dapat mengontrol perilaku makan selama makan dengan lahap dan banyak itu. 3. Secara teratur orangnya akan memuntahkan kembali makanannya, menggunakan obat pencahar atau diretikum, berdiet ketat atau berpuasa, atau berlatih olahraga secara berat untuk mencegah kenaikan berat badan. 4. Minimal 2 kali seminggu dan paling sedikit selama 3 bulan makan lahap dan banyak tadi dilakukan. 5. Evaluasi diri sangat dipengaruhi perhatian berlebihan akan bentuk dan berat badan. Umumnya orang tersebut makan dan memuntahkannya kembali secara sembunyi-sembunyi. Muntah menghilangkan rasa tidak enak perut sehingga bila mau, dia dapat melanjutkan lagi makannya. Biasanya bulimia mulainya juga pada waktu remaja atau dewasa muda. Orangtuanya sering obese dan pasien bulimia juga sering obese pada waktu remaja. Pasien bulimia dapat muntah 20 kali sehati atau lebih. D. Akibat Kelainan Perilaku Makan Akibat masukan makanan yang kurang adalah antara lain: - Defisiensi nutrien seperti anemia gizi - Berkurangnya massa otot dan menurunnya fungsi otot Cadangan glikogen menurun. - Depresi - Toleransi terhadap hawa dingin menurun Kelainan perilaku makan pada wanita dapat menyebabkan amenore yang dapat mengakibatkan menurunnya densitas tulang dan meningkatnya kelainan mineral tulang, merupakan trias penyakit/kelainan. Pada atlet pria juga terjadi penekanan produksi hormon testosteron. Penggunaan obat pencahar, obat pengurusan badan, diuretikum, dan muntah-muntah dapat akibatkan gangguan elektrolit dan defisiensi mineral sehingga dapat timbul gangguan jantung dan saluran cerna seperti sembelit dan kembung. E. Beberapa Jenis Gangguan Makan Pada Atlet 1. Vegetarian Banyak atlet menggunakan diet vegetarian, tak mau menggunakan bahan makanan hewani karena percaya diet vegetarian lebih menyehatkan, memberikan lebih banyak energi dan tidak membuat gemuk. Ada atlet yang berusaha keras untuk tetap langsing seperti misalnya binaragawan, pelari, pesenam, penari dan atlet loncat indah. Umumnya atlet menghindari bahan makanan hewani tetapi tidak menggunakan bahan penggantinya. Boleh dikatakan mereka merupakan vegetarian jenis baru, bukan benar-benar vegetarian. 2. Terlalu banyak serat 14



Diet dengan serat sangat tinggi dapat sebabkan diare dan perut kembung dan mungkin sukar untuk memenuhi keperluan akan energi, selain serat dapat merupakan inhibitor untuk menyerapkan mikronutrien. 3. Menu rendah kalori Diet rendah kalori itu (sangat rendah) biasanya tidak dapat memenuhi kebutuhan energi dan nutrition lainnya seperti besi, kalsium dan seng. Masukan energi yang rendah itu dapat pula mengakibatkan hilangnya kebugaran dan kinerja latihan. Hilangnya berat badan yang cepat pada diet rendah kalori disebabkan oleh menurunnya cadangan glikogen, hilangnya cairan dan hilangnya massa otot oleh glukoneogenesis. Dengan demikian maka timbul risiko untuk turunnya kinerja disebabkan oleh cadangan energi yang tak cukup dan dalam jangka panjang akan terjadi penurunan kekuatan otot dan endurance akibat penurunan massa otot. Setelah beberapa waktu berat badan mungkin tidak turun lagi tetapi mungkin telah terjadi perubahan komposisi tubuh. 4. Mencampurkan bahan makanan Ada kepercayaan yang beranggapan bahwa karbohidrat dan protein tidak dapat dicerna bersamaan sehingga tak boleh dimakan pada saat ;yang sama. Juga bahwa buah tak boleh dimakan bersama-sama dengan bahan makanan lainnya dan bahwa buah hanya boleh dimakan antara jam 4 pagi sampai tengah hari yaitu waktu yang dianggap untuk pembersihan tubuh. Teori ini sebenarnya tak ada dasar ilmiahnya. Tetapi aplikasi teori ini berhasil karena banyaknya pantangan makanan sehingga masukan keseluruhannya, terutama lemak sangat rendah sehingga terjadi penurunan berat badan. Tetapi selain itu juga masukan besa, kalsium seng kurang dan pada atlet pantangan itu dapat pula mengakibatkan kekurangan karbohidrat dan protein. 5. Mencampurkan bahan makanan Pada diet ini hanya diperbolehkan makan buah dan kacang-kacangan pada tahap pembersihan butuh yaitu dari jam 4 pagi sampai tengah hari.



Masalah gizi pada atlet remaja diantaranya adalah gangguan keseimbangan air dan elektrolit, amenore pada atlet wanita, dan osteoporosis olahraga. Penyebab utama masalah gizi tersebut adalah intensitas latihan fisik yang terlalu tinggi yang tidak mampu dikompensasi fisiologis tubuh dan tekanan mental yang berat akibat kompetisi. Kedua hal 15



tersebut menyebabkan gangguan sistem endokrin dalam tubuh. Gangguan metabolisme kalsium yang erat hubungannya dengan hormon juga mengalami gangguan sehingga terjadi penurunan kepadatan tulang (osteoporosis). Lebih lanjut, kerapuhan tulang yang terjadi secara laten dapat meningkatkan ketahanan tulang terhadap trauma fisik atau dengan kata lain meningkatkan terjadinya fraktur patologis. 1.      Gangguan keseimbangan air dan elektrolit Gangguan keseimbangan air dan elektrolit dapat terjadi pada jenis olahraga endurance yang berlangsung lama. Keseimbangan air dan elektrolit sangat penting pada atlet cabang olahraga endurance. Oleh karena akan mengganggu produksi energi dan pengaturan suhu tubuh. Cairan sangat penting untuk mengalirkan zat gizi dan oksigen ke dalam otot skelet untuk tujuan kontraksi. Penggantian cairan pada atlet endurance apabila hanya minum air tawar dapat menyebabkan hiponatremi. Oleh karena dalam tubuh jumlah air dan sodium tidak seimbang. Untuk itu, pemberian cairan harus mengandung karbohidrat dan elektrolit. Hal ini dimaksudkan selain untuk mencegah terjadinya hiponatremi, juga untuk mencegah hipoglikemik. 2.      Amenore pada atlet wanita Pada atlet putri yang amenore juga terjadi penurunan kadar estrogen akibatnya juga pada wanita muda bukan terjadi peletakan tulang tetapi justru penurunan massa tulang yang berarti wanita itu akan mempunyai risiko lebih besar untuk dikemudian hari menderita osteoporosis dan patah tulang. Penyebab amenore pada atlet belum seluruhnya dapat dimengerti. Telah diketahui berbagai faktor risiko. Rupanya beberapa atlet putri lebih rentan terhadap stress tertentu. 3.      Osteoporosis olahraga Kalsium tubuh : 99 % terdapat dalam tulang skelet. Fungsi utama kalsium dalam tubuh adalah peranannya dalam tulang dan kini kalsium banyak disorot dalam hubungan keropos tulang (osteoporosis). Osteoporosis merupakan proses menua yang lebih menonjol pada wanita yang mengakibatkan tulang jadi lebih tipis dan rapuh. Faktor yang mempengaruhi hilangnya kalsium tulang adalah menurunnya hormon estrogen setelah menopause yang menyebabkan massa tulang menurun dengan cepat.



2.4 Prinsip Pemberian Makan Untuk Atlet Basket Seorang atlet setiap hari harus memperhatikan kondisi fisiknya agar dapat tampil secara prima dalam setiap pertandingan. Dalam proses latihan dengan tujuan untuk 16



meningkatkan prestasi dalam bidang olahraga maka pengaturan makan yang optimal harus mendapat perhatian dari setiap orang yang terlibat. Pada periode persiapan di pemusatan latihan, periode pertandingan maupun periode pemulihan makan pada atlet harus diatur sedemikian rupa sehingga mampu meningkatkan kondisi fisik. Seorang atlet yang mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang secara terencana akan berada pada status gizi baik dan mampu mempertahankan kondisi fisik secara prima. Petunjuk Umum Tata Gizi pada Atlet 1.  Makanan yang bervariasi Pesantai maupun orang yang sedang berlatih, tentu perlu makanan yang bervariasi yang meliputi 4-sehat 5-sempurna sejumlah kira-kira 6500 kJ (1500 kcal)/ hari. Atlet selama latihan dan pertandingan memerlukan jumlah kalori 2 – 3 kali lebih banyak. 2.    Kendalikan berat badan Patokan misalnya tinggi badan (TB) / berat badan (BB) atau Index Massa Tubuh yang digunakan untuk menilai akseptabilitas BB orang dewasa, tidaklah tepat untuk atlet karena tidak memberikan informasi tentang komposisi tubuh. Misalnya, atlet dengan keangka tulang dan massa otot yang besar dapat dianggap sebagai kelebihan berat badan (over weight), padahal kandungan lemaknya sedikit. Pengukuran komposisi tubuh yntuk atlet lebih baik dengan menggunakan jumlah logaritma dari delapan lipatan kulit (skinfold) dengan lokasi 2 pada lengan atas, 4 pada tubuh dan 2 pada extremitas bawah dan nilai ini dapat diperbandingkan dengan nilai-nilai individu yang lain. BB ideal atau BB kompetitif harus diperoleh perlahan-lahan diluar masa pelatihan dan harus dipelihara selama masa pelatihan dan kompetisi untuk mencegah dampak buruk. 3.     Hindari makan terlalu banyak lemak Atlit yang terlatih lebih banyak menggunakan lemak sebagai sumber energi dari pada yang tidak terlatih. Atlet dengan sumber lemak tubuh yang rendah sekalipun, ternyata mempunyai jumlah besar persediaan jaringan lemak, sehingga tidak perlu makan extra lemak. Lemak mengandung 37 kJ / g (9 kcal/g) dan harus digunakan tidak berlebihan, karena atlit juga rawan terhadap gangguan kesehatan yangdisebabkan oleh tata-gizi asam lemak jenuh, walaupun olahraga itu sendiri pada umumnya memberi manfaat bagi kesehatan para pelakunya. Penggantian atau pengurangan lemak jenuh dalam tata-gizi (misalnya : mentega, daging gemuk, keju, es krim, cake pada umumnya, biskuit, kue-kue kering dan coklat) 17



dengan lemak tidak jenuh ganda atau tunggal (misalnya : mentega tidak jenuh ganda, minyak sayuran, kue-kue yang dimasak dengan mentega tidak jenuh ganda) dan produk-produk susu dengan lemak rendah dan daging yang kurus, dapat memenuhi pasokan kalori dan nutrien tanpa dampak buruk. 4.      Hindari makan terlalu banyak gula Gula murni atau makanan yang terlalu manis dalam menu dasar hendaknya dikurangi karena dengan mengkonsumsi gula tidak murni yang terdapat dalam sayuran, buah-buahan dan padi-padian juga sekaligus mendapatkan mineral dan vitamin-vitamin yang diperlukan. 5.      Makan lebih banyak padi-padian, sayur-sayuran dan buah-buahan Cadangan glikogen dalam otot penting untuk penampilan. Tata-gizi dengan CHO tinggi diperlukan untuk mengganti glikogen otot yang habis terpakai untuk latihan. Setiap gram CHO menghasilkan energi sebesar 16 kJ (= 4 kcal). Tata-gizi dengan CHO-komplex tinggi dapat membantu mengatur BB,karena kandungan nilai energinya yang relatif rendah dan cukup mengenyangkan. Tetapi untuk atlet angkat berat makanan yang mengenyangkan ini dapat menyebabkan asupan makanannya menjadi tidak cukup untuk memelihara BB-nya. Untuk atlet ini bila tata-gizinya telah seimbang, kebutuhan energinya lebih mudah dipenuhi dengan menambah gula atau asam lemak tidak jenuh tunggal atau ganda. 6.      Hindari minum alkohol Pengaruh buruk akut dari alkohol adalah motorik/ performance, proses berfikir dan emosional. Dari sudut fisiologi alkohol menghambat proses glukoneogenesis dengan akibat hipoglikemia dan meningkatnya resiko dehidrasi pada olahraga. Hipoglikemia dalam hubungan dengan asupan alkohol dapat mengganggu termoregulasi dan dalam hal melakukan olahraga di lingkungan dingin, dapat menyebabkan suhu tubuh sangat menurun (hipotermia). 7.      Kurangi garam Hal ini bertentangan dengan keyakinan yang sudah populer yaitu bahwa atlet memerlukan tambahan garam dalam makanannya. Asupan Natrium (Na) harian yang dianjurkan antara 40 – 100 mMol/hari biasanya cukup untuk atlet pada umumnya. Sajian makanan (barat) pada saat ini kandungan Na-nya antara 130-200 mMol/hari. Namun untuk atlet-atlet daerah tropis pernyataan diatas perlu dicermati lebih lanjut, karena pengeluaran keringat di wilayah tropis pada olahga berat dapat sangat banyak.



18



Makanan yang memenuhi gizi seimbang memegang peranan penting untuk atlet yang ingin berprestasi maksimal dalam suatu pertandingan. Bahkan dengan kombinasi yang baik dari bakat atlet serta teknik latihan dan pelatih terbaik, makanan yang tidak memenuhi syarat dan gizi tidak seimbang tidak mungkin berprestasi secara maksimal. Makanan dengan gizi seimbang adalah makanan yang mengandung jumlah kalori dengan proporsi sebagai berikut: 60 – 70% karbohidrat; 10 – 15% protein; 20 – 25% lemak, serta; cukup vitamin, mineral dan air. Dalam pembinaan prestasi dikenal periodisasi penyelengggaraan latihan sebagai berikut: 1. Periode persiapan pertandingan; 2. Periode pertandingan; 3. Periode pemulihan/transisi. 1. Periode Persiapan Pertandiangan Sebelum mulai dengan latihan, atlet harus berada dalam kondisi fisik yang baik. Oleh karena itu atlet dikembangkan fisiknya agar siap menghadapi latihan berat dan intensif. Pada periode persiapan, program-program latihan disusun dalam jadwal latihan harian sesuai dengan “peak” [puncak prestasi] yang diharapkan. Pada awalnya dikenal tahap persiapan umum dimana dilakukan perbaikan keadaan umum kesehatan, status gizi dan semua unsur kesegaran jasmani. Setelah tahap persiapan umum dilanjutkan dengan tahap persiapan khusus. Pada tahap ini kondisi fisik tetap dipertahankan, latihan fisik diarahkan pada pengembangan fisik disesuaikan dengan cabang olahraga yang diikuti. Pada periode ini penyediaan makanan harus benar-benar dapat memenuhi kuantitas dan kualitas gizi yang baik yaitu jumlah energi dan komposisi gizi



19



seimbang, karena pada masa ini status gizi dan kesehatan atlet harus berada dalam kondisi yang baik. Atlet dikondisikan pada pola makan yang baik. Waktu makan utama dan makan selingan dibuat jadwal yang sesuai dengan jadwal latihan agar tidak mengganggu latihan. Jadwal waktu makan yang sudah disepakati harus ditaati oleh semua pihak yang terlibat. Pola makan 5-6 kali sehari dengan 3 kali waktu makan utama disertai selingan bisa digunakan oleh atlet selama di pelatnas. 2. Periode Pertandingan Memasuki tahap pertandingan baik kondisi fisik dan mental sudah mencapai kondisi yang sebaik-baiknya. Pada masa pertandingan, seluruh aktifitas atlet difokuskan pada kegiatan pertandingan yang tahapnya dapat berlangsung satu hari sampai kegiatan beberapa hari berturut-turut. 3. Periode Pemulihan Atlet Pada periode ini atlet harus tetap mempersiapkan kondisi fisik secara prima dengan latihan-latihan yang sesuai. Pengaturan makanan pada periode pemulihan ditujukan untuk mempertahanakan status gizi. Makanan harus tetap memenuhi gizi seimbang [“well balance diet”]. Jumlah masukan makanan harus disesuaikan dengan aktifitas sehari-hari. Makanan yang dikonsumsi atlet harus tetap mengikuti pola makan seperti di pemusatan latihan. Pola makan 5 – 6 kali sehari dengan tiga kali waktu makan utama dan jadwal waktu makan yang tepat harus tetap dijalankan oleh atlet di tempatnya masingmasing. Pemantauan status gizi secara rutin harus tetap dilaksanakan terutama untuk mengontrol berat badan. Atlet harus melakukan penimbangan badan setiap hari untuk mengetahui keadaan berat badan.



2.5 Kebutuhan Energi Pada Atlet Basket 20



Gerakan tubuh saat melakukan olahraga dapat terjadi karena otot berkontraksi. Olahraga aerobik dan anaerobik, keduanya memerlukan asupan energi. Namun, penetapan kebutuhan energi secara tepat tidak sederhana dan sangat sulit. Perkembangan ilmu pengetahuan sekarang hanya dapat menghitung kebutuhan energi berdasarkan energi yang dikeluarkan. Besarnya kebutuhan energi tergantung dari energi yang digunakan setiap hari. Kebutuhan energi dapat dihitung dengan memperhatikan beberapa komponen penggunaan energi. Komponen-komponen tersebut yaitu basal metabolic rate (BMR), specific dynamic action (SDA), aktifitas fisik dan faktor pertumbuhan. Metabolisme basal seorang laki-laki lebih tinggi dibanding dengan wanita. Umur juga mempengaruhi metabolisme basal dimana umur yang lebih muda mempunyai metabolisme basal lebih besar dibanding yang lebih tua. Rasa gelisah dan ketegangan, misalnya saat  bertanding menghasilkan metabolisme basal 5% sampai 10% lebih besar. Hal ini terjadi karena sekresi hormon epinefrin yang meningkat, demikian pula tonus otot meningkat. Tabel 1. BMR untuk laki-laki berdasarkan berat badan Jenis



Berat badan 10 – 18 th Energi(kalori) 30 – 60 th



kelamin (kg) Laki-laki 55 60 65 70 75 80 85 90



1625 1713 1801 1889 1977 2065 2154 2242



18 – 30 th 1514 1589 1664 1739 1814 1889 1964 2039



1499 1556 1613 1670 1727 1785 1842 1899



Tabel 2. BMR untuk perempuan berdasarkan berat badan Jenis



Berat badan 10 – 18 Energi(kalori) 30 – 60 th



kelamin (kg) Perempuan 40 45



th 1224 1291



18 – 30 th 1075 1149 21



1167 1207



50 55 60 65 70 75



1357 1424 1491 1557 1624 1691



1223 1296 1370 1444 1516 1592



1248 1288 1329 1369 1410 1450



Setiap aktifitas fisik memerlukan energi untuk bergerak. Aktifitas fisik berupa aktifitas rutin sehari-hari, misalnya membaca, pergi ke sekolah, bekerja sebagai karyawati kantor. Besarnya energi yang digunakan tergantung dari jenis, intensitas dan lamanya aktifitas fisik. Tabel 3 : Faktor aktifitas fisik (perkalian dengan BMR) Tingkat aktifitas Istirahat di tempat tidur Kerja sangat ringan Kerja ringan Kerja ringan – sedang Kerja sedang Kerja berat Kerja berat sekali



Laki-laki 1,2 1,4 1,5 1,7 1,8 2,1 2,3



Perempuan 1,2 1,4 1,5 1,6 1,7 1,8 2,0



Setiap aktifitas olahraga memerlukan energi untuk kontraksi otot. Olahraga dapat berupa olahraga aerobik maupun olahraga anaerobik. Besarnya energi yang digunakan tergantung dari jenis, intensitas dan lamanya aktifitas olahraga.



Tabel 4.Kebutuhan energi berdasarkan aktifitas olahraga (kal/mnt) Aktifitas Olahraga Bola basket



50 7



Berat 60 8



Badan (kg) 70 80 10 11



90 12



Pertumbuhan Anak dan remaja mengalami pertumbuhan sehingga memerlukan penambahan energi. Energi tambahan dibutuhkan untuk pertumbuhan tulang baru dan jaringan tubuh. Tabel 5. Kebutuhan energi untuk pertumbuhan (kalori/hari) 22



Jenis kelamin anak Anak laki-laki dan Perempuan



Umur 10 – 14 tahun 15 tahun 16 – 18 tahun



Tambahan energy 2 kalori/kg berat badan 1 kalori/kg berat badan 0,5 kalori/kg berat badan



Cara Menghitung Kebutuhan Energi Kebutuhan energi dapat dihitung berdasarkan komponen-komponen penggunaan energi. Berdasarkan komponen-komponen tersebut, terdapat 6 langkah dalam menghitung kebutuhan energi untuk setiap atlet. Langkah 1 Tentukan status gizi atlet dengan menggunakan indeks massa tubuh (IMT) dan presentase lemak tubuh. Indeks massa tubuh merupakan pembagian berat badan dalam kg oleh tinggi badan dalam satuan meter dikwadratkan. Sedangkan presentase lemak tubuh yaitu perbandingan antara lemak tubuh dengan masa tubuh tanpa lemak. Pengukuran lemak tubuh dilakukan dengan menggunakan alat skinfold caliper pada daerah trisep dan subskapula. Langkah 2 Tentukan basal metabolic rate (BMR) yang sesuai dengan jenis kelamin, umur dan berat badan. Caranya menentukan BMR dengan melihat tabel 1 atau tabel 2. Tambahkan BMR dengan specific dynamic action (SDA) yang besarnya 10% BMR, BMR + SDA (10% BMR) Langkah 3 Aktifitas fisik setiap hari ditentukan tingkatnya. Kemudian, hitung besarnya energi untuk aktifitas fisik tersebut (tanpa kegiatan olahraga). Pilihlah tingkat aktifitas fisik yang sesuai, baik untuk perhitungan aktifitas total maupun perhitungan aktifitas fisik yang terpisah dan jumlahkan. Gunakan Langkah 4 Kalikan faktor aktifitas fisik dengan BMR yang telah ditambah SDA



23



Langkah 5 Tentukan penggunaan energi sesuai dengan latihan atau pertandingan olahraga dengan menggunakan tabel 4. Kalikan jumlah jam yang digunakan untuk latihan per minggu dengan besar energi yang dikeluarkan untuk aktifitas olahraga. Total energi yang didapatkan dari perhitungan energi dalam seminggu, kemudian dibagi dengan 7 untuk mendapatkan penggunaan energi yang dikeluarkan per hari. Tambahkan besarnya penggunaan energi ini dengan besarnya energi yang didapatkan dari perhitungan langkah 4. Langkah 6 Apabila atlet tersebut masih dalam usia pertumbuhan, maka tambahkan kebutuhan energi sesuai dengan tabel 5 Contoh : Diketahui Nama



: Riga           



Jenis kelamin : Laki-laki               Umur



: 16 Tahun



Tinggi badan : 187,5 cm         Berat badan



: 85 kg



Atlet



: Basket



Latihan :          renang gaya bebas : 1 hr seminggu selama 2 jam          lari : 2 hari seminggu kec.5,5 menit/km selama  1 jam          basket : 2 kali seminggu selama 2 jam Aktivitas : ringan sedang (pergi sekolah dan belajar) Kebutuhan gizi : 1.    Imt = 85/(1,875)2 = 85/3,52 =24,18  (normal) 2.    Bmr = laki-laki bb 85 = 2154 kal Sda = 10% x 2154          =   215,4 kal+                                                 2369,4 kal 3.    Faktor aktivitas harian = ringan-sedang =1,7 x 2369,4 = 4027,98 24



4.    Faktor aktivitas fisik =          renang       = 1 x 120 x 13          =1560          lari               =  2 x 60 x 16           = 1920          basket        = 2 x 120 x 11,5       = 2769+   6240 kal       jadi kebutuhan energi untuk latihan olah raga    6240 kal/minggu       kebutuhan energi/hari untuk olah raga = 6240/7 = 891,43 kal/hr 5.    Total kebutuhan energi = 4027,98 + 891,43 = 4919,41 kal/hr 6.    Faktor pertumbuhan = laki –laki 16 thn = 0,5 kal/kg bb =       0,5 kal x 85 kg = 42,5 kal 7.    J adi total kebutuhan energi dalam sehari =       4919,41 + 42,5 = 4961,91 kal/hari



2.6 Contoh Menu Sehari Yang Harus Dikonsumsi Oleh Seorang Atlet Basket Cara yang paling mudah untuk menentukan banyaknya bahan pangan yang dibutuhkan dalam menyusun menu seimbang adalah dengan penggunaan reference man. Reference man yang dipakai sebagai patokan disebut faktor man value dan digunakan untuk menentukan kebutuhan baku untuk individu lain, seperti wanita, anak-anak dan lain-lain. Faktor man value lakilaki dewasa bekerja ringan yang ditetapkan oleh hasil WidyaKarya Nasional Pangan dan Gizi tahun 1993 mempunyai BB 62 kg, tinggi badan 165 dan kecukupan energi 2800 kal. Keadaan tersebut setara dengan: 1. Beras



= 450 gram



2. Ubi/tepung-tepungan = 100 gram 3. Daging/telur/ayam/ikan = 150 gram 4. Tempe/tahu/kacang-kacangan = 100 gram 5. Sayuran



= 250 gram 25



6. Buah-buahan 7. Gula



= 200 gram



= 30 gram



8. Minyak/lemak



= 30 gram



Contoh menu sehari Pagi : Bubur Ayam Jam 10.00



: Lumpia



Siang : Nasi Semur Ayam Gado-gado Semangka Jam 17.00 : Puding Nanas Malam:Nasi Ikan Bakar Tahu Goreng Cap cay Pepaya



2.7 Kebutuhan Cairan Seorang Atlet Basket Keseimbangan cairan tubuh diatur oleh mekanisme yang menurunkan produksi urine dan pengeluaran natrium, mendorong rasa haus, dan mengontrol asupan dan pengeluaran cairan dan elektrolit. Respon didalamnya sampai dehidrasi, antidiuretic hormone (ADH) dan sistem renin angiotensin II-aldosteron meningkatkan cairan dan penyimpanan natrium oleh ginjal dan merangsang peningkatan rasa kehausan. Hormon ini mempertahankan osmolaritas, muatan Na, dan volume cairan ekstraseluler dan memainkan peran utama dalam pengaturan keseimbangan cairan. Penyebab kehilangan cairan sehari-hari disebabkan karena keringat, sistem pernapasan, ditambah kehilangan dari ginjal dan sistem pencernaan. Ketika cairan yang hilang dari tubuh berupa keringat , volume plasma akan menurun dan osmolaritas plasma akan meningkat. Ginjal, dibawah kontrol hormonal, mengatur cairan dan pengeluaran solute jika kelebihan kehilangan urin yang harus hilang. Meskipun , ketika tubuh dilakukan untuk lingkungan panas, hormon menyesuaikan untuk mempertahankan fungsi tubuh. 26



Beberapa penyesuaian ini termasuk penyimpanan tubuh pada cairan dan natrium



dan



mengeluarkan ADH oleh kelenjar pituitary untuk meningkatkan penyerapan cairan pada ginjal. Perubahan ini kerena urin sampai menjadi lebih dipusatkan, demikian perlindungan cairan dan membuat urin menjadi lebih pekat . Proses umpan balik ini membantu untuk melindungi tubuh dan volume darah. Pada waktu yang sama, aldosteron dikeluarkan dari adrenal cortex dan beraksi pada tubulus



ginjal



untuk



meningkatkan



penyerapan



dari



natrium,



yang



membantu



mempertahankan tekanan osmotik yang benar. Reaksi ini juga mengaktifkan mekanisme kehausan dalam tubuh. Meskipun, dalam situasi yang meningkatkan kehilangan cairan akut termasuk dalam latihan atlet atau pertandingan, respon kehausan dapat ditunda. Membuat hal itu sulit pada atlet untuk mempercayakan kehausan mereka untuk mencernakan cukup cairan untuk mengimbangi volume cairan yang hilang selama latihan dan pertandingan. Kehilangan 1,5-2 liter cairan yang dibutuhkan sebelum ada mekanisme kehausan, pada tingkat ini kehilangan cairan telah mempunyai efek serius pada pengaturan suhu. Atlet butuh rehidrasi dalam waktu dasar daripada setelah merasa kehausan, dan itu semua harus cukup untuk mempertahankan berat badan sebelum bertanding. Kecepatan cairan yang diabsorpsi tergantung pada beberapa faktor yang berbeda, termasuk jumlah, tipe, suhu dan osmolaritas cairan yang dikonsumsi dan kecepatan pengosongan lambung. Karena glukosa dengan aktif diserap pada intestine, hal ini bisa menandai peningkatan natrium dan penyerapan cairan. Karbohidrat dan larutan elektrolit mempertinggi kapasitas latihan dengan menaikkan gula darah, mempertahankan kecepatan yang tinggi dari oksidasi karbohidrat, mencegah kelelahan pusat dan menurunkan rasa pengerahan tenaga (Byrne dkk, 2005) dalam Krause’s Food and The Nutrition Care Process. Menurut Tauhid (1986), tubuh manusia sebagian besar atau sekitar 60% adalah cairan , maka selama berlatih atau kompetisi status hidrasi atlet harus benar-benar dipertahankan, sebab kekurangan cairan 1% akan mengurangi prestasi, kekurangan 3-5% akan mengganggu sirkulasi dan kekurangan 25% berakibat kematian. Air tidak mengandung energi, tetapi sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Kebutuhan tubuh manusia akan air dalam sehari-hari sesuai dengan banyaknya air yang keluar atau yang hilang dari tubuh. Pada keadaan normal atau ideal yaitu diet rendah cairan, aktifitas fisik minimal serta tidak ada keringat yang keluar, orang dewasa memerlukan air sebanyak 1500-2000ml sehari. Sumber air untuk kebutuhan tubuh biasanya didapat dari hasil oksidasi zat gizi, makanan dan minuman. Saat berolahraga tentu kebutuhan cairan akan meningkat. Hal ini disebabkan saat 27



berolahraga suhu tubuh meningkat dan tubuh menjadi panas. Tubuh yang panas berusaha untuk menjadi dingin dengan cara berkeringat. Banyaknya keringat yang keluar tergantung ukuran tubuh, jenis olahraga, intensitas olahraga, lamanya olahraga, cuaca dan kelembaban lingkungan, serta jenis pakaian atlet. Keringat yang keluar saat olahraga sebagian besar terdiri atas air, namun keringat juga mengandung elektrolit . Perubahan status cairan tubuh saat berolahraga disebabkan oleh peningkatan produksi keringat dan asupan cairan ke dalam tubuh sedikit. Defisit air sebanyak 1% dari berat badan yang keluar dalam bentuk keringat saat berolahraga terbukti mengurangi toleransi tubuh terhadap olahraga. Sedangkan, defisit air 3% - 10% dari berat badan selama mengikuti olahraga menyebabkan penurunan prestasi olahraga, meningkatkan resiko cidera serta berbahaya untuk atlet. Pemberian cairan pada atlet bertujuan untuk mencegah dehidrasi dan untuk mempertahankan keseimbangan cairan tubuh. Selain itu, pemberian cairan yang adekuat ditujukan untuk mencegah cidera akibat panas tubuh yang berlebihan, misalnya : heat exhaustion, heat stroke. Nasihat yang paling baik saat berolahraga untuk mencegah kekurangan cairan adalah minum air sebelum, selama dan setelah berolahraga. Minum air jangan menunggu sampai sampai rasa haus timbul . Oleh karena, rasa haus tidak cukup baik sebagai indikator keinginan untuk minum. Keinginan minum air lebih banyak dan lebih sering karena kebiasaan, bukan karena adaptasi fisiologis. Rasa haus baru timbul apabila tubuh telah mengalami dehidrasi. Penggantian air yang adekuat selama berolahraga sangat penting untuk memelihara penampilan yang optimal dan memelihara kesehatan. Minumlah air 30-60 menit sebelum bertanding sebanyak 150-250 ml. Air dingin kira-kira 10˚C lebih baik daripada air hangat. Oleh karena air dingin lebih cepat diserap oleh usus, sehingga waktu pengosongan lambung lebih cepat. Pemberian air dalam jumlah yang sama dianjurkan pada atlet saat beristirahat diantara pertandingan. Selama bertanding, atlet dianjurkan minum secara teratur setiap 10-15 menit sebanyak 150-250 ml air dingin. Segera setelah bertanding, pemberian minuman ditujukan untuk mengganti cairan yang hilang dan mendinginkan tubuh. Atlet setelah pertandingan harus segera minum air dingin sebanyak 150-250ml. Selanjutnya atlet dapat minum air yang mengandung karbohidrat, elektrolit dan mineral serta vitamin. Penelitian menunjukkan bahwa penggantian air akibat keringat yang keluar lebih penting daripada penggantian elektrolit. Kasus kehilangan elektrolit yang serius atau ketidakseimbangan elektrolit pada atlet jarang terjadi dibanding dehidrasi akibat defisit air. 28



Kekecualian misalnya terjadi pada atlet yang melakukan olahraga sangat berat di bawah cuaca panas dan kelembaban tinggi . Keringat yang keluar jumlahnya sangat banyak , selain air juga mengandung elektrolit (Primana, 2000). Kebutuhan asupan cairan sehari-hari yang dianjurkan untuk individu yang terus menerus beraktifitas sangat besar bervariasi karena perbedaan luas dalam kebutuhan cairan per hari tergantung dari ukuran tubuh, aktifitas fisik dan kondisi lingkungan. Menurut DRI, kebutuhan cairan dan elektrolit pada laki-laki 3,7 Liter/hari (±16 gelas/hari) dan 2,7 Liter/hari (±12 gelas/hari) (Institute of Medicine, 2004). Kira-kira 20% dari asupan/hari cairan berasal dari air dalam buah dan sayuran, dan 80% dari minuman termasuk air minum,jus,susu, kopi, teh, sup, sports drinks dan soft drinks. Kebutuhan Hidrasi Kita harus mengetahui seberapa kebutuhan cairan harian  dan juga tau seberapa banyak keringat yang dikeluarkan dalam setiap sesi permaian. Tujuannya adalah untuk mengetahaui apakah tubuh terhidrasi dengan baik, minum cukup selama latihan untuk mencegah tubuh defisit air sebanyak 2 persen, dan cairan yang memadai akan menggantikan kerugian sesudahnya. Rekomendasi cairan (NCAA Sport Science Institute, Academy of Nutrition and dietetic, and Collegiate and Professional Sport Dietetitian Association , 2014):







Minum 4-8 ons cairan setiap 15 sampai 20 menit selama latihan – referensi yang mudah adalah bahwa masing-masing ‘tegukan’ adalah sekitar satu ons cairan untuk kebanyakan orang. Contoh: Selama pertandinagn  dua jam, minum sekitar 32-64 ons.







Memperkirakan tingkat keringat dengan menimbang diri sebelum dan sesudah latihan dan menentukan berapa banyak kehilangn berat badan. Dianjurkan minum 16 ons cairan untuk setiap pon berat badan yang Jika kehilangan 2 persen atau lebih dari total berat  tubuh selama latihan, maka harusminum lebih banyak selama latihan.







Minuman dengan natrium bertujuan untuk membantu menggantikan kerugian keringat natrium, merangsang rasa haus dan mempertahankan cairan. Memeprthatikan kebutuhan cairan berguna untuk fokus pada setiap sesi permainan. Atlet harus minum banyak cairan setiap hari, khususnya sebelum sesi latihan atau



persaingan. Atlet yang terhidrasi dengan baik memiliki karakteristik sebagai berikut: 29



1. Berkeringat dimulai lebih cepat dan lebih berlimpah 2. Sebuah penyempurnaan tingkat penyerapan cairan yang dikonsumsi selama latihan. Tabel berikut menunjukkan, jumlah cairan yang dapat diserap oleh tubuh dalam waktu 1 jam. Tabel 1. Jumlah Cairan yang Diserap Oleh Tubuh Dalam 1 jam Jumlah Cairan yang Diserap oleh Tubuh BB (kg) 30



Dalam 1 Jam (mL) Dari 300



Sampai 450



40 50



400 500



600 750



60



600



900



70 80



700 800



1050 1200



90



900



1350



30



BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Olahraga bolabasket merupakan permainan yang gerakannya komplek yaitu gabungan dari lari, jalan, dan lompat dan unsur-unsur kondisi fisik . Definisi olahraga bolabasket sendiri yaitu olahraga yang permainannya menggunakan bola besar, dimainkan dengan tangan, bola boleh dipantulakan kelantai dan tujuannya memasukkan bola kekeranjang lawan dan mencegah tim lawan memasukkan bola ke keranjang sendiri dan di mainkan oleh dua regu dan setiap regunya terdiri dari lima 5 pemain. Olahraga bolabasket pada saat ini banyak digemari oleh para remaja karena selain untuk berprestasi dibidangnya, olahraga bolabasket juga mempunyai banyak manfaat, khususnya dalam pertumbuhan fisik, mental dan sosial yang baik. Dalam menghadapi atlet harus diketahui bahwa diantara atlet dengan kelainan perilaku atau gangguan makan sering dijumpai vegetarian semu karena mereka bukan merupakan vegetarian benar berdasarkan agama. Jadi perlu diperiksa dan diketahui rasionalnya termasuk kepercayaan akan berbagai makanan untuk dapat memahami perilaku makannya yang salah. Penilaian berdasarkan DSM-III-R (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders) dapat sangat bermanfaat untuk mendiagnosa gangguan makan yang tersembunyi. Setelah pertandingan penting dilakukan penggantian cadangan glikogen dengan segera (empat jam pertama setelah bertanding) dengan memberikan karbohidrat sebesar 1 gram/kg massa tubuh/jam, berupa makanan utama tinggi IG, maupun camilan dengan karbohidrat setiap 15 hingga 20 menit dalam porsi kecil. Agar cadangan glikogen terpenuhi optimal total karbohidrat yang diberikan sebesar 7–12 gram/kg massa tubuh, atau minimal 5 gram/kg/hari. Karbohidrat yang diberikan dapat berupa makanan padat maupun minuman yang dikonsumsi dalam porsi kecil namun sering. Asupan bahan makanan Zat Gizi tergantung pada penyajian makanan dan daya terima bagi atlet (Olahragawan) Pada kenyataannya prestasi Olahraga sangat dicantumkan oleh bagaimana Pengaturan makanan (Asupan Gizi) bagi seorang atlet basket. Seorang atlet setiap hari harus memperhatikan kondisi fisiknya agar dapat tampil



31



secara prima dalam setiap pertandingan, maka dari itu para atlet harus mendapatkan pengaturan makan yang optimal untuk meningkatkan prestasi dibidang olahraga.



3.2 Saran Dalam kehidupan sehari-hari bukan hanya orang normal saja atau orang yang sakit yang harus mendapatkan perhatian khusus. Namun, bagi seorang atlet khususnya atlet basket juga memerlukan perhatian khusus. Dalam atlet basket harus benar-benar memperhatikan faktor yang mempengaruhi status gizinya. Atlet basket tidak sembarangan dalam memilih pola makan. Bukan hanya dengan makanan yang menambah energi tapi tubuh seorang atlet juga banyak memerlukan cairan. Cairan yang dibutuhkan oleh masing-masing olahragawan. Dalam pengaturan pola makan atlet harus memenuhi kebutuhan zat gizinya. Supaya bisa mencegah terjadinya masalah-masalah gizi pada diri seorang atlet. Seorang atlet tidak mudah dalam mengatur pola makan dan minum. Karena setiap orang atau masing-masing olahragawan memiliki kebutuhan energi yang berbedabeda. Oleh Sebab itu, mengatur gizi pada diri seorang atlet khusunya atlet basket membutuhkan perhatian penuh guna mencegah masalah-masalah yang berhubungan dengan status gizinya.



32



DAFTAR PUSTAKA http://gizikebugaran.id/2016/05/24/nutrition-for-atlet-basket-ball/ http://agushermann.blogspot.co.id/2012/07/pengertian-bola-basket-dan-teknik.html http://rahmadsetojunaidi.blogspot.co.id/ http://ariensiwe.blogspot.co.id/2014/07/cara-menghitung-kebutuhan-energi-atlet.html http://gizikebugaran.id/2016/05/26/zat-gizi-dan-hidrasi-untuk-atlet-basket/ http://gizikebugaran.id/2016/05/18/rahasia-kebugaran-atlet-basket/



33