Breaker [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

2.6



Hydraulic Breaker



Gambar Breaker Hydraulic Breaker atau Breaker merupakan tools untuk pekerjaan penghancuran (demolition) paling umum dan murah dalam pekerjaan kontruksi, pertambangan atau quarry. Pengoperasiannya cukup dengan hanya dipasangkan sebagai attachment yang pada umumnya membutuhkan cara pengoperasian yang tepat agar breaker bisa bertahan lama. Hydraulic Breaker memiliki tenaga besar, mesin produktif yang dimanfaatkan untuk pekerjaan jalan beton atau aspal, sehingga tidak jarang ketika sedang menggali permukaan tanah menemukan sebuah batu yang menghalangi pekerjaan perlu dihancurkan agar pekerjaan berjalan lancar. Salahsatu fenomena yang sering timbul dari pengoperasian breaker yaitu blank firing, situasi dimana breaker tetap bekerja dengan tidak ada material yang dihancurkan atau material keras retak-retak, sehingga saat chisel (ujung breaker) menyentuh material tidak menemukan penghalang karena gaya tumbukan rendah membuat breaker menumbuk ruang kosong. Situasi blank firing juga bisa terjadi pada saat operator meninggalkan unit alat berat karena ada keperluan dan membiarkan breaker tergantung di udara dalam mode bekerja, efek yang terjadi kerusakan inner part dari breaker membuat excavator atau alat berat yang digunakan mengalami kerusakan. Berbeda dengan sebuah produk yang kebanyakan disebabkan karena penggunaan dengan bekerja secara maksimal dan terus-menerus, namun blank firing ini breaker tetap bekerja walau tidak menumbuk material keras.



2.6.1



Cara Kerja Breaker Sebuah breaker bekerja menggunakan gaya hidrodinamik dari unit alat



berat, dimana oli hydraulic dipompa menghasilkan tekanan (pressure) masuk melalui in-port dan mengisi chamber. Oli hydraulic tersebut memenuhi ruangan chamber mendorong sebuah piston yang pada ujungnya mendapatkan gaya dorong dari gas Nitrogen (N2) dengan arah berlawanan. Gaya dorong dari oli hydraulic lebih besar dari gas N2 membuat piston terdorong membuka sebuah spool valve, mengalir dan mendorong chisel menumbuk material keras. Tumbukan tersebut memberikan gaya reaksi (reverse force) yang mendorong chisel bergerak kembali ke atas, menyebabkan tekanan balik pada oli hydraulic melalui valve dan mendorong piston ke bawah. Hal ini memperbesar tekanan piston bekerja secara berulang. Selama



proses



berlangsung,



energi



tumbukan



yang



dihasilkan



ditransmisikan pada material keras yang ditumbuk, berbeda dengan situasi blank firing meskipun tidak adanya



energi yang berpindah, hal ini menyebabkan



terjadinya akumulasi energi. Dalam hukum kekekalan energi akan dikembalikan ke sistem breaker berupa tekanan balik pada piston, valve, akumulator dan lainlain. Besarnya energi dapat merusak piston dan bagian lain dengan hentakan keras seperti part-part internal dan breaker memberikan tekanan balik (pressure back) pada sistem hydraulic alat berat yang bisa menyebabkan kerusakan. Menghindari terjadinya blank firing, operator harus berkonsentrasi pada pekerjaan, sehingga tidak menumbuk ruang kosong dan menonaktifkan breaker apabila harus meninggalkan unit alat berat. Beberapa produk breaker terbaru dari merk tertentu memproduksi yang telah dilengkapi fitur anti blank firing secara otomatis merilis tekanan dari oli hydraulic berlebihan, sehingga tidak akan terjadi blank firing yang dapat merusak breaker. Saat mengoperasikan breaker, operator perlu memperhatikan ada tidaknya fitur anti blank firing ini, sehingga dapat mengontrol breaker saat beroperasi. 2.6.2



Jenis Hydraulic breaker Dalam pengoperasiannya, alat hydraulic breaker dibagi menjadi dua jenis



cara, yaitu :



1.



HandHeld Hydraulic Breaker



Gambar HandHeld Hydraulic Breaker Hydraulic breaker iniyang bisa dipergunakan langsung oleh manusia. Alat ini memiliki tenaga lebih kecil dan dipergunakan untuk menjangkau tempat yang tidak bisa digunakan alat berat. 2.



Hydraulic Breaker Excavator



Gambar Hydraulic Breaker Excavator Hydraulic yang dipasang pada alat berat seprti backhoe hingga excavator, dipergunakan untuk memecah material yang bisa dijangkau alat berat. Hydraulic breaker yang dipasang pada alat berat perlu mendapat perhatian khusus, salah satunya memperhatikan kapasitas dan tipe yang harus disesuaikan dengan alat berat itu sendiri.Hydraulic breaker yang dipasang pada excavator, salah satu alat berat dengan kemampuan luar biasa, mudah diidentifikasikan dari keberadaan bucket, arm (lengan), trek yang bisa dipindahkan serta kabin tempat operator dalam mengendalikan pekerjaan. Dari segi ukuran, hydraulic breaker berkaitan dengan



jangkauan



pengangkutan.



mobilitas,



kapasitas



penggalian,



pengangkatan



dan



Kemampuan hydraulic breaker pada alat berat, yaitu : a. Membuat lubang besar, seperti pancang tiang pancang/batang pondasi. b. Membantu aktivitas pertambangan c. Membantu pekerjaan kehutanan d. Membongkar atau menghancurkan material. Untuk instalasi hydraulic breaker pada alat berat, dibutuhkan mounting kit yang dapat mengalirkan hydraulic oli dari pompa alat berat ke dalam breaker, agar sistem tidak sulit serta dapat memudahkan operational hendaknya menggunakan quick coupler dan pin grabbing. Hydraulic breaker sangat cocok digunakan untuk pekerjaan kontruksi maupun tambang, seperti : a. Pekerjaan jalan, baik beton maupun aspal b. Penggalian untuk pekerjaan pondasi saat menemukan bebatuan atau menghancurkan pondasi beton atau lainnya. c. Pekerjaan penghancuran/pemutusan jembatan dan lainnya. 2.6.3



Bagian-Bagian Excavator



Gambar Excavator Berikut ini beberapa bagian penting excavator yang perlu diketahui : 1. Arm : Untuk menekan Bucket atau breaker sehingga bisa naik-turun 2. Arm Cylinder : Untuk menggerakkan Arm 3. Bucket(Breaker) : Untuk menghancurkan batuan 4. Bucket Cylinder : Untuk menggerakkan bucket atau breaker



5. Boom : Tuas utama untuk menggerakkan arm naik-turun 6. Boom Cylinder : Untuk menggerakkan Boom 7. Shoe : rantai yang menempel langsung ke permukaan tanah 8. Tracker : Roda untuk excavator 9. Engine : mesin penggerak excavator 10. Cabin : Tempat operator mengendalikan excavator 2.7



Produktivitas



2.7.1 Produktivitas Alat Muat (Excavator) Menurut kamus besar Bahasa Indonesia Produktivitas adalah kemampuan untuk menghasilkan sesuatu, sehingga dapat dikatakan bahwa produktivitas alat berat adalah kemampuan alat berat untuk menghasilkan sesuatu persatuan waktu. Produktivitas alat berat bergantung pada tiga faktor, yaitu: waktu siklus, material, dan efisiensi. 1.



Waktu Siklus Waktu siklus adalah jangka waktu yang dibutuhkan alat berat untuk merampung serangkaian operasi kerja. Pengukutan waktu siklus dilakukan beberapa kali, kemudian dihitung berapa rata-rata dari waktu siklus tersebut. Waktu siklus diketahui guna menaksir produksi.



2.



Material Khusus untuk pekerjaan alat berat, yang dimaksudkan dengan meterial disini adalah tanah, yang meliputi : a. Batu yang dalam hal ini sebagai tanah yang berukuran butir besar atau berbentuk bongkahan berupa granit, batu kapur, cadas, dll b. Tanah dalam hal ini merupakan campuran batu-batu yang berukuran butir kecil c. Campuran batu dengan tanah



3.



Efesiensi Efesiensi didefinisikan sebagai besar presentasi kerja alat efektif dibandingkan dengan waktu kerja keseluruhan, misalnya beberapa menit efektifnya beroperasi alat tersebut dalam waktu satu jam kerja.



Langkah – langkah perhitungan produktivitas excavator adalah: 1. Menghitung kapasitas excavator (m3) 2. Menghitung koefisien excavator 3. Menghitung soil conversion 4. Menghitung efesiensi alat 5. Menghitung waktu Circle Time Minute (CM) = waktu yang diperlukan dari saat mulai menggali, mengangkat, kemudian menumpahkan di atas dump truck 6. Menghitung produktifitas excavator dengan rumus : Q=



∑ xKxFxEx 60 CM



m³/jam



7. Menghitung volume pekerjaan dengan rumus : V = PxLxT







8. Menghitung kapasitas alat (Q) dengan menggunakan rumus : Q=



V T



m³/jam



9. Menghitung waktu yang diperlukan dengan menggunakan rumus : W=



V T



jam



Keterangan : ∑



= Kapasitas Bucket (m³)



Q = Produktivitas (m³/jam)



K



= Koefisien Bucket



P = Panjang Galian (m)



F



= Koefisien Tanah



L = Lebar Galian



E



= Efesiensi alat



T = Tinggi Galian (m)



CM = Waktu (menit)



(m)



V = Volume Galian (m³)



2.7.2 Produktivitas Alat Angkut (Dump Truck) Perhitungan produktivitas dump truck dihitung dengan mengetahui berapa lama siklus dari dump truck tersebut. Dimulai dari berapa lama waktu yang diperlukan untuk mengisi bak dump truck, berapa lama waktu yang diperlukan dump truck berjalan ke lokasi penuangan material, berapa lama waktu yang diperlukan untuk dump truck melakukan dumping dan berapa lama waktu siklus dump truck.



Waktu siklus adalah didapat dengan menjumlahkan seluruh elemen-elemen gerakan, dari dimuati, berjalan, dumping dan ke balik posisi dimuati. Produktivitas dump truck ditentukan oleh beberapa faktor meliputi waktu kerja, kondisi kerja dan tata laksana. Faktor lain yang mempengaruhi produktivitas dump truck adalah situasi dan kondisi jalan kerja untuk mendapatkan efisiensi kerja yang tinggi, maka produktivitas harus ditingkatkan. QDT = qDT x



60 x JM Cm



(m³/jam)



Dimana : QDT = Produksi Dump Truck ( m³/jam) Cm



= Cycle time atau waktu siklus ( menit)



qDT = Kapasitas muat Dump Truck (m³) JM



= Kondisi Manajemen dan medan area