CBD PEB Agisni [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

CASE BASED DISCUSSION ( CBD ) PREEKLAMPSIA BERAT PADA IBU HAMIL NY. S Untuk Memenuhi Tugas Praktik Kebidanan I



Disusun Oleh :



Agisni Sari (P17324418019)



POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN RI BANDUNG PRODI KEBIDANAN KARAWANG 2020



KATA PENGANTAR             Assalamualaikum,wr. wb.             Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang dimana berkat rahmat dan nikmat-Nya saya bisa  mendapat ilmu didalam  proses pembuatan laporan ini. Laporan ini merupakan salah satu tugas pokok pada saat dilaksanakannya Praktik Kebidanan 1.             Laporan ini bertujuan untuk membahas mengenai preeklampsia pada ibu hamil berdasarkan kasus yang ditemukan saat melakukan pengkajan data. Semoga laporan ini dapat bermanfaat untuk para pembaca dan dapat menjadi referensi ilmu pengetahuan yang dapat dimanfaatkan dengan baik.             Segala kekurangan dan kesalahan dalam laporan ini mohon untuk dapat dimaafkan, karena kemampuan saya sebagai penulis masih terbatas dan masih dalam  proses belajar. Untuk itu saya sangat menyambut segala komentar dan saran yang dapat menjadi motivasi saya kedepannya untuk menulis yang lebih baik lagi.



Penulis



i



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR..........................................................................................................................i DAFTAR ISI........................................................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................................1 1.1



Latar Belakang....................................................................................................................1



1.2



Rumusan Masalah...............................................................................................................1



1.3



Tujuan Penulisan.................................................................................................................2



BAB II KAJIAN TEORI.....................................................................................................................3 2.1



Preeklampsia........................................................................................................................3



2.2



Penyebab dan Faktor Resiko..............................................................................................3



2.3



Tanda dan Gejala Preeklampsia.........................................................................................7



2.4



Klasifikasi Preeklampsi.......................................................................................................7



2.5



Diagnosis Preeklampsia.......................................................................................................8



2.6



Penatalaksanaan Preeklampsia..........................................................................................9



2.7



Komplikasi Preeklampsia Terhadap Ibu dan Janin.......................................................13



2.8



Pencegahan Preeklampsia.................................................................................................14



BAB III TINJAUAN KASUS............................................................................................................16 BAB IV PENUTUP............................................................................................................................25 4.1



Simpulan.............................................................................................................................25



4.2



Saran...................................................................................................................................25



DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................26



ii



BAB I PENDAHULUAN



1.1



Latar Belakang Kematian ibu adalah kematian seorang wanita yang terjadi saat hamil, bersalin atau



42 hari setelah persalinan akibat semua sebab yang terkait dengan atau diperberat oleh kehamilan atau penanganannya, tetapi bukan disebabkan oleh kecelakaan atau cedera. (WHO, 2014) Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk menilai kesejahteraan perempuan di suatu negara. Terdapat dua kategori pada kematian ibu yaitu disebabkan kematian pada kehamilan dan persalinan secara langsung dan kematian yang disebabkan secara tidak langsung yaitu oleh penyakit dan bukan oleh kehamilan dan persalinannya (Kemenkes RI, 2013). Kematian ibu di Indonesia masih didominasi oleh tiga penyebab utama kematian yaitu perdarahan, Hipertensi dalam kehamilan (HDK) berupa preeklampsia dan eklampsia, dan penyakit infeksi. Gangguan hipertensi dalam kehamilan menjadi penyebab tertinggi kedua angka kematian ibu setelah penyakit embolik dan dijumpai dalam 12-22% kehamilan. Di dunia terdapat sekitar 585.000 ibu meninggal per tahunnya saat hamil atau bersalin dan 58,1% diantaranya dikarenakan oleh preeklampsia (World Health Organization, 2014). Di indonesia preeklampsia sekitar 15%-25% dari peningkatan resiko yang sering terjadi yaitu riwayat hipertensi kronis, preeklampsia, diabetes mellitus, ginjal kronis dan hiperlasentosis (mola hidatidosa, kehamilan multiple, bayi besar) (Prawirohardjo, 2009). Preeklampsia merupakan penyebab kematian maternal dan parinatal paling penting. 1.2



Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan preeklampsi? 2. Apa penyebab/faktor predisposisi dan patofisiologi dari preeklampsi? 3. Apa saja tanda dan gejala preeklampsia? 4. Bagaimana penegakan diagnosis dari kasus preeklampsia? 5. Bagaimana penatalaksanaan preeklampsia? 6. Apa saja komplikasi yang terjadi terhadap ibu dan janin? 1



7. Bagaimana pencegahan terhadap preeklampsia? 1.3



Tujuan Penulisan Adapun tujuan dari penulisan ini adalah untuk memenuhi tugas Praktik Kebidanan I,



selanjutnya adalah untuk memperdalam ilmu mengenai asuhan kebidanan khususnya mengenai preeklampsia dan : 1. Untuk mengetahui maksud dan pengertian dari preeklampsia 2. Untuk mengetahui penyebab dan faktor resiko dari preeklampsi 3. Untuk mengetahui tanda dan gejala preeklampsia 4. Untuk mengetahui cara menegakkan diagnosa dari kasus preeklampsia 5. Untuk mengetahui penatalaksanaan pada preeklampsia 6. Untuk mengetahui komplikasi preeklampsia terhadap ibu dan janin 7. Untuk mengetahui pencegahan terhadap preeklampsia



2



BAB II KAJIAN TEORI



2.1



Preeklampsia Preeklampsia merupakan penyakit yang angka kejadiannya di setiap negara berbeda-



beda. Angka kejadian lebih banyak terjadi di negara berkembang dibanding pada negara maju. Hal ini dikarenakan di negara maju perawatan prenatalnya lebih baik. Preeklampsia merupakan salah satu penyebab utama angka kesakitan dan kematian perinatal di Indonesia. Preeklampsi adalah hipertensi yang timbul setelah 20 minggu kehamilan atau setelah persalinan dengan tekanan darah ≥140/90 mmHg yang dilakukan pengukuran 2 kali selang 4 jam disertai dengan proteinuria 300mg protein dalam urine selama 24 jam. Preeklampsia merupakan gangguan multisystem yang spesifik terhadap kehamilan dan masa nifas. Preeklampsia dapat bermula pada masa antenatal, intrapartum dan postpartum. Kriteria terbaru tidak lagi mengkategorikan lagi preeklampsia ringan, dikarenakan setiap preeklampsia merupakan kondisi yang berbahaya dan dapat mengakibatkan peningkatan morbiditas



dan



mortalitas



secara



signifikan



dalam



waktu



singkat.



(PNPK-Pre-



Eklampsia,2016) Preeklampsia ditandai dengan tekanan darah ≥ 140/90 mmHg, tetapi kurang dari 160/110 mmHg disertai proteinuria ≥ 300mg/24 jam atau ≥ 1 + dipstik. Preeklampsia berat adalah preeklampsia dengan gejala satu atau lebih dari tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥110 mmHg. Preeklampsia sebelumnya selalu didefinisikan dengan adanya hipertensi dan proteinurine yang baru terjadi pada kehamilan (new onset hypertension with proteinuria). Sedangkan untuk edema tidak lagi dipakai sebagai kriteria diagnosis karena sangat banyak ditemukan pada wanita dengan kehamilan normal. (PNPK Pre-Eklampsia, 2016)



2.2



Penyebab dan Faktor Resiko



3



A. Penyebab Preeklampsia Penyebab preeklampsia saat ini tidak bisa diketahui dengan pasti, walaupun penelitian yang dilakukan terhadap penyakit ini sudah sedemikian maju. Semuanya didasarkan pada teori yang dihubungkan dengan kejadian, itulah sebab preeklampsia disebut juga “disease of theory”, gangguan kesehatan berdasarkan teori. Teori-teorinya antara lain : 1. Peran prostaksiklin dan trombokson Pada preeklampsia terdapat kerusakan pada endotel vaskuler, sehingga terjadi penurunan produksi prostaendotel vaskuler dan prostasiklin (PGI2) yang seharusnya pada kehamilan normal meningkat, aktivasi penggumpalan dan fibrinolisis yang diganti trombin dan plasmin. 2. Peran faktor imunologis Preeklampsia sering terjadi pada kehamilan pertama dan tidak timbul lagi kehamilan berikutnya. Pada kehamilan pertama pembentukan blocking antibodies terhadap antigen plasenta tidak sempurna, yang semakin sempurna pada kehamilan berikutnya. 3. Peran faktor genetik Bukti faktor genetik pada preeklampsi yaitu preeklampsi hanya terjadi pada manusia, terdapat kecenderungan meningkatnya frekuensi preeklampsia pada anak-anak dari ibu yang menderita preeklampsia. 4. Teori iskemia plasenta, radikal bebas dan disfungsi endotel a. Iskemia plasenta dan pembentukan oksidan/radikal bebas Pada hipertensi daam kehamilan terjadi kegagalan remodeling arteri spinalis, akibatnya plasenta mengalami iskemia (kekurangan suplai darah). Plasenta yang mengalami iskemia dan hipoksia akan menghasilkan oksidan(radikal bebas). b. Peroksida lemak sebagai oksidan pada hipertensi dalam kehamilan Kadar oksidan, khususnya peroksida lemak meningkat, sedangkan antioksidan pada vitamin E pada hipertensi dalam kehamilan menurun, sehingga terjadi dominasi kadar oksidan peroksida lemak yang relatif tinggi c. Disfungsi sel endotel



4



Sel endotel yang terpapar peroksida lemak makan akan rusak yang dimulai dari membran sel endotel yang mengakibatkan terganggunya fungsi endotel. Keadaan ini disebut disfungsi sel endotel.



5. Teori defisiensi gizi (teori diet) Kekurangan defisiensi gizi berperan dalam terjadinya hipertensi dalam kehamilan. Beberapa peneliti menganggap bahwa defisiensi kalsium pada diet perempuan hamil mengakibatkan resiko terjadinya preeklampsia/eklampsia. B. Faktor Risiko Walaupun belum ada teori yang pasti dengan penyebab terjadinya preeklampsia, beberapa penelitian menyimpulkan faktor yang mempengaruhi terjadinya preeklampsia, diantaranya : 1. Usia Tekanan darah cenderung tinggi bersama dengan peningkatan usia. Umumnya sistolik akan meningkat sesuai dengan peningkatan usia. Semakin tua umur seseorang tekanan sistoliknya semakin tinggi yang dihubungkan dengan timbulnya arteriosclerosis. Penelitian Darnisah Umala Harahap dkk pada tahun 2015 mengatakan ibu hamil yang memiliki umur 30 th lebih berisiko 2,3 kali mengalami preeklampsia berat daripada ibu hamil yang memiliki umur 20-30 th. (Darnisah, 2017) 2. Faktor keturunan Jika ada riwayat preeklampsia atau eklampsia pada ibu atau nenek penderita resiko terjadinya komplikasi hipertensi kehamilan dapat diturunkan pada anak perempuannya. Seseorang dengan riwayat preeklampsia dalam keluarga, akan menyebabkan terjadinya peningkatan resiko terjadinya preeklampsia pada anggota keluarga yang lain ataupun terjadi berulang pada penderita yang sama, pada kehamilan berikutnya. 3. Diet atau gizi Penelitian yang dilakukan oleh Darnisah Umala Harahap dkk pada tahun 2015 mengatakan bahwa ibu hamil yang memiliki status gizi kegemukan lebih berisiko 1,8 kali



5



mengalami preeklampsia berat daripada ibu hamil yang memiliki status gizi normal. (Darnisah, 2017).



4. Primigravida Primigravida akan mempengaruhi terbentuknya antibody penghambat yang belum sempurna



sehingga



meningkatkan



resiko



terjadinya



preeklampsia.



Perkembangan



preeklampsia semakin meningkat pada umur kehamilan pertama dan kehamilan dengan umur yang ekstrem, seperti terlalu muda/tua. Primigravida tua resiko lebih tinggi untuk preeklampsia berat. Preeklampsia sering mengenai perempuan muda, sedangkan perempuan yang lebih tua lebih berisiko mengalami hipertensi kronis yang bertumpang tindih dengan preeklampsia. 5. Hiperplasentosis Seperti mola hidatidosa, kehamilan multiple, diabetes mellitus, hidrops fetalis, bayi besar. Ibu hamil yang memiliki riwayat DM lebih berisiko 1,7 kali mengalami preeklampsia berat daripada ibu hamil yang tidak memiliki riwayat DM, ibu hamil yang kehamilan ganda lebih berisiko 3,8 kali mengalami preeklampsia berat daripada ibu hamil yang memiliki kehamilan tunggal. 6. Riwayat penyakit tertentu Wanita yang mempunyai riwayat penyakit tertentu seperti hipertensi, diabetes mellitus, penyakit ginjal akan berisiko lebih besar mengalami preeklampsia. 7. Obesitas Kekurangan kalsium berhubungan dengan angka kejadian yang tinggi, angka kejadian juga lebih tinggi pada ibu hamil yang obesitas atau overweight. Wanita hamil dengan obesitas memiliki risiko tiga kali lebih besar untuk mengalami preeklampsia dibanding dengan yang normal. Ada banyak faktor risiko yang mempengaruhi terjadinya preeklampsia, seperti umur, paritas, preeklampsia sebelumnya, riwayat keluarga preeklampsia, kehamilan kembar,



6



kondisi kesehatan sebelumnya seperti diabetes, hipertensi kronis, penyakit autoimun, jarak kehamilan serta faktor lainnya.



2.3



Tanda dan Gejala Preeklampsia 1. Preeklampsia, termasuk semua ibu dengan diagnosis preeklampsia, tetapi tanpa adanya tanda-tanda preeklampsi berat 2. Preeklampsia berat Gejala yang timbul dari preeklampsi berat diantaranya : a. Adanya gejala-gejala disfungsi sistem saraf pusat : sakit kepala berat, penglihatan kabur dan skotomata b. Adanya gejala-gejala peregangan kapsul hati (nyeri kuadran kanan atas) Tanda yang timbul dari preeklampsia berat adalah adanya peningkatan tekanan darah



yang berat ≥160/110 mmHg pada dua kali pengukuran dengan jarak 6 jam, adanya edema paru-paru, dan pada pemeriksaan laboratorium ditemukan proteinuria (5gr/24 jam), gagal ginjal atau oliguria (110 Proteinuria 2+



mmHg d. Eklampsia



Hipertensi



Oliguria



hiperrefleksia



gangguan penglihatan nyeri epigastrium kejang Hipertensi Kronik a. Hipertensi kronik b. Superimposed



a. Hipertensi



a. Kehamilan < 20 minggu



pre- b. Hipertensi kronik



b. Proteinuria



eclampsia



tanda



+



tanda-



lain



dari



preeklampsia 2.5



Diagnosis Preeklampsia Preeklampsia didefinisikan sebagai hipertensi yang baru terjadi pada kehamilan /



diatas usia kehamilan 20 minggu disertai adanya gangguan organ. Beberapa gejala klinis meningkatkan morbiditas dan mortalitas pada preeklampsia, dan jika gejala tersebut didapatkan, akan dikategorikan menjadi kondisi pemberatan preeklampsia atau



disebut



dengan preeklampsia berat. Kriteria gejala dan kondisi yang menunjukkan kondisi pemberatan preeklampsia atau preklampsia berat adalah dengan adanya protein urin, namun jika protein urin tidak didapatkan, salah satu tanda dan gejala dan gangguan lain dapat digunakan untuk menegakkan diagnosis preeklampsia berat, yaitu : 1. Tekanan darah sekurang-kurangnya 160 mmHg sistolik atau 110 mmHg diastolik pada dua kali pemeriksaan berjarak 15 menit menggunakan lengan yang sama 2. Trombositopenia : trombosit < 100.000 / mikroliter 3. Gangguan ginjal : kreatinin serum >1,1 mg/dL atau didapatkan peningkatan kadar kreatinin serum pada kondisi dimana tidak ada kelainan ginjal lainnya 4. Gangguan liver : peningkatan konsentrasi transaminase 2 kali normal dan atau adanya nyeri di daerah epigastrik / regio kanan atas abdomen 5. Edema Paru 6. Didapatkan gejala neurologis : stroke, nyeri kepala, gangguan visus 7. Gangguan pertumbuhan janin menjadi tanda gangguan sirkulasi uteroplasenta: Oligohidramnion, Fetal Growth Restriction (FGR) atau didapatkan absent or reversed end diastolic velocity (ARDV) (PNPK-Preeklampsia,2016)



8



Selain itu teori lain menyebutkan bahwa diagnosis preeklamsia berat ditegakkan berdasarkan kriteria preeklamsi berat sebagaimana tercantum dibawah ini : 1. Tekanan darah sistolik ≥160 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥110 mmHg. Tekanan darah ini tidak menurun meskipun ibu hamil sudah dirawat di rumah sakit dan sudah menjalani tirah baring. 2. Proteinuria lebih 5 g/24 jam atau 4+ dalam pemeriksaan kualitatif 3. Oliguria yaitu produksi urine kurang dari 500 cc/24 jam 4. Kenaikan kadar kreatinin plasma 5. Gangguan visus dan serebral; penurunan kesadaran, nyeri kepala, skotoma dan pandangan kabur 6. Nyeri epigastrium atau nyeri pada kuadran kanan atas abdomen 7. Oedema paru-paru dan sianosis 8. Hemolisis mikroangiopatik 9. Trombositopenia berat: 160/110 beri



perlu - Nifedifine



janin



- Bila



antihipertensi



10mg



dan - Tidak



MgSO4



40g



persalinan



perbaikan,



IV dalam 10



aterm



rujuk



menit



ada



perbaikan, rujuk



- Siapkan peralatan untuk kejang - Kateter urin Puskesma - Idem s



- Jika



- Rujuk ke RS - Idem



- Idem keadaan - 160/110 beri



ada



rawat



- Idem



preeklampsia - Idem - Penanganan kejang dengan



- Jika



ada



komplikasi tunggu aterm



MgSO4 dosis - Jika



terdapat



- Terminasi



berat,



atau



awal dan dosis



preeklampsia,



pemeliharaan



pertumbuhan



kehamilan jika



tanda-tanda



terjadi



pertumbuhan



- Antihipertensi



janin



preeklampsia



janin



- Persalinan



terhambat,



berat



terhambat,



segera



atau



terminasi



- Perawatan



janin,



postpartum



gawat



terminasi kehamilan



2.7



Komplikasi Preeklampsia Terhadap Ibu dan Janin



A. Komplikasi Ibu 1. Perdarahan Post Partum Ibu dengan preeklampsia akan memberikan peluang terjadinya perdarahan postpartum karena preeklampsia terjadi perubahan pada organ-organ penting di dalam tubuh, salah satunya adalah disfungsi sel endotel, sehingga perlu diwaspadai adanya perdarahan pada pasca persalinan sebagai akibat dari kegagalan miometrium untuk berkontraksi. (Anjelin, 2015) 2. Sindrom HELLP (hemolysis, elevated liver enzymes, low platelet count) Sindrom HELLP umumnya dianggap sebagai varian preeklampsia berat atau eklampsia yang mengakibatkan disfungsi multisistem akibat vasopasme arteri, kerusakan endotel dan agregasi trombosit (Anjelin, 2015). 3. Gagal ginjal Fungsi ginjal mengalami kerusakan pada preeklampsia berat akibat vasokonstriksi dan penurunan perfusi. Kebanyakan kasus gagal ginjal disebabkan nekrosis tubulus akut yang umumnya sembuh tanpa kerusakan jangka panjang. Meskipun demikian, nekrosis kortikal akut yang terjadi pada kurang dari 4% kasus gagal ginjal akibat preeklampsia mengakibatkan gagal ginjal permanen (Anjelin, 2015)



B. Komplikasi Bayi



13



1. Intrauterine Growth Restriction (IUGR) Preeklampsia mengakibatkan keterlambatan pertumbuhan janin dalam kandungan, hal ini dikarenakan preeklampsia/eklampsia pada ibu akan menyebabkan perkapuran di daerah plasenta, sedangkan bayi memperoleh makanan dan oksigen dari plasenta. Perkapuran di daerah plasenta menyebabkan suplai makanan dan oksigen yang masuk ke janin berkurang. 2. BBLR Dalam penelitian Tintyarza (2013) di Jepara didapatkan bahwa ibu dengan preeklampsia/eklampsia berisiko 2,3 kali melahirkan bayi dengan berat lahir rendah. Penelitian Lestariningsih dan Duarsa (2013) menunjukkan bahwa ibu dengan preeklampsia kemungkinan berisiko 12,69 kali lebih besar melahirkan bayi berat lahir rendah. 3. Asfiksia Ibu yang mengalami preeklampsia sebagian besar melahirkan bayi asfiksia. Penurunan aliran darah ke plasenta mengakibatkan gangguan fungsi plasenta. Kondisi ini memicu vasokontriksi pembuluh darah sehingga mengakibatkan suplai darah ke plasenta menjadi berkurang yang mengakibatkan terjadinya hipoksia pada janin. Akibat lanjut dari hipoksia pada janin adalah gangguan pertukaran gas oksigen dan karbondioksida sehingga terjadi asfiksia neonatorum. (Pawirohardjo, 2013) 2.8



Pencegahan Preeklampsia Preeklampsia



adalah perempuan hamil yang mempunyai



risiko terjadinya



preeklampsia. Preeklampsia adalah suatu sindroma dari proses implantasi sehingga tidak secara keseluruhan dapat dicegah. Pencegahan dapat dilakukan dengan nonmedikal dan medikal. 1. Pencegahan dengan nonmedical Pencegahan nonmedikal ialah pencegahan dengan tidak memberikan obat. Cara yang paling sederhana ialah melakukan tirah baring. Di Indonesia tirah baring diperlukan pada orang yang mempunyai resiko tinggi terjadinya preeklampsia meskipun tirah baring tidak terbukti mencegah terjadinya preeklampsia dan mencegah persalinan preterm. Retriksi garam tidak terbukti dapat mencegah terjadinya preeklampsia. Hendaknya diet ditambah suplemen yang mengandung a. Minyak ikan yang kaya dengan asam lemak tidak jenuh, misalnya omega-3 PUFA. 14



b. Antioksidan : Vitamin C, vitamin E, β-karoten, CoQ10, N-Asetilsistein, asam lipoik. c. Elemen logam berat : zinc, magnesium, kalsium. 2. Pencegahan dengan medikal Pencegahan dapat pula dilakukan dengan pemberian obat meskipun belum ada bukti yang kuat dan sahih. Pemberian diuretik tidak terbukti mencegah terjadinya preeklampsia bahkan memperberat hipovolemia. Antihipertensi tidak terbukti mencegah terjadinya preeklampsia. Pemberian kalsium: 1500-2000 mg/hari dapat dipakai sebagai suplemen pada risiko tinggi terjadinya preeklampsia. Selain itu dapat pula diberikan zinc 200 mg/hari, magnesium 365 mg/hari.Obat antitrombotik yang dianggap dapat mencegah preeklampsia ialah aspirin dosis rendah rata-rata dibawah 100 mg/hari, atau dipiridamole. Dapat juga diberikan obatobat antioksidan, misalnya vitamin C, vitamin E, β-karoten, CoQ10, N-Asetilsistein, asam lipoik. (Saifuddin, 2013)



15



BAB III TINJAUAN KASUS



POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG PROGRAM STUDI KEBIDANAN KARAWANG Jalan Kertabumi No. 74 FORMAT PENGKAJIAN ANTENATAL CARE No. Register



:



Nama Pengkaji : Agisni Sari



Tanggal/Waktu Pengkajian : 23-08-2019/10.00 WIB Tempat Pengkajian



I. PENGKAJIAN DATA SUBJEKTIF (S) A. BIODATA Nama Klien : Ny. S Umur : 17 tahun Suku bangsa : Sunda Agama : Islam Pendidikan : SMP Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Golongan darah : O Alamat Rumah : Rengasdengklok Rengasdengklok



: PMB AD



Nama Suami Umur Suku bangsa Agama Pendidikan Pekerjaan Golongan darah Alamat rumah



: Tn. R : 22 tahun : Sunda : Islam : SMA : Karyawan : AB :



B. KELUHAN : Ibu mengaku hamil 9 bulan mengeluh sering merasa pusing sejak 3 hari yang lalu. C. RIWAYAT KEHAMILAN SEKARANG Kehamilan ke : 1 Bersalin : 0 Kali Keguguran : 0 Kali HPHT: 11-12-2018 Taksiran Persalinan: 18-09-2019 Usia Kehamilan : 36 minggu 3 hari Siklus haid : 28 Hari Lamanya Haid : 6 Hari, Teratur Dismenorrhea : Tidak Banyaknya : 4 x ganti pembalut/hari Pergerakan janin yang pertama kali dirasakan : 18 minggu Gerakan janin yang dirasakan dalam 24 jam terakhir : ±12 kali, kuat Imunisasi: TT1 tanggal : 10-12-2017 Tempat : PMB TT2 tanggal : 10-01-2018 Tempat : PMB TT3 tanggal : 12-07-2018 Tempat : PMB Periksa Kehamilan : 9 kali Tempat : BPM Tablet Fe : 90 Tablet, sisa Cara minum : Dengan air putih



16



D. RIWAYAT KEHAMILAN DAN PERSALINAN YANG LALU Tahun



Usia Kehamilan



2019



Hamil ini



Jenis Persalinan



Penolong



Penyulit kehamilan & persalinan



Anak Keadaan Nifas



L/P



B B



PB



Keadaan saat lahir



E. POLA AKTIVITAS SEHARI-HARI 1. Diet a. Nutrisi 



Pola makan



: 3x/hari, teratur







Jenis makanan yang di konsumsi



: Nasi, ikan, sayur-sayuran







Makanan yang di pantang



: Tidak ada







Perubahan pola makan



: Menjadi lebih banyak porsinya







Alergi terhadap makanan



: Tidak ada



b. Hidrasi 



Jenis cairan yang diminum sehari







Jumlah cairan yang diminum sehari : ±8 gelas/hari



: Air mineral, susu hamil



2. Istirahat dan Tidur Malam : 7



jam/hari



Siang : 2 jam/hari



3. Personal Hygiene Mandi : 3 x/hari



Gosok gigi : 3 x/hari



Ganti pakaian : 3 x/hari Jenis pakaian yang dipakai saat hamil : Daster 4. Aktivitas Seksual Adakah perubahan



: Tidak ada



Frekuensi



: 1 kali/minggu



Keluhan/masalah



: Tidak ada



5. Eliminasi BAK : 5



x/hari



Banyaknya



: Sedikit-sedikit



BAB : 1



x/hari



Konsistensi



: Padat, lunak



17



H/M



ASI



F. RIWAYAT KESEHATAN 1. Riwayat penyakit yang pernah di derita No



Nama Penyakit



Sejak Kapan



Terapi



Tidak ada-



Tidak ada-



Tidak ada-



1.



2. Riwayat penyakit keluarga



: Ibu Ny. S menderita hipertensi sejak 5 tahun yang lalu



3. Riwayat Alergi



: Tidak ada



4. Perilaku Kesehatan 



Penggunaan alcohol/obat-obatan sejenisnya



: Tidak







Obat-obatan jamu yang sering diminum



: Tidak







Merokok



: Tidak



5. Riwayat Kontrasepsi



: Belum pernah KB



Jenis Kontrasepsi



:



Alasan



:



Lama Pemakaian



:



Keluhan



:



Rencana KB yang akan datang



: KB Suntik 3 bulan



G. RIWAYAT SOSIAL Kehamilan ini diinginkan/direncanakan Status perkawinan : Sah/kawin



: Ya



Nikah ke : 1



Pengambilan keputusan dalam keluarga



Lamanya : 1,8 tahun



: Suami



Pendamping persalinan : Suami



Dukungan keluarga : Baik



Pendonor darah : Keluarga (kakak kandung Ny. A) Hubungan klien dengan suami : Baik Hubungan klien dengan anggota keluarga lain : Baik 18



Rencana persalinan : Spontan



Tempat : PMB



Oleh siapa : Bidan



Keluarga yang tinggal serumah : No. .1.



Nama Tn. R



L/P L



Usia



HubunganKeluarga



Pendidikan



Pekerjaan



Suami



SMA



Karyawan



22 tahun



II. PENGKAJIAN DATA OBJEKTIF (O) 1. Keadaan Umum : Baik Kesadaran : Composmentis Status emosional : Baik 2. Tanda-tanda Vital Tekanan darah : 160/100 mmHg Nadi: 89 kali/menit, regular Respirasi : 22 kali/menit, regular Suhu: 36,6 0C 3. Tinggi badan : 157 Cm Berat badan sekarang : 81 Kg IMT : 28,45 (overweight) Berat badan sebelum hamil : 70 Kg Kenaikan berat badan : 11 Kg Lingkar lengan : 29 Cm 4. Pemeriksaan Fisik  Kepala Inspeksi  Warna rambut : Hitam  Kebersihan : Bersih Palpasi  Keadaan rambut  Benjolan  Muka Inspeksi  Oedema  Pucat/tidak



: Bersih, Tidak rontok : Tidak ada benjolan



: Terlihat oedema : Tidak pucat



Palpasi  Oedema



: +2



 Mata Inspeksi  Konjungtiva



: Merah Muda



 Sklera



: Putih



 Hidung  Kebersihan



: Bersih 19



Ket



 Pengeluaran



: Tidak ada pengeluaran



 Polip



: Tidak ada



 Telinga  Kebersihan



: Bersih



 Pengeluaran



: Tidak ada



 Fungsi pendengaran



: Baik



 Bibir Inspeksi  Pucat



: Tidak pucat



 Stomatitis



: Tidak ada



 Gigi  Caries



: Tidak ada



 Gigi palsu



: Tidak ada



 Lidah  Warna



: Merah muda



 Leher  Pembengkakan kelenjar tyroid



: Tidak ada pembengkakan



 Pembengkakan KGB



: Tidak ada pembengkakan



 Pembengkakan vena jugularis



: Tidak ada pembengkakan



 Dada Payudara Inspeksi  Simetris/tidak



: Simetris



 Benjolan



: Tidak ada



 Hyperpigmentasi



: Ada



Palpasi  Benjolan



: Tidak ada



 Putting susu



: Menonjol



 Colostrum



: Belum keluar



 Pembesaran KGB axilla : Tidak ada Kelainan  Retraksi



: Tidak ada



 Lecet



: Tidak ada 20



 Abdomen Inspeksi  Bentuk perut



: Membesar sesuai usia kehamilan



 Sikatrik bekas operasi



: Tidak ada



 Striae



: Tidak ada



 Hyperpigmentasi



: Ada



Palpasi  TFU



: 32 cm, pertengahan pusat - prosessus xipoideus



 Leopold I



: Teraba bulat, lunak dan tidak melenting



 Leopold II



: Abdomen kanan : teraba panjang, keras, mendatar Abdomen kiri: teraba bagian-bagian kecil janin



 Leopold III



: Teraba bulat, keras, masih bisa digoyangkan, kepala



belum masuk PAP  Leopold IV



: Konvergen



 Perlimaan



: 5/5



 TBJ



: 2.945 gram



Auskultasi  Djj



: 138x/menit



 Ekstemitas Atas Inspeksi  Oedema



: Terlihat oedema



 Kuku



: Pendek, Bersih



Palpasi  Oedema



: +2



 Capillary refill



: Kembali < 2 detik



 Ekstremitas Bawah Inspeksi  Bentuk



: Simetris



 Oedema



: Terlihat oedema



 Varises



: Tidak ada varises



Palpasi  Oedema



: +2



 Capillary refill



: Kembali < 2 detik 21



 Varises



: Tidak varises



Perkusi  Reflex patella



: Positif



 Genetalia Inspeksi  Oedema



: Tidak oedema



 Varises



: Tidak ada varises



 Pembesaran kelenjar Bartholin : Tidak ada  Pengeluaran



: Tidak ada pengeluaran



 Luka perineum



: Tidak ada luka



Palpasi  Oedema



: Tidak oedema



 Varises



: Tidak ada varises



 Pembesaran kelenjar Bartholin : Tidak ada  Pengeluaran



: Tidak ada pengeluaran



 Anus  Haemoroid



: Tidak ada



5. Pemeriksaan Laboratorium 



Darah



:



Hb: 11,5 gr%







Urine



:



Protein : ++ (Positif 2) Glukosa: - (Negatif)



III. ASSESMENT (A) Diagnosa : Ibu G1P0A0 usia kehamilan 36 minggu 3 hari dengan preeklampsia berat Janin tunggal hidup intrauterine presentasi kepala dalam keadaan baik Masalah potensial : Pada ibu eklampsia, pada bayi lahir premature dan asfiksia Antisipasi masalah potensial : Pemberian obat nifedipin dan MgSO4 IV. PLANNING (P) 1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan yang dilakukan bahwa tensi ibu masih tinggi dan janin dalam keadaan baik 22



-



Ibu terlihat khawatir



2. Menjelaskan bahwa keluhan yang dirasakan ibu yaitu sering pusing, bengkak pada wajah, tangan, dan kaki juga hasil tes urine positif 2 adalah gejala untuk preeklampsia berat. -



Ibu mengerti dengan penjelasan bidan



3. Menjelaskan kepada ibu bahwa preeklampsia berat adalah tekanan darah yang tinggi > 160/100 disertai dengan adanya kadar protein dalam urine ibu dan jika tidak segera ditangani akan menimbulkan kejang dan dapat mengancam jiwa ibu maupun janin -



Ibu mengerti dengan penjelasan bidan



4. Menjelaskan kepada ibu bahwa pertolongan persalinan tidak dapat dilakukan di PMB karena tensi ibu tinggi. Oleh karena itu ibu harus di rujuk, menjelaskan tentang prosedur persalinan di rumah sakit dan melakukan perencanaan persalinan ibu di rumah sakit -



Ibu mengerti dan akan melakukan saran bidan



5. Menjelaskan kepada ibu bahwa akan dilakukan penanganan untuk mengatasi risiko terjadinya eklampsia atau kejang, yaitu : a. Pemberian obat oral nifedipin 10mg pada awal terapi untuk memastikan tekanan darah ibu menurun b. Pemasangan infus untuk memonitoring cairan c. Pemberian obat MgSO4 secara IV untuk mencegah dan mengatasi kejang pada eklampsia -



Ibu mengerti dengan penjelasan bidan



6. Menanyakan kepada ibu apakah bersedia untuk dilakukannya penanganan untuk menghindari resiko eklampsia dan dilakukan rujukan lalu mengisi format informed consent -



Ibu menyetujui tindakan yang akan dilakukan bidan dan bersedia di rujuk



7. Memberikan obat oral nifedipin 10mg pada awal terapi dengan segelas air putih dan pantau penurunan tekanan darah selama 30 menit -



Nifedipin sudah dilakukan



8. Melakukan pemasangan kateter douwer -



Sudah dilakukan



9. Memasang infus. Memastikan tersedianya antidotum MgSO4 yaitu Ca Gluconas 10%, reflek patella +normal, dan frekuensi pernapasan > 16 kali/menit, produksi urine >100 cc untuk mencegah terjadinya intosikasi sebagai syarat untuk pemberian MgSO4 -



Syarat sesuai dan infus sudah terpasang 23



10. Memberikan dosis awal 4 g MgSO4 dengan cara 10 ml larutan MgSO4 40% dilarutkan dengan 10ml aquadest, lalu berikan larutan tersebut perlahan secara IV selama 20 menit -



Dosis awal sudah dilakukan melalui IV



11. Melakukan dosis rumatan 6 g MgSO4 dengan cara 15ml larutan MgSO4 40% dilarutkan dalam 500ml larutan ringer laktat/ringer asetat, lalu berikan secara IV dengan kecepatan 28 tetes/menit selama 6 jam -



Dosis rumatan sudah dilakukan



12. Menganjurkan ibu untuk miring kiri atau miring kanan supaya ibu tidak sesak -



Ibu mengerti dan tidur miring ke kiri



13. Menganjurkan ibu untuk mengurangi makanan yang berlemak seperti gorengan, jeroan, dan makan makanan yang rendah garam -



Ibu mengerti dan akan melakukannya



14. Menganjurkan keluarga pasien untuk persiapan melakukan rujukan yaitu dengan melakukan BAKSOKUDA yang terdiri bidan, alat, keluarga, surat, obat, kendaraan, uang, dan darah -



Ibu dan keluarga mengerti dan akan mengikuti anjuran bidan



15. Membuat surat pengantar rujukan -



Surat rujukan sudah dibuat



16. Mengantarkan pasien dan keluarga pasien ke rumah sakit beserta dengan surat rujukan -



Pasien dan keluarga sudah diantar



24



BAB IV PENUTUP



4.1



Simpulan Preeklampsia adalah hipertensi pada usia kehamilan 20 minggu atau setelah



persalinan dengan tekanan darah ≥ 140/90 mmHg yang di lakukan pengukuran 2 kali selang 4 jam di sertai dengan proteinuria 300 mg protein dalam urin selama 24 jam. Untuk mendeteksi preeklampsia dapat dilihat dari gambaran klinik, dimulai dengan kenaikan berat badan diikuti edema kaki atau tangan, kenaikan tekanan darah, dan proteinuria. Faktor predisposisi preeklampsia dan eklampsia adalah nullipara, usia ibu kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun, status ekonomi kurang, kehamilan kembar, diabetes mellitus, hipertensi kronis dan penyakit ginjal sebelumnya. 4.2



Saran Semoga tulisan ini dapat memberikan pengetahuan dan sajian informasi kepada



pembaca tentang preeklampsia pada ibu hamil.



25



DAFTAR PUSTAKA Ekasari, T., & Natalia, M. S. (2019). Deteksi Dini Preeklampsi Dengan Antenatal Care . Sulawesi: Yayasan Ahmar Cendekia.



Triani, Nurmahalina. 2018. “Analisis Penatalaksanaan Asuhan Kebidanan Pada Ny I G8p7A0 Dengan Obesitas dan Preeklampsia Berat di Puskesmas Kutawaluya Kab.Karawang” Tugas Akhir Program Studi Kebidanan Poltekkes Kemenkes RI Deviani, Nurizka. 2017. “Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Kebidanan Pada Ny. S Dengan Preeklampsi Berat dan Bayi Baru Lahir Dengan Asfiksia Sedang di RSUD Karawang Tahun 2017” Tugas Akhir Program Studi Kebidanan Poltekkes Kemenkes RI Giovanna, dkk. 2017. “Karakteristik Ibu Hamil Dengan Preeklampsia di RSUD Prof Dr. R. D. Kandou Manado”. Jurnal Kedokteran Klinik vol. 1 no 3 2017 Situmorang, Tigor, dkk. 2016. “Faktor-faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Preeklampsia Pada Ibu Hamil di Poli KIA RSU Anutapura Palu”. Jurnal Kesehatan vol. 2 No 1 2016 Desy, Imung. 2018. “Hubungan Usia Ibu Hamil Dengan Kejadian Preeklampsia di RSUD Dr. Soehadi Prijonegoro Sragen” Publikasi Ilmiah Program Studi Keperawatan Universitas Muhammadiyah Surakarta



26